Anda di halaman 1dari 35

METODA PELAKSANAAN

KATA PENGANTAR

Dalam penyusunan Metode Pelaksanaan Pembangunan mencakup seluruh pekerjaan yang akan
dikerjakan selama proses Pembangunan Gedung Serbaguna Kecamatan Saguling Kabupaten
Bandung Barat yang telah kami tuangkan dalam metoda pelaksanaan.

Bandung, Oktober 2018

i
METODA PELAKSANAAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkup Pembahasan dari Metoda Pelaksanaan ini Terdiri dari: ...................................... 3
2.1.1 Pemahaman Pekerjaan .................................................................................................... 3
A. Pendahuluan ....................................................................................................................... 3
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................ 3
C. Informasi Umum: ............................................................................................................... 3
D. Lingkup pekerjaan: ............................................................................................................. 4
2.1.2 Pemahaman Terhadap Spesifikasi Teknis ...................................................................... 4
A. Pendekatan Terhadap Pelaksanaan Pekerjaan .................................................................... 4
B. Standar dan Peraturan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan yang Akan Digunakan: ................. 5
2.1.3 Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ........................................................................................ 6
A. Flow Chart Urutan Kerja .................................................................................................... 6
B. Pekerjaan Persiapan: .......................................................................................................... 7
C. Penyediaan Sarana Listrik Kerja Dan Air Kerja: ............................................................... 7
D. Perlindungan Area Kerja: ................................................................................................... 7
E. Cara Kerja Terhadap Waktu yang Tersedia ....................................................................... 7
2.1.4 Pemahaman Teknis Pekerjaan: ....................................................................................... 8
A. Pekerjaan Persiapan............................................................................................................ 8
B. Pekerjaan Galian dan Urugan ............................................................................................. 9
C. Pekerjaan Pondasi ............................................................................................................ 11
D. Pekerjaan Beton................................................................................................................ 13
E. Pekerjaan Rangka Struktur Baja Wf ................................................................................ 15

ii
METODA PELAKSANAAN

F. Pekerjaan Pasangan .......................................................................................................... 16


G. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Alluminium.............................................................. 16
H. Pekerjaan Pemasangan Plafond dan Partisi ...................................................................... 19
I. Metode Pekerjaan Pemasangan Lantai ............................................................................. 23
J. Pekerjaan Atap ................................................................................................................. 24
K. Pekerjaan Pengecatan ....................................................................................................... 25
L. Pekerjaan Elektrikal ......................................................................................................... 27
M. Pekerjaan Mekanikal ........................................................................................................ 27
N. Manajemen Mutu ............................................................................................................. 28

iii
METODA PELAKSANAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode kerja pada proyek pembangunan memegang peranan yang sangat penting. Setelah
melalui tahap perencanaan dan semua ide sudah dituangkan dalam gambar kerja kemudian
dapat ditentukan metode kerja yang tepat. Metode kerja yang tepat akan menghasilkan
kinerja proyek pembangunan yang optimal. Salah satu pekerjaan yang pertama dilakukan
dalam pembangunan suatu konstruksi adalah pekerjaan pondasi sampai finishing. Kecepatan
dalam pekerjaan pondasi sangat mempengaruhi pekerjaan struktur-struktur di atasnya,
kecepatan tersebut seringkali dipengaruhi oleh metode kerja yang digunakan. Metode kerja
yang dipilih nantinya akan mempengaruhi waktu dan biaya dari pekerjaan suatu proyek
konstruksi. Dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi ada banyak alternatif metode kerja yang
dapat digunakan. Penggunaan antara metode satu dan yang lainnya akan menghasilkan
efisiensi waktu dan biaya yang berbeda pula. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan
metode kerja, salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu biaya yang minim, waktu yang
lebih singkat, metode kerja yang mudah diterapkan, area dan kondisi proyek, ketersediaan
alat kerja, dan resiko dari penggunaan suatu metode kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Mengacu pada latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1. Berapa waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan Pembangunan
Pembangunan Gedung Serbaguna Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat?
2. Berapa waktu normal yang seharusnya dibutuhkan untuk melakukan Pekerjaan
pembangunan Gedung Serbaguna Saguling?
3. Berapa produktivitas untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan Gedung Serbaguna
Saguling?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari pembangunan yang dilakukan adalah:
1. Pengamatan dilakukan di Proyek Pembangunan Pembangunan Gedung Serbaguna
Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat.
1
METODA PELAKSANAAN

2. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode time study.


3. Produktivitas berdasarkan waktu dan biaya yang dibutuhkan metode tersebut.

2
METODA PELAKSANAAN

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkup Pembahasan dari Metoda Pelaksanaan ini Terdiri dari:


2.1.1 Pemahaman Pekerjaan
A. Pendahuluan
Metoda Pelaksanaan ini dibuat bertujuan dan merupakan upaya kontraktor untuk
memahami dan mengerti terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan melalui
pemahaman seperti RKS, RAB, Spesifikasi Teknis, Gambar Pelaksanan, Waktu
Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan, Managemen Proyek, Administrasi, Ruang
lingkup pekerjaan, perlakuan dan tata cara kerja.
Diharapkan dengan adanya Metoda Pelaksanaan ini, kontraktor pelaksan dapat
mengetahui dan paham dari permasalahan yang akan timbul pada saat pelaksanaan
yang menyangkut Teknis maupun Non Teknis dilapangan.
Sehingga dalam pelaksanaannya nanti penanganan pekerjaan akan tepat waktu
dan tepat biaya serta manajemen pekerjaan baik dan pada akhirnya dapat diterima
dengan baik oleh Pemberi Tugas.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penjelasan metoda ini adalah guna memenuhi salah satu
persyaratan penawaran dengan tujuan agar kontraktor dapat memberikan
gambaran kemampuan kinerja team pelaksanaanya dalam rangka menangani
pekerjaan yang bersangkutan.

A. PELAKSANAAN PEKERJAAN
B. TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
C. MANAJEMEN MUTU
D. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

C. Informasi Umum:
Nama Pekerjaan : Tersedianya Gedung Serbaguna/ Aula Kantor di
Kantor Kecamatan (Desa Cipangeran) Saguling

3
METODA PELAKSANAAN

D. Lingkup pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Galian dan Urugan
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Rangka Struktur Baja WF
6. Pekerjaan Pasangan
7. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Alluminium
8. Pekerjaan Gantungan dan Pengunci
9. Pekerjaan Plafond dan Partisi
10. Pekerjaan Lantai
11. Pekerjaan Atap
12. Pekerjaan Pengecatan
13. Pekerjaan Elektrikal
14. Pekerjaan Mekanikal

2.1.2 Pemahaman Terhadap Spesifikasi Teknis


Kami akan konsisten mengikuti Spesifikasi Teknis/Barang sepanjang tidak ditentukan
dan keputusan lain, maka kesesuaian spesifikasi teknis pekerjaan mengikuti apa saja
yang telah di cantumkan dalam Bill of Quantity (BQ), Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) serta yang menjadi dasar acuan dalam penentuan spesifikasi teknis
dalam pelaksanaan pekerjaan.

A. Pendekatan Terhadap Pelaksanaan Pekerjaan


a. Kontrak dan SPK
b. Gambar Rencana yang telah disyahkan oleh Pemberi Tugas
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk RAB
d. Gambar & Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
e. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (tentative time schedule) yang telah
mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
f. Keputusan Direksi Lapangan.
g. Gambar Kerja yang telah disyahkan/mendapat persetujuan (Shop Drawing).

4
METODA PELAKSANAAN

h. Buku Harian yang berisi perintah kerja, peringatan dan komentar dari
Direksi Lapangan.

B. Standar dan Peraturan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan yang Akan


Digunakan:
1. Persyaratan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI
1982) NI-3
2. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI – 18)
3. Standar Pasir untuk adukan, plesteran (PBI-1971/NI-2) dan untuk beton
(PBI-1971/NI-3)
4. Peraturan Keramik Indonesia : NI-19 dan PUBI 1982
5. Standar Batu Bata (NI – 10)
6. Standar Industri Indonesia (SII)
7. Standar Nasional Indonesia (SNI)
8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI.2 (PBI-1971)
9. Peraturan Kontruksi Kayu NI.5 (PKKI – 1987)
10. Peraturan-peraturan lainnya dan peraturan-peraturan daerah setempat
yang berlaku.

5
METODA PELAKSANAAN

2.1.3 Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


A. Flow Chart Urutan Kerja

Organisasi Proyek / Stafting


Manajemen Proyek Perusahaan

PEMBERI TUGAS
Instruksi Kerja /SPK OWNER

PEKERJAAN PERSIAPAN
- Proteksi area kerja PENGAWASAN / MK
- Mobilisasi Peralatan % Tenaga Kerja
- Direksi Keet & Gudang
- Komunikasi & Koordinasi
- Keamanan Proyek
- Shop Drawing
- Sarana Air & Listrik Kerja
- Stok Area bekas bongkaran

SHOP DRAWING

PELAKSANA PEKERJAAN
- Pekerjaan Interior
- Pekerjaan Exterior
- Pekerjaan Kelengkapan

AS BUILT DRAWING

PENYERAHAN PEKERJAAN KE I
(PHO)

MASA PEMELIHARAAN PENYERAHAN PEKERJAAN KE II


(PHO)

6
METODA PELAKSANAAN

B. Pekerjaan Persiapan:

Mobilisasi peralatan, tenaga kerja hal yang lain seperti pengadaan sarana air kerja
dan listrik kerja dan gudang bahan tentunya bagian penting yang harus dipenuhi
untuk mendukung kelancaran pekerjaan. Direksi keet mutlak harus disiapkan
guna mendukung segala aktivitas kegiatan teknis, dan non teknis para staf
lapangan untuk melakukan koordinasi baik secara internal maupun internal
dengan pihak lain seperti konsultan pengawas maupun owner.

C. Penyediaan Sarana Listrik Kerja Dan Air Kerja:


Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan wajib dalam pelaksanaan
pekerjaan ini seperti mesin-mesin kerja, untuk penerangan, kerja lembur,
peralatan kantor lapangan dll. Kalau memungkinkan listrik kerja bisa dengan
menyambung dari daya yang ada di gedung terdekat. Akan tetapi apabila tidak
ada kami tetap akan mempersiapkan mesin Generator Listrik.
Begitu juga dengan air kerja merupakan kebutuhan kerja untuk segala hal
pekerjaan yang membutuhkan air diantaranya dalam pembuatan adukan,
penambahan air untuk pengecatan dinding ataupun plafond dan lain-lain.

D. Perlindungan Area Kerja:


Selama kegiatan berlangsung, yang harus diperhatikan dan perlu diantisipasi
dalam pelaksanaan renovasi/perbaikan aula ini adalah proteksi terhadap
lingkungan lokasi proyek.

E. Cara Kerja Terhadap Waktu yang Tersedia


Penyusunan Rencana kerja akan disiapkan begitu diputuskan sebagai pelaksana
pekerjaan ini. Pertama-tama yang harus kami siapkan adalah menyiapkan tata
cara pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Galian dan Urugan
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Rangka Struktur Baja WF

7
METODA PELAKSANAAN

6. Pekerjaan Pasangan
7. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Alluminium
8. Pekerjaan Gantungan dan Pengunci
9. Pekerjaan Plafond dan Partisi
10. Pekerjaan Lantai
11. Pekerjaan Atap
12. Pekerjaan Pengecatan
13. Pekerjaan Elektrikal
14. Pekerjaan Mekanikal

Pekerjaan Plafond Setelah rencana tata cara kerja ditetapkan, maka di buatlah
rencana jadwal pelaksanaan secara keseluruhan dan jadwal pelaksanaan per tahap
dan per jenis pekerjaan yang mengacu kepada waktu yang tersedia, yaitu 180
(seratus delapan puluh) hari kalender.
Untuk membuat rencana kerja tersebut maka perlu diindetifikasikan berbagai hal
yang dapat mendukung dan tidak mendukung (kendala) baik teknis maupun non
teknis dalam penyelesaian pekerjaan.
Dalam 1 grup kerja untuk pekerjaan fisik secara langsung terdiri dari tenaga
kerja: penanggung jawab pelaksana, mandor, kepala tukang, pekerja, tukang
batu, tukang kayu, tukang besi, ahli kusen, tukang cat dan operator alat. Tenaga
kerja ini disesuaikan dengan jenis/item pekerjaan yang ada pada proyek ini.

2.1.4 Pemahaman Teknis Pekerjaan:


A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan Papan Nama Proyek
 Pengukuran dan Pemasangan Blowplank
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Persiapan ini adalah pekerjaan yang biasa
dilakukan sebelum pelaksanaan dimulai.

Untuk itu kami akan uraikan sebagai berikut:


 Pengukuran dan Pemasangan Blowplank

8
METODA PELAKSANAAN

Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank ini merupakan


indentifikasi lokasi Pagar yang akan dibangun dengan melakukan
pemasangan Bowplank dan pengukuran As secara detail, akurat, siku,
lurus dan waterpass. Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi
kondisi eksisting, dengan Referensi gambar rencana desain. Dimensi
elevasi yang tertera dalam gambar dituangkan dilapangan, dengan
menggunakan alat ukur. Selanjutnya semua data pengukuran dicatat dan
hasil pengukuran ditandai dengan membuat patok bouwplank. Semua
tanda pengukuran harus dibuat jelas dan dijaga jangan sampai berubah.
Pengukuran dilakukan menggunakan alat Digital Theodolite. Pengukuran
mencakup leveling, elevasi, dan plumber.
Selanjutnya hasil pengukuran dilakukan pekerjaan Rekayasa Lapangan
untuk memastikan kondisi eksisting dengan rencana pelaksanaan.
Rekayasa dibuat oleh Manager Proyek (Civil Engineer), Pelaksana
Lapangan, dibantu oleh Surveyor/Draftmen. Hasil Rekayasa Lapangan
akan didiskusikan dengan pihak Konsultan Supervisi dan disetujui oleh
Employer. Hasil rekayasa lapangan akan dituangkan dalam suatu gambar
pelaksanaan (as build drawing) secara detail yang menjadi acuan bagi
kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi dilapangan.
Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan pada jarak
sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua
bagian vertikal yang dipasak serta bagian horizontal berupa papan kurang
lebih 1.5 m yang dipaku pada bagian atas kedua tiang vertikal dengan
tinggi antara 50-80 cm. Posisi sudut bangunan bagian luar ditandai dengan
menggunakan benang/tali panjang, bagian ujungnya kemudian ditandai
dengan menggunakan pakuyang ditanam pada bagian atas papan
horizontal. Benang/tali kemudiandiikatkan pada paku tersebut dan
dihubungkan ke sudut bangunan lainnya.

B. Pekerjaan Galian dan Urugan


1. Galian Tanah eksisting (dibuang diluar site) atau dengan alat berat)
2. Pek. Galian Pondasi strous file dan filecap
3. Pek. Galian tanah sloof 300 x 200

9
METODA PELAKSANAAN

4. Urugan Pasir, Sirtu dan tanah


5. Galian Pondasi Batu belah
6. Urugan Tanah kembali
Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan
digital waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang
berbeda, untuk menjaga agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi
permukaan pondasi yang muncul diatas tanah, sedangkan kedalaman
pondasi digali sesuai dengan petunjuk gambar.
Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat
diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak
sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi baik dan mengakibatkan
runtuhnya dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya,
bebas dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum
pondasi jadi, keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-
kotoran lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam
garis tapak, yang akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di
sekeliling lubang pondasi dan dibawah lantai.
7. Urugan tanah kembali
Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper
kapasitas 0.5-1 ton. Elevasi atau ketinggian timbunan harus menjadi
perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil pengukuran
menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan yang digunakan
harus berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi, setelah dilakukan
inspeksi lapangan.
8. Urugan pasir bawah pondasi plat (tb. 5 cm)
9. Urugan pasir bawah pondasi batu kali (tb. 5 cm)
10. Urugan pasir bawah sloof 300 x 200
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper
serta disarami air. Pasir yang digunakan harus bersih dari kotoran sampah
dll.

10
METODA PELAKSANAAN

11. Urugan tanah peninggian lantai (tb. 20 cm)


12. Urugan pasir bawah lantai (tb. 5 cm)
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper
serta disarami air. Pasir yang digunakan harus bersih dari kotoran sampah dll

C. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi mengacu pada rencana pembentukan baik kedalaman serta
dimensi konstruksi, apabila terdapat genangan air sebelum pemasangan pondasi,
maka air tersebut akan dibuang terlebih dahulu dengan bantuan pompa air/alat
bantu lainnya. Galian tanah untuk pondasi Menerus dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana kerja ( bestek ) dan sebelumnya membuat gambar kerja ( shop
drawing ) selanjutnya meminta persetujuan dari direksi. Pekerjaan pembuatan
pondasi dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari direksi.Tanah bekas
galian dapat dipakai kembali sebagai urugan dalam peninggian feil bangunan,
perataan dan isian jika menurut pengawas / direksi bahwa tanah tersebut dapat
digunakan sebagai bahan urugan. Urugan tersebut masih baik dan layak
digunakan, bebas dari kotoran dan tidak mempengaruhi terhadap konstruksi
bangunan yang ada.Galian tanah yang tidak terpakai akan segera dikeluarkan dari
lokasi proyek dan akan menjadi tanggung jawab kami.

1. Pekerjaan Lantai Kerja Pondasi


Lantai Kerja di laksanakan sebelum Pondasi telapak di laksanakan. Lantai
kerja ini berfungsi sebagai dudukan pondasi telapak. Lantai kerja ini
merupakan campuran antara pasir, semen dan kerikil yang komposisinya
terdiri dari satu zak semen berbanding Tiga Batu split dan berbanding 5 Pasir
Beton di campur dengan air secukupnya.

2. Pekerjaan Pondasi Beton Telapak


Pondasi Beton Telapak disebut juga Pondasi Beton Setempat, dimana
Pondasi ini merupakan rangkaian besi – besi yang di gabungkan menjadi
bentuk tertentu dan di cor dengan beton. Bentuk dari pondasi ini di sesuai

11
METODA PELAKSANAAN

dengan gambar kerja yang ada pada gambar kerja. Pondasi ini di tempatkan
dan sebagai dudukan kolom – kolom utama.

3. Pek. Kolom Stump Beton


Kolom Stump Beton merupakan kolom yang menghubungkan antara pondasi
beton telapak dengan kolom struktur dimana pada kolom ini pembesiannya di
ikat pada pondasi beton telapak dan di cor dengan beton. Bentuk dan ukuran
harus sesuai dengan gambar kerja yang telah di tentukan.

4. Pekerjaan Pondasi batu kali trap tangga


a. Pekerjaan Pondasi Batu Belah Urutan Kerja :
- Penyiapan bahan dan alat kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
beton cyclope.
- Pengeringan lubang galian dari genangan air.
- Urugan pasir urug.
- Pemasangan batu kosong/aanstamping.
- Pemasukkan adukan dan panataan batu batu pasangan pondasi hingga
elevasi yang terdapat pada gambar/bowplang yang telah diset terlebih
dahulu.
b. Kebutuhan Bahan dan Peralatan:
- Bahan yang dibutuhkan : Pasir Urug, Pasir Pasang, semen portland,
air, kayu/multiplek dll.
- Peralatan : drum air, alat pertukangan, takaran adukan dll.
c. Kebutuhan tenaga kerja:
- Pekerja yang diperlukan : Pekerja, Tukang batu, Tukang kayu,
Mandor.
5. Pekerjaan Sloof Beton
Sloof Beton adalah rangkaian besi yang di cor dengan beton yang
menghubungkan antar kolom. Sloof selain penguat Kolom – Kolom juga
merupakan tempat dudukan pasangan Bata Merah, Dimana susunan Bata
yang merupakan dinding di tempatkan di atas slooof. Sehingga sloof ini
selain penguat dari kolom – kolom juga merupakan perkuatan dari susunan
bata yang menjadi dinding. Penyekat dari setiap fungsi bangunan. Untuk

12
METODA PELAKSANAAN

membuat sloof harus di buat acuan, acuan ini digunankan untuk mendukung
terlaksananya pengerjaan adonan beton yang dicorkan pada Sloof.

D. Pekerjaan Beton
1. Metode Pekerjaan Beton
 Pondasi Beton Bertulang
a. Material
 Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung
bahan organis, Lumpur dan sejenisnya. Koral yang digunakan
mempunyai gradisi 2-3 cm dan dapat memenuhi persyaratan SK
SNI-1991.
 Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat
kimia yang merusak beton.
 Tulangan besi beton dipakai adalah baja mutu fc’= 240 Mpa (U-
24)
 Semen yang digunakan senagai bahan beton adalah Portland
Cement (PC)

b. Besi Tulangan
 Besi tulangan yang dipakai adalah baja mutu fc’= 240 Mpa (U-24)
dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 yakni dengan
penggambaran diberi notasi
 Besi tulangan harus bersih dari karat, lapisan minyak dan bahan
lainnya yang dapat mengurangi daya lekat beton.
 Sebelum pengecoran rangkaian tulangan harus sudah dilengkapi
dengan beton decking, yang jumlah, penempatan, mutunya harus
disetujui direksi.
 Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan, pembengkokan,
pemasangan tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi PBI
1971.

13
METODA PELAKSANAAN

c. Bekisting
 Bahan bekisting diapakai kayu terentang/kelas II (Meranti) yang
cukup kering dan keras serta untuk penggunaannya harus
menggunakan persetujuan direksi.
 Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk
menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah
bentuk.
 Kerapian dan ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan
agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang-bidang yang
rata.
 Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran
air tidak merembes keluar.
 Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari
kotoran.

d. Adukan
 Adukan beton bertulang harus dilaksanakan pada kolom-kolom
sloof, ringbalk, dan segala sesuatu yang masuk pekerjaan beton
bertulang.
 Adukan beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
digunakan untuk beton tidak bertulang seperti rabat keliling
bangunan (tebal 7 cm), neut dibawahkusen dan lainnya.

e. Pelaksanaan Pekerjaan
 Penyetelan dan pemasangan besi tulangan. Semua tulangan harus
dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan
bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan
harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran
yang ditentukan.
 Pengecoran :
i. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek
terhadap kelurusan, baik arah vertical maupun horizontal

14
METODA PELAKSANAAN

ii. Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan


bamboo bulat dan diselingi pengetukan bekisting secara
perlahan-lahan.
iii. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat
adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
iv. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton
mengalami periode pengerasan sesuai dengan SK-SNI t-15-
1991/seijin Direksi.
v. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus
dibongkar dan diperbaiaki atas biaya pemborong. Sebelum
pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus bebas
dari segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air
sampai merata.

E. Pekerjaan Rangka Struktur Baja Wf


Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja, harus dikerjakan dengan teliti dan
akurat. Berikut inimerupakan acuan standar kerja kami yang dalam pekerjaan
struktur baja :Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, seperti
pelat-pelat, profil, baut, angkur-angkur dan las.Semua pekerjaan pembuatan
bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungan-sambunganpengelasan, seperti
las sudut maupun penuh.Semua pekerjaan pemasangan dan penyesuaian
konstruksi baja seperti pemasangan semua elemen-elemen rangka baja dan
pengecatan.Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting.Penyiapan
gambar shop drawing sebagai acuan kerja. Anda dapat menggunakan jasa desain
struktur 3D.Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan struktur baja :
 Pemahaman gambar kerja.Konsep pemahaman gambar-gambar baja /
gambar pelaksanaan sebelum masuk bengkel. Dalamgambar detail baja
untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti misalnya
padakelekan kuda-kuda portal sebaiknya di pakai standarisasi ukuran
yang dipakai, jadi tidakmenggunakan skala.
 Pola pengukuran.Pola (maal) dan peralatan-peralatan lain yang di
butuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaanharus di sediakan pada saat

15
METODA PELAKSANAAN

pabrikasi. Semua pengukuran harus di lakukan dengan menggunakanpita-


pita baja yang telah di sepakati.
 Pelurusan.Sebelum melakukan pekerjaan lain yang dilakukan pada pelat,
maka semua pelat harus diperiksakeratanya, semua batang-batang di
periksa kelurusanya, harus bebas dari puntiran dan bila perluharus di
perbaiki sehingga bila pelat-pelat di susun akan terlihat rapat
keseluruhanya.

F. Pekerjaan Pasangan
1. Bata merah yang digunakan adalah bata merah berkualitas baik yang
mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya harus datar,
ukuran seragam dan merata, bebas dari cacat, retak, didatangkan sesuai
contoh yang telah disetujui, demikian juga material lainnya seperti pasir
pasang.
2. Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap, setiap tahap tidak lebih dari
24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor beton praktis, dinding yang
luasnya lebih dari 12 m2 dipasang penguat kolom dan balok praktis dengan
ukuran sesuai dengan ketebalan dinding yang dipasang (12 x 12 cm), pada
bagian-bagian tertentu dipasanga kosen-kosen sesuai dengan type dan
posisinya masing-masing.
3. Bata merah yang akan dipasang direndam terlebih dahulu sampai jenuh, saat
spesi pasangan belum kering betul, nad-nad atau spesi antara bata satu
dengan bata lainnya dikerok sedalam 1 cm untuk kuatnya plesteran secara
baik.
4. Pada ketinggian 20 cm di atas rencana peil lantai untuk seluruh ruangan, dan
setinggi 150 cm dari peil lantai rencana, pasangan dinding bata dengan
menggunakan spesi kedap air (composisi campuran sesuai dengan
spesifikasi).

G. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Alluminium


1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium
Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah
bangunan. Pada proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang

16
METODA PELAKSANAAN

banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode


pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen
dan jendela, adalah sebagai berikut :
2. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen
dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium
frame, hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter,
dll.

3. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau
belum.

17
METODA PELAKSANAAN

4. Fabrikasi kusen alumunium


 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk
memudahkan apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.
5. Pemasangan kusen alumunium dan frame
 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan
siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan
dengan di screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan
kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting.
Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga
lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan
dinding di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame
untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada
kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar
aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan
alumunium dan daunnya.

18
METODA PELAKSANAAN

6. Proteksi

Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi
pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.

7. Pekerjaan gantungan dan pengunci

Terdiri dari:

 Pemasangan door stop


 Pemasangan Kunci Pintu
 Pemasangan engsel Pintu

H. Pekerjaan Pemasangan Plafond dan Partisi


a. Pekerjaan Rangka Plafond Hoow
1. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan plafond pada lantai dasar yang terdiri
atas pemasangan rangka plafond dan pemasangan gypsum board tebal 9 mm
sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja

19
METODA PELAKSANAAN

2. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum
Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum
Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan.

3. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan pengantian rangka plafond yang rusak
Pekerjaan pasang plafond yang pertama dilakukan pasang penggantung
rangka (tie rod) dengan menggunan paku terbak pada posisi plat lantai
maupun balok.
Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond
yang tidak gelombang.
Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond , lakukan juga pengecekan
kedataran posisi rangka dengan waterpass.
Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan
screew # 1/8 dan bor sekrup.
Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound untuk menutupi sambungan
antar gypsum dengan paper tape untuk menghindari keretakan dan titik-titik
sekrup.
b. Pekerjaan Penutup Plafond GRC
Andaikan bidang yang harus dipasangi GRC panjang atau lebar, akan terbentuk
sambungan atau nat. Ini karena pabrik tidak bisa sekaligus mencetak GRC dalam
ukuran yang sangat besar atau sangat panjang. Sambungan ini biasanya disatukan
dengan sealent. Sealaent yang digunakan di sini harus yang khusus agar ketika
GRC dicat, cat pada nat tidak terkelupas.
Boleh dibilang GRC ini merupakan bahan bangunan yang bebas perawatan.
Bahan ini bisa disamakan dengan beton dalam soal keawetan dan daya tahannya
terhadap cuaca. Karena alasan inilah GRC sering digunakan sebagai ornamen
pada bagian luar gedung. GRC bahkan bisa tahan 25 sampai 30 tahun.

20
METODA PELAKSANAAN

Bahan ini sudah lebih dari 20 tahun dikenalkan ke Indonesia, namun sampai saat
ini penggunaannya belum terlalu meluas. mungkin harga yang relatif mahal
membuat bahan ini lebih banyak digunakan di gendung-gedung bertingkat,
bangunan umum, dan rumah-rumah mewah.

Lingkup Pekerjaan dan Urutan kerja


1. Tahap Pembuatan Gambar Kerja,
Tahap pembuatan gambar kerja ini akan menyangkut, terutama pihak
konsultan perencana atau pihak lain yang berhak memutuskan segala sesuatu
yang berkaitan dengan desain komponen GRC.
2. Pembuatan Model, (Replika barang jadi)
Pembuatan Model Jadi mengacu pada gambar kerja yang disetujui, sedang
bahan tergantung dari jumlah maupun jenis komponen barang jadi yang harus
dicetak
Minimal 16 jam setelah dicetak, benda GRC baru boleh dilepaskan dari
cetakan untuk selanjutnya masuk ruang pematangan.
Benda GRC harus dimatangkan paling tidak selama 3-4 hari, untuk
menghindari timbulnya retak rambut.
3. Penyelesaian akhir (finishing)
Penyelesaian akhir dilakukan untuk menghilangkan bagian-bagian pada benda
GRC yang merupakan kelebihan berupa tonjolan-tonjolan saat dicetak,
meratakan tepi atau sisi pinggir benda, mengisi lobang-lobang kecil dan
menghaluskan permukaan
Pengiriman kelapangan
Pengiriman ke lapangan sebaiknya dilakukan setelah benda mencapai umur 14
(empat belas) hari sejak dicetak, dan setiap benda GRC yang berbeda diberi
tanda atau kode tersendiri. Penyimpanan di lapangan memperhatikan agar
komponen GRC tidak rusak atau kotor sampai saat dipasang (cara
menaruh,menyandarkan pada tumpuan, menjauhkan dari percikan lumpur di
musim hujan dsb).

21
METODA PELAKSANAAN

Sifat Produk
1. Umum
Komponen GRC yang dibuat /dipasang harus memenuhi syarat-syarat seperti
apa yang tercantum dibawah ini.
2. Perhitungan Beban
Dalam perhitungan desain harus dipertimbangkan :
 Beban angin
 Beban karena adanya kerangka jendela atan lainnya
 Beban karena komponen GRC itu sendiri.
 Tegangan yang diakibatkan oleh perbedaan suhu dan kelembaban.
3. Kemungkinan Gerak.
Sistim pemasangan komponen GRC harus memperhitungkan kemungkinan
gerakan karena perbedaan suhu kelembaban.
4. Bentuk Luar/Profil
Bentuk luar akhir dari komponen GRC yang dibuat tidak: boleh menyimpang
dari Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Perencana /Pemberi Tugas.
5. Finish
Finish atas penyelesaian akhir pemukaan harus disetujui bersama. Begitu pula
menyangkut tekstur permukaan, wama dan penampilan secara umum.
6. Penyerapan Air
Pada permukaan komponen GRC tidak timbul rembesan air yang bisa
mengakibatkan permukaan dalam menjadi basah.
7. Sifat Terhadap Api
8. Ketahanan Kimiawi
9. Konduktivitas Thermis
10. Kedap Air
Dalam keadaan sudah selesai terpasang, maka sambungan antara komponen
GRC dengan bahan sealant harus kedap air.
11. Defleksi
Tidak boleh melebihi defleksi maksimum yang diperkenankan

22
METODA PELAKSANAAN

I. Metode Pekerjaan Pemasangan Lantai


Sebelum melaksanakan perkerjaan ini CV. DAHLIA akan memberikan contoh
Keramik Lantai ukuran 40 x 40 cm, dan 30 x 30 , dan untuk keramik dinding
kamar mandi 20 x 25 cm terlebih dahulu kepada Pejabat Pembuat Komitmen
untuk disetujui, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi miscomunikasi.
Setelah contoh disetujui, maka pekerjaan lantai siap untuk dikerjakan
Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Keramik

Pemahaman dan Persiapan


Konfirmasi desain material

Persiapan waktu kerja Persetujuan Pengguna


Untuk pelaksanaan material

Penandaan

Persetujua
n
Saud Bedding

Persiapan Concrete

Paparan keramik

Konkrit Spread

Aspek penting dalam pekerjaan Lantai Keramik:


 Sebelum pemapar keramik harus direndam dengan air dan dikelantang, untuk
dry keramik kami akan menggunakan pemaparan dengan metoda kering

23
METODA PELAKSANAAN

 Pemaparan keramik akan kami laksanakan sesuai dengan shop drawing


 Alat potong yang akan kami gunakan adalah alat potong khusus sesuai
referensi
 Setelah 24 jam pemaparan, hindarkan dari pressing atau benturan

Metoda Kerja :
 Sebelum pemasangan keramik harus dikerjakan terlebih dahulu struktur bawah
lantai antara lain urugan pasir bawah lantai sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
 Dalam mengerjakan lantai suatu hal yang penting diperhatikan adalah
peil/elevasi permukaan lantai, yang biasanya ditentukan sebagai elevasi 0,00.
 Setelah diketahui peil/elevasi muka lantai, dilanjutkan dengan pemasangan
benang sebagai bantuan untuk pemasangan keramik. Dengan menggunakan
benang ini kita menentukan posisi sikunya pasangan keramik terhadap dinding
suatu ruang. Dan dengan bantuan benang ini juga ditentukan titik awal
pemasangan keramik yang diambil dari as pintu utama depan
 Pemasangan keramik lantai menggunakan spesi campuran sesuai spesifikasi
yang disyaratkan dengan ketebalan spesi 2 cm sampai dengan 3 cm. Spesi
dibawah keramik harus benar-benar padat sehingga tidak menimbulkan rongga
yang berakibat mudah rusaknya pasangan keramik dikemudian hari.

J. Pekerjaan Atap
 Pekerjaan Kuda-kuda Pipa bulat 2.5 t = 3.6
 Pekerjaan Gording cnp 125 x 50 x 20.2.3
 Pekerjaan Breacing 12
 Treatang
 Pekerjaan peredam suara buble alluminium foil + ram kawat
 Pekerjaan Penutup atap Zincalume
 Pekerjaan Penutup Polycarbonat

24
METODA PELAKSANAAN

K. Pekerjaan Pengecatan
1. Pekerjaan pengecatan

Aspek penting dalam pekerjaan Pengecatan :


 Pour painting bagian luar dengan jenis yang sesuai dengan iklim tropis
 Ketahanan terhadap hujan, debu, panas, dan lain-lain
 Mock up harus diselesaikan sebelum exercise dimulai
 Pengawasan terhadap pembersihan area yang berdebu, berminyak, atau
perbedaan stain
Alat :
 Kuas 4”
 Roll cat
 Baki cat
 Kepi
Bahan :
 Kertas gosok
 Plamir
 Cat tembok, sesuai spesifikasi yang disyaratkan

25
METODA PELAKSANAAN

2. Metoda Kerja :
 Sebelum kegiatan mengecat dilakukan, maka permukaan dinding harus
dibersihkan/disekrap dari kotoran-kotoran atau benjolan yang menempel
pada dinding, atau sesuai spesifikasi yang disyaratkan
 Dalam pekerjaan pengecatan, tahapan yang harus dilakukan adalah
permukaan tembok/dinding yang akan di cat harus benar-benar sudah rata
dan dimulai dengan melapisi permukaan tembok dengan cat dasar dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Cat dasar berfungsi untuk merekatkan cat baru yang melekat pada dinding
lama atau biasa juga disebut dengan lapisan pengikat top coating.
 Cat dasar juga berfungsi untuk menutup pori-pori atau permukaan pada
tembok yang tidak merata. Biasanya pada proses plamir yang tidak teliti
masih terdapat pori-pori kecil di bagian dinding yang kurang rata. Hal ini
dapat ditangani dengan menggunakan cat dasar
 Cat dasar dapat membantu untuk mencegah masuknya alkali ke dalam
lapisan cat. Kandungan alkali sangat berbahaya, terlebih jika memiliki
kandungan tinggi karena dapat merusak cat dinding rumah terutama pada
dinding yang baru saja di cat. Pengaplikasian cat dasar dapat membantu
untuk menjadi penyekat antara lapisan dinding pada bagian dalam dan
bagian luar sehingga kandungan alkali tidak dapat masuk. Cara ini juga
dilakukan untuk mencegah terjadinya pengapuran.
 Dengan menggunakan cat dasar, Anda dapat menghemat penggunaan cat
akhir untuk pewarnaan tembok. Untuk hasil akhir yang maksimal, tembok
biasanya dilakukan proses pengecatan akhir sebanyak-banyaknya yang
tentu akan meraup banyak cat tembok. Namun jika menggunakan cat dasar
sebelumnya, maka warna cat akhir akan tetap indah dan menarik meskipun
hanya mengaplikasikan cat sebanyak dua lapis. Dengan menggunakan cat
dasar mampu meningkatkan kualitas pengecatan menjadi hasil yang lebih
halus serta menghadirkan warna yang lebih sempurna
 Setelah cat dasar menutup seluruh permukaan tembok dengan merata, maka
tahap selanjutnya adalah pekerjaan pengecatan tahap akhir atau finishing

26
METODA PELAKSANAAN

L. Pekerjaan Elektrikal
 Panel MCB
 Instalasi Titik lampu dan stop kontak
 Saklar tunggal tanam sekualitas Broco
 Saklar seri tanam sekualitas Broco
 Stop Kontak
 Lampu Downlight 25 w
 Lampu TL 2 x 36 w

M. Pekerjaan Mekanikal
 Pas. Kran tembok ½
 Pas. Kloset jongkok
 Pas. Saringan air (floor drain)
 Pas Instalasi air bersih PVC ¾
 Pas Instalasi air bersih PVC ½
 Pas. Instalasi air kotor PVC 3
 Pas. Instalasi air kotor PVC 4
 Sambungan pipa + Accessories
 Pek saluran keliling buis beton
Pekerjaan yang dimaksud adalah pemasangan instalasi perlengkapannya yang
meliputi penyediaan dan pemasangan seluruh instalasi plumbing dan drainase
sesuai gambar rencana (shop drawing ) dan peraturan teknis.

Umum:
1. Air kotor,WC,Urinoir disalurkan ke septictank
2. Air bekas,westafel dan floor drain disalurkan langsung ke saluran luar
3. Air hujan disalurkan ke saluran lingkungan atau saluran kota
4. Jaringan pembuangan air di dalam gedung dilengkapi dengan pipa udara
(vent).
5. Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor masuk ke shaft yang
disediakan,perletakan pipa-pipa disesuaikan dengan kondisi shaft sehingga
memudahkan pemasangan dan perbaikan bila ada perubahan.

27
METODA PELAKSANAAN

6. Pipa – pipa di dalam shaft,harus diberi penguat,support dan access door


untuk maintenance
7. Penggantung pipa harus terpasang kuat pada jaringan instalasi air bersih air
buangan,pipa udara dan pipa talang datar
8. Pipa floor clean out,water closet,floor drain dan perlengkapan sanitair harus
dipasang penggantung yang kuat
Pelaksanaan:
1. Dilantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan yang kuat.
2. Sambungan – sambungan antara pipa PVC diberi solvent cement dari
kwalitas baik yang disetujui oleh pengawas.
3. Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa ABS atau fitting
logam,maka menggunakan sambungan ulir atau flend dengan fitting antara
lain faucet elbow valve socket faufet socket dan lain –lain dan sambungan
tersebut diberi lem khusus.
4. Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi
harus ditutup doop atau plug dengan bahan material yang sama.
5. Pipa – pipa sebelum disambung harus ditest dahulu terhadap kebocoran hal
ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
6. Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam di tanah pada
saat jarak 3 m harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5
krl,pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan
belokan.
7. Pipa tegak (riser ) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar..

N. Manajemen Mutu
A. Penjelasan
Yang diisyaratkan, manajemen dan pengendalian mutu dilakukan dengan
cara pemeriksaan/pengawasan yang teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan maupun terhadap pelaksanaan pekerjaan
itu sendiri.

28
METODA PELAKSANAAN

Pengawasan terhadap pelaksanaan meliputi pula seleksi/penempatan tenaga


kerja, pemilihan peralatan serta pemeliharaan yang teratur maupun
penggunaan perlengkapan lain yang diperlukan.
Bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk proyek ini sebelumnya
diperlihatkan kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Barang-barang pabrikasi dilampiri sertifikat/rekomondasi dan garansi dari
pabrik pembuatnya serta dilakukan pengujian laboratorium jika perlu.
Pengiriman bahan dilokasi proyek dan cara penyimpanannya perlu
dilakukan dengan benar, agar bahan tersebut tidak berubah bentuk ataupun
mengalami penurunan mutu hingga tidak dapat dipergunakan lagi.
Pemeliharaan dan perawatan hasil pekerjaan dilakukan sesuai dengan
ketentuan, sebelum hasil pekerjaan tersebut dinyatakan memenuhi syarat
untuk dipergunakan.
Pengujian terhadap hasil pekerjaan dilakukan pada setiap penyelesaian
suatu pekerjaan untuk mengetahui kualitasnya. Apabila hasilnya tidak
memenuhi syarat, baik secara mutu maupun penampilannya, maka dicari
alternative lain untuk perbaikannya dan dilakukan evaluasi terhadap
penggunaan bahan serta metode kerjanya, dengan demikian hasil pekerjaan
yang akan datang sesuai dengan mutu yang disyaratkan.
Untuk keperluan pengawasan/pengendalian yang telah disebutkan di atas
telah ada penanggungjawabnya masing-masing. Meskipun demikian secara
keseluruhan perlu ditunjuk petugas khusus yang akan menangani masalah
Pengendalian Mutu (Quality Control).

B. Mekanisme Kontrol: Kendali Mutu


Quality Assurance dapat diperoleh melalui system yang tepat yaitu melalui
mekanisme control dan kendali mutu yang disesuaikan dengan karakteristik
dan kondisi proyek. Mekanisme control dilakukan terhadap berbagai aspek
pelaksanaan pekerjaan secara administrative maupun teknis berdasarkan
dokumen kontrak, gambar dan spesifikasi teknis.
Kendali mutu dimulai dengan membuat usulan program kerja, material,
perlengkapan dan peralatan kerja, tenaga kerja, shop drawing, yang
kemudian diajukan kepada tim MK untuk diperiksa dan disetujui.

29
METODA PELAKSANAAN

Kontraktor akan mengajukan Inspection Request untuk setiap kegiatan


kepada tim MK, sebelum pekerjaan tersebut terlaksanakan.
Pembuatan checklist untuk setiap item pekerjaan dimaksud untuk menjamin
rencana kerja sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Selain checklist ini juga
dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang diakibatkan human factor
error terhadap mutu pekerjaan yang telah diselesaikan.

C. Penanganan / Kendali Material


Pengawasan secara berkala akan dilakukan terhadap material yang tiba di
lapangan untuk menjamin agar tidak terjadi kerusakan atau penurunan mutu
material seperti ukuran maupun berat material.Penanganan material meliputi

D. Kendali Peralatan Kerja


Pemeriksaan peralatan kerja kontraktor dan perlengkapannya dilakukan
terutama terhadap kesesuaian spesifikasi dan sertifikat pabrik.
Secara berkala, daftar peralatan dan jumlah peralatan terus diperbarui
mengikuti keluar masuknya peralatan di lapangan.

E. Kendali Waktu dan Jadwal Pekerjaan


Kontrol terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin
penyelesaian pekerjaan agar selalu tepat waktu (keep on track).
Pemantauan pekerjaan dilakukan setiap hari, untuk menghindari
keterlambatan atau mengidentifikasikan potensi yang akan mengakibatkan
pekerjaan terlambat.

F. Kendali Biaya
Kendali biaya yang dimaksud adalah :
a. Membuat cara nilai pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan (method of
measurement).
b. Melakukan pengukuran volume pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
sesuai dengan method of measurement.
c. Menjaga bahwa pekerjaan sesuai dengan gambar yang disetujui ;
Acuan dari sebuah Metode Pengendalian Biaya adalah :

30
METODA PELAKSANAAN

1. Target Anggaran Pelaksanaan yang dibuat dengan perhitungan seteliti


mungkin dan memungkinkan untuk dilaksanakan.
2. Schedule Pengadaan Biaya (Cash Flow) yang dibuat berdasarkan
Perencanaan Pelaksanaan Pekerjaan.

G. Koordinasi Dan Komunikasi


Koordinasi dan komunikasi semua aspek proyek yang meliputi :
Rapat pra-kontruksi diadakan tidak lama setelah proyek dimulai untuk
membahas proposal kerja kontraktor yang meliputi rencana kerja, persyaratan
dan spesifikasi teknis, metoda kerja, material, peralatan, tenaga kerja, gambar
kerja dan BQ;
Rapat berkala dilakukan untuk membicarakan kemajuan pekerjaan,
permasalahan dan solusi. Rapat/koordinasi dapat diadakan setiap hari (apabila
perlu), setiap minggu dan setiap bulan;

H. Laporan dan Dokumen


Dokumen
Semua dokumen yang berhubungan dengan supervisi, inspeksi dan quality
assurances program akan dikontrol/diarsipkan.
Dokumen teknis terdiri dari testing, design, fabrikasi, kontruksi, instalasi,
inspeksi, pengadaan, prosedur kerja, spesifikasi, manual dan gambar.
Kontrol dokumen juga meliputi surat menyurat, risalah rapat, memo dan
laporan.
Kontrol dokumen juga dimaksudkan untuk memudahkan penelusuran
permasalahan yang terjadi, sehingga kesalahan atau ketidaksesuaian pekerjaan
dapat dilacak sedini mungkin.
Demikian metoda pelaksanaan ini kami buat, guna memenuhi salah satu
persyaratan teknis untuk kelengkapan dokumen penawaran.

31
METODA PELAKSANAAN

MASTER
(skala 1 : 1)

MOULDING
(skala 1 : 1)

multiplex resin silikon

FINISHING

MIXING MATERIAL

SPRAYING CASTING/PREMIX

FINISHING

CURING

32

Anda mungkin juga menyukai