BAB I
UMUM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan
pada Pembangunan/Rehabilitasi Bangunan yang meliputi dan tidak
terbatas pada penyediaan bahan/material, tenaga kerja yang cakap dan
semua peralatan bantu, serta mesin yang dipergunakan.
1.5. KONTRAKTOR
Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Kontraktor, maka
itu berarti suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang
mengadakan perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan dan yang
berhubungan dengan satu atau lebih paket proyek yang sesuai dengan
Dokumen Kontrak.
1.6. UKURAN
Ukuran dengan angka adalah ukuran yang harus diikuti dari pada ukuran
skala pada Gambar Rencana. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran-
ukuran, harus segera meminta nasihat kepada Pengawas.
1.9. PERALATAN
a. Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
b. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus
segera diperbaiki atau diganti sehingga Pengawas menganggap
pekerjaan bisa dimulai.
1.10. MATERIAL
a. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis. Kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuan tentang nama
perusahaan, tempat asal (sumber) material.
b. Sebelum memberikan persetujuan, Pengawas dapat minta
didatangkan contoh barang/ material/ bahan baku, untuk keperluan
pemeriksaan.
Gambar Rencana dapat dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk
menganggap bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat pada skala yang
benar, kecuali atas petunjuk Pengawas.
Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan
ditentukan selanjutnya oleh Pengawas dan akan disampaikan kepada
Kontraktor secara tertulis.
Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
BAB II
PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. MOBILISASI
1. Umum
1.1. Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan
secara umum harus memenuhi berikut:
a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
2. Program Mobilisasi
1. Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang
dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan
Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non
teknis dalam proyek ini.
2. Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus
menyerahkan Program Mobilisasi dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan
kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
B. DEMOBILISASI
Demobilisasi meliputi biaya-biaya pengangkutan / pemindahan peralatan
dan tenaga kerja ke tempat asal.
Sebelum demobilisasi, lokasi pekerjaan proyek harus terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran/sampah sisa pekerjaan proyek ke tempat yang
lebih layak.
C. PENGUKURAN / BOWPLANK
a) Kontraktor harus menyediakan seluruh kebutuhan, baik bahan, alat,
dan tenaga teknik untuk melaksanakan pengukuran awal dan
pematokan lahan / areal dimana konstruksi akan ditempatkan.
b) Melaksanakan survey lapangan bersama Direksi Pekerjaan dan
membuat laporan mengenai kondisi fisik dan struktural dari
perkerasan, drainase dan struktur lain yang termasuk dalam kontrak
dan menyesuaikan dengan Gambar-gambar Rencana.
a) Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan
karena kelalaian atau kesalahan Kontraktor pelaksana Fisik yang tidak
memberitahukan perbedaan-perbedaan ukuran seperti tersebut di
atas, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
b) Pengukuran / pematokan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Pengukuran yang tidak seijin
dan tidak disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dianggap tidak sah dan
harus diulangi lagi.
c) Patok-patok tersebut berukuran 5 cm x 5 cm x 50 cm terbuat dari
kayu awet kelas III dan diberi kode/nomor, dicat putih yang jelas dan
dipancang kuat.
BAB III
e. Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh pekerjaan, harus dibuat
patok-patok referensi pada tempat yang aman dan mudah terlihat.
f. Patok referensi tersebut ditempel papan yang berisikan
tulisan/penjelasan mengenai posisi dan peil rencana dari titik yang
bersangkutan.
g. Bila Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah ada, Direksi berhak
melakukan pengukuran pemeriksaan ulang.
4. Galian
a. Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian sebagai yang tercantum
dalam gambar rencana.
b. Kedalaman penggalian harus sesuai dengan ketinggian rencana yang
tertera pada gambar rencana berdiri sampai pekerjaan selesai.
c. Tanah dan batuan hasil galian yang memenuhi persyaratan material
untuk urugan, dipakai untuk pekerjaan urugan.
B. PEKERJAAN PONDASI
1. Umum
Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan
semua pekerjaan pondasi, baik pondasi batu belah dan pondasi lainnya
yang ukurannya sesuai dengan gambar, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas sehubungan dengan kondisi lapangan.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pembuatan, pondasi batu belah lengkap dengan peralatan
bantunya dan pondasi lainnya sesuai dengan gambar-gambar yang
ditunjukkan.
3. Referensi
a. Pekerjaan pasangan batu kali/belah;
b. NI-2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia;
c. NI-3 (1970) Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia;
d. NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
4. Material
Batu kali/belah harus sesuai dengan Spesifikasi ini.
Pasir Urug
Semen Portland
Air
5. Uraian
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
memberikan contoh material : batu kali, pasir untuk
mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan
akan dipakai standar / pedoman untuk memeriksa /
menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
C. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Semen
- Semua semen yang digunakan adalah portland Type I, setara
dengan Tiga roda. Syarat-syarat :
Peraturan Semen portland Indonesia (NI.8-1972)
Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
Mempunyai sertifikat uji (test sertificate)
Mendapat persetujuan perencana/konsultan pengawas.
- Semua semen yang digunakan garus dari satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam
jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama),
dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong semen yang
masih disegel.
- Umur semen tidak boleh lebih dari 3 (tiga) bulan sejak diproduksi,
harus baik, belum terdapat butiran-butiran membatu, semen
yang mengandung gumpalan atau mengeras tidak dapat
digunakan.
- Sak semen harus diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 30 cm dari lantai agar terhindar dari air.
- Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi
melebih 2 m atau maksimum 10 zak, setiap pengiriman baru
harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengiriman.
- Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakanakibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam
waktu 2x24 jam.
b. Agregat
- Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar dan
pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :
a) Peraturan umum Pemeriksaaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
b) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak poreus.
c. Air
- Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan di lapangan
adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan kimia
(asam alkali) tidak mengandung organisme yang dapat
memberikan efek yang merusak beton, minyak atau lemak.
- Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
dan diuji oleh laboratorium yang diakui oleh yang berwajib
dengan biaya yang ditanggung oleh pihak kontraktor.
- Apabila ada keragu-raguan mengenai air maka contoh air
tersebut dikirimkan ke Lembaga pemeriksa bahan yang diakui
untuk menyelidiki sampai sejauh mana air itu mengandung zat-
zat yang merusak beton dan atau baja tulangan , dengan biaya
ditanggung Kontraktor.
Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk
dipakai.
e. Mutu Beton
a) Adukan (adonan) beton yang diaduk dilapangan harus memenuhi
syarat-syarat PBI 1971 NI.2 Beton harus mempunyai kekuatan
karakteristik K 225
b) Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes)
untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelibihan pada
permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation) dari agregat. Percobaan slump diadakan menurut
syarat-syarat dalam peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2-
1971).
c) Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut
diatas harus dilakukan untuk menetukan beton yang baru dimulai.
g. Pengecoran Beton
- Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian
utama dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahukan
Konsultan Pengawas dan mendapatkan persetujuan.
- Jika Tidak ada persetujuan, maka maka kontaraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan/ membongkar beton yang
sudah dicor tanpa persetujuan atas biaya kontraktor sendiri.
- Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin,
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran atau bahan lain dari luar.
- Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan Konsultan pengawas.
- Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan
dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran / potongan
kayu, batu, tanah, dll) dan dibasahi dengan air semen.
D. PEKERJAAN DINDING
BATASAN DAN LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan dalam pekerjaan pendahuluan
meliputi :
satu harinya. Dan setelah pasangan bata itu kuat / keras baru dilakukan
pengecoran terhadap kolom praktis tersebut dan semua permukaan
harus dibersihkan dan disirami air terlebih dahulu.
Pekerjaan tersebut diulangi terus sampai mencapai ketinggian atau
elevasi yang dikehendaki sesuai dengan Gambar Rencana dan atas
petunjuk Pengawas.
Setelah pasangan bata memenuhi ketinggian yang diharapkan dan
sesuai dengan Gambar Rencana, selanjutnya pasangan ring balok
praktis dilakukan menurut ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk
Pengawas.
Semua sambungan atau siar-siar pada lapisan harus dikorek sedalam
paling sedikit 0.5 cm untuk memudahkan melekatnya plesteran.
Untuk pasangan bata pada kamar mandi digunakan campuran 1:2 dan
pada pasangan bata kusen digunakan campuran 1:4
D.2 Plesteran
Untuk dapat menghasilkan plesteran yang kuat, maka setelah pasangan
dinding selesai dan sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih
dahulu seluruh permukaan dinding tersebut agar di semprot dengan air
semen + pasir.
Plesteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding atau permukaan
lainnya sesuai dengan Gambar Rencana.
Pekerjaan plesteran boleh dilakukan pada pasangan dinding yang
sudah keras/kuat, dengan terlebih dahulu harus membuat plesteran
kepala yang mana dan ketebalan dari plesteran sesuai dengan
ketentuan dari Pengawas.
Yang selanjutnya plesteran kepala akan digunakan untuk pedoman agar
di dapat permukaan plesteran yang rata. Oleh sebab itu dalam membuat
plesteran kepala harus diatur sedemikian rupa sehingga didapat
plesteran kepala yang rata dan jarak antara plesteran kepala tidak boleh
terlalu jauh.
Plesteran yang telah selesai dikerjakan agar terus menerus dibasahi
selama paling sedikit 7 hari sehingga tidak mengalami retak-retak yang
berarti sebelum dilakukan pengacian dengan pasta semen.
D3. Material
1) Semen
Semen seperti untuk pekerjaan menembok harus sama
kualitasnya seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan
struktur beton, seperti pada pasal 2.2.
2) Pasir
3) Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus memenuhi
syarat-syarat dalam pekerjaan struktur beton lihat pasal 2.2.
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan pasangan terdiri dari:
- Adukan 1 PC : 2 Pasir, dipergunakan untuk pekerjaan
pasangan, plesteran trasraam
setinggi 30 cm dari muka lantai sekeliling bangunan, pasangan
yang berada dalam tanah, pasangan keramik tile dan khusus
untuk pasangan dinding trasraam KM/WC agar disesuaikan
dengan Gambar Rencana.
- Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk pasangan dinding
bata, plesteran dinding dan pekerjaan pasangan lainnya sesuai
Gambar Rencana.
- Adukan 1 PC : 2 Pasir dipergunakan untuk pasangan pondasi
batu kali, saluran keliling bangunan, bak bunga dan pekerjaan
4) Bata Merah
Bata merah yang digunakan adalah bata merah pejal yang dibuat
dari tanah liat tanpa campuran bahan lainnya yang dibakar pada
suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur lagi bila direndam air
dan mempunyai luas penampang lubang kurang dari 15% dari luas
potongan datarnya.
Bentuk standard bata merah adalah prisma segi empat panjang,
bersudut siku-siku dan tajam, permukaan rata dan tidak
menampakan adanya retak-retak yang merugikan.
Persyaratan ukuran dan kuat tekan harus sesuai dengan PUBI 1982
pasal 27 ,SII 0021-78.
- Pembuatan Kusen Aluminium harus mengikuti ketentuan dalam spesifikasi ini atau
spesifikasi lainnya dan menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
- Dinding atau beton yang akan berhubungan dengan kusen aluminium harus terlebih
dahulu diberi lapisan clear methacylate laquar atau dempul alastis agar kedap air.
- Profil aluminium yang berdekatan dengan tembok dan selesai dipasang agar diberi
lapisan pelindung yang disetujui konsultan pengawas untuk melindungi permukaan
aluminium agar tidak terkena percikan adukan atau benda lain dan mudah untuk
dibersihkan dan tidak akan merusak bentuk asli permukaan aluminium tersebut.
- Profil aluminium yang digunakan harus dari profil yang dipilih dan tidak bengkok
serta cacat lain yang merugikan.
- Pekerjaan pemasangan ini harus dilakukan oleh tukang yang ahli dalam bidangnya
dan terlatih sehingga semua detail dan pertemuan runcing, halus, rata, bersih dari
goresan-goresan, bidang permukaan rangka tersebut rata, lurus waterpas dan betul-
betul tegak (vertikal).
- Seluruh rangka dapat merekat dengan baik pada dinding, dengan menggunakan
sekrup dan fisher yang sesuai dan menurut petunjuk konsultan pengawas.
- Pemasangan jalusi alluminium maupun kaca harus mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas.
- celah/ alur untuk memasang kaca harus diberi karet agar kedap air setelah
kaca dipasang.
H. PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit gypsum
board, besi dan pengecatan dinding sesuai dengan gambar dan petunjuk
konsultan pengawas.
Pekerjaan pengecatan langit-langit gypsum
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus
diperhatikan mengenai:
- Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,
berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
- Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan
pola yang telah ditentukan.
- Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat
lain.
- Seluruh bidang pengecatan harus sudah bersih dari noda atau
kotoran/debu.
- Tekstur hasil pengecatan harus merata.
I. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
I.1. Lingkup Pekerjaan
a. U m u m
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuen-ketentuan dan disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
a. Kabel-kabel
(i). Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel
mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan
arah beban.
(ii). Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengidentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987
pasal 701.
(iii). Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang
digunakan harus terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan
ketentuan PUIL (R, S, T, Neutral dan grounding.
(iv). Kabel daya yang dipasang pada Shaft/dinding bangunan harus
diletakkan diatas tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang
semuanya ditata dan diklem dengan rapi.
(v). Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan.
(vi). Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
(vii). Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih
harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder
dengan timah pateri.
(viii). Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm
minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan
pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata
Cikarang sebagai pelindungnya.
(ix). Lebar galian minimum adalah 40 cm atau disesuaikan dengan
jumlah kabel.
(x). Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan kabel support, minimum setiap jarak 50 cm.
(xi). Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel.
(xii). Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2½
kali penampang kabel.
(xiii). Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan
pada Cable Ladder.
(xiv). Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton
harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter
minimum 2½ kali penampang kabel.
(xv). Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus
didalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
(xvi). Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1 m disetiap ujungnya.
(xvii). Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak
saling menyilang.
(xviii). Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus
didalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambung
berupa las-dop merk Legrand atau 3 M dengan memberi isolasi
terlebih daulu. Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya.
b. Lampu Penerangan
(i). Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan
rencana plafond dari Arsitek dan disetujui oleh Direksi
/Pengawas Lapangan.
(ii). Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka
plafond yang terbuat dari bahan alumunium.
e. KWH Meter
(i). Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun
yang terpasang dlam sub-sub panel harus diletakkan sedemikian
rupa sehingga mudah dilihat/dibaca dengan baik.
(ii). Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian
dilapangan setelah disepakati bersama Arsitek.
f. Lampu Penerangan
I.7. Pengujian
a. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang
setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk
itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan
baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan
peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi
tanggung jawab Kontraktor sendiri.
I.8. Produk
Bahan atau peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan
ke pengawas. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis.
BAB IV
Pembongkaran selasar
Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan
Pengamanan Sebelum Pelaksanaan
.
a.
Pembongkaran dan Pembersihan.
b.
Kontraktor
harus
membongkar
/membersihkan
/memindahkan keluar dari
tapak segala sesuatu yang tidak akan
dipakai selama pembangunan yang