Anda di halaman 1dari 174

TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR

DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN JEND. SUDIRMAN KOTA PALU

Disusun Oleh :
MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR
Stb. F221 08 082

Dibimbing Oleh:

Ir. Fathurrahman Mansur. M.Si


NIP: 19540813 198603 1 001

Andi Jiba Rifai Bassaleng., S.T., M.T


NIP: 19670310 199802 2 001

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR

DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN JEND. SUDIRMAN KOTA PALU

Diajukan sebagai Tugas Akhir


Program S-1 Teknik Arsitektur

Disusun Oleh :
MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR
Stb. F221 08 082

Dibimbing Oleh:
Ir. Fathurrahman Mansyur. M.Si
NIP: 19540813 198603 1 001

Andi Jiba Rifai Bassaleng, S.T., M.T


NIP: 19670310 199802 2 001

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR

DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN JEND. SUDIRMAN KOTA PALU

Oleh:
MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR
Stb. F221 08 082

Palu, 21 Juni 2016


Menyetujui,
Pembimbing

Ir. Fathurrahman Mansur, M.Si


NIP. 19540813 198603 1 001

Andi Jiba Rifai B, S.T., M.T


NIP: 19670310 199802 2 001

Palu, 21 Juni 2016


Mengetahui,
Ketua KDK Manajemen dan Teknologi Bangunan

Ir. M. Nadjib Massikki, M.M


NIP. 19540622 198703 1 001
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya
dengan Rahmat dan Izin-Nya lah saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul,

“ Desain Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu”

Penyusunan skripsi/tugas akhir ini terutama ditujukan untuk memenuhi


syarat-syarat guna menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Strata Satu (S1)
pada Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako. Melalui
kesempatan ini saya selaku penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ir. Fathurrahman Mansur, M.Si dan Ibu Andi Jiba Rifai Bassaleng S.T., M.T.
sebagai pembimbing atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan sejak awal
penulisan sampai dengan selesai. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga dan
teristimewa pula untuk kedua orang tua saya Bapak Muh. Effendy dan Ibu Lucy
Dwirawaty atas segala dukungan dan doanya. Serta tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih pula kepada:
1. Bapak Dr. Amar, S.T., M.T. sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas
Tadulako;
2. Ibu Dr. Ir. Ahda Mulyati, M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Tadulako;
3. Ibu Andi Jiba Rifai Bassaleng, S.T., M.T. sebagai Ketua Program Studi S1
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako;
4. Bapak Mashuri, S.T.,M.Sc. selaku Kepala Laboratorium Perancangan dan
Rekayasa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako;
5. Bapak Iwan Setiawan Basri, S.T., M.Si sebagai Dosen Wali Akademik yang
selalu mengarahkan dan membimbing dalam menyelesaikan studi di Jurusan
Teknik Arsitektur;

iv
6. Para Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Tadulako, terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan dukungannya;
7. Seluruh staf dan karyawan di Fakultas Teknik Universitas Tadulako dan
instansi terkait yang telah banyak membantu penulis dalam proses
penyusunan skripsi;
8. Teman–teman Angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terimakasih untuk motivasi, bantuan, dan semuanya;
9. Seluruh pihak yang telah banyak membantu, mohon maaf bila namanya
tidak disebutkan satu persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi semua pihak. Amin.
Terima Kasih.

Palu, Juni 2016

Penulis

v
DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN JEND. SUDIRMAN KOTA PALU
MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR
(F 221 08 082)
Dibimbing Oleh:
Ir. Fathurrahman Mansur, M.Si
Andi Jiba Rifai Bassaleng, S.T., M.T

ABSTRAK
Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan aktivitas dan
interaksi antar masyarakatnya sangat kompleks dan bervariasi. Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Tengah ini memiliki luas wilayah 395,06 kilometer persegi yang terbagi
atas delapan (8) wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 362.202
jiwa. Saat ini jumlah kendaraan di Kota Palu mencapai sekitar 450 ribu unit, ini
menyebabkan kendaraan di Kota Palu menjadi lebih banyak dari jumlah
penduduknya. Ruas jalan Jend. Sudirman-Moh.Hatta-Hasanuddin merupakan
pertemuan jalan arteri primer dan kolektor primer yang merupakan salah satu
kawasan padat kendaraan di Kota Palu. Ruas jalan tersebut merupakan kawasan
Perdagangan dan Jasa yang berada di kawasan pusat Kota Palu yang menjadi pusat
kegiatan masyarakat. Masyarakat akan datang menggunakan kendaraan dan
membutuhkan area parkir untuk parkir kendaraannya dimana kurangnya lahan
parkir yang tidak sebanding dengan volume kendaraan parkir di kawasan tersebut
sehingga banyak kendaraan pengguna kawasan tersebut memarkirkan
kedaraannya di badan jalan yang seharusnya digunakan sebagai akses sirkulasi
kendaraan.
Untuk mengatasi permasalahan itu, perlu diadakan suatu fasilitas parkir yang
dapat membantu menampung aktivitas pemarkiran, maka dibuatlah solusi Desain
Gedung Parkir secara vertikal/bertingkat yang berada di Jalan Jend. Sudirman
sehingga tidak ada lagi kendaraan yang parkir di badan jalan di kawasan Pusat kota
Palu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan
metode analisis perancangan arsitektur yaitu secara makro dan mikro, pada tahap
ini data-data yang telah dikelompokkan kemudian di analisis secara terpisah. Hasil
yang ingin dicapai dari penelitian berupa rekomendasi desain Gedung Parkir yang
dapat memaksimalkan lahan yang terbatas di kawasan Pusat kota Palu sehingga
dapat mengurangi parkir di badan jalan di kawasan pusat Kota Palu.

Kata Kunci : Gedung Parkir, Jalan Jend. Sudirman, Pusat Kota Palu

vi
PARKING GARAGE DESIGN IN STREET JEND. SUDIRMAN PALU CITY

MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR


(F 221 08 082)
Guided By:
Ir. Fathurrahman Mansur, M.Si
Andi Jiba Rifai Bassaleng, S.T., M.T

ABSTRACT
Palu city as the capital of Central Sulawesi province to the activities and
interactions between people are very complex and varied. Capital Central Sulawesi
province has an area of 395.06 square kilometers, divided into eight (8) of the
districts with a population of 362.202 inhabitants. Currently the number of
vehicles in the city of Palu reached about 450 thousand units, this causes the
vehicle in the city of Palu become more of the population. Jend road segments
Sudirman-Moh.Hatta-Hasanuddin is the meeting of the primary arterial and
collector primer which is one area of dense vehicles in the city of Palu. The road
segment is an area of trade and services in the area of downtown Palu who
became a community center. The public will come by car and need a parking area
for parking the vehicle in which the lack of parking spaces that are not comparable
with the volume of vehicles parked in the area so many vehicles parked users the
region on the road that should be used as an access vehicle circulation.
To overcome that problem, the need to hold a parking facility that can help
accommodate pemarkiran activity, then made solution vertically Parking Building
Design located at street Jend. Sudirman so that no vehicles parked on-street in the
city center of Palu.
The method used in this study is an analysis method architectural design that
is the macro and micro, at this stage the data that have been grouped separately
later in the analysis. Results to be achieved from the research is a parking building
design recommendations that can maximize limited land in the central business
district of Palu city so as to reduce on-street parking in the downtown area of the
city of Palu.

Keywords: Parking Garage, Street Jend. Sudirman, Palu City Center

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
PRAKATA iv
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiv
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 3
3. Tujuan dan Sasaran Penelitian 3
3.1 Tujuan Penelitian 3
3.2 Sasaran Penelitian 3
4. Manfaat Penulisan 4
5. Lingkup Pembahasan 4
6. Sistematika Penulisan 4
II. KAJIAN PUSTAKA
1. Tinjauan tentang Parkir
1.1 Pengertian Parkir 5
1.2 Jenis-jenis Parkir 6
1.3 Standar Kebutuhan Parkir 9
1.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) 10
1.5 Karakteristik Parkir 15
1.6 Kebutuhan Ruang Parkir 18
1.7 Model Prediksi Kebutuhan Ruang Parkir 19
1.8 Model Faktor Pertumbuhan 19

viii
1.9 Pola Parkir 20
1.10 Jalur Gang dan Modul Parkir 23
2. Tinjauan tentang Gedung Parkir
2.1 Pengertian Gedung Parkir 25
2.2 Kriteria Pengembangan Parkir di Gedung 25
2.3 Kriteria Gedung Parkir 25
2.4 Tata Letak Gedung Parkir 26
2.5 Perletakan Tangga dan Elevator 34
2.6 Sistem Keamanan (Security) 36
2.7 Pencahayaan 36
2.8 Gambar dan Penanda (Signage) 37
2.9 Utilitas Bangunan 39
3. Studi Kasus
3.1 Parking Garage, 1111 Lincoln Road 41
3.2 Gedung Parkir Kota Bukittinggi 44
III. METODE PERANCANGAN
1. Mencari Ide Rancangan 45
2. Penetuan Lokasi Perancangan 45
3. Pengumpulan Data
3.1 Data Primer 46
3.2 Data Sekunder 47
4. Analisis 48
5. Konsep Perancangan 48
6. Alur Pemikiran 51
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah 52
1.2 Topografi dan Bentuk Lahan 54

ix
1.3 Kedudukan Lokasi Perencanaan 54
1.4 Kecamatan Palu Timur sebagai Kawasan Perdagangan 54
1.5 Kecamatan Palu Timur sebagai kawasan Perkantoran/Niaga 55
1.6 Kawasan Open Space (RTH) Publik 56
1.7 Peruntukkan Lahan di Kawasan Pusat KotaPalu 57
2. Gambaran Umum Kawasan
2.1 Karakteristik Kawasan 58
2.2 Kondisi Eksisting 58
3. Gambaran Umum Parkir di Pusat Kota Palu
3.1 Analisis Inventarisasi Parkir 59
3.2 Volume Parkir 60
3.3 Rata-rata Lamanya Parkir 61
3.4 Kapasitas Parkir 62
3.5 Penyediaan parkir (parking supply) 63
3.6 Analisis Kebutuhan Parkir di Pusat Kota Palu 64
3.7 Perencanaan Kapasitas Gedung Parkir 65
3.8 Prediksi Kebutuhan Parkir di Tahun Mendatang 68
4. Tinjauan Pada Site
4.1 Lokasi Gedung Parkir 70
4.2 Desain Gedung Parkir 71
4.3 Perhitungan KDB dan KLB 72
4.4 Tinjauan Sirkulasi Pada Lokasi 72
4.5 Pola Pemarkiran 73
4.6 Potensi dan Permasalahan parkir di sekitar lokasi 74
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar dan Fungsi Dasar Bangunan
1.1 Konsep Dasar Bangunan 77
1.2 Fungsi Bangunan 77

x
2. Tinjauan Perancangan Mikro
2.1 Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang 77
2.2 Kebutuhan Ruang Parkir Pengelola, Penyandang Cacat dan
Retail Shop 81
2.3 Hubungan Ruang 82
2.4 Besaran Ruang 85
2.5 Bentuk Penampilan Bangunan 89
2.6 Sistem Utilitas Bangunan 90
2.7 Analisis Struktur Bangunan 99
2.8 Analisis Modul Bangunan 105
2.9 Pola Sirkulasi Gedung Parkir 105
3. Tinjauan Perancangan Makro
3.1 Orientasi Matahari dan Angin 107
3.2 Sirkulasi Dalam dan Luar Tapak 109
3.3 Tipe Pola Parkir 112
3.4 Zonasi 113
3.5 Penataan Ruang Luar 115
V. PENUTUP
1. Kesimpulan 118
2. Saran 118
3. Rekomendasi Desain 119
DAFTAR PUSTAKA 120
LAMPIRAN REKOMENDASI DESAIN

xi
DAFTAR TABEL

II.1 Standar Ruang Parkir 10


II.2 Penggolongan Kendaraan menurut lebar bukaan pintu 12
II.3 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) 12
II.4 Satuan Ruang Parkir untuk masing-masing penggolongan mobil 13
II.5 Dimensi Lebar Jalur Gang 24
II.6 Standar Cahaya pada Gedung Parkir 37
II.7 Perbandingan ketinggian huruf dan jarak baca orang 38
II.8 Kebutuhan Air Menurut Tipe Bangunan 39
II.9 Jumlah Minimal Kebutuhan Fasilitas Plumbing 40
II.10 Standar Ukuran Pipa Pembuangan Air Hujan 40
IV.1 Data Inventarisasi Parkir di Pusat Kota Palu 59
IV.2 Data Volume Parkir di Pusat Kota Palu 60
IV.3 Rata-rata lama Parkir kendaraan di Pusat Kota Palu 61
IV.4 Kapasitas Parkir kendaraan di Pusat Kota Palu 62
IV.5 Penyediaan Parkir kendaraan di Pusat Kota Palu 64
IV.6 Kebutuhan Parkir di Pusat Kota Palu 65
IV.7 Perencanaan Kapasitas Gedung Parkir 66
IV.8 Persentase Pertumbuhan Penduduk Kota Palu 66
IV.9 Persentase Tingkat Pertumbuhan PDRB Kota Palu 67
IV. 10 Persentase Tingkat Pertumbuhan Kendaraan Ringan (Mobil) Sulawesi
Tengah 67
IV. 11 Persentase Tingkat Pertumbuhan Kendaraan (Sepeda Motor) Sulawesi
Tengah 68
IV.12 Perencanaan Kapasitas Gedung Parkir 10 Tahun Medatang
(2016-2026) 69
IV.13 Jumlah Petak Parkir 71
IV.14 Data Jaringan Jalan 76
IV.15 Identifikasi Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang 81

xii
IV.16 Jumlah tempat parkir yang aksesibel yang harus disediakan pada
setiap pelataran parkir umum 82
IV.17 Besaran Ruang 85
IV.18 Pemilihan Bentuk Dasar Bangunan 89
IV.19 Jumlah Minimal Kebutuhan Fasilitas Plumbing 92
IV.20 Jenis-Jenis Pondasi Bangunan lebih dari 1 lantai 100
IV.21 Jenis-jenis Sistem Struktur 102
IV.22 Pemilihan Bahan Struktur Kaku 101
IV.23 Pola Sirkulasi Gedung Parkir 106
IV.24 Standar Kenyamanan Termal di Indonesia 108
IV.25 Tipe Pola Parkir 113
IV.26 Jenis Vegetasi dan Persyarataannya 115
IV.27 Hard Material yang digunakan pada Ruang Luar 116

xiii
DAFTAR GAMBAR

II.1 Ukuran Mobil Pribadi 11


II.2 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang 12
II.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk penderita cacat dan Ambulance 14
II.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Bus/Truk (dalam cm) 14
II.5 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm) 14
II.6 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut yang Lebih Kecil dari 90˚ 20
II.7 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut 90˚ 20
II.8 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut 90˚ 21
II.9 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut yang Lebih Kecil dari 90˚ 21
II.10 Parkir Pulau Sudut 90˚ 22
II.11 peletakan parkir diagonal pada dua sisi 22
II.12 Peletakan Parkir Diagonal Dengan Area Tambahan Pada Dua Sisi 23
II.13 Peletakan Parkir Dengan Susunan Diagonal Pada Dua Sisi 23
II.14 Jalur sirkulasi, Modul dan Gang untuk parkir 90˚ 24
II.15 Jalur sirkulasi, Modul dan Gang untuk parkir bersudut 24
II.16 Lantai Datar dengan External Ramp 26
II.17 Kombinasi Antara Sirkulasi Masuk dan Keluar 27
II.18 Jalan masuk dan keluar tersendiri (terpisah), serta mempunyai
jalan masuk dan jalan keluar yang lebih pendek. 27
II.19 Ramp dengan gang dua arah dan jalan keluar yang lebar 28
II.20 Jalan Keluar sebagai Lokasi Parkir 28
II.21 Ramp dengan Plat Lantai Horizontal 28
II.22 Hubungan antara besarnya tanjakan dengan panjang ramp 29
II.23 Tanjakan peralihan untuk menghindari benturan antara anjuran
kendaraan dengan lantai pada awal atau akhir ramp 29
II.24 Dimensi ramp helikal 30
II.25 Penahan roda 30

xiv
II.26 Kaitan antara sudut parkir dengan jarak muka penahan roda ke
dinding, jarak akan lebih panjang kalau kendaraan masuk keruang
parkir mundur 31
II.27 Tanjakan satu lantai penuh dan peletakan peronnya 32
II.28 Tanjakan berefisiensi tinggi dan peletakan peronnya 32
II.29 Tanjakan setengah lantai dan peletakan peronnya 32
II.30 Tanjakan melingkar dan peletakan peronnya 33
II.31 Tanjakan melingkar dua jalur 33
II.32 Tanjakan melingkar yang memisahkan diri dari lantai parkir dan
peletakan peronnya. 34
II.33 Tanjakan spiral dua jalur 34
II.34 Skema dan susunan peron pada gedung parkir 34
II.35 Peletakkan Tangga dan Lift 35
II.36 Tangga pada Cook County Juvenile Center Parking Garage, Chicago 36
II.37 Signage pada area parkir 38
II.38 Gedung Parkir 1111 Lincoln Road, Miami Florida AS 41
II.39 Denah Lantai Dasar 1111 Lincoln Road 42
II.40 Potongan A-A 1111 Lincoln Road 43
II.41 Gedung Parkir Kota bukittinggi 44
III.1 Kerangka Pemikiran 60
IV.1 Peta Tematik Kecamatan Palu Timur Kota Palu 62
IV.2 Pusat Perbelanjaan TransMart Carrefour & Pertokoan Hasanuddin 64
IV.3 Kawasan Perkantoran/Niaga (Perbankan) 64
IV.4 Kawasan Open Space (RTH) 65
IV. 5 Land Use Kota Menurut RTRW Kota Palu 66
IV.6 Karakteristik Kawasan Pusat Kota Palu Kecamatan Palu Timur 67
IV.7 Kondisi Eksisting Lokasi 67
IV.8 Lokasi Gedung Parkir 82
IV.9 Jalur sirkulasi jalan pada lokasi Gedung Parkir 84

xv
IV.10 Beberapa titik parkir di yang berada di kawasan pusat kota palu 85
IV.11 Kekurangan lahan parkir menyebabkan munculnya parkiran liar
di pusat kota Palu 86
IV.12 Jaringan Utilitas di Sekitar Lokasi 87
IV.13 Skema Aktifitas Pengguna Gedung Parkir 89
IV.14 Skema Aktifitas Pengelola Gedung Parkir 89
IV.15 Skema Aktifitas Pengunjung Retail 89
IV.16 Pola Hubungan Ruang 93
IV.17 Skema Hubungan Antar Ruang 94
IV.18 Sistem Jaringan Air Bersih 102
IV.19 Disposal Padat 103
IV.20 Disposal cair 103
IV.21 Jaringan Listrik 104
IV.22 Jaringan Telepon 104
IV.23 Sistem pembuangan Sampah 105
IV.24 Alat Pemadam Kebakaran 105
IV.25 Alat Penangkal Petir 106
IV.26 Parit dan floor drain 106
IV.27 Permukaan Lantai dengan Rough Concrete 107
IV.28 dinding penahan Kendaraan 107
IV.29 Penghawaan alami dengan bukaan pada sisi Bangunan 108
IV.30 Pencahayaan alami pada Bangunan 108
IV.31 Perlengkapan Keamanan 108
IV.32 Signage 109
IV.33 Pondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) 111
IV.34 Struktur Rangka Beton 113
IV.35 Karakteristik tata letak inti bangunan 114
IV.36 Core yang terletak di tengah bangunan 114
IV.37 Tanjakan Satu Lantai Penuh 116

xvi
IV.38 Orientasi Matahari 118
IV.39 Orientasi Angin 119
IV.40 Tanggapan Terhadap Orientasi Matahari dan Angin 119
IV.41 Main Entrance dan Sub Entrance Gedung Parkir 121
IV.42 Akses Masuk dan Keluar Gedung Parkir 122
IV.43 Pola Parkir satu sisi sudut 90˚ 123
IV.44 Penzoningan pada Site 124
IV.45 Perletakan elemen soft dan hard material 127

xvii
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan aktivitas dan
interaksi antar masyarakatnya sangat kompleks dan bervariasi. Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Tengah ini memiliki luas wilayah 395,06 kilometer persegi yang terbagi
atas delapan (8) wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 362.202
jiwa (sumber: BPS Kota Palu, 2015). Saat ini jumlah kendaraan di Kota Palu
mencapai sekitar 450 ribu unit (Sumber: www.antarasulteng.com), ini
menyebabkan kendaraan di Kota Palu menjadi lebih banyak dari jumlah
penduduknya.
Meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Palu yang kian pesat dan tak
sebanding dengan bertambah lebarnya jalan sehingga menimbulkan
permasalahan lalu-lintas, salah satunya adalah permasalahan pemarkiran
kendaraan. Permasalahan tersebut meliputi parkir di badan jalan yang sebenarnya
tidak dibenarkan dalam aturan lalu-lintas karena berada di atas rumaja (ruang
manfaat jalan), undang-undang No.38 RI Tahun 2004 tentang Jalan plus Peraturan
Pemerintah No.34 Tahun 2006, dan undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang
Lalu-lintas dan Angkutan Jalan sangat jelas melarang penggunaan muka atau
badan jalan raya sebagai tempat parkir kendaraan. Secara umum di dalam pasal
43 UU LLAJ No. 22 tahun 2009 dikatakan bahwa Fasilitas Parkir di dalam Ruang
Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten,
jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan Rambu lalu lintas,
dan/atau Marka jalan.
Fasilitas umum yang tidak dilengkapi dengan fasilitas parkir memadai
menyebabkan pengguna kendaraan parkir di badan jalan (on street parking) selain
mengurangi kapasitas jalan raya yang berimbas pada tingkat kelancaran lalu-lintas
juga mengakibatkan pemborosan waktu di jalan, tenaga, polusi udara, merusak
kesehatan dan membuat stress pengguna jalan (Widodo, 2007).

1
Ruas jalan Jend. Sudirman-Moh.Hatta-Hasanuddin merupakan pertemuan
jalan arteri primer dan kolektor primer yang merupakan salah satu kawasan padat
kendaraan di Kota Palu. Ruas jalan tersebut merupakan kawasan Perdagangan
dan Jasa yang berada di kawasan pusat Kota Palu yang menjadi pusat kegiatan
masyarakat. Masyarakat akan datang menggunakan kendaraan dan
membutuhkan area parkir untuk parkir kendaraannya dimana kurangnya lahan
parkir yang tidak sebanding dengan volume kendaraan parkir di kawasan tersebut
sehingga banyak kendaraan pengguna kawasan tersebut memarkirkan
kedaraannya di badan jalan yang seharusnya digunakan sebagai akses sirkulasi
kendaraan.
Salah satu contoh permasalahan parkir di kawasan pusat kota palu yang sering
muncul di media massa baik itu media cetak maupun elektronik adalah
permasalahan lahan parkir Transmart Carrefour. Sejak dua tahun berdiri, Pusat
Perbelanjaan tersebut tidak menyediakan lahan parkir maksimal untuk para
pengunjungnya. Akibatnya, kendaraan para pengunjung kerap menumpuk pada
bahu jalan di sebagian Jalan Moh. Hatta di depan Puskesmas Singgani, sebagian
disamping Bank BRI, dan di Jalan Jend. Sudirman depan BNI 46. Carrefour
Transmart juga melanggar ruang publik dengan menggunakan trotoar sebagai
lahan parkir (Sumber: www.metrosulawesi.com).
Permasalahan yang sama juga terlihat di hampir sepanjang Jl. Hasanuddin
(Depan Foodie Café & Resto, Ramedia, Bank Sulteng, KFC dan Pertokoan Hassanudin)
Jl. Cut Nyak Dien (BNI 46) serta Jl. KH. Ahmad Dahlan (Bank BRI) yang tentu saja cukup
berdampak bagi lancarnya akses sirkulasi kendaraan dan juga berbahaya bagi
pengemudi dan pengguna jalan, terlebih dalam melayani fungsi kawasan
perdagangan dan jasa yang ada di daerah tersebut.
Idealnya suatu kawasan dapat menyediakan areal parkir yang memadai
sehingga mampu menampung volume kendaraan yang parkir dan penataan areal
parkir yang baik, untuk mengurangi kesemrawutan parkir kendaraan sehingga
para pengguna dapat parkir dengan nyaman dan aman.

2
Oleh karena itu, penulis mempunyai landasan yang kuat dengan merancang
suatu wadah yang dapat membantu menampung segala aktivitas pemarkiran,
maka dibuatlah solusi Desain Gedung Parkir secara vertikal/bertingkat untuk
memaksimalkan lahan yang terbatas di kawasan Pusat kota Palu.

2. Rumusan Masalah
Banyaknya kendaraan yang parkir di badan jalan di Kawasan pusat Kota Palu
disebabkan kurangnya ruang parkir yang tersedia sehingga pengguna jalan
memarkirkan kendaraan di badan jalan akibatnya memperkecil ruang berlalu-
lintas di jalan tersebut.
Rumusan masalah yaitu bagaimana mengatasi kekurangan ruang parkir di
kawasan pusat Kota Palu dengan membuat konsep Perancangan dan Desain
Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu.

3. Tujuan Dan Sasaran


3.1 Tujuan
Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan
dicapai penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah Menghasilkan konsep
Perancangan yang sesuai dengan Gedung Parkir sehingga menghasilkan
kelancaran fungsi dan aktifitas serta kesempurnaan bentuk rancangan.
3.2 Sasaran
Sasaran atau hasil akhir yang ingin dicapai pada penulisan ini adalah:
a. Mengidentifikasi kekurangan ruang parkir di kawasan studi.
b. Mengidentifikasi serta merumuskan potensi serta permasalahan di kawasan
studi.
c. Menyusun konsep desain Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu.
d. Mentransformasikan konsep ke dalam bentuk desain Gedung Parkir di Jalan
Jend. Sudirman Kota Palu.

3
4. Manfaat Penulisan
a. Untuk Pemerintah Kota Palu
Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengurangi parkir di badan jalan di
sekitar kawasan Pusat Kota Palu.
b. Untuk penulis
Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Perancangan Arsitektur
terutama desain Gedung Parkir.

5. Lingkup Pembahasan
Pembahasan ini difokuskan pada disiplin ilmu Arsitektur yang berfokus
kepada perancangan dan kebutuhan parkir, sedangkan disiplin ilmu lainnya
diambil sesuai kebutuhan pembahasan.

6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini sistematika pembahasan yang akan digunakan adalah sebagai
berikut :

I. PENDAHULUAN, memuat suatu gambaran dan latar belakang


mengapa penelitian ini diambil, data awal penelitian, uraian
tentang kedudukan masalah yang akan diteliti, serta tujuan dan
sasaran penelitian .
II. TINJAUAN PUSTAKA, berisikan tentang kajian teori dan studi-studi
literatur yang berhubungan dengan Parkir dan Gedung Parkir.
III. METODE PERANCANGAN, berisikan uraian mencari ide rancangan,
penetuan lokasi, pengumpulan data, analisis data serta konsep
perancangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi uraian data dan mengenai obyek
studi serta hasil analisis hingga mendapat keluaran (output) untuk
pembuatan konsep rancangan.
V. PENUTUP, berisikan kesimpulan dan rekomendasi desain.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. TINJAUAN TERHADAP PARKIR
1.1 Pengertian Parkir :
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat
sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Termasuk dalam pengertian
parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik
yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata
untuk kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang dan/atau barang
(Sumber: id.wikipedia.org).
Berbicara mengenai sistem transportasi tidak dapat terlepas dari masalah
perencanaan, moda yang ditawarkan, dan kebijakan yang ditempuh yang akan
mempengaruhi masyarakat untuk memakai moda yang tersedia. Salah satunya
adalah dengan penyediaan fasilitas parkir bagi kendaraan pribadi terutama di
tempat-tempat akumulasi massa seperti kawasan CBD (Central Bussiness District)
yang berada di pusat Kota. Hal ini tentu saja bisa mengurangi jumlah kendaraan
yang menggunakan badan jalan untuk parkir.
Akibat-akibat yang ditimbulkan dari penggunaan sebagian lebar jalan untuk
parkir kendaraan menurut Oglesby & Hicks (1993) adalah sebagai berikut :
1. Kecelakaan yang disebabkan parkir terjadi sewaktu pengemudi hendak
memasukkan atau mengeluarkan kendaraan (manuver parkir). Juga saat
penumpang kurang hati-hati membuka pintu mobil pada saat hendak masuk
atau keluar dari mobil (terutama pada parkir sejajar dengan tepi jalan).
2. Kemacetan yang disebabkan parkir, akan berakibat pengurangan kapasitas
jalan, sehingga pada jam-jam sibuk kecepatan kendaraan akan menurun dan
waktu perjalanan akan bertambah. Akibatnya akan menimbulkan kerugian
ekonomi bagi pengemudi.
3. Kendaraan-kendaraan yang parkir tentunya akan mengurangi nilai keindahan
bangunan disekitarnya. Juga pada saat menghentikan dan menghidupkan
akan menimbulkan kebisingan dan asap

5
4. Hambatan terhadap operasi mengatasi kebakaran karena kendaraan-
kendaraan yang diparkir menghalangi operasi unit pemadam kebakaran,
saat terjadi kebakaran disuatu daerah, kendaraan yang diparkir dipinggir
jalan juga menghalangi sambungan air ditepi jalan (hidrant) untuk
keperluan kebakaran.
Manusia menggunakan kendaraan sebagai media transportasi dari satu
tempat ke tempat yang lain. Untuk dapat melakukan kegiatan lain, manusia
menempatkan dan meninggalkan kendaraannya dalam waktu tertentu di suatu
tempat. Sama seperti manusia, kendaraan pun memiliki kebutuhan untuk tempat
beristirahat. Oleh karena itu disediakan fasilitas parkir yang dapat
menyediakannya. Fasilitas parkir bertujuan untuk (Sumber: Departemen
Perhubungan, 1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir)
1. memberikan tempat istirahat kendaraan;
2. menunjang kelancaran arus lalu-lintas.

1.2 Jenis-Jenis Parkir


1.2.1 Berdasarkan Penempatannya
Berdasarkan penempatannya, parkir dibagi menjadi parkir di badan jalan (on
street parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking). Karena penelitian
ini membahas tentang gedung parkir maka yang akan dibahas disini adalah parkir
di luar badan jalan (off street parking).
Parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah parkir yang lokasi
penempatan kendaraannya tidak berada di badan jalan. Parkir jenis ini
menggunakan tempat dipelataran parkir umum, tempat parkir khusus yang juga
terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus yang terbatas untuk keperluan
sendiri, seperti : kantor, pusat-pusat perbelanjaan dan sebagainya.
Sistemnya dapat berupa pelataran/taman parkir dan bangunan bertingkat
khusus parkir. Secara ideal lokasi yang dibutuhkan untuk parkir harus dibangun
tidak terlalu jauh dari tempat yang ingin dituju oleh pemarkir.

6
Kenyamanan orang berjalan dipengaruhi oleh faktor cuaca dan jenis aktivitas.
Iklim yang buruk akan mengurangi keinginan orang berjalan. Jarak tempuh orang
berjalan kaki di Indonesia kurang lebih 400 meter sedangkan untuk aktivitas
berbelanja membawa barang diharapkan tidak lebih dari 300 meter adalah jarak
berjalan yang pada umumnya masih dianggap dekat (Tri Rochadi, 1991).
1.2.2 Berdasarkan Statusnya
Fasilitas parkir untuk umum diluar badan jalan dapat berupa taman parkir
atau gedung parkir. Yang dimaksud dengan diluar badan jalan antara lain pada
kawasan-kawasan tertentu seperti pusat-pusat perbelanjaan, bisnis, perkantoran,
maupun pendidikan yang menyediakan fasilitas parkir untuk umum. Sehingga
berdasarkan statusnya parkir dapat dibagi menjadi (Abubakar, 1998) :
a) Parking surface (taman parkir)
Parking surface adalah area parkir yang terletak pada permukaan tanah dan tidak
berada di dalam bangunan. Parkir jenis ini terdiri dari parkir pada suatu area yang
telah ditentukan berupa parking lot atau taman parkir.
b) Garage parking (gedung parkir)
Atau biasa disebut Structured Parking (parkir terstruktur) atau Multistorey Garage
(gedung parkir bertingkat), adalah area parkir di dalam bangunan yang terletak di
atas permukaan tanah dan biasanya bertingkat.
c) Basement parking (parkir basemen)
Adalah area parkir di dalam bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah.
Pada bangunan publik, area parkir di dalam bangunan baik pada gedung maupun
basement dikatakan sebagai area parkir penunjang kegiatan utama bangunan
publik tersebut.
d) Parkir Umum
Parkir umum adalah areal parkir yang menggunakan lahan yang dikuasai
pemerintah daerah.
e) Parkir Khusus

7
Parkir khusus adalah areal parkir yang menggunakan lahan yang pengelolaannya
dikuasai oleh pihak ketiga.
f) Parkir Darurat
Parkir darurat adalah areal parkir yang menggunakan lahan milik pemerintah
daerah maupun swasta yang terjadi karena kegiatan yang insidentil.
1.2.3 Berdasarkan Tujuan Parkir
Berdasarkan tujuan parkir, maka parkir dapat dibagi menjadi
(Abubakar,1998):
a. Parkir penumpang yaitu parkir yang digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang.
b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar muat barang.
Kedua jenis parkir ini dipisahkan demi kelancaran masing-masing kegiatan.
1.2.4 Berdasarkan Jenis Kepemilikan dan Pengoperasiannya
Berdasarkan jenis kepemilikan dan pengoperasiannya, parkir dapat dibedakan
sebagai berikut (Abubakar,1998) :
a. Parkir milik pemerintah dan dioperasikan oleh Pemerintah.
b. Parkir milik pemerintah daerah dan dioperasikan oleh pihak swasta.
c. Parkir milik swasta dan dioperasikan oleh pihak swasta itu sendiri.
1.2.5 Berdasarkan Jenis Kendaraannya
Berdasarkan jenis kendaraan yang menggunakan areal parkir, maka parkir
dapat dibagi menjadi (Abubakar, 1998) :
a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda)
b. Parkir untuk kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor)
c. Parkir untuk kendaraan roda tiga, roda empat, atau lebih dan bermesin
(bemo, mobil).
1.2.6 Berdasarkan Jenis Peruntukan Parkir
Berdasarkan jenis peruntukan parkir, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kegiatan Parkir Tetap
1. Pusat perdagangan

8
2. Pusat perkantoran swasta atau pemerintah.
3. Pusat perdagangan eceran atau pasar swalayan
4. Pasar
5. Sekolah
6. Tempat rekreasi
7. Hotel dan tempat penginapan
8. Rumah sakit
b. Kegiatan Parkir yang Bersifat Sementara
1. Bioskop
2. Tempat pertunjukkan
3. Tempat olahraga
4. Rumah ibadah

1.3 Standar Kebutuhan Parkir untuk Bangunan


Tempat parkir kendaraan merupakan fasilitas yang perlu disediakan oleh
bangunan. Kebutuhan kendaraan yang membutuhkan tempat parkir di dalam
suatu bangunan dipengaruhi oleh peruntukan bangunan itu sendiri, karena setiap
fungsi membutuhkan kebutuhan yang berbeda-beda. Tabel di bawah ini
menunjukkan ketentuan standar jumlah parkir dibandingkan dengan luas seluruh
bangunan gedung untuk berbagai peruntukan gedung:
Penggunaan Predikat Standar Parkir 1 (Satu) Mobil
Apartemen Setiap 1 Unit
Bangunan Olah Raga Setiap 15 penonton/Kursi
Bioskop Kelas A – I Setiap 7 kursi
Kelas A – II Setiap 10 kursi
Kelas A - III Setiap 15 kursi
Gedung Padat Setiap 4 m2 lantai bruto
Pertemuan/Konvensi Tidak padat Setiap 10 m2 lantai bruto
Hotel Bintang 4 – 5 Setiap 5 unit kamar
Bintang 2 – 3 Setiap 7 unit kamar
Bintang 1 ke bawah Setiap 10 unit kamar
Pasar Tingkat Kota Setiap 100 m2 lantai bruto
Tingkat Wilayah Setiap 200 m2 lantai bruto

9
Tingkat Lingkungan Setiap 300 m2 lantai bruto
Perdagangan/Toko Setiap 60 m2 lantai bruto
Pergudangan Setiap 200 m2 lantai bruto
Perguruan Tinggi Setiap 200 m2 lantai bruto
Perkantoran Setiap 100 m2 lantai bruto
Restoran/Hiburan Kelas I Setiap 10 m2 lantai bruto
Kelas II Setiap 20 m2 lantai bruto
Rumah Sakit VIP Setiap 1 tempat tidur
Kelas I Setiap 5 tempat tidur
Kelas II Setiap 10 tempat tidur
Sekolah Setiap 100 m2 lantai bruto
Keterangan:
Lantai Netto : lantai yang efektif digunakan
Lantai bruto : seluruh luas lantai, termasuk WC, gudang, selasar/koridor, tangga, dan lain-
lain
Tabel II.1 Standar Ruang Parkir
(Sumber: Juwana, 2005)

1.4 Satuan Ruang Parkir (SRP)


Satuan ruang parkir disingkat SRP adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan
kendaraan dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor, baik
parkir paralel dipinggir jalan, pelataran parkir ataupun gedung parkir. SRP harus
mempertimbangkan ruang bebas dan lebar bukaan pintu dan untuk hal-hal
tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang. Untuk
meningkatkan aksesibilitas bagi penderita cacat yang menggunakan kendaraan
pribadi ruang parkir untuk penderita cacat ditempatkan sedekat mungkin dengan
akses ke gedung ataupun tempat kegiatan (Sumber: www.wikipedia.org).

1.4.1 Ukuran mobil pribadi


Dimensi ruang parkir terutama ditentukan dari dimensi kendaraan yang
parkir. Untuk kategori bangunan publik yang bersifat komersial, kendaraan yang
paling banyak parkir adalah mobil. Adapun menentukan SRP kendaraan tersebut
dengan ketentuan dimensi sebagai berikut:

10
165

12
B
L P

Panjang L= 4,50 m
25 Lebar B= 1,80 m
Overhang depan U?= 0,85 m
Overhang belakang U?= 1,35 m
180 230 Sumbu A= 2,30 m
Roda b= 1,30 m
tinggi H= 1,65 m
25 Bobot G= 2,0 t ^ 20 kN
25 450 25
500

Gambar II.1 Ukuran Mobil Pribadi


(Sumber: Neufert, 2002)
1.4.2 Ruang Bebas Kendaraan Parkir
Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal
kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan
dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada
di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu
kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun
dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan
untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur
gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah
longitudinal sebesar 30 cm.
1.4.3 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan
Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai
kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Jenis ukuran bukaan pintu untuk
mobil pribadi dibagi menjadi 3 golongan di dalam tabel berikut:
Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan/atau Peruntukan Golongan
Fasilitas Parkir
Pintu depan/belakang terbuka  Karyawan/Pekerja I
tahap awal 55cm kantor
 Tamu/pengunjung pusat
kegiatan perkantoran,
perdagangan,
pemerintahan,
universitas
Pintu depan/belakang terbuka  Pengunjung tempat II
penuh 75cm olahraga, pusat
hiburan/rekreasi, hotel,

11
pusat perdagangan
eceran/swalayan, rumah
sakit, bioskop
Pintu depan terbuka penuh dan  Orang cacat III
ditambah untuk pergerakan
kursi roda
Tabel II.2 Penggolongan Kendaraan menurut lebar bukaan pintu
(Sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

Dari penggolongan tersebut dapat menentukan satuan ruang parkir yang


ditentukan untuk kendaraan mobil yaitu:
No. Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir
1. a. Mobil penumpang untuk golongan I 2.30 x 5.00
b. Mobil penumpang untuk golongan II 2.50 x 5.00
c. Mobil penumpang untuk golongan III 3.00 s/d 3.60 x 5.00
2. Bus/Truk 3.40 x 12.50
3. Motor 0.75 x 2.00
Tabel II.3 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
(Sumber: Dir BSLLAK, 1998)

Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut.
1. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang
Bp

B O R
a1

L SRP Lp

a2

Keterangan Bp = Lebar SRP


B = Lebar total kendaraan Lp = Panjang SRP
L = Panjang total
O = Lebar bukaan pintu arah longitudinal
a1, a2 = Jarak bebas
R = Jarak bebas arah lateral

Gambar II.2 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang


(Sumber: Dit BSLLAK, 1998)

Keterangan gambar:
B = lebar total kendaraan O = lebar bukaan pintu
L = panjang total kendaraan a1, a2 = jarak bebas arah longitudinal
R = jarak bebas arah lateral

12
Dengan demikian didapat Satuan Ruang Parkir yang digolongkan dalam
penggolongan menurut lebar buka pintu untuk mobil diuraikan dalam tabel
berikut:
Penggolongan Ukuran (cm)
Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R
O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 5 a2 = 20
Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R
O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 5 a2 = 20
Gol III : B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R
O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 50 a2 = 20
Tabel II.4 Satuan Ruang Parkir untuk masing-masing penggolongan mobil
(sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

2. Satuan Ruang Parkir Penderita Cacat dan Ambulance


Satuan Ruang Parkir untuk penderita cacat khusunya bagi mereka yang
menggunakan kursi roda harus mendapat perhatian khusus karena diperlukan
ruang bebas yang lebar untuk memudahkan gerakan penderita cacat keluar dan
masuk kendaraan. Untuk itu digunakan SRP dengan lebar 3.6 m, minimal 3.2 m
sedangkan untuk ambulance dapat disediakan SRP 3.0 m, minimal 2.6 m.
penempatannya dilakukan sedemikian sehingga mempunyai akses yang baik ke
tempar kegiatan. Gambar berikut menunjukan ruang parkir bagi penderita cacat
disebelah ruang parkir normal.

13
Standar SRP SRP untuk pemakai kursi SRP untuk Ambulance
roda
2,30 m 3,60 m 3,00 m

Gambar II.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk penderita cacat dan Ambulance
(Sumber: Dit BSLLAK, 1998)

3. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk

250 80 50
30

1200 1250
SRP
Bus/Truk

20

380

Gambar II.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Bus/Truk (dalam cm)
(sumber: Dit BSLLAK, 1998)

4. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor

20

SRP
200 175
Motor

5
70
75
Gambar II.5 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)
(sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

14
1.5 Karakteristik Parkir
Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat-sifat dasar yang memberikan
penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada
lokasi studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi
perparkiran yang terjadi pada lokasi studi seperti mencakup akumulasi parkir,
volume parkir, lama waktu parkir, kapasitas parkir, indeks parkir dan pergantian
parkir.
a. Akumulasi parkir
Akumulasi Parkir adalah jumlah total dari kendaraan yang parkir selama
periode tertentu (Hobbs, 1979). Akumulasi ini dapat dijadikan sebagai ukuran
kebutuhan ruang parkir di lokasi penelitian. Informasi ini sangat dibutuhkan
untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan
parkir pada selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah
dengan kendaraaan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang
keluar.
b. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah keseluruhan kendaraan yang menggunakan
fasilitas parkir, biasanya dihitung dalam kendaraan yang parkir dalam satu hari
(Abubakar, 1998). Data volume parkir diperlukan untuk mengetahui intensitas
penggunaan ruang parkir yang ada di lokasi penelitian. Selain itu juga untuk
mengetahui hubungan-hubungan antara jenis kegiatan yang mana banyak
membutuhkan ruang parkir.
c. Lama Waktu Parkir
Lama Waktu Parkir atau durasi parkir adalah waktu yang dihabiskan oleh
pemarkir pada ruang parkir. Lamanya parkir dinyatakan dalam jam. Suatu
ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika digunakan
untuk parkir kendaraan dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan ruang
parkir yang digunakan untuk parkir kendaraan dalam waktu yang lama.

15
Menurut waktu yang digunakan untuk parkir, maka parkir dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Parkir waktu singkat
Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir kurang dari 1 jam dan
untuk keperluan belanja.
2. Parkir waktu sedang
Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir antara 1-4 jam dan
untuk keperluan berdagang.
3. Parkir waktu lama
Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir lebih dari 4 jam,
biasanya untuk keperluan bekerja.
Dari lamanya parkir akan diketahui waktu yang dipakai untuk setiap pemarkir
memarkir kendaraannya pada setiap petak parkir. Sedangkan untuk
mengetahui lamanya parkir pada tiap kendaraan pada suatu daerah dipakai
rata-rata lamanya parkir.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata lamanya parkir adalah
(Oppenlander, 1976) :
D = (Nx)x(X)x(I)
Nt
Keterangan :
D = Rata-rata lamanya parkir atau durasi (jam/kendaraan)
NX = Jumlah kendaraan yang parkir selama x interval (kendaraan)
X = Jumlah interval parkir
I = Interval waktu survai (jam)
Nt = Jumlah total kendaraan selama waktu survai (kendaraan)
d. Kapasitas Parkir
Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut
dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan
pemakai fasilitas parkir tersebut. Tinjauan dari kejadian tersebut diatas akan

16
memberikan besaran kapasitas dari fasilitas parkir. Rumus yang digunakan
untuk menghitung kapasitas parkir adalah :
KP = S
D
Keterangan :
KP = Kapasitas parkir (kendaraan/jam)
S = Jumlah total petak resmi yang ada (petak)
D = Rata-rata lama parkir (jam/kendaraan)
e. Indeks Parkir
Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas
parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa besar kapasitas
parkir yang telah terisi. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung
indeks parkir adalah :
IP= Akumulasi Parkir
Kapasitas Parkir
1. IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana kebutuhan
parkir tidak melebihi daya tampung/ kapasitas normal
2. IP = 1 artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya
tampung/kapasitas normal.
3. IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan parkir
melebihi daya tampung/kapasitas normal.
Besarnya indeks parkir yang tertinggi diperoleh dari perbandingan antara
akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Besaran indeks parkir ini akan
menunjukkan apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak
(Warpani, 1990).
f. Pergantian Parkir (Parking Turnover)
Pergantian parkir atau Parking Turnover menunjukkan tingkat penggunaan
ruang parkir yang diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah
ruang parkir untuk periode waktu tertentu. Rumus yang digunakan untuk
menyatakan pergantian parkir adalah sebagai berikut:
(Oppenlender, 1976):

17
TR = Nt
S. Ts
Keterangan :
TR : Angka pergantian parkir (kend/SRP/jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survey (kend)
S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian
Ts : Lama periode analisis/waktu survey (jam)
g. Penyediaan Parkir (Parking Supply)
Penyediaan parkir (parking supply) atau kemampuan penyediaan parkir
adalah batas ukuran banyaknya kendaraan yang dapat ditampung selama
periode waktu tertentu (selama waktu survei). Rumus yang digunakan untuk
menyatakan penyediaan parkir adalah sebagai berikut :
Ps = S . Ts 
D
Keterangan :
Ps : Daya tampung kendaraan yang dapat diparkir (kendaraan)
S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian
Ts : Lama periode analisis/waktu survai (jam)
D : Waktu rata – rata lama parkir (jam/kend)
f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai antara 0,85 s/d 0,95.

1.6 Kebutuhan Ruang Parkir


Kebutuhan Ruang Parkir adalah jumlah tempat yang dibutuhkan untuk
menampung kendaraan yang membutuhkan parkir berdasarkan fasilitas dan
fungsi dari sebuah tata guna lahan. Untuk mengetahui kebutuhan parkir pada
suatu kawasan yang di studi, terlebih dahulu perlu diketahui tujuan dari pemarkir
(Abubakar, 1998). Rumus yang dipakai untuk menghitung kebutuhan ruang parkir
adalah sebagaI berikut :
S = Nt . D
T . f

18
Keterangan :
S : Jumlah petak parkir yang diperlukan saat ini
Nt: Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
D : Waktu rata – rata lamanya parkir (jam/ kend)
T : Lamanya survei (jam)
f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai antara 0,85 s/d 0,95.

1.7 Model Prediksi Kebutuhan Ruang Parkir


Model kebutuhan parkir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bukanlah
suatu bentuk atau gambaran yang nyata, melainkan suatu rumusan yang dapat
dipakai sebagai dasar penentuan kebutuhan parkir (jumlah petak parkir yang
harus disediakan).

1.8 Model Faktor Pertumbuhan


Dalam perencanaan transportasi kota model faktor pertumbuhan seringkali
diterapkan untuk memperkirakan besarnya perkiraan dimasa mendatang. Teknik
ini memerlukan data-data seperti jumlah pergerakan pada masa sekarang dan
faktor pertumbuhan dari faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya adalah
tingkat kepemilikannya kendaraan, tingkat pendapatan dan populasi. Besarnya
pergerakan pada masa yang akan datang dapat dicari dengan menggunakan
rumus (Pignataro, 1979):
Tn = To x (l + r)n
Dimana:
Tn = Pergerakan pada masa yang akan datang
To = pergerakan pada masa sekarang
r = faktor pertumbuhan
n = tahun rencana

19
1.9 Pola Parkir
Untuk melaksanakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan parkir, terlebih
dahulu dipikirkan pola parkir yang akan digunakan. Pola parkir tersebut akan baik
apabila digunakan sesuai kondisi yang ada. Pada pelataran parkir yang tidak
terdapat marka pada petak parkirnya, digunakan standar fasilitas parkir untuk
menentukan ukuran petak parkir yang akan dipakai. Terdapat beberapa tipe pola
parkir pada mobil penumpang antara lain :
1.9.1 Parkir Kendaraan Satu Sisi
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit. Pola parkir pada
parkir kendaraan satu sisi adalah :
a. Parkir Sudut 30˚, 45˚, 60˚
Pola parkir ini memiliki daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel (parkir sudut 0˚) Kemudahan dan kenyamanan
pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih
besar jika dibandingkan dengan parkir sudut 90˚.


Gambar II.6 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut yang Lebih Kecil dari 90˚
(sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

b. Parkir Sudut 90˚


Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi
melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 90˚.

Gambar II.7 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut 90˚


(sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

20
1.9.2 Pola parkir dua sisi
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai. Pola
parkir kendaraan dua sisi adalah:
a. Parkir Sudut 90˚

250
230

500 550 500 500 550 500


1550 1550

Gambar II.8 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut 90˚


(sumber: Neufert, 2002)

b. Parkir Sudut 30˚, 45˚, 60˚

230

230
230

30° 45°
60°
316 350 495 548 450 548
400 350 400 1382
1150 1546

Gambar II.9 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut yang Lebih Kecil dari 90˚
(sumber: Neufert, 2002)

1.9.3 Pola Parkir Pulau


Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas. Pola parkir
pulau adalah:
a. Membentuk sudut 90˚

21
250

500 550 500 500 550 500


3100
Gambar II.10 Parkir Pulau Sudut 90˚
(Sumber: Neufert, 2002)

b. Membentuk sudut 45˚


Untuk parkir bersudut pola peletakan pulau terdiri dari:
1. Parkir Tulang Ikan 1
Atau disebut juga Herringbone pattern. Pola parkir demikian hanya dapat
dilalui dengan arah satu jalur sehingga mengurangi tingkat efisiensi ruang
parkir.

500

516 350 870 350 516


2602
Gambar II.11 Peletakan Parkir Diagonal Pada Dua Sisi
(Sumber: Neufert, 2002)

2. Parkir Tulang Ikan 2


Pola parkir ini memungkinkan adanya area tambahan untuk kendaraan
ketika terlalu maju atau terlalu mundur. Area tambahan juga dapat
dijadikan area pengembangan untuk efisiensi ruang parkir.

22
500

516 350 1032 350 516


2765
Gambar II.12 Peletakan Parkir Diagonal Dengan Area Tambahan Pada Dua Sisi
(Sumber: Neufert, 2002)

3. Parkir Tulang Ikan 3


Atau disebut one way loop. Pola ini menguntungkan untuk area yang lebih
sempit dan memudahkan pengontrolan traffic kendaraan karena hanya
menggunakan arah satu jalur saja.

516 350 870 350 516


2602
Gambar II.13 Peletakan Parkir Dengan Susunan Diagonal Pada Dua Sisi
(Sumber: Neufert, 2002)

1.10 Jalur Gang dan Modul Parkir


Jalur untuk kendaraan terdiri dari jalur sirkulasi, gang dan modul. Masing-
masing dibedakan menurut penggunaannya. Adapun jalur gang adalah ruang
bebas untuk sirkulasi dan manuver mobil dalam area parkir, dan modul adalah
panjang jarak keseluruhan ruang parkir dan gang sirkulasi dalam satu barisan area
parkir Pembagiannya berdasarkan gambar di bawah ini:

23
Lebar
Gang Modul

Panjang

Gambar II.14 Jalur sirkulasi, Modul dan Gang untuk parkir 90˚
(Sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

Panjang

Lebar
Gang Modul

Gambar II.15 Jalur sirkulasi, Modul dan Gang untuk parkir bersudut
(Sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

Dengan melihat kembali satuan ukuran untuk kendaraan, maka didapat


spesifikasi dimensi lebar jalur gang sirkulasi mobil adalah sebagai berikut:
Lebar Jalur Gang (m)
SRP < 30˚ < 45˚ < 60˚ < 90˚
1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
SRP mobil 3,0* 6,0* 3,0* 6,0* 5,1* 6,0* 6,0* 8,0*
pnp 2,3 m x 3,5** 6,5** 3,5** 6,5** 5,1** 6,5** 6,5** 8,0**
5,0 m
SRP mobil 3,0* 6,0* 3,0* 6,0* 4,6* 6,0* 6,0* 8,0*
pnp 2,5 m x 3,5** 6,5** 3,5** 6,5** 4,6** 6,5** 6,5** 8,0**
5,0 m
SRP sepeda 1,6*
motor 0,75 1,6**
m x 2,0 m
SRP 9,5*
Bus/Truk
3,4 m x
12,5 m
Keterangan : * = Lokasi parkir tanpa Fasilitas pejalan kaki
:** = Lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki
Tabel II. 5 Dimensi Lebar Jalur Gang
(Sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1996)

24
2. TINJAUAN TERHADAP GEDUNG PARKIR
2.1 Pengertian Gedung Parkir
Gedung Parkir adalah gedung yang khusus dibangun untuk tempat parkir
kendaraan, dengan demikian pemakaian lahan terutama di kawasan pusat kota
dapat dilakukan secara efisien. Gedung parkir dapat dikombinasikan dengan pusat
kegiatan, dimana lantai basement dan beberapa lantai di atasnya digunakan untuk
parkir dan selanjutnya di atasnya ditempatkan bangunan pusat kegiatan seperti
pertokoan, perkantoran dan pusat kegiatan lainnya (Sumber:
https://id.wikipedia.org).

2.2 Kriteria Pengembangan Parkir di Gedung


Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan parkir
digedung parkir yaitu (Sumber: Iskandar Abubakar, dkk. 1998. Pedoman
Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir):
a) tersedia tata guna lahan;
b) memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku.
c) tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
d) memberikan kemudahan bagi pengguna jasa.

2.3 Kriteria Gedung Parkir


Gedung parkir memiliki kriteria sebagai berikut (Sumber : Peraturan Daerah
DKI Jakarta nomor 48 tahun 2000 tentang perparkiran, Bab I Ketentuan Umum
Pasal I) :
a) Gedung Parkir Murni.
Yaitu gedung parkir untuk umum yang berdiri sendiri dan khusus didirikan
untuk usaha jasa perparkiran yang dikelola dengan memungut bayaran. Gedung
parkir murni dapat dilengkapi dengan sarana ibadah, restoran, toko suku cadang
kendaraan, jasa usaha perawatan kendaraan dan fungsi lainnya yang mendukung
fungsi gedung parkir sebanyak-banyaknya 10% dari total lantai gedung parkir.

25
b) Gedung Parkir Pendukung.
Yaitu gedung berupa fasilitas sebagai penunjang dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari kegiatan pokok sebuah gedung utama seprti gedung
hotel,perkantoran, mall, pertokoan dan lain-lain. Kapasitas gedung parkir
pendukung diatur berdasarkan fungsi gedung utamanya, sesuai dengan ketetapan
pemerintah.

2.4 Tata Letak Gedung Parkir


Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir dari
Departemen Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat tata letak gedung parkir
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Lantai Datar Dengan Jalur Landai Luar (External Ramp).
Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang dihubungkan
dengan ramp.

Gambar II.16 Lantai Datar dengan External Ramp


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat 1996)

b. Lantai Terpisah
Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan
ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang
turun digunakan untuk kendaraan yang keluar. Kendaraan yang masuk
melewati semua ruang parkir sampai menemukan tempat yang dapat
dimanfaatkan. Pengaturan gunting seperti itu memiliki kapasitas dinamik
yang rendah karena jarak pandang kendaraan yang datang agak sempit.

26
Gambar II.17 Kombinasi Antara Sirkulasi Masuk Dan Keluar
(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat 1996)

Gambar II.18 jalan masuk dan keluar tersendiri (terpisah), serta mempunyai jalan masuk
dan jalan keluar yang lebih pendek.
(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat 1996)

c. Lantai Gedung Yang Berfungsi Sebagai Ramp


Kendaraan yang masuk dan parkir pada gang sekaligus ramp. Ramp tersebut
berbentuk dua arah. Gambar II.19 memperlihatkan gang dua arah dengan
jalan keluar yang lebar. Namun, bentuk seperti itu tidak disarankan untuk
kapasitas parkir lebih dari 500 kendaraan karena akan mengakibatkan alur
tempat parkir menjadi panjang. Pada Gambar II.20 terlihat bahwa jalan
keluar dimanfaatkan sebagai lokasi parkir, dengan jalan masuk dan keluar
dari ujung ke ujung. Pada Gambar II.21 plat lantai horizontal, pada ujung –
ujungnya dibentuk menurun ke dalam untuk membentuk sistem ramp.
Umumnya merupakan jalan satu arah dan dapat disesuaikan dengan
ketersediaan lokasi.

27
Gambar II.19 Ramp dengan gang dua arah dan jalan keluar yang lebar
(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat 1996)

Gambar II.20 Jalan Keluar sebagai Lokasi Parkir


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat 1996)

Gambar II.21 Ramp dengan Plat Lantai Horizontal


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat 1996)

d. Tinggi minimal ruang bebas lantai gedung parkir adalah 2,50 m.

2.4.1 Tanjakan Ramp


Besarnya tanjakan maksimum pada ramp naik gedung parkir adalah 15
persen, walaupun tanjakan sebesar maksimum 20 persen dapat diterapkan. Bila
ramp ini juga digunakan oleh pejalan kaki untuk naik dan turun, sebaiknya
digunakan tanjakan tidak lebih dan 10 persen. Gambar II.22 menunjukkan panjang

28
ramp yang dibutuhkan untuk mencapai lantai dialasnya. Sedangkan untuk parkir
pada bidang miring, besarnya tanjakan bidang miring maksimum 4 persen.

Gambar II.22 Hubungan antara besarnya tanjakan dengan panjang ramp.


(Sumber : Dir BSLLAK, 1998)

2.4.2 Tanjakan Peralihan


Untuk mengantisipasi benturan antara anjuran depan atau belakang
kendaraan terhadap lantai datar pada ujung ramp ataupun pada bagian diantara
sumbu kendaraan diberikan tanjakan peralihan trasisisi seperti ditunjukkan dalam
gambar II.23

Gambar II.23 Tanjakan peralihan untuk menghindari benturan antara anjuran kendaraan
dengan lantai pada awal atau akhir ramp
(Sumber : Dir BSLLAK, 1998)

2.4.3 Radius dan Lebar Ramp


Untuk ramp untuk satu arah cukup disediakan lebar jalur sebesar 3,50
meter, dan untuk dua arah selebar 6,50 meter, dan bila dipisah dengan suatu

29
pemisah/separator maka lebar setiap arah adalah 3,50 meter. Radius minimum
ramp yang berbentuk lingkaran helikal, adalah 9,70 meter. radius yang disarankan
adalah 10,50 sampai 11,50 meter. Sedangkan lebar lajur pada ramp helikal adalah
antara 4,20 sampai 5,40 meter.

Gambar II.24 Dimensi ramp helikal.


(Sumber : Dir BSLLAK, 1998)

2.4.4 Penahan roda


Agar kendaraan yang akan diparkir tidak membentur dinding gedung parkir
maka pada ruang parkir biasanya disediakan penghambat roda baik berbentuk
betonan ataupun pipa logam sehingga pengemudi tidak perlu takut membentur
dinding pada saat memasuki ruang parkir. Gambar berikut menunjukkan penahan
roda dari beton.

Gambar II.25 Penahan roda, pada gambar atas ditunjukkan penahan roda pada parkir
sudut
(Sumber : Dir BSLLAK, 1998)

30
Jarak antar penahan roda dengan dinding tergantung kepada sudut parkir
dan panjang anjuran belakang ataupun anjuran depan Gambar berikut
ditunjukkan jarak antara penahan roda dengan dinding.

Gambar II.26 Kaitan antara sudut parkir dengan jarak muka penahan roda ke dinding,
jarak akan lebih panjang kalau kendaraan masuk keruang parkir mundur
(Sumber : Dir BSLLAK, 1998)

2.4.5 Jenis Sirkulasi dan Peron dalam Gedung Parkir


Merancang gedung parkir berbeda dengan merancang area parkir pada sisi
jalan maupun pada taman parkir. Berikut adalah elemen perancangan area parkir
di dalam gedung parkir menurut Neufert:
1. Pola Sirkulasi
Hal yang paling membedakan adalah pola sirkulasi di dalam gedung karena
sirkulasi dalam gedung parkir cenderung menggunakan sirkulasi vertikal, yaitu
menggunakan ramp untuk naik atau turun. Terdapat beberapa pola sirkulasi di
dalam gedung parkir yaitu:
a) Tanjakan Satu Lantai Penuh
Tanjakan yang ditempatkan pada sisi – sisi bangunan dan ditempatkan
pada ketinggian satu lantai penuh. Kemiringan yang dianjurkan tidak
melebihi 10% dengan jarak ramp minimal 3 m untuk kemudahan
manuver mobil.

31
Gambar II.27 tanjakan satu lantai penuh dan peletakan peronnya.
(Sumber: Neufert, 2002)

b) Tanjakan Berefisiensi Tinggi


Pola tanjakan ini lebih menghemat tempat dan lebih tinggi tingkat
keamanannya.

Gambar II.28 tanjakan berefisiensi tinggi dan peletakan peronnya.


(Sumber: Neufert, 2002)

c) Tanjakan Setengah Lantai


Sistem ini memiliki posisi lantai setengah dan perbedaan ketinggian diatasi
dengan tanjakan yang pendek. Ketinggian tanjakan mencapai 13%.

Gambar II.29 tanjakan setengah lantai dan peletakan peronnya.


(Sumber: Neufert, 2002)

d) Tanjakan Melingkar
Sistem ramp melingkar seperti ini cenderung lebih banyak memakan biaya
dibandingkan dengan ramp yang lurus. Selain itu ramp ini mempersulit

32
pengontrolan karena memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam hal
manuver kendaraan. Perlu diadakan perawatan dan kekuatan dinding yang
lebih. Kelebihan area yang ditimbulkan uga kurang baik untuk dapat
digunakan. Radius lingkaran pada bagian dalam harus minimal 5 meter.

Gambar II.30 tanjakan melingkar dan peletakan peronnya.


(Sumber: Neufert, 2002)

Gambar II.31 tanjakan melingkar dua jalur


(Sumber: Neufert, 2002)

e) Tanjakan melingkar dan terpisah membentuk menara pada sudut


bangunan.
Lebih menghemat biaya dibandingkan dengan yang sebelumnya,namun
tidak lebih hemat dari tanjakan lurus. Sistem ramp yang demikian
mempersulit pengontrolan karena semakin lama mobil melaju pada ramp
semakin besar gaya sentrifugal yang dihasilkan mobil sehingga dengan
berbahaya bagi pengemudi.

33
Gambar II.32 tanjakan melingkar yang memisahkan diri dari lantai parkir dan peletakan
peronnya.
(Sumber: Neufert, 2002)

Gambar II.33 tanjakan spiral dua jalur


(Sumber: Neufert, 2002)

2. Susunan Peron
Peletakan peron sangat dipengaruhi dari sistem sirkulasi yang disediakan
pada gedung parkir tersebut. Adapun berikut skema dan susunan peron
pada umumnya:

Gambar II.34 skema dan susunan peron pada gedung parkir.


(Sumber: Neufert, 2002)

2.5 Perletakkan Tangga dan Elevator


Tangga umumnya terletak seperti yang dipersyaratkan oleh ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan. Lift umumnya terletak
di arah perjalanan ke tujuan pedestrian dari ruang parkir (Gambar II.42).

34
Gambar II.35 Peletakkan Tangga dan Lift
(Sumber: PCI, 1997)
Keberadaan tangga atau elevator yang menjadi sirkulasi manusia harus
terbuka sehingga terlihat oleh semua orang termasuk dari luar bangunan parkir
itu sendiri. Desain yang baik untuk sirkulasi vertikal ini adalah desain tangga yang
terbuka, tertutup oleh kaca dan glass-backed elevator.
Desain yang terbuka ini mengoptimalkan visibility untuk meminimalisir
kemungkinan pengguna fasilitas celaka dan juga memudahkan petugas keamanan
untuk mengontrol siapa yang masuk ke dalam gedung parkir. Solusi ideal adalah
tangga dan/ atau elevator terbuka seluruhnya ke eksterior fasilitas parkir.

Gambar II.36 Tangga pada Cook County Juvenile Center Parking Garage, Chicago, IL
(Sumber: PCI, 1997)

Hal terakhir yang harus dihindari adalah adanya space di bawah tangga
atau sekitarnya yang memungkinkan ruang itu menjadi tempat bersembunyi.

35
2.6 Sistem Keamanan (Security)
Sistem keamanan dibagi menjadi dua kategori yaitu (Sumber: PCI 1997) :
1. Passive Security (Perlindungan Pasif) di mana berasal dari kondisi fisik
bangunan seperti pencahayaan, tangga dan elevator yang kasat mata, desain
struktur yang menggunakan konstruksi bentang lebar dan langit-langit yang
tinggi sehingga menciptakan kesan terbuka dan membantu pencahayaan,
serta public restroom yang visible.
2. Active Security (Perlindungan Aktif) yaitu tindakan yang berupa response
langsung oleh manajemen atau staf sekuriti bangunan parkir. Contoh dari
tindakan ini adalah dengan patroli staf sekuriti, pengadaan alat pengawasan
seperti CCTV, maintenance gedung, signage, komunikasi darurat, serta
manajemen sekuriti.
Pada area parkir yang terstruktur seperti parking garage :
1) Pintu masuk yang terkontrol untuk mobil dan pejalan kaki
2) Pencahayaan yang cukup
3) Elevator dan tangga yang berdinding kaca dan bukaan menuju tangga
dan lantai parkir agar orang di jalan atau di gedung lingkungan sekitar
untuk melihat ke dalam.
Perlengkapan yang dapat mengoptimalkan keamanan di area parkir :
a) Closed Circuit Television (CCTV) System.
b) Audio Speaker .
c) Tombol darurat yang langsung terhubung kepada petugas kepolisian.
d) Telepon umum.

2.7 Pencahayaan
Dalam merancang pencahayaan di dalam gedung parkir, prioritas utama
adalah kekuatan cahaya yang cukup. Estimasi kekuatan cahaya bangunan parkir
antara 100-500 lux. Pada table II.6 di bawah ini disebutkan data-data standar
cahaya menurut peraturan dari Amerika, di mana standar penerangan untuk

36
masing-masing daerah berbeda-beda. Pada tabel juga disebutkan bahwa daerah
yang paling membutuhkan kekuatan cahaya yang besar adalah bagian entrance
dan exit serta tangga. Hal ini membuktikan bahwa daerah-daerah tersebut
membutuhkan pengawasan lebih besar daripada daerah parkir lainnya.
IES Lighting Design Recommendations
Day Night
Footcandles, average on Footcandles, average on Uniformity Ratio
pavement (1) pavement (Average/Minimum)
General Parking and
pedestrian areas 5 5 4:1
Ramps and Corners 10 5 4:1
Entrance areas (2) 50 5 4:1
Stairways Range of Illuminances
Footcandles
10-15-20

Tabel II. 6 Standar Cahaya pada Gedung Parkir


(Sumber: PCI, 1997)

2.8 Gambar dan Penanda (Signage)


Adanya signage berguna sebagai media informasi yang mengantarakan
pengemudi atau pengguna fasilitas lainnya dalam menggunakan fasilitas. Desain
signage atau wayfinding dalam area parkir perlu mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
a) Penanda warna, penomoran, musik, petunjuk visual atau bahkan mesin
yang dapat mencocokkan tiket parkir dengan lokasi parkir untuk
kemudahan mencari kendaraan yang diparkir.
b) Perletakkan signage pada area yang dapat terlihat oleh pengendara
dengan mudah bahkan ketika sedang mengemudi.
c) Pesan yang singkat, padat dan jelas.
d) Penanda jalan pada lantai lebih membantu pengemudi untuk mencari
jalan.
e) Signage harus dapat menjelaskan titik akses pedestrian di dalam
bangunan.

37
Gambar II. 37 Signage pada area parkir menunjukkan berbagai info dalam area parkir
(Sumber: www.carlwalker.com)

Khusus untuk peletakan signage, hal yang perlu diingat adalah pengemudi
atau orang di mobil hanya memiliki waktu 1,5-3 detik untuk membaca sambil
melaju. Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan ketinggian huruf pada sign
dengan jarak untuk membaca, di mana dijelaskan untuk tinggi huruf sebesar 3
inchi, jarak baca terdekat adalah 30 feet dan jarak baca terjauh adalah 100 feet.
Letter Hight Readability Distance For Maximum Readibility
Maximum Impact Distance
3” 30’ 100’
4” 40’ 150’
6” 60’ 200’
8” 80’ 350’
9” 90’ 400’
10” 100’ 450’
12” 120’ 525’
15” 150’ 630’
18” 180’ 750’
24” 240’ 1000’
30” 300’ 1250’
36” 360’ 1500’
42” 420’ 1750’
48” 480’ 2000’
54” 540’ 2250’
60” 600’ 2500’
Tabel II.7 Perbandingan ketinggian huruf dan jarak baca orang
(sumber: www.signindustry.com)

38
2.9 Utilitas Bangunan
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang
digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudian komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti
perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan
perancangan lainnya.
Perancangan utilitas tersebut terdiri dari :
1. Perancangan Sistem Plumbing
Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian atau pengeluaran
air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran
terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan
penghuninya dalam masalah air.
Tipe Bangunan Liter/Hari
Sekolah 57
Sekolah+Kafetaria 95
Apartemen 133
Kantor 57-125
Taman Umum 19
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah sakit umum 570/unit
Rumah perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur hotel 38
Motel 190/tmpt tidur
Teater Mobil 19/mobil
Bengkel 38/mobil
Bandara 11-19/penumpang
Gereja 19-26/tmpt duduk
Rumah tinggal 150-285
Tabel II. 8 Kebutuhan Air Menurut Tipe Bangunan
(Sumber: Terjemahan dari Mechanical and Electrical Equipment for Buildings, 2015)

39
Tipe Bangunan Closet Urinoir Washtafel
Bangunan Umum 1-15 orng perlu 1 bh 1-15 orng perlu 1 bh

(Kantor dan 16-35 orng perlu 2 bh 16-35 orng perlu 2 bh

sebagainya) 36-55 orng perlu 3 bh 36-60 orng perlu 3 bh


Sama
56-80 orng perlu 4 bh 61-90 orng perlu 4 bh
dengan
81-110 orng perlu 5 bh 91-125 perlu 5 bh
jumlah
111-150 orng perlu 6 bh Di atas 125 orng
closet
Di atas 150 orng setiap setiap tambahan 45
tambahan 40 orng perlu orng perlu 1 bh
1 bh
Tabel II. 9 Jumlah Minimal Kebutuhan Fasilitas Plumbing
(Sumber: Mechanical and Electrical Equipment for Buildings, 2015)

2. Sistem Pembuangan Air Hujan


Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut
dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau
komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan
deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan
kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap
yang menampung air hujan tersebut dalam luasan m2. Sebagai standar ukuran
pipa pembuangan dibuat tabel sebagai berikut:
Diameter (Inchi) Luas Atap (m2) Volume (Liter/Menit)
3” (7,62 cm) s.d.-180 255
4” (10,16 cm) 385 547
5” (12,70 cm) 698 990
6” (15,24 cm) 1135 1610
8” 2445 3470
Tabel II. 10 Standar Ukuran Pipa Pembuangan Air Hujan
(Sumber: http://rzal37.blogspot.co.id)

40
3. STUDI KASUS
3.1 Gedung Parkir 1111 Lincoln Road

Gambar II.38 Gedung Parkir 1111 Lincoln Road, Miami Florida AS


(Sumber: http://archrecord.construction.com)

Tipe : Garasi/Gedung Parkir


Jenis Struktur : Open Parking Structure (Struktur Parkir Terbuka)
Arsitek : Herzog & De Muron
Lokasi : Miami, Florida AS
Jumlah Lantai : 7 (Lantai)
Kapasitas : 300 Mobil

1111 Lincoln Road adalah sebuah gedung parkir di bagian pantai selatan Miami
Beach, Florida, yang dirancang oleh biro arsitek Swiss terkenal yaitu Herzog & de
Meuron Basel Ltd. Gedung ini terletak di bagian barat Lincoln Road Mall,
persimpangan dengan Alton Road, dan dapat menampung sekitar 300 mobil. Sejak
dibuka pertama kali pada tahun 2010, gedung parkir ini telah menarik minat yang
besar karena penampilan yang unik berbeda dari tempat parkir yang lebih
tradisional.

41
Gedung ini juga dilengkapi dengan toko-toko ritel dan restoran di puncak
gedung dengan pemandangan laut, semua dalam satu desain beton dan kaca.
Setiap tingkat bangunan memanfaatkan cahaya alami dan memungkinkan untuk
melihat view yang indah di pantai selatan Miami.

Gambar II.39 Denah Lantai Dasar 1111 Lincoln Road


(Sumber: http://archrecord.construction.com)

42
Gambar II.40 Potongan A-A 1111 Lincoln Road
(Sumber: http://archrecord.construction.com)

43
3.2 Gedung Parkir Kota Bukittinggi (Sumatera Barat)

Gambar II.41 Gedung Parkir Kota bukittinggi


(Sumber : http://rri.co.id)

Nama Bangunan : Gedung Parkir Representatif Kota Bukittinggi


Jenis Struktur : Parking Garage (Parkir Tertutup)
Lokasi : Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat
Luas Lahan : 1.927,87 m²
Jumlah lapis bangunan : 4 lantai dan 1 Basement
Kapasitas parkir : 295 Mobil (Unit)

Gedung parkir Kota Bukittinggi merupakan off street parking area dengan
jenis fasilitas parkir multistorey garage parking pada lantai 1 hingga 4 dan
Basement Parking. Jenis peruntukan parkirnya adalah fasilitas parkir untuk umum
yang mewakili Kota Bukittinggi untuk mengatasi masalah kemacetan dan parkir di
badan jalan yang terjadi di jalan imam bonjol, depan kantor DPRD, jalan tan
malaka dan lokasi parkir di jalan yos sudarso. Pola parkir yang diterapkan adalah
pola parkir pulau dengan sudut 90°.
Ramp pada gedung parkir ini menggunakan ramp lurus dan ramp spiral. Ramp
spiral digunakan untuk sirkulasi perjalanan mobil di tiap-tiap lantai. Sedangkan
ramp lurus untuk sirkulasi mobil dari lantai basement menuju lantai 1.

44
III. METODE PERANCANGAN
Kajian pada perancangan ini berdasarkan atas metode deskriptif analisis.
Metode ini berupa paparan atau deskripsi yang terjadi saat ini disertai dengan
literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang dihadapi. Analisa data dapat
dilakukan secara kuantitatif. Dengan menggunakan metode deskriptif yang
membahas teknik-teknik pengumpulan, pengolahan atau analisa dan penyajian
terhadap sekelompok data.
Analisis data secara kualitatif dilakukan berdasarkan logika dan argumentasi
yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei objek-objek studi
banding, lokasi tapak untuk mendapatkan data-data dan studi-studi yang
berhubungan dengan objek Perancangan.

1. Mencari Ide Rancangan


Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Desain Gedung Parkir di
Kota Palu, diuraikan dalam beberapa tahap. Bagian yang pertama ialah proses
mencari ide. Proses mencari ide yang digunakan, dijelaskan sebagai berikut :
1) Pencarian ide atau gagasan dengan menyesuaikan mengenai informasi-
informasi tentang karakteristik parkir dan kebutuhan ruang parkir di pusat
Kota Palu, sehingga muncul gagasan untuk merancang sebuah desain
Gedung Parkir di kawasan pusat Kota Palu.
2) Pengumpulan data mengenai Perancangan Gedung Parkir yang berkaitan
dengan arsitektural maupun non arsitektural sebagai bahan dalam
pemecahan masalah dalam sebuah perancangan.
3) Dari pengembangan ide perancangan yang diperoleh kemudian
dituangkan dalam bentuk tulisan.

2. Penentuan Lokasi Perancangan


Lokasi perancangan harus dapat mendukung fungsi bangunan, karena Desain
Gedung Parkir khusus dibangun untuk tempat parkir kendaraan, dengan demikian

45
pemakaian lahan terutama di kawasan Pusat Kota dapat dilakukan secara efisien.
Dalam pengembangan parkir di Gedung Parkir perlu ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi dalam pengembangan parkir digedung parkir yaitu:
a) tersedia tata guna lahan
b) memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku.
c) tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
d) memberikan kemudahan bagi pengguna jasa.

3. Pengumpulkan Data
Tahap selanjutnya yaitu pengumpulan dan pengolahan data. Data yang
dianalisis untuk perancangan ini ada dua macam data, yaitu data primer dan data
sekunder. Dalam pengumpulan data dari informasi primer dan sekunder,
digunakan metode yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh melalui proses pengambilan data secara
langsung pada lokasi, dengan cara observasi atau survei secara langsung. Sehingga
dapat disebut sebagai metode observasi.
Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan dan pencatatan sistematis mengenai hal-hal penting terhadap obyek
serta pengamatan terhadap masalah-masalah parkir yang ada di kawasan pusat
Kota Palu secara langsung melalui kegiatan survei yang meliputi:
a) Survei inventarisasi ruang parkir.
b) Survei patroli parkir.
c) Volume dan akumulasi parkir.
d) Lama parkir kendaraan.
Survei parkir ini berfungsi untuk mendapatkan data berupa:
a. Analisis data parkir berupa kondisi karakteristik parkir di kawasan pusat
Kota Palu yang berada di Kecamatan Palu Timur Kelurahan Besusu Barat

46
meliputi data tentang akumulasi parkir, volume parkir, rata-rata lama
parkir,kapasitas parkir yang ada, dan penyediaan parkir.
b. Dari data karakteristik parkir sehingga didapat data berapa kebutuhan
(demand) Ruang Parkir yang kurang di kawasan Pusat Kota Palu.

2. Data sekunder
Yaitu data atau informasi yang tidak berkaitan secara langsung dengan obyek
perancangan tetapi sangat mendukung program perancangan, meliputi:
1) Studi Pustaka/Studi Literatur
Metode pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan atau
mengambil dari buku-buku sebagi sumber bacaan dan referensi yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas. Selain dari buku pengambilan data juga dari
internet dan jurnal ilmiah/tesis. Data yang diperoleh dari studi pustaka ini, baik
dari teori, pendapat ahli, serta peraturan dan kebijakan pemerintah menjadi dasar
perencanaan sehingga dapat memperdalam analisa. Data yang diperoleh dari
penelusuran literatur bersumber dari data internet, buku, aturan kebijakan
pemerintah serta jurnal ilmiah. Data ini meliputi:
a. Data atau literatur tentang kawasan dan tapak terpilih berupa peta
wilayah, peraturan pemerintah yaitu RTRW Kota Palu. Data ini selanjutnya
digunakan untuk menganalisis kawasan tapak.
b. Data tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, tahun 1996.
c. Data tentang Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir
dari Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota, tahun 1998.
d. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010. Analisis Karakteristik Dan
Kebutuhan Parkir Di Pasar Kreneng.
2) Studi Kasus
Dilakukan untuk mendapatkan data mengenai bangunan sejenis yang ada.
Adapun objek studi kasus tersebut adalah sebagai berikut:

47
a. Gedung Parkir 1111 Lincoln Road, Miami florida AS sebagai studi tentang
Gedung Parkir dengan Open Parking Structure (Struktur Parkir Terbuka).
b. Gedung Parkir Kota Bukittinggi (Sumatera Barat) sebagai studi Gedung Parkir
Lokal yang menerapkan Parking Garage (Struktur Parkir Tertutup).

Dalam pengumpulan dan pengolahan data, data sekunder diperoleh tanpa


pengamatan langsung tetapi menunjang proses kajian terhadap permasalahan.
Data-data tersebut diolah dan dianalisa hingga diperoleh alternatif konsep.
Pengumpulan data kondisi eksisting dilakukan terhadap unsur-unsur yang ada di
tapak, berikut interaksinya sehingga memunculkan masalah yang lebih spesifik.
Evaluasi dilakukan melalui tahap informasi kondisi tapak, daya dukung tapak dan
lingkungan beserta potensinya.

4. Analisis
Metode yang digunakan dalam proses analisis terdiri atas dua bagian besar,
yaitu analisis makro dan analisis mikro. Analisis makro merupakan analisis dalam
skala kawasan yaitu analisis kawasan, sedangkan analisa mikro merupakan
analisis terhadap tapak perencanaan, meliputi analisis tapak, analisis fungsi,
analisis pelaku, analisis aktivitas, dan analisis ruang, analisis bentuk dan tampilan
serta analisis struktur dan utilitas. Adapun metode yang dilakukan untuk
melakukan analisis data yaitu:
a. Analisis Tapak
Analisis tapak yaitu analisa yang dilakukan pada lokasi dan bertujuan untuk
mengetahui segala sesuatu yang ada pada lokasi. Selain itu analisis tapak
berfungsi untuk mengetahui kekurangan dan potensi yang terdapat pada sekitar
tapak, sehingga akan mempermudah dalam proses perancangan kedepannya.
b. Analisis Fungsi
Analisis fungsi dilakukan bertujuan untuk menentukan ruang-ruang yang
dibutuhkan dengan mempertimbangkan pelaku, aktivitas dan kegunaan. Selain itu

48
analisis fungsi berguna untuk menentukan besaran dan organisasi ruang. Dengan
analisis ini diharapkan rancangan yang akan dibangun nanti dapat memenuhi
seluruh kebutuhan ruang yang sesuai dengan pelaku dan aktivitas di dalamnya dan
sesuai dengan Standar Nasional maupun Internasional.
c. Analisis Aktivitas dan Pengguna
Analisis aktivitas dan pengguna dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang akan terjadi di kawasan perancangan.
Berangkat dari analisis ini nantinya akan dapat menentukan besaran kebutuhan
ruang dan sirkulasi pada bangunan sesuai fungsi yang telah dianalisis melalui
analisis fungsi.
d. Analisis Ruang
Analisis ini untuk memperoleh persyaratan-persyaratan, kebutuhan dan
besaran ruang. Agar pengguna yang akan melakukan kegiatan memperoleh
kenyamanan sesuai dengan fungsi dan tatanan ruang.
e. Analisis Bentuk
Analisis bentuk atau bisa disebut dengan analisis fisik, yaitu analisis yang
dilakukan untuk memunculkan karakter bangunan yang serasi dan saling
mendukung. Analisis ini nantinya akan memuncul ide-ide rancangan berupa
gambar atau sketsa.
f. Analisis Utilitas
Analisis yang memberikan gambaran mengenai sistem utilitas yang akan
digunakan pada perancangan Gedung Parkir di Kota Palu. Analisis utilitas yaitu
meliputi: sistem air bersih, pembuangan sampah, disposal padat, jaringan listrik,
keamanan dan sistem pemadam kebakaran.

5. Konsep Perancangan
Tahap perancangan selanjutnya yaitu menentukan konsep tapak dan
bangunan. Dalam konsep ini merupakan hasil analisis yang menghasilkan
hubungan konsep yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun konsep

49
perancangan. Konsep ini meliputi nilai-nilai dari arsitektur sebagai konsep dasar
perancangan, konsep tapak, konsep ruang, konsep bentuk dan tampilan bangunan
dan konsep struktur dan utilitas.

50
6. Alur Pemikiran
DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN JEND. SUDIRMAN KOTA PALU

Latar Belakang
 Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan aktivitas dan interaksi antar masyarakatnya sangat
kompleks dan bervariasi, dalam aktivitas dan interaksinya memiliki berbagai kawasan.
 ruas jalan Sudirman-Moh.Hatta-Hassanuddin merupakan gabungan jalan arteri primer dan kolektor primer
yang merupakan salah satu kawasan padat kendaraan di Kota Palu. Kawasan tersebut merupakan kawasan
Perdagangan/Jasa, Perkantoran serta RTH yang menjadi pusat kegiatan Masyarakat.
 Permasalahan meliputi parkir di badan jalan yang sebenarnya tidak dibenarkan dalam aturan lalu-lintas karena
masih berada di atas Rumaja (Ruang manfaat jalan). Tetapi tidak ada cara lain karena jumlah ruang parkir yang
disediakan tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir sehingga menimbulkan sirkulasi kendaraan tidak lancar
dan juga berbahaya bagi pengemudi dan pengguna jalan.

RUMUSAN MASALAH
“bagaimana mengatasi kekurangan ruang parkir di kawasan pusat kota Palu
dengan membuat konsep Perancangan dan desain Gedung Parkir di Jalan Jend.
Sudirman Kota Palu” ?

PENELITIAN LAPANGAN STUDI PUSTAKA


PENGUMPULAN DATA Data Sekunder
Data Primer
Penelitian Lapangan dan Studi Pustaka 1. Karakteristik dan Kebutuhan Parkir
1. Observasi (pengamatan)
2. Survei Parkir di sekitar 2. Tinjauan Tentang Gedung Parkir
lokasi
3. Dokumentasi
KLASIFIKASI DATA

ANALISIS DATA MAKRO ANALISIS DATA MIKRO


1. Analisis Kawasan 1. Analisis Fungsi
2. Analisis Tapak 2. Analisis Pelaku
3. Kondisi Sarana dan 3. Analisis Aktifitas
Prasarana 4. Analisis Kebutuhan
4. Kondisi Iklim Ruang
5. Penzoningan 5. Analisis Bentuk
6. Analisis Struktur &
Utilitas

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DESAIN

KONSEP DASAR DESAIN (Konsep Perancangan)

DESAIN & MAKET

Gambar III.1 Alur Pemikiran


(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

51
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.1. Letak Geografis dan luas wilayah
Lokasi penelitian yaitu berada di Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Kecamatan
Palu Timur merupakan salah satu kecamatan tertua di Kota Palu. Letak Kecamatan
Palu Timur tepat berada di tengah Kota Palu dengan ibukota kecamatan Besusu
Barat. Kecamatan Palu Timur mempunyai jumlah penduduk tertinggi di Kota Palu
yaitu 68.534 jiwa dengan kepadatan penduduk 8.889 jiwa/km2. Setelah
pemekaran wilayah pada tahun 2012, Kecamatan Palu Timur dibagi menjadi 5
kelurahan dengan luas daratan 7,71 km2 atau 1,95 persen dari total luas wilayah
Kota Palu.
Adapun batas-batas administrasi kecamatan Palu Timur adalah sebagai
berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Palu dan Kecamatan
Mantikulore.
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Palu Selatan.
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Palu dan Kecamatan Palu
Barat.
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mantikulore.

52
Gambar IV. 1 Peta Tematik Kecamatan Palu Timur Kota Palu
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Palu, 2015)

53
1.2 Topografi dan Bentuk Lahan
Secara keseluruhan kawasan pusat Kota Palu yang berada di Kecamatan Palu
Timur dapat dikatakan relatif datar dengan tingkat kemiringan tanah antara 0-5%
dengan ketinggian antara 0-50m dpl (Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Palu,
2015)

1.3 Kedudukan Lokasi Perencanaan dalam lingkup Perencanaan kota Palu


Lokasi merupakan kawasan perdagangan dan jasa, Perkantoran, dan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) yang meliputi kawasan ruas jalan Nasional dan Provinsi
seperti Jl. Jend. Sudirman, Jl. Hasanuddin, dan Jl. Moh. Hatta. Menurut RTRW Kota
Palu 2010-2030, lokasi ini merupakan jalur perdagangan dan jasa serta
perkantoran yang menjadi kawasan yang memberikan salah satu pemasukan
terbesar dikota ini. Dalam perencanaan tahun-tahun kedepan akan direalisasikan
penataan kembali jalur pedestrian termasuk parkir yang selama ini menjadi
masalah dan jika dibiarkan akan berdampak pada kelancaran akses lalu-lintas dan
juga berbahaya bagi pengemudi dan pengguna jalan.
Kawasan Pusat kota Palu Kecamatan Palu Timur dikategorikan menjadi :
1. Kawasan Perdagangan dan Jasa.
2. Kawasan Perkantoran/Niaga.
3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik/Taman Kota.

1.4 Kecamatan Palu Timur sebagai Kawasan Perdagangan


Kecamatan Palu timur dikenal sebagai kecamatan tertua di Kota Palu. Pusat
perbelanjaan pertama di Kota Palu ada di kecamatan Palu Timur, yaitu kawasan
Pertokoan Hasanuddin di kelurahan Besusu Barat. Pada tahun 2014 pusat
perbelanjaan kembali dibangun di kecamatan Palu Timur yaitu TransMart
Carrefour Palu (Mall Al Djufrie) sehingga makin menambah daya tarik masyarakat
untuk datang ke pusat Kota Palu tersebut.

54
Gambar IV. 2 Pusat Perbelanjaan TransMart Carrefour & Pertokoan Hasanuddin
(Sumber: Dok. Pribadi, 2016)

1.5 Kecamatan Palu Timur sebagai kawasan Perkantoran/Niaga (Perbankan)


Kecamatan Palu Timur juga dikenal sebagai pusat kawasan
Perkantoran/Niaga dimana kantor cabang utama bank-bank baik itu Bank
Pemerintah/BUMN maupun Bank Swasta berada di Kecamatan Palu Timur antara
Lain BNI 46, BRI, Bank Sulteng, Bank Danamon, Bank Indonesia, BNI Syariah, Bank
Mega, Bank Permata, Bank Panin, BTN, Bank Mandiri, Bank Bukopin, serta BCA ada
di Kecamatan Palu Timur.

Gambar IV.3 Kawasan Perkantoran/Niaga (Perbankan di Pusat Kota Palu Kecamatan Palu
Timur)
(Sumber: Dok. Pribadi, 2016)

55
1.6 Kawasan Open Space (RTH) Publik
Pada kawasan pusat Kota Palu Kecamatan Palu Timur terdapat 2 buah open
space yang selalu dikunjungi oleh konsentrasi massa baik dihari-hari biasa maupun
ada event khusus yaitu di Taman Kota (bundaran jalan Hasanuddin) sebagai
tempat istirahat sejenak selepas berputar-putar mengitari kota palu dan Taman
Gelanggang Olahraga (GOR) di Jalan Moh. Hatta yang merupakan taman lapangan
olahraga. Taman GOR selain difungsikan sebagai lapangan olahraga juga
difungsikan sebagai event-event khusus seperti live konser, pameran, serta lomba-
lomba yang biasanya diadakan oleh masyarakat Kota Palu.

Gambar IV.4 Kawasan Open Space (RTH) Taman GOR (kiri) dan Taman Kota (kanan)
(Sumber: Dok. Pribadi, 2016)

56
1.7 Peruntukkan Lahan di Kawasan Pusat Kota Palu

Gambar IV. 5 Land Use Kota Menurut RTRW Kota Palu


(Sumber: RTRW Kota Palu, 2010-2030)

57
2. Gambaran Umum Kawasan
2.1 Karakteristik Kawasan
Keterangan:
Sektor Perdagangan
Niaga (Perbankan)
RTH (Taman GOR)
Site

Taman GOR
BNSmart

BNI
TransMart
Pertokoan BRI
Carrefour
Hasanuddin

Bank Danamon

Bank Bank Bukopin


Sulteng

Gambar IV.6 Karakteristik Kawasan Pusat Kota Palu Kecamatan Palu Timur
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

2.2 Eksisting Site

BNI 46 (±100m dari site)

Site (daya tampung: 296


Mobil & 440 Motor)
Pertokoan Hasanuddin
(±200m dari site)

Taman GOR (±300m dari


site)

Bank Sulteng (±400m


dari site)
TransMart Carrefour BRI (±200m dari site)
(±15m dari site)

Gambar IV.7 Kondisi Eksisting Lokasi


(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

58
3. Gambaran Umum Parkir di Pusat Kota Palu
3.1 Analisis Inventarisasi Parkir/Data Areal Ruang Parkir
Untuk merencanakan pengembangan lahan parkir, terlebih dahulu dilakukan
Analisis Inventarisasi parkir. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa Jumlah
petak parkir yang tersedia di lokasi studi, sehingga memudahkan dalam
menganalisis kondisi operasional dan permasalahan parkir di lokasi. untuk sudut
parkir serta ukuran petak parkir di daerah studi dapat diketahui dengan melakukan
survei inventarisasi parkir pada lokasi studi seperti pada tabel berikut:
No Jumlah
Jenis Ukuran
Lokasi Parkir Petak Parkir Sudut
Kendaraan Petak
(SRP)
1. Jln. Jend. Sudirman 15 Mobil 2,3m x 5m 45˚
(BNI) 40 Motor 0,75m x 2m 90˚
2 Jln. Moh. Hatta
a. Puskesmas Singgani tidak ada Mobil - -
15 Motor 0,75m x 2m 90˚
b. Transmart Carrefour 35 Mobil 2,3m x 5m 30˚
40 Motor 0,75m x 2m 90˚
c. BRI 15 Mobil 2,3m x 5m 45˚
30 Motor 0,75m x 2m 90˚
3. Jln. Hassanuddin I
a. Foodie Café & Resto 3 Mobil 2,3m x 5m 90˚
12 Motor 0,75m x 2m 90˚
b. Ramedia (Toko Tidak ada Mobil - -
Buku) 47 Motor 0,75 m x 2m 90˚
c. Bank Sulteng 15 Mobil 2,3m x 5m 45˚
42 Motor 0,75m x 2m 90˚
d. KFC 2 Mobil 2,3m x 5m 90˚
20 Motor 0,75m x 2m 90˚
e. Pertokoan 25 Mobil 2,3m x 5m 45˚
Hassanuddin 201 Motor 0,75m x 2m 90˚
Tabel IV.1 Data Inventarisasi Parkir di Pusat Kota Palu
(Sumber: Hasil Survei, 2016)

Berdasarkan tabel IV.1 di atas, diketahui jumlah total SRP ketiga jalan yang
berada di pusat kota palu yaitu Jalan Sudirman-Hassanuddin-Moh. Hatta adalah
110 SRP untuk Mobil dan 447 SRP untuk motor, dari data tersebut akan di analisis
kebutuhan parkir yang sebenarnya, karena melihat langsung dari lokasi ada
beberapa lokasi yang tidak mempunyai lahan parkir baik mobil maupun motor dan
kendaraan yang parkir di pinggir jalan yang terdapat tanda “larangan parkir”

59
sehingga untuk mengetahui kekurangan lahan parkir akan dilakukan analisis
kebutuhan parkir di daerah pusat kegiatan di Kota Palu tersebut.

3.2 Volume Parkir


Volume parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir pada lokasi studi
selama periode waktu tertentu, dalam hal ini perhitungan dikelompokkan pada
setiap 15 menit. Selanjutnya dilakukan analisis data hasil survei untuk
mendapatkan volume parkir pada masing-masing lokasi studi selama 15 jam
pengamatan seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Jumlah
Jumlah
Lama Kendaraan
Jenis rata-rata
No Lokasi Parkir Survei Selama
Kendaraan kendaraan
(Jam) Waktu
perjam
Survei
1. Jln. Jend. Mobil 15 75 5
Sudirman (BNI) Motor 15 230 15
2 Jln. Moh. Hatta
a. Puskesmas Mobil 4 36 9
Singgani Motor 4 40 10
b. Transmart Mobil 15 527 35
Carrefour Motor 15 895 60
c. BRI Mobil 15 135 9
Motor 15 248 17
3. Jln. Hassanuddin I

a. Foodie Café & Mobil 15 95 6


Resto Motor 15 75 5
b. Ramedia (Toko Mobil 15 120 8
Buku) Motor 15 341 23
c. Bank Sulteng Mobil 15 99 7
Motor 15 268 18
d. KFC Mobil 15 105 7
Motor 15 174 12
e. Pertokoan Mobil 15 548 37
Hassanuddin Motor 15 1345 90
Tabel IV.2 Data Volume Parkir di Pusat Kota Palu
(Sumber: Hasil Survei, 2016)

Data volume parkir dimaksudkan untuk mengetahui volume kendaraan secara


keseluruhan di lokasi penelitian selama periode survei dan jumlah rata-rata
perjam. Berdasarkan Tabel IV.2 diketahui volume parkir tertinggi selama 15 jam

60
pengamatan untuk jalan Jend. Sudirman/Hassanuddin I adalah di pertokoan
hassanuddin, dimana jumlah kendaraan yang parkir sebanyak 1345 unit motor dan
548 unit mobil. untuk jalan Moh. Hatta yang tertinggi yaitu Transmart Carrefour
sebesar 895 unit motor, dan 527 unit mobil. Sedangkan untuk yang terendah
adalah Puskesmas Singgani Jln. Moh. Hatta (4 Jam Pengamatan) yaitu dengan
volume 39 unit mobil dan 46 unit motor. Jln. Hassanuddin I Foddie café & Resto
dengan volume 95 unit Mobil dan 75 unit motor.

3.3 Rata-rata Lamanya Parkir


Rata-rata lamanya parkir adalah lamanya kendaraan berada pada tempat
parkir. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata lamanya parkir seperti yang terlihat
pada Tabel berikut:
No Rata-rata
Jenis
Lokasi Parkir Lamanya Parkir (
Kendaraan
Jam/Kend)
1. Jln. Jend. Sudirman Mobil 4.534
(BNI) Motor 2.654
2 Jln. Moh. Hatta
a. Puskesmas Singgani Mobil 1.953
Motor 2.120
b. Transmart Carrefour Mobil 2.674
Motor 1.811
c. BRI Mobil 4.486
Motor 2.734
3. Jln. Hassanuddin I
a. Foodie Café & Resto Mobil 2.129
Motor 2.112
b. Ramedia (Toko Mobil 1.649
Buku) Motor 1.594
c. Bank Sulteng Mobil 5.421
Motor 2.543
d. KFC Mobil 1.542
Motor 1.532
e. Pertokoan Mobil 0.899
Hassanuddin Motor 2.364
Tabel IV.3 Rata-rata lama Parkir kendaraan di Pusat Kota Palu
(Sumber: Hasil analisis, 2016)

Rata-rata lamanya parkir dinyatakan dalam jam/kendaraan. Suatu ruang


parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika waktu parkirnya singkat,

61
dibandingkan dengan ruang parkir yang digunakan oleh kendaraan dalam waktu
yang lama. Dari tabel di atas di ketahui bahwa rata-rata lamanya parkir tertinggi
yaitu berada di Jl. Hassanuddin I (Bank Sulteng) dengan rata-rata parkir selama
5,421 jam/kend untuk mobil. Sedangkan untuk yang terendah berada di Pertokoan
Hassanuddin selama 0,899 jam/kendaraan untuk mobil.

3.4 Kapasitas Parkir


Kapasitas parkir merupakan kemampuan maksimum ruang parkir dalam
menampung kendaraan. Dari hasil survei serta analisis data maka dapat diketahui
kapasitas parkir untuk kendaraan yang parkir pada masing-masing lokasi
penelitian adalah seperti pada Tabel berikut:
Kapasit
Jumlah Rata-rata as
Petak Lamanya Parkir
Jenis
No Lokasi Parkir Parkir (S) Parkir (D) (KP =
Kendaraan
S/D)
(SRP) (Kend/J
(Jam/Kend)
am)
1. Jln. Jend. Sudirman 15 Mobil 4.534 3
(BNI) 42 Motor 2.654 16
2 Jln. Moh. Hatta
a. Puskesmas Singgani tidak ada Mobil 1.953 -
15 Motor 2.120 7
b. Transmart 35 Mobil 2.674 13
Carrefour 40 Motor 1.811 22
c. BRI 11 Mobil 4.486 3
30 Motor 2.734 11
3. Jln. Hassanuddin I
a. Foodie Café & 2 Mobil 2.129 1
Resto 12 Motor 2.112 6
b. Ramedia (Toko Tidak ada Mobil 1.649 -
Buku) 47 Motor 1.594 29
c. Bank Sulteng 10 Mobil 5.421 3
42 Motor 2.543 17
d. KFC 2 Mobil 1.542 1
20 Motor 1.532 13
e. Pertokoan 25 Mobil 0.899 28
Hassanuddin 201 Motor 2.364 85
Tabel IV.4 Kapasitas Parkir kendaraan di Pusat Kota Palu
(Sumber: Hasil analisis, 2016)

62
Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut
dalam menampung kendaraan perjam, dalam hal ini adalah volume kendaraan
pemakai fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari
prosesnya yaitu datang, berdiam diri (parkir) dan pergi meninggalkan fasilitas
parkir. Dari tabel diatas dapat dilihat kapasitas parkir tertinggi adalah kapasitas
parkir untuk sepeda motor didalam pertokoan hassanuddin sebesar 85 SRP
perjam, dimana jumlah petak yang tersedia sebanyak 201 SRP dengan rata-rata
lama parkir sebesar 2,364 jam/kendaraan.

3.5 Penyediaan parkir (Parking Supply)


Penyediaan parkir adalah batas ukuran banyaknya kendaraan yang dapat
ditampung selama periode waktu tertentu (selama waktu survei). Dari data hasil
survei dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dicari penyediaan parkir
untuk tiap-tiap lokasi penelitian seperti yang terdapat pada Tabel berikut:

No Rata- Parking
Innsuffi
rata supply
Lama ciency
Jenis Jumlah lamany Ps=(S*T*f
Survei Factor
Lokasi Parkir Kenda Petak (S) a parkir )/(D)
(T) (akibat
raan (SRP) (D) (kend)
(Jam) turnove
(jam/ke
r)
nd)
1. Jln. Jend. Mobil 15 15 0.90 4.534 45
Sudirman Motor 15 42 0.90 2.654 214
(BNI)
2 Jln. Moh.
Hatta
a. Puskesmas Mobil 4 tidak ada 0.90 1.953 -
Singgani Motor 4 15 0.90 2.120 25
b. Transmart Mobil 15 35 0.90 2.674 177
Carrefour Motor 15 40 0.90 1.811 298
c. BRI Mobil 15 15 0.90 4.486 45
Motor 15 30 0.90 2.734 148
3. Jln.
Hassanuddin I
a. Foodie Café & Mobil 15 2 0.90 2.129 13
Resto Motor 15 12 0.90 2.112 77
b. Ramedia Mobil 15 tidak ada 0.90 1.649 -
(Toko Buku) Motor 15 47 0.90 1.594 398

63
c. Bank Sulteng Mobil 15 15 0.90 5.421 37
Motor 15 42 0.90 2.543 223
d. KFC Mobil 15 2 0.90 1.542 18
Motor 15 20 0.90 1.532 176
e. Pertokoan Mobil 15 25 0.90 0.899 209
Hassanuddin Motor 15 201 0.90 2.364 1148
Tabel IV.5 Penyediaan Parkir kendaraan di Pusat Kota Palu
(Sumber: Hasil analisis, 2016)

Penyediaan parkir disini adalah penyediaan parkir berdasarkan SRP yang


tersedian di lokasi, maka di dapatkan volume maksimal kendaraan yang parkir
selama survei. Data di atas merupakan volume parkir maksimum yang dapat
menampung kendaraan di lokasi survei.

3.6 Analisis Kebutuhan Parkir di Pusat Kota Palu


Kebutuhan parkir yang dimaksud disini adalah banyaknya petak parkir yang
diperlukan agar mampu menampung banyaknya kendaraan yang akan parkir
dalam periode waktu tertentu. Untuk menentukan banyaknya petak parkir yang
diperlukan untuk menampung kendaraan yang parkir dapat dihitung berdasarkan
volume kendaraan yang masuk selama 15 jam waktu survei.

No Innsuffi Jumlah
Lama Rata-rata ciency Petak
Jenis Volume
Survei lamanya Factor Parkir
Lokasi Parkir Kenda Kendara
(T) parkir (D) (akibat S=(Nt*D
raan an (Nt)
(Jam) (jam/kend) turnove )/(T*f)
r) (f)
1. Jln. Jend. Mobil 15 4.534 0.90 75 25
Sudirman Motor 15 2.654 0.90 230 45
(BNI)
2 Jln. Moh.
Hatta
a. Puskesmas Mobil 4 1.953 0.90 36 20
Singgani Motor 4 2.120 0.90 40 24
b. Transmart Mobil 15 2.674 0.90 527 104
Carrefour Motor 15 1.811 0.90 895 120
c. BRI Mobil 15 4.486 0.90 135 45
Motor 15 2.734 0.90 248 50
3. Jln.
Hassanuddin I
a. Mobil 15 2.129 0.90 95 15

64
Foodie Café & Motor 15 2.112 0.90 75 12
b. Resto Mobil 15 1.649 0.90 120 15
Ramedia Motor 15 1.594 0.90 341 40
c. (Toko Buku) Mobil 15 5.421 0.90 99 40
Bank Sulteng Motor 15 2.543 0.90 268 50
d. Mobil 15 1.542 0.90 105 12
KFC Motor 15 1.532 0.90 174 20
e. Mobil 15 0.899 0.90 548 36
Pertokoan Motor 15 2.364 0.90 1345 236
Hassanuddin
Tabel IV.6 Kebutuhan Parkir di Pusat Kota Palu
(Sumber: Hasil analisis, 2016)

Dari data analisis kebutuhan parkir di atas di dapat jumlah keseluruhan


kebutuhan parkir yang seharusnya disediakan di kawasan pusat Kota Palu sebesar
312 SRP untuk Mobil dan 597 SRP untuk sepeda motor, sedangkan kapasitas yang
ada yaitu berjumlah 110 SRP untuk mobil dan 467 SRP untuk sepeda motor. Hal
ini menunjukkan masih banyaknya SRP yang kurang, baik itu untuk kendaraan
ringan (mobil) maupun sepeda motor.
Dari data analisis parkir di sekitar lokasi perencanaan Gedung Parkir pusat
Kota Palu, diketahui volume kendaraan yang parkir di jalan Jend. Sudirman sebesar
75 unit mobil dan 230 unit motor, Jalan Moh. Hatta sebesar 698 unit mobil dan
1183 unit motor, dan jalan Hassanuddin sebesar 967 unit mobil dan 2203 unit
motor. dapat dilihat bahwa hampir seluruh lokasi survei bermasalah terhadap
parkirnya, yaitu kekurangan lahan parkir bahkan ada yang tidak mempunyai lahan
parkir. Nantinya kendaraan yang melebihi daya tampung di lokasi pusat Kota Palu
akan di pindahkan ke Gedung Parkir agar tidak ada lagi kendaraan yang parkir di
pinggir jalan atau parkir di trotoar pejalan kaki.

3.7 Perencanaan Kapasitas Gedung Parkir


Berdasarkan data karakteristik parkir di atas, di dapat jumlah kebutuhan
parkir keseluruhan di kawasan pusat Kota Palu sebesar 312 SRP mobil, dan 597
SRP untuk motor. Jumlah tersebut akan dikurangi dengan jumlah kapasitas parkir
yang sudah ada sehingga di dapat hasil pada tabel berikut:

65
Jumlah Jumlah Petak Perencanaan
Kebutuhan Parkir yang sudah Kapasitas Gedung
Jenis Kendaraan Parkir (KP) ada (I) Parkir
KGP= KP-I
SRP SRP SRP
Mobil (Light Vehicle) 312 110 202
Motor (Motor Cycle) 597 467 130
Tabel IV. 7 Perencanaan Kapasitas Gedung Parkir
(Sumber: Hasil Analisis, 2016)

Menurut Irmscher (2013) perancangan gedung parkir harus menyelesaikan


kebutuhan parkir di waktu mendatang, untuk itu direncanakan Kebutuhan Parkir
10 tahun ke depan yaitu dari tahun 2016 sampai dengan 2026.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan parkir 10 tahun ke
depan yakni:
a) Pertumbuhan Penduduk di Kota Palu.
Besarnya tingkat pertumbuhan penduduk untuk Kota Palu selama 5 tahun
terakhir.
Tahun Jumlah Penduduk Tahun Antara % Pertumbuhan
Penduduk/Tahun
2010 336.532 2009-2010 -
2011 342.754 2010-2011 1,82
2012 347.856 2011-2012 1,47
2013 356.279 2012-2013 2,36
2014 362.202 2013-2014 1,64
% Total 7,28
% Rata-rata 1,82
Tabel IV. 8 Persentase Pertumbuhan Penduduk Kota Palu
(Sumber: BPS Kota Palu, 2015)

b) Faktor Pertumbuhan berdasarkan tingkat pertumbuhan PDRB (Produk


domestik Regional Bruto).

66
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah
yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan
usahanya di suatu daerah.
Tahun PDRB Kota Palu Tahun Antara % Pertumbuhan
PDRB/Tahun
2012 10.295.685 2011-2012 8,81
2013 11.241.131 2012-2013 9,18
2014 12.240.389 2013-2014 8,89
% Total 26,88
% Rata-rata 8,96
Tabel IV. 9 Persentase Tingkat Pertumbuhan PDRB Kota Palu
(Sumber: BPS Kota Palu, 2015)

c) Tingkat Pertumbuhan Kepemilikan Kendaraan Bermotor


Menurut Dinas Perhubungan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Kota Palu
saat ini lebih banyak daripada jumlah penduduk, jumlah penduduk Kota Palu
saat ini sebesar 362.202 jiwa pada tahun 2014, dan jumlah kendaraan
bermotor sekitar 450 ribu unit kendaraan.
Tingkat % Tingkat
Tahun Kepemilikan Tahun Antara Kepemilikan
Kendaraan Kendaraan/Tahun
2011 131.786 2010-2011 -
2012 141.996 2011-2012 7,19
2013 150.969 2012-2013 5,94
2014 156.287 2013-2014 3,40
% Total 16,54
% Rata-rata 5,51
Tabel IV. 10 Persentase Tingkat Pertumbuhan Kendaraan Ringan (Mobil) Sulawesi
Tengah
(Sumber: BPS Kota Palu, 2015)

67
Tingkat % Tingkat
Tahun Kepemilikan Tahun Antara Kepemilikan
Kendaraan Kendaraan/Tahun
2011 1.191.019 2010-2011 -
2012 1.461.948 2011-2012 18,53
2013 1.653.584 2012-2013 11,59
2014 1.725.833 2013-2014 4,19
% Total 34,31
% Rata-rata 11,44
Tabel IV. 11 Persentase Tingkat Pertumbuhan Kendaraan (Sepeda Motor) Sulawesi
Tengah
(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015)

Sehingga didapatkan rata-rata perkembangan ketiga faktor yang


mempengaruhi perkembangan kendaraan bermotor sebesar 5,43% kendaraan
ringan dan 7,40% untuk sepeda motor.

3.8 Prediksi Kebutuhan Parkir di Tahun Mendatang


3.8.1 Prediksi Volume parkir Kendaraan Ringan (Mobil)
Perhitungan Kebutuhan parkir mobil untuk 10 tahun mendatang sebagai
berikut :
prediksi volume parkir (Tn) yaitu dengan mengalikan tingkat volume parkir
saat ini (To) dengan rata-rata faktor pertumbuhan (r) dan tahun rencana (n)
ditambah angka 1 sehingga persamaannya:
Tn= To x ((rxn)+1)
Tn= 1740 x (0,0543x10)+1)
Tn= 2684,82= 2685 unit kendaraan
Maka untuk mengetahui kebutuhan parkir 10 tahun mendatang (tahun 2016-
2026) yaitu menggunakan rumus kebutuhan parkir:
S= (NtxD)/(Txf)
S= (2685x1,855)/(15x0,90)

68
S= 369 SRP Mobil
Jadi kebutuhan parkir 10 tahun mendatang (2016-2026) di kawasan pusat
Kota Palu untuk kendaraan ringan (mobil) yaitu sebanyak 369 SRP.
3.8.2 Prediksi Volume parkir Sepeda Motor
Perhitungan Kebutuhan parkir Sepeda motor untuk 10 tahun mendatang
sebagai berikut :
Tn= To x ((rxn)+1)
Tn= 3616 x (0,074x10)+10)
Tn= 6291,84= 6292 unit kendaraan
Maka untuk mengetahui kebutuhan parkir 10 tahun mendatang (tahun 2026)
yaitu menggunakan rumus kebutuhan parkir:
S= (NtxD)/(Txf)
S= (6292x1,442)/(15x0,90)
S= 672 SRP Motor
Jadi kebutuhan parkir 10 tahun mendatang (2016-2026) di kawasan pusat
Kota Palu untuk kendaraan sepeda motor yaitu sebanyak 369 SRP.
Jumlah Jumlah Petak Perencanaan
Kebutuhan Parkir yang sudah Kapasitas Gedung
Jenis Kendaraan Parkir 10 ada (I) Parkir 10 Tahun
Tahun Mendatang
Mendatang (KP) KGP= KP-I
SRP SRP SRP
Mobil (Light Vehicle) 369 110 259
Motor (Motor Cycle) 672 467 205
Tabel IV. 12 Perencanaan Kapasitas Gedung Parkir 10 Tahun Medatang (2016-2026)
(Sumber: Hasil Analisis, 2016)

Maka dalam 10 tahun kedepan perencanaan kapasitas gedung parkir dapat


menampung 259 SRP Mobil dan 205 SRP Motor.

69
4. Tinjauan Pada Site
4.1 Lokasi Gedung Parkir
Lokasi perancangan Gedung Parkir tepatnya di persimpangan antara jalan
Jend. Sudirman dan jalan Moh. Hatta Kecamatan Palu Timur Kelurahan Besusu
Barat. dengan beberapa pertimbangan dimana lokasi tersebut sangat dekat untuk
diakses dari beberapa titik keramaian dengan jarak tempuh berjalan kaki yang
masih dianggap nyaman antara ±15m s/d ±400m seperti TransMart Carrefour
(±15m), Pertokoan Hasanuddin (± 200m), Kawasan Perbankan seperti BNI
(±100m), Bank Sulteng (±400m), Bank BRI (±200m), Puskesmas Singgani (±10m),
dan Taman Gelanggang Olahraga (GOR) (±300m). Berikut beberapa pertimbangan
pemilihan lokasi :
a. Letak lokasi harus strategis, dalam artian harus mempertimbangan jarak
nyaman orang berjalan kaki dari lokasi ke tempat tujuan (jarak nyaman
300-400m) sehingga harus berdekatan dengan pusat aktivitas atau
keramaian.
b. Tingkat pencapaian, dimana dalam hal ini lokasinya harus ditunjang oleh
lalu lintas yang baik dan lancar dengan jumlah kendaraan yang cukup
banyak hingga memudahkan orang datang ke tempat tersebut.
c. Potensi Lingkungan, yang berperan sebagai pendukung dan penunjang
gedung parkir karena berada di Daerah Pusat Kegiatan (DPK) kota Palu.

Gambar IV.8 Lokasi Gedung Parkir


(Sumber: Dok. Pribadi, 2016)

70
Lokasi berada di Jl. Jend. Sudirman dengan luas lahan 16.370 m² dengan
topografi permukaan tanah yang rata. Merupakan jalan Nasional (arteri primer)
jalur dua arah. Peruntukan tata guna lahan pada lokasi yaitu Perdagangan dan
Jasa. Gedung Parkir ini nantinya diharapkan dapat menjadi fasilitas penunjang
kegiatan di kawasan tersebut. Lokasi penelitian mempunyai jaringan infrastruktur
kota seperti jaringan jalan, listrik, air bersih, riol kota, dan jarigan telepon.
Adapun batas-batas lokasi site adalah sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Korem 132 Tadulako
b) Sebelah Selatan : TransMart Carrefour
c) Sebelah Barat : BNSmart (Swalayan & Café)
d) Sebelah Timur : Puskesmas Singgani
4.2 Desain Gedung Parkir
Desain Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu terdiri dari 6 lantai
dengan luas lantai 39.288 m2 dimana jumlah petak parkir untuk Mobil
keseluruhan berjumlah 265 SRP dan 180 SRP untuk motor. Terdapat juga parkiran
Outdoor (diluar Gedung) sebanyak 31 SRP Mobil dan 260 SRP untuk motor. Untuk
masing masing lantai dapat dilihat pada tabel berikut:
No Lantai Jumlah Ruang Parkir
1 Lantai Dasar 35 (Mobil)
180 (motor)
2 Lantai II 46 (Mobil)
3 Lantai III 46 (Mobil)
4 Lantai IV 46 (Mobil)
5 Lantai V 46 (Mobil)
6 Lantai VI 46(Mobil)
Total 265 (Mobil)
180 (motor)
Tabel IV. 13 Jumlah Petak Parkir
(Sumber: Hasil Analisis, 2016)

71
4.3 Perhitungan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan
(KLB)
a) Building Coverage Area (KDB)
Penerapan Ratio 40 : 60 pada lahan terbangun dan lahan tak terbangun
berdasarkan jumlah luas site
40 40
𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 = 𝑥 luas lahan = 𝑥 16.370 = 6.548 m²
100 100

60 60
𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 = 𝑥 luas lahan = 𝑥 16.370 = 9.822 m²
100 100

b) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Koefisien lantai 2,4
Jumlah lantai = (2,4 x 16.370)/6.548 m2 = 6 Lantai

4.4 Tinjauan Sirkulasi Pada Lokasi


Lokasi gedung parkir berada di perempatan antara Jalan Jend. Sudirman, Jalan
Moh. Hatta dan Jalan Cut Nyak Dien. Untuk Jalan Moh. Hatta dan jalan Cut Nyak
Dien merupakan jalan satu arah, sedangkan Jalan Jend. Sudirman adalah gabungan
jalan dua dan satu arah. Untuk saat ini lokasi Gedung Parkir dapat diakses melalui
jalan Jend. Sudirman. Berikut gambar situasi Pola Sirkulasi pada lokasi tersebut:

72
Gambar IV.9 Jalur sirkulasi jalan pada lokasi Gedung Parkir
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

4.5 Pola Pemarkiran di sekitar Lokasi


Ditinjau dari segi eksisting terlihat pola pemarkiran dikawasan pusat Kota Palu
memiliki pola yang menyebar kebeberapa titik pemarkiran, hal itu disebabkan oleh
titik kegiatan yang menyebar pada kawasan ini. Menurut pengamatan yang
dilakukan kawasan pusat Kota Palu belum memiliki fasilitas parkir yang memadai,
sehingga masih banyaknya kendaraan yang parkir di badan jalan dan di atas
trotoar yang seharusnya digunakan untuk sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan
kaki.

73
Depan Puskesmas
Jl. Cut Nyak Dien
Depan TransMart

Depan Bank sulteng Depan BRI


& KFC

Jl. Togean Depan Ramedia

Gambar IV.10 beberapa titik parkir di yang berada di kawasan pusat Kota Palu
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

4.6 Potensi dan Permasalahan parkir di sekitar lokasi


a. Potensi lokasi :
1) Sangat dekat dengan pusat keramaian di Kawasan jantung kota palu,
yaitu Kompleks Pertokoan Hasanuddin, TransMart Carrefour, dan
Taman Gelanggang Olahraga (GOR) .
2) Merupakan pusat kawasan Perkantoran/Niaga (Perbankan) di kota
Palu.
3) Sirkulasi utama pada lokasi yaitu Jl. Jend. Sudirman merupakan
gabungan jalan satu dan dua arah, menjadikan pencapaian ke lokasi
site menjadi lebih teratur.
4) Kelengkapan fasilitas utilitas kota seperti jaringan listrik, air, dan
telepon.

74
b. Masalah lokasi :
Banyaknya kendaraan ringan (mobil pribadi) yang menggunakan badan jalan
sebagai parkir karena kurangnya fasilitas parkir yang disediakan oleh pemilik
gedung di kawasan ini dan tidak sebanding dengan volume kendaraan yang datang
sehingga mengurangi kapasitas jalan raya yang berimbas pada tingkat kelancaran
lalu-lintas juga mengakibatkan pemborosan waktu di jalan, tenaga, polusi udara,
merusak kesehatan dan membuat stress pengguna jalan, juga berbahaya bagi
pengemudi dan pengguna jalan (Widodo, 2007).

Gambar IV.11 Kekurangan lahan parkir menyebabkan kendaraan parkir di badan jalan di
pusat Kota Palu
(Sumber: analisis Penulis, 2016)

c. Utilitas Lokasi :
Kelengkapan utilitas menjadi hal yang sangat penting bagi perancangan Gedung
Parkir. Pada lokasi, beberapa sarana utilitas telah terpasang dan masih dalam
keadaan baik, seperti jaringan listrik,telepon, dan air bersih. Sistem drainase pada
site langsung menuju ke saluran air hujan perkotaan yang terdapat di bawah
trotoar, lebar trotoar ± 1 m dengan ketinggian 0.2 cm.

75
Tiang telepon
pada sisi jalan
yang lain
dengan
ketinggian ± 7 Tiang listrik dan lampu
m. jalan yang diletakkan
berhimpitan. Tinggi
lampu jalan ± 8 m dan
tiang listrik 10 m.

Trotoar pada setiap


bahu jalan dengan
Gambar IV.12 Jaringan Utilitas
saluran air hujan di
bawah. Lebar trotoar ± (Sumber: Data primer, 2016)
1 – 1.5 m.

Ukuran (meter) Jl. Jend. Sudirman Jl. Moh. Hatta Jl. Hassanuddin
lebar jalan 12 10 12
trotoar (lebar/tinggi) 1/ 0.2 1/0.2 1/0.2
tiang listrik (jarak) 50 50 50

tiang telepon (jarak) 40 40 40

Tabel IV. 14 Data Jaringan Jalan


(Sumber: Data Primer, 2016)

76
V. PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar dan Fungsi Dasar Bangunan
1.1 Konsep Dasar Bangunan
Gedung Parkir didirikan di kawasan yang padat dengan akumulasi massa,
seperti pusat-pusat perbelanjaan, bisnis, perkantoran, maupun pendidikan di
kawasan tersebut. Sebagai sebuah bangunan yang berperan sebagai fasilitas
penunjang kawasan, Gedung Parkir ini tidak hanya menyediakan lokasi parkir bagi
masyarakat tapi juga dilengkapi dengan retail-retail shop untuk para pemilik usaha
dapat menempati gedung tersebut. Pada bagian lantai dasar bangunan di
tempatkan area retail shop dan Car Showroom, sedangkan pada lantai-lantai
selanjutnya diperuntukkan untuk kegiatan perparkiran.

1.2 Fungsi Bangunan


Sebagai fasilitas umum yang mendukung kawasan di Pusat Kota Palu, Gedung
Parkir ini terdapat 2 (dua) fungsi utama, yaitu :
a. Fungsi utama sebagai tempat para pemilik kendaraan roda 4 (empat)
dan roda 2 (dua) untuk memarkirkan kendaraannya dalam waktu
tertentu. Memberikan fasilitas parkir yang menunjang kelancaran
kegiatan perdagangan dan jasa di kawasan tersebut.
b. Fungsi sekunder sebagai fasilitas Retail Shop, gedung dapat digunakan
sebagai tempat jual-beli barang dan jasa. Pemilik usaha dapat
menempati retai-retail shop dan Car Showroom yang disediakan di
lantai bawah gedung tersebut untuk menawarkan barang atau jasa
mereka kepada pengunjung.

2. Tinjauan Perancangan Mikro


2.1 Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Pelaku kegiatan pada gedung parkir dapat dibedakan menjadi beberapa
pelaku yang saling berkaitan satu sama lain, diantaranya yaitu :

77
a. Pengguna Gedung Parkir
Pengguna parkir merupakan para pemilik kendaraan yang menggunakan
gedung parkir untuk memarkirkan kendaraan mereka dalam waktu
tertentu.

Mengambil Melakukan
Datang Parkir Aktifitas Pulang
Tiket Parkir

Gambar IV.13 Skema Aktifitas Pengguna Gedung Parkir


(Sumber: Hasil Analisis, 2016)

b. Pengelola
Pengelola adalah orang yang mengelola gedung parkir, mengatur
administrasi, pelayanan, operasional gedung dan fasilitas lain yang ada di
dalam gedung tersebut, memberikan pelayanan kepada pengguna, dan
bertugas memelihara gedung parkir tersebut. Pengelola atau pengurus
terdiri dari Pimpinan (Building Manager), sekretaris, bidang administrasi
dan keuangan, Departemen Teknik (Engineering), Departemen Tata Graha
& Parkir (House Keeping & Parking), dan Layanan Pelanggan (Costumer
Care).
Berdasarkan susunan pengelola dapat dibentuk struktur organisasi
pengelola sesuai jabatan masing-masing.

Pimpinan/BM

Sekretaris

Bid. Adm & Keuangan Dept. Teknik Dept. HK & Parking Layanan Pelanggan

Chief F/A Chief Teknisi Chief HK & Parking Chief Costumer Care

Staff Penyelia/Spv Penyelia/Spv Staff

Teknisi CS & Parking

Gambar IV. 14 Struktur Organisasi Pengelola


(Sumber: Hasil Analisis, 2016)

78
Mengambil
Datang Parkir Bekerja Pulang
Tiket Parkir

Gambar IV.15 Skema Aktifitas Pengelola Gedung Parkir


(Sumber: Hasil Analisis, 2016)

c. Pengunjung Retail
Pengunjung retail ialah masyarakat yang datang dengan maksud
menggunjungi fasilitas lain selain parkir di gedung tersebut.

Mengambil Berbelanja/
Datang Parkir Membeli Pulang
Tiket Parkir
Barang
Gambar IV.16 Skema Aktifitas Pengunjung Retail
(Sumber: Hasil Analisis, 2016)

Berdasarkan pelaku kegiatan diatas, maka ruang-ruang yang dibutuhkan oleh


pelaku gedung parkir adalah sebagai berikut :
a. Kantor pengelola, mewadahi kegiatan mengelola gedung parkir yang
dikoordinir oleh seorang pimpinan (Building Manager).
b. Area parkir, mewadahi kegiatan memarkir kendaraan baik kendaraan
beroda dua maupun beroda empat yang digunakan oleh para pemilik
kendaraan.
c. Retail Shops, mewadahi kegiatan pengguna gedung parkir lainnya seperti
kegiatan berdagang dimana tidak hanya disediakan area parkir saja, tetapi
juga disediakan fasiitas penunjang lainnya yaitu retail shops.
d. Sarana penunjang, mewadahi kegiatan yang dibutuhkan oleh gedung
parkir. Ruang-ruang yang masuk dalam lingkup sarana penunjang seperti
Mushollah, ruang Mesin Genset, ruang Mekanikal Elektrikal, ruang Mesin
Pompa, lift, toilet umum, ATM Center serta tangga darurat.

79
Pelaku Aktifitas Sifat Ruang Kebutuhan Ruang

Kelompok kantor
Pengelola
 Pengelola  Bekerja di bidang masing- Privat  Ruang Pimpinan
masing  Ruang Sekertaris
 Buang air besar/kecil  Ruang adm &
Keuangan
 Ruang Staff
 Ruang Teknisi
 Ruang Rapat
 Ruang
Informasi/Layanan
Pelanggan
 R. House Keeping
 R.Operator/Parkir

 Tamu  Buang air besar/kecil Servis


 Toilet
 Duduk/Menunggu Semi Publik
 Lobby
Kelompok Area
Parkir
 Pengelola  Memarkirkan Kendaraan Semi Publik  Area parkir

 Pengunjung  Memarkirkan Kendaraan Publik  Area Parkir


Retail &
pengguna parkir  Menunggu / makan / Publik  Cafetaria/R.
minum Tunggu
 Buang air besar/kecil Servis  Toilet
Kelompok Retail
Shop/Showroom
 Pengelola  Mengkoordinir toko Publik  Retail Shop
 Area Parkir
 Karyawan Toko  Melayani Transaksi Semi Publik  Retail Shop
Pembayaran  Area Parkir
 Melayani Pembeli toko Publik

 Retail shop
 Pengunjung  Melihat-lihat Publik
Publik  ATM Center
Retail  Berbelanja
Publik  Cafetaria
Shop/Showroom  Membeli Mobil
Semi Publik  Kasir
 Makan-Minum
 Membayar transaksi
belanja

80
Pelaku Aktifitas Sifat Ruang Kebutuhan Ruang

Kelompok Sarana
Penunjang
(Ruang ME, Ruang
Mesin, Toilet
Umum,Lift)
 Karyawan  Mengawasi dan Publik  Ruang ME
Pengelola mengontrol Ruang ME
 Naik-turun per lantai Publik  Lift
 Tangga
 Tangga darurat

 Pengguna  Naik-turun per lantai Publik  Lift


Gedung Parkir  Tangga
 Tangga darurat
 Akses
Masuk/Keluar
Gedung
 Ramp naik/turun
kendaraan
Tabel IV.15 Identifikasi Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
(Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2016)

2.2 Kebutuhan Ruang Parkir Pengelola, Penyandang Cacat dan Retail Shop
2.2.1 Kebutuhan Parkir Pengelola adalah sebagai berikut:
a. Asumsi jumlah pegawai 58 orang dan asumsi pegawai yang menggunakan
mobil 10% maka hasilnya yaitu: (58x10)/100= 5,8 = 6 SRP Mobil.
b. Asumsi jumlah pegawai 58 orang dan asumsi pegawai yang menggunakan
motor 85% maka hasilnya yaitu: (58x85)/100= 49,3 = 49 SRP Motor.

2.2.2 Kebutuhan Parkir Untuk Penyandang Cacat


Berikut adalah tabel jumlah SRP untuk penyandang cacat yang harus
disediakan pada Gedung Parkir.

81
JUMLAH TEMPAT PARKIR YANG JUMLAH TEMPAT PARKIR
TERSEDIA YANG AKSESIBEL
1-25 1
26-50 2
51-75 3
76-100 4
101-150 5
151-200 6
201-300 7
301-400 8
401-500 9
501-1000 2% dari total
1001-dst 20,1+1 untuk setiap ratusan
Tabel IV.16 jumlah tempat parkir yang aksesibel yang harus disediakan pada setiap
pelataran parkir umum
(Sumber: Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum Dan Lingkungan, 1998)

Dari tabel di atas diketahui jumlah total petak parkir mobil (Indoor) gedung
parkir sebesar 265 SRP sehingga diperlukan 7 SRP untuk penyandang Cacat.

2.2.3 Kebutuhan Ruang Parkir Pengunjung/Pengelola Retail Shop


Luas total Retail Shop dan Car Showroom yaitu 1872,08 m2 dibagi dengan
standar Ruang Parkir untuk area Perdagangan/Toko sebesar 60 m2/1Mobil
(Sumber: Juwana, 2005) sehingga menjadi 1872,08/60= 31,2 = 31 SRP Mobil dan
untuk motor dikalikan 6 karena 1 SRP mobil setara dengan 6 SRP motor sehingga
31x6= 186 SRP Motor. Untuk SRP Mobil dan Motor pengunjung Retail Shop
semuanya terletak di luar Gedung Parkir (Parking Outdoor).

2.3 Hubungan Ruang


Uraian :
Menurut buku Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Edisi 2), Francis
D.K. Ching, Hubungan ruang pada bangunan utama maupun bangunan penunjang
dapat dirancang dengan beberapa pola, yaitu :

82
a. Ruang dalam ruang; Untuk lingkup kegiatan yang sama dan ruang khusus
yang lebih kecil di dalamnya, contohnya ruang operator parkir dan ruang
CCTV yang berada di dalamnya .
b. Ruang-ruang yang saling berkaitan; Untuk lingkup kegiatan yang sama tapi
tidak selalu bersama-sama, contohnya ruang kantor pengelola dan ruang
teknisi/House Keeping.
c. Ruang-ruang yang bersebelahan; Untuk lingkup kegiatan yang berbeda
namun terjadi kesatuan ruang, contohnya ruang kantor pengelola dan area
mushollah.
d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama; Untuk lingkup
kegiatan yang berbeda dan tidak perlu dekat, contohnya ruang rapat.

Gambar IV.17 Pola Hubungan Ruang


Sumber : Francis D. K. Ching, 2000

Analisis :
Berdasarkan pertimbangan sifat dan aktifitas pada masing-masing ruang, yakni
dalam upaya mencapai kenyamanan dan kelancaran sirkulasi antar ruang, maka pola
hubungan ruang pada objek rancangan adalah sebagai berikut :

83
Ruang Pimpinan
Keterangan :
Ruang Sekretaris
Kurang erat
Ruang Keuangan
Erat
Ruang Staff Umum
Tidak ada hubungan
Ruang Informasi
Ruang Rapat
Lobby
Mushollah
R. House Keeping
R. Teknisi
Area Parkir Indoor
Area Lift
R. Tunggu/Cafetaria
Area Tangga darurat
Toilet Umum
Gambar IV.17 Skema Hubungan Antar Ruang
(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

84
2.4 Besaran Ruang
Tabel IV.17 Besaran Ruang
Luasan Total Luasan
Ruang Kapasitas (K) Standar (S) Sumber KxS (Sirkulasi+perabot)
(m²) (M²)
I. Kelompok Kantor Pengelola
▪ Lobby 5 orang 1 m2/org 5 7
▪ R. Informasi & Layanan Pelanggan 4 orang R. Kerja 1,5 m2/org 6 10,5
R. Pimpinan 9,30
▪ R. Pimpinan 1 orang 9,30 12
m2/org
R. Sekretaris 6,70
▪ R. Sekretaris 1 orang 6,70 9
m2/org
▪ R. Administrasi dan Keuangan 4 orang R. Kerja 1,5 m2/org NAD 6 10,5
▪ R. Staff 5 orang R. Kerja 1,5 m2/org 7,5 14
▪ R. Teknisi 15 orang R. Kerja 1,5 m2/org 22,5 30
▪ R. Rapat 10 orang 2 m2/org 20 21
▪ Mushollah 28 orang 0,85 m2 /org 23,8 24
▪ R. House Keeping 15 orang 1,5 m2/org 22,5 30
▪ R. Operator & Valet Parking 13 orang R. kerja 2 m2/org 26 35
 Toilet 4 unit 1,44m2/unit STUI 5,76 7
Jumlah = 210

85
Luasan Total Luasan
Ruang Kapasitas (K) Standar (S) Sumber KxS (Sirkulasi+perabot)
(m²) (M²)
II. Kelompok Area Parkir
a. Khusus Pengelola
 Area Parkir Mobil 6 Kendaraan 12,5 m2/mobil SRP Gol II 75 75
SRP
 Area Parkir Motor 49 Kendaraan 1,5 m2/motor 73,5 73,5
Motor
b. Pengguna Gedung Parkir
▪ Area Parkir Mobil 251 kendaraan 12,5 m2/mobil SRP Gol II 3.171,5 3.171,5
SRP Gol
▪ Area Parkir (Penyandang Cacat) 7 kendaraan 18 m2/mobil 126 126
III
 Area Parkir Motor 131 Kendaraan 1,5 m2/motor SRP Motor 196,5 196,5
c. Area Parkir Pengunjung Retail shop
(Parking Outdoor)
 Area Parkir Mobil 31 Kendaraan 12,5 m2/mobil SRP Gol II 387,5
 Area Parkir Motor 186 Kendaraan 1,5 m2/motor SRP Motor 279
Jumlah = 3.642,5
III. Kelompok Retail Shop
▪ Area Retail Shop/Showroom 400 orang 2 m2/Tempat 800 1.872,08
150 NAD
▪ Cafetaria (40 orang/lantai x 4 2 m2/orang 300 368,72
lantai)
 ATM Center AS 15 15
Jumlah = 2.255,8

86
Luasan Total Luasan
Ruang Kapasitas (K) Standar (S) Sumber KxS (Sirkulasi+perabot)
(m²) (M²)
IV. Kelompok Sarana Penunjang
▪ R. Lift 3 unit 4,68 m2/unit NAD 14,04 189
▪ R. Mesin Pompa 5 orang 1 modul AS 50
▪ R. AHU 5 orang 1 modul AS 50
▪ R. Elektrikal 5 orang 1 modul AS 50
 R. Mesin Genset 5 orang 1 modul AS 50
 Gudang 5 orang 2 modul AS 20
▪ Toilet Umum 36 unit Closet 1,44 m2/unit kloset
(6 unit/lantai x 6 lantai), 0,37 m2/unit urinal
24 Unit Urinoir (4 0,40 m2/unit
unit/lantai x 6 lantai) & Washtafel STUI 89,52 243,066
42 unit Washtafel (7
2 m2 Janitor
unit/lantai x 6 lantai)
6 Unit Janitor (1
unit/lantai x 6 lantai)
 Tangga Darurat 6 Unit 9,9 AS 18,08 107,934
 Tangga Outdoor 6 Unit 9,9 AS 50 300
 Shaft Pipa 6 Unit 15 AS 90 270
Jumlah = 1.330
Jumlah Luas
= 7.438,3
Keseluruhan
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2016

87
Keterangan:
NAD = Neufert Architect Data (Jilid 1,2,3) STUI = Standard Toilet Umum Indonesia
SRP = Satuan Ruang Parkir (Dirjen Perhubungan Darat) AS = Asumsi

Luas Total Ruang = 7.438 m2


Luas total Jalur Gang/Sirkulasi Parkir = 20.833 m2
Luas Teras = 935 m2
Total Luas Lantai Keseluruhan = 29.206 m2

88
2.5 Bentuk Penampilan Bangunan
Uraian :
Bentuk dasar bangunan secara umum dibagi menjadi 3 yaitu segi empat,
lingkaran, dan segi tiga (Francis D.K. Ching, 2000). Bentuk dasar gedung parkir ini
di pengaruhi oleh:
a. Fungsi Bangunan dan kesesuaian dengan tapak
b. Efisiensi lahan
c. Karakter visual yang akan menggambarkan fungsi bangunan

Penilaian Keterangan

Bentuk tapak
Kesesuaian dengan perpaduan segi
3 3 3 empat, lingkaran
tapak
dan segi tiga
Memadukan bentuk
segi empat,
lingkaran dan
segitiga, tetapi
bentuk segi empat
Efisiensi lahan 3 2 2
lebih mendominasi
untuk
mengefisiensikan
penggunaan lahan.

Adanya perpaduan
ketiga bentuk dasar
bangunan membuat
Karakter visual 2 3 2 karakter visual
gedung parkir
menjadi dinamis dan
tidak monoton.
Nilai 8 8 7
Tabel IV.18 Pemilihan Bentuk Dasar Bangunan
(Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2016)

Analisis :
Berdasarkan tabel diatas, bentuk dasar gedung parkir memadukan dua
bentuk dasar bangunan yaitu segi empat dan lingkaran karena kedua bentuk dasar

89
ini memiliki point yang paling tinggi sehingga cocok untuk kesesuaian dengan
tapak gedung parkir, efisiensi lahan gedung parkir dan karakter visual gedung
parkir.

2.6 Sistem Utilitas Bangunan


2.6.1 Perhitungan kebutuhan Lift
Building Population = Luas Lantai total
Standar Gedung Parkir (Asumsi)
= 39.288 m2/50 m2
= 786 orng
Handling Capacity (HC) = pHC x Building Population
= 11% x 786
= 86,46 = 86 orng
Jarak Siklus Lift = 2 x jumlah tinggi bangunan
= 2 x 27,75 m
= 55,5 m
Waktu Perjalanan Siklus (RT) = jarak siklus/kecepatan lift
= 55,5/0,5 m/detik
= 111 detik
Kapasitas Lift (h) = 300 x P
RT
= 300 x 10
111
= 27,02 orng
Jumlah lift yang dibutuhkan = jumlah orang yang diangkut/kapasitas lift
= 86 orng
27,02 orng
= 3,18 = 3 Lift

90
2.6.2 Penyimpanan Air
a) Jaringan Air Bersih
Sumber pasokan air di kota Palu yang digunakan adalah kombinasi sumber air
PDAM dan sumber air sumur suntik. Untuk sistem distribusi air bersih pada gedung
parkir, sistem yang digunakan adalah sistem down-feed.
Perhitungan kebutuhan air bersih untuk Pengguna gedung parkir adalah
sebagai berikut:
Ratio kebutuhan air bersih = 125 liter/hari/orang
Waktu pemakaian terpadat = 2 jam
Kepadatan Bangunan = 50 m2/orang (Asumsi)
Luas Lantai Gedung Parkir:
6.548 x 6 = 39.288 m2
39.288 – (10% x 39.288) = 35.359 m2
Jumlah Pemakai = 35.359/50 = 707,56 = 708 orang
Jumlah kebutuhan air bersih selama 1 jam = (708 x 125)/24 = 3.687 liter/jam
Kebutuhan air bersih terpadat = 3.687 x 1,5 x 2 = 11.061 liter/orang = 11,06 m3
Kebutuhan statis dan pemadam kebakaran 30 % x 11,06 = 3,318 m3
Kebutuhan sirkulasi akibat kebocoran dan hal-hal yang tidak terduga 20% x 11,06
= 2,212 m3
Total Kebutuhan air bersih = 11,06 + 3,318 + 2,212 = 16,59 m3
Kapasitas Bak :
= 75 % x 16,59 = 12,442 m3
Sehingga untuk memenuhi kapasitas kebutuhan air bersih hariannya, maka
dilakukan pembagian penyimpanan pasokan air antara groundtank sekitar 50%
(6,221 m³)dan uppertank sekitar 25% ( 3,110 m³).

91
Gambar IV.18 Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber : Analisis Penulis, 2016

b) Kebutuhan Peralatan Plumbing.


Tipe Bangunan Closet Urinoir Washtafel
Bangunan Umum 1-15 orng perlu 1 bh 1-15 orng perlu 1 bh
16-35 orng perlu 2 bh 16-35 orng perlu 2 bh
(Kantor dan
36-55 orng perlu 3 bh 36-60 orng perlu 3 bh
sebagainya)
56-80 orng perlu 4 bh 61-90 orng perlu 4 bh
81-110 orng perlu 5 91-125 perlu 5 bh
Sama dengan
bh Di atas 125 orng
jumlah closet
111-150 orng perlu 6 setiap tambahan 45
bh orng perlu 1 bh
Di atas 150 orng
setiap tambahan 40
orng perlu 1 bh
Tabel IV. 19 Jumlah Minimal Kebutuhan Fasilitas Plumbing
(Sumber: Terjemahan dari Mechanical and Electrical Equipment for Buildings, 2015)

Desain Gedung Parkir dengan luas lantai 6.548 m2/lantai, dengan jumlah
penghuni diasumsikan 50 m2/orang. Sehingga tiap lantai mempunyai pemakai
6.548/50 = 130, 96= 131 orng. Sesuai dengan tabel IV.5 maka dibutuhkan:
Closet Pengguna Gedung Parkir untuk 131 orang = 6 bh

92
Urinoir Pengguna Gedung Parkir pria untuk 72 (asumsi) orang = 4 Bh
Washtafel Pengguna Gedung parkir untuk 131 orng = 5 bh

c) Jaringan Air Kotor/Limbah


1. Disposal padat
Disposal padat adalah air limbah pada bangunan yang berasal dari WC
(kloset).

Gambar IV.19 Disposal Padat


(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

2. Disposal cair
Disposal cair adalah air limbah pada bangunan yang berasal dari Grease Trap
(penangkap lemak), urinoir, dan air hujan. Untuk limbah tersebut baik yang berasal
dari bangunan maupun dari site dialirkan menuju riol kota.

Gambar IV.20 Disposal cair


(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

93
d) Jaringan Listrik
Sumber pasokan energi listrik yang digunakan pada gedung parkir terdiri dari
dua sumber, yakni PLN dan genset. Suplai energi listrik utama disuplai oleh listrik
PLN. Jika terjadi keadaan pemadaman/pemutusan listrik dari PLN, maka sumber
listrik dari genset akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.

Gambar IV.21 Jaringan Listrik


(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

e) Jaringan Telepon
Untuk jaringan telepon pada gedung parkir adalah berasal dari telkom
kemudian disambungkan ke bangunan melalui gardu PABX.

Gambar IV.22 Jaringan Telepon


(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

f) Sistem Pembuangan Sampah


Sampah yang telah dipisahkan antara sampah organik, sampah non organik,
yang dikumpulkan dari dari tempat-tempat sampah yang di letakkan pada titik-

94
titik tertentu dalam bangunan maupun diluar bangunan di buang ke TPS/bak
sampah kemudian diangkut melalui mobil pengangkut sampah ke TPA.

Gambar IV.23 Sistem pembuangan Sampah


Sumber : Analisis Penulis, 2016

g) Sistem Perlindungan Kebakaran


Alat-alat pemadam kebakaran yang digunakan pada gedung parkir meliputi
hydrant, sprinkler, fire extinguisher, fire alarm detector dan tangga darurat
kebakaran.

Gambar IV.24 Alat Pemadam Kebakaran


Sumber : Analisis Penulis, 2016

h) Penangkal Petir
Penangkal petir berfungsi sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan
bumi, sehingga tidak merusak benda-benda yang dilewatinya.

95
Gambar IV.25 Alat Penangkal Petir
Sumber : Analisis Penulis, 2016

i) Drainage
Untuk mencegah terjadinya genangan air ketika hujan, pada tepi gedung
parkir dirancang parit kecil yang mengalirkan air yang masuk ke pipa air kotor
plumbing. Pada lantai gedung parkir, dirancang floor drain pada setiap titik
tertentu yang mengalirkan air masuk kedalam pipa air kotor.

Gambar IV.26 Parit dan floor drain


Sumber : Analisis Penulis, 2016

j) Sistem Keselamatan Gedung Parkir


1. Permukaan lantai
Bahan permukaan lantai yang digunakan pada gedung parkir ialah beton yang
tidak di finishing. Pada lantai gedung parkir untuk ramp menggunakan beton yang
lebih kasar, sedangkan untuk parking area cenderung lebih licin. Permukaan lantai
yang kasar digunakan, untuk mencegah kendaraan tergelincir saat menanjak dan
menurun sehingga tidak membahayakan penemudi.

96
Gambar IV.27 Permukaan Lantai dengan Rough Concrete
Sumber : Analisis Penulis, 2016

2. Tembok penahan kendaraan dan manusia


Bahan pagar pembatas gedung parkir menggunakan struktur beton bertulang
dengan massa jenis lebih berat sehingga mampu menahan tumpukan mobil.

Gambar IV.28 dinding penahan Kendaraan


Sumber : Analisis Penulis, 2016

3. Ventilasi udara
Adanya bukaan yang dominan pada dinding bangunan gedung parkir sehingga
sirkulasi silang terjadi pada gedung ini. Hal ini, memungkinkan udara masuk secara
bebas ke dalam gedung.

97
Gambar IV.29 Penghawaan alami dengan bukaan pada sisi Bangunan
Sumber : Analisis Penulis, 2016

j. Sistem Keamanan Gedung Parkir


1. Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
Adanya bukaan-bukaan pada hampir setiap dinding pembatas gedung
parkir memungkinkan bangunan memperoleh pencahayaan yang
maksimal pada siang hingga sore hari.

Gambar IV.30 Pencahayaan alami pada Bangunan


Sumber : Analisis Penulis, 2016

b. Pencahayaan Buatan
Menurut IES (Iluminating Engineering Society of North America)
merekomendasikan estimasi kekuatan cahaya pada bangunan parkir
antara 100-500 Lux dan daerah yang paling membutuhkan kekuatan
cahaya yang besar adalah bagian entrance dan exit serta tangga.
2. Perlengkapan security
Alat-alat perlengkapan security yang digunakan pada gedung parkir meliputi
CCTV, audio speaker, dan pos security personel.

98
Gambar IV.31 Perlengkapan Keamanan
Sumber : Analisis Penulis, 2016

3. Signage (Penanda)
Perencanaan perletakkan signage pada gedung parkir adalah ditempatkan
pada beberapa titik seperti :
a) Pada beam struktur gedung parkir untuk menunjukkan arah parkir atau
keluar juga untuk menunjukkan peringatan.
b) Pada lantai gedung parkir untuk menunjukkan arah jalur mobil.
c) Pada kolom gedung parkir untuk menunjukkan nomor posisi parkir dan
peringatan hati-hati.
d) Pada tikungan atau ramp gedung parkir untuk menunjukkan arah himbauan
arah jalur yang dituju atau lokasi parkir.

Gambar IV.32 Signage


Sumber : Analisis Penulis, 2016

2.7 Analisis Struktur Bangunan


Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul secara aman dan
efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah
melalui pondasi. Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2, yaitu Sub Structure

99
dan Upper Structure, dan untuk bangunan tinggi biasanya terdapat Core (Inti
Bangunan) dimana perletakannya memiliki beberapa jenis yang mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung pada fungsi bangunan itu
sendiri.

a) Sub Structure (Struktur Bawah)


Uraian :
Sub structure yaitu struktur yang menyalurkan beban diatasnya ke tanah. Sub
structure ini biasa disebut pondasi. Dasar pertimbangan pemilihan sub structure
seperti tahan terhadap gaya horizontal/vertikal, hemat dari segi teknis, ekonomis
dan pengerjaan,serta ramah terhadap lingkungan disekitarnya. Beberapa
alternatif jenis pondasi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
Pondasi Foot Plat Pondasi Sumur dan Pondasi Sarang Laba-Laba
Tiang Pancang

1. Mendukung untuk 1. Pondasi yang biasa 1. Sistem pondasi tahan


bangunan berlantai digunakan bangunan gempa dan sudah
banyak. berlantai banyak. terbukti.
2. Mudah dikerjakan. 2. Sulit dikerjakan. 2. Mudah dikerjakan dan
3. Cocok untuk jenis 3. Tidak cocok untuk ramah terhadap
tanah keras yang tanah keras yang lingkungan .
tidak terlalu dalam. tidak terlalu dalam. 3. cocok untuk bangunan
bertingkat tanggung 2-
10 lantai.
Tabel IV.20 Jenis-Jenis Pondasi Bangunan lebih dari 1 lantai
(Sumber: analisis Penulis, 2016)

Analisis:
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka jenis pondasi yang digunakan adalah
Konstruksi Sarang Laba-Laba karena merupakan pondasi yang tahan gempa dan
sudah terbukti yaitu gempa dan tsunami di Aceh pada tahun 2004 yang lalu

100
dimana gedung-gedung pemerintah dan swasta yang menggunakan pondasi
sarang laba-laba ini tetap utuh (sumber: www.katama.co.id) sehingga sangat
cocok untuk digunakan di kota Palu mengingat kota Palu merupakan wilayah yang
rawan gempa karena dilalui oleh patahan kerak bumi/sesar palu-koro. Kelebihan
lainnya yaitu mampu menghemat biaya pembangunan 40-50% karena terdiri dari
80% tanah dan 20% beton bertulang, menggunakan lebih sedikit alat -alat berat
dan bersifat padat karya sehingga lebih ekonomis, waktu pelaksanaan yang relatif
cepat dan dapat dilaksanakan secara industri (pracetak), dan yang paling penting
adalah ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya sedikit menggunakan
kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta tidak menimbulkan
kebisingan disekitarnya.

Gambar IV.33 Pondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba)


(Sumber : http://www.konstruksilabalaba.com, 2016)

Konstruksi harus
mampu menahan
lendutan beban di
atasnya.Untuk
preliminary desain
ditetapkan tebal
plat lantai 15 cm.
Gambar IV.34 Konstruksi Sarang Laba-laba dan Penyaluran Bebannya
(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

b) Upper Structure (Struktur Atas)


Uraian :
Merupakan struktur utama yang berfungsi sebagai penyalur beban dari atas
berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertikal maupun

101
horisontal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sistem struktur ini
adalah penyaluran beban vertikal dan horisontal di perlukan dan menghasilkan
hubungan kaku, adanya bukaan pada sisi dinding terluar pada unit bangunan.
Beberapa alternatif jenis sistem struktur yang biasa digunakan adalah sebagai
berikut :
Jenis sistem struktur
Struktur rangka - Terdiri dari unsur horisontal (balok) dan
vertikal (kolom).
- Dapat membentuk ruang yang fleksibel
Struktur bidang permukaan - Terdiri dari struktur lipat dan struktur
cangkang
- Bentangan yang besar dan bebas kolom
- Bidang struktur dapat berfungsi sebagai
dinding atau atap
Struktur gantung - Memanfaatkan daya tarik kabel baja
secara maksimal
Tabel IV. 21 Jenis-jenis Sistem Struktur
(Sumber: Tugas Akhir Welly Wangidjaja, Museum Teknologi Transportasi Udara, Universitas
Tarumanegara, 1994)

Analisis:
Dari beberapa jenis sistem struktur maka yang digunakan pada bangunan
Gedung Parkir adalah sistem struktur rangka karena dapat membentuk ruang yang
fleksibel sehingga memungkinkan bukaan yang cukup banyak, cocok dengan ruang
bebas sirkulasi mobil/motor di gedung parkir. Juga bersifat kaku (Rigid) sehingga
mampu menahan gaya lateral dan pentahapan pembangunan secara vertikal dan
horizontal bisa dilakukan.
Berikut adalah alternatif pemilihan bahan struktur kaku :
Konstruksi Beton Bertulang Konstruksi Baja
Rangka beton lebih mudah dalam Rangka baja lebih sulit dalam
menghasilkan bentuk yang fleksibel menghasilkan bentuk yang fleksibel
karena dapat di cor setempat, beton karena ada ukuran-ukuran tertentu, baja
dapat melindungi tulangan besi baja tidak dapat melindungi lapisan tulangan
karena beton tidak berkarat. besi baja karena dapat berkarat.
Tabel IV. 23 Pemilihan Bahan Struktur Kaku
(Sumber: Tugas Akhir Welly Wangidjaja, Museum Teknologi Transportasi Udara, Universitas
Tarumanegara, 1994)

102
Analisis :
Konstruksi yang akan diterapkan pada bangunan Gedung Parkir adalah
konstruksi beton bertulang karena lebih fleksibel sehingga memungkinkan bukaan
yang cukup banyak, cocok dengan ruang bebas sirkulasi mobil/motor di gedung
parkir dan konstruksi sarang laba-laba serta core bangunan harus menggunakan
konstruksi beton bertulang untuk kekakuan bangunan.
Konstruksi beton bertulang juga mempunyai kelebihan lainnya diantaranya
memiliki kuat tekan relatif lebih tinggi dari bahan konstruksi lainnya, memiliki
ketahanan yang tinggi terhadap air dan api, biaya pemeliharaan yang rendah,
durabilitias yang tinggi (Lebih awet dan tahan lama), material yang mudah didapat
karena terdiri dari pasir, kerikil dan air serta semen dan tulangan baja. Dibanding
dengan struktur baja, pembuatan dan instalasi konstruksi beton bertulang lebih
mudah dan cukup dengan tenaga berkeahlian rendah.

Gambar IV.35 Struktur Rangka Beton


(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

Konstruksi harus
mampu menahan
lendutan beban di
atasnya.Untuk
preliminary desain
ditetapkan tebal
plat lantai 15 cm
dan plat atap 12
cm.
Gambar IV.36 Struktur Rangka Beton dan Penyaluran Bebannya
(Sumber : Analisis Penulis, 2016)

103
c) Inti bangunan (Core)
Uraian:
Inti bangunan digunakan sebagai bagian struktur yang memperkaku
bangunan, terutama untuk menahan gaya lateral. Perbedaan fungsi bangunan
akan berpengaruh pada pola tata letak inti bangunan.
Pada sistim core (inti) sebagai pengaku bangunan secara keseluruhan, dimana
gaya-gaya lateral yang bekerja disalurkan oleh balok-balok menuju ke core/inti
sebagai elemen struktur utama.
Berikut adalah beberapa contoh letak inti bangunan pada bangunan tinggi:

Gambar IV. 37 Karakteristik tata letak inti bangunan


(Sumber: Juwana, 2005)
Analisis:
Berdasarkan karakteristik di atas, penempatan core yang sesuai dengan
sistem struktur gedung parkir yang di pakai adalah terletak di tengah bangunan
karena memiliki kekakuan struktur (gaya lateral) yang sangat baik, menghubungan
dengan utilitas di atap dan di lantai dasar, serta mempunyai ruang yang banyak di
sisi keliling bangunan.

104
Gambar IV. 38 Core yang terletak di tengah bangunan
(Sumber: Juwana, 2005)

2.8 Analisis Modul Bangunan


Uraian:
a) Modul Struktur
Modul struktur adalah modul yang digunakan berdasarkan ukuran struktur
(sesuai kelipatan). Ukuran dan luas ruangan mengikuti modul struktur yang ada.
Kekurangannya yaitu ruang-ruang tidak efisien. Kelebihannya cocok untuk
bangunan yang mementingkan bentuk dan kekokohan.
b) Modul Perencanaan
Modul perencanaan adalah modul yang digunakan dalam bangunan
berdasarkan luas ruang yang dibutuhkan. Rancangan mengikuti ukuran-ukuran
ruangan. Kelebihannya yaitu ruang-ruang yang ada sesuai dengan kebutuhan.
Kekurangannya yaitu boros bahan struktur jika ruangan tidak sesuai dengan
kelipatan ukuran struktur.

Analisis:
Berdasarkan uraian di atas modul yang akan digunakan dalam bangunan
Gedung Parkir ini adalah kombinasi modul perencanaan dan modul struktur.
Untuk ruang-ruang seperti area parkir dan retail shop/car showroom
menggunakan modul struktur sedangan untuk ruang-ruang kantor pengelola dan
ruang service menggunakan modul perencanaan.

105
2.9 Pola Sirkulasi Gedung Parkir
Uraian :
Merancang gedung parkir berbeda dengan merancang area parkir pada sisi
jalan maupun pada taman parkir. Hal yang paling membedakan adalah pola
sirkulasi di dalam gedung karena sirkulasi dalam gedung parkir cenderung
menggunakan sirkulasi vertikal, yaitu menggunakan ramp untuk naik atau turun.
Terdapat beberapa pola sirkulasi di dalam gedung parkir yaitu :
Tanjakan Satu Lantai Tanjakan Tanjakan Tanjakan Melingkar
Penuh Berefisiensi Tinggi Setengah Lantai

Tanjakan yang Pada tanjakan ini Sistem ini memiliki Sistem ramp
ditempatkan pada sisi- lebih menghemat posisi lantai melingkar cenderung
sisi bangunan dan tempat dan lebih setengah dan lebih banyak
ditempatkan pada tinggi tingkat perbedaan memakan biaya
ketinggian satu lantai keamanannya. ketinggian diatasi dibandingkan dengan
penuh. Kemiringan dengan tanjakan ramp yang lurus.
yang dianjurkan tidak yang pendek. Selain itu ramp ini
melebihi 20 % dengan Ketinggian mempersulit
jarak ramp minimal 3 tanjakan mencapai pengontrolan karena
m untuk kemudahan 13 %. memiliki tingkat
manuver mobil. kesulitan yang lebih
tinggi dalam hal
manuver kendaraan.
Tabel IV.23 Pola Sirkulasi Gedung Parkir
(Sumber: analisis Penulis, 2016)

Analisis :
Berdasarkan pertimbangan diatas dan kondisi eksisting tapak maka pola
sirkulasi yang digunakan yang dapat mendukung fungsi Gedung Parkir adalah
tanjakan satu lantai penuh karena sirkulasi yang lebih aman dan jelas, hemat
dalam pembiayaan pembangunan, dan untuk mengefisiensikan lahan yang ada di
kawasan pusat kota karena cocok untuk site yang tidak terlalu luas.

106
Gambar IV.38 Tanjakan Satu Lantai Penuh
(Sumber : Time Saver Standards for Building Types, 1987)

3. Tinjauan Perancangan Makro


3.1 Orientasi Matahari dan Angin
Uraian :
Orientasi matahari dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami,
terutama pada siang hari., sedangkan angin menghasilkan udara segar yang
dimanfaatkan sebagai penghawaan alami pada bangunan. Orientasi matahari
sangat mempengaruhi suhu dalam bangunan. Pada daerah tropis seperti
indonesia, intensitas sinar matahari yang tinggi sangat potensial untuk
pencahayaan alami suatu bangunan, selain itu sinar matahari juga bermanfaat
untuk kesehatan. Namun demikian radiasi panas yang ditimbulkan kurang disukai,
oleh karena itu orientasi matahari pada tapak mempengaruhi letak dan bentuk
bangunan pada tapak.

Analisis :
Pada site, matahari bergerak dari arah samping gedung (Timur) pada pagi hari
pukul 06:00 WITA menuju ke arah depan gedung (Barat) hingga pukul 18:00 WITA.
Intensitas matahari tertinggi pada site ialah pukul 10:00 WITA hingga pukul 15:00
WITA, hal ini tentu menjadi keuntungan besar dalam merancang bangunan
dengan memaksimalkan pencahayaan alami pada siang hari.
Dalam mendesain sistem pencahayaan alami pada Gedung Parkir, beberapa cara
dilakukan seperti memaksimalkan bukaan pada arah timur dan barat untuk
mendapatkan cahaya matahari yang ideal pada gedung. Sinar matahari membawa

107
radiasi panas yang kurang disukai, oleh karenanya cahaya yang berlebihan diatasi
dengan menggunakan bentukan, elemen, dan material penghalang cahaya
matahari berlebih pada gedung. Selain itu, untuk mengontrol radiasi matahari
pada gedung parkir dilakukan perletakkan vegetasi yang tepat pada site bangunan.

B U T
Bagian barat
Gedung Parkir Bagian timur
memperoleh sinar Gedung Parkir
matahari memperoleh
yang maksimal sinar matahari
pada pukul yang maksimal
13.00 - 16.00 WITA pada pukul
07.00 - 10.00 WITA

Gambar IV.39 Orientasi Matahari


Sumber : Analisis Penulis, 2016

Pemanfaatan potensi penghawaan alami (angin), dapat mengurangi


pemakaian penghawaan buatan pada bangunan seperti AC. Pada bagian gedung
yang menghadap ke arah utara langsung mendapat pengaruh angin laut yang
bertiup dari utara ke selatan pada siang hari sehingga pada siang hari gedung
parkir mendapatkan penghawaan yang maksimal. Hal ini juga ditunjang dengan
fungsi gedung sendiri sebagai tempat perparkiran kendaraan dimana bukaan dari
semua sisi bangunan sangat dominan, sehingga penghawaaan maupun
pencahayaan alami yang masuk ke dalam gedung menjadi maksimal. Selain
adanya bukaan yang cukup, perletakkan dan penataan vegetasi juga dilakukan
sehingga angin dapat diarahkan dan tidak berlebihan masuk kedalam bangunan.
Kategori kenyamanan Termal Standar
1. Sejuk Nyaman Terperature Efektif 20,5˚C - 22,8˚C
2. Nyaman Optimal Temperature Efektif 22,8˚C - 25,8˚C
3. Hangat Nyaman Temperature Efektif 25,8˚C - 27,1˚C
Tabel IV.24 Standar Kenyamanan Termal di Indonesia
(Sumber: SNI, 1993)

108
Angin laut yang bertiup dari
utara ke selatan pada siang
U hari sehingga pada sisi
Gedung Parkir bagian utara
mendapat penghawaan yang
maksimal pada siang hari

Gambar IV.40 Orientasi Angin


Sumber : Analisis Penulis, 2016

Gambar IV.41 Tanggapan Terhadap Orientasi Matahari dan Angin


Sumber : Analisis Penulis, 2016

3.2 Sirkulasi Dalam dan Luar Tapak


Uraian :
Sistem sirkulasi dalam dan luar tapak memudahkan pengguna gedung parkir
untuk dapat mengakses fasilitas-fasilitas, baik yang menggunakan kendaraan
maupun yang berjalan kaki. Pada umumnya perencanaan jaringan sirkulasi
ditujukan untuk memenuhi kriteria kemudahan, keamanan, dan juga
kenyamanan.
Berikut penjelasan dari sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki pada site:
a. Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi yang ada pada sekitar site merupakan jalur dua arah dan satu arah.
Intensitas kendaraan yang melalui jalan Jend. Sudirman dan Moh. Hatta tersebut
cukup padat. Kendaraan yang melintas umumnya beragam, mulai dari kendaraan
pribadi, angkutan umum dan motor. 2 jalan utama yang cukup lebar yang
berbatasan langsung dengan site menjadi salah satu penyelesaian permasalahan
parkir di sekitar lokasi sehingga sirkulasi kendaraan dapat berjalan lancar.

109
Orientasi kendaraan yang melintas dari kedua jalan yang berada disekitar site
tersebut berpusat ke jalan Jend. Sudirman. Sehingga melalui jalan tersebut
memiliki potensi sebagai jalan masuk atau entrance menuju site.
b. Sirkulasi Pejalan Kaki
Sudah adanya jalur pedestrian di sekitar site, tetapi tidak adanya tempat
khusus penyebrangan di sekitar site sehingga membahayakan pengguna Gedung
Parkir, sebagai solusinya akan dibuat fasilitas penyebrangan bagi pejalan kaki,
berupa lorong bawah tanah (Subway) yang menghubungkan ke kawasan
perdagangan dan jasa yang berada di pusat Kota Palu seperti Transmart,
Pertokoan Hassanuddin dan Bank-bank yang berada di pusat Kota sehingga para
pengguna Gedung Parkir dapat berjalan keluar dengan aman dan nyaman untuk
melakukan aktifitasnya.

Analisis :
Dalam menganalisis sirkulasi pada site terdapat beberapa pertimbangan yang
diambil, seperti aksebilitas, kondisi di dalam dan luar site, keamanan serta fungsi
kontrol. Pencapaian dan sirkulasi pada gedung parkir ini dikelompokkan dalam dua
kategori utama yaitu :
a. Sirkulasi Makro
Perencanaan sirkulasi makro merupakan perencanaan sistem pencapaian luar
site untuk masuk kedalam site, dalam skala makro terdapat dua jalan masuk
utama ke dalam site yaitu Main Entrance dan Sub Entrance. Main Entrance
digunakan sebagai akses utama bagi pengguna gedung untuk masuk kedalam site
terlebih bagi pengguna yang mengendarai kendaraan yang ingin menggunakan
fasilitas gedung parkir, sedangkan Sub Entrance berupa lorong bawah tanah
(Subway) yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk menghubungkan ke
kawasan perdagangan dan jasa yang berada di pusat Kota Palu seperti Transmart,
Pertokoan Hassanuddin dan Bank-bank yang berada di pusat Kota atau yang ingin
masuk ke dalam site untuk berbelanja di retail-retail yang tersedia. Pada akses

110
keluar masuk kendaraan dalam tapak, agar tidak terjadi penumpukan kendaraan
pada satu sisi dan untuk menghindari terjadinya kemacetan, maka akses keluar
dan masuk kendaraan pada tapak dibuat terpisah.
b. Sirkulasi Mikro
Perencanaan sirkulasi mikro mencakup sistem pencapaian di dalam site yang
berhubungan dengan aktifitas pengguna, seperti sirkulasi masuk-keluar gedung,
akses antar sarana dan fasilitas, dan akses dari ruang ke ruang yang lain. Sistem
sirkulasi mikro pada gedung parkir terbagi menjadi dua jenis yaitu sirkulasi
kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki, jalur sirkulasi kendaraan di peruntukkan bagi
pengguna gedung yang ingin memarkirkan kendaraannya di gedung ini, sedangkan
jalur pejalan kaki ialah akses yang diperuntukkan bagi pengguna yang telah
memarkirkan kendaraan nya dan ingin menggunakan fasilitas lainnya atau para
pengunjung yang datang tanpa memarkirkan kendaraannya di gedung ini.

Main Entrance

Sub Entrance

Gambar IV.42 Main Entrance dan Sub Entrance Gedung Parkir


Sumber : Analisis Penulis, 2016

111
Akses jalan Masuk

Akses jalan Keluar

Gambar IV.43 Akses Masuk dan Keluar Kendaraan Gedung Parkir Dibuat Terpisah
Sumber : Analisis Penulis, 2016

3.3 Tipe Pola Parkir


Uraian :
Dalam hal peletakan parkir, terlebih dahulu ditentukan sudut konfigurasi
parkir yang akan dirancang. Pola parkir tersebut akan baik apabila digunakan
sesuai kondisi yang ada. standar fasilitas parkir digunakan untuk menentukan
ukuran petak parkir yang akan dipakai. Terdapat beberapa tipe pola parkir pada
mobil penumpang antara lain :
Parkir Kendaraan Satu Sisi Parkir Kendaraan Dua Sisi Pola Parkir Pulau
1. Parkir sudut 30ᵒ, 45ᵒ, 60ᵒ. 1. Parkir sudut 30ᵒ, 45ᵒ, 60ᵒ. 1. Membentuk sudut 90ᵒ

230

230
230

250

30° 45°
60°
316 350 495 548 450 548
400 350 400 1382
1150 1546 500 550 500 500 550 500
3100

2. Parkir sudut 90ᵒ. 2. Parkir sudut 90ᵒ. 2. Membentuk sudut 45ᵒ


500

250
230

500 550 500 500 550 500


1550 1550

516 350 870 350 516


2602

112
Pola parkir ini diterapkan Pola parkir ini diterapkan Pola parkir ini diterapkan
apabila ketersediaan ruang apabila ketersediaan ruang apabila ketersediaan ruang
sempit. cukup memadai. cukup luas.
Tabel IV.25 Tipe Pola Parkir
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2016

Analisis :
Melihat dari luasan bangunan makan berdasarkan pertimbangan diatas dan
kondisi Gedung Parkir yang dirancang, maka tipe pola parkir yang digunakan yang
dapat mendukung sirkulasi di dalam Gedung Parkir adalah parkir kendaraan satu
sisi dengan parkir sudut 90ᵒ.

Gambar IV.44 Pola Parkir satu sisi sudut 90˚


Sumber : Analisis Penulis, 2016

3.4 Zonasi
Uraian :
Posisi pengelompokan ruang ditentukan oleh proses zonasi ruang pada site,
berdasarkan sifat dan jenis kegiatan yang diwadahinya agar tingkat kenyamanan
setiap aktifitas yang di wadahi dapat tercapai dengan baik. Zonasi pada site
Gedung Parkir dibentuk dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
a. Kondisi Eksisting Kawasan
Kondisi sekitar site mempengaruhi pembentukan zonasi pada Site.
b. Tingkat Privasi
Berdasarkan fungsinya, privasi terbagi kedalam empat privasi adalah
sebagai berikut :
1) Privat
Zona ini diletakkan pada daerah yang bersifat tenang.
2) Publik

113
Pada zona ini aktifitas yang dilakukan bersifat umum dan tidak
terganggu dengan kebisingan sehingga perletakkan zona ini yaitu pada
bagian depan site.
3) Semi Publik
Zona ini diletakan pada bagian tengah dan hanya digunakan oleh
pelaku yang memiliki kepentingan kawasan.
4) Servis
Zona ini merupakan bagian pendukung kegiatan dan tidak
berhubungan langsung dengan umum.

Analisis :
Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, makan pembentukan ruang
dalam bangunan Gedung Parkir adalah sebagai berikut :
a. Pengelompokan ruang berdasarkan tingkat privasi :
Privat : area pengelola gedung
Publik : area parkir dan taman
Semi publik : area retail shops
Servis : area sarana penunjang
KETERANGAN:
ZONA PUBLIK
ZONA SEMI PUBLIK
ZONA PRIVAT
ZONA SERVICE

Gambar IV.45 Penzoningan pada Site


Sumber : Analisis Penulis, 2016

114
3.5 Penataan Ruang Luar
Uraian :
Elemen pada taman terdiri dari dua bagian, yaitu Soft Material dan Hard
Material.
1. Material Lunak (Soft Materials) merupakan elemen yang dominan, terdiri
dari:
a. Pohon
b. Perdu
c. Semak
d. Penutup Tanah (mulsa)
e. Rumput
Fungsi Persyaratan Vegetasi
Estetika, a. Ditempatkan pada jalur tanaman Palem Raja Angsana
Pembentuk tata minimal 1,5 meter.
hijau b. Percabangan 2 meter diatas tanah.
c. Bentuk percabangan batang tidak
Merunduk.
d. Bermassa daun padat.
e. Ditanam secara berbaris.
Fungsi Persyaratan Vegetasi
Penyerap Polusi a. Terdiri dari pohon, perdu atau semak. Glodokan Angsana
Udara dan b. Memiliki ketahanan tinggi terhadap
Reduksi Bising pengaruh cuaca.
c. Jarak tanam rapat.
d. Bermassa daun padat.

Pemecah Angin a. Tanaman tinggi, perdu atau semak. Cemara Angsana


b. Percabangan 2 meter diatas tanah.
c. Bermassa daun padat.
d. Ditanam berbaris atau membentuk
massa.
e. Jarak tanam rapat < 3 meter.
Tabel IV.27 Jenis Vegetasi dan Persyarataannya
(Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2016)

115
4 Bangku taman
Tempat duduk dan santai Diletakan pad
atau

2. Hard material
5 Lampu taman Hard Material
Hard Material
No. Nama Fungsi
1
Nama
Paving Blok
Menerangi
Fungsi pada malam hari
Perletakkan Diletakan p
Paving Blok Sebagai Penutup Tanah Area Pejalan kaki
Sebagai penutup tanah tamanArea
dan sirk
pa
sirkulas

Gril Besi Penutup saluran drainaseDiletakkan pada ramp naik


2 Batu Koral
menuju parkir, daerah yang
Sebagai penutup tanah Dileta
memiliki permukaan
Menambah estetika taman
sedang agar tidak terjadi
genangan air saat hujan
6 Tempat sampah
3 Tempat Sampah
Girll besi Untuk menampung sampah Diletakkan pada area
Untuk menampung
Penutup sampah
parkir, taman
saluran dan sirkulasi
drainase Diletakan p
Diletaka
pejalan kaki
tamanDaerah
dan sirk
permuk
terjadi g

4 Bangku taman
Tabel IV. 28 Hard Material yang digunakan
Tempat pada Ruang
duduk danLuarsantai Diletak
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2016

Analisis :
5 Lampu taman
Pada perancangan penataan ruang luar gedung parkir,
Menerangi elemen
pada soft material
malam hari Dilet
taman d
yang digunakan berupa pohon peneduh dan tanaman hias. Jenis pohon peneduh
yang dipakai berupa angsana, glodokan dan pohon palem. Dimana pohon ini selain
sebagai peneduh, berfungsi sebagai penyerap polusi udara dan reduksi bising.
Pohon angsana difungsikan juga sebagai pembatas lahan pada tapak. Penggunaan
6 Tempat sampah
elemen hard material pada gedung parkirUntuk
berupa material paving yang di
menampung gunakan
sampah Dilet
taman d
pada area pedestrian, girl besi, bangku taman, lampu taman dan tempat sampah.

116
Gr il bes i s eba gai be rfungs i sebagai
pe nutup dra ina se Penutup tanah dan
agar ti dak terja di areapejalan kaki
genanganair hujan. Paving Blok

Glodokan

Palm Raja

FUNGSI:
- Reduksi bising
- Penanda batas lahan
Perletakan:
- Di sepanjang pembatas
lahan
Tong sampah
berfungsi s e bag ai tempat Angsana
p em b u an ga n s am p a h
sementara

Gambar IV.46 Perletakan elemen soft dan hard material


Sumber : Analisis Penulis, 2016

117
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil setelah selesainya pengkajian
ulang kebutuhan parkir dan perencanaan Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman
Kota Palu adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan ruang parkir untuk kawasan Pusat Kota Palu yang terdiri dari
tiga jalan utama yaitu jalan Jend. Sudirman, jalan Moh. Hatta serta jalan
Hassanuddin I untuk saat ini berdasarkan volume kendaraan yang parkir
adalah 312 SRP mobil dan 597 SRP sepeda motor, sedangkan yang
tersedia hanya 110 SRP mobil dan 467 SRP untuk sepeda motor. Sehingga
masih memerlukan 202 SRP untuk mobil dan 130 SRP untuk sepeda
motor.
b. Prediksi kebutuhan ruang parkir 10 tahun kedepan di pusat Kota Palu
yang terdiri dari tiga jalan utama yaitu jalan Jend. Sudirman, jalan Moh.
Hatta serta jalan Hassanuddin I berdasarkan faktor persentase tingkat
pertumbuhan penduduk, Pertumbuhan kendaraan dan PDRB Kota Palu
adalah 259 SRP mobil dan 205 SRP untuk sepeda motor .
c. Perancangan Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu merupakan
salah satu solusi untuk mengatasi masalah kekurangan lahan parkir yang
berada dikawasan tersebut khususnya di jantung kota palu sehingga
banyak kendaraan yang parkir dibadan jalan. Nantinya pengguna
Kawasan Perdagangan dan Jasa serta Perkantoran di Kawasan tersebut
diarahkan untuk dapat memarkirkan kendaraannya di Gedung Parkir
sehingga tidak terlihat lagi kendaraan yang memarkiran kendaraannya di
badan jalan.

2. Saran
a. Sebagai suatu fasilitas penunjang kawasan yang dirancang untuk dapat
menjawab masalah parkir di badan jalan karena tidak adanya fasilitas

118
lahan parkir yang memadai di kawasan tersebut, sudah seharusnya
perancangan Gedung Parkir ini memerlukan dukungan dan partisipasi
dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Adanya jalinan kerja
sama sangat diperlukan untuk dapat merealisasikan objek rancangan
dikarenakan peruntukkan bangunan sendiri untuk kebutuhan fasilitas
umum.
b. Perancangan Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu diharapkan
dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi para pemakainya,
sehingga gedung ini bisa menjadi contoh untuk penyediaan Gedung Parkir
di kawasan-kawasan lainnya yang kedepannya yang membutuhkan
penanganan masalah perparkiran.

3. Rekomendasi Desain
Secara garis besar, konsep perancangan Gedung Parkir di Jalan Sudirman
Kota Palu meliputi :
a. Konsep Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang.
b. Konsep Hubungan Ruang.
c. Konsep Besaran Ruang.
d. Konsep Bentuk Penampilan Bangunan.
e. Konsep Sistem Utilitas Bangunan
f. Konsep Sistem Struktur Bangunan
g. Konsep Orientasi Matahari dan Angin
h. Konsep Sirkulasi Dalam dan Luar Tapak.
i. Konsep Kebisingan
j. Konsep Penzoningan
k. Konsep Penataan Ruang Luar.

119
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Iskandar, dkk. 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian


Fasilitas Parkir. Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Badan Pusat Statistik Kota Palu, 2015. Palu Dalam Angka 2015. Palu.

Badan Pusat Statistik Kota Palu, 2015. Statistik Daerah Kecamatan Palu Timur.
Palu.

Box, P.C. & J.C Oppenlander. 1976. Manual of Traffic Engineering Studies,
Institute Transportation Engineer, 4th Edition. Washington

Ching, Francis D.K. 2000. Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga. Jakarta

De Chiara, Joseph & John Callender. 1987. Time-Saver Standards For Building
Types: 2nd edition. Singapura: National Printers Ltd

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996.


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta.

Hobbs, F.D, 1979. Traffic Planing & Engineering, 2nd Edition, Pergamon
International Library

Juwana S., Jimmy, 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi: untuk Arsitek dan
Praktisi Bangunan, Jakarta, Erlangga.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468, 1998. Tentang Persyaratan


Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum Dan Lingkungan. Jakarta

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Oglesby, C.H. dan Hicks, R.G., 1993. Teknik Jalan Raya. Jilid I, Edisi keempat.

120
Peraturan Daerah DKI Jakarta nomor 48, 2000. Tentang Perparkiran, Bab I
Ketentuan Umum Pasal I. Jakarta

Precast/Prestressed Concrete Institute. 1997. Parking Structures: Recommended


Practice for Design and Construction. USA.

Peraturan Pemerintah nomor 34, 2006. Tentang Jalan, Bab III Pasal 35. Jakarta

Pignataro. 1979. Traffic Engineering Theory and Pratice, Englewood Cliffs. New
Jersey

Tri Rochadi, Mohammad, et al. 1991. “Teori Perancangan Urban”, Program Pasca
Sarjana Institut Teknologi Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38, 2004. Tentang Jalan, Bab III Pasal
12. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22, 2009. Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Bab VI Pasal 43. Jakarta

Grondzik, W.T & Alison G.K, 2015. Mechanical and Electrical Equipment for
Buildings, Twelfth Edition. New Jersey

Wangidjaja, Welly. 1994. Museum Teknologi Transportasi Udara, Tugas Akhir


Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Warpani, S, 1990. Rekayasa Lalu Lintas, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Widodo, A. S. (2007). Analisis Dampak Lalu – Lintas (Andalalin) Pada Pusat


Perbelanjaan Yang Telah Beroperasi Ditinjau Dari Tarikan Perjalanan
(Studi Kasus Pada Pacific Mall Tegal), Tesis pada Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.

Wikrama., A.A Jaya, 2010. Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Parkir di Pasar
Kreneng. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Universitas Udayana. Denpasar

121
Website
https://id.wikipedia.org
http://rri.co.id
www.carlwalker.com
www.katama.co.id
www.konstruksilabalaba.com
www.signindustry.com
www.sulteng.antaranews.com/berita/21874/empat-cara-pemkot-palu-tangani-
macet
www.wikimapia.org
www.metrosulawesi.com/article/carrefour-transmart-segera-diberi-surat-
teguran

122
pendahuluan desain gedung
Latar Belakang arkir
Meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Palu yang kian pesat dan
tidak sebanding dengan bertambahnya lebar jalan menimbulkan
permasalahan lalu-lintas, salah satunya adalah permasalahan
pemarkiran kendaraan. Permasalahan tersebut meliputi parkir di
Rumusan Masalah
Bagaimana mengatasi masalah parkir di badan jalan di kawasan pusat
badan jalan yang sebenarnya tidak dibenarkan dalam aturan lalu- kota Palu dengan membuat konsep Perancangan dan Desain Gedung
lintas karena masih berada di atas rumaja (ruang manfaat jalan), Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu?
padahal Dinas Perhubungan telah memasang rambu-rambu lalu-
lintas seperti “Dilarang Parkir” dan “Dilarang Berhenti” di sepanjang
ruas jalan yang padat kendaraan.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Ruas jalan Jend. Sudirman-Moh.Hatta-Hasanuddin merupakan Menghasilkan konsep Perancangan yang sesuai dengan Gedung Parkir
pertemuan jalan arteri primer dan kolektor primer yang merupakan sehingga menghasilkan kelancaran fungsi dan ak fitas serta kesempurnaan
salah satu kawasan padat kendaraan di kota palu. Kawasan tersebut bentuk rancangan.
merupakan kawasan perdagangan dan jasa yang menjadi pusat Sasaran
kegiatan masyarakat. Masyarakat akan datang menggunakan Sasaran atau hasil akhir yang ingin dicapai pada penulisan ini adalah:
kendaraan dan membutuhkan area parkir untuk parkir kendaraannya a.Mengiden fikasi kekurangan ruang parkir di kawasan studi.
dimana kurangnya lahan parkir yang tidak sebanding dengan volume b.Mengiden fikasi serta merumuskan potensi serta permasalahan di
kendaraan parkir di kawasan tersebut sehingga banyak kendaraan kawasan studi.
pengguna kawasan tersebut memarkirkan kedaraannya di badan c.Menyusun konsep desain Gedung Parkir di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu.
jalan yang seharusnya digunakan sebagai akses sirkulasi kendaraan. d.Mentransformasikan konsep ke dalam bentuk desain Gedung Parkir
di Jalan Jend. Sudirman Kota Palu.

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
F 221 08 082
konsep pemilihan tapak desain gedung
Input Analisis & Output arkir
Tujuan :
Ÿ Mendapatkan tapak yang
sesuai dengan peruntukkan Lokasi perancangan Gedung Parkir tepatnya di persimpangan
antara jalan Jend. Sudirman dan jalan Moh. Ha a Kecamatan
fungsi bangunan. Palu Timur Kelurahan Besusu Barat. dengan beberapa
per mbangan dimana lokasi tersebut sangat strategis untuk
Dasar Per mbangan : diakses dari beberapa k keramaian di kawasan Perdagangan
Ÿ Letak lokasi yang strategis dan Jasa seper TransMart Carrefour, Pertokoan Hasanuddin,
Ÿ Memiliki aksesbilitas yang Puskesmas Singgani, Kawasan Perkantoran (Perbankan di
mudah dicapai. Pusat Kota, dan Taman Gelanggang Olahraga (GOR).
Ÿ Te r s e d i a k e l e n g k a p a n
utilitas kota seperti jaringan Adapun batas-batas lokasi site adalah sebagai berikut :
telepon,jaringan listrik, a) Sebelah Utara : Korem 132 Tadulako
jaringan air bersih dan b) Sebelah Selatan : TransMart Carrefour
saluran pembuangan.
c) Sebelah Barat : BNSmart
Ÿ Potensi lingkungan.
d) Sebelah Timur : Puskesmas Singgani

Lokasi perancangan Gedung Parkir tepatnya di persimpangan


antara jalan Jend. Sudirman dan jalan Moh. Ha a Kecamatan
Palu Timur Kelurahan Besusu Barat. dengan luas lahan 16.370
m² dan dengan topografi permukaan tanah yang rata.
Merupakan jalan Nasional (arteri primer) jalur dua
arah.Peruntukan tata guna lahan pada lokasi yaitu
Perdagangan dan Jasa. Gedung Parkir ini nan nya diharapkan
dapat menjadi fasilitas penunjang kegiatan di kawasan
tersebut.

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
sirkulasi pada tapak desain gedung
Input Analisis arkir
Tujuan :
Ÿ Mendapatkan akses keluar
masuk yang baik untuk
Akses masuk ke dalam
sirkulasi kendaraan pada
tapak bangunan.
Gedung Parkir Pada pagi dan siang hari ngkat kepadatan
sirkulasi kendaraan nggi dikarenakan
Output
merupakan salah satu jalan utama menuju Akses masuk berada pada Jalan Jend.
berbagai area perdagangan disekitarnya dan Sudirman, sedangkan akses keluar berada
Dasar Per mbangan : terletak di pusat kota.

Jln. Jend. Sudirman


pada Jalan Moh. Ha a
Ÿ Lalu lintas kendaraan.
Ÿ Akses yang mudah dan
cepat.
Ÿ Tidak mengganggu Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta

kelancaran arus lalu lintas


kendaraan.
Akses keluar dari dalam
Jalur pedestrian lorong Gedung Parkir
bawah tanah (Subway)
y a n g t e r h u b u n g ke
Transmart dan ke area
Pertokoan Sirkulasi Sirkulasi keluar
masuk/keluar khusus bangunan Gedung
Agar dak terjadi penumpukan kendaraan
pada satu sisi dan untuk menghindari
pejalan kaki Parkir
terjadinya kemacetan, maka akses keluar Sirkulasi masuk
dan masuk kendaraan pada tapak dibuat bangunan Gedung Parkir

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
orientasi matahari & angin desain gedung
Input Analisis arkir
Tujuan :
Ÿ Mendapatkan akses keluar
masuk yang baik untuk
B U T
Output
sirkulasi kendaraan pada Orientasi matahari dimanfaatkan sebagai
Bagian barat pencahayaan alami pada bangunan,

Jln. Jend. Sudirman


tapak bangunan. Bagian mur

Jln. Jend. Sudirman


Gedung Parkir dengan adanya bukaan seper kaca
memperoleh sinar Gedung Parkir
memperoleh dapat mempertegas masuknya sinar
Dasar Per mbangan : matahari matahari ke dalam bangunan.
yang maksimal sinar matahari
Ÿ Lalu lintas kendaraan. pada pukul Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta yang maksimal
pada pukul
Ÿ Akses yang mudah dan 13.00 - 16.00 WITA Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta
07.00 - 10.00 WITA
cepat.
Ÿ Tidak mengganggu
kelancaran arus lalu lintas
kendaraan. Angin laut yang ber up dari
utara ke selatan pada siang
U hari sehingga pada sisi
Jln. Jend. Sudirman

Gedung Parkir bagian utara


mendapat penghawaan yang
Jln. Jend. Sudirman

maksimal pada siang hari Cahaya yang berlebihan diatasi


dengan menggunakan bentukan,
Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta elemen, dan material penghalang
cahaya matahari berlebih pada
Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta
gedung

Perletakkan vegetasi untuk mereduksi


panas dan mengurangi angin yang
berlebihan

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
JURUSAN ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
FAKULTAS TEKNIK SEMESTER GENAP
1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
kebisingan desain gedung
Input Analisis Untuk meminimalisir ngkat
arkir
kebisingan , dilakukan
Tujuan : perletakkan dan penataan
Ÿ Meminimalisir ngkat
Output
vegetasi pada area depan
tapak.
kebisingan yang
berpengaruh pada Untuk meminimalisir ngkat kebisingan,

Jln. Jend. Sudirman


U

Jln. Jend. Sudirman


bangunan. dilakukan perletakkan dan penataan
vegetasi pada tapak terutama pada area
depan tapak.
Ÿ Dasar Per mbangan :
Ÿ Tapak terletak di pusat
keramaian.
Ÿ Terletak pada jalan utama
yakni Jalan Jend. Sudirman,
dan Jalan Moh. Ha a.
Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh.
Jln. Moh. Hatta Hatta

Sumber kebisingan berasal dari Jl.


Jend. Sudirman dan Jl. Moh. Ha a,
dikarenakan ke ga jalan tersebut
Diberikan jarak yang baik terhadap jarak
merupakan jalan utama bagi
Gedung Parkir dengan jalan utama sehingga
kendaraan
dapat meminimalisir ngkat kebisingan.

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
penzoningan desain gedung
Input Analisis arkir
Tujuan :
Ÿ Untuk mendapatkan tata KETERANGAN:
ZONA PUBLIK
letak pada bangunan ZONA SEMI PUBLIK

Output
ZONA PRIVAT
ZONA SERVICE
Dasar Per mbangan :
U
Ÿ Kondisi eksis ng kawasan.
Perletakan area pengelola gedung
Ÿ Tingkat kebisingan
(Berdasarkan sifat) nggi, Perletakan area parkir

Jln. Jend. Sudirman


sedang, dan rendah.
Ÿ Tingkat privasi (berdasarkan U

Jln. Jend. Sudirman

Jln. Jend. Sudirman


fungsi) yaitu privat, semi
privat, publik dan service

Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta

Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta

Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta

Perletakan area sarana penunjang


Gedung

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
tata ruang luar desain gedung
Input Analisis Gril besi sebagai berfungsi sebagai
arkir
Penutup tanah dan
Tujuan : penutup drainase
agar dak terjadi area pejalan kaki
Ÿ Mendapatkan jenis so genangan air hujan. Paving Blok

material dan hard material


yang cocok dengan kondisi
Glodokan Output
Palm Raja
eksis ng tapak
U

Jln. Jend. Sudirman


Dasar Per mbangan :
Ÿ jenis so material dan hard
material seper vegetasi
dan perkerasan.
Ÿ F u n g s i b a n g u n a n ya n g
diwadahi Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta
Jln. Cut Nyak Dien

Jln. Moh. Hatta

Vegetasi yang digunakan pada site yaitu


pohon angsana dan pohon palm raja
FUNGSI: dimana kedua pohon ini dak
- Reduksi bising
berpengaruh oleh iklim
- Penanda batas lahan
Perletakan:
- Di sepanjang pembatas
lahan
Tong sampah
Angsana
berfungsi sebagai tempat
pembuangan sampah
sementara

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
kebutuhan ruang desain gedung
Input Analisis & Output arkir
Tujuan :
Ÿ Mengetahui ak fitas yang Kelompok Kantor Pengelola:
berlangsung pada Pengelola : · Ruang Pimpinan
· Ruang Sekertaris U
bangunan sehingga · Ruang adm & Keuangan

Jln. Jend. Sudirman


mendapatkan kebutuhan · Ruang Staf
ruang yang dibutuhkan · Ruang Teknisi
pada bangunan tersebut. · Ruang Rapat
· Ruang Informasi
· R. House Keeping
Dasar Per mbangan : · R.Operator Parkir
Ÿ Pelaku kegiatan. · Toilet
Tamu : · Lobby
Ÿ Kebutuhan ruang.
Ÿ Ak fitas ruang.

Jln. Cut Nyak Dien Jln. Moh. Hatta


Kelompok Sarana Penunjang:
Teknisi Pengelola : · R. Teknisi Kelompok Area Parkir:
· R. ME Kelompok Retail Shop: Pengelola : · Area Parkir
· R. Genset Pengelola : · Retail Shop · Toilet
· R. Pompa & GWT & Karyawan · Cafetaria/R. Tunggu Pengunjung · Area Parkir
· Li Pengunjung · ATM Center · Cafetaria/R. Tunggu
Cleaning Service · R. Housekeeping · Toilet
· Gudang
Pengguna · Li
· Tangga darurat

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
studi luasan desain gedung
Input Analisis arkir
Tujuan : Rumus Perhitungan Buliding Coverage:
Ÿ Untuk mendapatkan luas > Building Coverage = 40 : 60
lahan terbangun dan
jumlah lantai yang sesuai
> Luas Site = L m2
> Luas Lahan Terbangun = (40/100)x L m2
Output
Perhitungan Buliding Coverage dan Jumlah Lantai:
dengan persyaratan > Luas Open Space = (60/100)x L m2 > Building Coverage = 40 : 60
Koefisiean Dasar Bangunan
> Luas Site = 16.370 m2
dan Koefisien Lantai Rumus Perhitungan Jumlah Lantai: > Luas Lahan Terbangun = (40/100)x 16.370 m2
Bangunan . > Luas Site = L m2 = 6.548 m2
Dasar Per mbangan : > Kefisien Lantai Bangunan = 2,4 > Luas Open Space = (60/100)x 16.370 m2
Ÿ Persyaratan Koefisien > Luas Lahan Terbangun = Ltb m2 = 9.822 m2
Dasar Bangunan dan > Jumlah Lantai Minimal = (2,4 x L)/Ltb m2
Koefisien Lantai Bangunan
> Koefisien Lantai = 2,4
Ÿ Luas Site/Tapak
> Jumlah Lantai = (2,4 x 16.370)/6.548
= 6 Lantai

Luas Total Ruang = 7.438 m2


Luas total Jalur Gang/Sirkulasi Parkir = 20.833 m2
Luas Teras = 935 m2
Total Luas Lantai Keseluruhan =29.206 m2

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Besaran Ruang desain gedung
Input Analisis & Output arkir
Tujuan :
Ÿ Mengetahui luasan yang A. Kelompok Kantor Pengelola
dibutuhkan oleh masing-
masing ruang.
Ÿ Mendapatkan luas lahan
yang diperlukan
Dasar Per mbangan :
Ÿ Jumlah pengguna ruang
Ÿ Jenis kegiatan
Ÿ Layout perabot
Ÿ Standar luasan ruang

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Besaran Ruang desain gedung
Analisis & Output arkir
B. Kelompok Parkir

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Besaran Ruang desain gedung
Analisis & Output arkir
C. Kelompok Retail Shop

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Besaran Ruang desain gedung
Analisis & Output arkir
D. Kelompok Sarana Penunjang

Keterangan:

NAD= Neufert Architect Data (Jilid 1,2,3)

SRP= Satuan Ruang Parkir (Dirjen Perhubungan Darat)

STUI= Standard Toilet Umum Indonesia

AS= Asumsi

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Hubungan Ruang desain gedung
Input Analisis & Output arkir
Tujuan :
Ÿ Mengetahui luasan yang
R. PIMPINAN
dibutuhkan oleh masing-
masing ruang. U R. SEKRETARIS

R. ADM & KEUANGAN


Ÿ Mendapatkan luas lahan
yang diperlukan R. STAFF UMUM

Jln. Jend. Sudirman


Dasar Per mbangan : R. INFORMASI

Ÿ Jumlah pengguna ruang R. RAPAT

Ÿ Jenis kegiatan LOBBY

Ÿ Layout perabot MUSHOLLAH

Ÿ Standar luasan ruang R. HOUSE KEEPING

R. TEKNISI

AREA PARKIR INDOOR


Jln. Moh. Hatta
AREA LIFT

R. TUNGGU/CAFETARIA

AREA TANGGA DARURAT

TOILET UMUM

Keterangan:
Erat
Kurang erat
Tidak ada hubungan

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Sistem utilitas desain gedung
Input Analisis & Output arkir
Tujuan :
Ÿ Untuk merencanakan dan Jaringan Air Bersih
Jaringan Listrik
merancang sistem u litas Sumber pasokan air di kota Palu
pada bangunan senhingga yang digunakan adalah
kombinasi sumber air PDAM dan
dapat menunjang ak fitas sumber air sumur sun k.
yang berlangsung dalam
bangunan dan dapat
memberikan rasa aman
Sumber pasokan energi listrik
dan nyaman Jaringan Air Kotor yang digunakan pada gedung
Dasar Per mbangan : Disposal padat
parkir terdiri dari dua sumber,
yakni PLN dan genset. Suplai
Ÿ Menunjang kegiatan yang Disposal padat adalah air limbah energi listrik utama disuplai oleh
berlangsung pada bangunan yang berasal dari listrik PLN.
WC (closet).
Ÿ Mudah dalam Jaringan Telepon
pelaksanaan dan
ekonomis
Ÿ Ramah lingkungan
Ÿ Mendukung fungsi Disposal cair
Disposal cair adalah air limbah
bangunan
pada bangunan yang berasal dari
grease trap (penangkap lemak),
urinoir, dan air hujan untuk Untuk jaringan telepon pada
limbah.tersebut baik yang gedung parkir adalah berasal
berasal dari bangunan maupun dari telkom kemudian
dari site dialirkan menuju riol disambungkan ke bangunan
melalui gardu PABX.
kota.

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Sistem utilitas desain gedung
Analisis & Output arkir
sistem pembuangan Sampah Drainage Sistem Keselamatan Gedung Parkir
Sampah yang telah dipisahkan
Permukaan Lantai
antara sampah organik, sampah
non organik, yang dikumpulkan
dari tempat-tempat sampah
yang di letakkan pada k- k
te r te nt u d a l a m b a n g u n a n
Untuk mencegah ter jadinya
maupun diluar bangunan genangan air ketika hujan, pada
dibuang ke TPS/bak sampah tepi gedung parkir dirancang
kemudian diangkut melalui parit kecil yang mengalrkan air
yang masuk ke pipa air kotor.
Bahan permukaan lantai yang digunakan pada
gedung parkir ialah beton yang tidak dinishing.
sistem perlindungan Kebakaran Pa d a l a n t a i g e d u n g p a r k i r u n t u k r a m p
menggunakan beton yang lebih kasar, sedangkan
untuk parking area cenderung lebih licin.

Tembok penahan Kendaraan dan Manusia (Parapet)


Bahan pagar pembatas gedung
parkirmenggunakan struktur
beton bertulang dengan massa
jenis lebih berat sehingga
Alat-alat pemadam kebakaran yang digunakan pada Penangkal pe r berfungsi sebagai jalan
mampu menahan tumpukan
gedung parkir melipu hydrant, sprinkler, fire bagi pe r menuju ke permukaan bumi, mobil.
ex nguisher, fire alarm detector dan tangga darurat sehingga dak merusak benda-benda
kebakaran.
yang dilewa nya.

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Sistem struktur desain gedung
Input Analisis & Output arkir
Tujuan :
Ÿ Menentukan sistem struktur SUB STRUKTUR
yang tepat untuk sub KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA (KSLL)
struktur bangunan terdiri dari rib – rib (Beton Bertulang)
tegak yang pis dan rela f nggi,
Dasar Per mbangan : biasanya, 50-150 cm. Penempatan
Ÿ Tahan terhadap gaya rib-rib diatur sedemikian rupa
Horizontal dan Ver kal s e h i n g ga d a r i a t a s ke l i h a t a n
membentuk peta – petak segi ga.
Ÿ hemat dari segi teknis,
ekonomis dan pengerjaan
Tanah yang dipadatkan lapis demi
Ÿ Ramah Lingkungan lapis dengan tebal ap lapis dak
lebih dari 20 cm, sedangkan pada
umumnya 2 atau 3 lapis teratas harus
melampaui batas 90% atau 95%
kepadatan maksimum (Standart
Proctor)
di atasnya terdapat pelat beton tipis
Pondasi yang tepat untuk Gedung Parkir yaitu Pondasi Sarang Laba- bermutu K-225 berukuran 10-15 cm.
Laba (KSLL) karena sangat cocok untuk bangunan berlantai tanggung (2-
10) Lantai, memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan
bangunan yang hemat dibanding dengan pondasi Rakit (Full Plate)
lainnya serta bersifat padat karya dan yang paling penting adalah
ramah terhadap lingkungan.

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
Sistem struktur desain gedung
Input Analisis & Output arkir
Tujuan :
Ÿ Mendapatkan sistem UPPER STRUKTUR
struktur yang tepat dan
efek f untuk Super dan
RANGKA BETON BERTULANG
Upper Struktur.
Dasar Per mbangan :
Ÿ Kesesuaian dengan kondisi Ÿ Memungkinkan bukaan yang
alam (hujan, angin, iklim dan cukup banyak
cuaca). Ÿ Beban dipikul oleh kolom dan
balok
Ÿ Bentangan.
Ÿ Bersifat kaku
Ÿ Fleksibel/pengembangan Ÿ Pentahapan bangunan secara
ruang ver kal maupun horizontal bisa
Ÿ Faktor este ka dilakukan.

PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
UJIAN SARJANA
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER GENAP
FAKULTAS TEKNIK 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2015/2016 KONSEP PERANCANGAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2. Ir. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
JEND. SUDIRMAN KOTA PALU JML. LEMBAR
13,520

U LEGENDA
A. ENTER/MASUK MOBIL/MOTOR PARKIR INDOOR
B. ENTER/MASUK MOTOR/MOTOR PARKIR INDOOR
A C. EXIT/KELUAR MOBIL/MOTOR PARKIR INDOOR
D. EXIT/KELUAR MOBIL/MOTOR PARKIR OUTDOOR
E. ENTRANCE OFFICE
F. ENTRANCE RETAIL SHOP
Naik
G. PINTU MASUK/KELUAR PEJALAN KAKI
H1. SUBWAY/LORONG BAWAH TANAH KE
TRANSMART
H2. SUBWAY/LORONG BAWAH TANAH KE AREA
B R. Sekretaris
R.
Administrasi
& Keuangan
R. Informasi &
Layanan
Pelanggan
BANK/PERTOKOAN

JALAN JEND.SUDIRMAN
Lobby

R. Rapat/
Serbaguna

R. Pimpinan
R. Staff Umum

Toilet Pria
Tempat Wudhu

Mushollah

Toilet Wanita
Janitor
Departemen
Gudang Tata
Grha/House

18
17
16
15
14
13
12

10
11
Keeping

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 9

12 8

13 7

14 6

15 5

16 4

17 3

18 2
1

R. Mesin

12,200
Genset

Departemen
Gudang
Engineering/R.
Teknisi

R. Mekanikal
Elektrikal

R. Mesin
Pompa

Turun
R. AHU

R. Operator
Parkir

G
Gallery ATM

H2 H1

D C
JALAN CUT NYAK DIEN JALAN MOH. HATTA

SITE PLAN SKALA 1:1000

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
1
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU SITE PLAN 1:1000 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
A B C D E F G H I

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000


150 150

B
350 350
100
200 200
1
LEGENDA
E A. ENTER/MASUK MOBIL

1,000

1,000
A Naik
B.
C.
ENTER/MASUK MOTOR
EXIT/KELUAR MOBIL
D. EXIT/KELUAR MOTOR
E. RAMP NAIK
2 F. RAMP TURUN
G. ENTRANCE

B J H.
I.
RETAIL SHOP
SHOW ROOM
1,000

1,000
J. AREA PARKIR/PARKING LOT
200 100

K. KANTOR PENGELOLA
- R. PIMPINAN
- R. SEKRETARIS
200

3 G K - R. RAPAT
200

- R. ADMINISTRASI & KEUANGAN


- R. STAFF UMUM
300

- R. INFORMASI
1,000

1,000
L. CORE
100

- LIFT/ELEVATOR
110

M - TANGGA DARURAT
180

- SHAFT
110

4 - TOILET UMUM
L Janitor
M. MUSHOLLAH
N O
500

A A N. GUDANG

18
17
16
15
14
13
12

10
11
1,000

1,000
O. R. TATA GRHA/HOUSE KEEPING

1
2
3
4
5
6
7
8
9
X
10
11 9
8

P. R. GENSET
12
13 7

14 6

15 5

16 4
3

Q. R. TEKNIS/ENGINEERING
17
18 2

P
1
500

R. R. MEKANIKAL ELEKTRIKAL
S. R. MESIN POMPA
5 T. R. AHU (Air Handling Unit)
U. PINTU MASUK/KELUAR
Q 500
N
500

PEJALAN KAKI
1,000

1,000
V. R. OPERATOR PARKIR
W. R. ATM CENTER
X. TANGGA OUTDOOR
R
500

S Y F Y
500
1,000

1,000
Turun

T
500

700
V
1,000

1,000
I H H H
U W
8
G
D C
350
B

500
1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

DENAH LT. DASAR SKALA 1:550


DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
2
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Denah Lantai Dasar 1:550 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
A B C D E F G H I

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

B
LEGENDA
1
E. RAMP NAIK
E F. RAMP TURUN

1,000

1,000
H. RETAIL SHOP
H Naik I. SHOWROOM
J. AREA PARKIR/PARKING LOT
L. CORE
2 - LIFT/ELEVATOR
J -
-
TANGGA DARURAT
SHAFT
- TOILET UMUM

1,000

1,000
H N.
X.
R. GENSET
TANGGA OUTDOOR

3
1,000

1,000
H
500
4 L
H
500

A A

18
17
16
15
14
13
12

10
11
1,000

1,000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X
10
11 9

12 8

13 7

14 6

15 5

16 4

17 3

P
18 2
500

5
1,000

1,000
H
6

Y F Y
1,000

1,000
H Turun

7
1,000

1,000
I H H H H H H
8
B

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

DENAH LT. 2 SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
3
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Denah Lantai 2 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
B C D E F G H I

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

B
LEGENDA
1 E. RAMP NAIK
F. RAMP TURUN
E
350
J. AREA PARKIR/PARKING LOT
L. CORE
1,000

1,000
Naik - LIFT/ELEVATOR
- TANGGA DARURAT
- SHAFT
- TOILET UMUM
2 X. TANGGA OUTDOOR
J Y. CAFETARIA/R.TUNGGU
1,000

1,000
3
1,000

1,000
500
4 L
A A

18
17
16
15
14
13
12

10
11
1,000

1,000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X
10
11 9

12 8

13 7

14 6

15 5

16 4

17 3

18 2
1

5
1,000

1,000
6

Y F Y
1,000

1,000
Turun

7 Y
1,
02

B
4

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

DENAH LT. 3-6 SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
4
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Denah Tipikal Lantai 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO 3-6 17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

B
1,000

1,000
1,000

1,000
1,000

1,000
500

A A
290

18
17
16
15
14
13
12

10
11
1,000

1,000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 9

12 8

13 7

14 6

15 5

16 4

17 3

18 2
1
1,000

1,000
1,000

1,000
567
1,
02

B
7

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

DENAH TOP FLOOR SKALA 1:500


DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
5
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU DENAH TOP FLOOR 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
TAMPAK BARAT SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
6
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Tampak Barat 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
TAMPAK TIMUR SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
7
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Tampak mur 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
TAMPAK UTARA SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
8
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Tampak Utara 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
TAMPAK SELATAN SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
9
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Tampak Selatan 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
A B C D E F G H I

+3.000

+4.500

+4.500

+4.500

+4.500

+4.750

+5.000

±0.000
-0.800

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 500

A B C D E F G H I

POTONGAN A-A SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
10
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Potongan A-A 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
1 2 3 4 5 6 7 8

+3.000

+4.500

+4.500

+4.500

+4.500

+4.750

+5.000

±0.000
-0.800

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

1 2 3 4 5 6 7 8

POTONGAN B-B SKALA 1:500

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
11
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Potongan B-B 1:500 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
1,000 1,000 1,000

E F G H

POTONGAN Y-Y SKALA 1:300


DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
12
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Potongan Y-Y 1:300 JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
DETAIL ARSITEKTUR PERSPEKTIF

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
13
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Perspek f Non Skala JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
DETAIL ARSITEKTUR PERSPEKTIF

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
14
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Perspek f Non Skala JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
MAIN ENTRANCE ENTER MAIN ENTRANCE EXIT

SUB ENTRANCE PEDESTRIAN SUBWAY


DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
15
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Main entrance & Sub Non Skala JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO entrance 17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
DETAIL ARSITEKTUR PARKING OUTDOOR

DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
16
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Perspek f Non Skala JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100
DETAIL INTERIOR PARKING SPACE INDOOR
DOSEN PEMBIMBING NAMA/STAMBUK JUDUL SKRIPSI NAMA GAMBAR SKALA NO. LEMBAR MENGETAHUI
PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR UJIAN SARJANA
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR SEMESTER GENAP 1. Ir. Faturrahman Mansur, MSi MUHAMMAD RIZKY ABUBAKAR DESAIN GEDUNG PARKIR DI JALAN
17
FAKULTAS TEKNIK 2015/2016 JEND. SUDIRMAN KOTA PALU Detail Interior Non Skala JML. LEMBAR
2. Andi Jiba Rifai B, S.T, M.T F 221 08 082
UNIVERSITAS TADULAKO
17
GSPublisherVersion 0.0.100.100

Anda mungkin juga menyukai