Pengelompokan beton pada dasarnya berkembang dari waktu ke waktu, dan menyesuaikan pula dengan kebutuhan di tiap negara
atau instansi yang berkepentingan.
Di Indonesia pada umumnya pengelompokan dan peraturan beton mengikuti standar yang berlaku di Amerika Serikat (ACI)
berat satuan
mutu/kekuatan karakteristik (umumnya kuat tekan)
pembuatan
lingkungan layan
tegangan pra-layan
dsb
Tabel 4.2.1 - Kelas dan Mutu Beton Beton normal : berat satuan 2.200 kg/m³ – 2
kg/m³
Beton berat : berat satuan > 2.500 kg/m³
Beton mutu
rendah (low
strength
concrete)
: fc’ < 20 MPa
Beton mutu
sedang (mediu
m strength
concrete) : fc’
= 21 MPa – 40
MPa
Beton mutu
tinggi (high
strength
concrete)
: fc’ > 41
MPa
Berdasar Pembuatan
Dari cara pembuatannya, beton pada umumnya dikelompokkan :
Beton cast in-situ, yaitu beton yang dicor di tempat, dengan cetakan atau acuan yang dipasang di lokasi elemen struktur pada bangunan atau gedung atau
Beton pre-cast, yaitu beton yang dicor di lokasi pabrikasi khusus, dan kemudian diangkut dan dirangkai untuk dipasang di lokasi elemen struktur pada b
Berdasarkan Tegangan Pra-Layan
Beton konvensional, adalah beton normal yang tidak mengalami tegangan pra layan
Beton pre-stressed, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada saat pembuatannya,
dengan sistem pre-stressing
Beton post- tensioned, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada saat pembuatannya,
dengan sistem post-tensioning
Pemberian tegangan pra-layan pada umumnya dirancang untuk memberikan gaya berlawanan dengan
gaya layan, sehingga pada saat konstruksi beton bertulang tersebut memikul beban, secara praktis
mengurangi beban kerja.
Beton jenis atau kelompok ini harus didesain, dilaksanakan dan diawasi oleh Konsultan dan Kontraktor
Spesialis yang berpengalaman