Anda di halaman 1dari 13

Konstruksi Atap Bangunan

Atap adalah suatu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu dan untuk keperluan perlindungan
lainnya (Rahayu, 2015). Royani (2011) mengatakan bahwa “struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan
atau mengalirkan beban – beban dari atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan
penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok (kayu/ bambu/baja) secara vertikal dan
horizontal kecuali pada struktur atap dak beton”.

Konstruksi rangka atap adalah bagian atas dari suatu bangunan yang merupakan struktur rangka
batang yang diletakkan pada suatu bidang dan saling dihubungkan dengan sendi pada ujungnya,
sehingga membentuk bagian bangunan yang terdiri dari segitiga-segitiga (Rahayu, 2015).

Rangka atap yang umumnya digunakan di Indonesia antara lain terbuat dari kayu, beton, baja
konvensional dan baja ringan.

Dalam proses pengerjaannya ada beberapa syarat yang di penuhi dalam konstruksi atap, antara
lain :
1. Kontruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan
angina, beban air hujan, dll
2. Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya dipilih dengan pertimbangan estetika
bangunan, sehingga menambah keindahan serta kenyamanan penghuni yang bertempat tinggal di
bawahnya.
3. Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh serangga rayap/bubuk, maka perlu diberi lapisan
pengawet tambahan , khususnya jika bahan rangka konstruksi atap dari kayu
4. Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca luar, sinar matahari, air hujan,
kelembaban udara, angina, debu , dll
5. Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutup maka
kemiringannya dibuat lebih landau atau lebih curam
6. Harus ‘mempunyai’ kaitan erat dengan bentuk bangunan, dan dibuat dengan kemiringan yang
tepat

Struktur Atap

Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari
atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi
menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari
kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan
posisi inilah maka muncul istilah gording,kaso dan reng.
Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan
bentuk atap tertentu.
Secara dasar dikenal 3 jenis struktur atap yaitu :
- Struktur dinding (sopi-sopi), dinding sebagai penahan beban atap
- Struktur bidang, dengan model rangka bidang / cremona sebagai model konstruksi penyalur
beban atap
- Struktur flat slab, yang kita kenal sebagai dak beton yang biasa digunakan untuk atap datar.
Bentuk / Model Atap

Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan perkembangan
teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang paling banyak digunakan antara
lain , sbb:

1. Atap Datar

Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap datar biasanya
digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang bahannya bisa dibuat dari beton
bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung
bisa mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang cukup.
Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau bahkan
digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini paling susah perawatannya
terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini
adalah memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.

2. Atap Sandar / miring

Model atap miring biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan misalnya; selasar atau
teras , namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk rumah -rumah modern dengan gaya
minimalis. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap
model pelana.

3. Atap Pelana
Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangunan rumah di masyarakat
kita. Bidang atap terdiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut
bubungan.

Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena pemeliharaannya mudah
dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran. Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang
ujung atasnya bertemu pada satu garis lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan atap
antara 30 sampai dengan 45 derajat.

4. Atap Tenda

Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan lebarnya, sehingga
kemiringan bidang atap sama, atau bangunan yang ‘terbuka’. Bentuk atap tenda terdiri dari tiga ,
empat, atau lebih bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring
adalah dibubungan miring yang disebut jurai.

5. Atap Limas (perisai)

Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu garis bubungan
jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nok. Jika dilhat terdapat dua
bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga.

Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang atap miring
yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan kemiringan yang biasanya
sama.
6. Bentuk Atap Kombinasi Pelana + Perisai.

Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan perisai (limasan).
Jadi selain bentuk atap limasan, juga ditambahkan dengan bentuk atap pelana, dan kemudian
dikombinasikan

Macam / model konstruksi kuda kuda atap


1. Konstruksi kuda kuda kayu

2. Konstruksi kuda kuda baja profil


3. Konstruksi kuda kuda baja ringan / zincalum

Perbedaan antara masing masing bahan kuda kuda atap :


1. Bahan / material : panjang, ukuran , dll
Ada perbedaan antara kayu, baja dan baja ringan, baik dari sisi materi, panjang material , juga
berat dan model komponen yang ada,
Yang paling sederhana adalah dengan material baja ringan / zincalum, dimana hanya terdapat 2
model material yang digunakan, yaitu profil C dan roof batten, dengan material tambahan lainnya
berupa jurai atap dalam , sekrup SDS, stiffener

2. Jarak antar kuda kuda


Ada perbedaan jarak antar kuda kuda, dengan penggunaan material yang beda antara antara kayu,
baja dan baja ringan, dilihat dari sifat bahan / material dan kekuatan
3. Komponen kuda kuda : kuda kuda, gording, kaso, reng
Untuk kuda kuda atap dengan bahan baja ringan , tidak mengenal yang disebut gording, kaso,
beda dengan kuda kuda dengan bahan kayu dan baja profil
Juga bahan untuk jurai berbeda antara kontruksi atap baja ringan dengan kontruksi atap kayu dan
konstruksi atap baja profil

4. Karateristik bahan / material : ketahanan terhadap rayap, api, dll


5. Beban konstruksi [5],
Beban atap baja ringan + 7 kg /m2
Beban atap dengan bahan kayu + 10 kg /m2
Beban atap dengan bahan baja profil + 20 kg/m2
Beban atap dengan bahan beton / plat dak datar + 30 kg/m2
6. Biaya
Untuk sekarang biaya konstruksi atap baja ringan paling efisien dibandingkan dengan biaya
konstruksi atap dengan bahan kayu ataupun dengan bahan baja profil
7. Metode kerja
Sistem fabrikasi yang berbeda antara kuda kuda dengan bahan kayu, bahan baja profil dam bahan
baja ringan / zincalum,
Medote penyambungan yang berbeda juga , dimana jika menggunakan material zincalum yang
dominan adalah penggunaan sekrup khusus (sekrup SDS)

Sedangkan kalau menggunakan bahan baja profil sistem sambungan / tumpuan menggunakan
metode las atau baut & mur
Sedangkan untuk kuda kuda kayu , metode di sistem sambungan / tumpuan dengan model pasak,
alur, coakan , dll

Detail konstruksi :
1. Konstruksi kuda kuda kayu
2. Konstruksi kuda kuda baja profil

3. Konstruksi kuda kuda baja ringan / zincalum


3.1 Pengertian rangka atap baja ringan
Rangka atap baja ringan adalah sebuah perkembangan teknologi terbaru struktur atap
menggunakan konstruksi baja yang kuat tetapi ringan, kita tahu sebelumnya bahwa yang
namanya baja itu indentik dengan berat dan ukuran yang besar namun seiring perjalanan waktu
maka namun seiring perjalanan waktu maka munculah teknologi baja ringan sehingga banyak
menarik masyarakat untuk menggunakannya. Bahan yang digunakan adalah paduan antara seng
dan aluminium, karena itu sering disebut zincalum
Rangka atap baja ringan adalah sistem struktur yang berfungsi untuk menopang penutup atap
dengan didukung oleh elemen-elemen seperti : kuda-kuda dan reng. Rangka atap merupakan
suatu struktur rangka batang yang terdiri dari batang utama (top chord dan bottom chord) dan
batang dalam (webs), dan reng (battens) .Rangka batang ini diasumsikan hanya memikul beban
aksial.

Gambar 2.3 Struktur kuda-kuda baja ringan Sumber : Nur dan Utiarahman (2012)

Baja Ringan sendiri merupakan logam campuran yang terdiri dari besi (Fe),Almunium
(Al),seng (Zn),Tembaga (Cu) dan titanium (Ti) yang merupakan logam murni.
Baja yang di gunakan adalah jenis cold rolled coll (CRC) dengan bentul profil seperti huruf C atau
O berikut ini beberapa uraian mengenai rangka atap baja ringan.
Profil struktur baja ringan (cold farmed steel) adalah komponen struktur dari lembaran baja
yang dibentuk model tertentu dengan proses press-baking atau roll forming. Suhu tidak
diperlukan selama proses pembentukan tidak seperti pada baja konvensional, oleh sebab itu
disebut cold-formed. Biasanya baja cold-formed merupakan komponen yang tipis, ringan, mudah
untuk diproduksi dan lebih murah dibandingkan baja hot-rolled (Mutawalli, 2007). Baja ringan yang
beredar di pasaran memiliki ketebalan antara 0,4-1 mm.
Kualitas sebuah baja ringan dapat dilihat dari ukuran tegangan tarikannya. Dalam penjelasan
sebelumnya telah disebutkan bahwa tegangan tarik baja ringan yang baik adalah 550 Mpa. Untuk
itu, pilihlah baja ringan yang memiliki tegangan tarikan minimum 550 Mpa sehingga kokoh dalam
menopang berbagai jenis penutup atap atau genteng, maupun saat melawan cuaca ekstrem.
Jarak pemasangan antar kuda-kuda baja ringan ditentukan oleh jenis penutup atap, bentang
kuda-kuda dan beban-beban lain yang berada di atas atap. Semakin berat beban yang ditopang
oleh kuda-kuda maka jaraknya pun semakin pendek.
Pada umumnya jarak antar kuda kuda konstruksi baja ringan berkisar antara 100-120cm .
Selain dapat memperpendek jarak hal yang dapat juga dilakukan adalah dengan mengganti
material dengan yang memiliki ketebalan lebih besar maupun yang memiliki ukuran profil yang
lebih luas.

3.1.1 Kelebihan rangka atap baja ringan , antara lain sbb:


1. Tidak perlu di cat lagi, karena sudah bahan jadi
2. Sebagian besar komponen atap baja ringan bisa didur ulang, jadi boleh dibilang bernilai
berkelanjutan
3. Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan struktur
4. Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang punya resiko keropos
dimakan rayap.
5. Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia lanjut.
6. Proses pemasanganya cepat, bisa dipabrikasi dulu lalu tinggal pasang di lokasi proyek.
7. Tahan terhadap karat, dengan catatan pelapis aluminium tidak ‘terluka’ atau tergores.

3.1.2 Kekurangan rangka atap baja ringan, antara lain sbb:


1. Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti dan kuat, karena jika ada
yang salah maka atap bisa roboh total.
2. Tergolong sebagai material rangka atap yang cukup mahal dibanding jenis lainya, namun
keberadaan kayu yang semakin langka telah membuat baja ringan menjadi lebih murah
untuk digunakan.
3. Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang benar sehingga atap bisa
dibangun dan berfungsi dengan baik.
4. Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika tidak didesain sedemikian rupa,
oleh karena itu diperlukan plafond penutup agar langit-langit terlihat bagus.
5. Karena komponen model dasar konstruksi atap baja ringan adalah segitiga, maka ruang
di bawah atap tidak bisa dipakai / digunakan.
6. Tidak terjual bebas di toko bahan bangunan, jadi harus memesan langsung pada supplier
rangka atap baja ringan yang biasanya menawarkan harga perencanaan, bahan berikut
pemasangan sampai jadi.

3.1.3 Spesifikasi standard material rangka atap baja ringan, sbb:


1. Material : Baja dengan kuat tarik tinggi.
2. Material baja dengan mutu tinggi (G 550)
3. Kuat Tarik : SGC570 (Lebih tinggi dari 550 Mpa)
4. Modulus elastisitas material minimum 200.000 Mpa
5.Modulus geser material minimum 80.000 Mpa
6. Berat material sendiri :7-10 kg/m2
7. Material dengan standard : JISG3302
8. Adanya lapisan Anti Karat : Galvanis dengan anti karat, dapat bertahan dalam udara
lembab dan tidak menimbulkan karat jika terkena semen.
9. Memakai Self Drilling Screw (SDS), dengan standard material tahan karat

3.2 Persyaratan Pra-Konstruksi


1. Produk yang dipaparkan harus sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang telah
dilampirkan pada dokumen tender.
2. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka
atap baja ringan, sesuai dengan pedoman RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini
meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi di workshop permanen dengan
menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi).
5. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa
Rangka Atap Baja ringan.
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional
(instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

3.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Kontrsuksi Atap Baja Ringan;


1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai
gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai
dengan standar perhitungan yang mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit
(Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan
kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air
(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak
meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai
sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng
dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada
saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural,
 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan dan kegagalan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-
kuda, pengaku-pengaku dan reng.

Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold
formed code for structural steel” (Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)
dengan desain kekuatan struktural berdasarkan “Dead and live loads Combination (Australian Standard
1170.1 Part 1)
” & “Wind load” (Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries” (Australian Standard 3566).

Daftar pustaka :
1. Kusjuliadi P, Danang,. Ragam Bentuk dan Perawatan Atap, Jakarta: Penebar Swadaya, 2007
2. Supribadi, Drs. Ik., Ilmu Bangunan gedung, Jakarta: Armico, 1993, .
3. Ahmad, Rosman, Bahan Bangunan, Sebagai Dasar Pengetahuan, Jakarta: Penerbit Bangun
Cipta Pustaka, 2007
4. Tanggoro, Dwi, Somaatmadja, A. Sadili, dan Sukardi, Kuntjoro, Teknologi Bangunan, Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UIPress), 2005.
5. Salmon, Charles G, Thon E Jhonson, 2000, ”Struktur Baja Desain dan Perilaku”, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
6. Heinz Frick dan Moediartianto, 2002, ”Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu”, Penerbit Kanisius
Yogyakarta.
7. Anonim, 2008. Pengertian Baja Ringan. http://www.Blog@punyaku.com.
8. Anonim, 2009. Jenis dan Tipe Baja Ringan. http://wwwBlog@wordpress.com.
9. Anonim, 2009. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan. Prima Baja Truss. Surabaya.
10. Anonim, 2010. Apakah Rangka Atap Baja Ringan Itu?. http://www. Axistruss. com.

Semoga dengan rangkuman artikel singkat yang saya berikan ini dapat berguna bagi para
mahasiswa.

Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai