Anda di halaman 1dari 25

TKP.DPIB.C3.04.

08 Gambar Detail Struktur Rangka Atap

SMK NEGERI 2 LEMBAR INFORMASI : KONSTRUKSI DAN


TASIKMALAYA UTILITAS GEDUNG
Gambar Detail Struktur Rangka
TEKNIK KONSTRUKSI Atap ALOKASI WAKTU : 2 JP
DAN PROPERTI
DESAIN PEMODELAN SEMESTER ; 3 (TIGA)
DAN INFORMASI
BANGUNAN

A. TUJUAN
Setelah mempelajari kompetensi siswa dapat :

− Memahami prosedur pembuatan gambar detail struktur rangka atap


− Menganalisis prosedur pembuatan gambar detail struktur rangka atap
− Membuat gambar detail struktur rangka atap
− Menyajikan gambar detail struktur rangka atap

B. INFORMASI
GAMBAR DETAIL STRUKTUR RANGKA ATAP

Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap, yang konstrusinya


dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menahan keseluruhan beban yang ada
termasuk beban sendiri. Sedangkan Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka
batang yang berfungsi mendukung beban atap.

Bentuk konstruksi kuda-kuda ini disesuaikan dengan bentuk atap dan jarak bentang
dari kuda-kuda yang akan dibuat. Secara umumnya kuda-kuda terbuat dari beberapa
elemen yaitu kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Penggunaan Kuda-kuda kayu
umumnya digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12
m.
Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam disesuaikan dengan bentuk
atap yang direncanakan, berikut adalah beberapa bentuk dasar atap yang umum
digunakan:

a. Bentuk-bentuk Atap
1) Atap datar (platdak)
Atap datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon
yang bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari
asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa

1
mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan
yang cukup.

Gambar. Atap Datar

2) Atap Sandar (lessenaar)


Model atap sandar biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan
misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga
dipakai untuk rumah - rumah modern

Gambar. Atap sandar

3) Atap pelana (Zadeldak)

2
Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu
pada satu garis lurus yang biasa kita sebut bubungan.

Gambar. Atap Pelana

4) Atap tenda (tentdak)


Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan
lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri
dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan
bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut jurai.

Gambar. Atap Tenda

3
5) Atap perisai (schildak)
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu
pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis
bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk
trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga.

Gambar. Atap Perisai

6) Bentuk Atap Kombinasi Pelana dan Perisai.


Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan
perisai (limasan)

Gambar. Atap Kombinasi Pelana dan Perisai

7) Atap Mansard
Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat
bersusun atau bertingkat

4
Gambar. Atap Mansard
8) Atap Menara
Bentuk atap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara
puncaknya lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak
kita jumpai pada bangunan – bangunan gereja.

Gambar. Atap Menara


9) Atap Piramida
Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk
denah bangunan dapat segi 5, segi 6, segi 8 dan seterusnya.

Gambar. Atap Piramida

5
10) Atap Joglo
Model atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atpnya
seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan
Jawa Barat.

Gambar. Atap Joglo

11) Atap Setengah Bola (Kubah)


Model atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak
digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.

Gambar. Atap Kubah

12) Atap Gergaji


Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik,
gudang atau bengkel.

6
Gambar. Atap Gergaji

b. Bentuk Konstruksi kuda-kuda kayu berdasarkan Jarak Bentangan (L)


1) Konstruksi kuda-kuda kayu Setengah/Sandaran

Gambar. Konstruksi kuda-kuda kayu setengah/Sandaran

2) Konstruksi kuda-kuda kayu penuh dengan bentang L< 6 meter

Gambar. Konstruksi kuda-kuda kayu penuh bentang L<6 m

3) Konstruksi kuda-kuda kayu penuh dengan bentang 6<L<7 meter

Gambar. Konstruksi kuda-kuda kayu penuh bentang 6<L<7 m

7
4) Konstruksi kuda-kuda kayu penuh dengan bentang 8<L<10 meter

Gambar. Konstruksi kuda-kuda kayu penuh bentang 8<L<10 m


5) Konstruksi kuda-kuda kayu penuh dengan bentang 10<L<12 meter

Gambar. Konstruksi kuda-kuda kayu penuh bentang 10<L<12 m

DIMENSI-DIMENSI BATANG KAYU YANG ADA DI PASARAN


Sebagai bahan struktur, kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu dan dipakai
dalam bentuk balok, papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03-2445-1991).
Berikut ini adalah dimensi-dimensi kayu yang ada di pasaran.
Dalam perencanaan ukuran batang (penampang) yang digunakan untuk konstruksi kuda-
kuda pada dasarnya ditentukan berdasarkan perhitungan mempertimbangkan beberapa
faktor yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Besar dan jenis tegangan yang terjadi pada batang tersebut.
2. Pengaruh alat penyambung dan teknik penyambungan,
3. Ukuran kayu yang ada di pasaran

Berikut ini adalah dimensi-dimensi kayu yang ada di pasaran.


Dimensi Balok
− Untuk kuda-kuda / batang struktur (cm) : 8 x (8, 10, 12, 15, 18); dan 10 x (10, 12, 15,
18).
− Balok antar tiang (cm): 4 x (6, 8); 6 x (8, 12, 15); dan 8 x (12, 15, 18), 10 x (12, 15).
− Untuk kusen pintu dan jendela (cm): 6 x (10, 12, 13, 15); dan 8 x (10, 12, 15).
− Balok langit (cm): 8 x (12, 15, 18, 20); dan 10 x (15, 18, 20).
− Tiang balok (cm): 8 x (8, 10, 12); 10 x (10, 12); dan 12 x (12, 15).

8
Dimensi Reng dan Kaso/Usuk

− 2 x 3;
− 2,5 x (3,4,6,8, 10, 12);
− 3,5 x (3,4,6,8,10,12,15);
− 5 x (7,8,10,12,13,15,18,20,22,25)

ELEMEN-ELEMEN KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU


Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada
atapnya. Adapun bagian bagian konstruksi Kuda-kuda Kayu dan Fungsinya adalah sebagai
berikut:

Gambar. Bagian-bagian dari Konstruksi Kuda-kuda Kayu

a. Balok Tarik, yaitu sebuah batang tarik yang berfungsi menahan gaya horizontal yang
terjadi oleh gaya yang bekerja pada kaki kuda – kuda sebagaimana diperlihatkan pada
gambar di bawah ini.

b. Balok Pengunci, berfungsi untuk menyambung dan memperkuat sambungan balok


tarik
c. Kaki Kuda-kuda, berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan beban diatasnya
d. Balok penggantung yaitu batang tegak yang berfungsi sebagai penahan lenturan yang
terjadi pada balok tarik.

9
e. Balok penyokong yaitu batang yang berfungsi untuk menyokong kaki kuda - kuda
agar tidak melengkung oleh beban dari balok gording ataupun berat sendiri.

f. Balok gapit berfungsi untuk menggapit rangka kuda – kuda untuk mengantisispasi
kemungkinan konstruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya/ke samping, untuk itu
perlu diperkuat dengan dua batang kayu horizontal yang diletakkan kirakira ditengah-
tengah tinggi tiang gantung.

g. Balok Bubungan, balok melintang di atas kaki kuda-kuda yang berfungsi sebagai
tempat dudukan Kasau
h. Balok Gording, balok melintang di atas kaki kuda-kuda yang berfungsi sebagai
tempat dudukan Kasau
i. Balok Tembok, merupakan gording yang yang terletak diatas dinding (tembok) luar.
Balok ini berfungsi sebagai landasan pemasangan Kaso/Usuk dan sebagai pengikat
kaki kuda-kuda agar berada pada posisi yang tepat.
j. Usuk atau Kaso/Usuk ukuran yang dipakai adalah 5/7 dan dipasang menumpu pada
balok gording balok bubungan atau balok tembok.

10
k. Bubungan genteng ukuran yang dipakai pada umumnya adalah 2/20 dan dipasang
pada balok bubungan untuk menahan genteng karpus dan adukan perekatnya.

Tabel. Jenis Kayu Berdasarkan Tingkat Pemakaian/Keperluan

No Tingkat Kelas Keperluan Ket


Kayu

1 I dan II Untuk Keperluan konstruksi-konstruksi


berat, tidak terlindung danterkena tanah
lembab

2 III Untuk Keperluan konstruksi-konstruksi


beratTerlindung ( kayu puspa,kamfer,
kruing )
3 IV Untuk keperluan Konstruksi ringan yang
terlindung

4 V Untuk keperluan pekerjaan sementara

JENIS SAMBUNGAN KAYU UNTUK KONSTRUKSI KUDA-KUDA TERUTAMA


SAMBUNGAN TARIK DAN TEKAN

a. Sambungan dan hubungan Konstruksi Kuda-kuda Kayu


Kita bedakan antara hubungan kayu dan sambungan kayu. Yang dimaksud dengan
sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambung-sambung
sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar maupun tegak lurus dalam
satu bidang datar atau bidang dua dimensi. Sedangkan yang disebut dengan hubungan
kayu yaitu dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda
atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun dalam satu ruang
berdimensi tiga.
Dalam menyusun suatu konstruksi kayu pada umumnya terdiri dari dua batang atau
lebih masing-masing dihubungkan menjadi satu bagian hingga kokoh. Untuk
memenuhi syarat kekokohan ini maka sambungan dan hubungan-hubungan kayu harus
memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:
1) Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan dalam,
karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukan batang-batang kayu
berukuran besar, sehingga dapat merupakan pemborosan.
2) Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut, mengembang dan
tarikan.
3) Bentuk hubungan dari hubungan konstruksi kayu harus tahan terhadap gaya-gaya
yang bekerja.
Hubungan kayu dibagi dalam 3 kelompok ialah:
a. Hubungan kayu arah memanjang
b. Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut)
c. hubungan kayu arah melebar (sambungan papan)

11
Hubungan memanjang digunakan untuk menyambung balok tembok, gording dan
sebagainya, berikut adalah bebrapa jenis sambugan/hubungan kayu yang digunakan
pada konstruksi kuda-kuda kayu:

Sambungan Bibir Lurus


Merupakan jenis sambungan yang paling sederhana, kekuatan sambungan lemah
karena masing-masing ditakik separo, sehingga digunakan untuk batang yang seluruh
permukaannya tertahan (contoh balok tembok/murplat). Sambungan diperkuat dengan
paku atau baut.
Sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul, misalnya balok tembok. Pada
sambungan ini kayunya banyak diperlemah karena masing-masing bagian ditakik
separuh kayu.

Gambar. Sambungan Bibir Lurus

Sambungan Bibir Lurus Berkait


Jenis sambungan ini digunakan apabila ada gaya tarik yang timbul pada batang, dan
seluruh permukaan batang tertahan. Sambungan diperkuat dengan paku atau baut

12
Gambar. Sambungan Bibir Lurus Berkait
Sambungan Bibir Miring
Sambungan bibir miring digunakan untuk menyambung gording pada jarak 2.5 - 3.50
m dipikul oleh kuda-kuda. Sambungan ini tidak boleh disambung tepat di atas kuda-
kuda karena gording sudah diperlemah oleh takikan pada kuda-kuda dan tepat di atas
kaki kuda-kuda gording menerima momen negatif yang dapat merusak sambungan.

Gambar. Sambungan Bibir Miring


Sambungan Bibir Miring Berkait
Sambungan ini seperti pada sambungan bibir miring yang diterapkan pada gording
yang terletak 5 – 10 cm dari kaki kuda-kuda yang berjarak antara 2.50 – 3.50 m. Gaya
tarik yang mungkin timbul, diterima oleh bidang geser saja sebesar:
A x b x Õ gs
Õ gs = tegangan geser yang diizinkan pada kayu
a = bidang kait
b = panjang bidang geser

13
Gambar. Sambungan Bibir Miring Berkait

Sambungan Takikan Mulut Ikan

Type sambungan Takikan Lurus Mulut Ikan ini biasa digunakan pada balok kayu
dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut.

Gambar. Sambungan Takikan Mulut Ikan

14
Sambungan Memanjang Balok Kunci Sesisi

Sambungan balok kunci ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda untuk menyambung
kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Ke dua ujung balok yang disambung harus saling
mendesak rata.

Gambar. Sambungan Memanjang Balok Kunci sesisi

Sambungan memanjang kunci jepit dua sisi


Sambungan kunci jepit dapat menetralisir momen sekunder yang terjadi pada
sambungan kunci sesisi.
Kekuatan yang dihasilkan lebih baik sambungan kunci sesisi

Gambar 43 Sambungan memanjang kunci jepit dua sisi

KEMIRINGAN ATAP DAN JENIS PENUTUP ATAP

15
a. Jenis bahan penutup atap
Atap selain berfungsi sebagai pelindung banguanan dari teriknya sinar matahari
danguyuran hujan, juga mempunyai fungsi pembentuk estetika bangunan, maka unuk
menentukan bahan penutup atap yang akan digunakan harus disesuaikan dengan
fungsinya.
Penutup atap yang beredar di pasaran saat ini banyak macam dan jenisnya, tergantung
pada desain konstruksi dan arsitekturnya. Yang penting, syarat-syarat sebagai penutup
atap harus terpenuhi yakni pada saat tertimpa air hujan tidak terjadi rembesan dan
dapat mengalirkan air hujan dengan baik, melindungi dari terik dan menyerap sinar
matahari, serta awet sepanjang umur bangunan. Oleh karenanya, penting untuk
diketahui karakteristik dari jenis-jenis bahan penutup beton, seperti:

Atap Sirap, merupakan lembaran tipis terbuat dari kayu ulin-yang dapat digunakan
sampai 25 tahun, dengan kemiringan pemasangan yang tidak boleh terlampau datar,
dan sangat cocok untuk rumah-rumah tradisional dengan kesan menyatu dengan alam.

Gambar 44 Penutup Atap Sirap

Genteng tanah liat, penutup atap ini umum digunakan di rumah-rumah – baik yang
digunakan dengan cetakan biasa atau dengan memberikan tekanan (genteng press),
ikatan pemasangan berdasarkan saling mengikat (interlocking), dikaitkan dan
menumpu pada kayu reng. Pemasangan pada konstruksi atap dengan kemiringan 25-
45 derajat. Apabila dipasang terlampau datar maka dimungkinkan terjadinya tempias
air hujan melalui sela-sela hubungan antar genteng. Genteng pres mempunyai berat
jenis yang lebih besar dan serapan air yang lebih kecil dibandingkan dengan genteng
tanah liat biasa. Namun demikian, serapan air memungkinkan munculnya jamur atau
lumut selama umur pemakaian.

Gambar 45 Penutup Atap Genteng Tanah Liat

16
Genteng beton, Genteng beton terbuat dari pasir, bahan material semen, dan fly ash,
yang dicampur dengan air dan dicetak, lalu dikeringkan

Gambar 46 Penutup Atap Genteng Beton

Seng, merupakan lembaran tipis baja yang diberi lapisan seng, agar tidak mudah terjadi
karat atau korosi. Penutup atap seng dapat dipasang langsung pada gording, tanpa reng,
dan dapat dipasang pada kemiringan atap yang lebih datar. Karena beratnya relatif
ringan, maka dapat digunakan konstruksi penopang atau kuda-kuda yang sederhana.
Namun demikian, atap seng harus dipasang cukup kuat untuk menghindari terlepas
dan terangkatnya seng akibat terpaan angin yang besar.

Gambar 47 Penutup Atap Seng Gelobang

Genteng metalroof,
Merupakan genteng yang terbuat dari logam tipis, dan mempunyai bobot yang ringan,
serta dilapisi dengan baja ringan dan galvanis.

Gambar 48 Penutup Atap Metalroof

17
Atap Zinc Aluminium Merupakan perpaduan antara 43,5% seng, 55% Aluminium
dan 1,5% silikon yang dikombinasikan menghasilkan produk yang luar biasa kuatnya.
Perpaduan unsur Aluminium berguna untuk ketahanan terhadap karat, sedangkan
unsur zinc berfungsi untuk kekakuan bentuk atap.

Gambar 49 Penutup Atap Zinc Aluminium

Atap Asbes Gelombang


Atap Asbes Gelombang adalah material penutup atap terbuat dari asbes yang
diproduksi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Gambar 50 Penutup Atap Asbes Gelombang

Atap Bitumen Onduline


Atap Bitumen Onduline adalah lembaran atap bitumen bergelombang yang
dikembangkan selama lebih dari 50 tahun untuk menghasilkan atap yang tahan
terhadap cuaca. "Onduline" terbuat dari lapisan tunggal serat organik yang dicampur
dengan bitumen melalui proses penekanan dan pemanasan yang tinggi

Gambar 51 Penutup Atap Bitumen Onduline

Kemiringan Atap

18
Atap haruslah mempunyai sudut kemiringan yang baik agar mampu menghantarkan air
hujan dengan baik, jika air mampu merambat turun dengan baik maka atap akan terhindar
dari genangan sehingga tidak terjadi tetesan kebocoran air kebawah atap (plafonSudut
Kemiringan atap disesuikan berdasarkan jenis bahan material yang digunakan, misal;
kemiringan atap genteng lebih curam dari pada atap seng dan seterusnya.
Untuk kemiringan atap biasanya pihak penyedia/pabrik membuat brosur untk masing-
masing bahan penutup atap yang diproduksinya, sebagai contoh berikut ini disajikan
kemiringan atap berdasarkan jenis bahan penutup atap:

Tabel 5 Keemiringan Atap Berdasarkan Bahan Penutup Atap


No Jenis Bahan Penutup Kemiringan Atap Keterangan
Atap dianjurkan
1 atap seng 20-25
2 atap Semen Asbes 15-25
3 Sirap 25-40
4 Atap Genting Tanah
30 - 40
Liat
5 Atap Genting
12-90
Metal/Multiroof

MENGGAMBAR DENAH RENCANA ATAP KUDA-KUDA KAYU


Gambar rencana atap adalah gambar yang menyajikan keseluruhan bagian-bagian atap
dalam bentuk pandangan atas atau denah rencana rangka atap, gambar potongan rangka atap,
gambar kuda-kuda, dan detail-detaelnya. Gambar ini penting sebagai infromasi atau
petunjuk bagi pelaksana/tukang bagaimana atap dapat dibangun. Berikut ini disajikan cara
menggambar rencana atap lengkap dalam pandangan atas. Untuk menggambar denah
rencana atap secara sederhana apat dilakukan dengan tahapan berikut:

a. Mengggambar denah utama bangunan dan menentukan batas teritisan bahan penutup
atap

Gambar 1 Denah Bangunan Utama dan batas Teritis

b. Menentukan garis balok jurai dan bubungan


Balok jurai pada dasarnya sama dengan balok bubung, yaitu balok bubung untuk
bangunan berbentuk limas

19
Gambar 2 Menentukan garis balok jurai dan bubungan

c. Menentukan letak kuda-kuda


Untuk menentukan letak kuda-kuda (K) pertama-tama kita harus memperhatikan
panjang nook/bubungan, jarak kuda-kuda dibuat antara 2 - 3,5 m agar Gording tidak
melentur.

Gambar 3 Menentukan letak kuda-kuda

d. Menentukan letak Gording


Sebagai landasan pemasangan Kaso/Usuk dan sebagai pengikat kaki kuda-kuda agar
berada pada posisi yang tepat, Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak
yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.
Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.
Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia
Mengingat Jarak gording pada rencana atap bukanlah jarak sesungguhnya, maka
Untuk dapat meggambar gording dapat ditentukan dengan cara berikut perhatikan
gambar

20
Gambar 4 Menentukan letak Gording

e. Menggambarkan Kaso/Usuk
Kaso adalah kayu yang dipasang di atas balok bubung, gording dan balok tembok
berfungsi sebagai dudukan reng. Jarak antar kaso maksimum 50 cm.

Gambar 5 Menggambar Kaso/Usuk


f. Reng
Reng adalah kayu yang dipasang di atas kaso dan berfungsi untuk dudukan penutup
atap atau genting. Ukuran penampang kayu untuk reng adalah 2x3 cm atau 3x4 cm
tergantung jenis penutup atap yang akan digunakan. Reng dipasang tegak lurus usuk
dengan jarak menyesuaikan dengan panjang guna dari bahan penutup atap yang akan
digunakan.

21
Gambar 6 Menggambar Reng

g. Papan bubung (nok)


Papan bubung atau papan nok adalah kayu yang dipasang di atas balok bubung dan
berfungsi untuk dudukan tembok bubungan. Ukuran penampang kayu untuk papan
adalah 2x20 cm.
MENGGAMBAR DETAIL POTONGAN KUDA-KUDA

Setelah denah rencana atap digambarkan secara lengkap meliputi penempatan kuda-kuda,
bubungan, gording, usuk/kasau, dan reng, selanjutnya gambar dilengkapi dengan notasi dan
ukuran dan keterangan lain selengkap mungkin sebagai gambar kerja. Mengingat gambar
denah rencana atap ini adalah menunjukkan bagimana bentuk atap secara menyeluruh dilihat
dari tampak atas, maka belum dapat memberikan informasi secara lengkap tentang bentuk
dari kuda-kudanya sehingga perlu memberikan iformasi yang lebih lengkap dengan
menggambarkan bagaimana bentuk rangka kuda-kuda (K1 dan K2) dan detael bagian-bagian
kuda-kuda tersebut bila perlu dengan skala yang lebih besar sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.

22
Gambar. Denah Rencana Atap

1. Gambar Rangka Kuda-kuda (K1)


Perhatikan gambar denah rencana kuda-kuda di atas, dimana ada notasi/keterangan K1 dan
K2, ini menunjukkan jenis kuda-kuda yang ada pada bangunan tersebut. Gambar di bawah ini
menunjukkan bentuk rangka kuda-kuda (K1)

Gambar 2 Bentuk Rangka Kuda-kuda (K1)

2. Gambar Rangka Kuda-kuda (K2)

Gambar 3 Bentuk Rangka Kuda-kuda (K1)

3. Gambar Detail Bagian Kuda-kuda

23
Gambar 4 Detael A Hubungan Balok Tarik dengan Kaki Kuda-kuda

Gambar 5 Detael B Hubungan Kaki Kuda-kuda, Balok Sokong, Balok Gapit

dan Perletakan Gording

24
Gambar 6 Detael C Hubungan Balok Gantung, Kaki Kuda-kuda, Balok Bubungan

Gambar 7 Detael E Hubungan Balok Tarik dengan Balok Gantun

25

Anda mungkin juga menyukai