Anda di halaman 1dari 20

Bentuk konstruksi kuda kuda berdasar

lebar bentang
Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung
beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk
pada
atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk
dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat
dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.

Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang


maksimal sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu
mendukung beban atap sampai dengan 10 meter

kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau
lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter,
seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang
sekitar 10 hingga 12 meter.

Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk
memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan
bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda,
tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami
perubahan.
Kuda-kuda diletakkan diatas dua struktur beton/baja selaku tumpuannya. Perlu
diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun
momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja ( dalam
perhitungan struktur tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima beban tapi
hanya sebagai beban )
Beban-beban yang dihitung adalah :
1. Beban mati ( yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda,
plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang
berada diatas plafon dengan posisi menggantung )
2. Beban hidup ( angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap
).

Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :


Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari
kayu, atau beton bertulang.

Bentang
4-8
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.

Bentang
Untuk bentang

s.d.

16

meter,

9-16
bahan

dari

baja

(double

Mater

Meter
angle).

Bentang
20
Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap
sebagai
loteng,
Bahan
dari
kayu

Kuda-Kuda

Baja

Profil

Siku

Kuda-Kuda

Gabel

Profil

WF

Untuk bentang lebih dari 9 m disarankan menggunakan tenaga ahli dalam menentukan
dimensi material yang digunakan.
Sumber : Bentuk konstruksi kuda kuda berdasar lebar bentang | Home Design and Ideas
http://www.hdesignideas.com/2011/01/bentuk-konstruksi-kuda-kudaberdasar.html#ixzz3Vgxug5X1
Under Creative Commons License: Attribution

6.1. Sifat Baja sebagai Material Struktur Bangunan


Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad kesembilan belas
ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Baja
merupakan bahan yang mempunyai sifatstruktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang
tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh karena itu baja adalah
elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban jenis tarik aksial,
tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Berat jenis baja tinggi,
tetapi perbandingan antara kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja
tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat bebannya, selama
bentuk-bentuk struktur
yang digunakan menjamin bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.

6.1.1. Keuntungan Baja sebagai Material Struktur


Bangunan
Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifatsifat lain yang menguntungkan
sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai
dewasa ini. Beberapa keuntungan baja sebagai material struktur antara lain:

Kekuatan Tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan
kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja
walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan

kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya
yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa
mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga.
memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profilprofil yang dipakai.

Kemudahan Pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satusatunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian
konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi
mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi,
sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang
telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya
mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta
mudah diperoleh di mana-mana.

Keseragaman
Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat
terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari
konstruksi baja ini akan berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan.
Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi
dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.

Daktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan
tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat
struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat
ini sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bila terjadi suatu
goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa gempa bumi. Di samping itu
keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah:
Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
Dapat di las.
Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya.
Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai
sebagai besi tua.
Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu
sukar.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-kelemahan
sebagai berikut :
Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan
api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.
Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat.
Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing, walaupun
dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal

6.1.2. Sifat Mekanis Baja


Menurut SNI 0317292002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
UNTUK BANGUNAN GEDUNG Sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam
perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum yang diberikan pada Tabel 6.1.
Tegangan leleh Tegangan leleh untuk perencanaan (f y) tidak boleh diambil melebihi nilai
yang diberikan Tabel 6.1. Tegangan putus Tegangan putus untuk perencanaan (fu)
tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Sifat mekanis baja struktural

Sifat-sifat mekanis lainnya, Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud
perencanaan ditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser
: G = 80.000 MPa
Nisbah poisson
: = 0,3
Koefisien pemuaian : = 12 x 10 -6 / o C
Bentuk elemen baja sangat dipengaruhi oleh proses yang digunakan untuk membentuk
baja tersebut. Sebagian besar baja dibentuk oleh proses hot-rolling (penggilingan dengan
pemanasan) atau cold-forming (pembentukan dengan pendinginan). Penggilingan dengan
pemanasan (hot-rolling) adalah proses pembentukan utama di mana bongkahan baja yang
merah menyala secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling.
Penampang melintang dari bongkahan yang ash biasanya dicetak dari baja yang baru dibuat
dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan
ukuran penampang melintang dikurangi menjadi lebih kecil dan menjadi bentuk yang tepat
dan khusus.
Batasan bentuk penampang melintang yang dihasilkan sangat besar dan masing-masing
bentuk memerlukan penggilingan
akhir tersendiri. Bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk
elemenelemen besar yang membentuk balok

dan kolom pada rangka struktur. Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil
seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang

persegi, bulat, dan persegi empat yang berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas
dan digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai
ketebalan. Perincian ukuran dan geometri yang dimiliki seluruh penampang
standar didaftarkan dalam tabel penampang yang dibuat oleh pabrik baja.

Pembentukan dengan pendinginan (cold-forming) adalah metode lain yang digunakan untuk
membuat komponen-komponen baja dalam jumlah yang besar. Dalam proses ini, lembaran
baja tipis datar yang telah dihasilkan dari proses peng-gilingan dengan pemanasan dilipat
atau dibengkokkan dalam keadaan dingin untuk membentuk penampang melintang struktur
(Gambar 6.3).
Elemen-elemen yang dihasilkan dari proses ini mempunyai karakteristik yang serupa
dengan penampang yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan.
Sisi paralel elemen-elemen tersebut memiliki penampang yang tetap, tetapi
ketebalan logam tersebut berkurang sehingga elemen-elemen tersebut lebih
ringan, dan tentunya memiliki kapasitas muat beban yang lebih rendah.
Bagaimanapun, proses-proses tersebut memungkinkan pembuatan bentuk
penampang yang sulit.
Satu hal lain yang membedakan proses-proses tersebut adalah bahwa peralatan yang
digunakan untuk proses pencetakan dengan pendinginan lebih sederhana dan dapat digunakan
untuk menghasilkan penampang melintang yang bentuknya disesuaikan untuk penggunaan
yang khusus. Karena penampang yang dibentuk dengan pendinginan memiliki kapasitas muat
yang rendah, maka penampang ini terutama digunakan untuk elemen sekunder pada struktur
atap, seperti purlin, dan untuk sistem lapisan tumpuan. Potensi elemen-elemen tersebut untuk
perkembangan di masa yang akan datang sangat besar.
Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam kasus yang
sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sesuai dengan
kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika digunakan untuk komponen struktur,
yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama
di keseluruhan bagian.
Fungsi struktur merupakan faktor utama dalam penentuan konfigurasi struktur.
Berdasarkan konfigurasi struktur dan beban rencana, setiap elemen atau komponen dipilih
untuk menyangga dan menyalurkan beban pada keseluruhan struktur dengan baik. Batang
baja dipilih sesuai standar yang ditentukan oleh American Institute of Steel Construction
(AISC) juga diberikan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Pengelasan
memungkinkan penggabungan plat dan/atau profil lain untuk mendapatkan suatu profil yang
dibutuhkan oleh perencana atau arsitek.
Penampang yang dibuat dengan penggilingan panas, seperti diperlihatkan pada Gambar
6.4. Penampang yang paling banyak dipakai ialah profil sayap lebar (wide-flange) [Gambar
6.4(a)] yang dibentuk dengan penggilingan panas dalam pabrik baja. Ukuran profil sayap
lebar ditunjukkan oleh tinggi nominal dan berat per kaki (ft), seperti W18 X 97 mempunyai

tinggi 18 in (menurut AISC Manual tinggi sesungguhnya = 18,59 in) dan berat 97 pon per
kaki. (Dalam satuan SI, penampang W18 X 97 disebut sebagai W460 x 142 yang tingginya
460 mm dan massanya 142 kg/m).
Balok Standar Amerika [Gambar 6.4(b)] yang biasanya disebut balok I memiliki sayap
(flange) yang pendek dan meruncing, serta badan yang tebal dibanding dengan profil sayap
lebar. Balok I jarang dipakai dewasa ini karena bahan yang berlebihan pada badannya dan
kekakuan lateralnya relatif kecil (akibat sayap yang pendek). Kanal [Gambar 6.4(c)] dan siku
[Gambar 6.4(d)] sering dipakai baik secara tersendiri atau digabungkan dengan penampang
lain. Kanal misalnya ditunjukkan dengan C12 X 20,7, yang berarti tingginya 1.2 in dan
beratnya 20,7 pon per kaki. Siku diidentifikasi oleh panjang kaki (yang panjang ditulis
lebih dahulu) dan tebalnya, seperti, L6 X 4 X 3 Profil T struktural [Gambar 6.4(e)] dibuat
dengan membelah dua profil sayap lebar atau balok I dan biasanya digunakan sebagai batang
pada rangka batang (truss). Profil T misaInya diidentifikasi sebagai WT5 X 44, dengan 5
adalah tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki; profil T ini didapat dari W10 X
88, Penampang pipa [Gambar 6.4(f)] dibedakan atas "standar", "sangat kuat", dan "dua kali
sangat kuat" sesuai dengan tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya; misalnya, diameter
10 in-dua kali sangat kuat menunjukkan. ukuran pipa tertentu. Boks struktural [Gambar
6.4(g)] dipakai bila dibutuhkan penampilan arsitektur yang menarik dengan baja ekspos.
Boks ditunjukkan dengan dimensi luar dan tebalnya, seperti boks struktural 8 X 6 X 1/4.

Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari bahan plat dengan
tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.5 dan Gambar 6.6.
Beberapa keuntungan baja profil dingin antara lain:
Lebih ringan
Kekuatan dan kakuan yang tinggi
Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
Kecepatan dan kemudahan pendirian
Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan
Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi:
elemen struktur rangka individu (Gambar 6.5)
lembaran-lembaran panel dan dek (Gambar 6.6)

Standar Nasional Indonesia


Menurut SNI 03 1729 2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
UNTUK BANGUNAN GEDUNG, semua baja struktural sebelum ifabrikasi, harus
memenuhi ketentuan berikut ini:
SK SNI S-05-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari
Besi/baja);
SNI 07-0052-1987: Baja Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-0068-1987: Pipa Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-0138-1987: Baja Kanal C Ringan;
SNI 07-0329-1989: Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-0358-1989-A: Baja, Peraturan Umum Pemeriksaan;
SNI 07-0722-1989: Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum;
SNI 07-0950-1989: Pipa dan Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;
SNI 07-2054-1990: Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-2610-1992: Baja Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk Konstruksi Umum;
SNI 07-3014-1992: Baja untuk Keperluan Rekayasa Umum;
SNI 07-3015-1992: Baja Canai Panas untuk Konstruksi dengan Pengelasan;
SNI 03-1726-1989: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung.

6.3. Konsep Sambungan Struktur Baja


6.3.1. Sistem Struktur dengan Konstruksi Baja
Hampir semua sistem konstruksi baja berat terbuat dari elemenelemen linear yang
membentang satu arah. Berbagai penampang baja profil dengan flens lebar yang tersedia
dalam berbagai ukuran dapat digunakan. Banyaknya ukuran penampang ini memungkinkan
fleksibilitas dalam desain elemen balok-dan-kolom. Meskipun hubungan sederhana (sendi)
umumnya digunakan pada sistem ini, kita dapat dengan mudah membuat titik hubung yang
mampu memikul momen. Struktur rangka yang titik-titik hubungnya mampu memikul
momen, mempunyai tahanan terhadap beban lateral cukup besar. Kestabilan lateral juga dapat
ditingkatkan dengan menggunakan dinding geser atau elemen pengekang diagonal.
BALOK
Bentuk sayap lebar biasanya digunakan sebagai elemen yang membentang secara horizontal
[lihat Gambar 6.7(a)]. Interval bentang yang mungkin untuk elemen ini sangat lebar. Elemen
ini biasanya ditumpu sederhana kecuali apabila aksi rangka diperlukan untuk menjamin
stabilitas, di mana hubungan yang mampu memikul momen digunakan. Bentuk-bentuk lain,
seperti kanal, kadang-kadang digunakan untuk memikul momen, tetapi biasanya terbatas
pada beban ringan dan bentang pendek.

GIRDER PLAT
Girder plat adalah bentuk khusus dari balok dengan penampang tersusun [Iihat Gambar
6.7(d)], Elemen ini dapat dirancang untuk berbagai macam beban maupun bentang yang
dibutuhkan. Elemen struktur ini sangat berguna apabila beban yang sangat besar harus dipikul

oleh bentang menengah. Elemen ini sering digunakan, misalnya sebagai elemen penyalur
beban utama yang memikul beban kolom pada bentang bersih.
KONSTRUKSI KOMPOSIT
Banyak sistem struktural yang tidak dapat dikelompokkan secara mudah menurut material
yang digunakan. Sistem balok komposit seperti terlihat pada Gambar 6.7(c) sering kita
jumpai. Dalam hal ini, baja adalah bagian yang diletakkan pertama kali, kemudian beton
dicor di sekitar penghubung geser (shear connectors) di atas balok baja. Adanya penghubung
geser tersebut menyebabkan balok baja dan beton di atasnya bekerja secara integral. Dengan
demikian terbentuk enampang T dengan baja sebagai bagian yang mengalami tarik, dan
beton yang mengalami tekan.

RANGKA BATANG DAN JOIST BATANG TERBUKA


Merupakan variasi tak hingga dari konfigurasi rangka batang yang mungkin digunakan.
Rangka batang dapat juga dibuat atau dirancang secara khusus untuk bentang dan beban yang
sangat besar. Joist web terbuka yang merupakan produksi besar-besaran [lihat Gambar
6.7(b)], dapat digunakan baik untuk sistem lantai maupun atap. Elemen ini umumnya relatif
ringan dan terdistribusi merata. Joist web terbuka umumnya ditumpu sederhana, tetapi bila
diperlukan dapat dibuat hubungan kaku. Pada sistem yang sama dapat digunakan joist web
terbuka dan flens lebar yang mempunyai titik hubung yang dapat memikul momen
sehingga kita mendapat aksi rangka yang dapat menahan beban lateral.
PELENGKUNG
Pelengkung kaku dengan berbagai bentuk dapat dibuat dari baja. Pelengkung yang telah
dibuat di luar lokasi (prefabricated) dan telah tersedia untuk bentang kecil sampai menengah.
Telah ada pelengkung yang dirancang secara khusus dan mempunyai bentang sangat panjang

[misalnya bentang 300 ft (90 m) atau lebih]. Pelengkung baja dapat dibuat dari penampang
masif atau dinding terbuka.
CANGKANG
Banyak bentuk cangkang yang menggunakan baja. Masalah utama dalam penggunaan baja
untuk memperoleh permukaan berkelengkungan ganda adalah memuat bentuk dari elemenelemen garis. Pada kubah,misalnya, baik pendekatan dengan rusuk atau geodesik adalah
mungkin. Dek baja ringan yang erdimensi kecil umumnya digunakan untuk membentuk
permukaan terluarnya. Pada situasi bentang kecil, permukaan baja melengkung dapat dibuat
dengan menekan lembaran baja secara khusus agar serupa dengan cara yang digunakan dalam
membuat bentuk baja berkelengkungan tunggal maupun ganda pada badan mobil.
STRUKTUR KABEL
Baja adalah satu-satunya material yang dapat digunakan sebagai struktur kabel. Bentuk
struktur kabel yang dapat dibuat tak hingga banyaknya. Kabel dapat digunakan untuk atap
permanen yang permukaan penutupnya dapat berupa elemen rangka datar kaku atau
permukaan membran.
UKURAN ELEMEN
Gambar 6.8 mengilustrasikan batas-batas perbandingan tinggi bentang untuk beberapa sistem
struktur baja yang umum digunakan. Kolom baja struktural umumnya mempunyai
perbandingan tebal-tinggi bervariasi antara 1 : 24 dan 1 : 9, yang tergantung pada beban dan
tinggi kolom.Keseluruhan kemungkinan bentang yang dapat dicapai dari beberapa sistem
terangkum dalam gambar 6.9.

Setiap struktur adalah gabungan dari bagian-bagian tersendiri atau batang-batang yang harus
disambung bersama (biasanya di ujung batang) dengan beberapa cara. Sambungan terdiri dari
komponen sambungan (pelat pengisi, pelat buhul, pelat pendukung, dan pelat penyambung)
dan alat pengencang (baut dan las).


6.3.2. Jenis Alat Sambung Bukan Las Jenis-jenis sambungan struktur baja yang digunakan
adalah pengelasan serta sambungan yang menggunakan alat penyambung berupa paku keling
(rivet) dan baut. Baut kekuatan tinggi (high strength bolt) telah banyak menggantikan paku
keling sebagai alat utama dalam sambungan struktural yang tidak ilas.

1. Pengertian Struktur dan Konstruksi


Teknik Sipil - Sebelum mengenal lebih jauh struktur bentang lebar, perlu dipahami dulu
kata-kata yang selalu mengikut di depannya, yaitu kata Struktur dan konstruksi. Dua kata ini
merupakan hal sederhana, namun sering harus diulang untuk menghindari kesalahpahaman
penggunaan kata. Dalam suatu bangunan, struktur merupakan sarana untuk menyalurkan
beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur juga
dapat didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat
dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam suatu ruang
yang didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya( Shodek,
1998:3). Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban (Macdonald,
2001:1). Struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi
mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu konsep
arsitektural.
Sedangkan konstruksi adalah pembuatan atau rancang bangun serta penyusunannya
bangunan. Ervianto, 2002: 9, menjelaskan bahwa konstruksi merupakan suatu kegiatan
mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Dalam
artian sederhananya struktur adalah susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari
susunan-susunan, sehingga dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa
konsruksi mencakup secara keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau detail dari
tersebut adalah struktur.
Penafsiran yang lebih luas tentang struktur adalah yang didalamnya alat-alat penopang dan
metode-metode konstruksi dianggap sebagai faktor intrinsik dan penentu bentuk dalam proses
perancangan bangunan. (Snyder&Catanese,1989:359)
Berdasarkan buku Sistem Bentuk Struktur Bangunan (Frick, 1998: 28), struktur dan
konstruksi dibedakan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
Fungsi konstruksi: mendayagunakan konstruksi dalam hubungannya dengan daya tahan,
masa pakai terhadap gaya-gaya dan tuntutan fisik lainnya.
Struktur: Menentukan aturan yang mendayagunakan hubungan antara konstruksi dan bentuk.
Struktur berpengaruh pada teknik dan estetika. Pada teknik, struktur berpengaruh pada
kekukuhan gedung terhadap pengaruh luar maupun bebannya sendiri yang dapat
mengakibatkan perubahan bentuk atau robohnya bnagunan. Sedangkan estetika dilihat dari
segi keindahan gedung secara intergral dan kualitas arsitektural.
2. Definisi Struktur Bentang Lebar
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas
kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan

secar umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang
lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang
melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.
3. Contoh-Contoh Bangunan Bentang Lebar, Baik Sederhana Maupun Kompleks.
Berdasarkan penertian yang diuraikan, seara lebih jelas bentuk struktur bentang lebar
sederhana dan bentang lebar kompleks dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
4. Guna dan fungsi bangunan bentang lebar.
Berdasarkan gambar-gambar di atas, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatankegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan
olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan
kegiatan pameran atau gedung exhibition.
5. Tingkat kerumitan, masalah dan teknik pemecahan masalah dlm bangunan bentang lebar,
dan struktur yang digunakan pada bangunan bentang lebar
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa
hal lain yang akan di bahas di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur
bentang lebar dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (Frick, 1998)
Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang
Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:
a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)
- Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
- Struktur Lipatan
- Struktur Cangkang
- Membran dan Struktur Membran
- Struktur Pneumatik
c. Struktur Kabel dan jaringan
6. Struktur dan Konstruksi ditinjau dari segi Islam
Struktur dan konstruksi merupakan suatu bagian dari ilmu arsitektur dengan fungsi seperti
yang dikemukakan sebelumnya sebagai pendukung pencapaian bentuk dalam arsitektur.
Sebagai sebuah ilmu, merupakan suatu hal yang penting untuk menpelajari dan
mendalaminya. Dalam Al. Alaq ayat 1, Allah memerintahkan kita untuk membaca. Ayat ini
sudah ditafsirkan dengan berbagai versi yang intinya satu, untuk terus belajar di dalam hidup.

Penguasaan struktur dan konstruksi sangat penting, mengingat peranannya sebagai penentu
kekuatan bangunan. Bangunan yang lemah, dapat menjadi musibah bagi penghuni yang ada
di dalamnya. Apalagi mengingat bentang lebar dengan perkiraan minimal orang yang
diwadahi sekitar dua ribu orang. Belajar ilmu struktur bentang lebar, berarti belajar untuk
menghargai hidup orang lain. Bangunan yang kokoh akan memberikan ketenangan bagi
orang yang ada di dalamnya. Dengan penguasaan ilmu struktur dan konstruksi juga, manusia
bisa lebih berhemat dan tidak menjadi mubatsir dalam mengaplikasikan sistem struktur dan
konstruksinya, guna pemenuhan target kearsitekturalannya.
Struktur Rangka Batang
Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau
kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila
diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap
elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi.
Sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua beban dan
reaksi hanya terjadi pada titik hubung.
Prinsip prinsip Umum Rangka Batang
a. Prinsip Dasar Triangulasi
Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur pemikul beban
adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil.
Pada bentuk segiempat atau bujursangkar, bila struktur tersebut diberi beban, maka akan
terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur ini diberi beban,
maka akan membentuk suatu mekanisme runtuh (collapse), sebagaimana diilustrasikan pada
gambar berikut ini. Struktur yang demikian dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa
adanya perubahan pada panjang setiap batang. Sebaliknya, konfigurasi segitiga tidak dapat
berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk ini stabil.
Pada struktur stabil, setiap deformasi yang terjadi relatif kecil dan dikaitkan dengan
perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam batang sebagai
akibat dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang terbentuk antara dua batang tidak akan
berubah apabila struktur stabil tersebut dibebani. Hal ini sangat berbeda dengan mekanisme
yang terjadi pada bentuk tak stabil, dimana sudut antara dua batangnya berubah sangat besar.
Pada struktur stabil, gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada batang-batang. Gayagaya tersebut adalah gaya tarik dan tekan murni. Lentur (bending) tidak akan terjadi selama
gaya eksternal berada pada titik nodal (titik simpul). Bila susunan segitiga dari batang-batang
adalah bentuk stabil, maka sembarang susunan segitiga juga membentuk struktur stabil dan
kukuh. Hal ini merupakan prinsip dasar penggunaan rangka batang pada gedung. Bentuk
kaku yang lebih besar untuk sembarang geometri dapat dibuat dengan memperbesar segitigasegitiga itu. Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas
umumnya timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik
atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang dan mungkin terjadi pola yang berganti-ganti
antara tarik dan tekan.
Penekanan pada prinsip struktur rangka batang adalah bahwa struktur hanya dibebani dengan
beban-beban terpusat pada titik-titik hubung agar batang-batangnya mengalami gaya tarik
atau tekan. Bila beban bekerja langsung pada batang, maka timbul pula tegangan lentur pada
batang itu sehingga desain batang sangat rumit dan tingkat efisiensi menyeluruh pada batang
menurun.

b. Analisa Kualitatif Gaya Batang


Perilaku gaya-gaya dalam setiap batang pada rangka batang dapat ditentukan dengan
menerapkan persamaan dasar keseimbangan. Untuk konfigurasi rangka batang sederhana,
sifat gaya tersebut (tarik, tekan atau nol) dapat ditentukan dengan memberikan gambaran
bagaimana rangka batang tersebut memikul beban. Salah satu cara untuk menentukan gaya
dalam batang pada rangka batang adalah dengan menggambarkan bentuk deformasi yang
mungkin terjadi. Mekanisme gaya yang terjadi pada konfigurasi rangka batang sederhana
dapat dilihat pada Gambar 4.2. Metode untuk menggambarkan gaya-gaya pada rangka batang
adalah berdasarkan pada tinjauan keseimbangan titik hubung. Secara umum rangka batang
kompleks memang harus dianalisis secara matematis agar diperoleh hasil yang benar.
Analisa Rangka Batang
a. Stabilitas
Langkah pertama pada analisis rangka batang adalah menentukan apakah rangka batang itu
mempunyai konfigurasi yang stabil atau tidak. Secara umum, setiap rangka batang yang
merupakan susunan bentuk dasar segitiga merupakan struktur yang stabil. Pola susunan
batang yang tidak segitiga, umumnya kurang stabil. Rangka batang yang tidak stabil dan akan
runtuh apabila dibebani, karena rangka batang ini tidak mempunyai jumlah batang yang
mencukupi untuk mempertahankan hubungan geometri yang tetap antara titik-titik
hubungnya.
Penting untuk menentukan apakah konfigurasi batang stabil atau tidak stabil. Keruntuhan
total dapat terjadi bila struktur tak stabil terbebani. Pola yang tidak biasa seringkali
menyulitkan penyelidikan kestabilannya. Pada suatu rangka batang, dapat digunakan batang
melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk mencapai kestabilan. Untuk menentukan
kestabilan rangka batang bidang, digunakan persamaan yang menghubungkan banyaknya
titik hubung pada rangka batang dengan banyaknya batang yang diperlukan untuk mencapai
kestabilan (lihat sub bab 3.6).
Aspek lain dalam stabilitas adalah bahwa konfigurasi batang dapat digunakan untuk
menstabilkan struktur terhadap beban lateral. Gambar 4.4 menunjukan cara menstabilkan
struktur dengan menggunakan batangbatang kaku (bracing). Kabel dapat digunakan sebagai
pengganti dari batang kaku, bila gaya yang dipikul adalah gaya tarik saja. Tinjauan stabilitas
sejauh ini beranggapan bahwa semua elemen rangka batang dapat memikul gaya tarik dan
tekan dengan sama baiknya. Elemen kabel tidak dapat memenuhi asumsi ini, karena kabel
akan melengkung bila dibebani gaya tekan. Ketika pembebanan datang dari suatu arah, maka
gaya tekan atau gaya tarik mungkin timbul pada diagonal, sesuai dengan arah diagonal
tersebut. Suatu struktur dengan satu kabel diagonal mungkin tidak stabil. Namun bila kabel
digunakan dengan sistem kabel silang, dimana satu kabel memikul seluruh gaya horisiontal
dan kabel lainnya menekuk tanpa menimbulkan bahaya terhadap struktur, maka kestabilan
dapat tercapai.
b. Gaya Batang
Prinsip yang mendasari teknik analisis gaya batang adalah bahwa setiap struktur atau setiap
bagian dari setiap struktur harus berada dalam kondisi seimbang. Gaya-gaya batang yang
bekerja pada titik hubung rangka batang pada semua bagian struktur harus berada dalam
keseimbangan, seperti pada Gambar 4.5. Prinsip ini merupakan kunci utama dari analisis
rangka batang.

c. Metode Analisis Rangka Batang


Beberapa metode digunakan untuk menganalisa rangka batang. Metode-metode ini pada
prinsipnya didasarkan pada prinsip keseimbangan. Metode-metode yang umum digunakan
untuk analisa rangka batang adalah sebagai berikut :
Keseimbangan Titik Hubung pada Rangka Batang
Pada analisis rangka batang dengan metode titik hubung (joint), rangka batang dianggap
sebagai gabungan batang dan titik hubung. Gaya batang diperoleh dengan meninjau
keseimbangan titik-titik hubung. Setiap titik hubung harus berada dalam keseimbangan.
Keseimbangan Potongan
Prinsip yang mendasari teknik analisis dengan metode ini adalah bahwa setiap bagian dari
suatu struktur harus berada dalam keseimbangan. Dengan demikian, bagian yang dapat
ditinjau dapat pula mencakup banyak titik hubung dan batang. Konsep peninjauan
keseimbangan pada bagian dari suatu struktur yang bukan hanya satu titik hubung merupakan
cara yang sangat berguna dan merupakan dasar untuk analisis dan desain rangka batang, juga
banyak desain struktur lain.
Perbedaan antara kedua metode tersebut di atas adalah dalam peninjauan keseimbangan
rotasionalnya. Metode keseimbangan titik hubung, biasanya digunakan apabila ingin
mengetahui semua gaya batang. Sedangkan metode potongan biasanya digunakan apabila
ingin mengetahui hanya sejumlah terbatas gaya batang.
Gaya Geser dan Momen pada Rangka Batang Metode ini merupakan cara khusus untuk
meninjau bagaimana rangka batang memikul beban yang melibatkan gaya dan momen
eksternal, serta gaya dan momen tahanan internal pada rangka batang.
Agar keseimbangan vertikal potongan struktur dapat dijamin, maka gaya geser eksternal
harus diimbangi dengan gaya geser tahanan total atau gaya geser tahanan internal (VR), yang
besarnya sama tapi arahnya berlawanan dengan gaya geser eksternal. Efek rotasional total
dari gaya internal tersebut juga harus diimbangi dengan momen tahanan internal (MR) yang
besarnya sama dan berlawanan arah dengan momen lentur eksternal. Sehingga memenuhi
syarat keseimbangan, dimana :
E R M = M atau ? = 0 E R M M (4.1)
d. Rangka Batang Statis Tak Tentu
Rangka batang statis tak tentu tidak dapat dianalisis hanya dengan menggunakan persamaan
kesimbangan statika, karena kelebihan banyaknya tumpuan atau banyaknya batang yang
menjadi variabel. Pada struktur statis tak tentu, keseimbangan translasional dan rotasional
(????Fx=0, Fy=0, dan Mo=0) masih berlaku. Pemahaman struktur statis tak tentu adalah
struktur yang gaya-gaya dalamnya bergantung pada sifat-sifat fisik elemen strukturnya.
e. Penggunaan Elemen (Batang) Tarik Khusus : Kabel
Selain elemen batang yang sudah dibahas di atas, ada elemen lain yang berguna, yaitu elemen
kabel, yang hanya mampu memikul tarik. Secara fisik, elemen ini biasanya berupa batang
baja berpenampang kecil atau kabel terjalin. Elemen ini tidak mampu memikul beban tekan,
tetapi sering digunakan apabila hasil analisis diketahui selalu memikul beban tarik. Elemen
yang hanya memikul beban tarik dapat mempunyai penampang melintang yang jauh lebih
kecil dibanding dengan memikul beban tekan.

f. Rangka Batang Ruang


Kestabilan yang ada pada pola batang segitiga dapat diperluas ke dalam tiga dimensi. Pada
rangka batang bidang, bentuk segitiga sederhana merupakan dasar, sedangkan bentuk dasar
pada rangka batang ruang adalah tetrahedron. Prinsip-prinsip yang telah dibahas pada analisis
rangka batang bidang secara umum dapat diterapkan pada rangka batang ruang. Kestabilan
merupakan tinjauan utama. Gaya-gaya yang timbul pada batang suatu rangka batang ruang
dapat diperoleh dengan meninjau keseimbangan ruang potongan rangka batang ruang
tersebut. Jelas bahwa persamaan statika yang digunakan untuk benda tegar tiga dimensi, yaitu
Apabila diterapkan langsung pada rangka batang ruang yang cukup besar, persamaanpersamaan ini akan melibatkan banyak titik hubung dan batang. bahkan tidak dikehendaki.
Apabila kondisi titik hubung aktual sedemikian rupa sehingga ujung-ujung batang tidak
bebas berotasi, maka momen lentur lokal dan gaya aksialnya dapat timbul pada batangbatang. Apabila momen lentur itu cukup besar, maka batang tersebut harus didesain agar
mampu memikul tegangan kombinasi akibat gaya aksial dan momen lentur. Besar tegangan
lentur yang terjadi sebagai akibat dari titik hubung kaku umumnya ?? 20% dari tegangan
normal yang terjadi. Pada desain awal, biasanya tegangan lentur sekunder ini diabaikan.
Salah satu efek positif dari adanya titik hubung kaku ini adalah untuk memperbesar kekakuan
rangka batang secara menyeluruh, sehingga dapat mengurangi defleksi. Merencanakan titik
hubung yang kaku biasanya tidak akan mempengaruhi pembentukan akhir dari rangka
batang.
Desain Rangka Batang
a. Tujuan
Kriteria yang digunakan untuk merancang juga menjadi sangat bervariasi. Ada beberapa
tujuan yang menjadi kriteria dalam desain rangka batang, yaitu :
(1) Efisiensi Struktural
Tujuan efisiensi struktural biasa digunakan dan diwujudkan dalam suatu prosedur desain,
yaitu untuk meminimumkan jumlah bahan yang digunakan dalam rangka batang untuk
memikul pembebanan pada bentang yang ditentukan. Tinggi rangka batang merupakan
variabel penting dalam meminimumkan persyaratan volume material, dan mempengaruhi
desain elemennya.
(2) Efisiensi Pelaksanaan (Konstruksi)
Alternatif lain, kriteria desain dapat didasarkan atas tinjauan efisiensi pelaksanaan
(konstruksi) sehubungan dengan fabrikasi dan pembuatan rangka batang. Untuk mencapai
tujuan ini, hasil yang diperoleh seringkali berupa rangka batang dengan konfigurasi eksternal
sederhana, sehingga diperoleh bentuk triangulasi yang sederhana pula. Dengan membuat
semua batang identik, maka pembuatan titik hubung menjadi lebih mudah dibandingkan bila
batang-batang yang digunakan berbeda.
b. Konfigurasi
Beberapa bentuk konfigurasi eksternal rangka batang yang umum digunakan seperti
ditunjukan pada Gambar 4.6. Konfigurasi eksternal selalu berubah-ubah, begitu pula pola
internalnya. Konfigurasi-konfigurasi ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, tinjauan struktural
maupun konstruksi. Masing-masing konfigurasi mempunyai tujuan yang berbeda. Beberapa
hal yang menjadi bahasan penting dalam konfigurasi rangka batang adalah :
(1) Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal memang bukanlah hal yang utama dalam menentukan konfigurasi
rangka batang. Namun faktor eksternal juga dapat mempengaruhi bentuk-bentuk yang terjadi.

(2) Bentuk-bentuk Dasar


Ditinjau dari segi struktural maupun konstruksi, bentukbentuk dasar yang digunakan dalam
rangka batang merupakan respon terhadap pembebanan yang ada. Gaya-gaya internal akan
timbul sebagai respon terhadap momen dan gaya geser eksternal. Momen lentur terbesar pada
umumnya terjadi di tengah rangka batang yang ditumpu sederhana yang dibebani merata, dan
semakin mengecil ke ujung. Gaya geser eksternal terbesar terjadi di kedua ujung, dan
semakin mengecil ke tengah.
(3) Rangka Batang Sejajar
Pada rangka batang dengan batang tepi sejajar, momen eksternal ditahan terutama oleh
batang-batang tepi atas dan bawah. Gaya geser eksternal akan dipikul oleh batang diagonal
karena batangbatang tepi berarah horisontal dan tidak mempunyai kontribusi dalam menahan
gaya arah vertikal. Gaya-gaya pada diagonal umumnya bervariasi mengikuti variasi gaya
geser dan pada akhirnya menentukan desain batang.
(4) Rangka Batang Funicular
Rangka batang yang dibentuk secara funicular menunjukan bahwa secara konsep, batang nol
dapat dihilangkan hingga terbentuk konfigurasi bukan segitiga, namun tanpa mengubah
kemampuan struktur dalam memikul beban rencana. Batang-batang tertentu yang tersusun di
sepanjang garis bentuk funicular untuk pembebanan yang ada merupakan transfer beban
eksternal ke tumpuan. Batangbatang lain adalah batang nol yang terutama berfungsi sebagai
bracing. Tinggi relatif pada struktur ini merupakan fungsi beban dan lokasinya.
c. Tinggi Rangka Batang
Penentuan tinggi optimum yang meminimumkan volume total rangka batang umumnya
dilakukan dengan proses optimasi. Proses optimasi ini membuktikan bahwa rangka batang
yang relatif tinggi terhadap bentangannya merupakan bentuk yang efisien dibandingkan
dengan rangka batang yang relatif tidak tinggi. Sudut-sudut yang dibentuk oleh batang
diagonal dengan garis horisontal pada umumnya berkisar antara 300 600 dimana sudut 450
biasanya merupakan sudut ideal. Berikut ini pedoman sederhana untuk menentukan tinggi
rangka batang berdasarkan pengalaman. Pedoman sederhana di bawah ini hanya untuk
pedoman awal, bukan digunakan sebagai keputusan akhir dalam desain.
d. Masalah-masalah pada Desain Elemen
Beberapa permasalahan yang umumnya timbul pada desain elemen menyangkut faktor-faktor
yang diuraikan berikut ini.
(1) Beban Kritis
Pada rangka batang, setiap batang harus mampu memikul gaya maksimum (kritis) yang
mungkin terjadi. Dengan demikian, dapat saja terjadi setiap batang dirancang terhadap
kondisi pembebanan yang berbeda-beda.
(2) Desain Elemen, meliputi :
Batang Tarik
Batang Tekan
Untuk batang tekan, harus diperhitungkan adanya kemungkinan keruntuhan tekuk (buckling)
yang dapat terjadi pada batang panjang yang mengalami gaya tekan. Untuk batang tekan
panjang, kapasitas pikul-beban berbanding terbalik dengan kuadrat panjang batang. Untuk

batang tekan yang relatif pendek, maka tekuk bukan merupakan masalah sehingga luas
penampang melintang hanya bergantung langsung pada besar gaya yang terlibat dan
teganagan ijin material, dan juga tidak bergantung pada panjang batang tersebut.
(3) Batang Berukuran Konstan dan/atau Tidak Konstan
Bila batang tepi atas dirancang sebagai batang yang menerus dan berpenampang melintang
konstan, maka harus dirancang terhadap gaya maksimum yang ada pada seluruh batang tepi
atas, sehingga penampang tersebut akan berlebihan dan tidak efisien. Agar efisien, maka
penampang konstan yang dipakai dikombinasikan dengan bagian-bagian kecil sebagai
tambahan luas penampang yang hanya dipakai pada segmen-segmen yang memerlukan.
(4) Pengaruh Tekuk terhadap Pola
Ketergantungan kapasitas pikul beban suatu batang tekan pada panjangnya serta tujuan desain
agar batang tekan tersebut relatif lebih pendek seringkali mempengaruhi pola segitiga yang
digunanakan, seperti ditunjukan pada Gambar 4.7 berikut.
(5) Pengaruh Tekuk Lateral pada desain batang dan susunan batang.
Jika rangka berdiri bebas seperti pada Gambar 4.8, maka ada kemungkinan struktur tersebut
akan mengalami tekuk lateral pada seluruh bagian struktur. Untuk mencegah kondisi ini maka
struktur rangka batang yang berdiri bebas dapat dihindari. Selain itu penambahan balok
transversal pada batang tepi atas dan penggunaan rangka batang ruang juga dapat mencegah
tekuk transversa.
e. Rangka Batang Bidang dan Rangka Batang Ruang
Rangka batang bidang memerlukan material lebih sedikit daripada rangka batang tiga
dimensi untuk fungsi yang sama. Dengan demikian, apabila rangka batang digunakan sebagai
elemen yang membentang satu arah, sederetan rangka batang bidang akan lebih
menguntungkan dibandingkan dengan sederetan rangka batang ruang (tiga dimensi).
Sebaliknya, konfigurasi tiga dimensi seringkali terbukti lebih efisien dibandingkan beberapa
rangka batang yang digunakan untuk membentuk sistem dua arah. Rangka batang tiga
dimensi juga terbukti lebih efisien bila dibandingkan beberapa rangka batang yang digunakan
sebagai rangka berdiri bebas (tanpa balok transversal yang menjadi penghubung antar rangka
batang di tepi atas).

Anda mungkin juga menyukai