Anda di halaman 1dari 37

“RENCANA ATAP dan DETAIL

ATAP”
PERTEMUAN 04
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN
KAIDAH ATAP
Atap adalah bagian konstruksi bangunan yang terletak paling atas
dari bangunan berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin
atau untuk keperluan perlindungan.
Penutup Ruangan yang ada
dibawanya
Melindungi seluruh bagian
bangunan yang ada di bawahnya
gangguan dari luar
Memberikan nilai tambahan
estetika pada bangunan

FUNGSI – FUNGSI ATAP


BAGIAN – BAGIAN UTAMA ATAP

Pada sebuah atap memiliki bagian – bagian utama yang memiliki fungsi
untuk saling menunjang satu sama lain, diantaranya :
❖Konstruksi/Pemikul Beban,
Bagian ini merupakan bagian yang paling harus diperhatikan dalam
melaksanakan pembuatan bagian atap karena pada bagian ini kesalahan
kecil dapat mengakibatkan resiko fatal seperti runtuhnya konstruksi atap
itu sendiri dan persyaratannya adalah bagian ini harus stabil dan juga
dapat memikul serta menyalurkan beban yang ada secara merata
❖Bagian Penutup/Pelapis Atap
Bagian ini merupakan bagian akhir dalam konstruksi atap yang
berfungsi sebagai penutup rangka atap yang ada di bawahnya dan
memiliki syarat sebagai berikut tahan lama, rapat/kedap air, tidak mudah
terbakar dan sistim pemasangannya mudah dan baik
Konstruksi Atap
dan
Penutup Atap
KONSTRUKSI ATAP pada umumnya memakai rangka atap kuda –
kuda. Rangka Atap Kuda – Kuda adalah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat rangka
itu sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya
konstruksi kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup
atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap
susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang harus mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan.
SYARAT – SYARAT KONSTRUKSI ATAP yang harus dipenuhi
antara lain :
➢Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap
beban-beban yang bekerja padanya. Pemilihan bentuk atap yang sesuai
sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
➢Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan
tahan terhadap pengaruh cuaca.
➢Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
➢Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan
penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya
dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain –
lainnya.
CONTOH GAMBAR KOSTRUKSI ATAP
DAN RENCANA ATAP
PENUTUP ATAP ialah bagian dari konstruksi atap yang memiliki
fungsi untuk menutup rangka atap yang berada di bawahnya. Penutup
Atap mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain :
1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi.
2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air.
3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca.
4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5. Tidak mudah terbakar.
6. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah
dipasang.
7. Awet.
CONTOH GAMBAR PENUTUP ATAP
Prinsip Penyaluran Gaya
Pada Atap
Akibat dari gaya P, maka akan timbul gaya horizontal (H) dan
vertical (V) pada titik A dan B. Penyaluran gaya akan stabil (baik)
apabila posisi A dan B tetap. Apabila posisi keduanya bergeser atau
bergerak maka konstruksi akan bersifat labil (tidak baik).
Untuk dapat menampung gaya V, maka kolom atau dinding
pemikul memegang peranan penting. Untuk menampung gaya H,
maka kedua kaki kuda-kuda dihubungkan dengan batang tarik.

Semakin lebar betangan A – B maka bentangannya akan


melendut, maka dibutuhkan batang vertical C – D sebagai
penggantung atau penghubung (seringkali disebut dengan makelar).

Akibat dari beratnya sendiri dan lebarnya bentangan, seringkali


bentang A – C dan B – C menjadi melendut. Maka dibutuhkan
batang tekan D – E dan D – F untuk memperkuat (seringkali
disebut dengan schoor). Demikian selanjutnya sistim rangka
tersebut diatas apabila dikembangkan disebut dengan “Konstruksi
rangka batang” dan dapat dipergunakan untuk bangunan
berbentang lebar.
Macam – Macam Bentuk Atap
Dan
Bahan Penutup Atap
Macam – Macam Bentuk Atap

Atap memiliki berbagai macam bentuk berdasarkan

kebutuhan dan keinginan setiap pemilik atau perancang

gedung, diantaranya :
Atap Datar (platdak)

Atap bentuk ini biasanya menggunakan beton bertulang


yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan
tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun
permukaan atap selalu dibuat miring untuk
menyalurkan air hujan kelubang talang.
Atap Strandar/Sandar (lessenaar)

Atap bentuk ini terdiri dari sebuah bidang atap miring


kebagian tepi atasnya menempel pada dinding
bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan
konstruksi setengah kuda-kuda.
Atap Pelana (Zadeldak)
Atap bentuk ini terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi
atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut
bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah
sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali,
Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa Tengah.
Atap Perisai (Schildak)

Jenis atap ini merupakan menyempurnaan dari bentuk


atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap
miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir
atap bangunan.
Atap Tenda (tentdak),
Atap jenis ini biasa dipakai pada bangunan yang ukuran
panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari
empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran
dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik
tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.
Atap Gergaji

Atap ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Atap ini bisa digunakan untuk bangunan
pabrik, gudang atau bengkel.
Atap Setengah Bola ( Kubah )
Bentuk atap melengkung setengah bola. Atap ini banyak
digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.
Atap Joglo
Atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun
sehingga atapnya seperti bertingkat. Atap ini banyak
dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat
Atap Mansard
Bentuk atap ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang
terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang
digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita,
karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah
Belanda saat menjajah di negara kita.
Macam – Macam Penutup Atap dan Bahan

Sebagai bagian akhir dari sebuah konstruksi atap, penutup


atap juga perlu mendapatkan perhatian khusus ketika
melakukan pemasangan dan memastikan bahwa bahan
dari penutup atap yang dipakai sudah sesuai dengan
kebutuhan. Macam – macam penutup atap dan bahannya
antara lain :
Genteng dan Bubungan

Menurut bahan material terdapat genteng beton dan


genteng tanah liat (keramik). Sedangkan menurut
bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng
S), genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan
untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng
setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng
sudut patah.
Penutup Atap Kayu (Sirap)
Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional
Indonesia berbahan dasar kayu. Sirap yang terbentuk dari
potongan-potongan kayu tipis yang disusun 3 atau 4.
Potongan kayu ini kemudian dipaku ke multiplek yang
melapisi rangka atap. Atap genteng sirap berbahan baku
kayu ulin, kayu jati dan sebagainya. Bentuknya berupa
lembaran tipis dengan panjang 40-60 cm, lebar 7-20 cm, dan
tebal3-5 mm. Genteng sirap dipasang dengan susunan
berlapis sehingga tidak terdapat celah yang memungkinkan
air meresap ke bawah. Pemasangan atap sirap dengan sudut
kemiringan 25-40
Seng

Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering


digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang
digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan
beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm
Asbes

Atap asbes berasal dari campuran semen dan bahan serat yang
dipadatkan. Bentuk dan ukurannya beragam dengan tipe
gelombang, antara lain gelombang 5½, gelombang 6½, dan
gelombang 14
Beton Cor

Atap ini berasal dari campuran semen, pasir, dan kerikil. Atap
ini sering digunakan pada gedung – gedung bertingkat
ataupun rumah yang menginginkan adanya sedikit lahan
yang multiguna.

Anda mungkin juga menyukai