Anda di halaman 1dari 21

KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG

(sumber google)

Konstruksi bangunan memiliki bagian-bagian struktur yang memiliki fungsi penting tersendiri


Pengertian secara umum, struktur bangunan adalah rangkaian elemen yang menjadi satu
kesatuan sebagai penyalur beban pada suatu bangunan dari dalam tanah hingga ke bagian atas
bangunan.
Elemen utama pada struktur konstruksi bangunan
Pondasi Bangunan
Pondasi merupakan bagian struktur yang paling penting walaupun tidak bisa terlihat secara
langsung ketika bangunan sudah selesai. Pondasi harus dibuat dengan perencanaan yang
matang karena jika salah maka dapat mengancam keamanan bangunan.
Pondasi terbagi menjadi 2 macam yaitu
Pondasi Dangkal
 Jenis pondasi ini hanya masuk beberapa meter bagian saja ke dalam tanah. Pondasi dangkal
umumnya dibuat dari beton yang berfungsi untuk meneruksan beban dari dinding dan kolm
bangunan ke tanah keras
Pondasi Dalam (Tiang Pancang)
 Jenis pondasi ini digunakan untuk menyalurkan beban bangunan ke bagian lapisan tanah sondir
di dalam tanah. Sebutan lain dari pondasi dalam yaitu pondasi tiang pancang (driven pile) dan
tiang bor (bored pile). Sebelum membuat pondasi dalam ini biasanya dilakukan beberapa
pengujian seperti PDA Test, CSL Test, UPV, Pundit dan lainnya.

 
Kolom
 Definisi dari kolom yaitu bagian dari struktur berupa tiang penyangga pada suatu bangunan
yang berfungsi untuk menahan beban aksial tekan vertical  dengan bagian tinggi atas yang
ukurannya tiga kali dimensi lateral terkecil.
 Jika terjadi kegagalan kolom, maka bisa mengakibatkan komponen struktur lain yang terhubung
menjadi runtuh.
Sloof
 Secara garis besar, sloof merupakan elemen struktur konstruksi bangunan yang berada
dibagian atas pondasi bangunan. Fungsi dari sloof yaitu mengirim beban bangunan atas ke
pondasi, sehingga beban dapat tersalurkan dengan baik ke setiap titik pada pondasi.
 Selain itu, sloof juga berfungsi untuk mengunci dinding dan kolom agar tetap kuat sehingga
tidak roboh ketika terjadi pergerakan tanah. Biasanya untuk bangunan tahan gempa, sloof
disempurnakan dengan diberikan angker berdiameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. Angka ini
disesuaikan dengan banyaknya tingkat dan tinggi bangunan.
 
Balok
Elemen yang terbuat dari kayu, beton ataupun baja ini dipasang pada bagian dalam ruangan
yang berfungi sebagai penahan rangka pada bagian langit-langit plafon. Beban yang dialirkan
pada balok diantaranya adalah beban plat lantai, dinding dan berat beban balok itu sendiri.

 
Plat Lantai
 Pada bagian bawah struktur terdapat plat lantai yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan
dimensi struktur lainnya. Beban pada plat menyebar ke berbagai arah dan biasanya digunakan
untuk pembangunan Gedung.
 Itulah beberapa elemen utama pada struktur bangunan beserta fungsinya. Ketika terjadi
perubahan pada suatu bangunan seperti ada lendutan pada lantai, penambahan dan
pengurangan lantai, keretakan pada tiang maka harus dilakukan audit struktur bangunan.
 

Ring Balok
Konstruksi bangunan berbahan baku beton ini terletak tepat di atas tembok. Fungsi utamanya
adalah menstabilkan posisi dinding di bawahnya, serta mengokohkan bagian atas kolom.
Akhirnya, beban konstruksi bagian atas bisa diteruskan ke kolom hingga pondasi
Kuda-kuda
Sederhananya, kuda-kuda adalah konstruksi bangunan yang berguna untuk mengokohkan
bagian-bagian atap berupa usuk, reng, dan genting. Kuda-kuda umumnya terbuat dari kayu, baja
profil atau baja ringan.
Atap
Atap adalah konstruksi bangunan paling atas dengan fungsi utama sebagai pelindung hunian
dari cuaca dan gangguan dari luar. Atap menjamin keamanan dan keleluasaan penghuni rumah.
Atap juga turut memperindah suatu bangunan
 Atap adalah  bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh dari panas, debu, hujan, angin dan
sebagainnya,atau juga untuk keperluan perlindungan, dan juga sebagai memperindah
bangunan, supaya terlihat menarik dan sempurna pembuatannya.

Bentuk bangunan atap, sangatlah  berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan,


dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang
dikehendaki oleh arsitek, dalam penggambaran denah rencana arsitektur-nya dan biaya
yang terjangkau dan yang tersedia, dan material yang mudah didapat dan berkualitas.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap
atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap.
Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka
konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang
haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul
beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
Bentuk-Bentuk Atap
Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan
perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang
banyak terdapat adalah 

1. Atap Datar

Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap datar
biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang bahannya bisa
dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun seng yang tebal.
Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu
sisi dengan kemiringan yang cukup.

Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau
bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini paling susah
perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang perlu diperhatikan
dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya
supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.
2.   Atap Sandar

Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan


misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk
rumah -rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini
kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.

3.   Atap Pelana

Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun – 
bangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu
pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.

Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena
pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran. Atap pelana
terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis lurus yang
biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan antara 30 sampai dengan 45 derajat.
4. Atap Limas (perisai)

Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu garis
bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika
dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga.

Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang
atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan
kemiringan yang biasanya sama.

5. Atap Piramida

Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk denah
bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya
6. Atap Joglo

Model atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atpnya seperti
bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

7. Atap Tenda

Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan lebarnya,
sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari empat bidang
atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring adalah
dibubungan miring yang disebut jurai.
8. Atap Gergaji

Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Model
atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.

KOMPONEN ARSITEKTUR
1. Dinding
2. Lantai
3. Plafond
4. Kusen

1. Pengertian dan Jenis Dinding serta Macamnya

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan dan
membentuk ruangan. Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan
menyajikan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu
sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, melindungi bagian dalam bangunan
dari paparan sinar matahari,hujan,maupun binatang dan sebagainya. Berdasarkan
fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian yaitu dinding partisi, dinding
pembatas , dinding penahan dan masih banyak lagi.
Dinding memiliki beberapa fungsi yaitu:
 Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.
 Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan
ruang dapur dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-
masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.
 Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan
beraktifitas.
 Menambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern
seringkali menampilkan dinding luar di ekspose sedemikian rupa untuk
menambah daya tarik suatu bangunan tersebut
 Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban
(shear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak
teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang
akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap
bahaya roboh.

Jenis Dinding
1. Dinding Batu Bata

Dinding batu bata adalah dinding yang paling sering digunakan dalam pembangunan
baik perumahan sederhana maupun pembangunan gedung-gedung yang berukuran
besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki nilai seni tersendiri dalam sistem
pemasangannya dalam konstruksi bangunan atau dinding. Pembuatan batu bata
harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan
peraturan batu bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
Adapun kelebihan dari dinding batu bata yaitu:Kuat dan tahan lama,Kedap air,
sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan, Keretakan relatif
jarang terjadi. Namun, batu bata memiliki kekurangan tersendiri yaitu: Biaya yang
cukup tinggi, Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan
dinding lainnya.

2. Dinding Batako

Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Jenis dinding
ini ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang
menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara
maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran
harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran.
Kelebihan dari dinding batako pres yaitu:Pemasangan batako lebih cepat, Kedap air
sehingga sangat kecil terjadinya rembesan air,Penggunaan rangka beton
pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Namun dinding batako pres memiliki kekurangan:Kekurangan dinding batako
pres:Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras, Mudah terjadi retak rambut
pada dinding,Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.

3. Dinding Bata Kapur


Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan
pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau
rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur
gunung. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit memakaian adukan semen-pasir.
Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur.
Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.

4. Dinding Bata Ringan Hebel Atau Celcon

Bata hebel dibuat dengan mesin pabrik. Dinding bata hebel atau celcon adalah
bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Dinding jenis
ini bisa  tidak di plester, cukup di aci saja karena permukaannya yang sudah rata
dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan.
Selain itu, dalam praktik pemasangan sedikit bahan yang terbuang percuma. Bata ini
cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi
aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan
dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk
menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga
menggunakan bahan seperti pemasangan batako.
Kelebihan dari dinding bata hebel atau celcon:Kedap air sehingga sangat kecil
kemungkinan terjadinya rembesan air,Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan
yang lebih mudah dengan menggunakan gergaji,Penggunaan rangka beton
pengakunya lebih luas, antara 9 - 12,Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan
suara yang baik.Kekurangan yang di miliki dinding bata hebel atau celcon
yaitu:Harga relatif lebih mahal,Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis
ini,Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.

5. Dinding Partisi

Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar
ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini
memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan
konstruksi dinding yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus
dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar
(eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan
dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini
juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat.

Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di
perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau
papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari segi beban terhadap bangunan,
dinding partisi dapat diabaikan.
2. Lantai

Lantai adalah permukaan bawah dari sebuah ruangan atau kendaraan. Lantai dapat
terbuat dari batu, kayu, bambu, metal, keramik, marmer, batu granit, dan bahan
lainnya. Tingkat bangunan sering kali disebut lantai, meskipun arti sebenarnya
adalah tingkat

Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting
untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai
secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter
ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah:
tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan
untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta
mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai,
dan lain-lain.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk
karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep
apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan
seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis lantai dengan beragam karakteristiknya yang
sering digunakan pada rumah kebanyakan:

1. Lantai Plester

Jenis ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti
saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan
perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus
dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan
cenderung lebih gelap. Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata
(covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat
diganti dengan material dan harus ditambal.

2. Lantai Keramik

Jenis lantai ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan
dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah
dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam
perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur
keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain.
Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

3. Lantai Marmer

Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur
dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material
ini mahal. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer
adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar
membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan
dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.

4. Lantai Granit

Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan
kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan
perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif
yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

5. Lantai Kayu

Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari
kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari
kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu.
Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya
adalah hasil printing.

3. Plafond

Plafon merupakan bagian yang menutupi bagian atas ruangan (langit-langit). Karena


material yang digunakan pun berbeda. Plafon yang indah dapat menambah daya
tarik ruangan, serta dapat menyulap rumah biasa menjadi mewah. Secara fungsi,
plafon berguna untuk menjaga kondisi suhu di dalam ruangan agar tidak terlalu
panas.
Plafon juga terdiri dari berbagai macam lho. Macam ini didasari oleh bahan
penyusun plafon rumah. Mungkin yang paling populer dan diketahui oleh khalayak
orang adalah plafon berbahan triplek. Namun, masih banyak jenis bahan lain yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama plafon, lho. Ingin tahu?
Berikut ini adalah jenis-jenis plafon rumah yang wajib Anda ketahui, yakni :

1. Plafon Triplek
Plafon triplek memang merupakan salah satu material yang paling digunakan
sebagai bahan plafon. Selain digunakan sebagai salah satu bahan-bahan dalam
membangun rumah, triplek digemari sebagai material plafon karena
pemasangannya yang terbilang mudah dan sangat mudah ditemukan serta
harganya relatif murah, cocok sebagai cara membangun rumah dengan dana minim.
Ukurannya dan ketebelannya pun beragam, ada yang 3 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm
dan yang lainnya.

2. Plafon Gypsum
Kelebihan plafon ini adalah proses pekerjaannya yang mudah serta sambungan
plafon dapat dengan mudah ditutupi sehingga hasilnya lebih sempurna. Selain
itu, plafon gypsum juga memiliki beragam pilihan list yang dapat dipadukan dengan
motif-motif lain. Untuk pemasangan plafon gyspsum biasanya dapat menggunakan
rangka furing atau pun kayu.

3. Plafon Eternit
Jika dibandingkan dengan jenis triplek dan gypsum, ukuran plafon eternit jauh lebih
mungil, yakni sekitar 100 x 50 cm. Keunggulan utama dari jenis bahan ini adalah
tanah api serta tahan air. Namun proses pemasangan rangkanya harus disesuaikan
dengan ukuran lembaran eternity (perlu berhati-hati saat pemasangan karena bahan
eternit dapat dengan mudah retak dan rapuh).

4. Plafon GRC
Plafon GRC atau Glassfiber Reinforced Cement Board sebenarnya memiliki
karakteristik yang serupa dengan bahan plafon eternit. Namun dari segi ukuran,
plafon GRC sedikit lebih besar yakni sekitar 120 x 240 cm. plafon GRc juga memiliki
ketahanan yang baik terhadap api dan air, namun pemasangan terbilang cukup
rumit dan tidak tahan jika terkena dengan benturan.

5. Plafon Metal
Plafon jenis ini tersusun dari bahan lempengan metal yang sangat tipis sehingga
nantinya metal dapat diukir dengan berbagai macam motif sesuai dengan selera
yang Anda inginkan. Selain itu, finishing plafon metal biasanya dengan
menggunakan penambahan cat minyak, dimana plafon akan memiliki unsur-unsur
klasik yang menarik.

6. Plafon Akustik
Jika Anda merupakan tipe orang yang sangat menyukai ketenangan dan
membutuhkan sebuah ruangan privat dengan tingkat suara yang rendah, Anda
dapat menggunakan plafon akustik (didesain untuk meredam udara sekitar). Aplikasi
dari plafon ini biasa pada ruangan-ruangan seperti auditorium, ruang rapat, ruang
musik dan sebagainya. Lembaran ukurannya berkisar dari 60 x 60 cm dan 60 x 120
cm. Plafon ini juga dapat dipasang pada bangunan yang menggunakan rangka kayu
atau juga pada bahan metal pabrikan yang sudah jadi sebelumnya.

7. Plafon PVC
Plafon PVC atau Polyvinyl Chloride merupakan salah satu jenis plafon rumah yang
memiliki bobot sangat ringan (tahan terhadap air dan api serta anti rayap). Memang
PVC sudah banyak terkenal sebagai bahan dasar pembuatan pipa air, namun kini
PVC juga dapat difungsikan sebagai bahan plafon. Plafon ini juga hadir dalam
beragam macam warna yang dapat dipilih sehingga tidak perlu dicat lagi. Plafon
PVC dirangkai menggunakan hollow dengan jarak 80-120 cm sehingga hemat
rangka.

4. Kosen

Kosen merupakan suatu konstruksi bantu untuk membentuk hubungan yang baik
antara subuah dinding dari pasangan bata, beton atau kayu dengan sebuah pintu,
jendela ayau kaca jendela.
Kosen sekaligus digunakan untuk menggantungkan perlengkapanyang perlu bagi
pintu dan jendela.

Anda mungkin juga menyukai