Anda di halaman 1dari 36

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN : PEMBANGUNAN MASJID TERAPUNG SELAMBAI

KELURAHAN LOK TUAN

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN MASJID TERAPUNG SELAMBAI

KELURAHAN LOK TUAN

LOKASI : PELABUHAN KOTA BONTANG DI LOK TUAN

TAHUAN ANGGARAN : 2020

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Papan Nama Pekerjaan
Papan nama pekerjaan dengan dimensi yang disesuaikan yang memuat
tentang identitas proyek, terlebih dahulu dipasang sebagai tanda dimulainya
pekerjaan. bentuk papan nama proyek dapat dilihat pada gambar berikut :
Di isikan tulisan :
- Nama Pekerjaan
- Sumber Dana
- Nilai Pekerjaan
- Nama Kontraktor Pelaksana
- Nama Konsultan Pengawas
- Nama Instansi
- Nama Consultant Perencana
- Nama subtansi/Dinas

2. Laporan Dokumnetasi/Foto Progres


Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti
yang meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus
menyediakan foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan menyediakan
laporan harian, mingguan dan bulanan:
- Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih
pada posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau
lokasi pengambilan foto yang sama.
- Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
- Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak , ditempel pada album foto dan
diberi catatan sebagai berikut :
• Nama Kontrak
• Nama Bangunan
• Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
- Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 3 (tiga)
rangkap bersama 1 (satu) soft copy kepada direksi.
- Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan
harus dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya
- Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan
dalam hari berjalan terhitung dari tanggal SPMK dikeluarkan.
- Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang
dicapai setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar typicalnya, cuaca,
jumlah tenaga, alat yang digunakan serta jumlah dan jenis bahan yang
digunakan.
- Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu)
mingguan, selain itu juga berisi volume pekerjaan minggu lalu serta
volume pekerjaan sampai denggan minggu dilaporkan.
- Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan
mingguan, selain itu juga berisi volume pekerjaan bulan lalu serta volume
pekerjaan sampai denggan bulan dilaporkan.
3. Penyediaan Air kerja
 Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan,
dimana air kerja berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan
campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air kerja
diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pemantekan untuk mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan
pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung
dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber
existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah
biaya yang telah ditentukan.

4. Mobilisasi dan demobilisasi


a. Mob demob alat pancang
 Mobilisasi peralatan dan tiang pancang merupakan kegiatan
menghadirkan peralatan dan material yang telah disetujui oleh pihak
direksi dan peralatan kerja yang akan digunakan sesuai kebutuhan
pekerjaan di lokasi pembangunan, termasuk peralatan yang
dibutuhkan untuk kantor sementara. Peralatan yang akan dihadirkan
di lapangan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

b. Mobilisasi dan Demoblisasi Alat Material


 Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya
kembali (demobilisasi) dan bahan material.
 Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis /
kapasitas alat yang akan digunakan kepada konsultan pengawas
lapangan oleh kontraktor
 Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan
dan meminta persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang
akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan.
 Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan
demobilisasi menjadi tanggung jawab kontraktor

5. Urugan Pasangan Batu Kosong


 Tempatkan batu yang akan dipasang disamping galian pasangan batu
kosong. Pastikan material tidak menyebabkan longsor ke dalam galian.
 Pasang benang untuk mengatur ketinggian dan kelandaian pasangan batu
agar diperoleh hasil yang sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam gambar
kerja.
 Hamparkan pasir urug secara merata dan padat pada galian setebal 5 cm
atau sesuai gambar atau instruksi direksi/konsultan pengawas.
 Pasang Batu mulai dari dari salah satu sisi menuju ke sisi yang lain secara
melintang kemudian memanjang atau sesuai tingkat kemudahan
pelaksanaan pekerjaan. Pasangan batu dimulai dari sisi yang lebih rendah
kearah yang lebih tinggi agar tidak terjadi longsor atau pasangan batu
menjadi roboh.
 Pastikan pasangan batu saling mengunci satu sama lain, jika diperlukan,
tambahkan batu dengan ukuran yang lebih kecil agar diperoleh perkuatan
tambahan
 Ukuran dimensi dan volume Pasangan batu kosong harus sesuai dengan
gambar kerja.
 Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
B. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Pekerjaan Struktur Atas
1. Pekerjaan Kolom
Pembesiann Kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau
dikerjakan di tempat lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut
dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton

Bekisiting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian
tulangan telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting
kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak
100cm dari masing-masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai
sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi
sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap
dicor.
Pengecoran Kolom
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut
diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung,
pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang
maksimal.

Pembongkaran Bekisting Kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting.
Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat
dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu
agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera
diangkat dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

2. Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai
dikerjakan. Pada proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah
konvensional. Balok yang digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok
terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang
direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran
sampai perawatan.

Bekisting Balok
 Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar
sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok
maupun pelat.
 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur
base jack atau U-head jack nya.
 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah
cross brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm
(kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan
plywood sebagai alas balok.
 Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku
yang dipasang di atas suri-suri

Bekisting Plat lantai


 Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk
balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka
Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan
main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan
ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head
jack nya
 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah
cross brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah
melintangnya.
 Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding
untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood
dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang
dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
 Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar
sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting,
sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan
bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan
berikutnya.

Pembesian Balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
 Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan
dipasang.
 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas
bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
 Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan
samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan
dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada
saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang
kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan
perubahan yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang
akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang paling
baik untuk digunakan.

Pembesian Plat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian
pelat, antara lain :
 Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang
sudah siap. Besi tulangan diangkat menggunakan tower crane dan
dipasang diatas bekisting pelat.
 Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian
pasang tulangan ukuran tulangan D10-200.
 selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
 Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting
alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan
atas dan bawah pelat.

Pengecoran Balok dan Plat Lantai

Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok..


Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu
: bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses
pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut

 Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer


menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan
mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
 Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air
compressor sampai benar – benar bersih
 Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu
keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
 Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk
membersihkan bucket dari debu-debu atau sisa pengecoran
sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong
untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
 Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
 Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran
berlangsung, diambil Beton yang keluar dari truk kemudian dituang
ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
 Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas
bucket membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke
area pengecoran.
 Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian
balok terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub
secara manual lalu check level dengan waterpass.1 pekerja vibrator
memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap
bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah
terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton.
 Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua,
permukaan beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan
balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan
pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar
 Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor
yang telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6
sampai 8 jam
Pembongkoran Bekisting

Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran


sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

Perawatan Beton (Curing)

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton


tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan
adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

b. Pekerjaan Trestle
1. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
Berikut langkah-langkah Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang:
 Angkat tiang pancang pada titik angkatnya.
 Periksa arah horizontal posisi tiang pancang pada koordinat titik tiang
pondasi dan periksa arah vertical dengan lot vertical.
 Apabila semua control vertical dan horizontal sudah memenuhi syarat
pemancangan sanggup dilaksanakan.
 Buat kalendering untuk mengukur jumlah rebound pukulan hammer
per 1 meter penurunan tiang.
 Untuk mini pile setiap kelipatan 6.0 meter (3.0 meter untuk akhir)
dilakukan penyambungan tiang (pengelasan base plate).
 Pemancangan tidak boleh apabila : Ram stroke dan setting telah
mendekati table yang diinginkan, lalu dilanjutkan dengan pengambilan
final set pada 10 pukulan terakhir (umumnya < 10 mm untuk tiang
pancang ukuran 40 x 40 cm dan < 15 mm untuk tiang pancang ukuran
30 x 30 cm) sesuai dengan yang disyaratkan dan dicatat pada kertas
grafik (pondasi jenis end bearing pile) dan Tiang pancang telah
mencapai kedalaman tertentu sesuai dengan yang disyaratkan
(pondasi jenis friction pile).
 Apabila final set belum tercapai tetapi tiang pancang telah terbenam ke
dalam tanah maka pemancangan sanggup dilanjutkan dengan
memakai dolly sampai final set, namun apabila sehabis dilakukan
pemancangan dengan dolly final set belum juga tercapai maka
pemancangan dianggap gagal.

2. Pekerjaan Pile cap


 Baja tulangan diluruskan dulu kemudian dipotong-potong sesuai
ukuran, dengan menggunakan mesin cutter. Perakitan tulangan pada
konstruksi, didahului dengan pemasangan bekisting atau lantai kerja,
dan diikat secara kuat, agar tidak bergeser pada waktu pengecoran.
Sebelum dilaksanakan pengecoran, rakitan tulangan harus diberi beton
tahu sesuai dengan selimut beton yang diinginkan. Besi tulangan
dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan, batang
tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat. Proses pengecoran dilakukan setelah
pembesian dan bekisting telah selesai dikerjakan.
 Tulangan dibersihkan dari kotoran, karat dan benda asing lainnya.
 Pemasangan Tulangan dimulai dari bawah hingga selesai keseluruhan
pelaksanaan tulangan, dan diteruskan ke bekisting.
 Rencana formwork sesuai dengan shop drawing & disetujui direksi
 Sebelum pengecoran, tulangan di cek kemudian kekuatan dan
kesesuaian formwork,penyangga tie rod dll diperiksa dan disetujui oleh
engineer
 Formwork menggunakan Multiplex/ kayu, plat besi, plastic,fiberglass
atau panel material yang telah disetujui.
3. Pekerjaan Tie Beam
Pekerjaan Pembesian
Teknis pelaksanaan pekerjaan Tie Beam sebagai berikut :
Pekerjaan Pembesian
 Perakitan besi harus sesuai dengan denah dan spesifikasi pembesian
dari gambar acuan yang diberikan pihak direksi.
 Sebelum pekerjaan pembesian dilakukan, area pemasangan
tulangan harus dibersihkan dari sampah dan tanah maupun material
yang menghalangi.
 Pemasangan pembesian dilakukan dengan cara memasang terlebih
dahulu tulangan lapisan bawah kemudian barulah dipasang tulangan
lapis atas. Dibawah tulangan besi bagian bawah yang terpasang
harus diletakkan beton decking dengan ketebalan 5 cm di area yang
mungkin melendut atau mengalami pergeseran. Pemasangan
tulangan sengkang dilakukan setelah tulangan lapisan bawah
selesai. yaitu bersamaan dengan pemasangan tulangan atas.
 Pemasangan tulangan ties dilakukan setelah besi sengkang
terpasang dan kemudian diikat dengan kawat bendrat agar tidak
bergeser atau lepas dari posisi yang seharusnya. Setelah semua
tulangan saling terikat dan membentuk satu kesatuan yang kaku
kemudian beton decking dipasang pada tulangan vertikal (pada
tulangan sengkang).

Pekerjaan Bekisting
 Menyiapkan Papan Bekisting untuk pekerjaan Tie Beam.
 Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada
pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan.
 Kemudian melakukan pemasangan bekisting Tie. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah
selama proses pengecoran.
 Memasang sabuk Tie Beam pada bekisting kolom untuk
memperkuat. Ukuran Tie Beam yang digunakan relative sesuai
dengan Soft Drawing. Untuk mengunci Tie Beam tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi.
 Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari Tie Beam
terhadap kolom. Untuk mendapatkan Tie Beam struktur yang
sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat
penting.
 Setelah kompenen bekisting dan celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah
pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan.

Pekerjaan Pengecoran Tie Beam


 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu membuat Job
Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang
diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan
yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor
diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk
disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan
beton readymix mutu K-225.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui
untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua
ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh
konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya. Pasang sparing pipa-
pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran
dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat
pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator
sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor
belum siap.

C. PEKERJAAN ATAP KUBAH MASJID


Pekerjaan Rangka Kubah Masjid
 Posisi angkur/dinabolt dan base plate ditentukan baik secara horizontal
maupun vertical. Penentuan titik ini dilakukan tenaga ahli/surveyor dengan
menggunakan peralatan meteran panjang. Penentuan posisi harus tepat
dan rata ketinggiannya.
 Pada posisi yang telah ditentukan, dipasang angkur/dinabolt pada
tulangan-tulangan balok ring balk. Dengan cara menciping melubangi ring
balok yang ada. Pemasangan angkur dilakukan dengan pengelasana penuh
agar angkur terikat kuat menyatu dengan tulangan balok setelah angkur
terpasang, balok siap di cor.
 Pengecoran campuran mortar diberi campuran sika cim. Sebelum diadakan
pengecoran daerah titik cor dibersihkan terhadap debu dan kotoran lalu
diberi atau disapukan lem beton sikadur 21 CF.
 Setelah angkur terpasang dan balok telah dicor, laukan pemasangan base
plate. Titik level base plate dicek kembali (secara vertical dan horizontal)
untuk mendapatkan posisi yang tepat. Setelah berada pada pisisi yang
diinginkan, base plate dibaut kuat agar posisi tidak berubah/bergeser. Pada
bagian yang berongga antara base plate dan ring balk, tutup dengan semen
grouting.
 Pemasangan rangka struktur kubah dilakukan dengan merangkai kembali
segmen-segmen rangak yang telah dibuat/diproduksi di workshop.
 Dari rangkaian segmen bawah sampai rangkaian segmen atas (paying)
penyumbangan antara segmen dilakukan dengan cara pengelasan penuh
(full) welding).
 Setelah rangkkaian segmen bawah sampai rangkaian struktur kubah lalu
dilakukan pengecetan zinchromate pada pertemuan simpul-simpul rangka
struktur dan diakhiri dengan cat finishing yang di tentukan
 Pemasangan hiasana benangsari dipasang tepat dibwah rangka paying
dengan cara pengelasan pada rangka struktur.

Pekerjaan Penutup Kubah GRC


 Proses perakitan dilakukan diatas konstruksi kubah yang terbuat dari pipa
berdiameter 5 inch.
 Sistem joint antar panel dikerjakan dengan pengelasan angker besi yang
sudah disediakan di bagian belakang panel kubah GRC dengan pipa
konstruksi kubah GRC yang sudah dipasanga terlebih dahulu.
 Setelah tahap pengelasan panel GRC kubah pada pipa konstruksi selesai
tahap selanjutnya adalah proses penutupan celah sambungan panel kubah
GRC dengan sealent. Hala ini dilakukan agar setelah proses
instalasi/pemasangan GRC kubah masjid terhindar dari kebocoran saat
huujan dan pula mencegah keretakan jika terjadi goncangan /pergerakan
akibat angina atau gempa.
 Setelah semua proses pemasangan diatas selesai mak, hal terakhir yang
perlu dilakukan adalah proses finishing. Proses finfishing peamsangan
kubah GRC pada sebuah masjid ada tahap yakni sealer dan pengecatan.
Sealer berfungsi untuk mentup pori-pori permukaan panel GRC kubah.
Untuk memperoleh visual yang cantic anggun dan sesuai karakter
bangunan yang diinginkan
D. PEKERJAAN ARSITKETUR MASJID
a. Pekerjaan Dinding dan Lantai
1. Pek. Pasang Dinding Bata ringan
 Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata
ringan.
 Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan
pasangan bata/ dinding (marking)
 Pasang Profil dengan memakai hollow besi.
 Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah
terpasang.
 Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
 Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang
agar perekat dapat bekerja dengan baik.
 Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan
masukan kedalam bak adukan / ember plastic.
 Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan
menggunakan hand mixer.
 Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada,
maka dipakai adukan mortar terlebih dahulu pada bagian paling
dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)
 Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana
umumnya dengan tebal speci yang dianjurkan ±3mm dengan
roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join slab
menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan
air dan diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar
terlampir.
 Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan
spesifikasi yang telah disetujui.
 Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt aiRDengan
perbandingan 1 ember semen, 2 ember pasir, & 3 ember split
kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai dengan yang
telah di ajukan approval.
 Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan
molen
 Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata
ringan mencapai ketinggian ±1meter.
 Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan
tersebut digunakan hollow alumunium / jidar Uk. 50 / 100
sebagai alat control kerataan.
 Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan
telah mengering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian
dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.

2. Pek. Plesteran dan Acian


 Basahi permukaan dinding secara merata, sampai kondisi
jenuh air
 Pasang benang untuk menentukan ketegakan vertikal dan
horizontal untuk keperluan caplakan & kepala plesteran
 Pasang kepalaan sesuai caplakan dan tarikan benang
 Lakukan pekerjaan plesteran berdasarkan kepalaan yang
sudah terpasang
 Basahi dinding yang akan diaci hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan
dinding dengan menggunakan cetok.
 Haluskan pekerjaan acian dengan menggunakan kertas semen
bekas, sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.
 Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, yaitu
dengan menyiram air, karena pengeringan yang terlalu cepat
dapat menyebabkan keretakan dinding
3. Pek. Dinding Keramik
 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan
sparing ME sudah terpasang
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan
selama ±24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata
 Pasangan benang untuk bantuan agar pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal
pemasangan dengan dinding keramik lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet
agar mendapatkan permukaan rata
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga unutk
menghindarkan pasangan keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat
waterpass
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa
saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan
pasangan keramik. Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan
grouting/finish garis siar/nat.

4. Pek. Lantai Keramik


 Pekerjaan persiapan meliputi : seleksi dan negosiasi vendor,
mendatangkan material yang akan digunakan, pembersihan
lahan, persiapan material storage, shopdrawing dll
 Pekerjaan pengukuran dan marking area yang akan dipasang
 Sortir material keramik untuk mendapatkan keseragaman
ukuran, presisi dan gradasi warna
 Rendam material keramik yang sudah disortir kedalam bak air ±
1 jam, setelah itu keramik dianginkan dengan cara diletakkan
pada tempat tatakan yang sudah disiapkan
 Pekerjaan pasang kepalaan keramik
 Pasang keramik seluruh bidang dengan mengikuti patokan
kepalaan keramik
 Lakukan pengisian nad keramik dengan grout. Grout merupakan
mortar(semen) yang dipergunakan untuk mengisi kekosongan
atau celah keramik.

5. Pek.Water Proofing
 Pekerjaan pembersihan permukaan yang akan di waterproofing
dari debu, kotoran, dan pecahan beton, lalu lembabkan
permukaan.Permukaan yang belum rata di chipping.
 Dibuat tanggulan untuk tes rendam.
 Buat fillet pada sudut-sudut siku dengan bahan mortar.
 Pada daerah potongan (sambungan pipa), lakukan grouting.
 Mixing material waterproofing.
 Laburkan area yang hendak di waterproofing dengan
menggunakan kuas ( sebelum dilaksanakan waterproofing
pastikan area dalam keadaan lembab).
 Laburkan lapis kedua dengan selang waktu 3-4 jam.
b. Pekerjaan Langit Langit
1. Pek. Plafond PVC Shunda + Rangka
 Menyiapkan alat yang diperlukan untuk memudahkan
pemasangan shunda plafon. Peralatan yang diperlukan cukup
sederhana antara lain cutter, impact drill(bor) bolak balik ukuran
10 mm, mata bor untuk sekrup, angel grinder, siku, meteran
ukur, palu, kabel daya dan stop kontak,selang air (waterpas).
 Menyiapkan bahan. Secara umum bahan yang diperlukan antara
lain rangka plafon (saya rekomendasi kan menggunakan besi
hollow galvalum), shunda plafon, paku beton untuk memaku
rangka hollow pada dinding, sekrup ukuran 6 x 1” untuk bahan
plafon dan list ke rangka hollow dan lainnya.
 Ukur rencana tinggi plafon. Sebaiknya tidak melebihi ring balok.
Gunakan selang air untuk mengatur ketinggian agar sama tinggi
(waterpas).
 Pasang rangka hollow, sesuaikan dengan ukuran ruangan. Dan
sesuaikan rentang rangka di kisaran 60-70 cm semakin rapat
rangka semakin baik. Namun umum nya kami standart nya di
kisaran 60cm rentang rangka nya.
 Pasang list plafon telebih dahulu pada salah satu dinding.
Gunakan gerinda atau gergaji pipa paralon untuk memotong
bagian sudut list. Umum nya jika pemasangan plafon gypsum list
profile nya di pasang terakhir, kalau shunda plafon list profil di
pasang lebih dahulu karena list ini fungsi nya untuk mengunci
bahan plafon pvc nya agar tidak terlepas. Pasang lis
menggunakan sekrup dan bor, dengan jarak 50 cm.
 Pasang plafon mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong,
gunakan cutter untuk memotongnya dan jika membutuhkan
potongan siku sebaiknya menggunaka penggaris siku sehingga
potongan nya sesuai.
 Tempelkan plafon menggunakan sekrup pada bagian pinggir
Interlocking nya pastikan penggunaan sekrup sesuai rentang nya
semakin jarang di baut kemungkinan bahan plafon terlepas bisa
terjadi dan tutup kembali bagian baut dengan bahan plafon
selanjutnya.
 Finishing, yaitu melakukan pemeriksaan pada setiap bagian
plafon yang masih terlihat belum rapi masih belum rapat Tahap
selanjutnya adalah pemasangan lis terakhir sebagai penutup
pada bagian ini bisa di sekrup atau tidak.

2. Pek. Plafond Gypsum Board + Rangka

 Tentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding &
as sumbu ruangan
 Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L/
moulding profil W sebagai list tepi tepat pada sipatan
 Tentukan jarak penempatan kait penggantung
 Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku
penggantung untuk menjamin kelurusan
 Pasang paku kait dan rod/penggantung
 Pasang rangka utama
 Pasang rangka pembagi
 Pasang dan kencangkan klip / rod.
 Pasang panel gypsum
 Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
 Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan
compound lalu diampelas dan difinishing dengan cat
3. Pek. Plafond Kalsiboard + Rangka
 Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah
pemasangan rangka metal furing pada bagian tepi untuk
memperoleh titik tetap plafond.
 Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung
ke plat beton dengan menggunakan paku beton/penggantung.
Perkuatan antara rangka hollow galvanis dengan menggunakan
sekrup gypsum.
 Penempatan jarak rangka hollow galvanis maksimum berjarak 60
cm.
 Setalah semua rangka hollow galvanis terpasang, lakukan
perataan (leveling) dengan menggunakan tarikan benang,
setelah itu penggantung bisa dimatikan.
 Setelah rangka hollow galvanis terpasang dengan benar, rata dan
kuat serta instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran
Kalsiboard/GRC dapat mulai dipasang.
 Untuk Kalsiboard/GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan
benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam
permukaan lembaran gypsumboard.
 Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran
gypsumboard sebelum menjalankan mesin bor untuk
memasukkan sekrup.
 Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak
maksimal 30 cm.
 Setelah lembaran Kalsiboard/GRC terpasang semua, cek leveling
permukaan plafond.
4. Pek. List Gypsum
 Marking elevasi list plafond dan buat garis sipatan pada
dinding sesuai shop drawing.
 Pasang tarikan benang sebagai acuan elevasi dan kelurusan
pasangan list
 Buat adukan compound
 Potong list sesuai ukuran yang akan dipasang
 Pasang list cornice dan rekatkan dengan compound
 Rapikan dan ratakan sambungan serta sudutan list
 Finish

c. Pekerjaan Kusen dan Alat Penggantung


 Pendatangan Material Fabrikasi ke lokasi Proyek
 Pengecekan Dimensi/Ukuran & Vertikal Openingan dilokasi kerja,
Pengecekan ini dilakukan untuk memastikan bahwa area openingan
sudah siap atau belum untuk di pasang pintu
 Pemasangan Posisi Kusen Alumunium
 Pengecekan kelurusan vertikal kusen alumunium terhadap
openingan
 Pengecekan Presisi kusen alumunium sisi luar & dalam terhadap
openingan.
 Melubangi Kusen Alumunium, Bor Beton Openingan, Proses
pembuatan Lubang kusen untuk perkuatan kusen alumunium
perhatkan jarak, jumlah dan posisinya sesuai shopdrawing
 Pemasangan Perkuatan Kusen, Masukkan fischer ke dalam lubang
tersebut, kemudian kencangkann fischer dengan obeng (screw
fischer).
 Pemasangan Daun Pintu Alumunium
 Proses pemasangan 1 screw pada masing-masing Engsel pada kusen
 Memastikan pintu bisa di buka/tutup sempurna
 Memasang srew pada engsel sesuai jumlahnya & Kuat
 Pemasangan Karet Pengganjal Kaca, Proses Pemasangan dudukan
karet & pengganjal kaca agar saat proses sealant kaca tidak bergerak
 Pemasangan Kaca & Pengunci kaca
 Pemasangan Sealant Kaca
 Proses Pembersihan dan Pemasangan proteksi lakban kertas pada
area yang akan disealant
 Proses Sealant pada kaca
 Pemasangan Aksesoris Aluminium
 Pemasangan aksesoris pintu aluminium
 Pemasangan aksesoris jendela aluminium

d. Pekerjaan Pengecatan
1. Pek. Pengecatan Dinding
 Pembersihan dinding acian, Bersihkan permukaan plafon dari
debu, kotoran dan bekas percikan beton atau semen dengan
kain lap dan skrap
 Perbaiki bagian dinding yang cacat
 Haluskan permukaan dinding yang akan dicat
 Proteksi bidang lain agar tidak terkena cat
 Lakukan pekerjaan cat dasar/sealar
 Lakukan pekerjaan cat finis lapisan pertama
 Lakukan pekerjaan cat finis lapisan kedua
 Pekerjaan pembersihan, Cek, apakah pengecatan finish yang
terakhir itu sudah rata. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat
yang mengotori bahan bahan/pekerjaan lain yang seharusnya
tidak terkena cat dengan kain lap.
2. Pek. Pengecatan Plafond
 Ratakan sambungan dan bersihkan bidang yang akan dicat
 Proteksi bidang lain yang seharusnya tidak terkena cat
 Lakukan pengecatan dasar pada plafon
 Lakukan pengecatan finish lapisan pertama
 Laksanakan pengecatan akhir finishing
 Pembersihan

e. Pekerjaan Sanitair
1. Pas. Closet Jongkok
 Marking lokasi penempatan closet
 Buat dudukan closet dari bata merah.
 Pasang closet jongkok.
 Rapikan pertemuan sisi antara closed jongkok dan natt keramik
sehingga tidak ada rongga/plin.

2. Pas. Closet Duduk


Teknis pelaksanaan pekerjaan
 Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
pengawas
 Cocokan spesifikasi kloset dengan rks
 Siapkan tenaga, bahan dan peralatan
 Pastikan lubang pembuangan sesuai dengan rough-in kloset yang
akan dipasang. Tandai lubang yang akan dibor. Sesuaikan mat
abos dengan baut yang akan dipakai.
 Masukkan fisher ke dalam lubang yang telah dibor, sampai rata
dengan lantai keramik.
 Pasang stop kran kedalam lubang suplai air pada dinding
(gunakan seal tape pada penyambunganke pipa instalasi
kemudian hidupkan air, untuk memastikan tidak ada kebocoran.
 Letakkan seal gasket (wax ring) diatas lubang pembuangan.
 Letakkan klosed duduk perlahan-lahan diatas lubang pipa
pembuangan yang telah dipasang seal gasket (wax ring).
Pastikan seal gasket terpasang dengan baik dan benar.
 Masukkan baut pengikat lantai kedalam lubang baut pada kaki
klosed, kemudian kencangkan sekrupnya Hindari pengencangan
sekrup yang berlebihan.
 Pasang pipa fleksibel ke stop kran yang telah dipasang ke
dinding, pastikan sealnya sudah terpasang dengan benar.
 Pasanglah penutup klosed pada klosed yang telah terpasang
gunakan obeng untuk mengencangkanya.

3. Pas. Jet Washer


Teknis pelaksanaan pekerjaan
 Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
pengawas
 Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
 Marking lokasi yang akan dipasang jet washer
 Balut drat/ulir pada pipa air dengan TBA secukupnya
 Pasang jet spray pada draf/ulir pipa air
 Kencangkan dengan kunci inggris.

4. Pas. Wastafel
 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
 Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
pengawas
 Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja.
 Marking tempat yang akan dipasang wastafel.
 Posisikan wastafel pada dinding sesuai gambar rencana, di mana
lubang sekrup wastafel berada tepat pada lubang bor di dinding.
Berikutnya pasang sekrup fischer pada lubang dinding untuk
mencengkeram wastafel. Selanjutnya kencangkan sekrup
fischer menggunakan screw driver sehingga posisi wastafel
benar-benar stabil.
 Kemudian memasang alat-alat pelengkap yang menyertai produk
wastafel yang terdiri dari pipa sambungan keran, pipa leher
angsa, dan keran air. Pasang pipa sambungan keran dan keran
air dengan menyambungkannya ke pipa saluran air bersih, begitu
pula dengan pipa leher angsa dihubungkan dengan pipa saluran
air kotor dan lubang pembuangan air wastafel.
 Melakukan pemeriksaan sambungan-sambungan pipa pada
wastafel tersebut terlebih dahulu, dengan membuka kran untuk
mengetes alirannya. Jika masih ada bagian-bagian pipa yang
bocor lalu mengencangkan kembali pipa tersebut.

5. Pas. Kran Dinding


Teknis pelaksanaan pekerjaan :
 Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
pengawas
 Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
 Pasang Instalasi pipa air
 Pasang Seal Tape ke bagian drat keran yang berfungsi sebagai
pencegah kebocoran pada bagian drat
 Pasang Kran, pastikan kran terpasang sampai tidak ada lagi
kebocoran air

6. Pas. Floor Drain


Teknis pelaksanaan pekerjaan :
 Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
pengawas
 Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
 Marking lokasi yang akan dipasang floor drain
 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain
tersebut.
 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan
perekat beton kedap air.
 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran

7. Pas. Kitchen Zink


Teknis pelaksanaan pekerjaan :
 Langkah yang pertama adalah memeriksa kondisi sink apakah
ada kerusakan atau tidak. Kemudian kita bisa melanjutkan
dengan menyiapkan pipa pvc dan juga lem pipa pvc.
 Setelah semuanya siap, selanjutnya kita menyiapkan meja yang
terbuat dari apapun itu, tetpi memang lebih baik dari beton,
sebagai tempat bertenggernya kitchen sink nantinya. Selain itu,
kita juga harus memikirkan dan membuat saluran air yang bersih
dan air kotor. Air yang bersih dilewatkan atas sedangkan air yang
kotor lewat dibawah kitchen sink sehingga bisa berbeda.
 Setelah itu, buat lubang sebesar pipa pvc untuk menanam pipa
didalam dinding sehingga nantinya lebih rapi.
 Setelah itu, pasang kitchen sink dengan menyemennya menjadi
satu dengan meja beton. Penyemenan dilakukan agar kitchen
sink ini dapat menempel dengan kuat sehingga tidak akan rusak
meski kitchen sink diberi beban berat.
 Setelah kitchen sink terpasang, kita selanjutnya menyambung
bagian kitchen sink dengan pipa pvc yang sudah disiapkan
kemudian tanam pipa pvc didalam tembok agar lebih rapi.
 Langkah yang terakhir adalah memasang aksesories kitchen sink
seperti keran air bersih dan lain – lain. Semua aksesoris biasanya
sudah termasuk dalam paket pembelian kitchen sink sehingga
kita tingga mengikuti petunjuk pabrik saja untuk memasangnya.

f. Pekerjaan Elektrikal
1. Pekerjaan Panel
 Pekerjaan persiapan meliputi seleksi vendor yang menyuplai
material panel, Pembuatan shop drawing, dll
 Pembuatan Pondasi & Pemasangan Panel TM & TR (Floor
Standing Type)
 Pastikan Pondasi Panel Telah dibuat benar
 Marking lokasi penempatan panel
 Bor lubang dinabolt sebagai penguat panel
 Pemasangan Panel TM & TR (Floor standing type)
 Tempatkan panel pada posisi yang telah ditentukan
 Pasang dan Kencangkan baut dinabolt.
 Pasang semua aksesoris panel yang dibutuhkan.
 Pastikan kabel tray telah terpasang dengan baik sesuai dengan
kebutuhan yang tertera dalam shopdrawing.
 Hubungkan kabel instalasi dengan panel
 Pemasangan Panel Wall Type
 Pastikan kabel tray dan kabel instalasi telah terpasang dengan
baik
 Marking penempatan panel yang diperlukan, sesuai dengan
shopdrawing.
 Pasang dudukan pemasangan panel
 Pasang panel pada tempat yang telah disediakan
 Gunakan waterpast untuk kelurusan pemasangan panel.
 Pasang Grounding panel pada Kabel Tray menuju ruang Cooper
Rod grounding panel LVMDP di ruang power house atau ke
Cooper Rod di riser shaft listrik terdekat.

2. Pekerjaan Kabel Feeder


 Pekerjaan persiapan meliputi seleksi vendor yang menyuplai
material kabel feeder, Pembuatan shop drawing, dll
 Pengukuran panjang kabel, melakukan pengukuran sesuai
kebutuhan di lapangan
 Pemasangan kabel feeder di bawah Tanah
 Pemasangan Kabel di Shaft
 Pemasangan Kabel Feeder di Cubicle TM
 Melakukan pengukuran kabel sesuai kebutuhan di lapangan
 Pemasangan Kabel Feeder di Transformator
 Pemasangan Skun & Isolasi Kabel

3. Pekerjaan Pemasangan Lampu


 Pekerjaan persiapan meliputi seleksi vendor yang menyuplai
material lampu, Pembuatan shop drawing, dll
 Marking posisi lampu
 Pastikan instalasi listrik sudah terpasang dengan baik.
 Marking lokasi penempatan armatur pada celling sesuai dengan
shopdrawing dan jenis lampu yang digunakan.
 Pemasangan Gantungan
 Cutter ceilling yang telah demarking
 Bor lokasi tempat gantungan (support) armature
 Pasang gantungan (support) armature
 Sambungkan instalasi yang telah tersedia dengan armatur.
 Pemasangan Lampu
 Pasang armatur pada lokasi yang telah disiapkan pada celling
dengan cara menggantungkannya pada kawat gantungan.
 Rapikan posisi armatur dan kondisi celling.

4. Pek. Instalasi Sklar dan Stop Kontak


 Pekerjaan persiapan meliputi: Seleksi dan negosiasi vendor,
Approval material, Approval shop drawing
 Pemipaan & Penarikan Kabel NYA / NYM
 Pemasangan Inbow Dus
 Pemasangan Saklar / Stop Kontak

5. Pek. Penangkal Petir


 Pekerjaan pemasangan penangkal petir dimulai dari bawah yaitu
pembuatan grounding pertanahan terlebih dahulu, hal ini untuk
mengetahui tahanan sebaran tanah yang diinginkan atau sesuai
standart yang berlaku sekaligus mempermudah dalam
pemasangan.
 Pemilihan rute jalur kabel adalah rute terdekat, yaitu semakin
pendek panjang bentang penghantar maka tahanan bahan akan
semakin kecil.
 Belokan kabel haruslah dihindari bila membentuk sudut runcing
(kurang dari 90‘) dan bila ada belokan harus membentuk sudut
radian (lingkar) agar tidak terjadi side flashing yang bisa
menimbulkan aliran liar petir di struktur bangunan.
 Standart teknis kabel yang di gunakan adalah minimal 50 mm2.
 Pada pemasangan ujung final penangkal petir terdapat beberapa
teknis penyambungan yang kadang kala sedikit berbeda karena
ada perbedaan di pabrikan pembuatnya , tetapi pada pokoknya
kabel penghantar haruslah terhubung dengan kuat dan elektris
dengan ujung finial.
6. Pek. Intalasi Tata Suara
 Pekerjaan persiapan meliputi: Seleksi dan negosiasi vendor,
Approval material, Approval shop drawing
 Pemasangan Instalasi Konduit & kabel
 Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan
sebagai jalur instalasi sound system.
 Bor plat lantai untuk memasang klem pipa conduit
 Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang telah
dibuat dengan menggunakan klem yang berwarna sesuai dengan
jenis pekerjaannya.
 Pasang kawat pancing
 Ikatkan ujung kabel instalasi pada kawat pancing, lalu tarik kabel
tersebut.
 Potong kabel instalasi dengan panjang sesuai dengan kebutuhan
 Pasang tee-doos pada sambungan, dan tutup sambungan
dengan menggunakan lasdop
 Marking jalur instalasi dinding sesuai dengan gambar
shopdrawing.
 Cutter jalur yang telah di marking
 Bobok jalur yang telah di cutter
 Pasang pipa konduit dan inbowdoos
 Rapikan jalur instalasi dengan memplester kembali dinding yang
dikerjakan oleh pihak sipil
 Masukkan kabel instalalsi pada jalur yang telah dibuat
 Test Continuity
 Test Kabel Instalasi menggunakan Multitester untuk mengecek
koneksi kabel sound system
 Hubungkan kabel instalasi yang telah selesai terpasang dengan
peralatan sound system (celling speaker)
 Pasang Ceiling speaker, column speaker, volume kontrol
 Pasang ceiling speaker, column speaker dengan baik
 Pasang volume kontrol dengan baik.
 Pasang peralatan utama

g. Pekerjaan Plumbing
1. Pek. Instalasi Air Bersih
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing
serta Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur
instalasi pipa itu diletakkan.
 Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan
sebelum pekerjaan plesteran dan acian, fungsi untuk
menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding.
(Untuk instalasi dalam bangunan).
 Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air
hujan dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
 Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus
dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan pengecoran.
 Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan
plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan
masuk sehingga terjadi penyumbatan).
 Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
 Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
 Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat
keramik / as keramik, simetris dengan luas keramik.
 Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa
2. Pek. Instalasi Air Kotor
 Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram
isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
 Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
 Sambungan harus betul-betul rapat.
 Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk
kontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat
tertentu.
 Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
 Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas
supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara
dipanaskan.
 Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter
telah ditentukan).
 Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
 Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing
closet (bila ada), dimana letak sparing clean out berada di
samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah
untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
 Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak
percabangan dengan saluran pembuangannya lewat shaft.
Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada
saat closet di gelontor dengan air.
 Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat
dengan kurasan bak.
3. Pek. Saluran Air Hujan
 Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi
torong talang.
 Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar
dengan menggunakan lem atau dapat ditanam di dinding bila
berukuran < 2 “.
 Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus
dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran
pembuang.
 Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan
penyambungannya harus benar-benar kuat.

4. Pek. Saluran Wc ke Septicktank


 Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan
kemiringannya, karena kemiringan pipa dapat memperlancar
penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan
minimal 2 %.
 Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal
type D.
 Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah
(bangunan 1 lantai), karena bila ada penyumbatan susah untuk
perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus
dibuat clean out dan fan out.

Anda mungkin juga menyukai