Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Pada setiap Pengadaan Bangunan Pemerintah pada setiap
prosesnya dilalui beberapa tahapan yakni tahap Persiapan,
Penyusunan Master Plan, Penyusunan Gambar Kerja (Detail
Engineer Design), pelaksanaan konstruksi fisik dan pengawasan
yang masing-masing perlu ditangani oleh tenaga-tenaga yang
profesional dan ahli di bidangnya dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut.
Tujuan
Data Penunjang
7. Data Dasar Data dasar adalah data yang memberikan syarat-syarat khusus/
spesifik berkaitan dengan bangunan Gedung yang direncanakan,
baik dari segi fungsi bangunan, segi teknis lainnya, antara lain:
a. Lokasi Proyek : Jl. Awang Long No.2 Kel.Bontang Baru
Kec.Bontang Utara – Kota Bontang
b. Luas Bangunan : 383 m2
c. Jumlah Lantai : 2 (dua)
d. Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor BPS Kota
Bontang Tahun Anggaran 2020 ini harus menjadi gedung
dengan kriteria khusus sebagai berikut:
- Dapat berfungsi secara optimal;
- Kuat dan Nyaman bagi pengguna;
- Hemat air dan energi;
- Biaya operasional dan pemeliharaan rendah; dan
- Ramah lingkungan.
e. Solusi dan Batasan-batasan kontekstual seperti faktor sosial
budaya setempat, faktor geografi, klimatologi, dan
perkembangan kemajuan teknologi pada saat ini.
f. Pengawasan interior harus memperhatikan bahwa di dalam
Pengawasan dan pemilihan bahan dan warna bagi
komponen bangunan seperti lantai, dinding, plafond harus
dipilih dari produk yang memiliki kualitas No. 1 dan mudah
dalam pemeliharaan.
g. Pengawasan sarana luar bangunan harus memperhatikan
perbandingan efektif antara kebutuhan parkir kendaraan
dengan jumlah pengguna bangunan serta tamu yang
datang. Selain area parkir perlu diperhatikan tentang
penghijauan di sekitar bangunan, sehingga secara
keseluruhan ruang luar bangunan yang terbentuk
diharapkan dapat menimbulkan rasa aman secara psikologis
bagi pengguna bangunan.
8. Standar Teknis Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung, antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang
Perikatan);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
54 Tahun 2016;
d. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Gedung
Negara.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi.
g. Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional
Konsultan Indonesia Nomor 69/SK.DPN/XI/2018 tentang
Pedoman Standar minimal Tahun 2019 Biaya Langsung
Personil (Remuneration/Billing Rate) dan Biaya Langsung Non
Personil (Direct Cost) untuk Penyusunan Rencanan Anggaran
Biaya (RAB) dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Kegiatan Usaha
Jasa Konsultansi.
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi
Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
9. Studi-studi Penyedia jasa wajib mencari data-data pendukung sendiri terkait
Terdahulu pekerjaan pengawasan pembangunan gedung ini.
A. Tenaga Ahli
Pendidikan S1 Teknik Sipil /
1. Chief Inspector Arsitektur, (SKA) Ahli Teknik 1
Bangunan Gedung - Muda atau
(SKA) Arsitek - Muda ,
Pengalaman Min. 2 Thn
B. Tenaga Pendukung
Pendidikan Min. D3 Teknik Sipil,
1. Inspector Pengalaman Min. 2 Thn 1
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli di atas harus memiliki Sertifikat
tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae
(pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.
1) Chief Inspector
2) Inspector
Inspector 1 (satu) orang minimal Sarjana Muda Teknik Sipil (D3) dengan
pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun sejak lulus.
Tugas dan tanggung jawab Inspector antara lain mencakup, namun tidak terbatas
pada:
a) Bertanggung jawab kepada Quality dan Quantity untuk mengawasi kualitas
dan kuantitas dari konstruksi sesuai dengan dokumen kontrak, spesifikasi,
gambar-gambar kerja.
b) Turut mengawasi semua pengambilan contoh material dan menginformasikan
kepada Quality dan Quantity tentang hasil pengambilan contoh material
tersebut.
c) Membuat catatan harian tentang aktivitas kontraktor dengan format laporan
standar dan memberitahukan kontraktor secara tertulis terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya.
d) Menggambar kemajuan harian yang dicapai kontraktor pada grafik (chart)
yang telah disetujui.
e) Membantu Chief Inspector dalam membuat laporan dan serah terima
sementara serta pemeriksaan kualitas di lapangan.
f) Memonitor dan melaporkan setiap kejadian (kecelakaan, kebakaran dan lain-
lain) serta kendala di lapangan kepada Chief Inspector.
Laporan
19. Laporan Mingguan Laporan Mingguan memuat:
1. Persentase volume dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan
yang akan dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
2. Laporan kemajuan pekerjaan setiap minggu yang nyata
dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal yang telah
disetujui.
3. Perubahan gambar dan pembiayaan (tambah kurang)
4. Ringkasan hambatan dan permasalahan yang terjadi di
lapangan dan cara mengatasinya serta ringkasan risalah rapat
mingguan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) hari
kalender sejak berakhirnya periode mingguan, sebanyak 1 (satu)
buku laporan.
Hal-Hal Lain
22. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
Ditetapkan Oleh:
Badan Pusat Statistik Kota Bontang
Pejabat Pembuat Komitmen