Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KOTA BONTANG

DINAS PEKERJAAN UMUM & PENATAAN


RUANG KOTA

SPESIFIKASI TEKNIK
KEGIATAN
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM (SPAM) DI DAERAH KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH BAWAH LAUT
DAN SAMBUNGAN RUMAH (SR) PULAU MALAHING
LOKASI
PULAU MELAHING
TAHUN ANGGARAN
2022
SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
DI DAERAH KABUPATEN/KOTA

PAKET PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH BAWAH LAUT DAN
SAMBUNGAN RUMAH (SR) PULAU MELAHING

TAHUN ANGGARAN 2022

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Papan Nama Kegiatan
Papan Nama Kegiatan adalah sebuah papan pemberitahuan yang berisikan peringatan atau
pemberitahuan yang berfungsi untuk memberitahukan kepada masyarakat yang melintas,
jika di daerah atau lokasi tersebut sedang berlangsung sebuah proyek yang mempunyai
syarat sebagai berikut:
- Papan Nama Kegiatan dipasang pada patok kayu yang nyata dan kuat, tertancap
ditanah dengan kuat sehingga menghindari terjadinya roboh maupun tercabut;
- Papan Nama Kegiatan terbuat dari bahan Multiflex tebal 9mm dipotong menjadi 2
(dua) dengan ukuran adalah 120cm x 120cm dan dibungkus dengan Banner Plastik
tulisan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu berisikan Lambang
Pemerintah Kota Bontang, nama kegiatan, nama paket pekerjaan, nilai kontrak, tahun
anggaran, jangka waktu pelaksanaan kegiatan, nama penyedia dan nama konsultan
pengawas;

1.2 Penyelenggaraan Managemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)


Standar Acuan Normatif Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PRT/M/2008
Pedoman Sistem tentang Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

1.2.1 Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi


Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja
pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik
proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan
dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut
ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak
terlatih. Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah,
akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko
tinggi. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomis yang cukup
signifikan. Dari berbagai kegiatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, pekerjaan-
pekerjaan yang paling berbahaya adalah pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian
dan pekerjaan galian. Pada ke dua jenis pekerjaan ini kecelakaan kerja yang terjadi
cenderung serius bahkan sering kali mengakibatkan cacat tetap dan kematian. Jatuh
dari ketinggian adalah risiko yang sangat besar dapat terjadi pada pekerja yang
melaksanakan kegiatan konstruksi pada elevasi tinggi. Biasanya kejadian ini akan
mengakibat kecelakaan yang fatal. Sementara risiko tersebut kurang dihayati oleh
para pelaku konstruksi, dengan sering kali mengabaikan penggunaan peralatan
pelindung yang sebenarnya telah diatur dalam pedoman K3 konstruksi.

1.2.2 Pengendalian Resiko


Pengendalian risiko merupakan bagian dari manajemen risiko dan dilakukan
berdasarkan penilaian risiko terhadap masing-masing item pekerjaan. Dengan
mempertimbangkan peralatan yang digunakan, jumlah orang yang terlibat pada
masing-masing item pekerjaan, akan dapat diprediksi peluang kejadian dan tingkat
keparahan dari risiko kecelakaan. Menurut hirarki cara berpikir dalam melakukan
pengendalian risiko adalah dengan memperhatikan besaran nilai risiko/ tahapan
pengendalian risiko, seperti berikut:
- Mengeliminasi /menghilangkan sumber bahaya terhadap kegiatan yang
mempunyai tingkat risiko yang paling tinggi/besar.
- Melakukan substitusi /mengganti dengan bahan atau proses yang lebih aman.
- Engineering: Melakukan perubahan terhadap desain alat /proses /layout
- Administrasi: Pengendalian risiko melalui penyusunan peraturan /standar untuk
mengajak melakukan cara kerja yang aman (menyangkut tentang prosedur kerja,
ijin kerja, instruksi kerja, papan peringatan/larangan, pengawasan/inspeksi, dsb),
penggunaan alat pelindung diri (APD).

1.2.3 Kebijakan Penerapan SMK3 Konstruksi


Kebijakan Departemen PU dalam penerapan SMK3, dalam rangka mewujudkan tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi serta upaya untuk mewujudkan keamanan,
keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi bidang pekerjaan
umum. Departemen Pekerjaan Umum telah menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.09/PRT/M/2008 Pedoman Sistem tentang Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Sesuai dengan
maksud dan tujuan diterbitkannya peraturan menteri tersebut adalah untuk
memberikan acuan bagi pengguna dan penyedia jasa dalam penyelenggaraaan SMK3
konstruksi bidang pekerjaan umum, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana,
terpadu dan terkoordinasi serta semua pemangku kepentingan agar mengetahui dan
memahami tugas dan kewajibannya dalam penerapan SMK3. Berdasarkan Peraturan
Menteri PU No. 09/PER/M/2008, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang merupakan
acuan bagi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan SMK3
konstruksi bidang pekerjaan umum, UU.No. 18 Tahun 1999 tentang jasa Konstruksi,
dimana mensyaratkan Ahli K3 pada setiap proyek / kegiatan terutama pada kegiatan
ini yang memiliki resiko sedang.

II. PEKERJAAN PERPIPAAN DAN PEMASANGAN SAMBUNGAN RUMAH (SR)


2.1 Pekerjaan Perpipaan Dan Pemasangan Sambungan Rumah (SR)
2.1.1 Pemasangan Sambungan Rumah (SR)
Sambungan Rumah (SR) adalah sambungan pipa distribusi PDAM menuju meteran
pipa rumah tangga. Dari sumber air, bisa water treatment maupun Sumber Daya Air
yang telah diolah, dialirkan melalui PIPA TRANSMISI menuju tempat penampungan
air maupun langsung mulai dipisahkan dengan pipa distribusi. Pemasangan Sambungan
Rumah (SR) penyedia jasa dapat memulai pelaksanaan pekerjaan dengan menyerahkan
rincian sebagai berikut:
a. Mengajukan gambar kerja (Soft Drawing) kepada PPK untuk memperloleh
persetujuan.
b. Program Kerja yang sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
c. Peralatan/mesin-mesin yang akan digunakan, termasuk merk, jenis dan
kapasitasnya sesuai dengan yang disyaratkan
d. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli yang akan dipekerjakan.
e. Jam kerja yang diusulkan pada siang hari dan malam hari.
f. Rencana rinci dari metoda yang diusulkan untuk pekerjaan pemasangan
Sambungan Rumah (SR).
g. Rencana rinci yang diusulkan untuk penggunaan kapal angkutan mobilisasi
peralatan maupun material nantinya yang akan digunakan (jika ada).
h. Grafik rencana kerja yang memperlihatkan akumulasi rencana kerja terhadap
waktu.
i. Mengajukan contok material yang digunakan dengan mengacu pada standar
Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan:
- Pipa HDPE ø 1/2" SDR - 13,6 ( PN 12,5 mm )
- Pipa PVC AW ø 1/2" ( SNI )
- Pipa PVC AW ø 1" ( SNI )
- Sock Drat Luar PE ø 1/2" x ø 1/2" (Fish)
- Seal Tape / Teplon
- Lem Pipa PVC
- Elbow / Knie PVC ø 1/2" AW
- Voucet Elbow PVC ø 1/2" AW
- Voucet Socket PVC ø 1/2" AW
- Valve Socket PVC ø 1/2" AW
- Feet Krant ( Merk : Krantz )
- Stop Krant ( Merk : Krantz )
- Water Meter ø 1/2" (Linflow Type : LF -2 15 mm )+Fixed Coupling.
- Box Meter
- Clamp Sadle ø 2" x 1/2" (Fish)
j. Penyedia Jasa tidak akan diperbolehkan memulai melakukan kegiatan dilapangan
jika hal-hal tersebut di atas tidak dipenuhi.

2.2 Pengadaan Dan Pemasangan Jaringan Pipa Distribusi & Interkonesi


Pekerjaan pengadaan dan pemasangan jaringan pipa distribusi dan interkoneksi
sebelum penyedia jasa melakukan pelaksanaan pekerjaan menyerahkan perincian
sebagai berikut:
a. Mengajukan gambar kerja (Soft Drawing) kepada PPK untuk memperloleh
persetujuan.
b. Program Kerja yang sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
c. Peralatan/mesin-mesin yang akan digunakan, termasuk merk, jenis dan
kapasitasnya sesuai dengan yang disyaratkan
d. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli yang akan dipekerjakan.
e. Jam kerja yang diusulkan pada siang hari dan malam hari.
f. Rencana rinci dari metoda yang diusulkan untuk pekerjaan pemasangan
Sambungan Rumah (SR).
g. Rencana rinci yang diusulkan untuk penggunaan kapal angkutan untuk mobilisasi
peralatan maupun material nantinya yang akan digunakan (jika ada).
h. Grafik rencana kerja yang memperlihatkan akumulasi rencana kerja terhadap
waktu.
i. Mengajukan contoh bahan/material yang digunakan dengan mengacu pada standar
acuan normatif Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan yaitu:
- SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum pengganti SNI 06-4829-
1998, Spesifikasi pipa poletilena (PE) dan sambungannya untuk air minum.
- SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena (PE) untuk air
minum.
- SNI 06-2552-1991 Pipa PVC untuk air minum, Metode pengambilan contoh
uji
j. Penyedia Jasa tidak akan diperbolehkan memulai melakukan kegiatan dilapangan
jika hal-hal tersebut di atas tidak dipenuhi.

2.2.1 Pipa HDPE Dia 2” SDR 17 ( PN - 10 )


a. Penyedia menyediakan peralatan pendukung pekerjaannya disesuai dengan
bidangnya masing – masing seperti :
- Alat – alat ukur (Waterpass, meteran, dll);
- Alat pemotong, penduga, penarik;
- Alat pengangkat (Lifthing Equipment);
- Alat pengangkut (Transportation Equipment);
- Mesin Sambung Pipa (Welding Pipe);
- Alat – alat bantu lainnya (yang berhubungan langsung dengan penggalian,
urugan tanah dan perkuatan galian, Trust Block pipa, pemasangan pipa hingga
Pipe Test/ Hydro Test);
- dan alat – alat pengetes lainnya yang diperlukan.
b. Pipa HDPE 2 inch memiliki variabel diameter ideal untuk saluran air bersih berskala
kecil hingga sedang. Karena perhitungan debit air yang dialirkan sangat ideal untuk
per meter perseginya. Selain itu dalam hal mobilitas produk juga mudah dibawa dan
dipasang di beberapa tempat dengan kontur medan tidak bersahabat.
c. Pipa HDPE 2 inch SDR 17 ( PN - 10 ) yang digunakan memiliki spesifikasi teknis
yang sudah berstandar SNI serta melalui pengujian-pengujian sehingga layak untuk
digunakan.
d. Pipa HDPE memiliki beberapa jenis berdasarkan ketahanan tekanan (pressure
nominal) dimana untuk kegiatan ini menggunakan PN10 yang artinya nominal
angka mengidentifikasi jumlah kemampuan tekanan per bar sebesar 10 bar.
e. Metode Pelaksanaan Pekerjaan/Prosedur Penyambungan pipa HDPE:
- Menyambung pipa HDPE menggunakan Butt Fusion Joint Metode
penyambungan ini merupakan salah satu yang populer di Indonesia. Proses ini
juga biasa disebut metode pemanasan atau las. Dalam metode ini, diperlukan
mesin pemanas atau mesin las khusus untuk pipa HDPE yang dikenal dengan
sebutan
- Butt Fusion Welding Machine mesin ini dirancang dengan berbagai ukuran
serta model untuk memudahkan proses penyambungan pada lokasi kegiatan.
Untuk lokasi pemasangan jaringan pipa dibawah jembatan digunakan mesin
penyambung pipa HDPE tipe sederhana yang kegunaannya mudah digunakan
di lokasi yg terbuka dan normal sehingga mudah diketahui tingkat kegagalan
maupun kebocoran pipa pada saat penyambungan pipa nantinya.

2.2.2 Pipa HDPE Dia 4” SDR 11 (PN - 16)


a. Penyedia menyediakan peralatan pendukung pekerjaannya disesuai dengan
bidangnya masing – masing seperti:
- Alat – alat ukur (Waterpass, meteran, dll);
- Alat pemotong, penduga, penarik;
- Alat pengangkat (Lifthing Equipment);
- Alat pengangkut (Transportation Equipment);
- Mesin Sambung Pipa (Welding Pipe);
- Alat – alat bantu lainnya (yang berhubungan langsung dengan
penggalian, urugan tanah dan perkuatan galian, Trust Block pipa,
pemasangan pipa hingga Pipe Test/ Hydro Test);
- dan alat – alat pengetes lainnya yang diperlukan.
b. Pipa HDPE 4 inch memiliki variabel diameter ideal untuk saluran air bersih
berskala kecil hingga sedang. Karena perhitungan debit air yang dialirkan
sangat ideal untuk per meter perseginya. Selain itu dalam hal mobilitas
produk juga mudah dibawa dan dipasang di beberapa tempat dengan kontur
medan tidak bersahabat.
c. Pipa HDPE 4 inch SDR 11 ( PN - 16 ) yang digunakan memiliki spesifikasi
teknis yang sudah berstandar SNI serta melalui pengujian-pengujian
sehingga layak untuk digunakan.
d. Pipa HDPE memiliki beberapa jenis berdasarkan ketahanan tekanan
(pressure nominal) dimana untuk kegiatan ini menggunakan PN16 yang
artinya nominal angka mengidentifikasi jumlah kemampuan tekanan per bar
sebesar 16 bar.
e. Metode Pelaksanaan Pekerjaan/Prosedur Penyambungan pipa HDPE :
- menyambung pipa HDPE menggunakan Butt Fusion Joint Metode
penyambungan ini merupakan salah satu yang populer di Indonesia.
Proses ini juga biasa disebut metode pemanasan atau las.
- Dalam metode ini, diperlukan mesin pemanas atau mesin las khusus
untuk pipa HDPE yang dikenal dengan sebutan Butt Fusion Welding
Machine. Mesin ini dirancang dengan berbagai ukuran serta model untuk
memudahkan proses penyambungan.
- Dalam pelaksanaan kegiatan ini untuk pemasangan pipa dibawah laut
menggunakan mesin penyambung pipa (Butt Fusion Welding) khusus
yang dirancang terintegrasi dengan alat data logging yang ter koneksi
dengan komputerisasi kontrol untuk memudahkan/minimalisir
kesalahan/kegagalan pada saat pipa telah diturunkan ke dalam laut.
- Tahapan penyambungan pipa HDPE
i. Bersihkan ujung kedua pipa yang akan disambung menggunakan
cairan alkohol dan dilap menggunakan lap bersih.
ii. Ratakan ujung kedua pipa dengan mesin perata.
iii. Pasang mesin pemanas di ujung kedua pipa.
iv. Pasang kedua ujung pipa HDPE yang akan disambungkan
menggunakan mesin butt fusion.
v. Kencangkan penjepit mesin supaya ujung pipa berada pada satu
sumbu
vi. Sambung kedua ujung pipa tersebut
vii. Hubungkan elektroda yang ada pada mesin, lalu hidupkan.
viii. Pipa akan benar-benar tersambung ketika mesin menunjukkan
indikator lampu kuning.
ix. Alat bantu penyambungan menggunakan mesin genset kap +/-
10Kva
- Pengujian (Commisioning Test)
i. Prinsip dari pengujian ini :
Menguji tekanan : tekanan yang dapat diterima oleh jaringan pipa
sebesar 1.5 kali besarnya tekanan kerja, atau lebih besar lagi, namun
disarankan untuk tidak melebihi tekanan yang diijinkan untuk
katub/ kitz valve, dan dilakukan dengan waktu minimal 2 jam.
Uji Kebocoran : seharusnya pipa yang lolos dalam pengujian ini
adalah yang tidak mengalami kebocoran sama sekali, tetapi atas
pertimbangan pipa baru, air mengisi sela-sela asesoris, dls, maka
ditetapkan kriteria kebocoran yaitu : banyaknya air yang
ditambahkan ke dalam jaringan perpipaan selama dilakukan test
(biasanya dalam satu jam).
ii. Standar Acuan Normatif SNI 0004:2008 Tata Cara Commisioning
Instalasi Pengolahan Air
iii. Peralatan Yang Disiapkan :
▪ Tangki sesuai kebutuhan kita, 2 m3 juga sudah cukup, sehingga
fleksible dapat dibawa kemana-mana menggunakan mobil pick-
up.
▪ Kompressor ukuran kecil, ini biasa dipakai oleh jasa perawatan
AC
▪ Pengukur tekanan, dapat diperoleh dengan mudah di toko alat
ukur, setidaknya yang 10 bar (kg/cm2) itu mencukupi.
▪ Alat Bantu Kunci pas, ember, Kunci inggris, dan juga
penghitung waktu.
iv. Tahapan Pengujian :
▪ Sebelum pengetasan Pastikan seluruh katub (valve), sambungan
(joint) telah terpasang pada trhust blok yang sudah sudah lebih
dari 7 hari.
▪ Kemdian pastikan semua katub (valve), sumbat, dalam kondisi
tertutup.
▪ Setelah itu lakukan pengujian dengan panjang maksimal 500
meter, jadi tidak secara keseluruhan, lakukanlah perbagian.
▪ Selanjutnya Bilas terlebih dahulu pipa yang akan diuji setelah itu
isilah dengan air secara perlahan supaya tidak terdapat udara
didalamnya.
▪ Pengetesan akan lebih mudah jika pipa tidak diurug terlebih
dahulu, karena kita akan dapat melihat dimana sumber
kebocoran pipa tersebut.

2.2.3 Water Meter DN 100 4”


Meter Air adalah salah satu jenis alat ukur volume air minum pada jaringan
perpipaan untuk melayani pemakai baik perorangan ataupun kelompok dengan
memperhatikan aspek teknis dan non teknis, sehingga masyakat dapat dengan
mudah memperoleh air dengan jumlah tertentu, kualitas sesuai persyaratan air
minum bagi kesehatan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Untuk pekerjaan ini menggunakan Meter Air DN 100 4”
b. Meter air harus dibuat dari bahan yang mempunyai kekuatan yang baik
tahan lama dan mempunyai umur pakai yang lama.
c. Bahan meter air tidak boleh terpengaruh oleh temperature air
d. Semua bagian meter air yang bersentuhan dengan air yang mengalir harus
dibuat dari material tidak beracun.
e. Untuk meter air Q3 < 15 M3/jam material untuk meter air (badan,
kepala/ring, kopling, kopling ring) jika dibuat dari bahan kuningan harus
mengandung Cu > 63%, Zn < 33 % , Pb < 3 % atau jika dibuat dari bahan
plastik harus dilengkapi dengan bahan anti ultraviolet, dikombinasikan
dengan plat logam didalamnya.
f. Meter air harus dibuat dari bahan yang tahan korosi baik internal maupun
eksternal atau dilindungi dengan couting/pelapis yang sesuai dengan bahan
yang tahan terhadap korosi.
g. Alat penunjuk meter air harus dilindungi dengan jendela tembus pandang
bari bahan kaca dan dilengkapi dengan penutup atau pengaman
h. Meter air harus dilengkapi dengan anti magnet dan harus ditempatkan pada
bagian yang kedap air atau dibungkus/dilindungi secara menyeluruh kedap
air.
i. Meter air dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dibongkar pasang
antara inner dan rumah meter air untuk keperluan perbaikan.
j. Meter air harus memenuhi persyaratan daya tahan terhadap Q3, Q4 dan
layanan simulasi.
k. Meter air yang dibuat tidak dapat dipengaruhi kekuatan magnet sampai
2.500 Gauss pada aliran Q1 tanpa melampaui batas kesalahan pengukuran
pada batas maksimum.
l. Meter air yang dibuat harus disegel sebagai pengaman teknis
m. Meter air yang di buat harus diberi tanda verifikasi dengan jelas dan kasat
mata tanpa harus membongkar meter air.
n. Meter air perlu dilindungi dengan alat pelindung tertentu sebagai jaminan.
o. Alat penunjuk volume pada meter air harus berfungsi dan mudah dibaca,
tepat dan tidak meragukan terhadap penunjukan volume. Alat penunjuk
harus mempunyai alat visual untuk pengujian dan kalibrasi secara manual
maupun otomatis.
2.3 Pekerjaan Pemasangan Beton Pemberat Pipa Bawah Laut
Pelaksanaan kegiatan pemasangan Jaringan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah (SR)
Pulau Melahing diperlukan beton pemberat pipa sebagai pemberat pipa dengan spesifikasi
teknis bahan dan konstruksi pemberat pipa berbahan Beton dengan Mutu K350 dengan
karakteristik Mutu beton K350 merupakan beton yang diperuntukkan dalam pembangunan
konstruksi strukutural. Terutama, konstruksi yang memiliki penahanan beban tinggi. mutu
beton K350 merupakan kualitas beton yang memiliki kuat tekan setara dengan fc 31,2 Mpa
dengan standar yang mengacu pada:
a. Standar Acuan Normatif
- SNI 6880-2016 Spesifikasi Beton Struktural
b. Spesifikasi Campuran
- Kekuatan Tekan: 350 kg/cm2 pada umur 28 hari.
- Slump: 8 ± 2 cm.
- W/C ratio: 0,48.
- Semen: Portland Cement.
- Agregat halus
- Agregat kasar: screening 5 – 10 mm.
- Density: 2,350 kg/m3.
- Berat Kemasan: 50 kg/zak.
- Cairan Adictive: 1,2ltr/M3
c. Spesifikasi 1 Unit Pemberat Pipa Beton:
No. Bahan Spesifikasi Uraian
1 Beton Ready Mix fc' 31,2 Mpa (K-350) 264 Kg

2 Pengeras Beton Cairan Adictive 1,2 ltr

3 Baut + Mur + Ring panjang 22 cm 4 buah


(hexagonal; anti karat)

4 Cat besi waterproof dan anti karat sesuai


kebutuhan

d. Peralatan Pendukung
- toolset
- sekop/cangkul
- linggis/alat pengungkit
- peralatan selam
- Mesin Penyambung Pipa (Hydraulic Butt Fusion Welding) yang terintegrasi dengan
data logger (tidak terpisah) + Genset Kap 10 Kva
- mesin bor
- Gerindra
- Kapal/Ponton
- Crane Kapasitas 3 ton
e. Pembuatan pemberat pipa
- Siapkan Bakisting yang terbuat dari Multiplex 9mm dengan standar dan ukuran
yang telah ditetapkan
- Ukur dan tandai 4 buah lubang, dengan jarak sesuai dengan gambar detail ;

- Lubangi Pemberat tersebut sesuai tanda menggunakan mesin bor dengan sebanyak
4 buah lubang sampai menembus bagian sisi yang lain;
- Pasang Pegangan Besi pada Beton Pemberat dengan Diameter 16” sebanyak 4 Buah
sesuaikan dengan tempat dan lokasi yang di tetapkan;
- Masukkan adukan Beton Ready Mix K350 kedalam cetakan/bekisting;
- Padatkan adukan tersebut dari bagian atas menggunakan batang kayu/besi sampai
memenuhin cetakan;
- Lakukan pengeringan selama 1 minggu;
- Ulangi langkah sesuai dengan jumlah pemberat yang dibutuhkan.

f. Pemasangan pemberat pipa dan pipa HDPE


- Beton Pemberat pipa disiapkan terlebih dahulu diatas kapal/ponton;
- Siapkan Pipa HDPE 4” yang sudah di sambungan menggunakan alat sambung pipa
(butt Fusion) secara sejajar;
- Siapkan baut, mur, dan ring untuk pemasangan pemberat sesuai gambar:
- Siapkan peralatan/toolset untuk proses instalasi dan pengencangan;
- Bersihkan dan ratakan tempat pemasangan pipa;
- Masukkan pipa HDPE kedalam beton pemberat sebelum terlebih dahulu dilakukan
penandaan menggunakan cat semprot pada badan Pipa dengan jarak as-as 3,5 meter;
- Pasang pemberat beton dalam posisi sejajar dengan instalasi pipa HDPE disesuaikan
dengan jarak per beton ditandai dengan menggunakan cat semprot antar as-as adalah
3,5 meter;
- Atur jarak antar pemberat 3,5 m.
- Satukan pipa dengan beton pemberat kemudian kencangkan dengan baut, mur, dan
ring;
- Apabila diperlukan pada tingkat kedalaman laut khusus penyedia jasa menyediakan
tenaga penyelam yang memiliki kemampuan menyelam dan bersertifikat pelatihan
dikeluarkan oleh lembaga khusus bidang penyelaman.
- Penampakan setelah pemasangan secara lengkap dapat dilihat di Gambar;

2.4 Pekerjaan Pemasangan Dan Pengadaan Balok Pengikat Pipa HDPE Bawah Laut
a. Spesifikasi Balok Pengikat Pipa HDPE
- Tiang Pancang Kayu Ulin Ukuran 8/8-400 cm
- Balok Gapit Pipa Ukuran 5/10-20 cm
- Pasak Kayu Ulin Ukuran 2/2-20cm
b. Peralatan Pendukung
- Peralatan Pertukangan
- Alat Pancang
- Kapal/Tongkang
c. Pemasangan/Pemancangan
- Bahan/Material di bawa ke lokasi pekerjaan menggunakan kapal/tongkang
- Pemancangan dilakukan pada titik-titik yang sudah di sepakati
- Pemasangan Balok Gapit dilakukan setelah Pipa HDPE Terpasang didasar Laut
- Sebagai pengunci Balok Gapit digunakan Pasak Kayu yang terbuat dari Kayu Ulin
seperti gambar;

2.5 Pekerjaan Suai Pengikat Pipa HDPE 2" Bawah Jembatan


a. Spesifikasi Suai Pengikat Pipa HDPE 2”
- Balok Ulin 5/10-50cm
- Mur + Baut Stainless steel
b. Alat Bantu
- Peralatan Pertukangan
- Mesin Bor + Genset
c. Pemasangan balok Pengikat Pipa HDPE
- Balok Ulin 5/10-400cm dipotong sesuai dengan ukuran 50cm
- Pasang PIPA HDPE 2” dengan posisi dibawah jembatan
- Rapatkan Pipa pada tiang jembatan lalu dilakukan perkuatan dengan suai kayu ulin
5/10-50cm.
- Lakukan pengeboran untuk dapat dilakukan pemasangan Mur + Baut Stainless steel
pada sloop dan tiang jembatan gambar;
2.6 Pekerjaan Lain-Lain
a. Sewa Kapal/Tongkang
- Kapal/Tongkang besarnya menyesuaikan dengan daya tampung beton pemberat dan
PIPA HDPE yang akan diangkut;
- Kapal/Tongkang memiliki alat keselamatan seperti pelampung dan peralatan
lainnya yang dibutuhkan;
b. Pelampung Rambu Laut Dia 350mm
- Untuk kegiatan ini pelampung yang digunakan memiliki standar diameter 350mm;
- Selain Pelampung assesoris pendukung pelampung berupa Tali, shackle dan
pemberat adalah satu kesatuan didalam pemasangan pelampung;
- Jumlah Pelampung menyesuaikan kebutuhan dilapangan.

III. PEKERJAAN RUMAH POMPA


Penyedia jasa dapat memulai pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah pompa dengan
menyerahkan rincian sebagai berikut:
a. Mengajukan gambar kerja (Soft Drawing) kepada PPK untuk memperloleh
persetujuan.
b. Program Kerja yang sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
c. Peralatan/mesin-mesin yang akan digunakan, termasuk merk, jenis dan kapasitasnya
sesuai dengan yang disyaratkan
d. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli yang akan dipekerjakan.
e. Jam kerja yang diusulkan pada siang hari dan malam hari.
f. Rencana rinci dari metoda yang diusulkan untuk pekerjaan pemasangan Sambungan
Rumah (SR).
g. Rencana rinci yang diusulkan untuk penggunaan kapal angkutan mobilisasi peralatan
maupun material nantinya yang akan digunakan (jika ada).
h. Grafik rencana kerja yang memperlihatkan akumulasi rencana kerja terhadap waktu.
i. Contoh bahan/material sesuai dengan petunjuk gambar acuan kerja yang telah
ditetapkan.
j. Penyedia Jasa tidak akan diperbolehkan memulai melakukan kegiatan dilapangan jika
hal-hal tersebut di atas tidak dipenuhi.

3.1 Pengadaan Dan Pemasangan Kayu Ulin Untuk Struktur Bangunan


Standar Acuan Normatif: SNI 7973-2013 Spesifikasi Disain Utk Konstruksi Kayu

3.2 Pekerjaan Dan Pengadaan Kayu Ulin Untuk Struktur Bangunan


3.2.1 Pekerjaan Pemasangan Pancang Kayu Ulin Untuk Rumah Pompa
a. Bahan/Material Kayu Kelas 1:
- Balok Ulin 8/8x400cm
- Balok Kalang 5/10-50cm (1 Tiang Pancang untuk 2 kalang)
- Sunduk 5/10-50cm (1 Tiang Pancang untuk 2 sunduk)
- Paku Ulin 4"
3.2.2 Pekerjaan Pemasangan Sloof Kayu Ulin
a. Bahan/Material Kayu Kelas 1:
- Balok Ulin 8/8x400cm
3.2.3 Pekerjaan Pemasangan Gelagar Kayu Ulin
a. Bahan/Material Kayu Kelas 1:
- Balok Ulin 5/10x400cm
3.2.4 Pekerjaan Pemasangan Kolom Kayu Ulin
a. Bahan/Material Kayu Kelas 1:
- Balok Ulin 8/8x400cm
3.2.5 Pekerjaan Ring Balok Kayu Ulin
a. Bahan/Material Kayu Kelas 1:
- Balok Ulin 8/8x400cm

3.3 Pekerjaan Dinding dan Plesteran


3.3.1 Standar Acuan Normatif
- SNI 8640:2018 Spesifikasi Bata Ringan Untuk Pasangan Dinding
3.3.2 Bahan/Material
- Bata Ringan ukuran Panjang 60cm, lebar 20cm, tebal 7.5cm
- Semen Instan
- Air
3.3.3 Pelaksanaan Pemasangan Bata Ringan
- Siapkan Bahan/Material Bata Ringan Ketebalan 7cm, Semen Instan dan Air
- Gunakan benang sebagai alat bantu menetukan arah kerataan tembok
- Buat pasta untuk perekat bata ringan dari campuran air dengan semen instan dengan rasio
campuran adalah 9,5-10,5liter air untuk 40 Kg semen instan.
- Gunakan air bersih agar daya rekat semen instan maksimal
- Siapkan perekat dengan setebal 3 mm pada tiang kolom ukuran 8/8 serta 10-20mm untuk
bagian alas bata ringan.
- Pasang mulai sudut tiang kayu ulin 8/8 sebelumnya tiang ulin dibungkus dengan kawat
anyaman agar antara tiang kayu dan perekat dapat menempel dengan sempurna.
- Gunakan Palu untuk meratakan pasangan dengan cara mengetok-ngetok bata ringan
- Gunakan Perekat setebal 3 mm antara pasangan bata.
- Pastikan pasangan bata terpasang dengan rapi dan rata gunakan waterpas untuk memastikan
kerataan pasangan bata
- Biarkan selama 24 jam agar mengering dengan sempurna

3.3.4 Pekerjaan Plesteran Bata Ringan


- Bersihkan tembok bata ringan dari debu terlebih dahulu dengan cara disiram air atau di
percikan air secukupnya agar plesteran dapat terikat kuat serta tidak cepat kering saat
dipasang
- Siapkan papan pembatas bidang kerja tepi tembok.
- Lajur rencana bidang tembok dipasang setiap +/- 1 meter dengan ketebalan 10mm
- Siapkan air dan semen instan dengan rasio 6-6,5 liter air untuk 40kg semen dengan ketebalan
10 mm
- Hindari tembok tepapar langsung dengan sinar matahari gunakan atap pelindung/terpal agar
tidak cepat mengering
- Setelah tembok selesai dilakukan pelersteran biarkan 203 minggu sampai dengan
penyusutan telah berhenti.
- Dapat dihindari pengacian pelerteran saat masih basah untuk mencegah timbulnya retak
rambut akibat penyusutan pada material pelesteran.

3.3.5 Pekerjaan Acia Bata Ringan


- Siapkan Pasta untuk acian dengan campuran semen instan dan air dengan rasio 13,5-
14,5liter air untuk 40kg semen instan.
- Ketebalan yang baik adalah 1mm-3mm.
- Untuk ketebalan acian 3mm dapat dilakukan secara bertahap yaitu 1,5mm terdahulu
dilanjutkan dengan 1,5mm berikutnya sampai ketebalan dapat terpenuhi sebesar 3mm.
- Gunakan roskan untuk aplikasi acian.
- Lakukan gerakan searah kemudian acian dapat di haluskan dengan kuas dan dapat digosok
dengan kertas semen.

3.4 Pekerjaan Konstruksi Kayu Untuk Rumah Pompa


- SNI 8399:2017 Spesifikasi Profil rangka baja ringan

3.4.1 Pekerjaan Penutup Atap


3.4.1.1 Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
a. Syarat Pasang Rangka baja ringan
- Kuda-kuda + angkur (dynabolt) Sudah terpasang secara benar
- Posisi kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
- Ketinggian apex untuk pemasangan nok diatas setiap kuda-kuda rata.
- Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
- Lapisan pelindung tidak rusak
- Tidak terjadi deformasi.
b. Persiapan kerja
- Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan.
- Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian
(lihat bagian keselamatan kerja)
- Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong,
gergaji besi, palu, dan sebagainya.

c. Leveling dan marking


- Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu
- Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
- Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana
atap.
- Mengukur jarak antar kuda-kuda

d. Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda


- Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
- Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi
kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
- Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
- Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah
screw 12 – 14 x 20 HEX.
- Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan
balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
- Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
- Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
- (maksimum 1,2 meter).
- Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan
garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
- Memasang balok nok.
- Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
- Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter
- Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang
digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-
16×16 sebanyak 2 (dua) buah
- Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm.
outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
- Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah
120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda
dan di-screw.
3.4.1.2 Pasangan Atap Spandek
Pada kegiatan ini atap spamdek yang digunakan adalah yang mempunyai ketebalan 0,5mm
dengan spesifikasi:
- terbuat dari 55% aluminum, 43% seng, 2% silikon.
- mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap korosi,
- atap spandek juga bersifat fleksibel.

a. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Pengukuran Jarak Tumpuan dengan melakukan pekerjaan pengukuran dengan baik supaya
mendapakan hasil yang tepat dan akurat. Anda mesti mencari tahu seberapa luas ruang
yang tersedia serta besarnya atap spandek yang harus digunakan. Anda juga perlu
menentukan lebar atap spandek yang cocok dipakai. Setelah semua data ini berhasil
dikumpulkan, kemudian lakukan pengukuran terhadap jarak tumpuan yang nantinya
diperlukan oleh atap spandek.
b. Pemasangan Reng Baja
Jika kuda-kuda sudah selesai dibuat dengan bentangan yang dipastikan kokoh, selanjutnya
ialah pekerjaan memasang reng baja. Reng inilah yang nantinya akan menjadi penopang
dari spandek saat dipasang sebagai atap. Oleh karena itu, pemasangan reng harus
disesuaikan dengan ukuran lebar atap spandek yang Anda gunakan. Jarak reng ini bisa
diatur sesuai lebar spandek. Lakukan pekerjaan pembuatan reng ini dengan cermat dan
pastikan posisinya lurus.
c. Pemasangan Atap Spandek
Untuk memasang atap spandek pada rangka atap baja ringan memerlukan sekrup khusus
yang dilengkapi dengan kepala dari karet untuk mencegah rembesnya air. Pemasangan
sekrup ini dapat dilakukan menggunakan mesin bor listrik dengan mata bor yang sesuai
supaya lebih mudah dan cepat selesai.
d. Pengecekan Hasil Pekerjaan
Jangan lupa untuk melakukan pengecekan terhadap hasil pekerjaan Anda yang telah
selesai dilaksanakan. Evaluasi hasil pemasangan atap spandek ini begitu penting untuk
memastikan semuanya sudah benar-benar terpasang dengan baik. Apabila ada komponen
yang belum terpasang dengan tepat, Anda sebaiknya lekas memperbaikinya agar tidak
terjadi masalah di kemudian hari. Sehingga pekerjaan Anda membuahkan hasil yang
optimal.
3.4.1.3 Pekerjaan Pemasangan Nok/Bubungan Genteng Metal
a. Pemotongan Genteng Metal
Sebelum pemasangan nok atap metal dimulai, pastikan genteng pada area bubungan dan
jurai atap sudah dipotong, diluruskan, serta dirapatkan. tujuannya untuk mencegah
kebocoran dari sambungan antar genteng bawah nok. Terutama saat hujan ekstrem yang
disertai angin kencang.
b. Pemasangan Rangka Baja Ringan
Untuk pemasangan jurai atap atau nok miring pada atap model limas, bisa dipasang rangka.
Hal ini bertujuan untuk membantu meluruskan dalam pemasangan nok dengan material baja
ringan yang bisa digunakan adalah wall angle atau siku plafon atau hollow plafon 2 x 4 cm
atau bisa juga dari reng.
c. Pemasangan Sekrup
Agar nok terpasang dengan kuat, pada tepian bawah nok, pasang sekrup pada rangka yang
telah diatur sebelumnya adapun sekrup tersebut tidak perlu diberi silicone sealant karena
tidak kontak langsung dengan genteng metal.
d. Pemasangan Bubungan
Untuk bagian bubungan, pasang langsung nok di atas permukaan genteng. Kemudian sekrup
dipasang bersamaan mengenai genteng dan as reng puncak atap yang telah diatur
sebelumnya sesuai lebar nok yang digunakan. pada bubungan silicon sealant diperlukan
untuk mencegah potensi masuknya air hujan melalui kepala sekrup.
e. Pemasangan Lisplank Ukuran (2x20) cm Kayu Kelas II

3.4.2 Pekerjaan Papan Lantai


3.4.1.1 Standar Acuan Normatif
- SNI 7973-2013 Spesifikasi Disain Utk Konstruksi Kayu
3.4.1.2 Bahan/Material yang digunakan
- Papan Kayu Ulin 2/20
- Paku Ulin

3.4.3 Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela


3.4.3.1 Standar Acuan Normatif
- SNI 03-1979-1990 Spesifikasi Ukuran Kusen Daun Pintu & Daun Jendela dr Kayu
3.4.3.2 Item Pekerjaan
- Pembuatan dan Pemasangan Kusen Pintu dan Kusen Jendela, Kayu Kelas 1
- Pembuatan Pintu dan Jendela Jalusi Kayu Kelas I
- Pekerjaan Pembuatan Daun Pintu Panel, Kayu Kelas I
3.4.4 Pekerjaan Pengecatan
3.4.4.1 Standar Acuan Normatif
- SNI 2407:2008: Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung
3.4.4.2 Item Pekerjaan
- Pengecatan Tembok Baru Luar (1 Lapis Cat Dasar dan 2 Lapis Cat Penutup)
- Pengecatan Tembok Baru Dalam (1 Lapis Cat Dasar dan 2 Lapis Cat Penutup)
- Pengecatan Kayu Baru Kusen Dan Pintu (1 Lapis Meni) 1 Lapis Cat Dasar dan 2 Lapis Cat
Penutup
- Pengecatan List plank

Bontang, 8 Juni 2022


PA Selaku PPK

Anda mungkin juga menyukai