Anda di halaman 1dari 9

9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.

CASE STUDY

Menghindari Pengangkatan Material Menggunakan TC Luffing Mengenai


Kabel SUTET 500 kV yang Berdekatan dengan Area Bangunan Gedung

IDENTITAS PEMBELAJARAN
A. TANGGAL PEMBELAJARAN

Senin, 28 Maret 2022

B. JENIS PROYEK

Gedung Apartemen
C. SCOPE PEKERJAAN

Preliminaries (Alat Berat Tower Crane - Luffing)


D. ITEM PEKERJAAN

1. Pekerjaan Pengangkatan

E. ASPEK PEMBELAJARAN :
 Quality
 HSE
 Engineering
 Finance
o Supply Chain Management
o Human Capital Management
o Administration
9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

CATATAN PEMBELAJARAN
1. RENCANA AWAL

Pekerjaan Preliminaries adalah berbagai macam pekerjaan persiapan yang perlu


dilakukan dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi. Kegiatan-kegiatan ini pada
umumnya ditetapkan berdasarkan metode kerja yang disusun. Item-item preliminaries
tidak dapat ditetapkan hanya dari membaca construction drawing saja, tetapi harus
harus dilihat juga keadaan lokasi proyek, kontrak dan metode kerja yang ditetapkan.
Salah satu item dalam preliminaries yang erat kaitannya dengan metode kerja adalah
pengadaan alat berat.
Alat berat yang sering digunakan untuk pengerjaan proyek bangunan bertingkat adalah
Tower Crane (TC). Pada kondisi ini TC yang digunakan berjenis luffing crane. Alat ini
memiliki fungsi sebagai alat pemindah material (material handling equipment) baik
secara vertikal maupun horizontal. TC Luffing banyak dipilih sebagai alat berat
konstruksi dikarenakan ketinggiannya yang dapat disesuaikan dengan tinggi bangunan
dan juga memiliki fleksibilitas jangkauan sehingga dapat mempercepat penyelesaian
pekerjaan.
Lokasi proyek yang berdekatan dengan SUTET 500 kV menunrut jarak bebas minimum
pekerjaan aktifitas pengangkatan menggunakan TC Luffing harus memenuhi Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2019.
Ruang bebas, jarak bebas minimum vertical dari konduktor dan jarak bebas minimum
horizontal dari sumbu vertical Menara/Tiang pada SUTET merupakan batasan yang
wajib dipenuhi guna menjamin aspek keselamatan dan Kesehatan kerja.

2. DESKRIPSI KEJADIAN DI LAPANGAN


Kondisi serah terima lahan, pekerjaan pondasi bored pile dan titik pondasi TC Luffing
sudah selesai dilaksanakan oleh pemilik proyek, kontraktor melanjutkan pekerjaan
struktur atas. Setelah dilakukan cek construction drawing dan survey lapangan, as 11-12
area podium bangunan berada di bawah SUTET 500 kV sedangkan untuk area tower
bangunan terdekat berjarak 17 m terhadap as tower SUTET 500 kV.
9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

Gambar 01. Kondisi Bangunan terhadap SUTET 500 kV


Kondisi bangunan terhadap SUTET 500 kV berpotensi menyebabkan bahaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di area tersebut. Penggunaan TC Luffing dengan
radius 50 m berpotensi mengenai kabel SUTET 500 kV area terluar pada saat proses
pengangkatan material. Potensi bahaya tersengat listrk, ledakan akibat sengatan listrik,
kebakaran yang ditimbulkan korsleting listrik, bahkan potensi tersambar petir. Secara
peraturan regulasi Permen ESDM RI No. 02 Tahun 2019 bangunan memenuhi
persyaratan ruang bebas, jarak bebas minimum vertical dari konduktor dan jarak bebas
minimum horizontal dari sumbu vertical Menara/Tiang pada SUTET merupakan batasan
yang wajib dipenuhi guna menjamin aspek keselamatan dan Kesehatan kerja.
Tabel 01. Jarak Bebas Minimum Vertikal dari Konduktor pada SUTT, SUTET, dan
SUTTAS
9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

*berdasarkan Permen ESDM RI No. 02 Tahun 2019


Tabel 02. Jarak Bebas Minimum Horizontal dan Sumbu Vertikal Menara/Tiang pada
SUTT, SUTET, dan SUTTAS

*berdasarkan Permen ESDM RI No. 02 Tahun 2019


Akan tetapi mengingat proses konstruksi yang memiliki kompleksitas dalam
pengerjaannya termasuk dalam hal aktifitas pengangkatan, maka perlu dibuatkan
mitigasi untuk mengantisipasi kondisi tidak aman yang berpotensi mengakibatkan
bahaya diatas.

3. PENYEBAB KEJADIAN

Penyebab kejadian pada insiden yang terjadi dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :
A. Penyebab berdasarkan perencanaan
B. Penyebab berdasarkan pelaksanaan dilapangan

Adapun deskrispsi dari masing-masing penyebabnya yaitu :


A. Penyebab Berdasarkan Perencanaan
Penyebab kejadian ini bila dilihat berdasarkan perencanaan adalah :
1. Penentuan letak bangunan gedung permanen dalam masterplan terhadap
SUTET 500 kV sudah memenuhi regulasi yang berlaku namun kurang
mempertimbangkan potensi bahaya saat proses konstruksi meskipun bersifat
temporary.
2. Penentuan letak bangunan gedung dalam masterplan tidak dikonsultasikan
secara detail dengan pihak-pihak terkait khususnya departemen teknis PLN
3. Penentuan letak pondasi TC terhadap bangunan gedung dan SUTET 500 kV
4. Lifting plan tidak dibuat secara mendetail memperhtungkan kondisi eksiting
posisi bangunan gedung terhadap SUTET 500 kV
9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

B. Penyebab Berdasarkan Pelaksanaan dilapangan


Kejadian ini apabila dilihat dari segi pelaksanaan dilapangan antara lain disebabkan
oleh :
1. Tidak memlikinya operator dan riger yang ahli serta bersertifikasi dalam proses
pengangkatan material.
2. Kurangnya pengawasan saat pelaksanaan proses pengangkatan material di
area SUTET 500 kV.
3. Kurangnya rambu-rambu yang dapat dijadikan patokan operator TC Luffing
untuk tidak sampai mengenai kabel terluar SUTET 500 kV.
4. Tidak dilakukannya inspeksi rutin terhadap alat sehingga berpotensi terjadi error
equipment pada saat proses pengangkatan material menggunakan alat.

4. ACTION / SOLUSI DILAPANGAN

Solusi yang dilakukan dilapangan untuk meminimalisir kejadian fatality di area SUTET
500KV sebagai berikut:
1. Perencanaan Liffting Plan seperti gambar di bawah :

Gambar 02. Perencanaan Liffting Plan


9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

Adapun persayaratan pengangkatan/Liffting plan sebagai berikut : Manual


Handling, Rigger Bersertifikat, Penggunaan Tagline, Beban tidak melebihi limit TC,
dan Jangkauan TC tidak melebihi limit.

2. Pemasangan Anti Collision seperti gambar dibawah ini :

Gambar 03. Peralatan Anti Collision


Pemasangan anti collision bertujuan untuk memberikan tanda bahaya/larangan
untuk melinta di area tersebut bagi operator TC. Adapun jarak limit TC ke kabel
Sutet terluar di seting 10 m untuk meminimalisir induksi yang terjadi Ketika
pelaksanaan proyek berjalan.
3. Pemasangan Grounding seperti gambar dibawah ini :
9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

Gambar 03. Rencana Penempatan Grounding

Diagram 01. Diagram Grounding


Pemasangan grounding dilakukan untuk meminimalisir pekerja yang berada di
pinggir area terdekat kabel sutet agar tidak terkena impuls petir.

5. REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN :


9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

Setelah pembelajaran dari insiden yang terjadi, maka dapat ditarik langkah-langkah
preventif sebagai berikut :
1. Pelaksanaan dilapangan perlu diperhatikan perihal pengangkatan harus sesuai
dengan LIffting Plan yang sudah disetujui bersama.
2. Pemasangan Anti Collision merupakan solusi untuk menghindari swing TC kearah
kabel Sutet terluar, dengan limit yang di setting 10 m dari kabel terluar Sutet.
3. Pemasangan grounding untuk meminimalisir terjadinya impuls petir yang diakibatkan
dari adanya sambaran petir yang masuk ke kabel sutet.
4. Bilamana tidak memenuhi persyaratan dapat menggunakan insulator untuk
mengurangi impuls petir yang masuk ke kabel sutet

6. BIAYA PEMBELAJARAN

Biaya yang akan ditampilkan adalah biaya sewa alat anti Collision sebagai antisipasi
terjadinya kesalahan.
METODE PENGGUNAAN ANTI COLLISION
PROYEK SUDIMARA FORESTWALK
HARGA JUMLAH
NO ITEM SATUAN VOLUME
SATUAN HARGA
1 Biaya Sewa/bulan/unit bulan 9,00 7.000.000,00 63.000.000,00
2 Biaya Pasang Pertama unit 1,00 10.000.000,00 10.000.000,00
3 Biaya Penyesuaian setelah Jack Up kali 4,00 4.000.000,00 16.000.000,00
4 Biaya Bongkar unit 1,00 7.000.000,00 7.000.000,00
TOTAL 96.000.000,00

Tabel 03. Metode Pengunaan Anti Collision


Adapun untuk biaya bila dilakukan secara manual yaitu penggunaan batas dengan
menggunakan patok dan benang untuk pembatas jarak aman sutet sebagai berikut :
9.3 - PP/DIVSTRATEK/P/002 –Amd.D

METODE KONVENSIONAL
PROYEK SUDIMARA FORESTWALK
HARGA JUMLAH
NO ITEM SATUAN VOLUME
SATUAN HARGA
1 Pemasangan patok/tiang titik 2,00 2.000.000,00 4.000.000,00
2 Pemasangan benang/laser m' 45,00 100.000,00 4.500.000,00
3 Pengecekan secara berkala ls 1,00 4.000.000,00 4.000.000,00

TOTAL 12.500.000,00

Tabel 04. Metode Konvensional


Namun penggunaan metode secara manual dirasa masih kurang untuk meminimalisir
swing TC ke arah kabel sutet maka dilapangan kami menggunakan dua metode untuk
lebih dapat menjaga/pengingat operator saat swing TC kea rah kabel sutet terdekat.

Anda mungkin juga menyukai