I. Umum
Spesifikasi teknis ini dipergunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan instalasi listrik
Program : Program pembinaan dan pengembangan bidang kelistrikan
Kegiatan : Penyediaan instalasi listrik rumah
Pekerjaan : Pemasangan Instalasi Listrik di Lingkungan Rumah Masyarakat
Lokasi : Tersebar di Kecamatan
Tahun Anggaran : 2019
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya yaitu sebagai berikut :
a. Keppres Nomor : 80 Tahun 2003 beserta lampiran-lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Open bare Werken (AV)
1941.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971
e. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
f. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. 08.
Ketentuan dan Peraturan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi Pemerintah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
2. Pelaksana Lapangan
Di Lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa di
sebut PELAKSANA LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
di lapangan yang mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan S1/D-III Teknik
Listrik atau minimal STM dan memiliki Sertifikat Keterampilan Ahli (SKA) Sertifikat
Keterampilan Kerja(SKK) dibidang listrik yang dikeluarkan oleh asosiasi serta
diregistrasi oleh LPJK. Penunjukan atau penugasan tenaga ahli yang bertugas di
lapangan tersebut dutujukan kepada Pemberi Tugas dan Direksi serta Pengawas sebagai
tembusannya. Dengan adanya Pelaksana Lapangan tidak berarti Kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian ataupun keseluruhan kewajibannya. Kontraktor wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Bila dikemudian
hari Pelaksana Lapangan dianggap kurang mampu atau tidak cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti Pelaksana Lapangan. Dalam tempo selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah surat tersebut diterima oleh Kontraktor, Kontraktor sudah harus menggantinya.
B. Peralatan Kerja Penyedia Barang / Jasa Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan
kerja dan menerapkan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja), antara lain :
1. Alat Transportasi.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan alat transportasi yang digunakan untuk
memobilisasi tenaga kerja, material dan peralatan kerja/alat bantu minimal berupa mobil
pick up.
2. Tool Kit Lengkap :
Penyedia barang/jasa harus mempunyai tool kit lengkap antara lain:
Tang ( jepit, potong, press, kupas)
Obeng ( -,+) sesuai ukuran.
Test pen
Kunci pas lengkap.
3. Alat Ukur :
Penyedia barang/jasa harus mempunyai alat ukur dengan akurasi yang berfungsi
baik, antara lain:
Avometer.
Tang ampere. Meger
Alat pengukur jarak (meter).
Alat Pengukur Kuat Cahaya (Lux Meter)
4. Alat Bantu Kerja :
Penyedia barang/jasa harus mempunyai alat bantu kerja antara lain:
Helm pengaman kerja
Sabuk pengaman
Senter
Seragam kerja
Sepatu pengaman kerja
Sarung tangan
Tangga Fiber
Takle
Rambu pengaman
III. Defenisi
A. Instalasi Penerangan Jalan dan Sarana Umum Instalasi Penerangan Jalan dan Sarana Umum
adalah suatu instalasi listrik arus kuat yang seluruh perlengkapannya berada ditempat
umum dan terbuka, identik dengan sistem jaringan tegangan rendah yang
dipergunakan oleh PLN yaitu mencakup jaringan catu daya (opstiq), jaringan kabel
udara penerangan jalan/jaringan kabel tanah, panel hubung bagi (PHB)
induk/pembagi, tiang khusus dan beban berupa lampu-lampu Penerangan Jalan dan
Sarana Umum.
B. Jaringan Penerangan Jalan dan Sarana Umum Jaringan Penerangan Jalan dan Sarana
Umum adalah system instalasi tegangan rendah 3 phase 220/380 Volt yang terdiri dari
PHB Penerangan Jalan dan Sarana Umum dan perlengkapan listrik serta material
Penerangan Jalan dan Sarana Umum lainnya. Untuk mengalirkan tenaga listrik sampai
pada titik beban akhir menggunakan jaringan kabel tanah dan ducting atau jaringan kabel
udara.
C. Panel Hubung Bagi (PHB) Penerangan Jalan dan Sarana Umum Panel Hubung Bagi
(PHB) indukdan Panel Hubung Bagi (PHB) pembagi adalah alat pendistribusian
daya sesuai dengan kelompok beban yang dipasang.
D. Luminer Penerangan Jalan dan Sarana Umum luminer adalah alat yang mendistribusikan,
menyaring atau meneruskan cahaya yang dipancarkan dari satu lampu atau lebih,
dan termasuk seluruh bagian yang diperlukan untuk menunjang, mengencangkan,
melindungi lampu dan sirkuit untuk menghubungkannya dengan suplay daya.
V. Rincian Pekerjaan
A. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan fisik dilapangan dimulai maka beberapa kegiatan harus dilaksanakan
seperti :
1. Mengadakan koordinasi teknis tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
instansi terkait, antara lain dengan PLN, DPU, dan Dinas Pertamanan serta
instansi lainnya sesuai keperluan.
2. Mempersiapkan gambar pelaksanaan di lapangan dan mengadakan pematokan
sesuai dengantrace yang diterima.
3. Papan nama Kegiatan : Pada beberapa lokasi rencana pemasangan lampu yang
ditetapkan, Penyedia Barang/Jasa diharuskan memasang papan nama kegiatan
sesuai dengan ukuran dan penulisan ditentukan sesuai standar Dinas Perindustrian
dan Energi Provinsi DKI Jakarta dan ditempatkan pada tempat -tempat yang ditentukan
oleh Pengawas Teknis.
4. Jadwal pelaksanaan (Kurva “ S “) Para penyedia barang/jasa diwajibkan untuk
membuat jadwal pelaksanaan (Kurva “S“), ditanda tangani direktur perusahaan dan
disetujui oleh PPK Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Halmahera Tengah.
5. Foto dokumen Kegiatan (kondisi fisik 0 %). Sebelum mulai kegiatan fisik di lapangan
para rekanan diwajibkan untuk membuat berita acara peninjauan awal dan foto
dokumen (kondisi 0 %) yang selanjutnya akan digunakan untuk melengkapi foto
dokumen seluruh Kegiatan, dimana titik sudut pengambilan foto harus tetap sama
pada setiap tahapan pemotretan pada kondisi kegiatan tiga Fase (Awal, Pelaksanaan,
Akhir dalam kondisi berfungsi).
E. Pekerjaan pemeriksaan instalasi (SLO) dan Kwh meter Proses pelaksanaan penyambungan
daya listrik untuk keperluan lampu Penerangan Jalan dan Sarana Umum mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penyedia barang/jasa mempersiapkan dokumen permohonan penyambungan daya
yang sudah ditandatangani oleh direktur dan penanggung jawab teknis.
2. Apabila ternyata ada daya yang sudah dipakai dilokasi, maka besaran daya yang
diminta akan diperhitungkan pada daya yang terpasang (penambahan daya).
3. Dokumen permohonan selanjutnya disampaikan kepada PT.PLN yang bersangkutan
untuk diproses sesuai ketentuan.
4. Sebelum tersambungnya daya listrik oleh PLN, Kehandalan Instalasi listrik yang
dilaksanakan, dituangkan dalam bentuk Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang
diterbitkan lembaga yang berwenang
5. Dengan tersambungnya daya listrik PLN, selanjutnya dilaksanakan test penyalaan
dimana seluruh instalasi yang baru dipasang difungsikan, untuk mengecek nyala lampu.
F. Pekerjaan pelaksanaan instalasi listrik untuk keperluan lampu rumah tangga mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Teknik pemasangan instalasi rumah menggunakan sistem instalasi dengan pengaman
paralon;
2. Semua material instalasi yang digunakan harus baru, berkualitas baik dan tidak cacat
serta memenuhi standard teknis yang berlaku, sesuai persyaratan yang ditentukan oleh
SNI, PLN, dan LMK;
3. Pemasangan instalasi harus kokoh dan rapi;
4. Pemasangan saklar, stop kontak, fitting lampu dan GPAS harus menggunakan sekrup;
5. Pemasangan T. Dos pada dinding diperkuat dengan paku kayu dan berfungsi sebagai
terminal sambungan kabel utama pada setiap percabangan;
6. Petanahan dipasang sesuai dengan standar pentanahan rumah tinggal dan salurannya
dipasangkan pada dinding rumah dengan menggunakan Bare Copper (BC 6 mm2);
7. Instalasi yang dipasang harus memiliki Sertifikasi Laik Operasi (SLO) oleh lembaga
sertifikasi yang terakreditasi sesuai SK. Dirjen. LPE No. 4047/45/600.2/2006.
Apabila penyedia barang/jasa tidak melaksanakan kegiatan tersebut diatas akan kenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
TTD
SUGIANTO TJENNO, ST
Nip. 19800909 201001 1015