Anda di halaman 1dari 5

II.

Metode PEKERJA KONSTRUKSI MENGACU PADA ADMINITRASI PROYEK


A. PELAKSANAAN AWAL PELAKSANAAN
Setelah menerimaSPK/SPMK dari pengguna barang, kami akan mengusulkan
pertemuan pra-konstruksi dimana dalam pertemuan di hadiri oleh menejer
proyek/kegiatan kontraktor pelaksanaan, dan pengawasan serta di hadiri pula ole
jajaran direksi pekerjaan (tim teknis bila ada). Sebagai pimpinan pelaksanan dalam
pertemuan Pra-konstruksi ini, adalah Pimpro/Pimpinan kegiatan.
Hal-hal yang di bahas dalam pertemuan ini, adalah antara lain:
1) Hal-hal yang belum detail yang di atur dalam dokumen perencanaan,
2) Penyerahan lapangaan,
3) Menindak lanjuti di tingkat lapangan tentang pekerjaan.
4) Menyesetujui secara bersama tentang penggunan material, direksi kits.
5) Cara mengopnam pekerjaan.
6) Pembuatan pelaporan dan siapa yang berwenang.
7) Penetapan proses pekerjaan bulanan.
8) Pembuatan CCO.
9) Pendokmenasian
10) Cara berkomunikasi.
11) Penyerahan pekerjaan.
12) Cara penagihan
13) Pemeliharaan, dan sebagainya.

Semua yang di sepakati bersama menjadi aturan yang tidak terpisah dari dokumen-
dokumen sebelumnya dan yang akan datang, serta di buatkan Berita Acara.
B. PENGUJIAN MATERIAL APPROVEMENT
Setelah diadakan pertemun pra-kontrksi, kontraktor pelaksana mengajukan
material approvenment, untuk menghindari kesalahan spesifikasi yang telah di
atur dalam dokumen kontrak dan tambahanya. Sekaligus, untuk mengatur item-
item yang belum tetara dokumen kontrak

C. PEMBUATAN MCO
Setelah penyerahan lapangan oleh pihak pengguna barang, kontrakto pelaksana
bersama-sama dengan dengan pengawasan lapangan mengadakan atau membuat
MC-O dan dilampiri Shop-Drawing.MC-O dijadikan dasar penghitungan prestasi
pekerjaan berikutnya, sekaligus menjadi acuan baru dalam pelaksanaan kontrak
D. PENGUJAAN CCO
Dalam pembuatan MC-O di sertakan pula CCO (contract-change order) bila di
dalam penyusunnan CCO mempengaruhi perubahan kontrak atau Addendum
kontrak. Bila tidk sampai mempengaruhi, maka Kontraktor pelaksana, hanya
membuat revisi disain atau rekayasa lapangan yang di mintakan persetujuan dari
bagian Direksi pekerjaan dan pegawasan supervisi/lapangan
E. MOBILISASI
Setelah CCO dan/atau revisi Diasain disetujui bersama, maka kontraktor
pelaksana baru mengerjakan berdasarkan pada MC-O shop Drawing, dan CCO /
addendum kontrak untuk mengejar target yang telah disepakati dalam kurva-S
F. PEMBUATAN LAPORAN DAN DOKUMENTASI
Setelah mobilisasi pekerjaan, kontraktor pelaksana berkewajiban membuat
laporan dan dokumentasi prestasi pekerjaan, yang terdiri dari:
1. laporan harian prestasi pekerjaan dan laporan harian material,
sumberdaya, cuca dan peralatan
2. laporan harian menjadi dasar untuk membuat laporan
mingguan
3. laporan mingguan menjadi dasar laporan bulanan
4. laporan bulanan menjadi dasar sebagai laporan MC
5. laporan ketimpangan kura S antra rencana dan realisai
Untuk mendapatkan laporan ini sah, maka kontraktor pelaksana harus
mengopnam bersama antara kontraktor pelaksana dengan supervisi/lapangan dan
diminta absahisasi oleh jajaran pekerjaan dari bohweer
G. PEKERJAAN LAPANGAN
Tata urutan dalam pekerjaan ini tercantum sesuai dengan urain metode pelaksana
mengacu pada iten pekerjaan
H. PENYERAHAN PEKERJAAN I (PHO)
Setelah pekerjaan mencapai MC-100, kontraktor pelaksana berhak mengajukan
penyerahan lapangan pertama, yang oleh pimpinan kegiatan akan ditanggapi
dengan surat balasan dan cek lapangan, adminitrasi, dan kualitatif, jika semua
yang di persyaratkan telah terpenuhi, maka PHO telah bisa dilakukan oleh
kontraktor pelaksana.
I. PEMELIHARAAN
PHO mensyaratkan kontraktor peleksana untuk melakukan pemeliharaan terhadap
pekerjaan (sesuai yang di sepakati dalam kontrak). Waktu dan tata cara
pemeliharaan yang di atur dalam kontrak
J. PENYERAHAN PEKERJAAN II (FHO)
Setelah masa pemeliharaan selesai, maka kontraktor pelaksana mengajukan
penyerahan kedua(Final Hand Over). Dan pekerjaan selesai

METODE MRO (Maintenance, repair dan operation)


Petunjuk pemasangan (instllation manual)

1. Panel surya
Panel surya di pasang pada area yang mendapatkan penyinaran dari matahari
langsung secara maksimal, suduk kemiringan panel surya terhadap garis rata
antara 10-15 , dipasang
2. Panel juntion box array
Panel ini berfungsi untuk menggabungkan sema panel surya yang terpasang sesuai
dengan konfigurasi yang telah direncanakan ( design configuration ). Pada panel
ini pun di terdapat penaman dari masing-masing saluran yang berasal dari panel
surya. Output dari panel junction box array ini berupa NYAF 2x16mm 2 yang akan
disambungkan ke unit solar inverter.
3. Panel Control
Panel contoh ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan inverter, sistem proteksi,
dan sistem monitoring. Panel contoh ini terletak di daerah shelter.
4. Inverter
Inverter berfungsi sebagai alat pengubah tegangan DC ( arus searah ) menjadi
tegangan AC ( arus bolak-balik ), tetapi selain fungsi utama sebagai pengubah
tegangan ini interver pun sudah di lengkapi dengan sistem yang pandai ( smart
system ). Dimana dapat di gunakan sebagai unit pengatur priorty dari sumber
tegangan yang digunakan, seperti penggunaan pada PLST hybrid yang di
gandengkan dengan sumber tenaga yang lainnya seperti micro hydro atau diesel.
Interver ini di gunakan juga sebagai alat pengisi battery untuk jenis bi-directional
interver.
5. Battery
Battery pada cystem ini di gunakan sebagai alat untuk menyimpan energy yang di
bangkitkan dari panel surya. Batre ini menggunakan cell batre dengan tegangan
yang kecil sekitar 2 V sehingga untuk memenuhi kebutuhan minimum yang di
persyaratkan maka di butuhkan konfigurasi instalasi khusus pada katub-katub
batre tersebut, hubungan seri dari battery tergantung dari tegangan kerja dari
sistem interver. Sedangakan untuk mendapatkan kapasitas yang di inginkan maka
di perlukan hubungan parallel battery bank dan jumlah battery bank pun
tergantung dari kapasitas battery yang diperlukan.
6. Panel distribusi
Panel distribus berfungsi sebagai sarana pembagi dari pembangkit ke konsumen
atau dalam hal ini adalah penduduk. Pada panel distribusi ini terdapat pengaman
jaringan untuk masing-masing grup beban, dan system jaringan yang digunakan
adalah teganagn menengah dengan system 3 fasa. Panel ini akan di install pada
shelter.
7. Instal Jaringan Tegangan Rendah, jaringan tegangan menengah dan penerangan
jalan.
Pada system PLTS ini akan di gunaka penyaluran tegangan melalui saluran udara
tegangan rendah (SUTR) dengan menggunakan kabel NFA 3x35mm 2 + 1x25mm2
dan saluran udara tegangan menengah (SUTM) dengan menggunakan kabel tipe
AAAC-s 70mm2. SUTR digunakan tiang galvanis 9 m dan untuk SUTM di
gunakan tiang galvanis 7 m. Pada setiap dua tiang TR terdapat 1 lampu
penerangan jalan umum LED dengan kapasitas 10 watt, yang di lengkapi dengan
timer sebagai saklar otomatis yang dapat di gunakan untuk mengatur nyala dan
mati dari lampu jalan tersebut.
8. Instalasi rumah
Instalasi rumah yang akan di sediakan untuk masing-masing rumah adalah 3 buah
lampu LED hemat energi dengan kapasitas 5 watt, dengan 1 buah stop kontak.
Pada instalasi ini di gunakan kabel NYM 3x1,5mm 2 dan 2x1,5mm2, sesuai standar
PLN.

Maintenance ( perawatan ).
1. Inverter
Gunakan voltmeter dan ampere meter untuk mengukur arus dan tegangan
input dan out put. Periksa setiap indikator baik berupa LED display
(tergantung dari model inverter) apakah berfungsi untuk menunjukan
kinerja dari nverter tersebut. Catat hasil pengukuran tersebut pada buku
catatan pemeriksaan dan bandingkan dengan hasil hasil pemeriksaan
sebelumnya, apakah ada perbedaan atau peneurunan kinerja ari panel
surya.

Untuk pemeliharaan tahunan

Matikan inverter dan periksa peralatan atau komponen yang ada


didalamnya, apakah tertutupi debu, ada bagian yang kendur, atau aa kabel
atau koneksi yang terputus. Periksa dan perbaiki jika diketemukan
kegagalan sistem pengamanan pembumian. Nyalakan kembali inverter.
Periksa apakah inveter stat up dengan normal dan menghasilkan tegangan
AC sesuai dengan setingan.
2. Panel surya
 Cata setiap temuan yang berkaitan dengan visual pada panel surya
terutama perubahan warna dan tingkat kecerahan panel (misalnya
ada perubahan warna), retakan pada modul surya dan bengkokan
atau lengkungan yang dikarenkan dari efek mekanik ataupun
termal.
 Kencangkan semua baut-baut yang kendur pada braket, mounting
clip dan sistem pendukung/supprot lainnya.
 Periksa sisten instalasi pengawatan dari modul, apakah ada
kerusakan yang terjadi pada kabel-kabel penghubung seperti
terkuupas,rapuh dan anti jika hal tersebut di temukan(termasuk
penandaan instalasi)
 Periksa sistem pembumian / pengamanan pertahanan modul dan
sarana pendukung PLTS lainya, periksa semua sistem penyekat
/sealant apakah dalam kondisi baik (dapat menahan atau mencegah
rembesan), dan lakukan perbaikan jika di perlukan.
 Buka panl junction box dan periksa apakah ada penumpukan debu
pada system instalasi, koneksi yang kendur dan koneksi dan
koneksi yang terputus. Periksa kekencangan koneksi dan
kencangkan jika ada yang kendur. Catat semua temuan yang harus
yang harus dilakukan perbaikan atau pengerjaan pada pemeriksaan
berikutnya. Tutup kembali junction box dan priksa kembali semua
sistem pengkabelan telah terhubung dengan baik, benar dan
kencang.
 Singkirkan semua benda yang dapat menghalangi/menaungi solar
panelbaik itu dedaunan, sampah ataupun debu. Terkadang untuk
membersihkan kotoran seperti kotoran burungyang melekat pada
permukaan panel surya diperlukan penyemprotan dengan air.
3. Panel kombiners
Buka panel kombiner dan periksa apakah ada debu pada sistem instalasi,
koneksi yang kendur dan koneksi yang terputus. Gunakan volt meter dan
ampere meter untuk mengukur tegangan dan arus out put dari combiner.
Perlu diperhatikan keadaan cuaca yang dapat berpengaruh pada efek
penyinaran mtahari saat pengukuran ( apakah cerah, berawan atau
mendung ). Lepaskan fuse atau sekring untuk mengetahui tegangan open
sirkuit, pengukuran ini digunakan untuk mengukur tingkat degradasi dari
solar panel.
4. Sistem Pembumian
Buka semua sambungan. Gunakan ohm meter untuk mengukur sambungan
sistem grounding. Jika nilai tahanan / resistansi terukur lebih besar dari 25
ohm maka dapat di pastikan telah terjadi pengkaratan pada kabel
penghubung sistem pembumian atau sambungan yang kurang baik pada
bagian sambungan kabel dengan elektroda. Pastikan semua sambungan
yang maju pad sistem pembumian / pentanahan tersambung dengan baik.

System troubleshooting
Yang dimaksud dengan troubleshooting pada PV sistem adalah:
1. Beban tiadak beroperasi dengan normal atau tidak optimal.
2. Inverter tidak beroperasi dengan normal atau tidak optimal.
3. Tegangan atau arus dari panel surya rendah atau tidak ada sama sekali.
Semua perawatan ini arus dilakukan oleh tenaga elektrikal yang
terlatih.

Trouble shooting : Problem pada bagian sisi beban.


 Langkah pertama periksa saklar / tombol, apakah ada posisi ON
atau belum, jika belum segera tekan ke posisi ON.
 Periksa juga sambungan plug/ konektor beban apakah telah
terhubung dengan baik pada stop kontak/konektor

Anda mungkin juga menyukai