Anda di halaman 1dari 20

SPESIFIKASI TEKNIS

PENGADAAN PANEL SOLAR CELL DAN INSTALASI LISTRIK UNTUK


CHARGER BUS FEEDER TRANS KUTARAJA

DINAS PERHUBUNGAN ACEH


UPTD ANGKUTAN MASSAL TRANS KUTARAJA
TAHUN ANGGARAN 2021
SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN PANEL SOLAR CELL DAN INSTALASI LISTRIK UNTUK CHARGER
BUS FEEDER TRANS KUTARAJA

I. INFORMASI UMUM
A. Program PLTS Rooftop
Pelaksanaan kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop pada
UPTD Angkutan Massal Trans Kutraja pada Dinas Perhubungan Aceh dilaksanakan dalam
rangka Pengadaan Panel Solar Cell Dan Instalasi Listrik Untuk Charger Bus Feeder Trans
Kutaraja. Selain itu program PLTS Rooftop juga untuk mendukung target bauran energi
terbarukan pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23% dari baruan energi
nasional pada tahun 2025. Pelaksanaan bantuan pemerintah berbentuk hibah barang milik
negara ini menggunakan dasar hukum sebagai berikut:
• Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemindah tanganan Barang Milik Negara

Selain peraturan – peraturan tersebut di atas, pelaksanaan program pembangunan PLTS


Rooftop pada yang juga merupakan konsumen/pelanggan dari PT PLN (Persero)
dilaksanakan mengikuti ketentuan dan tata cara yang ditetapkan di dalam Permen ESDM
Nomor 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Atap oleh
Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

B. Lokasi Pekerjaan
Adapun rencana pelaksanaa rencana kapasitas pembangkit di kantor UPTD Angkutan
Massal Trans Kutraja pada Dinas Perhubungan Provinsi Aceh dengan Kapasitas 20KWp.

II. SPESIFIKASI UMUM

A. Definisi Penting
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop merupakan suatu sistem
pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan teknologi surya fotovoltaik untuk mengubah
energi matahari menjadi energi listrik. Energi listrik diperoleh dengan menggabungkan
atau merangkaikan beberapa modul surya fotovoltaik menjadi satu array, dimana energi
yang dihasilkan akan di koneksikan dengan panel listrik existing.
1. Larik modul surya adalah rangkaian dari beberapa modul surya fotovoltaik.
Photovoltaic Array ini pada siang hari akan menghasilkan energi listrik Tegangan
searah (DC).
2. Inverter merupakan pengubah tegangan searah (DC) dari baterai menjadi tegangan
bolak-balik (AC) untuk mensuplai beban pada pengguna. Inverter umumnya memiliki
fitur untuk mengontrol operasi sistem agar tercapai efisiensi dalam mensuplai beban.
3. DC Combiner Box merupakan sebuah panel dimana semua string fotovoltaik dari
setiap PV Array terhubung secara elektris dan peralatan proteksi yang dibutuhkan
dapat ditempatkan.
4. Panel AC adalah perlengkapan hubung bagi yang pada pelayanannya berbentuk suatu
panel atau kombinasi panel-panel, terbuat dari bahan konduktif atau tidak konduktif
yang dipasang pada suatu rangka yang dilengkapi dengan perlengkapan listrik seperti
sakelar, kabel dan rel. Perlengkapan hubung bagi yang dibatasi dan dibagi-bagi
dengan baik menjadi petak-petak yang tersusun mendatar dan tegak dianggap sebagai
satu panel hubung bagi.
5. Produsen (Prinsipal) adalah badan usaha yang memiliki ijin industri bidang
mekanikal dan/atau elektrikal sebagai pemegang merek, memproduksi barang yang
dimaksud dalam kegiatan ini dan telah menerapkan Sistim Manajemen Mutu (SMM)
ISO 9001.
6. Representatif adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum, berdomisili di
Indonesia dan mempunyai hak sebagai perwakilan untuk memasarkan suatu
barang/produk dari produsen di luar negeri yang dibuktikan dengan surat
penetapan/penunjukan dari produsen di luar negeri.
7. Agen Tunggal adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum, berdomisili di
Indonesia dan mempunyai hak atas suatu barang/produk dari produsen di luar negeri
yang dibuktikan dengan surat penetapan/penunjukan dari produsen di luar negeri.
8. Distributor adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum, berdomisili di Indonesia
dan mempunyai hak pendistribusian barang/produk dari produsen di luar negeri yang
dibuktikan dengan surat penetapan/penunjukan dari produsen di luar negeri.
9. Persiapan lokasi adalah mempersiapkan lokasi area PLTS Rooftop sehingga lahan
menjadi layak, terhindar dari banjir, longsoran, dan dari objek-objek yang dapat
menimbulkan bayangan (shading) pada modul surya.

B. Umum
1. Mengutamakan penggunaan barang, rancang bangun dan tenaga ahli dalam negeri.
Pembuktian dan pengakuan atas penggunaan produksi dalam negeri dilakukan dengan
melampirkan salinan tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
minimal 40% yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
2. Calon penyedia barang/jasa wajib melampirkan Surat Dukungan Barang/Produk
bermaterai Rp. 10.000,- dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Untuk barang / produk yang diproduksi dalam negeri, Surat Dukungan
Barang/Produk dikeluarkan oleh Produsen / Distributor barang / produk yang
bersangkutan dengan melampirkan salinan sertifikat ISO 9001 dan Ijin Usaha
Industri (IUI) Produsen atau Ijin Prinsip Penanaman Modal (IPPM) dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Untuk barang / produk impor, Surat
Dukungan Barang / Produk dikeluarkan oleh Agen Tunggal / Distributor /
Representatif Resmi yang berdomisili di Indonesia, dilengkapi dengan Salinan
sertifikat ISO 9001 Prinsipal luar negeri, Salinan Surat Penunjukan Agen Tunggal
/ Distributor / Representatif dari Produsen (Prinsipal) luar negeri.
b) Surat Dukungan ASLI yang dipindai (scan) dari produsen, agen tunggal pemegang
merek, atau distributor;
c) Surat Dukungan yang disyaratkan tersebut terbatas pada komponen/barang utama
yaitu : modul surya, inverter.
3. Calon penyedia barang/jasa wajib melampirkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak (SPTJM) bermaterai Rp. 10.000,- yang dikeluarkan dan wajib ditandatangani
Produsen/Distributor barang/produk yang diproduksi dalam negeri (modul surya dan
inverter yang diproduksi dalam negeri), yang menyatakan bahwa barang/produk
tersebut telah diproduksi di dalam negeri sesuai dengan salinan tanda sah capaian
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40% yang diperoleh dari
Kementerian Perindustrian. SPTJM tersebut juga harus menyatakan kesediaan dari
Produsen/Distributor untuk bertanggung jawab mutlak atau dapat dituntut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku jika dikemudian hari diketahui
atau terdapat bukti barang/produk tersebut tidak diproduksi di dalam negeri.
4. Calon penyedia barang/jasa wajib melampirkan dokumen - dokumen berikut ini di
dalam penawarannya :
a) Brosur/katalog asli yang dipindai (scan) atau hasil pengunduhan yang
mencantumkan merek dan spesifikasi teknis yang diterbitkan oleh produsen/agen
tunggal/representatif barang untuk modul surya, inverter.
b) Bill of Material komponen lengkap sistem PLTS rooftop yang berisi sekurang-
kurangnya nama barang, volume, satuan, merek, nama produsen dan asal barang
(country of origin). Merek, nama produsen dan asal barang dapat dituliskan
“Lokal”, bila tidak terdapat informasi yang cukup.
c) Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan dalam Bahasa Indonesia yang sekurang-
kurangnya berisi:
- Pengenalan umum setiap perangkat sistem PLTS Rooftop;
- Petunjuk pemasangan (Installation Manual);
- Petunjuk pengoperasian (User Manual);
- Petunjuk pemeliharaan (Maintenance Manual);
- Penanganan masalah (Trouble Shooting); dan
- Layanan pelanggan (Hotline Service) yang berisi informasi lengkap Nama
Produsen/Agen Tunggal/ Representatif, alamat lengkap, nomor telepon,
nomor fax, email dan daftar penyalur di Indonesia yang dapat melayani
penyediaan suku cadang. Dokumen ini dapat diterbitkan oleh penyedia
barang/jasa atau produsen/agen tunggal/ representatif.

d) Dokumen-dokumen lainnya, seperti yang dipersyaratkan pada bagian Spesifikasi


Khusus Komponen, seperti sertifikat ISO 9001, sertifikat/hasil tes uji, factory
warranty terms, gambar-gambar Teknik (technical drawing), dan lain-lain dan
lain-lain.
e) Gambar-gambar teknik yang dilampirkan harus merupakan hasil rekayasa
masing-masing penyedia barang/jasa dan bukan merupakan
contekan (plagiat);
f) Seluruh dokumen yang dipersyaratkan yang berupa hasil pemindaian (scan)
harus dapat dibaca dengan jelas. Apabila tulisan atau gambar yang tercantum
dalam dokumen yang dipersyaratkan tersebut tidak dapat dibaca karena hasil
pemindaian yang buruk, maka dokumen dianggap tidak ada dan peserta dapat
digugurkan.

C. Spesifikasi Khusus Komponen


1. Modul Surya
 Jenis modul adalah Mono/Polycrystalline Silicon
 Kapasitas modul surya 335 Wp
 Karakteristik hasil tegangan tes Produsen harus terbaca pada modul (Manufaktur,
Serial Number, Peak Watt Rating, Peak Current, Peak Voltage, Open Circuit
Voltage dan Short Circuit Current)
 Efisiensi modul surya minimum 16%
 Rangkaian modul surya mempunyai kapasitas total sesuai dengan Daftar Kuantitas
Harga.

 Koneksi antar modul surya menggunakan koneksi plug-in sock gambar- gambar
Teknik (technical drawing), dan lain-lain et MC4 yang memiliki kualitas bagus
 Modul surya harus memiliki bypass diode
 Modul surya harus memiliki junction box dengan minimal IP 65
 Modul surya harus memiliki umur teknis minimal 20 tahun
 Kabel larik modul surya harus melalui Combiner Box sebelum masuk ke Inverter
 Modul surya harus memenuhi minimal 40% Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN), yang dibuktikan dengan melampirkan salinan tanda sah capaian TKDN
yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (Catatan:
Apabila tanda sah TKDN masih dalam proses pencetakan tanda sah di Kementerian
Perindustrian, maka calon penyedia wajib melampirkan bukti sedang dalam proses
pencetakan tanda sah yang mencantumkan nilai prosentase hasil verifikasi TKDN)
 Label data kinerja (performance) modul harus ditempelkan pada bagian belakang
modul surya
 Melampirkan salinan sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 yang
masih berlaku dari produsen
 Melampirkan Sertifikat atau Hasil Tes Uji Produk (dapat berupa tes uji dari seri
produk yang sama) sesuai Standar SNI 04-3850.2-1995 yang masih berlaku dan
dikeluarkan oleh Lembaga Uji Independen Dalam Negeri yang terakreditasi KAN
(bukan merupakan uji QA dari pabrikan). Sertifikat atau hasil uji ini harus dapat
menunjukkan nilai parameter daya dan efisiensi hasil pengujian modul surya.
Sertifikat atau hasil uji yang dikeluarkan oleh lembaga uji independen harus
ditujukan kepada produsen
 Melampirkan garansi tertulis yang wajib ditandatangani oleh Direktur Utama
Produsen modul surya tentang jaminan degradasi output maksimal 1% pertahun
dan maksimal 20% selama 20 tahun
 Melampirkan garansi tertulis tentang garansi produk minimal 10 tahun dan
melampirkan factory warranty term
 Melampirkan brosur modul surya yang ditawarkan

 Modul surya dari beberapa pabrikan yang ditawarkan harus dapat dirangkai secara
seri dan parallel.
 Setiap modul surya yang ditawarkan dari pabrikan yang berbeda harus memenuhi
persyaratan-persyaratan diatas.

2. Inverter
 Daya inverter output total sesuai dengan RAB.
 Inverter yang digunakan
 Untuk Inverter 3 phase:
- Tegangan output: 3 phase/N/PE; 230/400VAC, 50Hz
- Efisiensi ≥ 97%
- THD ≤ 3%
- Minimum 2 Input MPPT
 Kapasitas Sistem PLTS Rooftop dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari
daya tersambung Konsumen PT PLN dimana Kapasitas Sistem PLTS Rooftop
sebagaimana dimaksud, ditentukan dengan kapasitas total inverter.
 Gelombang output: sinus murni
 Sistem proteksi: ground fault / insulation resistance protection, loss phase,
overload, short circuits, over temperature, over/under voltage, reverse polarity dan
anti islanding.
 Topology (isolation level): transformerless, string inverter
 Inverter harus dapat bekerja secara paralel (parallel operation/stacking)
 Dilengkapi dengan management kontrol untuk mengatur daya yang masuk dan
keluar dari inverter.
 Dilengkapi dengan fitur data logger dan communication/interface RS- 232/RS-
485/TCP-IP/wireless connection untuk komunikasi data dengan Remote Monitoring
System
 Melampirkan Sertifikat atau Hasil Tes Uji Produk (dapat berupa tes uji dari seri
produk yang sama) yang dikeluarkan oleh Lembaga Uji lndependen lnternasional
(bukan merupakan uji QA dari produsen).
 lndeks proteksi Enclosure: IP65
 Melampirkan brosur inverter yang digunakan
 Melampirkan surat dukungan dari pabrikan/distributor yang wajib ditandatangani
oleh Direksi Produsen/Distributor. (Format terlampir)
 Melampirkan surat penetapan/penunjukan dari produsen/distributor utama di luar
negeri kepada distributor lokal. (Format terlampir)
 Melampirkan garansi tertulis yang wajib ditandatangani oleh Direktur distributor
lokal dalam negeri selama minimal 5 tahun. (Format terlampir)
 Garansi pabrikan wajib dilampirkan
 Memenuhi standard:
- IEC 61727: Photovoltaic (PV) Systems- Characteristics of the Utility Interface;
- IEC 62109-1: 2010 Safety of Power Converters for use in photovoltaic power
system;
- IEC 62109-2: 2011 Safety of Power Converters for use in photovoltaicpower
system; dan
- IEC 62116: 2008 Test procedure of islanding prevention measures for utility-
interconnected photovoltaic inverters.
 Sertifikat dan hasil uji laboratorium yang masih berlaku wajib dilampirkan.

3. Jenis Kabel dan Pelindung Kabel


 lnstalasi kabel modul surya; kabel DC; kabel AC harus diletakkan dalam cable duct
atau cable conduit; yang terbuat dari bahan yang tahan benturan dan UV
resistance.
 Kabel PV string - DC Combiner Box: Solar Cable, tahan terhadap sinar ultra
violet (UV) dan tahan cuaca (kisaran suhu sekitar - 40°C hingga 120°C), bebas
dari unsur halogen, bahan isolasi XLPO, memiliki isolasi ganda (dua lapisan
isolator), dilengkapi dengan konektor jenis MC4 atau jenis lainnya. Ukuran
diameter kabel sesuai dengan RAB.
 Kabel DC Combiner Box - Inverter: DC Cable
 Kabel AC yang digunakan (Kabel inverter - Panel AC, Kabel Panel AC - Net
Metering): berjenis NYM/NYY; dengan diameter menyesuaikan arus output
inverter. Diameter kabel dihitung sesuai dengan ketentuan SNI 0225:2011. Kabel
telah lulus uji SNI IEC 60502-1:2009
 Setiap penyambungan kabel harus menggunakan terminal kabel dan konektor
(bukan sambungan langsung) yang sesuai dan terisolasi dengan baik.
 Dalam instalasi pemasangan kabel harus memperhitungkan faktor keamanan
(safety) terhadap orang yang berada di area PLTS
 Semua kabel dilengkapi dengan cable tagging berwarna yang membedakan warna
arus DC dan AC

4. DC Combiner Box
 Index protection IP 65
 Terbuat dari bahan Polycarbonat yang tahan terhadap paparan UV jangka panjang.
Desain Box harus dapat mengantisipasi pengembunan di bagian dalam
(menggunakan breather). Tutup Combiner Box terbuat dari bahan Polycarbonat
transparan.

 Semua koneksi pada terminal kabel harus memenuhi standar untuk menjamin
kualitas koneksi yang baik dan pasti.
 Untuk input dari kabel string menggunakan cable gland atau connector plug-in
socket.
 String diproteksi dengan DC circuit breaker, memiliki indikator fungsi dan tegangan
kerja minimum 110 % x Voc string PV maksimum.
 Dilengkapi dengan isolator switch.
 Penyedia barang/jasa wajib melampirkan brosur combiner box, sirkuit breaker,
isolator switch, surge protection dan peralatan proteksi lain yang ditawarkan.

5. Panel AC (AC Distribution Board)


 Panel distribusi terbuat dari bahan metal yang tidak dapat terbakar, tahan lembab
dan kokoh dengan ketebalan minimal 2 mm, finishing powder coating.
 Panel distribusi dilengkapi dengan breaker utama/pemisah, pembatas arus
 Dilengkapi MCB, MCCB, saklar terminal, busbar, surge protection device dengan
kapasitas menyesuaikan dengan daya keluaran.
 Panel distribusi dilengkapi dengan ventilasi pada bagian sisi, lubang ventilasi harus
dilindungi agar binatang atau benda-benda kecil serta air yang jatuh tidak masuk
kedalamnya.
 Tegangan sistem:
- 380-400 VAC, 50hz, untuk tiga fasa.
 Pada pintu panel dipasang alat ukur tegangan, arus, frekuensi, dan energi (kWh)
yang diproduksi oleh PLTS.
 Dilengkapi dengan pilot lamp per fasa.
 Sistem Proteksi: dilengkapi dengan circuit breaker, kapasitas
menyesuaikan dengan arus nominal dan perhitungan hubung singkat.
 Kabel yang masuk dan keluar panel harus dilengkapi cable gland.

 Penempatan harus aman dan mudah dimonitor oleh operator.


 Pada bagian depan panel distribusi diberi stiker tanda bahaya terhadap sengatan
listrik.
6. Sistem Pentanahan
 Seluruh komponen peralatan/struktur sistem PLTS harus terhubung satu sama lain
dan dibumikan.
 Sistem pentanahan mengikuti ketentuan SNI 0225:2011.
 Resistansi pembumian ≤ 5 ohm (SPLN). Untuk memperoleh resistansi yang
terendah dapat digunakan beberapa batang (rod grounding) yang disatukan.
 Dapat digabungkan dengan sistem pentanahan eksisting, resistansi pembumian ≤ 5
ohm (SPLN).
7. Struktur Penyangga Larik Modul Surya
 Penyangga PV array dirancang sesuai dengan luasan dan kondisi Rooftop yang
tersedia.
 Mounting modul surya menggunakan model rail berbahan aluminium dengan tebal
minimal 2,5 mm, anti korosi dan luasannya disesuaikan dengan kapasitas modul
surya.
 Modul surya yang disusun pada rail yang dilengkapi dengan mid clamp (antar
modul) dan end clamp (pada ujung rail) berbahan aluminium, yang berfungsi untuk
menahan modul surya agar tidak bergeser. Mur baut yang dipergunakan berbahan
Stainless Steel (SS).
 Untuk atap miring:
Sudut kemiringan modul surya disesuaikan dengan sudut kemiringan Rooftop.
 Jarak antara permukaan Rooftop dengan larik modul adalah 7,5 cm hingga 15 cm.
 Untuk atap Dak Beton:
Jarak antara permukaan Rooftop dengan sisi modul terendah minimal 100 cm.

 Pada setiap array harus dipasang tanda bahaya terhadap sengatan listrik yang dapat
terlihat.
 Jarak maupun penempatan PV Array harus diatur/didesain sedemikian rupa
sehingga tidak ada bayangan (shading) yang jatuh pada permukaan PV Array
lainnya.
 Melampirkan 1 (satu) rencana gambar teknik (mekanik dan sipil) mounting system
untuk masing-masing atap Dak beton dan atap miring.
8. Metering Ekspor-Impor

 Sistem PLTS Rooftop tersambung dengan jaringan PT PLN (On-Grid) melalui


kWh meter ekspor-impor yang mengikuti prosedur/ketentuan di dalam
Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem
PLTS Atap oleh Konsumen PT PLN (Persero).
 Pengadaan meter ekspor-impor dilakukan oleh Penyedia melalui pengajuan
yang disampaikan oleh Ditjen EBTKE kepada PLN Distribusi/Wilayah.
 Penyedia bertanggungjawab terhadap proses penggantian kWh meter eksisting
menjadi kWh meter ekspor-impor.

9. Proteksi Petir

 Penempatan dan ketinggian penangkal petir harus memperhatikan agar


Penempatan dan ketinggian proteksi petir harus memperhatikan agar sistem
PLTS berada dalam zona sistem terminasi udara.

 Jenis kabel yang digunakan adalah Bare Copper 50 mm.

 Rod Grounding proteksi petir ditempatkan tidak membahayakan orang, gedung


dan lingkungan.
 Terminasi BC dengan copper rod dilakukan dengan proses eksotermik welding
(cadweld connection).

10. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Peralatan Kerja


 Penyedia wajib menyampaikan pra-rencana keselamatan dan kesehatan kerja
kontrak (RK3K) yang merupakan bagian dari penerapan K3. Untuk terpenuhinya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam pemasangan dan pemeliharaan PLTS
ini, diperlukan peralatan K3. Peralatan yang digunakan adalah yang terkait
perlindungan pekerja pada pekerjaan kelistrikan, pekerjaan fisik pada ketinggian,
dan pekerjaan fisik yang berhubungan dengan benda berat dan tajam dengan detail.

11. Persiapan Lokasi


 Survei kelayakan geometri atap bangunan yang akan dipasang PLTS meliputi
luasan, struktur dan tipe atap (wajib dilaporkan kepada PPK sebelum pemasangan
PLTS)
 Survei dan koordinasi dengan instansi terkait, khususnya PT. PLN (Persero)
Wilayah Distribusi dan Pengelola Gedung terkait daya kWh meter terpasang dan
kapasitas PLTS yang akan dipasang
12. Komisioning
 Komisioning dilakukan mengikuti ketentuan SNI IEC 62446:2016 – Sistem
fotovoltaik terhubung ke jaringan listrik – Persyaratan minimum untuk sistem
dokumentasi, uji Komisioning, dan inspeksi
13. Sertifikat Laik Operasi (SLO)
 SLO merupakan suatu prosedur untuk melakukan standarisasi keamanan dan
kualitas dari instalasi listrik yang terpasang sehingga dipastikan bahwa
penggunaan instalasi listrik tersebut sudah dikerjakan oleh tenaga profesional
yang ahli di bidang instalasi listrik dan memenuhi standar penggunaan bahan -
bahan yang ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) , serta diperiksa standar
pemasangannya sehingga segala bentuk bahaya dari listrik dapat diminimalkan,
dan masyarakat sebagai pengguna pun mendapatkan rasa aman dan nyaman
terhadap penggunaan instalasi listrik yang terpasang;

 Pelaksanaan SLO mengikuti ketentuan di dalam Peraturan Menteri ESDM


Nomor 13 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 49 Tahun 2018 tentang Pengunaan Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) pasal 11 ayat (1) yakni Instalasi Sistem PLTS Atap wajib
memiliki SLO sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kelistrikan dan Pasal 2 yakni SLO sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh LIT akreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang kelistrikan;

 Apabila dibutuhkan SLO maka Pelaksana sertifikasi SLO adalah perusahaan


yang telah ditunjuk/terakreditasi dari Kementerian Enegi dan Sumber Daya
Mineral.

14. Pelatihan Pengoperasian dan Perawatan PLTS Rooftop

 Pelaksana pelatihan menyusun dan menyediakan buku panduan pengoperasian,


pemeliharaan dan keberlangsungan PLTS Rooftop yang meliputi:
- Panduan petunjuk pengoperasian PLTS.
- Panduan perawatan PLTS sehingga operator yang ditunjuk mampu
mengatasi persoalan-persoalan teknis yang timbul selama pengoperasian
PLTS;
- Panduan biaya perawatan rutin seperti pembersihan permukaan modul
surya, perbaikan kecil bangunan sipil, dan lain sebagainya;

 Peserta pelatihan diharapkan mampu mengoperasikan PLTS, melakukan


perbaikan untuk kerusakan ringan yang terjadi serta melakukan pemeliharaan;
 Masing-masing peserta akan mendapatkan buku petunjuk pemeliharaan dan
operasional PLTS.

III. SUMBER DANA


Untuk pelaksanaan kegiatan Pemasangan Instalasi Rooftop pada Gedung Pemerintah
tersebut diatas diperlukan biaya sesuai dengan nilai Pagu sebesar Rp. 1.050.000.000,- (Satu
Miliar Lima Puluh Juta Rupiah),- yang bersumber dari dana APBA Tahun Anggaran 2021.

IV. WAKTU PELAKSANAAN


Pelaksanaan Pengadaan Panel Solar Cell Dan Instalasi Listrik Untuk Charger Bus Feeder
Trans Kutaraja pada Dinas Perhubungan Aceh selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari kerja

V. PENUTUP
Demikian Spesifikasi Teknis ini diperbuat untuk menjadi panduan bagi penyedia barang dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan Dinas
Perhubungan Aceh.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

I. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan Adalah Pengadaan Panel Solar Cell Dan Instalasi
Listrik Untuk Charger Bus Feeder Trans Kutaraja, Tahun Anggaran 2021 di Dinas
Perhubungan Aceh pada UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja

II. Daftar Personil Tenaga Ahli


Daftar personil tenaga ahli yang diperlukan untuk pelaksaan pekerjaan adalah :
Jabatan Dalam Pengalaman Kerja
No. Nama Tgl/Bln/Thn Lahir Tingkat Pendidikan Profesi/Keahlian
Pekerjaan (Tahun)

Manajer Pelaksana Memiliki Sertifikat Kompetensi


1. Strata 1 (S1) 3
Proyek K3

Memiliki Sertifikat Kompetensi


dengan Unit Kopetensi
Penanggung Jawab
2. SMA/SMK 3 Melaksanakan Penepatan Hasil
Proyek
Pembangunan dan Pemasangan
Distribusi Tenaga Listrik

3. SMA/SMK Teknisi 3

4. SMA/SMK Tenaga Administrasi 2

III. Speksifikasi Teknis, Legalitas dan persyaratan Teknis Lainnya

A. Module Surya

• Jenis modul adalah Mono/Polycrystalline Silicon.


• Output Modul Surya (Peak Power Output) disesuaikan dengan Daftar Kuantitas Harga
dan karakteristik hasil tegangan tes Produsen harus terbaca pada modul (Manufacture,
Serial Number, Peak Watt Rating, Peak Current, Peak Voltage, Open Circuit Voltage
dan Short Circuit Current).
• Kapasitas total menyesuaikan dengan RAB
• Efisiensi modul surya minimum 15%.
• Koneksi antar modul surya menggunakan koneksi plug-in socket, seperti MC4.
• Kabel array modul harus melalui DC Combiner Box sebelum masuk ke Inverter.
• Menggunakan produk dalam negeri, yang dibuktikan dengan melampirkan salinan
tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal
40%, yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (Catatan:
Apabila tanda sah TKDN masih dalam proses pencetakan tanda sah di Kementerian
Perindustrian, maka calon penyedia wajib melampirkan bukti sedang dalam proses
pencetakan tanda sah yang mencantumkan nilai prosentase hasil verifikasi TKDN)
• Melampirkan salinan sertifikat ISO 9001 dari Produsen.
• Melampirkan Sertifikat atau Hasil Tes Uji Produk (dapat berupa tes uji dari seri produk
yang sama) yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh Lembaga Uji Independen (bukan
merupakan uji QA dari pabrikan). Sertifikat atau hasil uji ini harus dapat menunjukkan
nilai efisiensi hasil pengujian modul surya. Sertifikat atau hasil uji yang dikeluarkan
oleh lembaga uji independen harus ditujukan kepada produsen.
• Melampirkan garansi tertulis yang wajib ditandatangani oleh Direktur
Utama/Direktur Produsen modul surya tentang :
- Garansi power untuk degradasi output maksimal 20% selama 20 tahun.
- Garansi produk modul surya minimal 10 tahun
 Parameter Elektrikal :
- Daya Maksimum (Pm)335W
- Toleransi Daya +3%
- Effisiensi Module >17%
- Tegangan Terbuka (Voc) 44 V
- Tegangan MPP(Vmp) 36V
- Arus Hubung singkat (Isc) 10A
- Arus MPP (Imp) 9A

B. Inverter
• Daya inverter output total disesuaikan dengan kapasitas modul surya .
Untuk Inverter 3 phase:
- Tegangan input: max. 1000 VDC
- Tegangan Output :3 Phase/N/PE;230/400VAC, 50/60Hz,
- MPPT Voltege Range 200V-1000V
- Nominal Voltage 580V
- Number of independent MPP tracker/strings per MPP Tracker : 2/3
- Rated AC output power : 20000W
- Efiisiensi Min. 98%
- THDI : <3%
- MPPT Efisiensi Min :99%
- Minimum 2 Input MPPT
- Indikator (LCD display): inverter voltage & current, inverter frequency,load
current & load voltage

• Kapasitas Sistem PLTS Atap dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari daya
tersambung Konsumen PT PLN dimana Kapasitas Sistem PLTS Atap sebagaimana
dimaksud, ditentukan dengan kapasitas total inverter;
• Gelombang output : sinus murni;
• Sistem proteksi : ground fault , loss fase, over load, short circuits, over
temperature, over/under voltage, reverse polarity dan anti islanding;
• Topology (isolation level): transformerless, string inverter;
• Inverter harus dapat bekerja secara paralel (parallel operation/stacking);
• Dilengkapi dengan management control untuk mengatur daya yang masuk dan keluar
dari inverter;
• Dilengkapi dengan fitur data logger dan communication/interface RS-232/RS-
485/TCP-IP untuk komunikasi data dengan Remote Monitoring System;
• Inverter ditempatkan sedekat mungkin dari PV array;
• Melampirkan Sertifikat atau Hasil Tes Uji Produk (dapat berupa tes uji dari seri produk
yang sama) yang dikeluarkan oleh Lembaga Uji Independen Internasional (bukan
merupakan uji QA dari produsen);
• Indeks proteksi Enclosure : IP65;
• Melampirkan brosur inverter yang digunakan;
• Melampirkan surat dukungan dari pabrikan/distributor yang wajib
ditandatangani oleh Direksi Produsen/Distributor;
• Melampirkan surat penetapan/penunjukan dari produsen/distributor utama di luar negeri
kepada distributor lokal;
• Melampirkan garansi tertulis yang wajib ditandatangani oleh Direktur distributor
lokal dalam negeri selama minimal 5 tahun;
• Memenuhi standard :
- IEC 61727: Photovoltaic (PV) Systems Characteristics of the Utility
Interface;
- IEC 62109-1: 2010 Safety of Power Converters for use in photovoltaic power
system;
- IEC 62109-2: 2011 Safety of Power Converters for use in photovoltaic power
system;
- IEC 62116 : 2008 Test procedure of islanding prevention measures for utility-
interconnected photovoltaic inverters;
• Factory warranty terms wajib dilampirkan.

C. Kabel Fotovoltaik (PV Cable) dan Kabel keluaran daya (Power Cable)
• Instalasi kabel harus terlindung dengan cable duct : cable duct terbuat dari bahan
yang tahan benturan, UV resistance;
• Kabel PV string – DC Combiner Box : Solar Cable, tahan terhadap sinar ultra violet
(UV) dan tahan cuaca (kisaran suhu sekitar - 40ºC hingga 120ºC), bebas dari unsur
halogen, bahan isolasi XLPO, memiliki isolasi ganda (dua lapisan isolator), dilengkapi
dengan konektor jenis MC4 atau jenis lainnya. Ukuran diameter kabel minimal 6 mm2;
• Kabel DC Combiner Box – Inverter : DC Cable;
• Kabel AC yang digunakan (Kabel inverter – Panel AC, Kabel Panel AC – Net
Metering): berjenis NYM/NYY; dengan diameter menyesuaikan arus output inverter;
• Setiap penyambungan kabel harus menggunakan terminal kabel dan konektor
(bukan sambungan langsung) yang sesuai yang terisolasi dengan baik;
• Dalam instalasi pemasangan kabel harus memperhitungkan faktor keamanan;
• (safety) terhadap orang yang berada di area PLTS.

D. DC Combiner Box
• Ingress protection: IP 65;
• Terbuat dari bahan Polycarbonat yang tahan terhadap paparan UV jangka panjang.
Desain Box harus dapat mengantisipasi pengembunan di bagian dalam (dilengkapi
breather);
• Semua koneksi pada terminal kabel harus memenuhi standar atau dengan
menggunakan koneksi sistem pegas untuk menjamin kualitas koneksi yang baik dan
pasti;
• Untuk input dari kabel string menggunakan connector plug-in socket;
• Dilengkapi dengan pembatas arus yang modular (circuit breaker DC), memiliki
indikator fungsi dan tegangan kerja minimum 1.000 VDC;
• Dilengkapi dengan Surge Protection untuk aplikasi photovoltaic;
• Surge protection berbentuk modular, plugable dan memiliki indicator;
• Dilengkapi dengan isolator switch.

E. Panel AC (AC Distribution Board)


• Panel distribusi terbuat dari bahan metal yang tidak dapat terbakar, tahan lembab
dan kokoh dengan ketebalan minimal 2 mm;
• Panel distribusi dilengkapi dengan saklar utama/pemisah, pembatas arus MCB, MCCB,
saklar terminal, busbar, Surge Protection Device dengan kapasitas menyesuaikan dengan
daya keluaran;
• Rangka bagian depan, atas, bawah dan bagian belakang tertutup rapat, sehingga
petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Panel
distribusi dilengkapi dengan ventilasi pada bagian sisi, lubang ventilasi harus
dilindungi, agar binatang atau benda-benda kecil serta air yang jatuh tidak masuk
kedalamnya;
• Kapasitas daya minimum : menyesuaikan dengan daya keluaran;
• Jumlah feeder minimum : menyesuaikan dengan daya keluaran;
• Tegangan system : 220-230 VAC, 50hz, untuk satu fasa; 380-400 VAC, 50hz, untuk
tiga fasa;
• Monitoring: tegangan, arus, frekuensi, dan energi (kwh) yang diproduksi oleh PLTS;
• Dilengkapi dengan lampu indikator per fasa;
• Sistem Proteksi : dilengkapi dengan circuit breaker, kapasitas menyesuaikan dengan
arus;
• Kabel yang masuk dan keluar panel harus dilengkapi kabel gland;
• Penempatan harus aman dan mudah dimonitor oleh operator;
• Pada bagian depan panel distribusi diberi stiker tanda bahaya terhadap sengatan
listrik;

F. Sistem Pentanahan (Grounding)


• Seluruh komponen peralatan/struktur sistem PLTS harus terhubung satu sama lain dan
dibumikan.
• Sistem pentanahan mengikuti ketentuan SNI 0225:2011.
• Resistansi pembumian harus ≤5 ohm (SPLN). Untuk memperoleh resistansi yang
terendah dapat digunakan beberapa batang (rod grounding) yang disatukan.

G. Penyangga PV Array (PV Array Support)


• Penyangga PV array dirancang sesuai dengan luasan dan kondisi atap yang tersedia;
• Penyedia wajib melakukan survey lokasi dan menyampaikan hasil analisis kekuatan
struktur atap yang akan dipasang PV array kepada PPK/PPTK;
• Mounting modul surya menggunakan model rail dan clip dengan bahan aluminium
dengan tebal minimal 2,5 mm dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran modul surya;
• Modul surya yang disusun pada rail yang dilengkapi dengan mid clamp (antar modul)
dan end clamp (pada ujung rail) yang berfungsi untuk menahan modul surya agar
tidak bergeser;
• Sudut kemiringan modul surya disesuaikan dengan sudut kemiringan atap;
• Semua mur baut yang dipergunakan berbahan Stainless Steel (SS);
• Jarak antara permukaan atap dengan larik modul adalah 7,5 cm hingga 15 cm untuk
atap miring dan minimal 15 cm untuk atap dak beton;
• Pada setiap array harus dipasang tanda bahaya terhadap sengatan listrik;
• Jarak maupun penempatan PV Array harus diatur/didesain sedemikian rupa sehingga
tidak ada bayangan (shading) yang jatuh pada permukaan PV Array lainnya;
• Melampirkan gambar teknik (mekanik dan sipil) mounting system;
• Melampirkan layout susunan PV Array;

H. Metering ekspor-impor
Sistem PLTS Rooftop tersambung dengan jaringan PT PLN (On Grid) melalui kWh meter
ekspor-impor yang mengikuti prosedur/ketentuan di dalam Permen ESDM Nomor 49
Tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem PLTS Atap oleh Konsumen PT PLN (Persero).

I. Penangkal petir
• Penempatan dan ketinggian penangkal petir harus memperhatikan agar sistem PLTS
berada dalam zona sistem terminasi udara.
• Jenis kabel yang digunakan adalah kabel terbuka (tanpa isolasi) sesuai
SNI/SPLN.
• Grounding penangkal petir ditempatkan dalam bak kontrol grounding. Bak kontrol
grounding dilengkapi dengan penutup yang memiliki handle. Ukuran dan kedalaman
bak kontrol dibuat sedemikian sehingga mudah bagi operator dalam melakukan
perawatan.
• Terminasi kabel BC 35 dengan copper rod dilakukan dengan proses eksotermik welding
(cadweld connection).
J. Persiapan Lokasi
• Survey kelayakan geometri atap bangunan yang akan dipasang PLTS meliputi luasan,
struktur dan tipe atap. (wajib dilaporkan kepada PPK sebelum pemasangan PLTS).
• Survey dan koordinasi dengan instansi terkait, khususnya PT. PLN (Persero) Wilayah
Distribusi terkait daya kWh terpasang dan kapasitas PLTS yang akan dipasang.

K. Sertifikat Laik Operasi (SLO)


• SLO merupakan suatu prosedur untuk melakukan standarisasi keamanan dan kualitas
dari instalasi listrik yang terpasang sehingga dipastikan bahwa penggunaan instalasi
listrik tersebut sudah dikerjakan oleh tenaga profesional yang ahli di bidang instalasi
listrik dan memenuhi standar penggunaan bahan – bahan yang ber-SNI (Standar
Nasional Indonesia), serta diperiksa standar pemasangannya sehingga segala bentuk
bahaya dari listrik dapat diminimalkan, dan masyarakat sebagai pengguna pun
mendapatkan rasa aman dan nyaman terhadap penggunaan instalasi listrik yang
terpasang;
• Pelaksanaan SLO mengikuti ketentuan di dalam Permen ESDM Nomor 49 Tahun
2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Atap oleh Konsumen PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero);
• Pelaksana sertifikasi (SLO) adalah perusahaan yang telah
ditunjuk/terakreditasi dari Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral.

Banda Aceh, 5 April 2021


KUASA PENGGUNA ANGGARAN
UPTD ANGKUTAN MASSAL TRANS KUTARAJA

M. HANUNG KUNCORO, S.Si.T, MT


PENATA TINGKAT I
NIP. 19771123 200012 1 003

Anda mungkin juga menyukai