Anda di halaman 1dari 13

2016

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


KUALIFIKASI OKUPASI NASIONAL
TEKNISI INSTALASI LISTRIK PENERANGAN
DAN DAYA FASA SATU
Skema sertifikasi Okupasi Nasional Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu adalah
skema sertifikasi Okupasi Nasinal yang disusun mengacu kepada standar kompetensi kerja yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep. 170/MEN/IV/2007 tentang
Penetapan SKKNI sektor Listrik Sub Sektor Ketenagalistrikan bidang Instalasi Pemanfaatan
Tenaga Listrik. Skema sertifikasi Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu bidang
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik ini dikembangkan oleh komite skema sertifikasi untuk menjawab
permintaan/kebutuhan SDM Industri di bidang Instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik yang digunakan
dalam memastikan dan memelihara kompetensi tenaga kerja di bidang Instalasi pemanfaatan Tenaga
Listrik dan sebagai acuan bagi LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan asesor
kompetensi dalam melakukan sertifikasi

.
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUPASI NASIONAL

TEKNISI INSTALASI LISTRIK PENERANGAN DAN DAYA FASA SATU

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas disahkannya dokumen Skema
Sertifikasi Kompetensi Okupasi Nasional Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya
Fasa Satu yang dapat digunakan sebagai acuan atau rujukan dalam mengembangkan skema
sertifikasi LSP-P1 SMK Paket Keahlian Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik . Skema
Sertifikasi ini disusun berdasarkan Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor
4/BNSP.VII/2014 tentang Pedoman Pengembangan Skema Sertifikasi Kompetensi.
Skema ini dikembangkan berdasarkan kemasan Okupasi Nasional Teknisi Instalasi
Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu yang telah disahkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor … tentang penetapan Sertifikat Okupasi Nasional
Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu
Skema Sertifikasi ini menjadi pedoman bagi LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
keahlian Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik dalam rangka pelaksanaan sertifikasi
bagi peserta didik SMK.
Dengan skema Sertifikasi Kompetensi Okupasi Nasional Teknisi Instalasi Listrik
Penerangan dan Daya Fasa Satu ini diharapkan lulusan SMK Bidang Keahlian Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik bersertifikat kompetensi dan diakui kompetensinya secara
nasional maupun internasional
DAFTAR ISI

1. Latar belakang
2. Ruang lingkup skema sertifikasi
3. Tujuan sertifikasi
4. Acuan normatif
5. Kemasan /Paket Kompetensi
5.1 Jenis kemasan
5.2 Jenis skema
5.3 Aturan pengemasan
6. Persyaratan dasar pemohon sertifikasi
7. Hak pemohon sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
7.1 Hak pemohon
7.2 Kewajiban pemegang sertifikat
8. Biaya sertifikasi
9. Proses sertifikasi
9.1 Persyaratan pendaftaran
9.2 Proses Asesmen
9.3 Proses Uji Kompetensi
9.4 Keputusan Sertifikasi
9.5 Pembekuan dan pencabutan sertifikat
9.6 Pemeliharaan sertifikat (Surveilen)
9.7 Penggunaan Sertifikat
9.8 Banding
1. LATAR BELAKANG
Era globalisasi dalam lingkungan perdagangan bebas antar negara, membawa dampak
ganda, di satu sisi era ini membuka kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya antar
negara, namun disisi lain era itu, membawa persaingan yang semakin tajam dan ketat.
Oleh karena itu, tantangan utama di masa mendatang adalah meningkatkan daya saing
dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa dengan
mengandalkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), teknologi dan manajemen.
Untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja
atau dunia usaha dan industri, perlu adanya hubungan imbal balik (link and match)
antara pihak dunia usaha/ industri dengan Lembaga Pendidikan/Pelatihan baik formal,
informal maupun yang dikelola oleh industri itu sendiri.
Skema ini disusun sebagai langkah implementasi dari Undang-Undang Nomor 18
tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi bahwa melaksanakan pekerjan jasa konstruksi
sebagai perencana, pelaksana dan pengawas diwajibkan memiliki sertifikat kompetensi

Skema KKNI ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan
dalam sertifikasi kompetensi profesi bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik bagi
tenaga kerja yang telah mendapatkan kompetensinya melalui proses pembelajaran baik
formal, non formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja, yang mengacu kepada
SKKNI Sektor Listrik Sub Sektor Ketenagalistrikan bidang Instalasi Pemanfaatan
Tenaga Listrik. Skema sertifikasi bidang Instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik .
Dengan skema sertifikasi Okupasi Nasional ini diharapkan dapat memberi manfaat
langsung para pemangku kepentingan.

Bagi Industri

a. Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa Instalasi Pemanfaatan


Tenaga Listrik telah dibuat oleh tenaga-tenaga yang kompeten dan terpelihara
kompetensinya.
b. Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis
kompetensi guna meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan
efisiensi nasional pada umumnya.
c. Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga
berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.
Bagi Profesi Bidang Jasa Konstruksi

a. Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya bahwa


dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan jasa dan meningkatkan percaya
diri tenaga profesi
b. Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara
mandiri
c. Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi
d. Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara
e. Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja

Bagi Lembaga Pendidikan dan juga Pelatihan


a. Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan
kompetensi dunia industri.
b. Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.
c. Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.
d. Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik
yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserta didik selama proses
diklat.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


Skema Sertifikasi Kompetensi Kualifikasi Okupasi Nasional Teknisi Instalasi Listrik
Penerangan dan Daya Fasa Satu , ruang lingkupnya sebagai berikut :
2.1. Bidang : Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
2.2. Lingkup Penggunaan : Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa
Satu
3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi lulusan SMK Paket Keahlian Teknik
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik sesuai dengan tuntutan industri, profesi,
konsumen/pasar;
3.2. Sebagai acuan bagi LSP dan Asesor dalam rangka pelaksanaan sertifikasi
kompetensi;
3.3. Untuk memastikan bahwa proses sertifikasi dilakukan dengan menggunakan
standar yang ditetapkan.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
4.2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4.4. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
4.5. Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Konstruksi Bangunan
Gedung
4.6. Undang undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Badan Standar Nasional
Pendidikan
4.7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
4.8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.9. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
4.10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.
170/MEN/IV/2007 tentang Penetapan SKKNI sektor Listrik Sub Sektor
Ketenagalistrikan bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.
4.11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2013 Tentang Persyaratan
Kompetensi Untuk Subkualifikasi Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil Bidang
Jasa Konstruksi.
4.12. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi nomor 4/BNSP/VII/2014 Tentang
pedoman Pengembangan dan pemeliharaan Skema Sertifikasi
5. KEMASAN/ PAKET KOMPETENSI LEVEL II
Didalam pemaketan yang ditetapkan untuk Okupasi Nasional Teknisi Instalasi Listrik
Penerangan dan Daya Fasa Satu adalah sebagai berikut :

5.1. Jenis Kemasan : OKUPASI NASIONAL


5.2. Nama Skema : Teknisi Instalasi Listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu
5.3. Rincian Unit Kompetensi

NO KODE UNIT JUDUL


INA 5211.222.18.01.07 Menerapkan UUJK dan K3 ( Keselamatan dan
UJIT
1 Kesehatan Kerja . )
2 KTL.IK02.118.01 Memasang Instalasi Listrik Bangunan Sederhana (
Rumah Tinggal , Sekolah dan Rumah Ibadah )
3 KTL.IK02.116.01 Memasang Lampu Tanda (Lampu Lalu lintas,
Papan Reklame, Lampu Kabut)
4 KTL.IK02.117.01 Memasang Lampu Penerangan Jalan Umum
(PJU)
5 KTL. IK02.101.01 Merakit Dan Memasang PHB Penerangan
Bangunan Sederhana (Rumah Tinggal, Sekolah,
Rumah Ibadah)
5 KTL.IK02.108.01 Memasang Sistem Pembumian

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1. Pemohon terdaftar sebagai peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) yang bersangkutan
6.2. Pemohon telah memperoleh materi pembelajaran berkaitan dengan unit-unit
kompetensi yang tercantum dalam paket unit kompetensi Okupasi Nasional
Teknisi Instalasi listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu
6.3. Setiap unit kompetensi harus mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum)
6.4. Pemohon memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah atas usulan Ketua
Keahlian Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG
SERTIFIKAT
7.1.Hak Pemohon
7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan
skema sertifikasi

7.1.2. Memperoleh penjelasan tentang tata cara proses sertifikasi sesuai dengan
rekomendasi metode yang ditetapkan berdasarkan hasil verifikasi bukti-
bukti yang dimiliki pemohon
7.1.3. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi
7.1.4. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan,
dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang
integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang
bersifat Nasional
7.1.5. Memperoleh hak peninjauan kembali atau banding terhadap keputusan
baik dilakukan asesor maupun Lembaga Sertifikasi Profesi terkait dengan
status rekomendasi yang mereka harapkan
7.1.6. Memperoleh kesempatan mengikuti proses sertifikasi ulang sesuai dengan
persyaratan skema sertifikasi jika diminta
7.1.7. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten
7.1.8. Menggunakan sertifikat untuk promosi diri sebagai pada bidang Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik
7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1. Melaksanakan keprofesian di bidang Instalasi Pemanfaatan


Tenaga Listrik
7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-
sungguh dan konsekuen
7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak
disalahgunakan
7.2.4. Menjamin terpelihara kompetensi yang sesuai pada
sertifikat kompetensi
7.2.5. Bersedia dan menjamin bahwa seluruh pernyataan dan
informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat
dipertanggung jawabkan
7.2.6. Membayar biaya sertifikasi

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Struktur biaya pemohon sertifikasi mencakup biaya Asesmen , dan
administrasi
8.2. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah atau sumber lain yang tidak
mengikat

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon telah memahami proses Asesmen atau uji kompetensi sesuai
dengan skema yang telah ditetapkan oleh LSP- Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur
9.1.2. Pemohon mengisi formulir permohonan sertifikasi (APL 01) dan mengisi
formulir assessment mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti
pendukung antara lain :
a. Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
b. Laporan hasil belajar (rapor) dan atau sertifikat/surat keterangan
lainnya yang sah
c. Dokumen skill passport (jika ada )
d. Rekomendasi dari Ketua Program Studi diketahui oleh Kepala
Sekolah
9.1.3. LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menelaah kelengkapan
berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk menjadi peserta sertifikasi

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesmen Okupasi Nasional Teknisi Instalasi listrik Penerangan dan Daya
Fasa Satu direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa
verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan
sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi
9.2.2. Pelaksanan Asesmen untuk skema Okupasi Nasional Teknisi Instalasi
listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu ini dapat dilakukan dengan cara
dicicil per unit kompetensi atau secara paket sejumlah unit kompetensi
yang dilakukan secara holistik dan terintegrasi dengan proses
pembelajaran, dan hasilnya dicatatkan pada buku skill passport
9.2.3. LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen


9.2.4. Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk
mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti
tersebut akan dikumpulkan
9.2.5. Asesor menjelaskan, membehas dan mensepakati rincian rencana
asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi
9.2.6. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari
dokumen pendukung dan dokumen skill passport (jika ada) yang
disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL -02 , untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan
9.2.7. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti
direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti
direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Uji kompetensi Okupasi Nasional Teknisi Instalasi listrik Penerangan dan
Daya Fasa Satu dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek,
tertulis, lisan, pengamatan , wawancara atau cara lain yang handal
dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi;
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di tempat uji kompetensi yang ditetapkan;
9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Teknisi
Instalasi listrik Penerangan dan Daya Fasa Satu diverifikasi atau
dikalibrasi secara tepat dan sesuai standar;
9.3.4. Proses uji kompetensi dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan;
9.3.5. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis , lisan , wawancara dan
lainnya , diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi
telah memenuhi aturan bukti
9.3.6. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti
direkomendasikan “Belum Kompeten

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan oleh asesor selama
proses sertifikasi mencukupi untuk :
a. Mengambil keputusan sertifikasi;
b. Melakukan penelusuran apabila terjadi banding
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh komite
teknis yang ditetapkan oleh ketua LSP- Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur berdasarkan rekomendasi dan informasi yang
dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses sertifikasi;
9.4.3. Personil yang terlibat dalam membuat keputusan sertifikasi memiliki
kompetensi Okupasi Nasional Teknisi Instalasi listrik Penerangan dan
Daya Fasa Satu dan berpengalaman dalam proses sertifikasi untuk
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

9.4.4. Sertifikat kompetensi berlaku selama tiga tahun, terhitung sejak


diterbitkan

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan jika seorang pemegang
sertifikat kompetensi terbukti menyalahgunakan sertifikat yang dimiliki dan
dapat merugikan LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
9.6. Pemeliharaan Sertifikasi
Untuk memelihara kompetensi, LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
melakukan surveilan kepada pemegang sertifikat kompetensi, yang dapat
mencakupi salah satu :
a. Evaluasi rekaman kegiatan minimal sekali dalam setahun
b. Evaluasi asesi (sampling)
c. Witness (bila diperlukan

9.7. Penggunaan Sertifikat


Pemegang sertifikat Okupasi Nasional Teknisi Instalasi listrik Penerangan dan
Daya Fasa Satu harus menandatangani persetujuan untuk :

9.7.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi


9.7.2. Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup
sertifikasi yang diberikan
9.7.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP- Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan tidak memberikan persyaratan yang
berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP- Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah
9.7.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan
sertifikasi yang memuat acuan LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta mengembalikan
sertifikat kepada LSP- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang
menerbitkannya

9.8. Banding
Peserta Sertifikasi dapat melakukan banding jika tidak puas atas keputusan yang
diambil oleh asesor kompetensi, dengan mengisi form banding

Anda mungkin juga menyukai