Anda di halaman 1dari 12

SYARAT-SYARAT DAN SPESIFIKASI PEMBANGUNAN PLTS

TERPUSAT KABUPATEN KONAWE DESA UPT PARUDONGKA KEC.


ROUTA KAB. KONAWE KAPASITAS 15 KWP

I. PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), merupakan salah satu alternatif dari sistem
pembangkit yang sesuai untuk daerah pedalaman dan jauh dari pembangkit, yang
mengakibatkan biaya pokok pembangkitnya relatif mahal. Sistem kerja dari PLTS
memanfaatkan energi matahari untuk menjadi energi listrik melalui photovoltic (PV) modul
atau yang lebih dikenal dengan Modul Surya, sehingga menjadi suatu pembangkit yang
efisien dan efektif. PLTS adalah pembangkit yang ramah lingkungan karena system
kerjanya memanfaatkan energi matahari untuk mensuplai daya listrik ke beban.
Kriteria lokasi rencana pembangunan PLTS Fotovoltaik Terpusat:
1) Lokasi yang letaknya jauh dari jangkauan listrik PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) dan/atau pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya.
2) PLTS Fotovoltaik Terpusat diprioritaskan untuk pelayanan listrik kepada masyarakat
pengguna/penerima yang tinggal berkelompok atau jarak antara rumah satu dengan
lainnya berdekatan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1) Membangun sistem PLTS untuk lokasi desa-desa terpencil di seluruh Indonesia yang
belum menikmati aliran listrik dari PLN.
2) Memberikan solusi system pasokan daya listrik yang “cost effective” dengan strategi
memanfaatkan energi surya pada batasan porsi tertentu.
3) Melaksanakan alih teknologi system PLTS dalam pengoperasian dan pemeliharaan guna
kelangsungan operasi system pembangkit yang berkesinambungan.

III. SYARAT-SYARAT TEKNIS


1) Calon penyedia barang/jasa harus menyerahkan Blok Diagram dan Single Line
Diagram System PLTS Kapasitas 15 kWp secara keseluruhan.
2) Calon penyedia barang/jasa harus menyerahkan desain teknis instalasi PV modul
berserta instalasi elektrikal.
3) Calon penyedia barang/jasa dalam memberikan penawaran harus melampirkan:
a. Deskripsi system PLTS sesuai yang ditawarkan
b. Analisa penggunaan listrik dan pola pembebanan yang layak untuk system dan
daerah pelayanan
4) Calon penyedia barang/jasa adalah perusahaan distributor dan juga perusahaan jasa
konstruksi dengan kualifikasi sesuai skala proyek atau perusahaan Distributor yang
melakukan konsorsium dengan perusahaan jasa konstruksi yang memiliki klasifikasi
dan kualifikasi sesuai skala proyek, atau perusahaan jasa konstruksi dengan kualifikasi
dan klasifikasi sesuai skala proyek yang mempunyai dukungan dari pabrikan atau
perusahaan distributor.
5) Semua peralatan dan komponen utama yang ditawarkan harus dalam keadaan baru
100% yang dibuktikan surat pernyataan dari pabrikan.
6) Semua peralatan dan komponen utama yang telah dapat diproduksi di dalam negeri
harus menyertakan bukti TKDN yang sah dan tersedia untuk dilakukan inspeksi
pabrikan jika diperlukan.
7) Salinan Ijin Usaha Industri (IUI) bagi produsen dalam negeri.
8) Khusus barang produksi luar negeri: Surat Dukungan Perwakilan di Indonesia/
Distributor/ Agen Resmi yang telah terdaftar di Kementerian Perdagangan dengan
melampirkan bukti STP (Surat Tanda Pendaftaran) dari Kementerian
Perdagangan. Yang dimaksud produsen adalah badan usaha dalam atau luar negeri
sebagai pemegang merek dagang.
9) Calon penyedia barang/jasa harus memberikan bukti garansi produksi dari pabrikan
untuk:
a. Modul Surya minimal 20 tahun (dua puluh tahun untuk degradasi output < 20%
b. Inverter minimal 5 tahun
c. Solar Charge Controller minimal 5 tahun d. Battery minimal 5 tahun
10) Panitia atau pihak pengguna Jasa akan melakukan pemeriksaan/audit untuk melihat
fasilitas produksi baik yang dimiliki peserta lelang maupun yang dimiliki oleh perusahaan
pendukung atau pabrikan.
11) Calon penyedia barang/jasa harus melampirkan dukungan produk dari pabrikan/ agen
untuk peralatan:
a. Modul Surya
b. Inverter
c. Solar charge Controller
d. Battery
12) Peralatan yang ditawarkan harus melampirkan dokumen lolos uji dari lembaga
pengujian dalam dan atau luar negeri, peralatan yang dimaksud adalah:
a. Modul Surya (Sertifikat dan Test Report)
b. Inverter (Sertifikat atau Test Report)
c. Solar charge Controller (Sertifikat atau Test Report)
d. Battery (Sertifikat atau Test Report)
13) Instalasi PLTS harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pemeliharaan dan
pemeriksaan secara periodik.
14) Calon penyedia barang/jasa harus membuat uraian pelatihan dan pemeliharaan
mengenai sistem yang ditawarkan.
15) Calon penyedia barang harus memberikan gambar Bangunan Pembangkit ataupun
dengan menggunakan Shelter; denah/layout lokasi PLTS; detail gambar pagar dan
gambar perencanaan instalasi listrik rumah penduduk.
16) Calon penyedia barang dan jasa harus dapat menjelaskan uraian pekerjaan kedalam
dokumen teknis hal-hal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pendataan/
dokumentasi)
b. Pendistribusian barang dan pelaksanaan pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail (termasuk kurva S)
d. Struktur organisasi pelaksanaan dan uraian tanggung jawabnya
e. Uraian system PLTS terpusat yang mencakup deskripsi system yang ditawarkan,
konfigurasi system berserta penjelasan cara kerja peralatan dan metode operasi
system.
f. Perencanaan teknis instalasi peralatan yang utama yang mencakup instalasi
elektrikal
g. Analisa perhitungan produksi energy system PLTS yang ditawarkan dengan
analisa pola pembebanan
17) Seluruh perhitungan biaya adalah biaya terpasang di lokasi termasuk PPN
18) Pelaksanaan pengadaan adalah sesuai dengan PERPRES No. 70 Tahun 2012 tentang
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
19) Kualifikasi personil yang ditugaskan melaksanakan pekerjaan personil akan ditugaskan
untuk melaksanakan pekerjaan sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. Team Leader/Management Proyek
Pendidikan minimum S1 (Elektro, Mesin, Fisika, Management) Ahli dalam bidang
kelistrikan dengan pengalaman diatas 3 tahun menguasai bidang pekerjaan yang
ditugaskan.
b. Manager Lapangan/ Site Manager
Pendidikan minimum S1 (Elektro, Mesin, Fisika) dengan pengalaman diatas 2 tahun
menguasai bidang pekerjaan yang ditugaskan

c. Pelaksana Teknis
Pendidikan minimum SMK (Listrik, Sipil) dengan pengalaman sekurang-kurangnya
diatas 2 tahun menguasai bidang pekerjaan yang ditugaskan.
20) Penyedia Barang/Jasa harus membuat struktur Organisasi dan uraian tugas personil
yang ditugaskan.
21) Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambaran mengenai lokasi
22) Calon Penyedia barang dan jasa ( Pabrikan ) harus memberikan garansi system dapat
beroperasi untuk waktu minimum 3 (Tiga ) tahun dan harus mengganti semua
komponen yang rusak selama masa garansi tersebut, yang dinyatakan dalam bentuk
surat pernyataan yang di dukung dengan jaminan system yang di keluarkan dari salah
satu distributor atau pabrikan penyedia komponen utama PLTS, dan sekurang
kurangnya 6 (enam) kali calon penyedian barang/jasa (Pabrikan) yang mengeluarkan
jaminan garansi melakukan pengecekan terhadap sitem PLTS terpusat yang telah
beroperasi dalam bentuk surat pernyataan.
23) Penyedia barang /Jasa dan harus menyampaikan layanan pasca penyerahan:
a. Jaminan Pengoperasian Sistem (Garansi sistem) selama 3 (tiga) tahun
b. Jaminan Kontinyuitas Ketersediaan Suku Cadang/ Komponen
24) Seluruh komponen/peralatan utama yang ditawarkan harus dari pabrikan yang sudah
memiliki sertifikat merk, sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001
25) Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan dalam Bahasa Indonesia, yang sekurang-
kurangnya berisi:
Pengenalan Umum Setiap Perangkat Sistem PLTS Terpusat (off-grid),
Petunjuk Pemasangan (Installation Manual),
Petunjuk Pengoperasian (User Manual),
Petunjuk Pemeliharaan (Maintenance Manual),
Penanganan Masalah (Trouble Shooting), dan
Layanan Pelanggan (Hotline Service) yang berisi informasi lengkap Nama
Produsen/Agen Tunggal/Representatif, Alamat Lengkap, Nomor Telepon, Email yang
dapat melayani penyediaan suku cadang. Dokumen ini dapat diterbitkan oleh Penyedia
barang/jasa atau produsen/agen tunggal/ representatif.

IV. SPESIFIKASI TEKNIS


PLTS-terpusat yang akan dipasang pada pekerjaan ini merupakan suatu sistem PLTS
yang menggabungkan/mengkombinasikan beberapa modul surya menjasi satu array yang
diatur secara otomatis oleh inverter. Sistem pembangkit ini terpusat dengan energi yang
dihasilkan didistribusikan melalui panel distribusi ke rumah rumah/pengguna melalui jaringan
distribusi listrik AC tegangan rendah 220V. Untuk menjamin pembagian listrik yang merata
kepada seluruh pengguna maka disetiap rumah pengguna akan dipasang energy limiter
sebagai alat pembatas dayanya. Inverter yang digunakan juga harus memiliki kemampuan
untuk digabung (hybrid) dengan pembangkit listrik diesel genset, sebagai antisipasi
penambahan daya pada saat yang akan datang.
1) Peralatan Utama terdiri dari:
a. Modul Surya dengan kapasitas total minimum 15 kWp
b. Inverter dengan kapasitas total minimum 15 kW
c. Solar Charge Controller dengan kapasitas total minimum 15 kW
d. Battery dengan kapasitas total minimum 72 kWh
Secara umum peralatan PLTS Fotovoltaik Terpusat terdiri dari:
a. Modul Surya
1. Spesifikasi Teknis Modul Surya (Array Module):
 Jenis modul : Mono/Polycrystalline Silicon.
 Kapasitas Per Modul : minimal 200 Wp
 Efisiensi modul surya : minimal 16%.
 Koneksi antar modul surya : Plug and Play, kabel koneksi diletakan
menggunakan cable tray dibawah modul
 Wajib menggunakan produk dalam negeri, yang dibuktikan dengan
melampirkan salinan tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri
paling sedikit 40% (empat puluh persen) yang diterbitkan oleh Kementerian
Perindustrian.
 Sertifikasi Pengujian : B2TE-BPPT
 Masa Pakai : ± 20 tahun
 Garansi : 20 tahun (degradasi 1% per tahun)
 label data performance modul surya ditempel di bagian belakang modul.
 Rangkaian modul surya mempunyai kapasitas sebesar minimum 15 kWp
 Performance Characteristic pada kondisi standar (Standard Test Condition) dan
pada kondisi radiasi harus rendah dan harus di informasikan secara lengkap
dan merupakan kelengkapan module
 J-Box harus sudah dilengkapi dengan blocking dioda dan cable gland lengkap
dengan plug dan socketnya
 Harus melampirkan Sertifikat Lolos Uji dan Test Report sesuai standar SNI dari
lembaga yang berwenang yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional
Republik Indonesia
 Melampirkan Copy Sertifikat Management ISO 9001, ISO 14001 dan ISO 18001
dari pabrikan
 Pabrikan Modul Surya harus memiliki alat uji Flash test serta melampirkan
hasil ujinya (bukan sample test).

2. Spesifikasi Grounding Modul


 Jenis kabel yang digunakan berupa kabel jenis NYY Yellow Green 35 mm2
b. Komponen Controller
1. Untuk konfigurasi DC Coupling
Inverter dan solar charge regulator (SCR) harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut:
a) Inverter:
 Daya output total : minimal daya output total disesuaikan
dengan kapasitas output pembangkit.
 Jumlah inverter : minimal 3
 Tegangan output : 220-230 VAC, 50Hz, satu fasa atau
380-400 VAC tiga fasa
 Tegangan input dc : minimal 48 Vdc
 Gelombang output : sinus murni
 Efisiensi : ≥ 95 %
 Total Harmonic Distortion (THD): ≤ 5%
 Sistem proteksi : over current, over load, short circuits,
over temperature, over/under voltage,
reverse polarity
 Indicator (LCD display) : inverter voltage & current, inverter
frequency, battery voltage & current,
load current & voltage
 Fitur : Battery temperature sensor, Battery
equalization, Data logger dan interface
dengan RMS
 Standarisasi Uji : IEC 61683
 Garansi : minimal 5 (lima) tahun
 dilengkapi dengan display, data logger dan tersedia fasilitas remote
monitoring system yang terintegrasi. Dan dilengkapi dengan Singkronizer
untuk inverter yang belum terintegerasi dengan singkronizernya.
 Memiliki fitur battery temperature sensor, battery boost, equalization
untuk mencegah kerugian kapasitas baterai dan life time baterai.
 Proteksi terhadap debu dan serangga.
 Melampirkan salinan sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dari pabrikan
 Melampirkan Sertifikat atau Hasil Tes Uji Produk (dapat berupa tes uji
dari seri produk yang sama) yang dikeluarkan oleh Lembaga Uji Independen
(bukan merupakan uji QA dari pabrikan).
b) Solar Charge Regulator (SCR)
 Daya output total : total kapasitas minimal disesuaikan
dengan daya output total inverter.
 Jumlah SCR : minimal sesuai dengan jumlah inverter.
 Kontrol Sistem Algoritma : MPPT (Maximum Power Point Tracking).
 Efisiensi minimal : ≥98%
 Tes Uji Produk : Hasil uji dan sertifikat hasil pengujian
efisiensi.
 Tegangan Input Nominal : minimal 48 VDC.
 Sistem Proteksi : Reverse Polarity Protection, High battery
voltage protection, low battery voltage
protection, overload protection, PV ground
fault protection.
 Fitur : sistem pengisian baterai yang cepat dan
aman.
 Garansi produk : minimal 5 (lima) tahun

2. Untuk konfigurasi AC Coupling


Inverter yang digunakan 2 (dua) jenis yaitu inverter on-grid (solar inverter) dan
inverter off-grid (battery inverter). Kedua inverter harus dapat terkoneksi melalui
jaringan listrik AC saja, tanpa jaringan komunikasi lain. Hal ini memungkinkan
komunikasi antar inverter on-grid dan off-grid yang terpisah-pisah dengan jarak
yang jauh. Dengan fitur ini, semua inverter dapat berkomunikasi hanya dengan
menggunakan AC power line tanpa perlu tambahan jaringan komunikasi lainnya.
Dengan mengubah frekuensi AC, inverter juga harus mempunyai kemampuan
untuk dapat meregulasi fluktuasi beban atau Frequency-Shift Power Control
(FSPC).
Pada siang hari, seluruh energi yang dihasilkan oleh modul surya akan dialirkan
langsung oleh inverter on-grid langsung ke rumah-rumah pengguna/fasilitas
umum (beban). Jika beban yang dilayani lebih kecil dari energi yang dihasilkan
oleh modul surya, maka kelebihan energi tersebut akan dipakai untuk mengisi
(charging) baterai. Pada saat baterai dalam kondisi penuh, maka inverter off-grid
akan secara otomatis menghentikan suplai ke baterai. Sebaliknya, jika beban
yang dilayani lebih besar dari energi yang dihasilkan atau pada malam hari, maka
inverter off-grid akan mengkonversi energi yang tersimpan pada baterai
(discharging) untuk melayani beban.
a) Spesifikasi On-grid Inverter (Solar Inverter):
 Daya output total : minimal daya output total disesuaikan
dengan kapasitas output pembangkit.
 Jumlah inverter : minimal 2 unit.
 Tegangan output : 3/N/PE; 230/400 VAC, 50Hz, untuk
PLTS sampai 20 kWp menggunakan
Satu atau tiga fasa, untuk PLTS kapasitas
di atas 20 kWp menggunakan tiga fasa.
 Gelombang output : sinus murni.
 Efisiensi : ≥ 98 %
 Total Harmonic Distortion : ≤ 5%
 Sistem proteksi : over load, short circuits, over temperature,
over/under voltage, reverse polarity.
 Indikator (LCD display) : inverter voltage & current, inverter
frequency, load current & load voltage.
 Indeks proteksi : IP 65.
 Fitur : Data logger dan interface dengan RMS.
 Standarisasi Uji : IEC 61727: Photovoltaic (PV) Systems-
Charateristics of the Utility Interface.
 Garansi : Minimal 5 (lima) tahun.
b) Spesifikasi Off-grid Inverter (Battery Inverter) :
 Daya output total : minimal daya output total disesuaikan
dengan kapasitas output pembangkit.
 Jumlah inverter : minimal 3 unit.
 Tegangan input baterai : minimal 48 Vdc.
 Tegangan output : 3/N/PE; 230/400 VAC,
50Hz, satu fasa/tiga fasa.
 Gelombang output : sinus murni
 Efisiensi : ≥ 95 %
 Total Harmonic Distortion (THD): ≤ 4%
 Sistem proteksi : over load, short circuits, over temperature,
over/under voltage
 Indikator LCD : inverter voltage & current, inverter
frequency, battery voltage & current, load
current & load voltage.
 Indeks Proteksi : IP 54
 Fitur : Battery temperature sensor, Battery
equalization, Data logger dan interface
dengan RMS
 Standarisasi Uji : IEC 61683: Photovoltaic Systems-Power
Conditioners- Procedure for Measuring
Efficiency
 Garansi : minimal 5 tahun
c) Baterai (Battery Bank)
Menggunakan jenis baterai Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dengan
spesifikasi:
 Tegangan output : minimal 48 VDC
 Kapasitas Baterai (satuan) : 1000 Ah, 2 V
 Temperatur Operasional yang disarankan : dibawah 30 °C
 Kemampuan cycling : paling sedikit 2.200 cycle pada
80%
DOD (Depth of Discharge)
 Garansi : minimal 5 (lima) tahun
 TKDN : minimal 40%
 Umur teknis life time minimal 10 (sepuluh ) tahun pada suhu 20oC.
 harus dilengkapi dengan sistem koneksi yang dapat mencegah korosi dan
arus hubung singkat (termasuk pada waktu pemasangan).
 Penempatan battery harus aman bagi peralatan lainnya
 Konektor battery menggunakan tembaga dan diberi pelindung isolator
agar aman bagi operator.
 Dilengkapi proteksi battery/panel distribusi DC untuk kapasitas minimum 96
kWh sebelum masuk ke solar charge controller maupun inverter
 Melampirkan gambar sistem koneksi battery dan single line diagram dari
sistem proteksi battery serta perhitungan rating dari komponen peralatan
proteksi yang digunakan
 Dudukan battery harus tahan terhadap korosif
 Battery yang digunakan harus memiliki surat dukungan dari pabrikan
pembuatnya yang memiliki kantor cabang (representatif) atau sole agent di
Indonesia
 Melampirkan sertifkat atau hasil test uji produk (SNI/IEC/CE/UL)
 Melampirkan copy sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dari pabrikan.
 Melampirkan brosur/katalog asli
d) Penyangga Modul Surya (Module Array Support)
1. Pondasi terbuat dari cor beton dengan diameter besi 10 mm dan di aci.
Pondasi memiliki luas penampang 35 x 35 cm dan tinggi minimal 60 cm.
Pondasi memiliki kedalaman minimal 40 cm (sehingga ketinggian pondasi
di atas permukaan tanah minimal 20 cm).
2. Tiang penyangga modul surya harus terbuat dari metal yang kokoh
dan kuat terbuat dari pipa dengan diameter 4 inch dengan ketebalan
minimal 3 mm atau bahan metal lainnya yang anti korosi dan/atau bahan
metal yang di hot deep galvanised pada seluruh bagian permukaan.
3. Tiang penyangga modul surya free standing di atas pondasi, bagian bawah
tiang penyangga harus memilik tapak (berbentuk bujur sangkar) yang
materialnya sama dengan tiang penyangga PV array dengan ketebalan
minimal 8 mm dan memiliki ukuran 20 x 20 cm. Tapak ini dilubangi pada
keempat sisinya untuk pasangan baut (angkur) yang ditanam ke pondasi
dengan kedalaman minimal 30 cm.
4. Jarak antar tiang penyangga modul surya maksimal 5 meter
sedemikian sehingga susunan array modul tidak melandai (tetap rata) dan
kokoh.
5. Mounting modul surya menggunakan model rail dan clip dengan bahan
aluminium atau bahan metal lainnya yang ringan namun kokoh dan anti
korosi dengan tebal minimal 3,5 mm dan ukurannya disesuaikan dengan
ukuran modul surya yang ditawarkan.
6. PV Support harus didisain dengan mempertimbangkan sudut kemiringan
modul surya. Sudut kemiringan modul surya disesuaikan dengan kondisi
masing-masing lokasi agar diperoleh energi penyinaran yang optimal.
Rancangan kemiringan modul surya didapatkan dari hasil simulasi
perangkat lunak.
7. Modul surya yang disusun pada rail yang dilengkapi dengan mid clamp
(antar modul) dan end clamp (pada ujung rail) dengan bahan terbuat
dari alumunium/alumunium paduan yang anti korosi, yang berfungsi untuk
menahan modul surya agar tidak bergeser. Mid clamp sebaiknya dapat
dipasang dibagian bawah modul sedemikian sehingga susunan antar
modul tidak ada celah. Alternatif lain menghilangkan celah antar modul
adalah dengan menggunakan rail tanpa mid clamp (free mid clamp).
Tujuan menghilangkan celah antar modul adalah untuk melindungi
combiner box dari guyuran air hujan.
8. Ketinggian antara modul dan permukaan tanah pada titik terendah minimal
70 cm.
9. Jarak antar PV Array harus diatur/didesain sedemikian rupa sehingga
tidak ada bayangan (shading) yang jatuh pada permukaan PV Array
lainnya. Demikian pula dengan jarak antara rumah pembangkit dan PV
Array.
10. Pada setiap array harus dipasang tanda bahaya terhadap sengatan listrik.
11. Array harus tersusun rapi pada beberapa baris yang simetris.
Jarak antar masing-masing array harus cukup dapat dilewati secara
leluasa oleh personil pada saat pemeliharaan.

e) Sistem pengkabelan dan grounding


1. Kabel koneksi antar modul surya harus diletakan pada cable
tray/trunk. Cable tray/trunk diletakkan di bawah PV array dan menempel
pada penyangga PV array.
2. Kabel daya dari combiner box ke Solar Charge Regulator atau kabel
daya dari inverter on-grid ke battery inverter (apabila menggunakan sistem
AC Coupling) menggunakan kabel NYFGbY/NYRGbY dengan diameter
menyesuaikan besar arus (SPLN/SNI).
3. Kabel daya dari PV Array ke Solar Charge Regulator (atau battery inverter
apabila menggunakan sistem AC Coupling) harus ditanam di tanah minimal
30 cm, dan masuk ke dalam rumah pembangkit (power house) melalui
pondasi yang dilengkapi dengan kabel konduit.
4. Kabel daya dari baterai ke inverter, tipe NYAF dengan diameter
menyesuaikan arus pada baterai (SPLN/SNI).
5. Kabel daya dari inverter ke panel distribusi, tipe NYY dengan
diameter menyesuaikan arus pada inverter (SPLN/SNI).
6. Setiap penyambungan kabel harus menggunakan terminal kabel dan
konektor (bukan sambungan langsung) yang sesuai dan terisolasi dengan
baik.
7. Material instalasi dan grounding peralatan harus disesuaikan dengan
kapasitas pembangkit.
8. Sistem grounding dari penyangga PV array menggunakan penghantar tipe
NYY yellow green 35mm2 (SPLN/SNI). Penampang harus tersambung baik
secara elektris pada penyangga PV array (menggunakan sepatu kabel dan
dibaut).
9. Grounding sistem kelistrikan dari rumah pembangkit dan combiner box
disatukan dan ditempatkan dalam bak kontrol grounding. Bak kontrol
grounding terbuat dari pasangan batu yang dicor semen dan diaci serta
dilengkapi dengan penutup yang memiliki pegangan. Ukuran dan
kedalaman bak kontrol dibuat sedemikian sehingga mudah bagi operator
dalam melakukan perawatan
10. Interkoneksi dari masing-masing PV array dikelompokkan dan
ditempatkan pada combiner box. Ukuran combiner box disesuaikan
sedemikian sehingga operator dapat dengan mudah/leluasa melakukan
pengecekan saat pemeliharaan. Penempatan combiner box diusahakan
aman dari guyuran hujan secara langsung.

Spesifikasi Combiner Box:


 Design Panel harus sesuai dengan standard IEC 51439-1 dan IEC 61439-
2.
 Terbuat dari bahan Polycarbonat dengan insulation class IP 65 yang tahan
terhadap paparan Ultraviolet jangka panjang. Desain Combiner Box harus
dapat mengantisipasi pengembunan di bagian dalam (dilengkapi Breather).
 Kabel interkoneksi harus sesuai dengan standar aplikasi Photovoltaik
(minimal rating 1000 VDC)
 Semua koneksi pada terminal kabel harus memenuhi standar atau dengan
menggunakan koneksi sistem pegas untuk menjamin kualitas koneksi yang
baik dan pasti
 Untuk input dari kabel string menggunakan connector plug-in socket
 Dilengkapi dengan pembatas arus yang modular, memiliki indikator fungsi
dan tegangan kerja maksimum 1500 VDC (IEC 60269-6). Type Fuse gPV
dengan kapasitas arus yang sesuai dengan daya keluaran. Fuse cadangan
(back up fuse) wajib disediakan min 10% dari jumlah Fuse yang digunakan

 Dilengkapi dengan Surge Protection untuk aplikasi photovoltaik (IEC 61643-


1). Surge protection berbentuk modular, plugable dan memiliki indikator
fungsi kerja.
 Dilengkapi dengan Isolator Switch dengan tegangan kerja 1000 VDC, untuk
isolasi yang aman pada waktu perawatan.

f) Panel Distribusi (Distribution Panel)


Panel Distribusi dilengkapi dengan saklar utama/pemisah, pembatas arus Mini
Circuit Breaker (MCB), Earth Leak Circuit Breaker (ELCB), saklar terminal,
busbar. Rangka bagian depan, atas, bawah dan bagian belakang tertutup
rapat, sehingga petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-
bagian aktif. Panel distribusi dilengkapi dengan ventilasi pada bagian sisi,
lubang ventilasi harus dilindungi, agar binatang atau benda-benda kecil serta
air yang jatuh tidak mudah masuk kedalamnya.
1. Tegangan system : 220/230 Vac (1 fasa) atau
380/400 Vac (3 fasa).
2. Monitoring : tegangan, arus, dan kWh meter.
3. Sistem proteksi : fuse dan circuit breaker, surge
protection untuk 220V/380VAC. Surge
protection berbentuk modular, plugable
dan memiliki indikator fungsi kerja.
4. Jumlah panel distribusi : 1 set
5. Kabel instalasi : Kabel jenis NYY
6. Material : bahan metal yang tidak dapat
terbakar, tahan lembab dan kokoh
dengan ketebalan minimal 2 mm
7. Fitur : Dilengkapi dengan timer dan
kontaktor, serta lampu indicator

g) Pyranometer
1. Fitur : Standar ISO 9060:1990 second
class, waterproof, field of view
180° dan output hasil
pengukuran dapat dibaca pada RMS
2. Jumlah Pyranometer : 1 unit
3. Aksesoris Pyranometer : 1 Set

h) Remote Monitoring System (RMS)


1. Fitur : Dilengkapi dengan modem GPRS,
Interface harus dilengkapi dengan
koneksi RS – 485.
2. Sistem komunikasi : 3G, GPRS/WIFI
3. Jumlah RMS : 1 unit
4. Aksesoris RMS : 1 set
i) Instalasi Rumah
1. Umum : instalasi rumah mencakup instalasi kabel
dari jaringan ke rumah dan instalasi listrik
di dalam rumah.
Instalasi di dalam rumah terdiri dari
instalasi jaringan kabel, paling sedikit 3
(tiga) buah titik lampu, 1 (satu) buah
kotak kontak, alat proteksi short circuit,
dan alat pembatas daya dan energi
sesuai dengan kapasitas daya
tersambung dan pemakaian energi listrik.
2. kabel instalasi : NYM 2x1,5 mm2 (sesuai dengan SNI),
maksimal 25 (dua puluh lima) meter.
3. jenis lampu : Lampu Hemat Energi
(CFL/LED) 220 (dua ratus dua puluh)
Vac.
4. daya lampu : disesuaikan kebutuhan, tidak lebih dari
10 (sepuluh) watt per titik lampu, agar
tidak
terjadi pengurasan daya yang berlebihan.

5. alat pembatas energi (energy limiter) berfungsi membatasi pemakaian energi


(VAh) dengan spesifikasi sebagai berikut:
a) batas pemakaian energi dan reset time dapat diatur;
b) setting batas pemakaian per hari adalah tetap;
c) memiliki sistem untuk memutus (dan menyambung kembali)
hubungan listrik pada pemakai tertentu yang bermasalah;
d) memiliki fungsi proteksi apabila terjadi arus hubung singkat
(short-circuit); dan
e) memiliki sistem pengaman/segel sehingga pemakai tidak dapat
melakukan pencurian listrik (bypass).

j) Rumah Pembangkit (Power House)


Untuk keperluan penempatan peralatan dan operasional harus dibangun rumah
permanen yang terbagi atas ruang baterai dan ruang kendali (control room);
1. spesifikasi bangunan minimal sebagai berikut:
a) Ukuran Bangunan Rumah Pembangkit 4 x 8 m (Bahan Lokal)
b) Mengunakan pondasi batu gunung 1:4
c) Pasangan Dinding 1 : 3 untuk trasram dan pasangan dinding 1 : 5
d) Pekerjaan Beton :
 Sloof ukuran 15 x 20 cm 1:2:3
 Kolom Praktis ukuran 11 x 11 cm 1:2:3
 Balok Latey ukuran 11 x 11 cm 1:2:3
 Ringbalk ukuran 11 x 15 cm 1:2:3
 Rabat Beton tebal 5 cm 1:3:5
e) Pasangan Rangka atap menggunakan baja ringan
f) Pasangan Atap Spandek
g) Lantai Keramik ukuran 40 x 40 cm
h) Rangka Plafond yang digunakan Rangka Metal Puring atau Hollow
i) Pasangan Plafond Kalciboard tebal 6 mm
j) Dilengkapi dengan instalasi listrik, 5 titik (3 lampu dan 2 kotak kontak),
dan pembatas MCB 2 A
k) Di sekitar bangunan rumah pembangkit dilengkapi dengan sistem
penangkal petir untuk melindungi keseluruhan sistem pembangkit.
l) Dilengkapi dengan jalan setapak (dibeton atau menggunakan con-block
dengan lebar minimal 1 meter) dari pintu gerbang pagar BRC ke pintu
rumah pembangkit.
m) Seluruh fasilitas sistem pembangkit harus diberi pagar keliling
menggunakan jenis BRC seluas area yang disediakan dengan tinggi
minimal 175 cm dan dilengkapi dengan pintu gerbang swing
tunggal. Diameter besi pagar minimal 6 mm. Diameter tiang
penghubung pagar minimal 2 inchi. Pagar BRC harus dicat dengan
metode hot dip galvanized.
n) Pondasi pagar BRC memiliki luas penampang 20 x 20 cm. dan tinggi
45 cm dengan kedalaman minimal 30 cm. (sehingga ketinggian pondasi
di atas permukaan tanah minimal 15 cm.) Pondasi terbuat dari
pasangan batu yang dicor semen dan diaci.
o) Dilengkapi dengan papan nama proyek yang mencakup data nama
kegiatan, instansi pelaksana kegiatan, lokasi (desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi), sumber dana, dan tahun anggaran pelaksanaan.

k) Jaringan Distribusi, Sambungan dan Instalasi Rumah


1. Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan diperlukan untuk distribusi ke rumah pelanggan dengan jaringan
tegangan rendah (TR) open loop. Jaringan distribusi terdiri dari tiang listrik
dan kabel. Total panjang jaringan distribusi maksimal disesuaikan dengan
perencanaan.
Spesifikasi untuk jaringan distribusi tegangan rendah adalah sebagai
berikut:
 Menggunakan jaringan udara;
 Jarak antar tiang minimal 40 meter;
 Menggunakan pole/tiang besi galvanized dengan tinggi 7 (tujuh) meter
standar PLN. Ditanam dengan kedalaman 1 (satu) meter dan
dilengkapi dengan asesoris jaringan distribusi;
 Pada tiang distribusi pertama (paling dekat dengan rumah pembangkit)
wajib dipasang arrester keramik;

 Pondasi tiang jaringan distribusi dibuat dengan ukuran 20x20 cm pada


tapak yang diatas permukaan tanah dan 30x30 cm pada tapak yang di
bawah (yang ditanam dalam tanah). Tinggi minimal pondasi 60 cm
dengan kedalaman minimal 50 cm (sehingga ketinggian pondasi di atas
permukaan tanah minimal 10 cm);
 Kabel antar tiang menggunakan twisted cable 3x35 mm2 + 1x25 mm2
+ 1x16mm2(SPLN); (kabel 1x16mm2 merupakan koneksi lampu jalan
dengan timer di rumah baterai dan kontaktor)
 Kabel dari tiang ke rumah menggunakan NFA 2x10 mm2 (SPLN);
 Tinggi lendutan kabel antar tiang minimal 4 meter dari permukaan tanah;
 Pada setiap dua tiang dipasang sebuah lampu jalan. Lampu Jalan
harus dilengkapi dengan lengan lampu, dan lampu LED dengan daya 10-
12 W dengan efikasi 100 lumen/W yang terletak didalam suatu enclosure
tertutup yang memiliki IP 65. Mengingat kapasitas pembangkit dan
energi yang tersimpan pada baterai yang sangat terbatas, maka lampu
jalan ini harus didesain untuk boleh dinyalakan maksimal 5 (lima) jam
perhari (menggunakan timer, dimulai sejak terbenamnya matahari pada
masing-masing lokasi);

2. Sub-Sistem Instalasi Rumah dengan


spesifikasi sebagai berikut:
 Masing-masing rumah diberikan proteksi/pengaman menggunakan
pembatas arus (MCB) minimal 1 Ampere (termasuk boks dan segel), 220
Volt dan dilengkapi dengan pembatas energi (energy limiter).
 Energy limiter (energy dispenser meter) memiliki fitur yang dapat
diprogram dengan sandi (password), sehingga dapat disesuaikan
dengan kemampuan kapasitas pembangkit.
 Energy limiter (energy dispenser meter) dan pembatas arus (MCB)
keduanya harus ditempatkan di dalam sebuah kotak pengaman tertutup
(box) berbahan metal.
 Energy limiter memiliki proteksi arus lebih dan arus hubung singkat
yang dapat diprogram dan dapat kembali normal setelah tidak ada
gangguan (fault).
 Energy limiter memiliki indikator LCD untuk melihat sisa energi dan
indikator suara (beep) apabila energi yang tersisa mencapai limit tertentu
sesuai pengesetan.
 Masing-masing rumah terdapat 4 titik beban (3 buah lampu dan 1 buah
kotak kontak).
 Lampu yang dipakai adalah lampu LED, garansi pabrikan minimal
2 (dua) tahun, umur lampu LED minimal 50.000 jam.
 Kabel Instalasi rumah menggunakan jenis NYM 3x1,5 mm2 dan 2x1,5
mm2, sesuai standar PLN.
 Masing masing rumah harus dilengkapi dengan arde
(pentanahan).
 Penyambungan instalasi rumah dilakukan sesuai dengan standar PLN.
Energy limiter (energy dispenser meter) seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi di atas, berfungsi membatasi pemakaian energi harian. Setiap
rumah dibatasi pemakaian energi listrik per harinya minimal 300 watt-jam
(Wh). Adapun spesifikasi energi limiter adalah sebagai berikut:
 Tegangan input : 220 VAC, 1 phasa, 50 Hz
 Arus beban maksimum : min 1 A
 Konsumsi arus input (AC) : + 15 mA
 Kontrol : micro controller
 Setting : programmable dengan password
 Alarm : buzzer/beepsaat kuota 25%, indicator
pada display saat kuota habis
 Resolusi Pengukuran : 1 watt-jam (Wh), ketelitian 5%
 Temperatur Operasional : 0-500C
 Pembatasan Pemakaian : dapat diprogram berdasarkan waktu
dan penggunaan daya.

Lampu yang dipakai seperti yang disebutkan dalam spesifikasi di atas,


adalah lampu LED Bulb Light dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Tegangan input : 85-265 VAC
 Konsumsi daya : 4-6 W
 Luminous : minimal 400 lm
 Warna cahaya : pure white
 Fitting : E27
 Garansi produk : minimal 2 (dua) tahun
Pekerjaan distribusi tenaga listrik telah diatur SNI 0225:2011 tentang
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011)

l) Penangkal Petir
Spesifikasi untuk penangkal petir sebagai berikut:
 Menara (Tower): tree angle, guyed wire
 Passive system, connection slave.
 Jenis kabel yang digunakan adalah kabel terbuka (tanpa isolasi) sesuai
SNI/SLPN.
 Grounding penangkal petir harus tersambung secara baik dan
dipisah dengan sistem grounding pada PV array dan rumah pembangkit.
 Grounding penangkal petir ditempatkan dalam bak kontrol grounding.
Bak kontrol grounding terbuat dari pasangan batu yang dicor semen dan
diaci serta dilengkapi dengan penutup yang memiliki pegangan. Ukuran
dan kedalaman bak kontrol dibuat sedemikian sehingga mudah bagi
operator dalam melakukan perawatan.
 Dilengkapi dengan lightning counter.
 Lightning counter diletakkan di dalam box yang spesifikasi teknisnya
sesuai dengan combiner box.
 Tinggi menara (tower) minimal 17 meter.
 Pondasi tower dibuat dengan ukuran 60x60 cm. Tinggi minimal pondasi
110 cm dengan kedalaman minimal 95 cm (sehingga ketinggian pondasi
di atas permukaan tanah minimal 15 cm);
 Pondasi ankur guyed wire dengan ukuran 60x60 cm. Tinggi minimal
pondasi 125 cm dengan kedalaman minimal 110 cm (sehingga
ketinggian pondasi di atas permukaan tanah minimal 15 cm);

m)Sistem Pengaman
1. Sistem pengaman jaringan listrik jika terjadi gangguan, baik untuk alasan
keselamatan, gangguan sosial, maupun untuk memudahkan perbaikan
harus menjadi bagian dari desain sistem.
2. Grounding harus dilakukan sekurang-sekurangnya di area pembangkit,
jaringan distribusi dan setiap rumah pelanggan. Sistim grounding harus
berpedoman pada SNI Pembumian yang berlaku.

n) Pemeriksaan dan Pengujian


Sebelum PLTS Fotovoltaik Terpusat dioperasikan perlu terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan dan pengujian laik operasi untuk mendapatkan
Sertifikat Laik Operasi.

o) Sistem Kerapian Kabel


Semua kabel jaringan dipasang dengan rapi dengan mempergunakan tray
kabel

Unaaha, Maret 2017


PEJABAT PELAKSANA
TEKNIS KEGIATAN (PPTK)
ARDIANSYAH ABUNAWAS, S.Ip KUASA PENGGUNA ANGGARAN/
Nip. 19880430 200701 1 001 DINAS TRANSMIGRASI & TENAGA
KERJA KABUPATEN KONAWE

Ir. JONI PISI, M.Si


Nip. 19620913 199303 1 013

Anda mungkin juga menyukai