Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PELAKSANAAN

KEGIATAN : KUNJUNGAN KE KELOMPOK TANI

1. Penyuluh Pertanian:
a. Nama : Asmini, A.Md
b. NI PPPK :-
c. Pangkat/Golongan :-
d. Jabatan : THL-TBPP
e. Unit Kerja : BPP Kec. Konawe
f. TMT :-
g. Pendidikan : D-III
h. Keahlian : Tanaman Pangan
i. No. HP : 085333514442
2. Dasar Pelaksanaan : Programa BPP dan RKTP Desa Puuwonua 2023
3. Nama Kegiatan : Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
4. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Waktu Pelaksanaan : Februari 2023
b. Tempat : Desa Puuwonua
c. Klp Tani Binaan : 4 Klp Tani

Puuwonua, 28 Februari 2023


Mengetahui
Kepala BPP Kec. Konawe Penyuluh Pertanian

Wandri Tarrapa, S.TP, MP Asmini, A.Md


NIP. 19770101 200701 2 027
FORM A III.B.8

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


PENYULUHAN PERTANIAN

1. Penyuluhan Pertanian :
a. Nama dan NI PPPK : Asmini, A.Md
b. Pangkat/Golongan Ruang :-
c. Jabatan : THL-TBPP
d. Unit Kerja : BPP Kec. Konawe
2. Dasar Pelaksana : Rencana Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan
3. Nama Kegiatan : Melakukan Kunjungan Tatap Muka/
Anjang Sana Pada Kelompok Tani
4. Tujuan Kegiatan : Untuk mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan pada petani tentang teknologi
pertanian
5. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Waktu Pelaksanaan : Februari 2023
b. Tempat/Lokasi : Desa Puuwonua
c. Peserta : Petani dan keluarganya
6. Hasil Pelaksanaan : Laporan hasil pelaksanaan (terlampir)

Puuwonua, 28 Februari 2023


Mengetahui
Kepala BPP Kec. Konawe Penyuluh Pertanian

Wandri Tarrapa, S.TP, MP Asmini, A.Md


NIP. 19770101 200701 2 027
RISALAH KUNJUNGAN PENYULUH KELOMPOK TANI

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Februari 2023


Waktu Kunjungan : 08.00 – 10.00
Nama Kelompok Tani : Monapa
Jml Anggota Yg Hadir : Laki-laki 1 orang, Perempuan 2 orang
Topik Yg Dibahas : Teknik dan cara budidaya cabai
Masalah yg diajukan/dihadapi : Petani belum memahami cara budidaya
Tanaman cabai
Pemecahan Masalah : Melakukan penyuluhan tentang tanaman
cabai
Masalah yg belum dapat dipecahkan dan :-
perlu tindak lanjut

Penyuluh Yang Berkunjung Ketua Kelompok Tani Yang Dikunjungi

Asmini, A.Md Altin Timbu


Materi : Teknik dan Cara Budidaya Cabai dari Awal Hingga Panen

Sekilas Tentang Tanaman Cabai


Dikutip dari kaltim.litbang.pertanian.go.id, cabai merupakan salah satu dari sekian tumbuhan
yang tergolong ke dalam anggota genus capsicum. Tumbuhan satu ini dapat digolongkan
sebagai sayuran atau bumbu, tergantung pada penggunaannya. Namun, penggunaannya
sebagai penguat rasa makanan jauh lebih populer di Asia Tenggara sehingga budidaya cabai
kian ditingkatkan.
Nilai jual cabai yang tinggi membuatnya menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan. Cabai tidak hanya dijadikan penguat rasa, tetapi juga bermanfaat bagi
kesehatan karena kandungan antioksidannya yang tinggi dan baik untuk melindungi tubuh dari
radikal bebas. Selain itu, cabai juga mengandung vitamin c yang tinggi. Meskipun begitu,
penggunaan cabai yang terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan pada lambung sehingga
penggunaannya perlu dibatasi.
Ada setidaknya 20 jenis cabai di dunia. Berikut ini jenis-jenisnya:
1. Cabai Rocoto
2. Cabai Rawit
3. Cabai Kathur
4. Cabai Merah Besar
5. Cabai Keriting
6. Cabai Jalapeno
7. Cabai Gendol / Gendot
8. Cabai Setan
9. Cabai Numex Twilight (Bolivian Rainbow)
10. Peter Pepper
11. Datil Pepper
12. Chilli Tepin
13. Bell Pepper atau Paprika
14. Pimento atau Cabai Cheri
15. Anaheim Pepper
16. Cayenne atau Guinea Pepper
17. Serrano Pepper
18. Thai Pepper
19. Red Savina Pepper
20. Bishop Crown Pepper
Dalam siklus budidaya cabai, dataran rendah memiliki waktu yang lebih singkat daripada
dataran tinggi. Cabai yang ditanam di dataran rendah dapat dipanen pertama kali setelah cabe
berumur 70-75 hari, sedangkan cabai yang ditanam di dataran tinggi baru dapat dipanen untuk
pertama kalinya setelah cabai berumur 4-5 bulan. Setelah itu, barulah panen dapat dilakukan
3-4 hari sekali secara rutin.

Persyaratan agar Cabai Bisa Tumbuh dengan Baik


Ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi agar cabai dapat tumbuh dengan baik atau subur.
1. Tanah
 Tanah yang digunakan harus berstruktur remah atau gembur dan mengandung bahan
organik yang tinggi.
 Derajat keasaman (PH) tanah berkisar antara 5,5 - 7,0 PH.
 Tanah yang digunakan aman dari becek atau genangan air.
 Lahan pertanaman yang digunakan terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
 Curah hujan daerahnya adalah 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
 Suhu udara 16° - 32 ° C.
 Memiliki sinar matahari yang cukup, yakni 10-12 jam dari saat pembungaan hingga
pemasakan buah.
Untuk menghasilkan budidaya cabai yang sukses dan menguntungkan, penting untuk
memperhatikan sejumlah caranya, mulai dari awal hingga proses panen. Cara
membudidayakannya yaitu:
1. Pedoman Teknis Budidaya
Berikut ini cara atau hal yang perlu disiapkan sebelum menanam cabai:
 Memilih buah cabai yang matang atau merah, bentuk sempurna, segar, dan tidak
memiliki cacat atau penyakit tumbuhan.
 Cuci biji, lalu keringkan.
 Pilih biji dengan bentuk, ukuran, warna seragam, permukaan kulit yang bersih, tidak
keriput, dan tidak cacat.
 Benih yang akan ditanam dapat diseleksi dengan cara direndam ke dalam air. Biji yang
terapung adalah biji yang perlu dibuang.
2. Penyemaian
Sebelum menanamkan biji di tempat permanen, sebaiknya benih disemai terlebih dahulu ke
dalam wadah bak plastik atau kayu dengan ketebalan 10 cm yang dilubangi bagian
dasarnya sebagai drainase.
 Isi wadah semai dengan tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Berikan pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2 seminggu sebelum
penyemaian benih untuk menghilangkan gangguan hama.
 Rendam benih yang akan ditanam terlebih dahulu dengan air hangat 50 derajat celcius
selama semalam.
 Tebar benih secara merata di wadah persemaian. Beri jarak antara bening 5 x 5 cm agar
akar tidak rusak ketika tanaman dipindah atau dicabut.
 Tutup benih yang ditanam dengan selapis tanah yang tipis.
 Letakkan wadah semai di tempat teduh dan lakukan penyiraman agar wadah semai tetap
lembap.
3. Pembibitan
Proses pembibitan pada budidaya cabai adalah berikut ini:
 Setelah benih telah berkecambah atau berumur 10-14 hari, pindahkan benih ke tempat
pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm yang sudah diberi campuran tanah, pasir,
dan pupuk kandang. Bisa juga menggunakan bumbungan dari bahan daun pisang
sebagai wadahnya. Rasio tanahnya adalah 2:1 antara campuran tanah dan pupuk
kandang, 1/3 dari volume polybag.
 Ketika menanam bibit di bumbungan, tekan tanah di sekitar akar tanaman agar sedikit
padat dan bibir berdiri tegak.
 Letakkan bibit di tempat teduh dan siram secukupnya.
4. Penyiapan Bedengan
Menyiapkan bedengan yang dicampur dengan pupuk kandang. Jika pH tanah rendah (4-5),
lakukan pengapuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pembuatan
bedengan dan kapur disebar, diaduk rata, dan dibiarkan tiga minggu.
 Semprotkan larutan pupuk hayati secara merata sebanyak 2 liter per hektar.
 Tutup bedengan dengan mulsa plastik.
 Menggunakan kaleng yang diberi arang untuk melubanginya.
 Pindahkan bibit ke dalam lubang tanam secara hat-hati.
5. Penanaman
Tahap selanjutnya dalam budidaya cabai adalah penanaman. Berikut ini rinciannya:
 Pilih bibit cabai yang tumbuh segar, daun berwarna hijau, dan tidak terkena hama.
 Tanam bibit di bagian tengah polybag penanaman. Wadahnya perlu dibuka terlebih
dahulu sebelum ditanam dan pastikan agar akar tidak lepas. Media tanah dapat
ditambahkan hingga mencapai 2 cm dari bibir polybag.
 Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air.
 Letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
6. Pemeliharaan Penyiraman
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan penyiraman secukupnya demi menjaga kelembapan
tanah. Berikan pupuk kimia 7 hari setelah penanaman dengan 5 gr SP 36, 2 gr KCl, dan 1/3
bagian dari campuran 2 gr Urea dan 5 gr ZA per tanaman, sedangkan 2/3 bagiannya untuk
pupuk susulan. Setelah tiga hari, Anda dapat menyiramnya dengan larutan pupuk hayati
berdosis 10 ml : 1 liter air.
7. Pemupukan
Setelah langkah-langkah sebelumnya, Anda dapat melakukan pemupukan susulan, seperti
berikut ini agar budidaya cabai berjalan dengan baik:
 Pupuk Kimia
Campurkan 3 gr KCl per tanaman setelah tanaman berumur 30 hari dan 60 hari setelah
tanam. Umur 30 hari setelah tanam : 3 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari Setelah
tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan
dasar.
 Pupuk Hayati
Pengulangan pemberian pupuk hayati pada masa pemeliharaan adalah setiap 3 minggu
sekali dengan dosis yang dianjurkan (2 liter per hektar).
8. Perompesan
Pada tahap ini, buang cabang daun di bawah cabang utama dan bunga yang muncul
pertama kalinya.
9. Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
Pengendalian hama dan penyakit dapat bermacam-macam, yaitu:
a. Kutu Daun
Untuk pengendalian kutu daun, tanaman dapat diberikan pestisida sistemik pada tanah
sebanyak 60-90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m2 area. Namun, bila tanaman
sudah tumbuh, semprotkan insektisida saja.
b. Hama Trips
 Pemakaian mulsa jerami.
 Pergiliran tanaman.
 Penyiangan gulma dan menggenangi lahan dengan air dalam waktu tertentu.
 Pemberian pestisida sistemik bila tumbuhan masih kecil.
c. Penyakit Keriting Daun
Semprotkan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, dan Difolatan dengan
konsentrasi 0,2 - 0,3%. Pengendaliannya sendiri sangat sulit sehingga bila tanaman
sudah terserang penyakit keriting daun, lebih baik tanamannya dicabut dan dibakar.
10. Panen dan Pasca Panen
Panenlah cabai yang sudah berwarna merah sebagian atau sudah matang, tetapi bisa juga
sengaja dipanen ketika masih muda atau berwarna hijau. Perhatikan pemetikan agar
percabangan atau tangkai tanaman tidak patah. Setelah panen pertama, panen rutin dapat
dilakukan 3-4 hari sekali.
RISALAH KUNJUNGAN PENYULUH KE KELOMPOK TANI

Hari/Tanggal : Kamis, 12 Februari 2023


Waktu Kunjungan : 10.00 – 12.00
Nama Kelompok Tani : Momahe
Jml Anggota Yg Hadir : Laki-laki 1 orang, 1 orang perempuan
Topik Yg Dibahas : Teknik dan cara budidaya cabai
Masalah yg diajukan/dihadapi : Petani belum memahami cara budidaya
Tanaman cabai
Pemecahan Masalah : Melakukan penyuluhan tentang tanaman
cabai
Masalah yg belum dapat dipecahkan dan :-
perlu tindak lanjut

Penyuluh Yang Berkunjung Ketua Kelompok Tani Yang Dikunjungi

Asmini, A.Md Suandi


Materi : Teknik dan Cara Budidaya Cabai dari Awal Hingga Panen

Sekilas Tentang Tanaman Cabai


Dikutip dari kaltim.litbang.pertanian.go.id, cabai merupakan salah satu dari sekian tumbuhan
yang tergolong ke dalam anggota genus capsicum. Tumbuhan satu ini dapat digolongkan
sebagai sayuran atau bumbu, tergantung pada penggunaannya. Namun, penggunaannya
sebagai penguat rasa makanan jauh lebih populer di Asia Tenggara sehingga budidaya cabai
kian ditingkatkan.
Nilai jual cabai yang tinggi membuatnya menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan. Cabai tidak hanya dijadikan penguat rasa, tetapi juga bermanfaat bagi
kesehatan karena kandungan antioksidannya yang tinggi dan baik untuk melindungi tubuh dari
radikal bebas. Selain itu, cabai juga mengandung vitamin c yang tinggi. Meskipun begitu,
penggunaan cabai yang terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan pada lambung sehingga
penggunaannya perlu dibatasi.
Ada setidaknya 20 jenis cabai di dunia. Berikut ini jenis-jenisnya:
1. Cabai Rocoto
2. Cabai Rawit
3. Cabai Kathur
4. Cabai Merah Besar
5. Cabai Keriting
6. Cabai Jalapeno
7. Cabai Gendol / Gendot
8. Cabai Setan
9. Cabai Numex Twilight (Bolivian Rainbow)
10. Peter Pepper
11. Datil Pepper
12. Chilli Tepin
13. Bell Pepper atau Paprika
14. Pimento atau Cabai Cheri
15. Anaheim Pepper
16. Cayenne atau Guinea Pepper
17. Serrano Pepper
18. Thai Pepper
19. Red Savina Pepper
20. Bishop Crown Pepper
Dalam siklus budidaya cabai, dataran rendah memiliki waktu yang lebih singkat daripada
dataran tinggi. Cabai yang ditanam di dataran rendah dapat dipanen pertama kali setelah cabe
berumur 70-75 hari, sedangkan cabai yang ditanam di dataran tinggi baru dapat dipanen untuk
pertama kalinya setelah cabai berumur 4-5 bulan. Setelah itu, barulah panen dapat dilakukan
3-4 hari sekali secara rutin.

Persyaratan agar Cabai Bisa Tumbuh dengan Baik


Ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi agar cabai dapat tumbuh dengan baik atau subur.
1. Tanah
 Tanah yang digunakan harus berstruktur remah atau gembur dan mengandung bahan
organik yang tinggi.
 Derajat keasaman (PH) tanah berkisar antara 5,5 - 7,0 PH.
 Tanah yang digunakan aman dari becek atau genangan air.
 Lahan pertanaman yang digunakan terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
 Curah hujan daerahnya adalah 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
 Suhu udara 16° - 32 ° C.
 Memiliki sinar matahari yang cukup, yakni 10-12 jam dari saat pembungaan hingga
pemasakan buah.
Untuk menghasilkan budidaya cabai yang sukses dan menguntungkan, penting untuk
memperhatikan sejumlah caranya, mulai dari awal hingga proses panen. Cara
membudidayakannya yaitu:
1. Pedoman Teknis Budidaya
Berikut ini cara atau hal yang perlu disiapkan sebelum menanam cabai:
 Memilih buah cabai yang matang atau merah, bentuk sempurna, segar, dan tidak
memiliki cacat atau penyakit tumbuhan.
 Cuci biji, lalu keringkan.
 Pilih biji dengan bentuk, ukuran, warna seragam, permukaan kulit yang bersih, tidak
keriput, dan tidak cacat.
 Benih yang akan ditanam dapat diseleksi dengan cara direndam ke dalam air. Biji yang
terapung adalah biji yang perlu dibuang.
2. Penyemaian
Sebelum menanamkan biji di tempat permanen, sebaiknya benih disemai terlebih dahulu ke
dalam wadah bak plastik atau kayu dengan ketebalan 10 cm yang dilubangi bagian
dasarnya sebagai drainase.
 Isi wadah semai dengan tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Berikan pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2 seminggu sebelum
penyemaian benih untuk menghilangkan gangguan hama.
 Rendam benih yang akan ditanam terlebih dahulu dengan air hangat 50 derajat celcius
selama semalam.
 Tebar benih secara merata di wadah persemaian. Beri jarak antara bening 5 x 5 cm agar
akar tidak rusak ketika tanaman dipindah atau dicabut.
 Tutup benih yang ditanam dengan selapis tanah yang tipis.
 Letakkan wadah semai di tempat teduh dan lakukan penyiraman agar wadah semai tetap
lembap.
3. Pembibitan
Proses pembibitan pada budidaya cabai adalah berikut ini:
 Setelah benih telah berkecambah atau berumur 10-14 hari, pindahkan benih ke tempat
pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm yang sudah diberi campuran tanah, pasir,
dan pupuk kandang. Bisa juga menggunakan bumbungan dari bahan daun pisang
sebagai wadahnya. Rasio tanahnya adalah 2:1 antara campuran tanah dan pupuk
kandang, 1/3 dari volume polybag.
 Ketika menanam bibit di bumbungan, tekan tanah di sekitar akar tanaman agar sedikit
padat dan bibir berdiri tegak.
 Letakkan bibit di tempat teduh dan siram secukupnya.
4. Penyiapan Bedengan
Menyiapkan bedengan yang dicampur dengan pupuk kandang. Jika pH tanah rendah (4-5),
lakukan pengapuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pembuatan
bedengan dan kapur disebar, diaduk rata, dan dibiarkan tiga minggu.
 Semprotkan larutan pupuk hayati secara merata sebanyak 2 liter per hektar.
 Tutup bedengan dengan mulsa plastik.
 Menggunakan kaleng yang diberi arang untuk melubanginya.
 Pindahkan bibit ke dalam lubang tanam secara hat-hati.
5. Penanaman
Tahap selanjutnya dalam budidaya cabai adalah penanaman. Berikut ini rinciannya:
 Pilih bibit cabai yang tumbuh segar, daun berwarna hijau, dan tidak terkena hama.
 Tanam bibit di bagian tengah polybag penanaman. Wadahnya perlu dibuka terlebih
dahulu sebelum ditanam dan pastikan agar akar tidak lepas. Media tanah dapat
ditambahkan hingga mencapai 2 cm dari bibir polybag.
 Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air.
 Letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
6. Pemeliharaan Penyiraman
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan penyiraman secukupnya demi menjaga kelembapan
tanah. Berikan pupuk kimia 7 hari setelah penanaman dengan 5 gr SP 36, 2 gr KCl, dan 1/3
bagian dari campuran 2 gr Urea dan 5 gr ZA per tanaman, sedangkan 2/3 bagiannya untuk
pupuk susulan. Setelah tiga hari, Anda dapat menyiramnya dengan larutan pupuk hayati
berdosis 10 ml : 1 liter air.
7. Pemupukan
Setelah langkah-langkah sebelumnya, Anda dapat melakukan pemupukan susulan, seperti
berikut ini agar budidaya cabai berjalan dengan baik:
 Pupuk Kimia
Campurkan 3 gr KCl per tanaman setelah tanaman berumur 30 hari dan 60 hari setelah
tanam. Umur 30 hari setelah tanam : 3 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari Setelah
tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan
dasar.
 Pupuk Hayati
Pengulangan pemberian pupuk hayati pada masa pemeliharaan adalah setiap 3 minggu
sekali dengan dosis yang dianjurkan (2 liter per hektar).
8. Perompesan
Pada tahap ini, buang cabang daun di bawah cabang utama dan bunga yang muncul
pertama kalinya.
9. Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
Pengendalian hama dan penyakit dapat bermacam-macam, yaitu:
d. Kutu Daun
Untuk pengendalian kutu daun, tanaman dapat diberikan pestisida sistemik pada tanah
sebanyak 60-90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m2 area. Namun, bila tanaman
sudah tumbuh, semprotkan insektisida saja.
e. Hama Trips
 Pemakaian mulsa jerami.
 Pergiliran tanaman.
 Penyiangan gulma dan menggenangi lahan dengan air dalam waktu tertentu.
 Pemberian pestisida sistemik bila tumbuhan masih kecil.
f. Penyakit Keriting Daun
Semprotkan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, dan Difolatan dengan
konsentrasi 0,2 - 0,3%. Pengendaliannya sendiri sangat sulit sehingga bila tanaman
sudah terserang penyakit keriting daun, lebih baik tanamannya dicabut dan dibakar.
10. Panen dan Pasca Panen
Panenlah cabai yang sudah berwarna merah sebagian atau sudah matang, tetapi bisa juga
sengaja dipanen ketika masih muda atau berwarna hijau. Perhatikan pemetikan agar
percabangan atau tangkai tanaman tidak patah. Setelah panen pertama, panen rutin dapat
dilakukan 3-4 hari sekali.
RISALAH KUNJUNGAN PENYULUH KE KELOMPOK TANI

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Februari 2023


Waktu Kunjungan : 08.00 – 10.00
Nama Kelompok Tani : Mepokoaso
Jml Anggota Yg Hadir : Laki-laki 3 orang
Topik Yg Dibahas : Teknik dan cara budidaya cabai
Masalah yg diajukan/dihadapi : Petani belum memahami cara budidaya
Tanaman cabai
Pemecahan Masalah : Melakukan penyuluhan tentang tanaman
cabai
Masalah yg belum dapat dipecahkan dan :-
perlu tindak lanjut

Penyuluh Yang Berkunjung Ketua Kelompok Tani Yang Dikunjungi

Asmini, A.Md Tasran


Materi : Teknik dan Cara Budidaya Cabai dari Awal Hingga Panen

Sekilas Tentang Tanaman Cabai


Dikutip dari kaltim.litbang.pertanian.go.id, cabai merupakan salah satu dari sekian tumbuhan
yang tergolong ke dalam anggota genus capsicum. Tumbuhan satu ini dapat digolongkan
sebagai sayuran atau bumbu, tergantung pada penggunaannya. Namun, penggunaannya
sebagai penguat rasa makanan jauh lebih populer di Asia Tenggara sehingga budidaya cabai
kian ditingkatkan.
Nilai jual cabai yang tinggi membuatnya menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan. Cabai tidak hanya dijadikan penguat rasa, tetapi juga bermanfaat bagi
kesehatan karena kandungan antioksidannya yang tinggi dan baik untuk melindungi tubuh dari
radikal bebas. Selain itu, cabai juga mengandung vitamin c yang tinggi. Meskipun begitu,
penggunaan cabai yang terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan pada lambung sehingga
penggunaannya perlu dibatasi.
Ada setidaknya 20 jenis cabai di dunia. Berikut ini jenis-jenisnya:
1. Cabai Rocoto
2. Cabai Rawit
3. Cabai Kathur
4. Cabai Merah Besar
5. Cabai Keriting
6. Cabai Jalapeno
7. Cabai Gendol / Gendot
8. Cabai Setan
9. Cabai Numex Twilight (Bolivian Rainbow)
10. Peter Pepper
11. Datil Pepper
12. Chilli Tepin
13. Bell Pepper atau Paprika
14. Pimento atau Cabai Cheri
15. Anaheim Pepper
16. Cayenne atau Guinea Pepper
17. Serrano Pepper
18. Thai Pepper
19. Red Savina Pepper
20. Bishop Crown Pepper
Dalam siklus budidaya cabai, dataran rendah memiliki waktu yang lebih singkat daripada
dataran tinggi. Cabai yang ditanam di dataran rendah dapat dipanen pertama kali setelah cabe
berumur 70-75 hari, sedangkan cabai yang ditanam di dataran tinggi baru dapat dipanen untuk
pertama kalinya setelah cabai berumur 4-5 bulan. Setelah itu, barulah panen dapat dilakukan
3-4 hari sekali secara rutin.

Persyaratan agar Cabai Bisa Tumbuh dengan Baik


Ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi agar cabai dapat tumbuh dengan baik atau subur.
1. Tanah
 Tanah yang digunakan harus berstruktur remah atau gembur dan mengandung bahan
organik yang tinggi.
 Derajat keasaman (PH) tanah berkisar antara 5,5 - 7,0 PH.
 Tanah yang digunakan aman dari becek atau genangan air.
 Lahan pertanaman yang digunakan terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
 Curah hujan daerahnya adalah 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
 Suhu udara 16° - 32 ° C.
 Memiliki sinar matahari yang cukup, yakni 10-12 jam dari saat pembungaan hingga
pemasakan buah.
Untuk menghasilkan budidaya cabai yang sukses dan menguntungkan, penting untuk
memperhatikan sejumlah caranya, mulai dari awal hingga proses panen. Cara
membudidayakannya yaitu:
1. Pedoman Teknis Budidaya
Berikut ini cara atau hal yang perlu disiapkan sebelum menanam cabai:
 Memilih buah cabai yang matang atau merah, bentuk sempurna, segar, dan tidak
memiliki cacat atau penyakit tumbuhan.
 Cuci biji, lalu keringkan.
 Pilih biji dengan bentuk, ukuran, warna seragam, permukaan kulit yang bersih, tidak
keriput, dan tidak cacat.
 Benih yang akan ditanam dapat diseleksi dengan cara direndam ke dalam air. Biji yang
terapung adalah biji yang perlu dibuang.
2. Penyemaian
Sebelum menanamkan biji di tempat permanen, sebaiknya benih disemai terlebih dahulu ke
dalam wadah bak plastik atau kayu dengan ketebalan 10 cm yang dilubangi bagian
dasarnya sebagai drainase.
 Isi wadah semai dengan tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Berikan pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2 seminggu sebelum
penyemaian benih untuk menghilangkan gangguan hama.
 Rendam benih yang akan ditanam terlebih dahulu dengan air hangat 50 derajat celcius
selama semalam.
 Tebar benih secara merata di wadah persemaian. Beri jarak antara bening 5 x 5 cm agar
akar tidak rusak ketika tanaman dipindah atau dicabut.
 Tutup benih yang ditanam dengan selapis tanah yang tipis.
 Letakkan wadah semai di tempat teduh dan lakukan penyiraman agar wadah semai tetap
lembap.
3. Pembibitan
Proses pembibitan pada budidaya cabai adalah berikut ini:
 Setelah benih telah berkecambah atau berumur 10-14 hari, pindahkan benih ke tempat
pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm yang sudah diberi campuran tanah, pasir,
dan pupuk kandang. Bisa juga menggunakan bumbungan dari bahan daun pisang
sebagai wadahnya. Rasio tanahnya adalah 2:1 antara campuran tanah dan pupuk
kandang, 1/3 dari volume polybag.
 Ketika menanam bibit di bumbungan, tekan tanah di sekitar akar tanaman agar sedikit
padat dan bibir berdiri tegak.
 Letakkan bibit di tempat teduh dan siram secukupnya.
4. Penyiapan Bedengan
Menyiapkan bedengan yang dicampur dengan pupuk kandang. Jika pH tanah rendah (4-5),
lakukan pengapuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pembuatan
bedengan dan kapur disebar, diaduk rata, dan dibiarkan tiga minggu.
 Semprotkan larutan pupuk hayati secara merata sebanyak 2 liter per hektar.
 Tutup bedengan dengan mulsa plastik.
 Menggunakan kaleng yang diberi arang untuk melubanginya.
 Pindahkan bibit ke dalam lubang tanam secara hat-hati.
5. Penanaman
Tahap selanjutnya dalam budidaya cabai adalah penanaman. Berikut ini rinciannya:
 Pilih bibit cabai yang tumbuh segar, daun berwarna hijau, dan tidak terkena hama.
 Tanam bibit di bagian tengah polybag penanaman. Wadahnya perlu dibuka terlebih
dahulu sebelum ditanam dan pastikan agar akar tidak lepas. Media tanah dapat
ditambahkan hingga mencapai 2 cm dari bibir polybag.
 Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air.
 Letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
6. Pemeliharaan Penyiraman
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan penyiraman secukupnya demi menjaga kelembapan
tanah. Berikan pupuk kimia 7 hari setelah penanaman dengan 5 gr SP 36, 2 gr KCl, dan 1/3
bagian dari campuran 2 gr Urea dan 5 gr ZA per tanaman, sedangkan 2/3 bagiannya untuk
pupuk susulan. Setelah tiga hari, Anda dapat menyiramnya dengan larutan pupuk hayati
berdosis 10 ml : 1 liter air.
7. Pemupukan
Setelah langkah-langkah sebelumnya, Anda dapat melakukan pemupukan susulan, seperti
berikut ini agar budidaya cabai berjalan dengan baik:
 Pupuk Kimia
Campurkan 3 gr KCl per tanaman setelah tanaman berumur 30 hari dan 60 hari setelah
tanam. Umur 30 hari setelah tanam : 3 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari Setelah
tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan
dasar.
 Pupuk Hayati
Pengulangan pemberian pupuk hayati pada masa pemeliharaan adalah setiap 3 minggu
sekali dengan dosis yang dianjurkan (2 liter per hektar).
8. Perompesan
Pada tahap ini, buang cabang daun di bawah cabang utama dan bunga yang muncul
pertama kalinya.
9. Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
Pengendalian hama dan penyakit dapat bermacam-macam, yaitu:
g. Kutu Daun
Untuk pengendalian kutu daun, tanaman dapat diberikan pestisida sistemik pada tanah
sebanyak 60-90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m2 area. Namun, bila tanaman
sudah tumbuh, semprotkan insektisida saja.
h. Hama Trips
 Pemakaian mulsa jerami.
 Pergiliran tanaman.
 Penyiangan gulma dan menggenangi lahan dengan air dalam waktu tertentu.
 Pemberian pestisida sistemik bila tumbuhan masih kecil.
i. Penyakit Keriting Daun
Semprotkan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, dan Difolatan dengan
konsentrasi 0,2 - 0,3%. Pengendaliannya sendiri sangat sulit sehingga bila tanaman
sudah terserang penyakit keriting daun, lebih baik tanamannya dicabut dan dibakar.
10. Panen dan Pasca PanenPanenlah cabai yang sudah berwarna merah sebagian atau sudah
matang, tetapi bisa juga sengaja dipanen ketika masih muda atau berwarna hijau.
Perhatikan pemetikan agar percabangan atau tangkai tanaman tidak patah. Setelah panen
pertama, panen rutin dapat dilakukan 3-4 hari sekali.
RISALAH KUNJUNGAN PENYULUH KE KELOMPOK TANI

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Februari 2023


Waktu Kunjungan : 09.00 – 11.00
Nama Kelompok Tani Kawanua
Jml Anggota Yg Hadir : Laki-laki orang, Perempuan 3 orang
Topik Yg Dibahas : Pengolahan tanah tanaman padi sawah
Masalah yg diajukan/dihadapi : Masih ada sebagian kurang memahami tata
cara pengolahan tanah tanaman padi sawah
Pemecahan Masalah : Penyuluhan tentang pengolahan tanah
tanaman padi sawah
Masalah yg belum dapat dipecahkan dan :-
perlu tindak lanjut

Penyuluh Yang Berkunjung Ketua Kelompok Tani Yang Dikunjungi

Asmini, A.Md Hasjunal


Materi : CARA PENGOLAHAN TANAH TANAMAN PADI SAWAH

Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras
menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus,
aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat
menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan
pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk
mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan
tanaman.
A. Tahapan pengolahan tanah
Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan–kegiatan sebagai
berikut :
1. Perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran
Sebelum penggarapan tanah dimulai, Pematang/Galengan harus dibersihkan dari
rerumputan, diperbaiki, dan dibuat cukup tinggi. Fungsi utama untuk menahan air
selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan, sebab dalam penggarapan
tanah air tidak boleh mengalir keluar. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan
pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.
Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rumput-rumput. Kegiatan ini bertujuan
agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk
ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum
tanah diolah.
2. Pencangkulan
Setelah dilakukan perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran, tahap berikutnya adalah
pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau
traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah.
3. Pembajakan dan Penggaruan
Pembajakan dan Penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan. Kedua kegiatan
tersebut bertujuan agar tanah sawah melumpur dan siap ditanam padi.
a. Pembajakan
Airi petakan sawah seminggu sebelum pembajakan, untuk melunakan tanah dan
menghindarkan melekatnya tanah pada mata bajak. Terlebihdahulu dibuat alur ditepi
dan ditengah petakan sawah agar air cepat membasahi saluran petakan. Kedalaman
dalam pembajakan + 15-25 cm. Hingga tanah benar-benar terbalikan dan hancur.
Adapun manfaat dari pembajakan adalah sebagai berikut :
 Pemberantasan gulma, sebab dengan pembajakan tumbuhan dan biji gulma akan
terbenam.
 Menambah unsur organik, karena pupuk hijau yang berasal dari rumput akan
terbenam dan tercampur dengan tanah.
 Mengurangi pertumbuhan hama penyakit.
Setelah dibajak tanah segera harus digenangi, untuk mempercepat pembusukan sisa-
sisa tanaman dan menghindari hilangnya nitrogen juga melunakan bongkahan tanah
yang disebabkan pembajakan. Penggenangan dilakukan selama kira-kira seminggu.
b. Penggaruan
Sebelum penggaruan dimulai, terlebih dahulu air di dalam petakan dibuang,
ditinggalkan sedikit untuk membasahi bongkahan bongkahan tanah. Selama
penggaruan, saluran pemasukan dan pembuangan air harus ditutup, untuk menjaga
supaya sisa air jangan sampai habis keluar dari petakan. Dengan cara menggaru tanah
memanjang dan melintang, bongkahan-bongkahan tanah dapat dihancurkan.
Dengan penggaruan yang berulang-ulang :
 Peresapan air ke bawah dikurangi
 Tanah menjadi rata
 Penanaman bibit menjadi mudah
 Rumput-rumput yang ada akan terbenam
Setelah penggaruan pertama, sawah digenangi lagi selama 7-10 hari
c. Perataan
Proses perataan sebenarnya adalah penggaruan yang kedua, yang dilakukan setelah
lahan digenangi 7-10 hari. Pengaruan yang kedua ini dilakukan dengan maksud :
 Meratakan tanah sebelum tanam pindah
 Membenamkan pupuk dasar guna menghindari denitrifikasi
 Melumpurkan tanah dengan sempurna
Tahapan pengolahan tanah mulai dari perbaikan pematang/galengan sampai perataan
memerlukan waktu ± 25 hari atau ± sama dengan umur bibit di persemaian.

B. Secara umum pengolahan tanah meliputi 3 fase


1. Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.
2. Membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan membalik tanah.
3. Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah.
Untuk 3 fase pengolahan tanah tersebut menggunakan 1/3 kebutuhan air dari total
kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dengan cara basah yaitu
tanah sawah dibajak dalam keadaan basah dan digaru memanjang dan menyilang sampai
tanah melumpur dengan baik. Pengolahan tanah paling lambat 15 hari sebelum pemindahan
bibit.

C. Ciri-ciri tanah telah selesai diolah dan siap untuk ditanami


1. Tanah terolah sampai berlumpur
2. Air tidak lagi banyak merembes ke dalam tanah
3. Permukaan tanah rata
4. Pupuk tercampur rata
5. Bersih dari sisa gulma dan tanaman
Setelah persiapan lahan beres maka bibit pun siap ditanam. Bibit dianjurkan untuk ditanam
semuda mungkin, biasanya dipindah saat umur 20 hari. Ciri bibit yang siap dipindah ialah
berdaun 5-6 helai, tinggi 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas dari hama dan
penyakit sehingga pertumbuhannya seragam. Bibit ditanam dengan cara dipindah dari
bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan cara bibit dicabut dari bedengan
persemaian dengan menjaga agar bagian akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah
itu bibit dikumpulkan dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawah dengan sebagian akar
terbenam ke air.
LAPORAN PENYULUHAN
DESA PUUWONUA KECAMATAN KONAWE
FEBRUARI 2023

O
L
E
H

ASMINI, A.Md

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)


KECAMATAN KONAWE
DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PERKEBUNAN KABUPATEN KONAWE
2023

Anda mungkin juga menyukai