Anda di halaman 1dari 8

Head Office : Jl. Karya Baru, Komplek Ruko Pondok Pelangi No.

C-8
Pontianak, Telp. Fax (0561) 584652
Estate : Kecamatan Menjalin dan Mempawah Hulu

BERITA ACARA
Pada hari : Selasa, 07 Nopember Tahun 2023, telah di lakukan Pelatihan Sertifkasi RSPO
dan Dinamika Koperasi di Menjalin. Adapun materi yang disampaikan mengenai Strategi
Implementasi Standar Minyak Sawit Berkelanjutan Petani Swadaya Kegiatan tersebut
di laksanakan pada:

1. Tempat : Aula Paroki Menjalin


2. Waktu : 09.00 s/d 17.00
3. Peserta : Koperasi Produsen Mitra PT. HDL
4. Kegiatan : 1.Registrasi peserta
2. Pengelolaan Perkebunan Terbaik (PPT)
3. Kunci Sukses dalam Pemupukan

Demikian berita acara ini dibuat sebenar-benarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Menjalin, 07 Nopember 2023


PT. HILTON DUTA LESTARI

Dibuat Oleh : Diketahui Oleh : Disetujui Oleh :

ELSA MANORA EKBERTUS, SP BANDULA N.A PELPOLA


Pendamping Smallholder Asmen Smallholder General Manager
Head Office : Jl. Karya Baru, Komplek Ruko Pondok Pelangi No. C-8
Pontianak, Telp. Fax (0561) 584652
Estate : Kecamatan Menjalin dan Mempawah Hulu

DOKUMENTASI
Head Office : Jl. Karya Baru, Komplek Ruko Pondok Pelangi No. C-8
Pontianak, Telp. Fax (0561) 584652
Estate : Kecamatan Menjalin dan Mempawah Hulu

NOTULEN
PENGELOLAAN PERKEBUNAN TERBAIK
Budidaya Kebun Sawit
Persoalan yang terjadi bagi petani kelapa sawit mandiri tentunya berhubungan dengan
pengetahuan tentang pembukaan dan pengelolaan perkebunan sawit ini.
a. Pembukaan Lahan/Perizinan
b. Pola Tanam
c. Pembibitan
d. Penanaman
e. Perawatan TBM/TM
f. Pemupukan
g. PHT/ Penggunaan Pestisida
h. SMK3 dan Lingkungan
i. NKT/HCV
j. SKT
k. SIA
Menanam Sawit
Perencanaan
a. Tetapkan nomor persilangan bibit per blok
b. Buat daftar jumlah bibit per baris / rij
c. Letakan berbaris dua untuk memudahkan pemeriksaan
d. Ecer bibit ke setiap titik tanam
e. Penanaman bibit
f. Periksa dalamnya lobang dengan tingginya polybag bibit
g. Sayat atas polygon hingga lepas
h. Masukan polybag ke dalam lobang, sayat plastik dinding polybag, timbun dan
padatkan dengan perlahan pada 1/3 kedalaman lobang kemudian timbun kembali
sampai batas leher batang bibit dan dipadatkan
i. Letakkan plastik polybag diujung pancang sebagai kontrol
j. Buat kartu riwayat tanaman (KRT) setiap blok yang telah selesai di tanam
Pembinitan kelapa sawit 2 tahapan (Double stage nursery)
Pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery)
1. Pembibitan awal (pre nursery)
a) Persiapan tempat
b) Dipilih areal rata
c) Dekat dengan saluran air
d) Tidak genang
e) Dekat dengan bibit utama
Bedegan
a) Panjang 10 m ; lebar 1,2 m; tinggi 14 cm
b) Jarak antar bedeng 0,5-0,6 m
c) Bahan bedengan papan / bambu
d) Dalam 1 bedengan dapat memuat :
1) Menurut lebar : 12 polybag
2) Menurut panjang : 100 polybag
3) Kapasitas bedengan : 12 x 100 = 1200 polybag
e) Dasar bedengan ditimbun pasir setinggi 3 cm
Naungan
a) Tujuannya mengurangi sinar matahari langsung ke bibit
b) Bahan tiang naungan terbuat dari kayu atau bambu dan atapnya dari pelepah kelapa
sawit
c) Tinggi naungan 2-2,5 m
Ukuran pengisian dan penyusunan baby polybag
a) Ukuran baby polygon (laylaft) lebar 14 cm, tinggi 22 cm, tebal 0,1-0,12 mm dan
jumlah lobang 20-24 lobang.
b) Tanah isi polybag adalah tanah topsoil (tidak bongkah) dan harus bebas dari akar-akar
dan hama
c) Untuk tanag bertekstur liat dicampur dengan pasir 10-30%
d) Cara pengisian diisi ½ polybag, kemudian dipadatkan dan di isi sampai tanah berada
1-2 cm dari bibir atas dan dalam keadaan padat
e) Polybag di susun rapat dalam petak dengan posisi tegak dan saling menyokong
f) Penyiraman polybag 1-2 kali sebelum penanaman kecambah (sampai jenuh)
PRE NURSERY
Penanaan Kecambah (GS)
1. Kecambah ditanam dengan bakal akar (radikula) ke bawah dan bakal daun (plumula)
tegak ke atas
2. Penanaman dilakukan secara beregu (3 orang), yaitu
a) Orang 1 membuat lobang, di tugal polybag sedalam 3 cm
b) Orang 2 menggeser dan memasukan kecambah kedalam lobang
c) Orang 3memeriksa, menekan kecambah sedikit agar duduk stabil, kemudian
ditutup dengan tanah halus, kecambah tertanam ± 1 cm dari permukaan
PEMELIHARAAN BIBIT DI PN
Penyiraman
a) Dilakukan 2 x 1 sehari ( pagi dan sore) kecuali hari hujan, minimum 8 mm
b) Penyiraman dilakukan sampai basah ke dasar (jenuh)
c) Apabila akar terbuka akibat penyiraman, agar di tutup dengan tanah
d) Bedengan tidak boleh tergenang, bila tergenang air harus dikeluarkan dan segera
memperbaiki/membuat parit pembuangan.
e) Bila penyiraman dengan gembor, maka disediakan drum yang dapat memuat 200 liter
air, letak drum diatur sehingga merupakan supply poin air
KULTUR TEKNIS
1. Konsolidasi dan penyisipan tanaman
2. Pemeliharaan penutup tanah dan tanaman
3. Pemupukan
4. Penunasan dan kastrasi
5. Hama dan penyakit
6. Persiapan sarana panen
Konsolidasi tanaman
a) Mengiventalisir tanaman (mati, tumbang, diserang hama/penyakit)
b) Menegakan tanaman dan memadatkan tanah
PENYISIPAN
a) Mengganti tanaman mati, dilakukan di TBM I
b) Bibit untuk penyisipan di sediakan ± 2%

1. Tidak Melakukan Deforestasi dan Kebijakan Tanpa Bakar


Asian Agri berkomitmen untuk mendukung kebijakan Konservasi Hutan atau yang biasa
disebut Zero Deforestation, dan melestarikan hutan dengan stok karbon tinggi (HCS). Asian
Agri telah membentuk Technical Commitee (TC) yang bertugas untuk mengklasifikasikan
hutan mana saja yang memiliki HCS, menentukan metodologi HCS, menentukan ambang
batas untuk emisi gas rumah kaca, dan juga menentukan faktor yang mempengaruhi
lingkungan sosial dan ekonomi daerah tersebut. TC terdiri dari enam ilmuwan berpengalaman
dengan keahlian di bidang biomassa, lahan karbon, penginderaan jauh, sosial ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan, industri kelapa sawit global, dan penilaian keberlanjutan.
2. Mengurangi Penggunaan Pestisida
Dahulu, salah satu cara untuk mengusir hama yang sering dilakukan di perkebunan adalah dengan
menggunakan pestisida berbahan dasar kimia. Namun, jika diterapkan tidak sesuai dengan
komposisi yang tepat, pestisida akan berdampak buruk bagi perkebunan, karena akan merusak
ekosistem yang berada di sekitarnya. Lalu cara seperti apakah yang bisa diterapkan untuk menjaga
perkebunan agar tetap terawat dengan baik?
Asian Agri menggunakan predator alami untuk mengontrol hama yang mengancam perkebunan.
Selain itu, Asian Agri juga bekerja sama dengan petani untuk menerapkan hal serupa di
perkebunannya.

KUNCI SUKSES DALAM PEMUPUKAN


Kelapa sawit adalah salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
Tanaman kelapa sawit memiliki potensi luar biasa yang sudah banyak diketahui khalayak.
Karena itulah tak heran jika lahan-lahan kosong di Indonesia banyak dimanfaatkan untuk
dijadikan sebagai perkebunan kelapa sawit. Tanaman yang banyak ditemukan di Pulau
Sumatera dan Kalimantan ini banyak diambil manfaat buahnya untuk dijadikan minyak.
Minyak kelapa sawit Indonesia sudah terkenal bahkan hingga ke mancanegara. Maka tak
heran banyak yang kemudian membuka lahan untuk dijadikan ladang kelapa sawit.
Perawatan kelapa sawit bisa dibilang gampang-gampang susah. Anda harus telaten dalam
masa perawatannya. Salah satu yang harus diperhatikan adalah cara memupuk sawit yang
benar agar tidak merusak tanaman sawit itu sendiri.

Seperti halnya tanaman pada umumnya, kelapa sawit juga memerlukan perawatan
seperti tanaman pada umumnya. Selain metode penanaman yang harus diperhatikan betul-
betul, cara memupuk sawit juga tak boleh sembarangan. Sebagai nutrisi tambahan untuk
pertumbuhan tanaman sawit, pupuk adalah hal yang tak boleh ditinggalkan. Pupuk yang dilih
dan ditaburkan harus sesuai dengan takaran dan tak boleh sampai kekurangan atau terlalu
berlebih. Pupuk yeng terbaik harus mengandung komposisi natrium, fosfor, kalium,
magnesum, dan boron. Jenisnya ada berbagai macam, mulai dari pupuk Urea, KCI, TSP, dan
Kiserit.

Cara Memupuk Sawit yang Baik untuk Mendapat Hasil yang Baik

1. Cara memupuk sawit yang pertama adalah dengan memberikan pupuk yang tepat
sesuai umur pohon. Untuk pohon yang berumur 0-3 tahun, pupuk yang digunakan
adalah pupuk urea dengan takaran dosis 0.4-0.4 per tanaman dengan frekuensi
pemberian pupuk 2 kali dalam setahun. Untuk tanaman yang berumur di ats 3 tahun
pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dengan dosis 2-2.5 kg untuk setiap
tanaman dengan frekuensi pemberian 2 kali dalam setahun.
2. Cara memupuk sawit selain itu Anda juga harus memperhatikan penyebarannya.
Pupuk yang mengandung natrium, jarak sebarnya yang paling adalah sejauh 50 cm
dari pokok hingga bagian luar piringan. Sedangkan untuk pupuk yang mengandung
fosfor, kalium dan magnesium disarankan untuk disebarkan dengan jarak 1-3 meter
dari pokok hingga menyeluruh. Pemilihan tempat penyebaran yang tepat akan sangat
mempengaruhi hasil tanaman. Jika disebarkan terlalu dekat atau di tempat yang tidak
seharusnya pupuk justru akan merusak tanaman sawit Anda. Oleh karena itulah
pertimbangan jarak sebar pupuk benar-benar harus diperhatikan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.
3. Untuk cara memupuk sawit yang baik sebelum mulai menaburkan pupuk adalah
dengan membersihkan dahulu piringan sawitnya. Piringan sawit ini adalah area
bulatan yang terletak di sekeliling pohon sawit. Membersihkan bulatan ini berguna
untuk membersihkan hama dan gulma yang akan menghambat proses pemupukan.
Selain itu jika ada tanaman lain dan alang-alang yang ada di sekitar tanaman sawit
juga harus dibersihkan agar juga tak mengganggu proses pemupukan yang
berlangsung. Selanjutnya, cara memupuk sawit yang baik Anda harus memperhatikan
tempat menaburkan pupuknya. Jangan pernah menyebarkan pupuk pada tempat yang
tidak seharusnya seperti pada pangkal atau di jalanan. Hal ini akan mempengaruhi
hasil pemupukan. Bisa-bisa yang terjadi justru tanaman hama yang akan tumbuh
subur. Tempat yang sebaiknya disebari pupuk adalah tepat pada kepalan sawit yang
mempunyai paling banyak akar rambut. Pastikan juga menggunakan takaran atau alat
takar pemupukan agar dosis yang diberikan bisa tepat, tidak lebih dan tidak kurang.
Jika pupuk berbentuk cair, Anda bisa menggunakan tutupnya sebagai alat takar.
Pupuk akan sangat baik untuk merangsang pertumbuhan tanaman sawit apabila
diberikan dengan dosis yang tepat dan disebar di tempat yang tepat pula.
4. Cara memupuk tanaman sawit yang baik harus memperhatikan tempat
penyebarannya. Anda tidak boleh sembarangan menyebarkan pupuk. Anda harus
melihat tempat-tempat penyebaran, seperti bakoran, ujung bakoran serta ujung
pelepah pohon sawit. Pupuk juga bisa disebarkan langsung di atas tanah atau ditabur
pad pinggiran saluran air dan gundukan yang biasa disebut sebagai guludan. Selain
itu, ada pula yang melakukan pemupukan dengan cara membenamkan pupuk pada
tanah, yaitu dengan memasukan pupuk dalam bentuk cairan ke dalam tanah.
Memasukkannya bisa juga ke dalam batang stem atau juga melalui daun. Seluruh
metode bisa dipilih salah satu sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh
tanaman sawit itu sendiri.
5. Pemilihan waktu pemupukan juga merupakan bagian dari cara memupuk sawit yang
baik. Untuk memupuk tanaman sawit yang baik biasanya dilakukan pada musim
hujan. Hal ini dikarenakan tekstur tanah yang akan menjadi lembab, tapi juga tidak
boleh tergenang. Tekstur tanah yang lembab akan memudahkan pupuk untuk terserap
secara sempurna ke dalam tanah. Sedangkan apabila tanah terlalu tergenang air akan
membuat pupuk justru hanyut dan tidak bisa terserap secara sempurna ke dalam
tanah. Itulah sebabnya pemilihan waktu yang tepat adalah musim hujan dengan
pertimbangan tanah yang lembab dan tidak terlalu tergenang air.
6. Cara memupuk sawit yang baik tidak hanya memperhitungkan dampak atau hasil
yang akan ditimbulkan pada tanaman saja, tapi juga pada lingkungan sekitarnya. Oleh
karena itulah proses pemupukan juga harus memperhitungkan jarak antara
perkebunan dengan sungai atau sumber air yang ada. Pemupukan sangat tidak
dibenarkan jika dilakukan tepat di pinggir sungai, karena akan mencemari sungai
tersebut. Untuk pemupukan minimal jarak pemupukan terhadap sungai adalah kurang
lebih sejauh 10 meter dari pinggiran sungai. Jarak ini dianggap paling esensial untuk
melakukan pemupukan. Jarak yang cukup jauh dari sungai atau sumber air akan
mengurangi kemungkinan sungai atau sumber air tersebut tercemar oleh pupuk atau
bahkan hanya terkena dampak dari pemupukan yang dilakukan pada tanaman kelapa
sawit.
Pemberian pupuk atau caramemupuk sawit bisa dibilang sedikit membutuhkan
kesabaran. Anda sebagai petani sawit harus benar-benar memiliki pengetahuan yang
lebih terhadap tanaman sawit dan cara pemupukannya. Pemupukan yang tepat akan
sangat mempengaruhi hasil tanaman yang akan dihasilkan. Pemupukan yang tepat
termasuk juga dalam pemberian dosis, tempat penyebaran yang dibolehkan dan tidak
dibolehkan, cara melakukan pemupukan dan juga waktu pemupukan. Beberapa
perusahaan kelapa sawit yang sudah berkembang bahkan menggunakan metode
pemupukan dengan pesawat karena dinilai efektif untuk memupuk lahan perkebunan
sawit yang luas.

Secara garis besar, cara memupuk sawit yang baik tidak adalah pemupukan yang sesuai
dengan aturan. Pemberian dosis yang tepat, penyebaran pupuk di tempat yang tepat dan
pemilihan waktu pemupukan yang tepat pula adalah kunci pemupukan yang sukses.
Pemupukan yang benar akan mempengaruhi hasil panen yang akan didapatkan, bukan justru
membuat hama dan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman sawit menjadi lebih
subur. Selain itu pemupukan yang baik juga mempertimbangkan aspek kelesatarian
lingkungan, yaitu dengan tidak melakukan pemupukan dekat dengan sungai atau sumber air.
Jika lahan sawit yang Anda kelola dapat berjalan baik tanpa merusak lingkungan akan
menjadi sebuah pencapaian yang sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai