270 km
80 km
30 km
Fasilitas Umum
Sekolah
Pasar
2
Mesjid
3
Rumah Sakit
4
Sungai
1
Pemukiman Penduduk
2
3.3KEGIATAN PERKEBUNAN PT. BINTARA TANI NUSANTARA
3.3.1. Kegiatan Perkebunan
a. Penanaman
Penanaman di lakukan terhadap bibit sawit yang telah berumur 9-15 bulan pada
titik tanam yang telah ditentukan. Rangkaian kegiatan dalam proses penanaman
terdiri dari pembuatan lubang dan penanaman bibit. Jarak tanam ditetapkan
dengan mempertimbangkan kesuburan tanah dan curah hujan. Jarak tanam
pada areal relatif datar adalah 9,50 m x 9,50 m x 9,50 m susunan segitiga sama
sisi.
Pembutan lubang tanam dilakukan seminggu sebelum tanan. Ukuran lubang
tanam adalah 10 cm lebih lebar dan lebih dalam dari ukuran polibag. Lapisan
tanah atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) diletakkan secara terpisah.
Tanah atas dicampur dengan pupuk posfat dan diletakkan di lubang setebal 4
cm. Kemudian bibit kelapa sawit ditanam kedalam lubang,kemudian tanah
ditutup dengan tanah lapisan bawah yang telah dicampur dengan pupuk posfat
dan kemudian dipadatkan dengan tongkat pemadat. Sisa tanah lapisan atas
disebar rata pada permukaan tanah disekeliling tanaman sawit.
Pada areal berbukit, penanaman di lakukan dengan sistem teras. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan erosi tanah, mengurangi aliran permukaan,
meningkatkan penyerapan air dan member masing-masing sawit akses yang
sama terhadap cahaya matahari,hara,dan air. Sampai pada bulan maret 2008,
areal yang telah ditanami pada perkebunan kelapa sawit PT.BTN di Kabupaten
Pasaman Barat adalah seluas 5.935,863 ha, areal pengembangan seluas 61,3
ha. Sementara luas areal yang tidak ditanami adalah 13,25 ha.
b. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) meliputi
kegiatan penyulaman/penyisipan,pemberantasan gulma, pengendalian hama
dan penyakit tanaman, pemupukan, kastrasi dan penunasan tanaman kelapa
sawit serta memelihara piringan dan jalan panen. Jenis dan dosis pupuk yang
diberikan pada tanaman belum menghasilkan seperti tertera dibawah ini :
Umur (tahun)
P2O5
K2O
MgO B
Cu
0,4
0,5
0,6
0,2
0,05
0,7
0,6
1,7
0,3
0,10
1,0
0,7
2,1
0,30
0,10
1,8
4,4
0,8
0,25
Total (kg/ha)
245
598
109
34
286
Bulan
1 Hi-K (NPK)
piringan
Januari
2 Kieserite
piringan
Maret
3 Borate
piringan
4 Hi-K (NPK)
piringan
Dosis/Pokok (kg)
2,5
1
April
Mei
Ditebar melingkar
Ditebar melingkar
0,1
2,5
Keterangan
Ditebar melingkar
Ditebar melingkar
5 CIRP
piringan
Juli
6 Hi-K (NPK)
piringan
Agustus
7 Janjang KOsong
PKS
1x1 tqhun
Ditebar melingkar
2,5
Ditebar melingkar
40 ton/ha
g. Panen
Panen dilakukan dengan cara manual menggunakan dodos. TBS yang sudang
matang dan siap untuk di panen, ditandai dengan jatuhnya brondolan ketanah
minimal satu biji. Pemanenan TBS dilakukan dengan interval waktu 7-10 hari TBS
yang telah di panen dan brondolan sawit yang jatuh dipiringan dikumpulkan
pada tempat pengumpulan hasil (TPH) untuk selanjutnya diangkut ke pabrik
pengolahan menggunakan truk.
Kegiatan pemanenan dilapangan menggunakan peralatan: egrek, dodos, dan
angkong. Egrek dan dodos di gunakan untuk menurunkan tandan dari pokok dan
pelepah. Semua buah hasil dodos yang busuk harus di buang. Tandas Buah
Segar (TBS) dan brondolan di kumpulkan dipinggir jalan kolektor untuk
memudahkan pengangkutan ke tempat pengumpulan hasil. Selanjutnya pelepah
dan daun yang jatuh di susun di daerah gawangan. Pengangkutan TBS dariTPH
ke PKS menggunakan zonder dan truk. TBS yang telah sampai di pabrik segera
di timbang di weight bridge sebelum di masukkan ke laoding ramp untuk di olah.
Pemanenan dilakukan dengan pertimbangan selang waktu (rotasi). Setiap
bulannya dilakukan 2 sampai 3 rotasi. Pada tanaman yang berumur kurang dari
5 tahun, pemanenan dilakukan 5 hari sekali. Tanaman yang berumur 6 sampai
15 tahun, Pemanenan dilakukan 10 hari sekali.
3.3.2. PABRIK
Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) beroperasi dengan kapasitas 60 ton
TBS/jam yang menghasilkan minyak mentah sawit (CPO) dan biji sawit. Biji sawit
selanjutnya diolah dan menghasilkan inti sawit.
1. Pengolahan Tandan Buah Segar
Buah sawit yang lebih umumnya disebut dengan tandan buah segar (TBS)
dapat dilakukan pengolahan menjadi minyak mentah sawit (Crude Palm
Oil=CPO) dan biji sawit.
a. Pengangkutan
Buah sawit atau tandan buah segar yang telah dipanen dibawa kepabrik
untuk di olah.
Buah dari saat panen harus sampai ketempat pengolahan tidak boleh
melebihi waktu 24 jam, bertujuan untuk menjaga buah tidak mengalami
permentasi dan dapat menyebabkan kandungan lemakny (FFA) menjadi
tinggi. Truk security, bila administrasinya telah selesai selanjutnya di
lakukan penimbangan di weight bridge dan selanjutnya dibawa ke loading
ramp. Adapun fungsi loading ramp adalah:
1. Menerima TBS dari timbangan dan memindahkan TBS ke lori.
2. Penyimpanan sementara TBS.
3. Menjamin kontinuitas pengolahan TBS.
Buah dari loading ramp di masukkan ke lori kemudian diisi sesuai dengan
aturan dan kapasitas. Kemudian lori yang sudah berisi TBS dimasukkan
kejalur perebusan dengan bantuan transfer carriage system yang di
operasikan sebagai baerikut:
1. Area transfer carriage harus bersih dari sampah, brondolan dan
ceceran pelumas hidrolik.
2. Pipa hidrolik dijaga dengan tidak ada yang bocor.
3. Operasikan dengan perlahan-lahan dan berhati-hati sebelum kemudian
dilakukan perebusan.
b. Perebusan (Sterilizer)
Proses perebusan dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang
akan dapat menurunkan kualitas minyak. Disamping itu untuk dapat
memudahkan buah lepas dari tandan serta untuk memudahkan
pemisahan cangkang dengan inti buah dengan keluarnya air dari biji.
Perebusan dilakukan dengan memasukkan TBS ke dalam lori rebusan
dan sterilizer. Proses perebusan biasanya berlangsung lebih kurang
selama 95 menit dan uap yang dibutuhkan adalah sebesar 280-290
kg/ton TBS. Proses perebusan menghasilkan kondensat yang
mengandung 0,05% minyak ikutan pada temperature tinggi.
Kondensat ini kemudian kedalam fat fit. Tandan buah yang sudah
direbus untuk selanjutnya dimasukkan kedalam thresher dengan
menggunakan Hoisting Crane.
c. Pemisahan Buah dari Tandan (Thresher)
PadaThresher buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Buah yang lepas
ditampung dan dibawa oleh Fruit Conveyor ke digaster. Sedangkan
janjangan (23%) akan dibawa dengan menggunakan Scrapper
Conveyor.