Anda di halaman 1dari 6

BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


3.1 Sejarah Umum Perusahaan
PT. Bintara Tani Nusantara (PT. BTN) merupakan salah satu perusahaan di
Kabupaten Pasaman Barat yang bergerak dalam usaha perkebunan kelapa sawit.
Kegiatan perkebunan yang di kelola oleh perusahaan ini telah di mulai sejak tahun
1991 dengan luas areal yang di cadangkan 7.185 ha. Sementar kegiatan
penanaman kelapa sawit baru di lakukan pada tahun 1993 dengan areal seluas
4.000 ha.
Pada tahun 2003 manajemen perusahaan PT. Bintara Tani Nusantara mengalami
perubahan. PT.BTN yang semula mengelola usaha perkebunan menyerahkan
pengelolaan selanjutnya (take over) kepada perusahaan yang tergabung dalam
manajemen PT. Incasi Raya Group. Namun, nama perusahaan tetap di pertahankan
sampai saat ini. Pada tahun 2007, total areal perkebunan yang di tanami kelapa
sawit mencapai 5.935,863 ha dengan produksi tandan buah segar (TBS) 8.484.180
kg/bulan. TBS yang di hasilkan kemudian di olah pada unit pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit (PKS).
3.2 Letak dan Lokasi Kegiatan
Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu dari 16 Kabupaten/Kota
yang ada di Sumatera Barat dengan luas wilayah 3.887,77 km 2 . Secar geografis
Kabupaten Pasaman Barat terletak antara 00033 LU- 00011 LS dan 99010-100004
BT dengan ketinggian 0-913 mdpl (meter diatas permukaan laut).
Secara administrasi lokasi perkebunan dan pabrik pengolaha kelapa sawit PT. BTN
terleteak di Nagari Batahan,Kecamatan Ranah Batahan,Kecamatan Sungai Beremas
dan Kecamatan Koto Balingka,Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat. Lokasi
perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan Desa Baru Kecamatan
Ranah Batahan di sebelah Utara. Sebelah Selatan berbatasan denganJorong Bunga
Tanjung dan Silawai Timur Kecamatan Sungai Beremas. Sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Siduampan,Kecamatan Ranah Batahan Dan Sebelah Barat berbatasan
dengan Jorong Lubuk Buaya dan Pigogah Patibubur, Kecamatan Sungai Beremas.
Adapun jarak lokasi pabrik dengan pusat kegiatan adalah :
1. Ibu Kota Propinsi
2. Ibu Kota Kabupaten
3. Ibu Kota Kecamatan

270 km
80 km
30 km

Fasilitas Umum
Sekolah

Pasar
2
Mesjid
3
Rumah Sakit
4
Sungai
1
Pemukiman Penduduk
2
3.3KEGIATAN PERKEBUNAN PT. BINTARA TANI NUSANTARA
3.3.1. Kegiatan Perkebunan
a. Penanaman
Penanaman di lakukan terhadap bibit sawit yang telah berumur 9-15 bulan pada
titik tanam yang telah ditentukan. Rangkaian kegiatan dalam proses penanaman
terdiri dari pembuatan lubang dan penanaman bibit. Jarak tanam ditetapkan
dengan mempertimbangkan kesuburan tanah dan curah hujan. Jarak tanam
pada areal relatif datar adalah 9,50 m x 9,50 m x 9,50 m susunan segitiga sama
sisi.
Pembutan lubang tanam dilakukan seminggu sebelum tanan. Ukuran lubang
tanam adalah 10 cm lebih lebar dan lebih dalam dari ukuran polibag. Lapisan
tanah atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) diletakkan secara terpisah.
Tanah atas dicampur dengan pupuk posfat dan diletakkan di lubang setebal 4
cm. Kemudian bibit kelapa sawit ditanam kedalam lubang,kemudian tanah
ditutup dengan tanah lapisan bawah yang telah dicampur dengan pupuk posfat
dan kemudian dipadatkan dengan tongkat pemadat. Sisa tanah lapisan atas
disebar rata pada permukaan tanah disekeliling tanaman sawit.
Pada areal berbukit, penanaman di lakukan dengan sistem teras. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan erosi tanah, mengurangi aliran permukaan,
meningkatkan penyerapan air dan member masing-masing sawit akses yang
sama terhadap cahaya matahari,hara,dan air. Sampai pada bulan maret 2008,
areal yang telah ditanami pada perkebunan kelapa sawit PT.BTN di Kabupaten
Pasaman Barat adalah seluas 5.935,863 ha, areal pengembangan seluas 61,3
ha. Sementara luas areal yang tidak ditanami adalah 13,25 ha.
b. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) meliputi
kegiatan penyulaman/penyisipan,pemberantasan gulma, pengendalian hama
dan penyakit tanaman, pemupukan, kastrasi dan penunasan tanaman kelapa
sawit serta memelihara piringan dan jalan panen. Jenis dan dosis pupuk yang
diberikan pada tanaman belum menghasilkan seperti tertera dibawah ini :
Umur (tahun)

Dosis Pupuk (g/pokok)


N

P2O5

K2O

MgO B

Cu

0,4

0,5

0,6

0,2

0,05

0,7

0,6

1,7

0,3

0,10

1,0

0,7

2,1

0,30

0,10

Total (kg/pokok) 2,1

1,8

4,4

0,8

0,25

Total (kg/ha)

245

598

109

34

286

Ket:N=Nitrogen, P2O5=Posfat, K2O=Kalium, MgO=Magnesium, B=Boron,


Cu=Tembaga.
Pemberian pupuk pada tanaman belum menghasilkan disesuaikan dengan
kondisi tanaman dengan memperhatikan fakto-faktor seperti gejala defisiensi
pada daun, defisiensi pada TPT dan kehadiran tumbuhan indikator kesuburan
tanah.
c. Pemeliharaan Piringan dan Pasar Pikul
Secara berkala piringan dan pasar pikul dibersihkan dengan cara manual
yaitu dengan mencabut semua gulma yang tumbuh. Gulma yang menjalar dan
merambat kebatang sawit juga di buang. Penanganan gulma yang mnjalar dan
merambat ini dilakukan dengan manual, untuk menghindari kerusakan pada
pelepah sawit.
Sementara pada gulma yang ada di piringan dan pasar pikul, apabila secara
manual tidak efektif, maka dilakukan penyemprotan herbisida kepiringan dan
paar pilkul.
d. Pemupukan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, tanaman kelapa sawit perlu dipupuk
dengan pupuk mineral (N,P,K, Mg,dll). Jenis dan dosis pupuk mineral yang
diberikan pada tanaman menghasilkan tertera seperti dibawah ini:
No Jenis Pupuk

Bulan

1 Hi-K (NPK)
piringan

Januari

2 Kieserite
piringan

Maret

3 Borate
piringan
4 Hi-K (NPK)
piringan

Dosis/Pokok (kg)
2,5
1
April

Mei

Ditebar melingkar
Ditebar melingkar

0,1
2,5

Keterangan

Ditebar melingkar
Ditebar melingkar

5 CIRP
piringan

Juli

6 Hi-K (NPK)
piringan

Agustus

7 Janjang KOsong
PKS

1x1 tqhun

Ditebar melingkar
2,5

Ditebar melingkar

40 ton/ha

Berasal dari pabrik

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di tebar di sekeliling piringan pokok


(melingkar piringan). Agar pemupukan lebih efektif, maka piringan pokok
dibersihkan dari rerumputan. Frekuensi pemupukan dilakukan minimal dua kali
setahun (dua kali rotasi setahun), masing-masing setengah dosis yang
ditetapkan. Pemupukan dilakukan pada awal musim hujan dan pada akhir musim
penghujan.
Kegiatan pemupukan pada tanaman kelapa sawit penting dilakukan karna secara
nyata dapat meningkatkan hasil produksi atau hasil tanaman. Pada dasarnya
biaya pemupukan cukup besar, dan di perkirakan 40-60% biaya perawatan
tanaman dialokasikan untuk biaya pemupukan. Secara teoritis, pemupukan
tanaman bertujuan untuk mensuplai unsu-unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Sastrosayono (2004) menyatankan bahwa pemberian pupuk dapat
memberikan pengaruh positif pada tumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit.
Unsur-unsur hara tersebut adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Magnesium (Mg), dan Boron (B). Unsur hara N,P,K dan Mg merupakan unsure
hara makro esensial, sedangkan B merupakan unsure hara mikro esensial.
e. Pengolahan Tajuk dan Pruning
Pelepah sawit yang berlebih, tua, mati, rusak, atau sakit perlu dibuang.
Pengelolaan ini bertujuan untuk memelihara luas daun optimal dan
memaksimalkan konservasi cahaya, hara dan air. Kegiatan Pruning dilakukan
setiap tahun.
f. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Untuk mengetahui serangan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit,
dilakukan sensus pada hama dan penyakit. Sensus ini bertujuan untuk melacak
ledakan hama penyakit sedini mungkin. Sensus dilakukan pada awal setiap
bulan sehingga tindakan pengendalian dapat diselesaikan pada bulan yang
sama. Pengendalian hama dan penyakit tanaman ini di lakukan secara fisik dan
biologis. Penggunaan insektisida dan fungsida hanya di lakukan apabila
pemberantasan secara fisik dan biologis tidak efektif.
Untuk hama tikus , pemberantasan dilakukan dengan body facum dan burung
hantu. Sedangkan untuk hama babi hutan di lakukan jerat babi dan penggunaan
pagar individu.

g. Panen
Panen dilakukan dengan cara manual menggunakan dodos. TBS yang sudang
matang dan siap untuk di panen, ditandai dengan jatuhnya brondolan ketanah
minimal satu biji. Pemanenan TBS dilakukan dengan interval waktu 7-10 hari TBS
yang telah di panen dan brondolan sawit yang jatuh dipiringan dikumpulkan
pada tempat pengumpulan hasil (TPH) untuk selanjutnya diangkut ke pabrik
pengolahan menggunakan truk.
Kegiatan pemanenan dilapangan menggunakan peralatan: egrek, dodos, dan
angkong. Egrek dan dodos di gunakan untuk menurunkan tandan dari pokok dan
pelepah. Semua buah hasil dodos yang busuk harus di buang. Tandas Buah
Segar (TBS) dan brondolan di kumpulkan dipinggir jalan kolektor untuk
memudahkan pengangkutan ke tempat pengumpulan hasil. Selanjutnya pelepah
dan daun yang jatuh di susun di daerah gawangan. Pengangkutan TBS dariTPH
ke PKS menggunakan zonder dan truk. TBS yang telah sampai di pabrik segera
di timbang di weight bridge sebelum di masukkan ke laoding ramp untuk di olah.
Pemanenan dilakukan dengan pertimbangan selang waktu (rotasi). Setiap
bulannya dilakukan 2 sampai 3 rotasi. Pada tanaman yang berumur kurang dari
5 tahun, pemanenan dilakukan 5 hari sekali. Tanaman yang berumur 6 sampai
15 tahun, Pemanenan dilakukan 10 hari sekali.
3.3.2. PABRIK
Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) beroperasi dengan kapasitas 60 ton
TBS/jam yang menghasilkan minyak mentah sawit (CPO) dan biji sawit. Biji sawit
selanjutnya diolah dan menghasilkan inti sawit.
1. Pengolahan Tandan Buah Segar
Buah sawit yang lebih umumnya disebut dengan tandan buah segar (TBS)
dapat dilakukan pengolahan menjadi minyak mentah sawit (Crude Palm
Oil=CPO) dan biji sawit.
a. Pengangkutan
Buah sawit atau tandan buah segar yang telah dipanen dibawa kepabrik
untuk di olah.
Buah dari saat panen harus sampai ketempat pengolahan tidak boleh
melebihi waktu 24 jam, bertujuan untuk menjaga buah tidak mengalami
permentasi dan dapat menyebabkan kandungan lemakny (FFA) menjadi
tinggi. Truk security, bila administrasinya telah selesai selanjutnya di
lakukan penimbangan di weight bridge dan selanjutnya dibawa ke loading
ramp. Adapun fungsi loading ramp adalah:
1. Menerima TBS dari timbangan dan memindahkan TBS ke lori.
2. Penyimpanan sementara TBS.
3. Menjamin kontinuitas pengolahan TBS.

Buah dari loading ramp di masukkan ke lori kemudian diisi sesuai dengan
aturan dan kapasitas. Kemudian lori yang sudah berisi TBS dimasukkan
kejalur perebusan dengan bantuan transfer carriage system yang di
operasikan sebagai baerikut:
1. Area transfer carriage harus bersih dari sampah, brondolan dan
ceceran pelumas hidrolik.
2. Pipa hidrolik dijaga dengan tidak ada yang bocor.
3. Operasikan dengan perlahan-lahan dan berhati-hati sebelum kemudian
dilakukan perebusan.
b. Perebusan (Sterilizer)
Proses perebusan dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang
akan dapat menurunkan kualitas minyak. Disamping itu untuk dapat
memudahkan buah lepas dari tandan serta untuk memudahkan
pemisahan cangkang dengan inti buah dengan keluarnya air dari biji.
Perebusan dilakukan dengan memasukkan TBS ke dalam lori rebusan
dan sterilizer. Proses perebusan biasanya berlangsung lebih kurang
selama 95 menit dan uap yang dibutuhkan adalah sebesar 280-290
kg/ton TBS. Proses perebusan menghasilkan kondensat yang
mengandung 0,05% minyak ikutan pada temperature tinggi.
Kondensat ini kemudian kedalam fat fit. Tandan buah yang sudah
direbus untuk selanjutnya dimasukkan kedalam thresher dengan
menggunakan Hoisting Crane.
c. Pemisahan Buah dari Tandan (Thresher)
PadaThresher buah yang masih melekat pada tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Buah yang lepas
ditampung dan dibawa oleh Fruit Conveyor ke digaster. Sedangkan
janjangan (23%) akan dibawa dengan menggunakan Scrapper
Conveyor.

Anda mungkin juga menyukai