Anda di halaman 1dari 7

Mengapa petani perlu melakukan CARA ANALISA USAHA TANI

Pada dasarnya usaha tani terdiri dari 2 jenis komponen biaya, yaitu:
analisa usaha tani?
1. Total Fixed Cost, adalah biaya tetap yang dikeluarkan petani namun
tidak mempengaruhi hasil produksi. Komponen TFC (Total Fixed
Sadar atau tidak, dengan keseharian yang sibuk di sawah, petani Cost) meliputi biaya sewa lahan, biaya pengolahan tanah, biaya
sering lupa hitung sebenarnya untung atau tidak yah usaha taninya? tenaga kerja perawatan, biaya sewa alat pertanian serta iuran irigasi.
Berapa keuntungan bersih yang didapatkan per bulan? Apakah bisa 2. Total Variable Cost, adalah biaya yang besarnya mempengaruhi
menutupi biaya operasional? Sebanding tidak dengan jerih payah yang hasil produksi. Komponen TVC (Total Variable Cost) meliputi
dikeluarkan? pembibitan, pemupukan, pestisida, hingga pasca panen.
Oleh sebab itu, PENTING sekali untuk Sahabat Pak Tani mulai Terakhir, Total Cost adalah jumlah kedua biaya diatas. TC =
membiasakan diri untuk mencatat dan mulai menganalisa usaha tani TFC + TVC.
yang sedang dijalankan, supaya:
1. Petani bisa memproyeksikan untung rugi hingga jumlah penghasilan MENGOPTIMALKAN ANALISA USAHA TANI
yang didapat. Setelah menghitung seluruh pengeluaran tersebut, saatnya
2. Petani mengerti dan mengetahui komponen biaya dan dampaknya Sahabat menilai dan menganalisa apakah Total Pemasukan (Total
pada hasil budidaya sehingga petani bisa mengoptimalkan biaya Revenue) yang didapat sudah dapat menutupi semua pengeluaran
yang dikeluarkan, mengurangi biaya yang masih bisa ditekan tanpa tersebut.
mempengaruhi hasil produksi.
3. Setelah menganalisa, petani juga dapat menyusun strategi untuk CONTOH ANALISA USAHA PADA TANAMAN CABE
menambah kegiatan usaha atau mencari peluang lain agar Budidaya Tanaman Cabai
kebutuhannya dapat terpenuhi. Tanaman cabai (Capsicum annum L) merupakan tanaman perdu
Semua ini agar petani bisa semakin sejahtera tentunya dan lebih dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin.
semangat karena memiliki target usaha yang jelas, tidak sekedar sibuk Cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaanya kalori,
di sawah ya. protein, lemak, karrbohidrat , kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C.
Produksi cabai di Indonesia pada tahun 2008 sampai saat ini timur. Penanaman bibit dilakukan dengan cara disebar secara merata
diperkirakan mencapai 1.311 juta ton (meningkat 26,14% dibandingkan atau dibuat lajur-lajur (larikan) dengan jarak tanam 20-30 cm dan
tahun 2007). Daerah sentra utama cabai merah antara lain Jawa Barat kedalaman 0,5-1 cm. Sebelum bibit disebar sebaiknya tanah dibasahi
(Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa terlebih dahulu. Bibit yang telah disebar ditutup dengan tanah kemudian
Timur (Malang, Banyuwangi). tutup dengan karung, kurang lebih selama 3-5 hari, bila telah tumbuh
Usaha tani cabai yang berhasil memang menjanjikan tunas dan terlihat pertumbuhan merata maka tutup karung tersebut
keuntungan yang menaik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabai dibuka. Pemeliharaan persemaian meliputi : penyiraman, pemupukan
diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk dan pemberantasan hama dan penyakit. Pembubunan dilakukan 1-2
mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam minggu setelah penyebaran bibit atau setelah keluar 2-3 daun. Bibit
penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabai sesuai dengan daya dapat dipindahkan ke lapangan 3-4 minggu setelah dibumbun atau 1,5
dukung. bulan setelah bibit disebar. Dengan adanya persemaian diharapkan
Budidaya cabe merah dapat dilakukan dari ketinggian 0-1300 dapat dipilih bibit yang pertumbuhannya baik, sehat dan seragam untuk
meter diatas permukaan laut dan mempunyai bulan basah berkisar dikembangkan di areal pertanaman.
antara 3-9 bulan dengan curah hujan optimal 100-200 mm/bin, Setelah di lakukan persemaian, tahap selanjutnya yaitu
temperatur antara 18°-27° C, untuk pembuahan 15°-21°C. Tanaman menyiapan lahan untuk pertanaman dengan melakukan pengolahan
cabai cocok ditanaman pada tanah yang banyak mengandung humus, tanah baik dengan cangkul maupun memakai alat dan mesin, agar
gembur, remah, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros dengan kisaran struktur tanah menjadi gembur. Kemudian dibuat bedengan dengan
pH 5,5-6,8 dengan intensitas sinar matahari yang tinggi berkisar antara lebar 1 m dan tinggi 20-50 cm dan jarak antar bedengan 20-30 cm. Jika
10-12 jam per hari. Tanaman cabai memerlukan air yang cukup untuk pH rendah dapat diberi kapur dolomit sebanyak 2 ton/ha. Pemberian
menopang pertumbuhannya. kapur ini dapat bersamaan dengan pemberian pupuk organik (pupuk
Untuk budidaya tanaman cabai di mulai dengan persemaian, kandang atau kompos) dengan dosis 15 ton/ha. Permukaan bedengan
untuk penanaman seluas 1 ha diperlukan guludan lahan persemaian ditabur dengan pupuk urea 300 kg, SP 36 250-300 kg dan 250 kg KCL,
seluas 15 m2, dengan lebar dan panjang guludan disesuaikan dengan aduk rata rapikan kembali permukaan bedengan. Seluruh permukaan
kebutuhan. Atap naungan dibuat miring ke barat dan menghadap ke bedengan kemudian disiram hingga lembab, kemudian tutup bedengan
dengan mulsa hitam perak. Kebutuhan mulsa hitam perak adalah 3) pemberian air dengan cara penyiraman sangat efisien, misalnya pada
12rol/hektar. Penanaman dilakukan pada setiap lubang tanam yang tanah bertekstur kasar, efisien dengan menyiram dua kali lebih tinggi
telah disiapkan dengan jarak tanam 50x60 cm dalam barisan dan 60x70 dari pemberian air permukaan. 4). Pemberian air dengan irigasi tetes,
cm antar barisan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim air diberikan dalam kecepatan rendah di sekitar tanaman dengan
kemarau atau akhir musim penghujan pada pagi atau sore hari. Umur menggunakan emitter. Pada pemberian air dengan menyiram dan irigasi
bibit ketika dipindahkan hendaknya mencapai 4-6 minggu, penanaman tetes dapat ditambahkan pestisida atau pupuk.
dilakukan tegak lurus dengan sedikit ditekan di sekeliling batang Setelah itu dilakukan pemasangan ajir. Pemasangan ajir
kemudian disiram tetapi jangan sampai becek. dilakukan pada tanaman umur 7 hst, ajir dibuat dari bambu dengan
Pada tahapan pemeliharanaan dilakukan penyulaman. tinggi 1-1,5 m. apabila ajir terlambat dipasang akan menyebabkan
Penyulaman paling lambat 1-2 minggu setelah tanam (dengan kerusakan pada akar yang sedang berkembang. Pengikat tanaman pada
seseragam mungkin) untuk mengganti bibit yang mati atau sakit agar ajir dilakukan mulai umur 3 minggu sampai dengan 1 bulan yaitu
sasaran produksi optimal dapat dicapai. Pembumbunan dan penyiangan mengikatkan batang yang berada di bawah cabang utama dengan tali
dilakukan secara bersamaan, dilakukan setiap 2 (dua) minggu plastik pada ajir. Pada saat tanaman beerumur 30-40 hst, ikatan tanaman
tergantung banyaknya tumbuhan pengganggu. Hama yang sering di atas cabang utama dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu
mengganggu adalah lalat buah, ulat penggulung, kutu daun. Sedangkan pada umur 50-60 hst, agar tanaman tidak rebah dan buah tidak jatuh.
penyakitnya adalah busuk buah (Callectotricum nigrum), gugur daun Pada tanaman cabe harus dilakukan pewiwilan pada tunas yang tumbuh
(Oideum sp), busuk daun. Pengendalian hama tersebut dilakukan secara di ketiak daun dengan menggunakan tangan yang bersih.
Pengelolaan hama terpadu (PHT). Pemeliharaan tanaman cabe dilakukan penambahan pupuk
Pengairan sangat diperlukan oleh tanaman cabe, ada beberapa dengan menggunakan 10 kg kompos, ditambah dengan 5 kg NPK 16-
cara yang biasa dilakukan untuk pengairan tanaman cabe. 1). Pemberian 16-16, 2 sendok makan untuk 10 liter air. Kemudian pupuk tersebut
air permukaan tanah meliputi penggenangan (flooding), biasanya di diaduk dengan kocor setiap minggu, dimulai pada umur 14 hst sampai
persawahan dan pemberian air melalui saluran-saluran dan dalam dengan minimal 8 kali selama masa pemeliharaan tanaman.
barisan tanaman. 2). Pemberian air dari bawah permukaan tanah yang Tanaman cabe merah sudah dapat dipanen pada umur 90-120
dilakukan dengan menggunakan pipa yang di benamkan di dalam tanah. hari setelah penanaman bibit, pertama dilakukan setelah buah berwarna
merah, dengan cara dipilih/dipetik yang sudah cukup tua. Pemanenan Obat-obatan
a. Furadan 30 Kg (persemaian) @ Rp. 9.000,00 Rp. 270.000,00
berikutnya dapat dilakukan setiap 3-4 hari sekali. Setelah panen, cabe b. Furadan 10 kg (Penanaman) @ Rp. 9.000,00 Rp. 90.000,00

dilakukan sortasi/pemilihan buah yang baik diperlukan sebelum cabe c. Pestisida 30 liter @ Rp. 60.000,00 Rp. 1. 800.000,00
Peralatan
dipak untuk dipasarkan atau dikeringkan. Sortasi dilakukan dengan a. Cangkul 7 unit @ Rp. 12.500,00 Rp. 87.500,00

tangan. Cabe dibersihkan dari segala kotoran seperti sisa-sisa daun, b. Parang 7 unit @ Rp. 3.500,00 Rp. 24.500,00
Biaya Total Rp. 11.358.000,00
ranting- ranting tanah. Cabe yang kurang sehat sebaiknya
dibuang/dipisahkan. Setelah itu pengeringan. Pengeringan dilakukan  Biaya Tenaga Kerja
bila akan diolah menjadi produk cabe olahan, menghasilkan cabai Pengolahan tanah
a. Pembersihan Kebun 30 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 450.000,00
kering yang bermutu dipilih cabai yang benar-benar merah segar dan b. Pengelolahan Tanah 50 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 750.000,00
sehat (tidak busuk). c. Pembuatan Bedengan 40 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 600.000,00
Penanaman dan Penyulaman 100 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 1.500.000,00
Pemeliharaan
PEMBAHASAN a. Pemupukan 30 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 450.000,00
b. Penyiraman 50 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 750.000,00
c. Pemasangan Mulsa 50 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 750.000,00
Analisa Usaha Tani d. Pemasangan Ajir 20 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 300.000,00
e. Perbaikan Saluran 20 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 300.000,00
A. Biaya Produksi (1 Ha/Tahun) f. Pengendalian HPT 100 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 1.500.000,00

 Sarana Produksi g. Panen dan Angkut 320 HOK @ Rp. 15.000,00 Rp. 4.800.000,00
Biaya Total Rp. 12.150.000,00
Benih 8 pack (1 pack isi 25 gr) @ Rp. 12.000,00 Rp. 96.000,00

Pupuk Kandang 15 ton @ Rp. 40.000,00 Rp. 600.000,00


Pupuk Tambahan  Lain-lain
a. Urea 250 kg @ Rp. 1.250,00 Rp. 312.500,00 Sewa Lahan 1 musim tahun Rp. 1.500.000,00
b. Sp-36 85 kg @ Rp. 1.800,00 Rp. 153.000,00
Biaya tak terduga 10% Rp. 1.135.800,00
c. KCL 185 kg @ Rp. 2.500,00 Rp. 462.500,00
d. Pupuk Daun 6,5 liter @ Rp. 38.000.00 Rp. 247.000,00
e. Pupuk NPK (15-15-15) 180 kg @ Rp. 3.000,00 Rp. 540.000,00 Biaya Total Rp. 2.635.800,00
Sprayer 2 unit @ Rp. 50.000,00 Rp. 100.000,00
Polybag Persemaian 15 kg @ Rp. 3.000,00 Rp. 45.000,00
Ajir bambu 10 batang @ Rp. 3.000,00 Rp. 30.000,00
Mulsa 10 Rol @ Rp. 500.000,00 Rp. 5. 000.000,00
 Total Biaya Produksi biayaTotal Produksi
BEP Volume Produksi =
Harga Penjualan
27.643.800
Sarana Produksi Rp. 11.358.000,00 =
21.900
Biaya Tenaga Kerja Rp. 12.150.000,00
= 1262,273
Lain-lain Rp. 2.635.800,00
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa pada saat produksi
Rp. 27.643.800,00
mencapai 1262,273kg (1,262ton).
2) BEP Harga Produksi
biayaTotal Produksi
B. Produksi , Pendapatan, dan Keuntungan BEP Harga Produksi =
Total Produksi
Potensi produksi cabe Merah dalam 1 ha mencapai 8 ton. Apabila 27.643.800
=
diasumsikan tingkat kematian dan resiko lain 10%. Produksi total yang 7000

dicapai adalah 7 ton. Harga cabe di pasaran saat ini berfluktuasi. = 3949,114
Sehingga di ambil harga terendah Rp.21.900 /kg Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada saat harga cabai merah di
tingkat petani mencapai sebesar Rp. 3949,114, usaha tani cabai
1) Pendapatan 7.000 kg @ Rp.21.900,00 Rp. 153.000.000,00 merah tidak menghasilkan keuntungan, namun juga tidak
2) Biaya Total produksi Rp. 27.643.800,00 mengalami kerugian.
3) Keuntungan bersih Rp. 125.656.200,00
4) Keuntungan Bersih per bulan Rp. 10.471.350,00 B. Analisa Tingkat Kelayakan Usaha Tani (B/C Ratio)
  B/C ratio adalah perbandingan antara total pendapatan dan total
A. Analisa Titik Balik Modal (Break Even Point = BEP) biaya yang di keluarkan.
Berdasarkan data analisis biaya produksi dan pendapatan serta Total pendapatan
B/C ratio =
Total Biaya Produksi
keuntungan dapat di rumuskan sebagai berikut.
153.000.000
1) BEP Volume Produksi =
27.643.800
= 5,535
Pengeluaran biaya sebesar Rp. 27.643.800 akan menghasilkan
penerimaan sebesar 5,535 kali lipat.
C. Analisa Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang dicapai
dan perputaran modal.
KeuntunganUsaha Tani
ROI = x 100 %
ModalUsaha Tani
125.656.200
= X 100 %
23.508.000
= 5,345%
Nilai ROI sebesar 5,345% menunjukkan bahwa dari setiap
Rp.21.900 modal yang ditanam akan di peroleh keuntungan sebesar
Rp. 5.345

Sumber :

Anonim. 2021. Mengapa petani perlu melakukan analisa usaha tani?.


https://saprotan-utama.com/mengapa-petani-perlu-melakukan-
analisa-usaha-tani/ . Diakses April 2022
ANALISA USAHA TANI CABE

Oleh
ERNA SUSANTI, SP
NIP. 19850502 201706 2 002

UPT BPP LANDASAN ULIN


TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai