1. Penyuluh Pertanian:
a. Nama : Asmini, A.Md
b. NI PPPK :-
c. Pangkat/Golongan :-
d. Jabatan : THL-TBPP
e. Unit Kerja : BPP Kec. Konawe
f. TMT :-
g. Pendidikan : D-III
h. Keahlian : Tanaman Pangan
i. No. HP : 085333514442
2. Dasar Pelaksanaan : Programa BPP dan RKTP Desa Puuwonua 2023
3. Nama Kegiatan : Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
4. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Waktu Pelaksanaan : Januari 2023
b. Tempat : Desa Puuwonua
c. Klp Tani Binaan : 4 Klp Tani
1. Penyuluhan Pertanian :
a. Nama dan NI PPPK : Asmini, A.Md
b. Pangkat/Golongan Ruang :-
c. Jabatan : THL-TBPP
d. Unit Kerja : BPP Kec. Konawe
2. Dasar Pelaksana : Rencana Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan
3. Nama Kegiatan : Melakukan Kunjungan Tatap Muka/
Anjang Sana Pada Kelompok Tani
4. Tujuan Kegiatan : Untuk mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan pada petani tentang teknologi
pertanian
5. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Waktu Pelaksanaan : Januari 2023
b. Tempat/Lokasi : Desa Puuwonua
c. Peserta : Petani dan keluarganya
6. Hasil Pelaksanaan : Laporan hasil pelaksanaan (terlampir)
Pertanian organik adalah teknik budidaya tanaman tanpa memakai pupuk kimia dan
pestisida kimia. Untuk meningkatkan keberhasilan budidaya sayuran organik, cara
penanamannya dapat memanfaatkan pupuk kandang, pupuk hijau, endapan minyak, bahan-
bahan organg belum tercemar baik didalam maupun di luar lahan, dan kompos yang terdiri
dari mineral yang kaya nutrisi. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan
memenuhi nutrisi yang diperlukan oleh tanaman.
Kerusakan tanah bisa dihindari melalu pemeliharaan tanah, kualitas sumber air dan
lingkungan lahan pertanian, serta perlindungan kontinuitas produksi lahan. Sedangkan hasil
yang berkualitas, aman dan sehat bisa dilakukan dengan upaya pengendalian pada saat
penanaman, pengendalian secara fisik, serta pengendalian secara alamiah baik pada hama
maupun gulma yang merugikan.
Secara singkat, pertanian organik tidak hanya untuk mempertahankan keseimbangan
kondisi alamiah lingkungan dan menghasilkan sayuran yang sehat dan aman, tapi juga untuk
mempertahankan kontinuitas penggunaan lahan pertanian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya sayuran organik:
a. Persyaratan Kondisi Lahan Sayuran
Syarat utama yang diperlukan untuk membudidayakan sayuran organik adalah kondisi
lingkungan seperti tanah, udara dan air yang tidak tercemar bahan kimia, kualitas tanah
yang baik, serta pengairan lokal yang mencukupi.
b. Persiapan Lahan
Lahan disiapkan dengan membuat bedeng atau green house pada kebun sayur, sedangkan
penutupan dengan net/jaring bertujuan untuk menghindari air hujan dan mencegah serangan
hama.
c. Pemilihan Jenis Tanaman
Serangan hama bisa bervariasi tergantung dari jenis tanaman, maka sebaiknya dipilih
sayuran dengan ketahanan serangan hama kuat seperti ketela, kangkung, daun selada atau
sayuran yang mudah dibudidayakan seperti sawi putih, sawi dan baby bok choy dan lain-
lain.
d. Pengaturan Pupuk
1) Pupuk organik padat
Pupuk organik padat biasa digunakan sebagi pupuk dasar sebelum penanaman. Pada
sayuran berdaun, biasanya pupuk disebar pada lahan kemudian tanah diratakan lalu
ditanami sayuran. Pada lahan yang ditanam dengan metode baris, jarak harus
ditentukan terlebih dahulu kemudian dilakukan penanaman. Pupuk organik pada yang
digunakan pada tanaman organik sebaiknya dibuat sendiri sehingga kualitasnya bisa
lebih terjamin. Jika memerlukan pupuk organik yang ada di pasaran, maka harus
diperiksa terlebih dahulu kandungan yang terdapat didalamnya khusunya bahan-bahan
kimia. Penggunaan pupuk organik harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang
bersangkutan, jika diperlukan bisa ditambah sedikit campuran tanaman mineral unsur
hara atau unsur organik yang lain dan campuran lain untuk memperbaikin unsur hara
tanah. Pembuatan pupuk organik padat sebaiknya dilakukan dalam ruangan tertutup.
Campur rata semua bahan yang sudah tersedia, sesuaikan dengan kandungan air dan
perbandingan CN (Carbon-Nitrogen), setelah itu ditimbun.Dalam proses penimbunan,
saat suhu mencapai 60-70 derajat celcius timbunan harus dibalik. Waktu yag
diperlukan sampai pupuk matang dan penggunaan berbeda, biasanya setelah 60 hari
baru bisa digunakan.
2) Pupuk organik cari
Pupuk organik cair biasanya menggunakan kedelai atau ampas kedelai. Bubuk kedelai
yang sudah dihaluskan ditambah bahan yang lain seperti brambut, tetes, mikroba yang
menguntungkan dan air bersih. Setelah beberapa saat akan menghasilkan pupuk
organik cair . Pada saat digunakan, diperlukan 100 sampai 300 kali pengenceran,
penggunaan bisa dengan cara disemprotkan langsung pada daun atau dialirkan secara
langsung, ini hasilnya akan lebih baik.
e. Pengendalian Hama
Pengendalian hama pada sayuran organik bukan dengan cara membasmi sampai ke akarnya
melainkan melalui pengamatan selama proses penanaman, yaitu bagaimana tanaman bisa
hidup berdampingan dengan hama, tujuannya adalah keseimbangan alam.
Cara yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Pengendalian pada saat penanaman
Cara ini menggunakan teknik pada saat penanaman guna mencegah serangan hama.
Cara yang digunakan meliputi pengelolaan tanah, rotasi tanaman, pemilihan jenis
tanaman yang tahan terhadap serangan hama dan pemilihan waktu tanam. Cara
pengelolaan tanah yang uum digunakan adalah merendam dengan air atau membajak
(membalik) tanah. Meredam dengan air akan mematikan telur hama, hama yang masih
muda atau kepompong. Rotasi tanaman yang seseuai dapat mengurangi bahaya
serangan hama, misalnya rotasi tanaman musim hujan dan musim kemarau, rotasi
tanaman antara tanaman kacang-kacangan dan tanaman lain dapat memberi hasil yang
baik. Pembibitan dengan menggunakan plug terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan
penanaman akan dapat memperpendek waktu pertumbuhan sayuran di lahan. Hal ini
juga bisa mencegah serangan hama dan mengendalikan rumput. Cara yng sering
dipakai ini adalah cara pencegahan hama yang baik.
2) Pengendalaian secara fisik
Cara pencegahan ini menggunakan alat-alat dan cara lain untuk menghindari serangan
hama. Cara yang biasa digunakan adalah pentutupan, menangkap dan mematikan,
memancing dan mematikan, dll. Cara penutupan yang digunakan misalnya membuat
green house untuk penanaman, pembuatan parit disekeliling green house dan direndam
air atau penggunaan pembungkus pada tanaman aneka labu, dll Cara menangkap dan
mematikan adalah dengan menangkap langsung, baik dengan tangan maupun dengan
jaring untuk kemudian dimatikan atau dengan menyiasati kebiasaan hama tanaman
dengan menggunakan kertas perekat berwarna untuk menangkap dan mematikan hama.
Cara lain yang bisa digunakan adalah menggunakan lampu untuk memancing hama,
atau dengan umpan makanan seperti air gula, jambu, pepaya, belimbing yang dicampur
dengan sedikit obat dan diletakkan di sekitar lahan hama. Hama yang tertangkap bisa
dimatikan.
3) Pengendalian dengan obat-obatan alami
Obat-obatan alami adalah obat yang tersedia di alam atau bahan obat yang sengaja
ditanam, dikelompokan atau diproses lebih lanjut menjadi bahan yang dapat mencegah
hama, termasuk didalamnya berbagai maam bahan alami dan mineral seperti cairan
gula asam, tembakau, arak, minyak serai, peppermint oil, minyak kamper, kertas
perekat bewarna kuning bakteri Bacillus Thungringiensis, abu rumput dan kayu, arang
batu dll.
f. Pengendalaian Rumput
Rumput bisa menghambat pertumbuhan tanaman di lahan untuk menyebabkan tanaman
tidak berproduksi secara normal. Budidaya tanaman organik tidak boleh menggunakan obat
kimia untuk membasmi rumput, maka pencegahan rumput merupakan satu tantangan dalam
budidaya tanaman organik. Cara-cara yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut:
1) Memberantas rumput dengan mesin:
Ini adalah cara yang paling menghemat tenaga. Jika terdapat banyak rumput di lahan,
maka sebelum rumput menjadi banyak dan sebelum penanaman, tanah diratakan
terlebih dahulu. Setelah perataan berkali-kali rumput akan menjadi berkurang.
2) Menutupi permukaan tanah:
Ini juga merupakan cara yang baik untuk mencegah rumput. Menutup tanah pada
barisan tanaman dengan plastik berwarna perak (mulsa PHP) dapat mencegah serangga
perusak tanaman. Pada musim kemarau jika suhu tinggi biasanya permukaan tanah
dilapisi sisa-sisa tumbuhan seperti jerami untuk menurunkan suhu.
3) Tumpang sari:
Diantara barisan tanaman ditanami tanaman pupuk hujau yang cepet tumbuh atau
tanaman merambat untuk menghambat pertumbuhan rumput.
4) Pecabutan rumput dengan tenaga manusia:
Cara ini dilakukan untuk menunjang ketiga cara di atas guna memberantas rumput
sampai ke akar-akarnya.
RISALAH KUNJUNGAN PENYULUH KE KELOMPOK TANI
Pemupukan bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara tambahan pada tanaman.
Sebaiknya bahan pupuk yang digunakan bersifat organik, misalnya pupuk organik cair ,
kompos dan pupuk kandang (Supriati, dkk., 2008).
Pengendalian hama penyakit lebih mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan
pekarangan dengan tanaman sayur ini. Untuk tanaman di pot kemungkinan penularan
penyakit melalui akar jarang terjadi karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan
yang sempit kita bisa mengendalikan hama dan penyakit secara manual sehingga
penggunaan bahan kimia dapat dibatasi. Hal ini akan membuat sayuran yang dihasilkan
dari pekarangan lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan sayuran organik
(Prapanca, 2005).
5. Pemanenan
Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35 – 40
hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3 – 4 hari. Namun berbeda denga bayam
cabut dan kangkung darat dilakukan secara langsung dengan mencabut tanaman beserta
akarnya. Jenis sayuran seperti kol, sawi, selada dipanen umur 2 – 3 bulan. Kacang-
kacangan dipanen dengan melihat kondisi polong kacangnya. Cabe dan tomat dapat
dipanen umur 45 – 50 hari setelah tanam. Labu siam dipanen antara 3 – 5 bulan setelah
tanam. Tanaman yang tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus dipanen
dalam waktu yang lama (Redaksi Trubus, 2009)
RISALAH KUNJUNGAN PENYULUH KE KELOMPOK TANI
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan unsur abiotik merupakan faktor yang
membatasi produksi tanaman. Salah satu hama penting yang menyebabkan rendahnya
produksi akibat kerusakan hasil panen kakao yaitu Penggerek Buah Kakao (PBK) dengan
nama ilmiah Conopomorpha cramerella dan Penghisap Buah Kakao (Helopelthis sp.).
Musim penghujan :
Pada musim penghujan, jumlah pupuk yang diberikan adalah:
– Urea : 150 kg/ha
– NPK Phonska :275 kg/ha
Musim kemarau :
Pada musim kemarau, jumlah pupuk yang diberikan adalah:
– Urea : 175 kg/ha
– NPK Phonska : 200 kg/ha
– SP 36 : 50 kg/ha
Atau
– SP 36 : 100 kg/ha
– NPK Kujang : 350 kg/ha
LAPORAN PENYULUHAN
DESA PUUWONUA KECAMATAN KONAWE
JANUARI 2023
O
L
E
H
ASMINI, A.Md