I. Tujuan Pembelajaran :
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning, peserta didik
dapat menganalisis, menjelaskan, melaksanakan dan mendemonstrasikan identifikasi tanaman
dan persyaratan tumbuh tanaman sayuran.
LAKNAPLIDSIS MENG
ARUGANRGILBINIGSKNUPI,SKATRAAKNTEARISMTIKADNANSPE
ARYSYUARRAATANN TUMBUH TANAMAN SAYURAN
XI AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN
KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis ruang lingkup, karakteristik dan
persyaratan tumbuh tanaman sayuran
4.1 Melaksanakan identifikasi tanaman dan
persyaratan tu.mbuh tanaman sayuran
Pada perkembangannya jenis tanaman sayuran daaran tinggi bisa di tanam di dataran rendah
seperti sawi, brokolo, kubis. Tanaman dataran rendah bisa ditanam di dataran tinggi seperti
bawang merah.
2. Peran unsur-unsur iklim bagi tanaman
Peran unsur iklim sangat berpengaruh bagi tanaman misalkan suhu/temperatur (ºc), dalam
pembungaan, pembentukan dan pemasakan buah akan lebih lama jika ditanam pada
dataran rendah.
Berikut adalah reaksi dalam fotosintesis dalam proses puatan makanan pada tumbuhan.
Kunci sukses dalam budidaya perlu diperhatikan sehingga hasil budidaya yang akan
dilakukan akan optimal. Yang menjadi perhatian bersama biasanya pada pengendalian hama
dan penyakit. Namun tanpa memperhatiakan asal usul bibit yang ditanam.
Diíektuí Jendeíal Hoítikultuía (Ditjen Hoítikultuía), Kementeíian Peítanian (Kementan), Píihasto Setyanto
melalukan panen íaya cabai íawit meíah di Desa Bíenggolo, Kecamatan Ploso Klaten dan cabai meíah besaí di
Desa Kebon Rejo Kecamatan Kepung, Rabu 6 Januaíi 2021. (Foto: Ist/juínas.com)
JAKARTA, Jurnas.com - Produksi cabai kerap berfluktuasi akibat kondisi cuaca alam. Faktor ini sangat
berpengaruh di hampir semua produksi pertanian.
OPT menyerang pertanaman cabai umumnya busuk buah dan layu fusarium. Jika terjadi hujan ekstrem bisa
mengakibatkan bunga rontok yang berujung pada gagalnya menjadi buah. Selain itu gagal panen juga dapat
disebabkan tumbuhnya jamur seperti antraknosa dan phythoptora.
Dengan demikian perlu disiasati dengan penerapan teknologi yang tepat agar usaha pertanian tetap
memberikan hasil yang menguntungkan. Dalam hal ini teknologi rain shelter menjadi salah satu solusi
untuk menjaga produksi dan produktivitas tanaman cabai di musim hujan.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menjelaskan, rain shelter merupakan atap sungkup
dari plastik UV yang dipasang menggunakan kerangka bambu, besi dan sejenisnya di atas pertanaman cabai.
"Penggunaan rain shelter pada pertanaman cabai di musim hujan memberikan banyak manfaat di
antaranya petani menjadi lebih tenang karena tanamannya terlindungi dari guyuran air hujan secara langsung
sehingga bunga tidak rontok dan buah tidak busuk. Kelembapannya pun terjaga sehingga dapat mencegah
serangan penyakit yang sangat ditakuti petani yakni antraknosa dan phythoptora," kata Prihasto dalam pesan
suara, Senin (6/6).
Penggunakan rain shelter ini, terang Prihasto, pada umumnya sama dengan budidaya cabai biasa, namun
disarankan dalam satu bedengan hanya satu baris tetapi jarak tanamnya lebih rapat. Tujuannya untuk
mengurangi populasi hama thrips.
Salah satu kelemahan budidaya cabai dengan rain shelter memang serangan thripsnya lebih banyak
makanya tetap perlu penyiraman dan 20 hari sekali plastik UV harus digulung.