Anda di halaman 1dari 14

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru

Standar Proses Pembelajaran


(Se. Kemendikbud No. 14 2019)
RPP 1

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Jeneponto


Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Sayuran
Kelas/ Semester : XI ATPH/ 3 (Ganjil)
Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis ruang lingkup, karakteristik dan persyaratan tumbuh
tanaman sayuran
: 4.1 Melaksanakan identifikasi tanaman dan persyaratan tumbuh tanaman
sayuran
Alokasi Waktu : 15 JP

I. Tujuan Pembelajaran :
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning, peserta didik
dapat menganalisis, menjelaskan, melaksanakan dan mendemonstrasikan identifikasi tanaman
dan persyaratan tumbuh tanaman sayuran.

II. Langkah-Langkah Pembelajaran


a. Metode, Media Dan Sumber Belajar
1. Metode/Model : Diskusi, Penugasan (Google Formulir)/ problem based learning
2. Alat/ Media : Buku, Hp, Jaringan Internet/ gambar, PPT
3. Sumber Belajar : Agribisnis Tanaman Sayuran XI dan sumber relefan.
b. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
 Penyampaian topik bahasan/ kd, pree tes, pembudayaan pkk dan literasi tentang jenis
dan karakteristik tanaman sayuran, peran unsur-unsur iklim bagi tanaman,
persyaratan tumbuh tanaman sayuran
2. Kegiatan Inti
 Siswa mendalami dan menguasai materi pokok jenis dan karakteristik tanaman
sayuran, peran unsur-unsur iklim bagi tanaman, persyaratan tumbuh tanaman
sayuran melalui literasi/ media
 Tanya jawan/ diskusi kelompok tentang identifikasi tanaman dan persyaratan
tumbuh tanaman sayuran.
 Siswa membuat rangkuman tugas identifikasi tanaman dan persyaratan tumbuh
tanaman sayuran. yang di tugaskan oleh guru
 Siswa mempersentasikan hasil kerja identifikasi tanaman dan persyaratan tumbuh
tanaman sayuran. individu/ kelompok
3. Kegiatan Penutup
 Umpan balik dan simpulan materi
 Portofolio dan penugasan
III. Penilaian (Asesment)
a. Penugasan Portofolio
b. Instrumen Penilaian Individu/ Kelompok
c. Tes Lisan/ Tulis

Mengetahui, Jeneponto, Juli 2022


Kepala UPT SMKN 2 Jeneponto Guru Mata Pelajaran

Dra. Hj. BASSE. T., M.Pd.I Bayu Angga Febrian, SST


NIP. 19650815 199703 2 001 NIP. 19890212 201708 1 002
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LAKNAPLIDSIS MENG
ARUGANRGILBINIGSKNUPI,SKATRAAKNTEARISMTIKADNANSPE
ARYSYUARRAATANN TUMBUH TANAMAN SAYURAN
XI AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis ruang lingkup, karakteristik dan
persyaratan tumbuh tanaman sayuran
4.1 Melaksanakan identifikasi tanaman dan
persyaratan tu.mbuh tanaman sayuran

Tujuan Pembelajaran : persyaratan tumbuh


Melalui kegiatan pembelajaran dengan model tanaman sayuran.
pembelajaran problem based learning, peserta didik dapat
menganalisis, menjelaskan, melaksanakan dan
mendemonstrasikan identifikasi tanaman dan
Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2
BAYU ANGGA FEBRIAN, SST NIP. 19890212 201708 1 002 Jeneponto 1
LKPD AGRIBISNIS TANAMAN
Rangkuman Materi
1. Jenis dan karakteristik tanaman sayuran

Pada perkembangannya jenis tanaman sayuran daaran tinggi bisa di tanam di dataran rendah
seperti sawi, brokolo, kubis. Tanaman dataran rendah bisa ditanam di dataran tinggi seperti
bawang merah.
2. Peran unsur-unsur iklim bagi tanaman
Peran unsur iklim sangat berpengaruh bagi tanaman misalkan suhu/temperatur (ºc), dalam
pembungaan, pembentukan dan pemasakan buah akan lebih lama jika ditanam pada
dataran rendah.

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 2


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN

Berikut adalah reaksi dalam fotosintesis dalam proses puatan makanan pada tumbuhan.

3. Persyaratan tumbuh tanaman sayuran


Sebelum melakukan budidaya tanaman maka perlu diperhatikan syarat tumbuh
tanaman.

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 3


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN

Kunci sukses dalam budidaya perlu diperhatikan sehingga hasil budidaya yang akan
dilakukan akan optimal. Yang menjadi perhatian bersama biasanya pada pengendalian hama
dan penyakit. Namun tanpa memperhatiakan asal usul bibit yang ditanam.

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 4


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN
Nama Peserta didik :
Kelas :
No Absen :

Soal menarik garis/ menjodohkan


Tanaman sayuran dikonsumsi buah

Tanaman sayuran dikonsumsi daun

Tanaman sayuran dikonsumsi


bunga

Tanaman dikonsumsi akar

Tanaman konsumsi polong

Tanaman dikonsumsi tunas

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 5


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN

Bacalah Artikel berikut untuk menjawab pertanyaan.

Kementan Kawal Píoduksi Cabai Beísama Pemeíintah Daeíah


Rizki Ramadhan | Selasa, 07/06/2022 06:24 WIB

Diíektuí Jendeíal Hoítikultuía (Ditjen Hoítikultuía), Kementeíian Peítanian (Kementan), Píihasto Setyanto
melalukan panen íaya cabai íawit meíah di Desa Bíenggolo, Kecamatan Ploso Klaten dan cabai meíah besaí di
Desa Kebon Rejo Kecamatan Kepung, Rabu 6 Januaíi 2021. (Foto: Ist/juínas.com)

JAKARTA, Jurnas.com - Produksi cabai kerap berfluktuasi akibat kondisi cuaca alam. Faktor ini sangat
berpengaruh di hampir semua produksi pertanian.
OPT menyerang pertanaman cabai umumnya busuk buah dan layu fusarium. Jika terjadi hujan ekstrem bisa
mengakibatkan bunga rontok yang berujung pada gagalnya menjadi buah. Selain itu gagal panen juga dapat
disebabkan tumbuhnya jamur seperti antraknosa dan phythoptora.
Dengan demikian perlu disiasati dengan penerapan teknologi yang tepat agar usaha pertanian tetap
memberikan hasil yang menguntungkan. Dalam hal ini teknologi rain shelter menjadi salah satu solusi
untuk menjaga produksi dan produktivitas tanaman cabai di musim hujan.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menjelaskan, rain shelter merupakan atap sungkup
dari plastik UV yang dipasang menggunakan kerangka bambu, besi dan sejenisnya di atas pertanaman cabai.
"Penggunaan rain shelter pada pertanaman cabai di musim hujan memberikan banyak manfaat di
antaranya petani menjadi lebih tenang karena tanamannya terlindungi dari guyuran air hujan secara langsung
sehingga bunga tidak rontok dan buah tidak busuk. Kelembapannya pun terjaga sehingga dapat mencegah
serangan penyakit yang sangat ditakuti petani yakni antraknosa dan phythoptora," kata Prihasto dalam pesan
suara, Senin (6/6).
Penggunakan rain shelter ini, terang Prihasto, pada umumnya sama dengan budidaya cabai biasa, namun
disarankan dalam satu bedengan hanya satu baris tetapi jarak tanamnya lebih rapat. Tujuannya untuk
mengurangi populasi hama thrips.
Salah satu kelemahan budidaya cabai dengan rain shelter memang serangan thripsnya lebih banyak
makanya tetap perlu penyiraman dan 20 hari sekali plastik UV harus digulung.

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 6


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN
Pengendalikan thrips lebih gampang dibandingkan antraknosa. Pengendalian thrips lebih mudah, disemprot
dengan air biasa juga bisa sekaligus untuk penyiraman.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha menghimbau petani dapat menggunakan teknologi
tersebut sehingga produksi tidak terkendala oleh musim. Dengan demikian petani bisa menanam cabai tanpa
khawatir merugi meskipun musim hujan.
“Untuk pengendalian OPT diharapkan petani menggunakan bahan pengendali OPT yang ramah lingkungan
seperti trichoderma sp. dan perangkap likat. Penggunaan bahan pengendali ramah lingkungan terus
disosialisasikan ke petani. Petugas POPT telah melatih petani cara membuat bahan pengendali ramah
lingkungan,” jelas Tommy.
Curah hujan pada periode April-Mei 2022 cenderung lebih tinggi dibandingkan periode April-Mei 2021.
Tercatat pada April 2021 curah hujan 194,8 mm dan April 2022 curah hujan 215,6 mm. Hal ini secara tidak
langsung menyebabkan peningkatan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Phytophthora, sp
penyebab penyakit busuk daun pada cabai dan juga penyakit antraknosa. Berdasarkan data dari Petugas
Pengendali OPT (POPT) di daerah yang direkapitulasi oleh Direktorat Perlindungan Hortikultura, luas
keadaan serangan OPT busuk daun dan antraknosa pada periode April-Mei 2022 meningkat dibandingkan
periode yang sama pada 2021. Pada April 2021 serangan OPT busuk daun seluas 16,23 hektare.
Angka ini pada April 2022 naik menjadi 298,71 hektare. Sementara serangan antraknosa pada April 2021
seluas 1.294 hektare dan menurun pada 2021 seluas 1.122 hektare.
Terkait kondisi di lapangan di mana kondisi hujan yang belakangan secara intensif mengguyur sebagian
besar sentra cabai, Kementerian Pertanian tengah berkoordinasi serius ke UPTD BPTPH (Unit Pelaksana
Teknis Daerah Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura) untuk melakukan tindakan
pengendalian berupa gerakan pengendalian di wilayah yang terdampak menggunakan bahan pengendali
yang ramah lingkungan. Kegiatan dimaksud antara lain penyemprotab menggunakan bahan pengendali
ramah lingkungan berupa Plant Growth Promoting Rhizobacteria, aplikasi Trichoderma, pestisida nabatidan
bahan pengendali ramah lingkungan lainnya.
Selain itu, laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit dan Klinik PHT di tingkat kecamatan juga terus
memproduksi bahan pengendali ramah lingkungan yang digunakan oleh Petugas POPT dalam
membantu petani mengendalikan permasalahan OPT di lapangan.

Artikel di akses pada link berikut https://www.jurnas.com/artikel/118343/Kementan-Kawal- Produksi-


Cabai-Bersama-Pemerintah-Daerah/

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 7


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN

Nama Peserta didik :


Kelas :
No Absen :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

a. Permasalahan apa yang Anda identifikasi dari artikel di halaman


sebelumnya?

b. Analisislah minimal 2 penyebab permasalahan artikel tersebut!

c. Analisislah minimal 2 dampak permasalahan tersebut!

d. Jelaskan minimal 2 pemecahan masalah yang sesuai dengan identifikasi


permasalahanyang dirumuskan!

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 8


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN

Nama Peserta didik :


Kelas :
No Absen :

Soal pilihan ganda


Pilihlah jawaban yang paling tepat
1. Hasrul melakukan budidaya sayuran cabe, tomat, terong dan timun. Ruang lingkup
tanaman sayuran yang di budidayakan termasuk dalam kelompok yang di ambil...
A. Sayuran batang
B. Sayuran buah
C. Sayuran daun
D. Sayuran bunga
E. Sayuran polong
2. Pak Sandi melakukan budidaya wortel, lobak, kubis/kol, brocoli dan kentang. Ruang lingkup
tanaman sayuran yang di budidayakan termasuk dalam kelompok berdasarkan ketinggian
tempat tumbuhnya yaitu...
A. Sayuran dataran rendah
B. Sayuran dataran sedang
C. Sayuran dataran tinggi
D. Sayuran dataran rendah dan tinggi
E. Sayuran dataran menengah
3. Sayur merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat, sehingga banyak petani seperti Ardi, Henri dan Arham yang memanfaatkannya
sebagai...
A. Peluang belajar
B. Peluang bercocok tanam
C. Peluang bisnis
D. Peluang budidaya
E. Peluang kerja
4. Nurpita melakukan wawancara pada petani sayur yang sukses. Menurut beliau ada 5 kunci sukses
budidaya tanaman sayuran, yaitu berupa...
A. Benih, tanah, pengolahan tanah, air, pengendalian hama dan penyakit.
B. Benih, tanah, ketinggian tempat, air, pengendalian hama dan penyakit.
C. Bibit, tanah, pengolahan tanah, air, pengendalian hama dan penyakit.
D. Bibit, pupuk, pengolahan tanah, air, pengendalian hama dan penyakit.
E. Bibit, pupuk, ketinggian tempat, air, pengendalian hama dan penyakit.
5. Selvika merupakan salah satu petani wanita muda yang sukses di bidang budidaya pakchoi/sawi
daging (Brassica sinensis L.) termasuk dalam famili Brassicaceae,berumur pendek yang dapat
di panen dalam waktu...
A. Kurang lebih 20 hari setelah tanam.
B. Kurang lebih 45 hari setelah tanam.
C. Kurang lebih 55 hari setelah tanam.
D. Kurang lebih 65 hari setelah tanam.
E. Kurang lebih 75 hari setelah tanam.
6. Saparudin merupakan seorang petani seldri sukses. Seledri merupakan tanaman yang sangat
tergantung pada lingkungan. Syarat tumbuh tanah yang baik untuk pertumbuhan seledri adalah...
A. Mampu membuang air, berdrainase baik dan ph tanah berkisar antara 7,8–8,7.

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 9


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN
B. Mampu membuang air, berdrainase baik dan ph tanah berkisar antara 6,8–8,7.
C. Mampu menahan air, berdrainase baik dan ph tanah berkisar antara 6,8–7,7.
D. Mampu menahan air, berdrainase baik dan ph tanah berkisar antara 5,8–7,7.
E. Mampu menahan air, berdrainase baik dan ph tanah berkisar antara 5,8–6,7.
7. Di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam yang biasa dibudidayakan para petani yaitu...
A. Bayam cabut dan bayam potong
B. Bayam gunting dan bayam potong
C. Bayam pangkas dan bayam potong
D. Bayam potong dan bayam semai
E. Bayam cabut dan bayam semai
8. Kangkung dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan tempat tumbuhnya adalah...
A. Kangkung air/rawa dan kangkung darat.
B. Kangkung hujan dan kangkung kemarau.
C. Kangkung dataran tinggi dan dataran rendah
D. Kangkung cabut dan potong
E. Kangkung suhu dingin dan panas
9. Nona Trisna tinggal di Kecamatan Rumbia dengan ketinggian tempat 600 mdpl, dan akan
melakukan budidaya bawang daun.Jika melihat dari referensi yang ada berapakah syarat tumbuh
ketinggian tempat bawang daun?
A. Ketinggian 250-1500 mdpl
B. Ketinggian 350-1500 mdpl
C. Ketinggian 450-1500 mdpl
D. Ketinggian 250-2500 mdpl
E. Ketinggian 350-2500 mdpl
10. Mrs. Selviana sedang melakukan pengamatan lahan yang akan di tanam sayuran daun. Dari hasil
pengamatannya tanah sebaiknya...
A. Tanah gembur, banyak mengandung kumus, subur, dan pembuangan airnya baik.
B. Tanah gembur, banyak mengandung bumus, subur, dan pembuangan airnya baik.
C. Tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, dan tersumbat airnya.
D. Tanah gembur, banyak mengandung kumus, subur, dan tersumbat airnya.
E. Tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, dan pembuangan airnya baik.

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 1


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN
PENILAIAN (Diisi oleh Guru)
Pedoman Penilaian Kognitif (Kemampuan Berpikir Kreatif)

No. Indikator Skor Respon Siswa


1 Kelancaran (Fluency) 0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
Kemampuan siswa jawaban yang tidak tepat
menghasilkan 1 Memberikan satu jawaban yang belum selesai
banyak gagasan/jawaban 2 Memberikan satu jawaban yang tepat
pemecahan masalah secara 3 Memberikan dua jawaban dengan salah satu
lancar jawaban yang kurang tepat
dan tepat. 4 Memberikan dua jawaban atau lebih dan tepat
2 Keluwesan (Flexibility) 0 Tidak memberikan jawaban penyelesaian masalah
Kemampuan siswa melihat 1 Memberikan jawaban dengan satu cara dan sudut
permasalahan dari berbagai pandang, tetapi kurang tepat/sesuai
bidang/sudut pandang dan 2 Memberikan jawaban dengan satu cara dan sudut
menyajikan sejumlah cara pandang dengan tepat
berbeda 3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara dan sudut
untuk menyelesaikan masalah pandang yang berbeda, satu jawaban tepat tetapi jawaban
yang lain kurang tepat
4 Memberikan jawaban lebih dari satu cara dan sudut
pandang yang berbeda dan tepat
3 Keaslian (Originality) 0 Tidak memberikan jawaban atau cara penyelesaian
Kemampuan siswa membuat 1 Memberikan jawaban dengan cara yang sudah
gagasan baru untuk sering digunakan
penyelesaian masalah yang 2 Memberikan jawaban dengan cara sendiri tetapi
jarang diberikan oleh orang lain kurang tepat
3 Memberikan satu jawaban dengan cara sendiri dan tepat

4 Memberikan dua jawaban dengan cara sendiri dan tepat

4 Kerincian (Elaboration) 0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan


Kemampuan siswa merinci jawaban yang tidak rinci/detail
jawaban/gagasan dengan detail 1 Memberikan satu jawaban tetapi kurang rinci/detail
dan mengembangkan atau 2 Memberikan satu jawaban dengan rinci/detail dan
memperkaya gagasan untuk tepat
menjawab pertanyaan 3 Memberikan dua jawaban dengan rinci/detail, satu
tepat tetapi jawaban yang lain kurang tepat
4 Memberikan dua atau lebih jawaban/gagasan
dengan rinci/detail dan tepat

PENILAIAN (Diisi oleh Guru)


Pedoman Penilaian Psikomotorik (Keterampilan)

Indikator Skor Respon Siswa


Kemampuan mengoperasikan 1 Tidak mengetahui nama, kegunaan, dan menguasai cara
alat-alat percobaan penggunaan dalam percobaan dengan benar (atau hanya
mengetahui namanya)
2 Mengetahui nama dan kegunaan, tetapi mengetahui cara
penggunaan dalam percobaan
3 Mengetahui nama, kegunaan, dan mengetahui cara
penggunaan dalam percobaan, tetapi kurang
benar/menguasai
4 Mengetahui nama, kegunaan, dan menguasai cara
penggunaan dalam percobaan dengan benar
Kemampuan menabulasikan 1 Masih kesulitan dalam membuat tabulasi data

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 1


LKPD AGRIBISNIS TANAMAN
data hasil percobaan Bisa membuat tabulasi data tapi tidak
selesai/lengkap
2 Mampu membuat tabulasi data dengan lengkap,
tetapi tidak benar
3 Mampu membuat tabulasi data dengan lengkap,
benar, tetapi sulit dipahami/dibaca
4 Mampu membuat tabulasi data dengan lengkap,
benar, dan mudah dipahami/dibaca
Kemampuan menerjemahkan 1 Kesulitan dalam menerjemahkan data hasil
data hasil percobaan dan percobaan dan mengolahnya
mengolahnya 2 Mampu menerjemahkan data hasil percobaan,
tetapi kesulitan mengolahnya
3 Mampu menerjemahkan data hasil percobaan dan
mengolahnya, tetapi ada yang tidak benar
4 Mampu menerjemahkan data hasil percobaan dan
mengolahnya dengan benar
Penyusunan Laporan Ilmiah
Kelengkapan sistematika 3 Lengkap
laporan 2 Kurang lengkap
1 Tidak lengkap
Kesesuaian latar belakang 3 Sesuai
untuk mendukung perlunya 2 Kurang sesuai
dilakukan percobaan 1 Tidak sesuai
Kesesuaian rumusan masalah 3 Sesuai
dengan latar belakang masalah 2 Kurang sesuai
1 Tidak sesuai
Kelengkapan tinjauan pustaka 3 Lengkap
2 Kurang lengkap
1 Tidak lengkap
Adanya hipotesis percobaan 2 Ada
1 Tidak ada
Kelengkapan dan ketepatan alat 3 Lengkap dan tepat
dan bahan yang digunakan 2 Kurang lengkap dan tepat
1 Tidak lengkap, tidak tepat
Ketepatan urutan langkah 3 Tepat
kerja yang dilakukan 2 Kurang tepat
1 Tidak tepat
Ketepatan penyusunan 3 Tepat
kesimpulan dari percobaan 2 Kurang tepat
yang dilakukan 1 Tidak tepat
Kredibil itas daftar pustaka 3 Kredibel
yang digunakan 2 Kurang kredibel
1 Tidak kredibel

Bayu Angga Febrian, SST_Agribisnis Tanaman Sayuran_XI ATPH_SMKN 2 Jeneponto 1

Anda mungkin juga menyukai