Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR HASIL PENELITIAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022

Nama : Muhammad Taufik Ridlo


NIM : C1M0116123
Program Studi : Agroekoteknologi
Jurusan : Budidaya Pertanian
Judul : Pengaruh Konsentrasi Nutrisi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi Manis (Brassica Juncea L.)
Pada Hidroponik Sistem Wick

Dosen Pembimbing Utama : Ir. Herman Suheri, M.Sc., Ph.D.


Dosen Pembimbing Pendaming : Ir. Sudirman, M.Sc., Ph.D.
Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pengaruh Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi Manis (Brassica Juncea L.) Pada Hidroponik Sistem Wick

Muhammad Taufik Ridlo1, Herman Suheri2, Sudirmani3


Mahasiswa1, Pembimbing Utama2, Pembimbing Pendamping3
Program Studi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Mataram
Koresponden:

ABSTRAK

Dalam budidaya tanaman yang mengutamakan pertumbuhan bagian


vegetatif, diperlukan pupuk dengan komposisi unsur Nitrogen yang tinggi salah
satunya seperti pupuk daun Grow More. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi terbaik dari pupuk daun Grow More untuk pertumbuhan
dan hasil tanaman sawi. Penelitian ini terdiri dari lima tingkat konsnentrasi
sebagai perlakuan yaitu K1 (0,4 g/L pada pekan ke-1, 0,7 g/L pada pekan ke-2, 1
g/L pada pekan ke-3, 1,3g/L pada pekan ke-4), K2 (0,5 g/L pada pekan ke-1, 0,8
g/L pada pekan ke-2, 1,1 g/L pada pekan ke-3, 1,4 g/L pada pekan ke-4), K3 (0,6
g/L pada pekan ke-1, 0, 9 g/L pada pekan ke-2, 1,2 g/L pada pekan ke-3, 1,5 g/L
pada pekan ke-4), K4 (0,7 g/L pada pekan ke-1, 1 g/L pada pekan ke-2, 1,3 g/L
pada pekan ke-3, 1,6 g/L pada pekan ke-4), K5 (0,8 g/L pada pekan ke-1, 1,1 g/L
pada pekan ke-2, 1,4 g/L pada pekan ke-3, 1,7 g/L pada pekan ke-4). Parameter
yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar akar,
dan bobot segar tajuk. Hasil pengukuran dianalisis dengan anova pada taraf 5 %.
Jika terdapat perbedaan secara statistik, dilanjutkan dengan uji lanjut BNT pada
taraf 5 %. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan konsentrasi terbaik
untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi adalah konsentrasi pada perlakuan K1.
Kata kunci :

Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Manis (Brassica Juncea L.) Pada Idroponik Sistem Wick
Oleh : Muhammad Taufik Ridlo (C1M016123) 2
PENDAHULUAN

Sayuran merupakan salah satu jenis pangan yang sangat dibutuhkan


untuk kesehatan tubuh manusia karena merupakan sumber vitamin , protein,
mineral, lemak ,dan serat (Susanto, 2014). Tapi ada kalanya ketersediaan sayuran
di pasaran tidak dapat diakses oleh sebagian orang karena tidak sempat,
terhambatnya mobilitas dan lain sebagainya. Akibatnya, kekurangan sayuran
dalam menu makan dapat menyebabkan tidak terpenuhinya beberapa nutrisi
penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yang mana nutrisi tersebut
bersumber dari sayuran. Hal berpotensi menurunkan kualitas hidup masyarakat
yang berpengaruh pada produktifitas sehari-hari. Kondisi ini semakin
menyadarkan kita akan pentingnya ketahanan pangan di tingkat keluarga atau
rumah tangga dengan memproduksi bahan pangan sendiri sebagai sumber pangan
alternatif. Salah satu cara parktis produksi atau budidaya tanaman sayuran adalah
dengan teknik hidroponik sistem wick. Dibandingkan dengan varian teknik
hidroponik lainnya seperti NFT, DFT, Drip sistem, Aeroponik, dan lainnya,
sistem wick adalah teknik yang paling sederhana karena tidak membutuhkan
instalasi yang rumit. Teknik ini sangat cocok diterapkan oleh pemula yang ingin
budidaya tanaman secara hidroponik.
Salahsatu jenis sayuran yang cocok untuk dibudidayakan secara
hidroponik adalah sawi (Brassica juncea L.) karena sudah familiar bagi
masyarakat Indonesia serta memiliki banyak manfaat untuk eksehatan. Menurut
Fadali (2021) sawi memiliki manfaat diantaranya untuk membantu menjaga
kesehatan jantung, mengandung efek anti kangker, detoksifikasi, menurunkan
kolesterol, meringankan gangguan pernafasan, mengobati psoriasis, melancarkan
pencernaan, dan lain-lain..
Salah satu faktor penentu dalam setiap usaha budidaya adalah
nutrisi. Hal tersebut berhubungan dengan sifat tanaman dan organ panen
yang ingin dibentuk. Dalam budidaya sawi yang bertujuan untuk
membentuk bagian vegetative tanaman seperti daun, dibutuhkan unsur N
yang dominan pada paket nutrisi. Menurut Lakitan (1992), unsur Nitrogen
berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ vegetatif seperti daun.
Beberapa bahan pupuk baik organik maupun anorganik berpotensi sebagai
sumber nutrisi dalam budidaya secara hidroponik. Namun dibutuhkan
pengetahuan dan keahlian khusus untuk dapat meramu bahan-bahan
tersebut menjadi paket nutrisi yang proporsional untuk tujuan budidaya
tertentu. Hal ini tentu menyulitkan bagi orang awam atau pemula.
Sehingga dibutuhkan paket nutrisi yang telah terkomposisi dengan
kandungan unsur hara yang proporsioal untuk tujuan budidaya tertentu.
Di pasaran telah banyak beredar beragam merek dagang paket
nutrisi untuk hidroponik dengan berbagai komposisi unsur hara
didalamnya seperti Growmore, Hyponex, Vitabloom, Vitagrow,
Gandapan, Gandasil, Baypolan dan lain (Anonim, 2013) dalam
Moerhasrianto (2011). Salahsatu yang berpotensi untuk budidaya sawi

Muhammad Taufik Ridlo 3


C1M016123
adalah pupuk daun GrowMore, karena sudah diformulasikan untuk
pertumbuhan bagian vegetatif seperti akar, batang, dan daun.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental di
dalam rumah plastik.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini ialah meteran, palu, parang,
gergaji, penggaris, gunting, nampan plastik, pisau cutter, TDS meter, pH meter,
timbangan, smartphone, pot (gelas air mineral), kain flannel, box styrofoam,
plastik bening, paranet, paku, kayu usuk, bambu dan alat tulis menulis.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih sawi manis varietas Shinta,
pupuk daun Grow More, batu apung, cocopeat, dan pupuk kandang,
Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 tingkat konsentrai sebagai perlakuan yaitu K1
(0,4 g/L pada pekan ke-1, 0,7 g/L pada pekan ke-2, 1 g/L pada pekan ke-3, 1,3g/L
pada pekan ke-4), K2 (0,5 g/L pada pekan ke-1, 0,8 g/L pada pekan ke-2, 1,1 g/L
pada pekan ke-3, 1,4 g/L pada pekan ke-4), K3 (0,6 g/L pada pekan ke-1, 0, 9 g/L
pada pekan ke-2, 1,2 g/L pada pekan ke-3, 1,5 g/L pada pekan ke-4), K4 (0,7 g/L
pada pekan ke-1, 1 g/L pada pekan ke-2, 1,3 g/L pada pekan ke-3, 1,6 g/L pada
pekan ke-4), K5 (0,8 g/L pada pekan ke-1, 1,1 g/L pada pekan ke-2, 1,4 g/L pada
pekan ke-3, 1,7 g/L pada pekan ke-4). Lalu setiap perlakuan diulang sebanyak 5
kali sehingga diperoleh 25 unit percobaan.
Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun
total, bobot segar tajuk, dan bobot segar akar. Data hasil penelitian yang diperoleh
dianalisa dengan menggunakan Analysis of variance (Anova) dilanjutkan uji
beda nyata terkecil pada taraf nyata 5% jika didapatkan perbedaan yang nyata
diantara pengaruh perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis keragaman, didapatkan hasil perbedaan konsentrasi


nutrisi berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan kecuali laju
tinggi tanaman dan tinggi tanaman saat panen. Hasil analisis keragaman dapat
dilihat pada Tabel 4.1. di bawah ini.
Table 4.1. Hasil analisis sidik ragam dari parameter-parameter yang diamati
NO. Parameter pengamatan Pengaruh perlakuan
1 Tinggi tanaman saat panen NS
2 Laju pertambahan tinggi tanaman NS
3 Jumlah daun tanaman saat panen S
4 Laju pertambahan jumlah daun S
5 Luas daun tanaman saat panen S

Muhammad Taufik Ridlo 4


C1M016123
6 Laju pertambahan luas daun S
7 Bobot segar tajuk S
8 Bobot segar akar S
Keterangan: S= signifikan; NS=Non Signifikan

Laju Pertambahan Tinggi Tanaman


1 Keterangan :
0.8475 0.82714 Angka pada sumbu Y
0.8 0.72484 0.69028
0.61286 adalah nilai kemiringan
0.6 garis pada hubungan re-
0.4 gresi antara umur tana-
0.2 man dengan nilai rata-
rata parameter (tinggi)
0 yang diamati
K1 K2 K3 K4 K5
Perlakuan

Gambar 1. Laju pertumbuhan tinggi tanaman pada berbagai konsentrasi

Laju Pertambahan Jumlah Daun Keterangan :


0.4 0.33622
0.29718 0.27428 0.28856 Angka pada sumbu Y
0.3 adalah nilai kemiringan
0.22
0.2 garis pada hubungan
regresi antara umur
0.1
tanaman dengan nilai rata-
0 rata parameter (Jumlah
K1 K2 K3 K4 K5 daun) yang diamati
Perlakuan
Gambar 2. Laju pertambahan jumlah daun pada berbagi konsentrasi

Laju Pertambahan Luas Daun


20 17.6814 Keterangan :
16.518
14.0924 Angka pada sumbu Y
15 adalah nilai kemiringan
12.06482
9.16066 garis pada hubungan re-
10 gresi antara umur tana-
man dengan nilai rata-
5
rata parameter (Luas
0
daun) yang diamati
K1 K2 K3 K4 K5
Perlakuan
Gambar 3. Laju pertambahan luas daun pada berbagi konsentrasi

Muhammad Taufik Ridlo 5


C1M016123
25
Hasil Tanaman
20.9313625
Bobot rata-rata (gram)

20
16.488
14.636
15 12.3682 Bobot segar akar

10 8.866
Bobot segar tajuk
5 2.31725
1.95 1.65 1.622 1.372
0
K1 K2 K3 K4 K5
Perlakuan
Gambar 4. Bobot segar akar dan tajuk pada berbagai konsentrasi

Pembahasan
Dari Gambar 1.(Laju pertambahan tinggi tanaman) , Gambar 2. (Laju
pertambahan jumlah daun tanaman), Gambar 3. ( laju pertambahan luas daun
tanaman), dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan tanaman lebih rendah pada
konsentrasi yang lebih tinggi. Begitupun dengan hasil tanaman (Gambar 4.),
bobot segar akar dan tajuk saat panen adalah lebih rendah pada konsentrasi yang
lebih tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Steiner dalam Jaya (2017)
yang mengatakan bahwa konsentrasi nutrisi yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan toksik bagi tanaman. Pendapat senada juga diungkapkan oleh
Widodo & Wijayani (2005) yang mengatakan bahwa konsentrasi garam yang
terlalau tinggi dapat merusak jaringan akar sehingga fungsi akar terganggu.
Rusaknya jaringan akar tersebut terjadi secara plasmolisis karena konsentrasi
larutan di luar sel-sel akar lebih tinggi daripada di dalam sel. Terganggunya fungsi
akar menyebabkan suplai unsur hara ke tajuk terganggu. Akibatnya, pertumbuhan
dan perkembangan daun menjadi terhambat. Marginingsih, et al. (2018)
mengatakan bahwa dalam budidaya sayuran daun seperti sawi, suplai unsur hara
N, P, K harus tercukupi secara optimal.
Untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tersebut, pemberian konsentrasi
pupuk daun Grow More sebanyak 400 ppm pada pekan ke-1, 700 ppm pada pekan
ke-2, 1000 ppm pada pekan ke-3, dan 1300 ppm pada pekan ke-4 sebagaimana
pada perlakuan K1, memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman sawi dan berpotensi lebih baik pada konsentrasi yang lebih rendah.
Tren ini terjadi karena kandungan unsur hara pupuk daun Grow More yang
melebihi kebutuhan optimal tanaman sawi. Pupuk daun Grow More mengandung
unsur N, P, dan K berturut-turut sebanyak 8,40%, 4,366%, dan 8,297%.
. Menurut Oviyanti (2016) dalam Asri, et al. (2021), kelebihan atau
kekurangan unsur N menyebabkan pertumbuhan batang dan daun terhambat karena
pembelahan dan pembesaran sel terhambat. Menurut Manulung, et al. (2014),
Unsur N berfungsi untuk memacu pertumbuhan vegetatif secara keseluruhan
karena merupakan bahan pembentuk klorofil dan protein (enzim dan hormon).
Kekuranagan unsur N tersebut mengakibatkan kadar klorofil daun rendah

Muhammad Taufik Ridlo 6


C1M016123
sehingga intensitas fotosintesis menjadi rendah. Sedangkan dalam hubungannya
dengan enzim dan hormon, unsur N merupakan bagian dari gugus amina pada
asam amino pembentuk protein jenis hormon dan enzim
Pembelahan dan pembesaran sel pada daun berpengaruh pada
pertumbuhan organ-organ lainnya karena daun merupakan penghasil fotosintat
(Source) . daun yang lebih luas akan menghasilkan fotosintat yang lebih banyak
untuk pertumbuhan organ-organ tanaman lainnya. Ini terbukti dari hasil percobaan
yang telah dilakukan. Perlakuan yang menghasilkan pertambahan luas daun yang
lebih cepat menghasilkan pertumbuhan organ lain lebih cepat pula. Hal tersebut
diindikasikan oleh pertambahan jumlah daun dan pertumbuhan tinggi tanaman
yang menunjukkan korelasi positif (Gambar 5.). Karena, meningkatnya jumlah
daun berkaitan dengan tinggi tanaman. Rizal (2017) mengatakan semakin tinggi
batang tanaman sawi semakin banyak ruas batang yang akan menjadi tempat
keluarnya daun.

Korelasi Antara Laju Tinggi Tanaman dan Laju Jumlah Daun

1
0.8
f(x) = 2.13004967637693 x + 0.137247689265587
0.6 R² = 0.837702343954091
0.4
0.2
0
0.2 0.22 0.24 0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0.36

Gambar 5. Korelasi Antara Laju Tinggi Tanaman dan Laju Jumlah Daun

Daun yang semakin banyak dan luas menghasilkan bobot segar tajuk
semakin tinggi. Sedangkan untuk bobot segar akar diperoleh hasil yang sama
yaitu lebih rendah pada konsentrasi nutrisi yang lebih tinggi. Hal tersebut diduga
karena rusaknya jaringan akar akibat konsentrasi garam pupuk yang terlalu tinggi
yang menyebabkan pertumbuhan akar terganggu

Muhammad Taufik Ridlo 7


C1M016123
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perlakuan


K1 dengan konsentrasi 400 ppm pada pekan ke-1, 700 ppm pada pekan ke-2,
1000 ppm pada pekan ke-3, dan 1300 ppm pada pekan ke-4 merupakan
konsentrasi terbaik dari pupuk daun GrowMore untuk pertumbuhan dan hasil
tanaman sawi dan berpotensi memberikan pengaruh yang lebih baik pada
konsentrasi yang lebih rendah dari perlakuan K1

Muhammad Taufik Ridlo 8


C1M016123
DAFTAR PUSTAKA

Alifah S., Nurfida A., Hermawan A. (2019). Pengolahan Sawi Hijau Menjadi Mie
Hijau Yang Memiliki Nilai Ekonomi Tinggi di Desa Sukamanis Kecamatan
Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Journal of Empowerment Community,
1(2), 52–58.
Asri A., Syam N. A. (2021). Pengaruh Berbagai Jenis Media Tanam dan
Konsentrasi Nutrisi Larutan Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Mentimun Jepang (Cucumis sativus L.). AGrotekMas
Jurnal Indonesia: Jurnal Ilmu Pertanian, 2(2), 71–79. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/10748/1/Elma Rahmawati.pdf
Fadli R. (2021). Berbagai Manfaat Sawi Untuk Kesehatan.
https://www.halodoc.com/artikel/berbagai-manfaat-sawi-untuk-kesehatan
Jaya I.K.D. (2017). Budidaya Tanaman DalamLigkungan Terkendali. 1st edition.
Pustaka Bangsa. Mataram
Lakitan B (1992). Dasar-DasarFisiologi tumbuhan. 1st edition. Rajawali Press.
Jakarta
Manulung G.S., Rahmi A., Astuti P. (2014). Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica Juncea L.) Varietas Tosakan. Agrifor, XIII(1), 33–40.
Marginingsih R. S., Nugroho A. S., & Dzakiy M. A. (2018). Pengaruh Substitusi
Pupuk Organik Cair Pada Nutrisi AB mix terhadap Pertumbuhan Caisim
( Brassica juncea L .) pada Hidroponik Drip Irrigation System. Jurnal
Biologi Dan Pembelajarannya, 5(1), 44–51.
Moerhasrianto, P. (2011). Respon Pertumbuhan Tiga Macam Sayuran Pada
Berbagai Konsentrasi Nutrisi Larutan Hidroponik. [Skripsi]. Universitas
Jember, 1–80.
Nirkomala. (2021). Alih Fungsi Lahan Di Kota Mataram Berpotensi Sasar LP2B.
https://mataram.antaranews.com/berita/145284/alih-fungsi-lahan-di-kota-
mataram-berpotensi-sasar-lp2b
Rizal S. (2017). Pengaruh Nutrisi Yang Diberikan Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica Rapa L.) Yang Ditanam Secara Hidroponik.
Sainmatika. 14(1), 38–44.
Rusdin M., Putra R., & Rudiarto I. (2018). Simulasi Perubahan Penggunaan
Lahan Dengan Konsep Celluler Automata Di Kota Mtaram. Jurnal
Pengembangan Kota. https://doi.org/10.14710/jpk.6.2.174-185
Susanto D. B. (2014). Fakta Buah Dan Sayur Beracun. Cemerlang
Publishing,Yogyakarta
Wijayani A. & Widodo W. (2005). Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa
Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Agricultural Science,

Muhammad Taufik Ridlo 9


C1M016123
12. 77–83.

Muhammad Taufik Ridlo 10


C1M016123

Anda mungkin juga menyukai