FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
ABSTRAK
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Manis (Brassica Juncea L.) Pada Idroponik Sistem Wick
Oleh : Muhammad Taufik Ridlo (C1M016123) 2
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental di
dalam rumah plastik.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini ialah meteran, palu, parang,
gergaji, penggaris, gunting, nampan plastik, pisau cutter, TDS meter, pH meter,
timbangan, smartphone, pot (gelas air mineral), kain flannel, box styrofoam,
plastik bening, paranet, paku, kayu usuk, bambu dan alat tulis menulis.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih sawi manis varietas Shinta,
pupuk daun Grow More, batu apung, cocopeat, dan pupuk kandang,
Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 tingkat konsentrai sebagai perlakuan yaitu K1
(0,4 g/L pada pekan ke-1, 0,7 g/L pada pekan ke-2, 1 g/L pada pekan ke-3, 1,3g/L
pada pekan ke-4), K2 (0,5 g/L pada pekan ke-1, 0,8 g/L pada pekan ke-2, 1,1 g/L
pada pekan ke-3, 1,4 g/L pada pekan ke-4), K3 (0,6 g/L pada pekan ke-1, 0, 9 g/L
pada pekan ke-2, 1,2 g/L pada pekan ke-3, 1,5 g/L pada pekan ke-4), K4 (0,7 g/L
pada pekan ke-1, 1 g/L pada pekan ke-2, 1,3 g/L pada pekan ke-3, 1,6 g/L pada
pekan ke-4), K5 (0,8 g/L pada pekan ke-1, 1,1 g/L pada pekan ke-2, 1,4 g/L pada
pekan ke-3, 1,7 g/L pada pekan ke-4). Lalu setiap perlakuan diulang sebanyak 5
kali sehingga diperoleh 25 unit percobaan.
Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun
total, bobot segar tajuk, dan bobot segar akar. Data hasil penelitian yang diperoleh
dianalisa dengan menggunakan Analysis of variance (Anova) dilanjutkan uji
beda nyata terkecil pada taraf nyata 5% jika didapatkan perbedaan yang nyata
diantara pengaruh perlakuan
20
16.488
14.636
15 12.3682 Bobot segar akar
10 8.866
Bobot segar tajuk
5 2.31725
1.95 1.65 1.622 1.372
0
K1 K2 K3 K4 K5
Perlakuan
Gambar 4. Bobot segar akar dan tajuk pada berbagai konsentrasi
Pembahasan
Dari Gambar 1.(Laju pertambahan tinggi tanaman) , Gambar 2. (Laju
pertambahan jumlah daun tanaman), Gambar 3. ( laju pertambahan luas daun
tanaman), dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan tanaman lebih rendah pada
konsentrasi yang lebih tinggi. Begitupun dengan hasil tanaman (Gambar 4.),
bobot segar akar dan tajuk saat panen adalah lebih rendah pada konsentrasi yang
lebih tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Steiner dalam Jaya (2017)
yang mengatakan bahwa konsentrasi nutrisi yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan toksik bagi tanaman. Pendapat senada juga diungkapkan oleh
Widodo & Wijayani (2005) yang mengatakan bahwa konsentrasi garam yang
terlalau tinggi dapat merusak jaringan akar sehingga fungsi akar terganggu.
Rusaknya jaringan akar tersebut terjadi secara plasmolisis karena konsentrasi
larutan di luar sel-sel akar lebih tinggi daripada di dalam sel. Terganggunya fungsi
akar menyebabkan suplai unsur hara ke tajuk terganggu. Akibatnya, pertumbuhan
dan perkembangan daun menjadi terhambat. Marginingsih, et al. (2018)
mengatakan bahwa dalam budidaya sayuran daun seperti sawi, suplai unsur hara
N, P, K harus tercukupi secara optimal.
Untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tersebut, pemberian konsentrasi
pupuk daun Grow More sebanyak 400 ppm pada pekan ke-1, 700 ppm pada pekan
ke-2, 1000 ppm pada pekan ke-3, dan 1300 ppm pada pekan ke-4 sebagaimana
pada perlakuan K1, memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman sawi dan berpotensi lebih baik pada konsentrasi yang lebih rendah.
Tren ini terjadi karena kandungan unsur hara pupuk daun Grow More yang
melebihi kebutuhan optimal tanaman sawi. Pupuk daun Grow More mengandung
unsur N, P, dan K berturut-turut sebanyak 8,40%, 4,366%, dan 8,297%.
. Menurut Oviyanti (2016) dalam Asri, et al. (2021), kelebihan atau
kekurangan unsur N menyebabkan pertumbuhan batang dan daun terhambat karena
pembelahan dan pembesaran sel terhambat. Menurut Manulung, et al. (2014),
Unsur N berfungsi untuk memacu pertumbuhan vegetatif secara keseluruhan
karena merupakan bahan pembentuk klorofil dan protein (enzim dan hormon).
Kekuranagan unsur N tersebut mengakibatkan kadar klorofil daun rendah
1
0.8
f(x) = 2.13004967637693 x + 0.137247689265587
0.6 R² = 0.837702343954091
0.4
0.2
0
0.2 0.22 0.24 0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0.36
Gambar 5. Korelasi Antara Laju Tinggi Tanaman dan Laju Jumlah Daun
Daun yang semakin banyak dan luas menghasilkan bobot segar tajuk
semakin tinggi. Sedangkan untuk bobot segar akar diperoleh hasil yang sama
yaitu lebih rendah pada konsentrasi nutrisi yang lebih tinggi. Hal tersebut diduga
karena rusaknya jaringan akar akibat konsentrasi garam pupuk yang terlalu tinggi
yang menyebabkan pertumbuhan akar terganggu
5.1. Kesimpulan
Alifah S., Nurfida A., Hermawan A. (2019). Pengolahan Sawi Hijau Menjadi Mie
Hijau Yang Memiliki Nilai Ekonomi Tinggi di Desa Sukamanis Kecamatan
Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Journal of Empowerment Community,
1(2), 52–58.
Asri A., Syam N. A. (2021). Pengaruh Berbagai Jenis Media Tanam dan
Konsentrasi Nutrisi Larutan Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Mentimun Jepang (Cucumis sativus L.). AGrotekMas
Jurnal Indonesia: Jurnal Ilmu Pertanian, 2(2), 71–79. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/10748/1/Elma Rahmawati.pdf
Fadli R. (2021). Berbagai Manfaat Sawi Untuk Kesehatan.
https://www.halodoc.com/artikel/berbagai-manfaat-sawi-untuk-kesehatan
Jaya I.K.D. (2017). Budidaya Tanaman DalamLigkungan Terkendali. 1st edition.
Pustaka Bangsa. Mataram
Lakitan B (1992). Dasar-DasarFisiologi tumbuhan. 1st edition. Rajawali Press.
Jakarta
Manulung G.S., Rahmi A., Astuti P. (2014). Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica Juncea L.) Varietas Tosakan. Agrifor, XIII(1), 33–40.
Marginingsih R. S., Nugroho A. S., & Dzakiy M. A. (2018). Pengaruh Substitusi
Pupuk Organik Cair Pada Nutrisi AB mix terhadap Pertumbuhan Caisim
( Brassica juncea L .) pada Hidroponik Drip Irrigation System. Jurnal
Biologi Dan Pembelajarannya, 5(1), 44–51.
Moerhasrianto, P. (2011). Respon Pertumbuhan Tiga Macam Sayuran Pada
Berbagai Konsentrasi Nutrisi Larutan Hidroponik. [Skripsi]. Universitas
Jember, 1–80.
Nirkomala. (2021). Alih Fungsi Lahan Di Kota Mataram Berpotensi Sasar LP2B.
https://mataram.antaranews.com/berita/145284/alih-fungsi-lahan-di-kota-
mataram-berpotensi-sasar-lp2b
Rizal S. (2017). Pengaruh Nutrisi Yang Diberikan Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica Rapa L.) Yang Ditanam Secara Hidroponik.
Sainmatika. 14(1), 38–44.
Rusdin M., Putra R., & Rudiarto I. (2018). Simulasi Perubahan Penggunaan
Lahan Dengan Konsep Celluler Automata Di Kota Mtaram. Jurnal
Pengembangan Kota. https://doi.org/10.14710/jpk.6.2.174-185
Susanto D. B. (2014). Fakta Buah Dan Sayur Beracun. Cemerlang
Publishing,Yogyakarta
Wijayani A. & Widodo W. (2005). Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa
Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Agricultural Science,