Anda di halaman 1dari 38

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu tanaman

sayuran penting di Indonesia, karena mampu memenuhi kebutuhan khas

masyarakat Indonesia akan rasa pedas dari suatu masakan. Cabai merah juga

memberikan warna dan rasa yang dapat membangkitkan selera makan, banyak

mengandung vitamin dan dapat juga digunakan sebagai obat-obatan, bahan

campuran makanan dan peternakan (Setiadi, 2005).

Cabe merah merupakan komoditi yang sangat penting, hal ini disebabkan

banyaknya manfaat yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, baik yang

berhubungan dengan kegiatan rumah tangga maupun untuk keperluan lain seperti

untuk bahan ramuan obat tradisional, bahan makanan dan minuman serta bahan

industri (Prayudi, 2010).

Produksi cabe di Indonesia masih rendah dengan rata-rata nasional hanya

mencapai 5,5 ton/ha, sedangkan potensi produksinya dapat mencapai 20 ton/ha.

Berdasarkan hal itu, maka usaha peningkatan produksi cabe dapat dilakukan

dengan cara perbaikan teknik budidaya yang meliputi pemupukan, salah satunya

dengan pupuk organik dan penggunaan varietas cabe yang digunakan  (Rukmana,

1994).

Pupuk organik maupun anorganik mempunyai perbedaan masing-masing,

di antaranya dalam hal kecepatan penyerapan unsur hara dari pupuk organik yang

tergolong lambat dibandingkan pupuk anorganik sehingga pengaruh yang


2

ditimbulkan oleh pupuk organik terhadap pertumbuhan pada tanaman berlangsung

lebih lambat dibandingkan pupuk anorganik yang berlangsung cepat. Sebaliknya

susunan unsur hara yang dikandung dalam pupuk organik lebih lengkap

dibandingkan pupuk anorganik (Mufida, 2013)

Menurut Jamilah, dkk (2017:19-20) penggunaan pupuk cair sudah banyak

dilaporkan penggunaanya. Pemberian pupuk melalui disemprotkan pada daun

memberikan beberapa keuntungan antara lain; konsentrasi pupuk digunakan

dalam konsentrasi rendah, tepat sasaran dan tepat waktu, lebih praktis dan

biayanya lebih murah. Penggunaan pupuk cair mampu mengurangi penggunaan

pupuk buatan hingga 25% (Jamilah, Ediwirman, & Ernita,2015). Pupuk cair yang

digunakan dan telah diuji pada berbagai kondisi dan waktu. Pupuk tersebut dibuat

dari bahan baku tanaman Chromolaena odorata (C.odorata). Tanaman ini

tergolong perdu atau semak non kekacangan tergolong family asteraceae,

berbentuk perdu, tahan pangkas dan batangnya berkayu (Prawiradiputra, 2007).

Tanaman ini mengandung bahan alkaloid atau anti oksidan bisa dijadikan sebagai

obat-obatan (Akinmoladun, Ibukun, & Dan-Ologe, 2007);(Phan et al., 2001);

(Onkaramurthy et al.,2013); (Omokhua, McGaw, Finnie, & VanStaden, 2016).Di

bidang pertanian tanaman ini paling tidak disukai, karena penyebaran

pertumbuhannya atau invasif yang luar biasa, sehingga menghabiskan ongkos

usaha tani yang cukup tinggi (Prawiradiputra, 2007). Di sisi lain tanaman

C.odorata mengandung unsur hara N dan K yang cukup tinggi hingga melebihi

3% (Jamilah, Munir, & Fatimah, 2011), makapotensial dijadikan sebagai bahan

utama pembuatan pupuk organik cair.


3

Penggunaan POC CP telah dilakukan dalam berbagai kajian dan pada

lokasi yang berbeda-beda (Jamilah, Ediwirman, & Ernita,2014); (Jamilah &

Novita, 2016); (Jamilah et al.,2015); dengan hasil juga berbeda-beda, karena

sangat ditentukan oleh jenis tanaman, lokasi dan waktu, akan tetapi POC CP juga

telah dibuktikan memberikan efek yang tidak kalah dibandingkan pupuk cair

komersial seperti K-Getz, TNT dan NASA (Jamilah, Fadhila, & Mulyani, 2017);

(Jamilah, 2017). Pada penelitian sebelumnya yang telah dibuktikan oleh (Jamilah

et al., 2015); (Jamilah & Juniarti,2017) bahwa hasil padi meningkat setelah

aplikasi POC CP hingga 200 ml L -1setiap 2 minggu sekali hingga tanaman padi

pengisisan gabah (Jamilah 2017). Menurut Jamilah,dkk (2017:22), pada tanaman

padi Kabir yang diaplikasikan dengan berbagai konsentrasi POC CP setiap 2

minggu sekali memberikan respon yang berbeda-beda terhadap parameter panjang

malai, gabah hampa, jumlah gabah per malai, bobot 1000 biji, bobot gabah kering

giling hingga indeks panen. Semakin tinggi konsentrasi POC CP, maka semakin

panjang malai yang terbentuk. Hal ini disebabkan bahwa nutrisi yang berasal dari

POC CP sangat penting pada metabolisme tanaman, sehingga pengisian gabah

menjadi lebih sempurna. Pembentukan gabah serta pengisian gabah sangat

ditentukan oleh ketersediaan hara yang cukup pada tanaman tersebut. Semakin

kurang hara yang mampu diserap oleh tanaman, maka semakin kurang pati yang

bisa diisi dalam bulir gabah padi, jumlah gabah tersebut secara umum sangat

ditentukan oleh genetis tanaman. Tanaman padi Kabir memiliki jumlah gabah

tergolong tinggi dibandingkan jenis padi lainnya seperti Cisokan, Pandan Wangi,

Cempo merah maupun padi Jileteng (Jamilah, 2017).


4

Menurut Marsono (2002) unsur Nitrogen (N) berfungsi memacu

pertumbuhan tanaman dan berperan dalam pembentukan klorofil, lemak, protein

dan senyawa lainnya. Selain unsur N, kandungan Phosfor (P) pada tanah menjadi

penting karena leguminosa biasanya lebih responsif terhadap P. Menurut Agus

dan Rujiter (2004) unsur P berperan penting dalam transfer energi dalam sel

tanaman dan dapat juga meningkatkan efisiensi fungsi dan penggunaan unsur N.

Unsur Nitrogen ditemukan oleh dokter Skotlandia Daniel Rutherford pada

tahun 1772, nitrogen terdapat di semua organisme hidup, ini adalah elemen

konstituen asam amino, protein, dan asam nukleat (DNA dan RNA), ini terletak

pada struktur kimia dari hampir semua neurotransmitter, dan merupakan

komponen yang menentukan alkaloid, (molekul biologis yang dihasilkan oleh

banyak organisme).

Ketersediaan agens hayati di alam yang melimpah merupakan potensi

yang sangat besar. Hal ini perlu diketahui dan terus disebar luaskan kepada petani,

penyuluh, dan stakeholder pertanian lainnya. Agens hayati yang akan kita bahas

saat ini adalah jamur Trichoderma. Potensi jamur Trichoderma sp sebagai jamur

antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah

menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha

pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

Diketahui Trichoderma sp juga berfungsi sebagai dekomposer dalam

pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma sp pada pembibitan

tanaman untuk mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan

bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan
5

telah tumbuh. Jamur Trichoderma sp sering digunakan untuk mengendalikan

Fusariumoxysporum (penyebab penyakit busuk batang pada tanaman Vanili),

Phytophtora sp (penyebab penyakit busuk pangkal batang pada tanaman Lada)

dan Rigidoporus lignosus ( penyebab penyakit  Jamur akar putih pada tanaman

Karet). Selain itu juga efektif mengendalikan Phytium sp yang merupakan

patogen tular tanah penyebab penyakit rebah kecambah pada kacang-kacangan.

Jamur ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1) Mudah diisolasi,

dikembangkan, dan daya adaptasinya luas; 2) Mudah ditemukan di tanah areal

pertanaman, sehingga pertumbuhan pada saat aplikasi lebih mudah; 3) Dapat

tumbuh secara cepat pada berbagai substrat; 4) Memiliki kisaran mikroparasitisme

yang luas; 5) Pada umumnya tidak patogen pada tanaman.

Namun demikian masih belum diketahui apakah efek tersebut sama terhadap

tanaman cabe merah, oleh sebab itu dilaksanakan percobaan dengan judul Potensi POC

Unitas Super Yang Diperkaya Dengan Nitrogen dan Mikroorganisme Untuk Tanaman

Cabe Merah (Capsicum annum L.) 

B. Tujuan Penelitian

Membuktikan pengaruh kemampuan POC Unitas Super yang diperkaya

dengan nitrogen dan mikroorganisme dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil

cabe merah (Capsicum annum L.) 

C. Hipotesis

Takaran yang tepat dari POC Unitas Super yang diperkaya nitrogen dan

mikroorganisme berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Cabe

merah (Capsicum annum L.) 


6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Cabe Merah

Tanaman cabe merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis

sayuran buah yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Rasa buahnya

memberikan kesegaran pada tubuh dengan cita rasa pedas. Cabai merupakan

tanaman tahunan yang berumur pendek, tetapi umumnya tumbuh setahun

berbentuk perdu. Klasifikasi tanaman cabai merah menurut Tindall (1983) adalah

Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub-divisio: Angiospermae,Ordo:

Polemoniales, Famili: Solanaceae, Genus: Capsicum, Spesies: Capsicum annum

L.

Akar cabe juga merupakan akar tunggang, akar cabe dapat dilihat dengan

jelas mana pangkal dan ujung akarnya, dan pada akar cabe dapat terlihat jelas juga

batang akar, cabang akar dan serabut akar. Sistem akar pada cabe adalah sistem

akar tunggang, merupakan tipe akar tunggang berbentuk benang (Jumani, 2008).

Pada akar, terdapat rambut-rambut akar yang merupakan perluasan permukaan

dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan memperluas daerah

penyerapan air dan mineral. Rambut-rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar

dan umumnya relative pendek. Bila akar tumbuh memanjang ke dalam tanah

maka pada ujung akar yang lebih muda akan terbentuk rambut-rambut akar yang

baru, sedangkan rambut akar yang lebih tua akan hancur atau mati (Sunarjono,

1992).
7

Bunga cabe berkelamin dua (hemafrodit) dalam satu bunga terdapat

perlengkapan alat kelamin jantan dan betina. Bunga tersusun atas tangkai bunga,

dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin

betina, karena itu sering disebut bunga sempurna. Letak bunga melengking

panjang bunga 1-1,5 cm dan diameter 2 cm, panjang tangkai bunga 1-2 cm

mahkota bunga berwarna putih dan memiliki enam kelopak bunga. Kepala putik

berwarna kuning-hijau. Benang sari terdiri atas tangkai sari berwarna putih,

panjang 0,5 cm. Kepala sari yang masak berwarna biru hingga ungu gelap.

Benang sari berjumlah enam buah dan bakal buah hanya ada satu tiap bunga

(Nawangsih dan Asih , 2003).

Bagian luar batang berbentuk persegi empat hingga bulat, dengan posisi

cenderung tegak, dan becabang banyak. Batang tanaman pada saat muda berwarna

kehijauan sampai keunguan, dengan ruas berwarna hijau atau ungu bergantung

pada varietasnya, dan mudah patah. Batang dan percabangan cabe bebentuk

silindris, percabangan tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan

(Sumaryono, 1992).

Buah cabe berbentuk bulat panjang dan runcing ujungnya. Saat muda

berwarna hijau, setelah itu berubah menjadi merah. Daging buah umumnya

renyah, kadang-kadang lunak pada jenis tertentu, rasanya manis dan agak pedas.

Tanaman cabe memiliki bentuk buah yang bervariasi sesuai dengan varietasnya.

Letak buah cabe besar umumnya bergantung, sedang cabe kecil tegak. Bentuk biji

cabe adalah kecil, bulat pipih seperti ginjal, dengan warnanya yang kuning

kecoklatan. Berat 1.000 buah biji cabai berkisar anatara 3-6 gram, proses penuaan
8

buah berlangsung antara 50-60 hari sejak bunga mekar. Sedangkan tanaman cabe

mulai berbunga pada umur 60-75 hari setelah disemaikan (Agung, 2007).

B. Syarat Tumbuh Cabe Merah (Capsicum annuum L.)

Tanah merupakan tempat tumbuh tanaman, oleh karena itu tanah harus

subur dan kaya bahan organik agar tanaman tumbuh dengan baik. Tanaman cabe

lebih sesuai ditanam pada jenis tanah andosol yang kaya akan bahan organik, akan

tetapi untuk jenis paprika justru lebih cocok ditanam pada jenis tanah latosol dan

regosol. Tanah yang mempunyai kisaran pH yang ideal adalah 5,5-6,8. Karena pH

dibawah 5,5 atau diatas 6,8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit

(Setiadi, 2008). Cabe dapat ditanam pada dataran rendah hingga daerah ketinggian

1.300 m dpl. Penanaman di dataran tinggi memerlukan teknik budidaya tersendiri

serta pemilihan benih yang adaptif terhadap lingkungan dataran tinggi (Harpenas

dan Dermawan, 2010).

Tanah yang paling sesuai untuk tanaman cabe merah (terutama cabai

hibrida) adalah tanah yang bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat, dan tidak

terlalu boros serta kaya bahan organik. Tanah yang terlalu liat kurang baik karena

sulit diolah, drainasenya jelek, pernafasan akar tanaman dapat terganggu dan

dapat menyulitkan akar dalam mengadopsi unsur hara. Tanah yang terlalu

boros/banyak pasir juga kurang baik, karena mudah tercucinya pupuk oleh air.

Penambahan pupuk kandang 20-25 ton/ha dapat memperbaiki tanah terlalu liat

atau terlalu boros.


9

Tanah yang mengandung unsur hara yang optimum serta terbebas dari

unsur-unsur toksik bisa dikatakan mempunyai kesuburan kimia, tetapi bukan itu

saja kesuburan fisik yang meliputi keadaan air, oksigen, suhu tanah, dan ukuran

pori tanah harus selalu seimbang dan optimum sehingga menjadikan keadaan

tanah tersebut optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman

(Supriyanto, et. al. 1999).

Derajat keasaman tanah yang sesuai adalah berkisar antara pH 5,5-6,8

dengan pH optimum 6,0-6,5. Cendawan berkembang pada hampir semua

tingkatan pH, cendawan penyebab layu Fusarium dan cendawan penyebab rebah

kecambah seperti Rhizoctoma sp, Phythium sp. berkembang baik pada tanah-

tanah asam. Cendawan yang hidup pada pH>5,5 kehidupannya bersaing dengan

bakteri, karena bakteri berkembang baik pada pH>5,5. Pengaturan pH dapat

dilakukan dengan penambahan kapur pertanian pada pH rendah dan belerang (S)

pada pH tinggi.

Air berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut unsur hara ke organ

tanaman, air berperan dalam proses fotosintesis dan proses respirasi (pernafasan).

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.

Air yang diperlukan tanaman cabe berasal dari mata air atau sumber air yang

bersih yang membawa mineral atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman, bukan

air yang berasal dari suatu daerah penanaman cabe yang terserang penyakit,

karena air ini dapat menyebabkan tanaman cabe yang sehat akan segera tertular,

dan bukan air yang berasal dari limbah pabrik yang berbahaya bagi tanaman cabe.
10

Faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya cabe merah adalah angin,

curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Angin sepoi-sepoi akan

membawa uap air dan melindungi tanaman dari terik matahari sehingga

penguapan yang berlebihan akan berkurang. Selain lebah, angin juga berperan

penting sebagai perantara penyerbukan, namun angin yang kencang justru akan

merusak tanaman. Curah hujan yang diperlukan adalah 1500-2500 mm/tahun.

Tanaman dapat tumbuh dan berproduksi baik pada iklim A, B, C, dan D

berdasarkan (tipe iklim Schmid dan Ferguson). 

Kelembaban relatif yang diperlukan 80% dan sirkulasi udara yang lancar.

Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga tidak terserbuki dan banyak

rontok. Lamanya penyinaran (foto periodisitas) yang dibutuhkan tanaman cabe

antara 10-12 jam/hari, intensitas cahaya ini dibutuhkan untuk fotosintesis,

pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu untuk

perkecambahan benih paling baik antara 25-30°C. Suhu optimal untuk

pertumbuhan adalah 24-28°C. Pada suhu <150C>32oC buah yang dihasilkan

kurang baik, suhu yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman

terhambat, pembentukan bunga kurang sempurna, dan pemasakan buah lebih

lama.
11

C. Varietas Cabe Merah

Cabe merah keriting bentuknya panjang tetapi memiliki diameter yang

kecil di bandingkan dengan cabe besar, ujungnya lancip cenderung runcing. Kulit

buahnya tidak mulus melainkan bergelombang atau keriting. Kulit buahnya relatif

tipis. Cabe merah keriting sering di jadikan bumbu masak dan komoditas tanaman

yang penting dalam hal kenaikan pendapatan petani, memiliki peluang eksport.

Bibit cabe merah yang dibudidayakan petani ada dua macam hibrida dan non

hibrida.

Masyarakat kita sudah sangat akrab dengan jenis cabe merah dengan

ukuran besar. Cabe ini juga sering disebut cabe merah hibrida. Cabe dengan

warna merah saat sudah tua dan berwarna hijau saat masih muda ini biasa dipakai

sebagai bahan masakan dan sambal. Secara umum karakteristik cabe merah

hibrida sebagai berikut: 1) Jenis cabe merah hibrida cocok untuk ditanam di

dataran rendah sampai tinggi: 2) Daya adaptasi tinggi di segala musim; 3) Warna

buah merah menyala; 4) Bentuk dan ukuran sangat menarik (keriting dan lurus);

5) Panjang buah 15-18 cm berdiameter 1 cm; 6) Bobot buah per buah 3 – 4 gram;

7) Daya simpan lebih tahan lama; 8) Produksi 1,5-1,7 kg/tanaman; 9) Dapat

dipanen pada umur 100 – 120 HST; 10). Potensi hasil panen 19 – 21 ton/Ha
12

D. Peranan Pupuk Pada Tanaman Cabe

Pupuk merupakan salah satu sumber penting dalam kehidupan tanaman.

Produksi pangan dunia ditentukan oleh sumbangan unsur hara yang di dapat dari

tanah dan pupuk-pupuk yang ditambahkan ke dalam tanah. Saat ini, hal tersebut

sangat diperlukan untuk menjamim kecukupan produksi pangan dan mencegah

penurunan produktivitas tanah akibat pengurangan unsur hara. Cepatnya

peningkatan populasi dunia mengakibatkan meningkatnya konsumsi yang

menjadikan pupuk-pupuk menjadi bagian integral dalam suplai pangan

(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Pemupukan adalah salah satu kegiatan penting dalam pertanian. Dengan

pemupukan, tanaman akan menerima cukup nutrisi yang dibutuhkannya untuk

berkembang dengan baik. Banyak petani memilih menggunakan pupuk kimia dengan

harapan dapat memberikan semakin banyak nutrisi yang dibutuhkan tanaman

dibandingkan dengan memberikan pupuk organik.

Bentuk pupuk organik terdiri 2 (dua) macam : 1. berbentuk padat, 2. berbentuk

cair. Banyak petani yang enggan menggunakan pupuk organik cair karena

dianggap kurang efektif dalam menutrisi tanaman, padahal pupuk organik

mengandung berbagai jenis unsur hara yang jauh lebih lengkap dibandingkan

pada pupuk kimia. Meskipun mengandung berbagai unsur yang dalam kadar yang

lebih kecil dibandingkan kadar yang terkandung pada pupuk kimia, namun

kandungan alami pada pupuk organik cair sesuai dengan karakteristik tanah

sehingga tanah dan tanaman dapat menyerap nutrisi dengan lebih mudah
13

Bentuk pupuk organik terdiri 2 (dua) macam : 1. berbentuk padat, 2. berbentuk

cair. Banyak petani yang enggan menggunakan pupuk organik cair karena

dianggap kurang efektif dalam menutrisi tanaman, padahal pupuk organik

mengandung berbagai jenis unsur hara yang jauh lebih lengkap dibandingkan

pada pupuk kimia. Meskipun mengandung berbagai unsur yang dalam kadar yang

lebih kecil dibandingkan kadar yang terkandung pada pupuk kimia, namun

kandungan alami pada pupuk organik cair sesuai dengan karakteristik tanah

sehingga tanah dan tanaman dapat menyerap nutrisi dengan lebih mudah.

Kelebihan pupuk organik cair yang lain yaitu mengandung berbagai

mineral, juga zat-zat esensial yang dibutuhkan tanah dan tanaman, serta hormon

pertumbuhan tanaman. Tidak hanya itu, pupuk organik terutama pupuk organik

cair akan secara lebih baik merangsang pertumbuhan tanaman  dan dapat secara

efektif meningkatkan kapasitas tukar kation pada tanah, bila dibandingkan dengan

pupuk kimia. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk

meningkatkan interaksi antar ion-ion di dalam tanah sehingga mampu

menyediakan berbagai unsur yang dibutuhkan tanaman.

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,

seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah.  Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada

kadar haranya.  Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk

kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut
14

kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan

limbah kota (sampah) (Ayub.S, 2004).

            Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-

bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis proses

fermentasi. Secara garis besar produk fermentasi dibedakan atas produk pangan,

kesehatan, energi dan lingkungan. Contoh produk makanan adalah keju, tape,

kecap, tempe, oncom dan sebagainya. Produk kesehatan yang paling dominan

adalah produksi antibiotika, vitamin dan alkohol. Dalam bidang energi misalnya

produksi bioetanol, metanol, metana dan sebagainya. Dalam bidang lingkungan

misalnya kompos, biopestisida, dan sebagainya(Ayub.S, 2004).

Jenis-jenis yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman cabe diantaranya :

1. Pupuk Organik Cair (POC) Unitas Super

            Pupuk Cair Organik (POC) Unitas Super terbuat dari C.odorata, sabut

kelapa dan MOL. C.odorata memiliki keunikan tersendiri, selain dapat

berkembang dengan cepat, gulma ini mampu tumbuh di lahan marginal dan

miskin air (Jamilah, 2005). POC Unitas telah diaplikasikan didaerah Alahan

Panjang, Kabupaten Solok Sumatera Barat yang merupakan sentra sayur-suyuran

dan juga ke provinsi tetangga Kerinci telah diaplikasikan pada tanaman jagung,

cabai rawit, cabe merah, bawang, stroberi, sayur-sayuran bahkan tanaman sawit

selama pembibitan. Kelebihan dari POC di antaranya mengandung unsur hara

makro dan mikronya sangat lengkap sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu
15

juga memiliki zat pengatur tumbuh yang mampu merangsang perkembangan akar

dan tunas tanaman (ME Bijo Dirajo14 August 2017 15:32)

2. Pupuk Urea (Nitrogen)

Pupuk urea sebagai sumber pupuk unsur nitrogen, peran dan fungsi unsur

nitrogen (N) pada tanaman adalah salah satu unsur yamg sangat penting. Nitrogen

yang tersedia didalam tanah tidak dapat langsung digunakan oleh tanaman,

banyak proses yang harus dilewati dahulu. Pada kondisi tanah yang imobilitanya

rendah, N yang ditambahkan akan beraksi dahulu dengan pH tanah yang sangat

mempengaruhi proses N. Dalam proses ini juga terjadi proses denitrifikasi yang

mana proses ini juga sangat tergantung dari mikroba tanah yag secara umum lebih

menyukai senyawa dalam bentuk ion ammonium dari pada ion dalam bentuk

nitrat (Surtinah 2006)

Unsur N memiliki banyak fungsi untuk tanaman: 1) Dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman; 2) Dapat meningkatkan kadar protein dalam tanah; 3)

Dapat meningkatkan tanaman sayur mayur yang diproduksi dedaunannya; 4)

Dapat meningkatkan aktivitas organisme di dalam tanah; 5) Berfungsi dalam

proses sintesa asam amino dan protein di dalam tanaman

3. Mikroorganisme (Trichoderma sp.)

Ketersediaan agens hayati di alam yang melimpah tentu menjadi potensi

yang sangat besar. Hal ini perlu diketahui dan terus disebar luaskan kepada petani,

penyuluh, dan stakeholder pertanian lainnya. Agens hayati yang akan kita bahas
16

saat ini adalah jamur Trichoderma, sp. Potensi jamur Trichoderma sp

sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit

tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani

dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping

karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderm sp juga berfungsi

sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur

Trichoderma sp pada pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan OPT

sedini mungkin membuktikan bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting

perlindungan preventif perlahan telah tumbuh (Yendi, 2015)

Jamur Trichoderm sp sering digunakan untuk mengendalikan

Fusariumoxysporum (penyebab penyakit busuk batang pada tanaman Vanili),

Phytophtora sp (penyebab penyakit busuk pangkal batang pada tanaman Lada)

dan Rigidoporus lignosus (penyebab penyakit  Jamur akar putih pada tanaman

Karet). Selain itu juga efektif mengendalikan Phytium sp yang merupakan

patogen tular tanah penyebab penyakit rebah kecambah pada kacang-kacangan

Jamur ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain; 1) Mudah diisolasi,

dikembangkan, dan daya adaptasinya luas; 2)  Mudah ditemukan di tanah areal

pertanaman, pertumbuhan pada saat aplikasi lebih mudah; 3)  Dapat tumbuh

secara cepat pada berbagai substrat; 4) Memiliki kisaran mikroparasitisme yang

luas; 5) Pada umumnya tidak patogen pada tanaman (Harsanti, 2001)


17

Jamur Trichoderma sp mempunyai kemampuan untuk meningkatkan

kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya

untuk menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka

kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih dalam

ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap kekeringan, seperti

pada tanaman jagung dan tanaman hias ( Mujiim. S, 2010)


18

BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan di Kebun Petani di Jorong Sikuliek

Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dengan

ketinggian tempat ± 40 m dpl. Percobaan ini dilaksanakan selama ± 4 bulan, yaitu

mulai dari bulan November 2017 sampai akhir bulan Februari 2018. Dengan

jadwal penelitian pada lampiran 1

B. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih cabe Varietas F1

Djitu Hibrida cap Bunga Matahari (cabe merah keriting), pupuk kandang,

tricoderma, mulsa plastik hitam perak, pupuk organik cair (POC Unitas Super)

dan air. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, parang, garu, gunting,

ajir, timbangan analitik gembor, handsprayer, tali plastik, papan label, meteran,

micro meter dan alat-alat tulis.

C. Rancangan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dengan

perlakuantakaran pupuk campuran 1 liter POC Unitas Super + 200g trichoderma

+ 4 g urea dengan taraf konsentrasi POC Unitas Super sebagai berikut: 0 ml/l

(PO); 20 ml/l (P1); 40 ml/ (P2); 60 ml/l (P3); 80 ml/l (P4); 100 ml/l (P5). Masing-
19

masing percobaan terdiri dari 4 ulangan sehingga terdapat 24 petak percobaan,

terdiri dari 6 populasi dan 3 sebagai sampel.

Data hasil pengamatan disidik ragamkan dan dilanjutkan Duncan's

Multiple Range Test (DMRT) jika berpengaruh nyata

D. Pelaksanaan

1. Persiapan Lahan

Areal penelitian sebelum digunakan dibersihkan terlebih dahulu dari gulma

dan sampah yang mengganggu, kemudian tanah dicangkul rata dan petak

percobaan dengan ukuran 1,0 m x 3,0 m dan tinggi petakan 25 cm sebanyak

24petakan,jarak antar petakan50 cm.

2. Persemaian Benih :

Media persemaian terbuat dari gelas air mineral bekas diisi dengan

campuran pupuk kandang sapi dan tanah yang telah diayak dengan perbandingan

1 : 1 Benih yang telah disediakan disemai kedalam media persemaian.

3. Pemupukan dasar

Setiap petakan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang, dengan dosis 20

ton/ha setara 6 kg/petak. Pupuk dicampur merata dengan tanah dan dibiarkan

selama dua mingggu, agar pupuk menyatu dengan tanah dan tersedianya unsur

hara untuk tanaman cabe

4. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak

Bedengan yang sudah diolah kemudian ditutup dengan mulsa plastik hitam

perak (MPHP). Warna perak dari mulsa diletakkan dibagian atas dan warna hitam
20

di bagian bawah. Waktu pemasangan mulsa plastik hitam perak (MPHP)

dilakukan pada siang hari – sore hari agar plastik tersebut memanjang (memuai)

dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan dilakukan setelah bedengan

dibuat dan diberi pupuk dasar yaitu trichokompos (pupuk kandang), kemudian

disiram dengan air secukupnya. Cara pemasangan mulsa yaitu dengan menarik

kedua ujung mulsa ke masing-masing ujung bedengan dengan arah memanjang,

kemudian dikuatkan dengan jepitan yang terbuat dari bilah bambu yang berbentuk

“V”, yang ditancapkan di setiap sisi bedengan, kemudian mulsa tersebut ditarik ke

bagian sisi kanan bedengan hingga tampak rata menutupi seluruh permukaan

bedengan. Kemudian dibuat lubang tanamnya menggunakan kaleng susu yang

panas. Pemindahan bibit tanaman dilakukan lima hari atau seminggu kemudian.

Sebaiknya penyiraman dilakukan melalui lubang tanam pada mulsa plastik.

Penyiraman cukup dilakukan sehari sekali (Setiadi, 2008).

5. Pemasangan Label dan Ajir

Pemasangan label dilakukan setelah persiapan lahan, label ditempatkan

ditengah bagian depan petak plot percobaan, ajir dipasang didekat tanaman

sampel percobaan.

6. Penanaman

Penanaman bibit ke lapangan dilakukan setelah bibit berumur kira-kira 2

minggu atau tingginya mencapai 10-15 cm. Bibit cabe yang ditanam adalah bibit

yang baik, yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena

hama penyakit. Penanaman dilakukan dengan cara mengangkat secara perlahan-

lahan diupayakan membawa tanah disekitar bibit tanam cabe. Hal tersebut untuk
21

mencegah kerusakan akar yang dapat menyebabkan stress dan layu pada tanaman.

Jarak tanam 50 cm dalam barisan dan 60 cm antar barisan. Bibit cabe siap ditanam

pada lubang tanam yang tersedia dan segera disiram sampai cukup basah.

Penanaman dilakukan pada sore hari agar panas matahari tidak membuat layu dan

untuk mengurangi stres tanaman.

7. PerlakuanPupuk Cair (POC) Unitas Super

Penyemprotan Pupuk Cair (POC) Unitas Super di berikan 7 (tujuh) hari

setelah tanam (HST), selanjutnya pemberian POC Unitas Super dilakukan 2 (dua)

kali dalam satu minggu. Cara pengaplikasiannya, masing-masing dosis aplikasi

dicampur dengan air. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul

09.00 Wib karena pada pagi hari stomata daun membuka. Penyemprotan

menggunakan alat semprot Knapsack Sprayers

8. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila bibit yang ditanam tidak tumbuh atau

pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman dilakukan sampai 2 minggu setelah

tanam ke lapangan

b. Pemupukan

Pemberian pupuk SP 36 dan KCL diberikan pada tanaman cabe merah

pada umur 3 minggu dan umur 9 minggu, dengan dosis SP 36 1,5 g/batang, KCL

2 g/batang. Cara pemberian menaburkan disekeliling batang tanaman (4-5 cm dari

pangkal batang), setelah ditaburkan ditutupi dengan tanah.


22

c. Perempelan (Pemangkasan)

Perempelan (pemangkasan) bertujuan untuk meningkatkan dan

memperbaiki kwalitas produksi. Bagian yang dirempel yaitu tunas samping, yang

keluar di ketiak daun pada saat tanamanberumur 10-20 hari. Perempelan

dilakukan 2-3 kali sampai terbentuk percabangan utama yang ditandai dengan

munculnya bunga pertama, sekitar umur 18-22 hari setelah tanam.

d. Penyiraman

Penyiramanharus senantiasa diperhatikan, karena air merupakan faktor

vital bagi tanaman cabe. Penyiraman yang paling banyak (2 hari sekali) yaitu,

pada fase vegetatif < 40 HST (hari setelah tanam). Penyiram dilakukan

menggunakan gembor peyiraman

e. Pengendalian OPT

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila ditemukan serangan

hama dan penyakit pada tanaman cabe merah tersebut, hama-hama pengisap

seperti kutu daun, trips, dan kutu kebul dikendalikan dengan menggunakan roma

(ramuan organik hama) yang diaplikasikan dengan menyemprotkan ketanaman

sekali seminggu, bahan dan cara pembuatan romalampiran 5.

f. Penyiangan

Gulma atau tanaman pengganggu harus dibersihkan dari semenjak masa

tanam hingga masa panen.. Gulma merupakan menjadi pesaing tanaman cabe

untuk mendapatkan unsur hara, air, maupun sinar matahari. Kalau tidak dilakukan

penyiangan/pembersihan gulma secara rutin maka akan mudah menjadi sarang

hama maupun penyakit.


23

9. Panen

Panen tanaman cabe dapat dilakukan pada umur 80-90 hari setelah

dipindahkan ke lapangan atau 120-135 hari setelah perkecambahan. Buah cabe

dipanen setelah ukurannya mencapai maksimum dan berwarna merah kira-kira

70%. Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik secara hati-hati beserta tangkai

buahnya dan dilakukan pada saat cuaca cerah. Setelah panen pertama, setiap 3-4

hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin sampai 2 kali periode pembungaan.

E. Variabel yang Diamati

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dimulai sejak tanaman berumur 2 minggu

setelah pindah ke lapangan sampai akhir fase vegetatif dengan interval umur

pengamatan satu minggu. Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari leher akar

sampai ujung titik tumbuh tertinggi dari tanaman sampel dengan satuan cm.

2.Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga tanaman cabe dihitung pada saat bunga pertama kali sejak

muncul pada tanaman sampel dengan satuan yang digunakan adalah hari.

3. Umur Panen (hari)

Panen tanaman cabe dihitung pada saat panen pertama kali dilakukan pada

tanaman sampel dengan satuan yang digunakan adalah hari


24

4. Jumlah buah per Tanaman (buah)

Jumlah buah per tanaman dihitung berdasarkan jumlah buah yang dihasilkan

pada tanaman sampel yang diperoleh pada setiap kali panen dan dijumlahkan pada

akhir penelitian. Jumlah buah per tanaman dinyatakan dalan satuan buah.

5. Panjang Buah (cm)

Panjang buah yang dipanen diukur mulai pangkal buah hingga ujung buah

tanpa tangkai buah dengan menggunakan meteran.

6. Dimater Tajuk (cm)

Diameter tujuk dilakukan dengan cara memasang ajir ditepi ujung daun

tanaman cabe merah pada arah yang berlawan, dan diukur jarak ajir yang

berlawanan tersebut, satuan yang digunakan cm

7. Bobot Buah per Tanaman (g)

Bobot buah per tanaman dihitung dengan cara menimbang bobot buah yang

dihasilkan pada tanaman sampel setiap kali panen dan dijumlahkan pada akhir

penelitian. Satuan yang digunakan adalah gram.

8. Berat buah per plot (g)

Hasil plot dihitung berdasarkan hasil plot dalam satu plot penelitian, hasil

plot dihitung pada saat panen dengan menggunakan timbangan

9. Hasil per hektar (ton/ha)

Hasil tanaman cabe per hektar dihitung dengan tujuan untuk mengetahui

potensi hasil tanaman cabai dengan luasan 1 hektar. Hasil tanaman per hektar

dapat dihitung dengan rumus : Hasil 1 ha = Luas plot x hasil/plot

1 ha
25

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

F. Analisis Data

Untuk melihat pengaruh perlakuan, data diolah secara statistik dengan

analisis ragam, dan untuk membandingkan setiap perlakuan digunakan Uji

Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α = 5%.


26

IV. ANALISIS STATISTIK

Hasil akhir pengamatan dianalisis dengan uji F menurut rancangan acak

lengkap (RAL), apabila F hitungan nyata maka dilanjutkan dengan Ducan’s Multi

tiple Range Tes (DMRT)

Tabel I. tabel dasar menurut RAL

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4 5

P0 YP0.1 YP0.2 YP0.3 YP0.4 YP0.5 YP0 YP0

P1 YP1.1 YP1.2 YP1.3 YP1.4 YP1.5 YP1 YP1

P2 YP2.1 YP2.2 YP2.3 YP2.4 YP2.5 YP2 YP2

P3 YP3.1 YP3.2 YP3.3 YP3.4 YP3.5 YP3 YP3

P4 YP4.1 YP4.2 YP4.3 YP4.4 YP4.5 YP4 YP4

P5 YP5.1 YP5.2 YP5.3 YP5.4 YP5.5 YP5 YP5

Total Y1 Y2 Y3 Y4 Y4 … …

Perhitungan adalah:

FK = Faktor Koreksi

(total )
=
nxt

Jumlah kuadrat tengah (JKT)

JKT = (YP0.1)2+(YP1.1)2+….+ (YP3.5)2 – FK

Jumlah kuadrat perlakuan (JKP)lah di pareso


27

((YP0)2+(YP 1)2+… .+(YP 4) 2)


JKP = – FK
N

Jumlah Kuadrat tengah (JKG)

JKG JKT JKG

Menghitung Kuadrat Tengah:

Kuadrat tengah perlakuan (KTP

JKP
KTP =
t−1

Kuadrat Tengah Galat (KTG)

JKG
KTG =
T ( n−1)

KTP
Menghitung F hitung =
KTG

Kemungkinan yang akan diperoleh:

1. F hitung < F table = tidak berbeda nyata (non significan)

2. F hitung ≥ F tabel 5% = berbeda nyata (significan)

3. F hitung ≥ F table 1% = berbeda sangat nyata (highly significan)

Tabel 2. Daftar Sidik Ragam Penelitian

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hit F table

Keragaman Bebas Tengah (JT) Tengah 5% 1%

(SK) (DB) (KT)

Perlakuan t-1 JKP KTP KtP

KtG

Galat sisa T (n-1) JKG KTG

perlakuan
28

Total (txn)-1 JKP + JKG

Prosedur Uji Lanjut DMRT

Jika pada uji F terdapat hasil yang tidak berbeda nyata maka tidak dilanjutkan

dengan uji DMRT. Tetapi apabila pada uji terdapat hasil yang berbeda nyata atau

sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT.

Langkah-langkah uji DMRT sebagai berikut:

1. Tentukan nilai jarak ® = (p, V, α) sesuai dengan table DMRT

Table 3. Nilai Jarak hasil penentuan tabel SSR taraf nyata 5%

P 2 3 4 5 6 7 8

Nilai Jarak

R (p,V,α)/ SSR

2. Hitung nilai DMRT 5%

P 2 3 4 5 6 7 8

Nilai Jarak

R (p,V,α)/ SSR

Nilai DMRT

5% LSR

3. Tentukan Perbedaan pengaruh antara perlakuan


29

a. Susunan nilai rata-rata perlakuan dari yang terkecil hingga yang

terbesar, seperti berikut:


30

Tabel 5. Nilai rata-rata perlakuan

Perlakuan Rata-rata

Y Ў

Y Ў

Y Ў

Y Ў

b. banding nilai rata-rata terkecil pertama dengan nilai rata-rata terkecil

kedua seperti berikut ini:

Ў1- Ў2= …> LSR = Y1 dan Y2 berbeda nyata

Ў2- Ў4= …> LSR = Y2 dan Y4 berbeda nyata

c. Data yang menunjukkan keadaan tidak berbeda nyata dapat digunakan

sebagai bahan dalam pengambilan keputusan


31

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat

dan Karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini

dengan judul “Potensi POC Unitas Super yang diperkaya dengan nitrogen dan

mikroorganisme untuk tanaman cabaimerah (Capsicum annum L.) 

Proposal penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

studi tingkat Sarjana Strata I pada Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Taman Siswa Padang, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada Ibu Dr.Ir.Jamilah,MP selaku Pembimbing I dan Ibu Dr.Milda

Ernita,SSi.MP selaku Pembimbing II dalam mengarahkan penulis, sehingga

proposal ini dapat tersusun, serta keluarga yang selalu memberikan support,

semangat, juga pada teman teman seperjuangan yang selalu memberi masukan.

Penulis menyadari bahwa sebagai mahasiswa dan manusia biasa yang tak

luput dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis dengan senang hati

menerima segala kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan

proposal penelitian ini,

Demikianlah proposal penelitian ini di susun sehingga dapat menjadi

pedoman pelaksanaan di lapangan.

Padang November 2017

Penulis
32

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………. ii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… iii

DAFTAR TABEL …………………………………………………… iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………. 1

B. Tujuan ………… ……………………………………….. 5

C. Hipotesis ……………………………………................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Botani Cabe Merah .....................………………………… 6

B. Syarat Tumbuh Tanaman Cabe Merah .............………….. 8

C. Varietas Cabe Merah …………………............................. 10

D. Peranan Pupuk Pada Tanaman Cabe Merah ...................... 12

BAB III. BAHAN DAN METODE


16
A. Tempat dan Waktu ………………………………………
16
B. Alat dan Bahan…………………………………………..
16
C. Rancangan ………… ……………………………………
17
D. Pelaksanaan ................ …………………………………..
21
E. Pengamatan .......................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................

LAMPIRAN ........................................................................................
33

CABAI KERITING F1 DJITU BUAH

BESAR DAN LEBAT

 Cabai keriting (Capsium Annum var longum) merupakan salah satu jenis cabai yang

cukup favorit di kalangan masyarakat. Buahnya berbentuk panjang, keriting dan ramping.

Rasa dari cabai ini sangat pedas dibandingkan dengan cabai merah besar. Maka tak

heran jika banyak masyarakat yang mencarinya. Pontesi pasar cabai keritingdapat
34

dibilang tinggi dari kalangan rumah tangga maupun industri. Cabai keriting juga bisa

ditemui dalam bentuk olahan yang beraneka ragam ada yang dalam bentuk kering (cabai

kering), cabai bubuk, cabai tumbuk, saos, dsb. Jenis cabai keriting banyak dipilih

karena teksturnya yang padat, rasa lebih pedas, dan memiliki daya simpan yang baik.

Cabai keriting sangat disukai masyarakat terutama untuk dijadikan bahan bumbu

masakan.Cabai keriting dapat memberikan rasa pedas dan warna cerah yang

menarik pada masakan. Di kalangan rumah tangga, cabai ini cukup populer dan

biasa dimanfaatkan langsung dalam bentuk mentah atau segar. Sedangkan di

kalangan industri, cabai keriting biasa diolah menjadi produk yang bernilai jual

tinggi dibandingan hanya berbentuk cabai utuh.Aneka olahan industri cabai

keriting sangat mudah ditemui di pasaran dalam berbagai kemasan seperti produk

bubuk cabai, saos cabai, bumbu intans, mie intans, sambal kemasan, dll.

Tingginya permintaan cabai keriting di pasaran membuatnya cukup

menguntungkan untuk dibudidayakan.Permintaannya tidak pernah surut dan

selalu ditanam petani sepanjang tahun meskipun harus menghadapi berbagai

kendala.Cabai keriting bernilai jual tinggi.Harganya di pasaran cukup

menjanjikan baik dalam bentuk utuh maupun olahan.Budidaya cabai keriting

masih menjadi andalan petani hingga saat ini karena prospek pasarnya yang terus

terbuka lebar didukung dengan semakin banyaknya bermunculan usaha-usaha dan

industri di bidang kuliner.

Sebelum memulai budidaya cabai keriting, kita wajib mengenal karakteristik

dari tanaman cabai keriting tersebut.Tanaman cabai keriting dapat tumbuh


35

dengan baik di dataran rendah maupun tinggi dengan intensitas cahaya yang

penuh.Sama seperti tanamancabai lainnya, tanaman cabai keriting tidak tahan

terhadap curah hujan dan kelembaban yang tinggi.Curah hujan dan kelembaban

yang tinggi dapat mengakibatkan berbagai masalah dan bahkan bisa berakibat

fatal.Serangan hama penyakitmenjadi salah satu ancaman terbesar yang sangat

meresahkan petani. Jika kondisi seperti itu tidak segara diatasi kemungkinan besar

kerugian tidak dapat dihindari.Tanaman cabai keriting dapat dipanen pertama

kali pada umur 3-4 bulan.Dalam satu kali periode, cabai keriting mempunyai

panjang umur produktif 4-5 bulan.Maksimal tanaman cabai keriting dapat

berproduksi hingga umur 8-9 bulan dengan puncak produktif terjadi pada umur 6

bulan.

Pasar cabai keriting saat ini semakin ramai dan dipadati konsumen.Ramainya

pasar cabai keriting tidak hanya terjadi di tingkat konsumen saja tetapi juga dari

kalangan produsen yaitu para produsen benih.Para produsen benih menyambut

hangat peluang tersebut dengan meproduksi benih-benih cabai keriting dengan

berbagai kualitas unggulan.Salah satu diantaranya adalah benih cabai keriting F1

Djitu.Cabai keriting F1 Djitu merupakan jenis cabai hibrida produksi dari CV.

Aditya Sentana Argo dengan merk cap Bunga Matahari.

Benih cabai keriting F1 Djitu Cap Bunga Matahari memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1.Tanaman cabai Djitu cocok ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi

2.Bentuk cabai Djitu keriting dan ramping dengan ukuran buah panjang 17 cm
36

serta diameter 0,9 cm

3.Tanaman tahan terhadap layu bakteri dan antraknosa

4.Buah cabai Djitu berwarna merah tua, buah keras, lentur dan rasa yang pedas

5.Cabai Djitu tahan untuk pengangkutan jarak jauh dan tidak mudah patah

6.Potensi hasil cabai Djitu sekitar 1,5 kg/tanaman

Selain karakteristik tersebut, ada beberapa keuntungan yang akan didapat dengan

menggunakan benih cabai Djitu antara lain cabai Djitu memiliki buah yang

besar dan lebat. Ukuran buah sekitar 17-20 cm. Meskipun tanaman dipanen secara

terus menerus ukuran buah yang dihasilkan tetap stabil/tidak mengalami

penyusutan.Ukuran buah yang besar tentu saja sangat berpengaruh terhadap

harganya di pasaran.Harga jual menjadi tinggi dan sangat memuaskan

petani.Tanaman cabai Djitu berbuah lebat sepanjang panen sehingga potensi

hasilnya  tinggi. Inilah yang menjadi kelebihan utama dari cabai ini karena buah

lebat berpotensi tinggi akan menghasilkan yang keuntungan menjanjikan. Selain

memiliki buah besar dan lebat, cabai Djitu juga memiliki umur panen yang

genjah.Umur yang genjah membuat tanaman cepat panen sekaligus dapat

menghemat biaya perawatan selama budidaya.Alhasil keutungan dapat segera

dinikmati oleh petani.

Namun, perlu diingat, setiap petani harus memperhatikan teknik dan cara

budidaya cabai yang tepat untuk mendapatkan hasil keuntungan tersebut. Jadi,

jangan sampai tanaman cabai yang kita tanam luput dari pengawasan. Pastikan

cek tanaman secara berkala agar terhindar dari bahaya yang mengancam terutama
37

dari serangan hama penyakit sehingga hal ini bertujuan untuk meminimalisir

dan menghindari kerugian saat panen.

Demikian pembahasan singkat kali tentang cabai Djitu beserta potensi dan

kelebihan-kelebihannya, semoga bermanfaat.Cabai keriting F1 Djitu buah besar

dan lebat dari Cap Bunga Matahari cocok menjadi salah satu pilihan tanaman

budidaya Anda.Apabila berminat benih cabai keriting F1 Djitu bisa Anda

dapatkan di Toko Pertanian Online LMGA AGRO.Toko Online LMGA

AGRO menyediakan benih, pestisida, obat-obatan pertanian dan sarana

pertanian dengan harga murah dan terjangkau.LMGA AGRO siap melanyani ke

seluruh wilayah Indonesia melalui layanan pengiriman barang terpercaya seperti

POS, JNE, TIKI, KI8, Indah Cargo, Rosalia, dll.Kami juga melanyani konsultasi

gratis budidaya tanaman hortikultural.Silakan hubungi Toko Pertanian

LMGA AGRO di CP Bpk. Budi telp.082 141 747 141 atau SMS/WA 0812 5222

117.
38

Anda mungkin juga menyukai