Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional IV 2018

Peran Biologi dan Pendidikan Biologi dalam Revolusi Industri 4.0


dan Mendukung Pencapaian Sustainability Development Goals (SDG’s)
ISBN: 978-602-5699-43-6

Pemberian ekstrak daun bandotan


(Ageratum conyzoides L.) terhadap
morfologi tanaman terong (Solanum
melongena L.) dan tanaman cabai
merah (Capsicum annum L.)
Putri Windartianto, Fa’adhila Zulfa, Tiara Fitra Wardani, Ahmad
Fauzi
Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK
Bandotan mengandung senyawa alelopati yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman lain. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimum alelopat
Penulis koresponden
pada ekstrak daun bandotan yang dapat menghambat
Putri Windartianto, pertumbuhan tanaman cabai dan terong. Parameter yang dikaji
Pendidikan Biologi, FKIP pada studi ini adalah tinggi tanaman, lebar daun, serta panjang
Universitas Muhammadiyah akar. Data tinggi tanaman dan lebar daun dianalisis
Malang
menggunakan analisis kovarian (ANAKOVA), sedangkan data
Email:
panjang akar dianalisis menggunakan analisis varian (ANAVA)
pwindartianto@gmail.com pada level signifikansi 5%. Uji lanjut yang digunakan adalah uji
beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan
Kata kunci: bahwa pada tanaman cabai konsentrasi 0% mengalami
Bandotan pertumbuhan tinggi paling sedikit sedangkan pada tanaman
Cabai terong terjadi pada konsentrasi 100%. Pertumbuhan tinggi
Pertumbuhan tanaman tanaman yang mengalami pertambahan secara signifikan
Terong adalah dengan konsentrasi 50% pada tanaman cabai dan
tanaman terong. Lebar daun pada tanaman cabai dan terong
yang mengalami pertambahan lebar paling sedikit adalah pada
konsentrasi 75%.
Copyright © 2018 Universitas Muhammadiyah Malang

PENDAHULUAN (Mlelwa, 2013). Salah satu sayuran yang


umum dibudidayakan dan dikonsumsi di
Tanaman sayur-sayuran merupakan Indonesia adalah terong.
tanaman yang banyak diminati Terong (Solanum melongena L.)
masyarakat di Indonesia. Terkenal merupakan jenis sayuran yang sangat
dengan manfaatnya, sayuran popular, disukai oleh banyak orang, dan
mengandung sumber gizi yang dapat banyak di budidayakan oleh masyarakat,
menunjang kesehatan (Kadiri, Ojewumi, termasuk masyarakat di Indonesia
& Olawale, 2015; Khattak & Rahman, (Jahroh, 2010; Weese & Bohs, 2010).
2017) maupun untuk meningkatkan Terong dijadikan sebagai bahan sayuran
pendapatan ekonomi masyarakat atau lalapan karena memiliki cita rasa
melalui produksi hasil pertanian yang enak. Selain itu, terong

93
Windartianto, dkk. / Seminar Nasional IV 2018 Hal. 93-100

mengandung berbagai nutrisi penting salah satu usaha yang sering dipilih oleh
dengan kadar yang tinggi. Berbagai para petani, namun ketersediaan dan
nutrisi tersebut, berupa beberapa zat harga cabai sering kali mengalami
antioksidan, protein, dan gula (Dias, fluktuasi tajam (Barus, 2006; Palar,
2012; Kandoliya, Bajaniya, Bhadja, Pangemanan, & Tangkere, 2016). Salah
Bodar, & Golakiya, 2015; Niño-medina et satu faktor yang menyebabkan fluktuasi
al., 2014). Terong juga mengandung produksi terong dan cabai adalah
hidrat arang, vitamin A, vitamin B, dan kurangnya pengelolaan lingkungan
vitamin C (Muldiana & Rosdiana, 2017). tumbuh. Kondisi tersebut dapat
Terong juga memiliki khasiat dalam menyebabkan adanya serangan dari
mencegah hipertensi karena kandungan organisme pengganggu tanaman. Salah
kaliumnya yang tinggi dengan natrium satu organisme pengganggu tanaman
yang rendah (Safei, Rahmi, & Jannah, yang dapat menurunkan produksi
2014). tanaman yaitu gulma. Banyak spesies
Selain terong, cabai merah gulma yang dapat menimbulkan
(Capsicum annum L.) merupakan salah kerugian dalam budidaya tanaman.
satu jenis tanaman yang juga memiliki Salah satu diantaranya yaitu gulma
kandungan gizi yang tinggi (De Lourdes bandotan (Ageratum conyzoides L.).
Reyes-Escogido, Gonzalez-Mondragon, Di Indonesia, bandotan (Ageratum
& Vazquez-Tzompantzi, 2011; Ikpeme, conyzoides L.) termasuk tumbuhan liar
Henry, & Okiri, 2014; Palma et al., 2015). yang sering ditemukan di kebun ataupun
Nilai ekonomis cabai juga tergolong ladang. Gulma ini juga seringkali
tinggi dan banyak digunakan sebagai ditemukan di pekarangan rumah, sekitar
bahan industri makanan maupun tanggul dan saluran air, hingga tepi jalan.
konsumi langsung oleh masyarakat Karena kandungan aleopatinya,
Indonesia (Ardian, Sudarta, & Rantau, bandotan sebenarnya memiliki potensi
2017; Mariyono & Bhattarai, 2009; sebagai bioherbisisda. Potensi ini
Nurlenawati, Jannah, & Nimih, 2008). nampak juga dari dominannya bandotan
Selain itu, cabai merupakan salah satu dibandingkan gulma lain dalam suatu
komoditas dengan permintaan dalam lahan (Isda, Fatonah, & Fitri, 2013).
negeri maupun luar negeri yang tinggi Selain itu, bandotan juga mampu
(Safrianto, Syafruddin, & Sriwati, 2015). meningkatkan kandungan nitrogen
Cabai mengandung berbagai dalam tanah sehingga juga berpotensi
antioksidan yang bermanfaat sebagai sebagai pupuk (Izah, 2010).
penangkal radikal bebas (De Lourdes Menurut penelitian yang dilakukan
Reyes-Escogido et al., 2011; Palma et al., Hafsah, Ulim, & Nofayanti (2012).
2015). Cabai juga mengandung protein, penggunaan daun bandotan dapat
lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, menghambat perkecambahan sawi.
hingga beberapa senyawa alkaloid Konsentrasi bandotan yang semakin
penting (Ikpeme et al., 2014). Selain tinggi akan semakin menurunkan daya
nutrisinya yang tinggi, beberapa jenis perkecambahan. Keberadaan senyawa
tanaman cabai ada yang juga bernilai fenol dari bandotan yang berperan
sebagai tanaman hias (Djarwaningsih, sebagai penghambat hormon
2005). pertumbuhan pada perkecambahan sawi
Budidaya dan produksi terong dan di penelitian tersebut. Hasil tersebut juga
cabai merupakan salah satu sejalan dengan penelitian Harnani,
permasalahan yang sering menjadi (2016) bahwa daun bandotan juga
perhatian di Indonesia. Produksi terong mampu menghambat pertumbuhan
memang mengalami peningkatan dalam cabai. Ditunjukkan pada hasil data yang
skala nasional, namun produksi terong diperoleh bahwa ekstrak air bandotan
ini masih menyumbang kebutuhan dapat menurunkan pertambahan tinggi
manusia hanya pada kisaran 1% tanaman cabai. Namun, penelitian oleh
(Muldiana & Rosdiana, 2017). Di sisi lain, Fitria (2011), melaporkan hasil yang
budidaya cabai memang juga merupakan berbeda. Pada penelitian tersebut,

94
Windartianto, dkk. / Seminar Nasional IV 2018 Hal. 93-100

pemberian ekstrak bandotan tidak daun, dan panjang akar) tanaman terong
menunjukkan penghambatan pada dan cabai merah. Pada setiap perlakuan
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. dibuat 3 ulangan. Pengamatan dilakukan
Berdasarkan penelitian-penelitan 2 hari sekali setiap pukul 16.00.
yang telah disebutkan, belum ada Pelaksanaan dilakukan dalam 2 tahap,
penelitian yang menggunakan tanaman yaitu (1) tahap pembuatan ekstrak
terong. Oleh karena itu peneliti tertarik bandotan, dan (2) tahap pemberian
untuk meneliti lebih lanjut mengenai perlakuan dan pengamatan.
pengaruh pemberian ekstrak Ageratum Peralatan yang digunakan dalam
conyzoides terhadap pertumbuhan penelitian ini antara lain timbangan,
morfologi tanaman cabai dan terong. blender, gelas ukur, penggaris dan alat
Penelitian ini bertujuan untuk tulis. Sedangkan bahan-bahan yang
menentukan konsentrasi optimal digunakan dalam penelitian antara lain
alelopat pada ekstrak daun bandotan tanaman cabai, tanaman terong, air dan
yang dapat menghambat pertumbuhan ekstrak daun bandotan (100%; 75%;
tanaman cabai dan terong. 50%) masing-masing sebanyak 50 ml.
Parameter kuntitatif yang diukur
METODE PENELITIAN meliputi tinggi tanaman, lebar daun dan
panjang akar pada tanaman cabai dan
Penelitian menggunakan metode terong. Data hasil pengamatan dianalisis
eksperimen dengan dua jenis tanaman dengan menggunakan uji prasyarat
yaitu tanaman terong (Solanum terlebih dahulu yang meliputi uji
melongena L.) dan tanaman cabai kolmogorov-smirnov pada taraf 5%
(Capsicum annum L.) menggunakan tiga untuk melihat kenormalan data. Apabila
kali ulangan pada setiap perlakuan data normal dan homogen, maka dapat
dengan konsentrasi ekstrak yang terdiri dilakukan analisis selanjutnya (uji
dari empat taraf yaitu dengan ANAKOVA). Bila hasil uji ANAKOVA
konsentrasi 0% (kontrol), 100%, 75%, menyatakan H0 ditolak maka dilakukan
50% sehingga terdapat 12 tanaman uji lanjut dengan menggunakan BNT
terong dan 12 tanaman cabai merah. (Beda Nyata Terkecil). Taraf signifikan
Pembuatan ekstrak daun bandotan yang digunakan pada penelitian ini
(Ageratum conyzoides L.) 100% adalah sebesar 5%. Analisis data
dilakukan dengan memilih daun dilakukan dengan menggunakan
bandotan, kemudian dibersihkan dengan software SPSS 17.0.
air bersih yang mengalir. Selanjutnya
daun ditiriskan untuk kemudian di buat PEMBAHASAN
menjadi ekstrak bandotan dengan
perbandingan 1 kg daun : 1000 ml air. Pada hasil pengamatan dapat
Ekstrak daun bandotan 100% diketahui bahwa tanaman cabai
diambil sebanyak 750 ml dan dicampur konsentrasi 0% mengalami
dengan 250 ml air untuk mendapatkan pertumbuhan tinggi paling sedikit
ektrak daun bandotan 75% sedangkan sedangkan pada tanaman terong terjadi
untuk konsentrasi 50% dari ekstrak daun pada konsentrasi 100%. Pertumbuhan
bandotan 100% diambil sebanyak 500 ml tinggi tanaman yang mengalami
dan dicampur dengan 500 ml air. pertambahan secara signifikan adalah
Penelitian dilakukan pada bulan Mei dengan konsentrasi 50% pada tanaman
di Karangploso, Batu. Terdapat 3 cabai dan tanaman terong. Lebar daun
variabel dalam penelitian yang pada tanaman cabai dan terong yang
dilakukan. Variabel bebas yaitu mengalami pertambahan lebar paling
konsentrasi ekstrak daun bandotan sedikit adalah pada konsentrasi 75%.
dalam empat konsentrasi 0%, 50%, 75%, Grafik rata-rata tinggi, lebar daun dan
dan 100% dan jenis tanaman terong dan panjang akar pada tanaman cabai dan
cabai merah, sedangkan untuk variabel terong disajikan pada Gambar 1.
terikat yaitu morfologi (tinggi, lebar

95
Windartianto, dkk. / Seminar Nasional IV 2018 Hal. 93-100

Selanjutnya, data hasil penelitian di Hasil uji ANAKOVA disajikan di Tabel


uji kenormalan dan kehomogenannya. 3. Berdasarkan tabel tersebut, dapat
Rangkuman hasil uji normalitas diketahui bahwa jenis tanaman (F hitung
disajikan di Tabel 1, sedangkan = 6,455; p-value = 0,230) maupun
rangkuman hasil uji homogenitas konsentrasi bandotan (F hitung = 1,092;
disajikan di Tabel 2. Berdasarkan Tabel 1 p-value = 0,383) tidak memiliki
maupun Tabel 2, seluruh nilai p-value pengaruh yang signifikan terhadap
yang didapatkan memiliki angka di atas perubahan tinggi tanaman. Hasil analisis
0,05. Dengan demikian, seluruh data data ini juga menunjukkan bahwa jenis
yang diperoleh pada penelitian ini tanaman tidak memiiki interaksi dengan
memenuhi asumsi normalitas dan konsentrasi bandotan dalam
homogenitas data. mempengaruhi tinggi tanaman (F hitung
= 0,597; p-value = 0,627).

60

50

40
tinggi awal
tinggi akhir
30
lebar awal

20 lebar akhir
panjang akhir
10

0
Cabai 0% Cabai Cabai Cabai Terong Terong Terong Terong
100% 75% 50% 0% 100% 75% 50%
Gambar 1. rata-rata tinggi, lebar daun dan panjang akar tanaman cabai dan terong

Tabel 1. Rangkuman hasil uji normalitas data penelitian


Parameter perlakuan p-value keterangan
Tinggi cabai 0% 1,00 Normal
100% 1,00 Normal
75% 1,00 Normal
50% 0,901 Normal
Tinggi terong 0% 0% 1,00 Normal
100% 0,996 Normal
75% 0,886 Normal
50% 0,987 Normal
Lebar daun cabai 0% 0,955 Normal
100% 0,982 Normal
75% 0,871 Normal
50% 1,00 Normal
Lebar daun terong 0% 0,984 Normal
100% 0,955 Normal
75% 0,892 Normal
50% 0,974 Normal
Panjang akar cabai 0% 0,983 Normal
100% 1,00 Normal
75% 0,995 Normal
50% 0,996 Normal
Panjang akar cabai 0% 0,999 Normal
100% 0,818 Normal
75% 0,910 Normal

96
Windartianto, dkk. / Seminar Nasional IV 2018 Hal. 93-100

50% 0,829 Normal

Tabel 2. Rangkuman hasil uji homogenitas data berbagai hormon pertumbuhan masih
penelitian sangat aktif bekerja bila dibandingkan
Parameter p-Value Keterangan
Tinggi 0,133 Homogen
tanaman yang lebih tuah (Hafsah et al.,
Lebar daun 0,069 Homogen 2012). Selain itu, penyebab lain tidak
Panjang akar 0,378 Homogen adanya dampak signifikan perlakuan
terhadap pertambahan tinggi tanaman
Tanaman yang digunakan pada bisa disebabkan oleh periode
penelitian ini adalah cabai dan tomat pengambilan tanaman yang terlalu
muda. Tidak ada pengaruhnya perlakuan singkat. Padahal, mekanisme kerja zat
yang diberikan bisa saja disebabkan oleh aleopatik biasanya dapat menekan
pada pertumbuhan terong dan cabai pertumbuhan tanaman setelah
yang masih stabil di periode awal membutuhkan waktu tertentu (Kilkoda,
pertumbuhan. Pada tanaman yang masih 2015).
berada di periode awal pertemubahn,

Tabel 3. Rangkuman hasil uji hipotesis


Parameter Variabel bebas F hitung p -value Keterangan
Tinggi jenis tanaman 6,455 0,230 H0 diterima
Konsentrasi 1,092 0,383 H0 diterima
Interaksi 0,597 0,627 H0 diterima
Lebar daun jenis tanaman 0,018 0,896 H0 diterima
Konsentrasi 2,397 0,109 H0 diterima
Interaksi 2,332 0,115 H0 diterima
Panjang akar jenis tanaman 3,649 0,074 H0 diterima
Konsentrasi 2,092 0,142 H0 diterima
Interaksi 3,346 0,046 H0 ditolak

Selanjutnya, berdasarkan Tabel 3, ekstrak aleopati yang tepat, pemberian


pada parameter lebar daun, faktor perlakuan mampu menghambat
perbedaan jenis tanaman tidak memiliki pertumbuhan tanaman dan ukuran sel
perbedaan lebar daun yang signifikan (F serta organ tanaman (Siregar, Nugroho,
hitung = 0,018, p-value 0,896). Faktor & Sulistyono, 2017).
perbedaan konsentrasi bandotan juga Parameter terakhir adalah panjang
tidak memiliki pengaruh signifikan akar. Berdasarkan Tabel 3, dapat
terhadap perkembangan lebar daun (F diketahui bahwa pada faktor perbedaan
hitung = 2,397, p-value = 0,109). jenis tanaman, panjang akar tidak
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui memiliki perbedaan yang signifikan (F
pula bahwa jenis tanaman tidak memiliki hitung = 3,649, p-value 0,074). Pada
interaksi dengan konsentrasi bandotan faktor perbedaan konsentrasi bandotan,
pada perubahan lebar daun (F hitung = panjang akar juga tidak berbeda
2,332, p-value = 0,115). signifikan (F hitung = 2,092, p-value =
Tidak adanya perbedaan lebar daun 0,142). Namun, pada faktor interaksi,
pada perlakuan yang berbeda dapat dapat diketahui bahwa jenis tanaman
disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, memiliki interaksi dengan konsentrasi
kurang optimalnya periode pemberian bandotan (F hitung - 3,346, p-value =
bandotan menyebabkan belum 0,046). Dengan demikian, analisis
optimalnya pengaruh bandotan terhadap dilanjutkan ke uji BNT.
pertumbuhan. Tidak optimalnya Hasil uji BNT data pengaruh
pengaruh bandotan terhadap proses interaksi jenis tanaman dengan tingkat
pertumbuhan menyebabkan konsentrasi bandotan terhadap panjang
perkembangan daun juga kurang akar disajikan di Tabel 4. Berdasarkan
terpengaruhi secara optimal (Ekayanti, Tabel 4, dapat diketahui bahwa cabai
Indriyanto, & Duryat, 2015). Padahal, yang diberi bandotan konsentrasi 75%
dengan periode yang optimal dan dengan memiliki akar terpanjang. Namun,

2
Windartianto, dkk. / Seminar Nasional IV 2018 Hal. 93-100

panjang akar tersebut tidak berbeda dan perkembangan organisme sasaran


dengan tanaman terong yang diberi melalui serangkaian proses yang cukup
berbagai macam konsentrasi bandotan. kompleks dan memakan waktu lama.
Di sisi lain, tanaman cabai yang diberi
bandotan dengan konsentrasi 50% DAFTAR PUSTAKA
memiliki rerata panjang akar yang
terendah. Namun, rerata panjang akar Ardian, R., Sudarta, W., & Rantau, I. K.
perlakuan kombinasi tersebut tidak (2017). Perbandingan pendapatan
berbeda signifikan dengan tanaman usahatani cabairRawit dengan
cabai pada konsentrasi lain dan pada menggunakan pupuk anorganik
tanaman terong yang diberi bandotan dan pupuk campuran (organik, dan
dengan konsentrasi 75%. anorganik) (Studi kasus di Subak
Akar adalah organ tanaman yang Kudungan, Desa Bontihing,
memiliki peranan sangat penting. Organ Kecamatan Kubutambahan,
ini berperan dalam proses penyerapan Kabupaten Buleleng). Journal of
unsur hara serta nutrisi dari tanah Agribusiness and Agritourism,
(Hopkins & Huner, 2009). Semakin 6(2), 240–248. Retrieved from
optimal petumbuhan akar, maka https://media.neliti.com/media/pu
semakin luas daya jelajah akar dari blications/165127-ID-
tanaman tersebut. Semakin luas daya perbandingan-pendapatan-
jelajah tanah, maka semakin luas juga usahatani-cabai.pdf
area tanah yang nutrisinya dapat diserap Barus, W. A. (2006). Bertumbuhan dan
oleh tanaman tersebut (Reece et al., produksi cabai (Capsicum annuum
2011). Oleh karena itu, panjang akar l.) dengan penggunaan mulsa dan
dapat digunakan sebagai salah satu pemupukan pk. Jurnal Penelitian
indikator pertumbuhan tanaman. Pada Bidang Ilmu Pertanian, 4(1), 41–
studi ini, informasi yang dapat diambil 44.
adalah ekstrak bandotan dengan De Lourdes Reyes-Escogido, M.,
konsentrasi tertentu yang diberikan pada Gonzalez-Mondragon, E. G., &
tanaman tertentu mampu memberikan Vazquez-Tzompantzi, E. (2011).
dampak yang signifikan terhadap Chemical and pharmacological
pertumbuhan akan tanaman yang aspects of capsaicin. Molecules,
dimaksud. Keberadaan zat aleopati 16(2), 1253–1270.
merupakan faktor utama dari kondisi https://doi.org/10.3390/molecules
tersebut. 16021253
Dias, J. S. (2012). Nutritional quality
KESIMPULAN and health benefits of vegetables: A
review. Food and Nutrition
Berdasarkan hasil penelitian Sciences, 3, 1354–1374.
mengenai pengaruh pemberian ekstrak https://doi.org/10.4236/fns.2012.3
daun bandotan (ageratum conyzoides l.) 10179
terhadap tinggi, lebar daun, panjang Djarwaningsih, T. (2005). Review:
akar, tanaman terong (solanum Capsicum spp. (cabai): asal,
melongena l.) dan tanaman cabai merah persebaran dan nilai ekonomi.
(capsicum annum l.) tidak berpengaruh Biodiversitas, Journal of Biological
secara signifikan yang artinya Diversity, 6(4), 292–296.
konsentrasi yang diberikan pada https://doi.org/10.13057/biodiv/d
konsentrasi yang kurang tepat atau tidak 060417
optimum sedangkan perlakuan dengan Ekayanti, N., Indriyanto, & Duryat.
konsentrasi yang tinggi dapat menekan (2015). Pengaruh zat alelopati dari
pertumbuhan tanaman. Faktor lain pohon akasia, mangium, dan jati
adalah mekanisme pengaruh alelokimia terhadap pertumbuhan semai
yang ada pada alelopati (khususnya yang akasia, mangium, dan jati. Sylva
menghambat) terhadap pertumbuhan Lestari, 3(1), 81–90.

98
Windartianto, dkk. / Seminar Nasional IV 2018 Hal. 93-100

Fitria, Y. (2011). Pengaruh alelopati chlorophyll contents of fruits ,


gulma Cyperus rotundus, stems and leaves of tomato and
Ageratum conyzoides dan garden egg. Pakistan Journal of
Digitaria adscendens terhadap Food Sciences, 25(3), 150–154.
pertumbuhan dan produksi Retrieved from
tanaman tomat (Lycopersicon https://pdfs.semanticscholar.org/c
esculentum mill.). Institut 4fc/67f12be3f2551c3520db87d38a5
Pertanian Bogor. 499717386.pdf
Hafsah, S., Ulim, M. A., & Nofayanti, C. Kandoliya, U. K., Bajaniya, V. K.,
M. (2012). Efek alelopati Ageratum Bhadja, N. K., Bodar, N. P., &
conyzoides terhadap pertumbuhan Golakiya, B. A. (2015). Antioxidant
sawi. J. Floratek, 8, 18–24. and nutritional of egg plant
Harnani, M. R. (2016). Pengaruh (Solanun melongena L.) fruit grown
ekstrak air daun babandotan in saurastra region. Internal
(Ageratum conyzoides) terhadap Journal of Current Microbiology
pertumbuhan tanaman cabai and Applied Sciences, 4(2), 806–
merah (Capsicum annuum l.). 813. Retrieved from
Universitas Lampung. https://www.ijcmas.com/vol-4-
Hopkins, W. G., & Huner, N. P. A. 2/Umesh K. Kandoliya, et al.pdf
(2009). Introduction to plant Khattak, K. F., & Rahman, T. U. (2017).
physiology. Danvers: John Wiley & Analysis of vegetable’s peels as a
Sons, Inc. natural source of vitamins and
Ikpeme, C. E., Henry, P., & Okiri, O. A. minerals. International Food
(2014). Comparative evaluation of Research Journal, 24(1), 292–297.
the nutritional, phytochemical and Retrieved from
microbiological quality of three http://www.ifrj.upm.edu.my/24
pepper varieties. Journal of Food (01) 2017/(37).pdf
and Nutrition Sciences, 2(3), 74. Kilkoda, A. K. (2015). Respon allelopati
https://doi.org/10.11648/j.jfns.201 gulma Ageratum conyzoides dan
40203.15 Borreria alata terhadap
Isda, M. N., Fatonah, S., & Fitri, R. pertumbuhan dan hasil tiga
(2013). Potensi ekstrak daun gulma varietas kedelai (Glycine max).
babadotan (Ageratum conyzoides Agro, II(1), 39–49.
l.) terhadap perkecambahan dan Mariyono, J., & Bhattarai, M. (2009).
pertumbuhan Paspalum Chili production practices in
conjugatum berg. Biologi, 6(2), Central Java, Indonesia: a
120–125. baseline report. Tainan. Retrieved
Izah, L. (2010). Pengaruh ekstrak from
beberapa jenis gulma terhadap http://203.64.245.61/fulltext_pdf/
perkecambahan biji jagung (Zea EB/2001-2010/eb0118.pdf
mays L.). Universitas Islam Negeri Mlelwa, F. (2013). Vegetable production
Maulana Malik Ibrahim Malang. and household poverty reduction
Jahroh, S. (2010). Organic farming in Ludewa District. Mzumbe
development in Indonesia: Lessons University. Retrieved from
learned from organic farming in http://scholar.mzumbe.ac.tz/bitstr
West Java and North Sumatra. eam/handle/11192/801/MSc-DP-
Innovation and Sustainable Dissertation-Faraja Mlelwa-
Development in Agriculture and 2013.pdf?sequence=1
Food 2010, 1–11. Retrieved from Muldiana, S., & Rosdiana. (2017).
http://nonrumpasca.lecture.ub.ac.i Respon tanaman terong (Solanum
d/files/2012/02/publication-of- malongena l.) terhadap interval
indonesia-organic-farm.pdf pemberian pupuk organik cair
Kadiri, M., Ojewumi, A., & Olawale, S. dengan interval waktu yang
(2015). Minerals , vitamins and berbeda. In Seminar Nasional 2017

99
Windartianto, dkk. / Seminar Nasional IV 2018 Hal. 93-100

Fakultas Pertanian UMJ antioxidants: Chloroplasts,


“Pertanian dan Tanaman Herbal mitochondria and peroxisomes.
Berkelanjutan di Indonesia” (pp. Annals of Botany, 116(4), 627–636.
155–162). https://doi.org/10.1093/aob/mcv1
Niño-medina, G., Muy-rangel, D., 21
Gardea-béjar, A., González-aguilar, Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L.,
G., Heredia, B., Báez-sañudo, M., … Wasserman, S. A., Minorsky, P. V.,
Rocha, D. E. L. A. (2014). & Jackson, R. B. (2011). Campbell
Nutritional and nutraceutical Biology, Ninth Edition. San
components of commercial Francisco: Pearson Benjamin
eggplant types grown in Sinaloa, Cummings.
Mexico. Not Bot Horti Agrobo, Safei, M., Rahmi, A., & Jannah, N.
42(2), 538–544. (2014). Pengaruh jenis dan dosis
https://doi.org/10.15835/nbha422 pupuk organik terhadap
9573 pertumbuhan dan hasil tanaman
Nurlenawati, N., Jannah, A., & Nimih. terung (Solanum melongena l.)
(2008). Respon pertumbuhan dan varietas mustang f-1. Jurnal
hasil tanaman cabai merah AGRIFOR, 13(1), 59–66.
(Capsicum annuum l.) varietas Safrianto, R., Syafruddin, & Sriwati, R.
prabu terhadap berbagai dosis (2015). Pertumbuhan dan hasil
pupuk fosfat dan bokashi jerami cabai merah (Capsicum annuum l.)
limbah jamur merang. Agrika, 4(1), pada andisol dengan pemberian
9–20. berbagai sumber pupuk organik
Palar, N., Pangemanan, P. A., & dan jenis endomikoriza. Floratek,
Tangkere, E. G. (2016). Faktor- 10(2), 34–43.
faktor yang mempengaruhi harga Siregar, E. N., Nugroho, A., &
cabai rawit di Kota Manado. Agri- Sulistyono, R. (2017). Uji alelopati
Sosioekonomi, 12(2), 105–120. ekstrak umbi teki pada gulma
Retrieved from bayam duri (Amaranthus spinosus
https://media.neliti.com/media/pu l.) dan pertumbuhan tanaman
blications/3547-ID-faktor-faktor- jagung manis (Zea mays l.
yang-mempengaruhi-harga-cabai- saccharata). Produksi Tanaman,
rawit-di-kota-manado.pdf 5(2), 290–298.
Palma, J. M., Sevilla, F., Jiménez, A., Del Weese, T. L., & Bohs, L. (2010).
Río, L. A., Corpas, F. J., Álvarez De Eggplant origins: Out of Africa, into
Morales, P., & Camejo, D. M. the Orient. Taxon, 59(1), 49–56.
(2015). Physiology of pepper fruit https://doi.org/10.2307/27757050
and the metabolism of

100

Anda mungkin juga menyukai