BAB I. PENDAHULUAN
1.5 Hipotesis
Perlakuan benih pra tanam menggunakan rizobakteri berpengaruh nyata terhadap
kualitas benih cabai generasi lanjutan dari benih kadaluarsa.
BAB III. METODE PENELITIAN
DNMRT0,05 = R(p,v,α).
√ KT galat
r
Keterangan :
DNMRT0,05 = Duncan Multiple Range Test taraf 5%
R = Nilai jarak
p = Jumlah perlakuan
v = Derajat bebas galat
α = Taraf nyata
KT galat = Kuadrat tengah galat
r = Jumlah ulangan
3.5 Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan terhadap parameter viabilitas dan vigor kekuatan
tumbuh benih. Tolok ukur yang diamati meliputi potensi tumbuh maksimum, daya
kecambah, kecepatan tumbuh relatif, keserempakan tumbuh, indeks vigor, waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai 50% perkecambahan total relatif. Tolok ukur yang diamati
meliputi:
PTM (%) =
∑ Benih yang menunjukkan gejala tumbuh x 100%
∑ benih yang ditanam
3.6.1 Daya Berkecambah (DB)
Daya berkecambah menggambarkan viabilitas potensial benih dapat dihitung
berdasarkan presentase kecambah normal (KN) hitungan pertama adalah 7 hari setelah
tanam (HST) dan hitungan kedua adalah 14 hari setelah tanam (HST). Benih dikatakan
telah berkecambah normal apa bilaakarnya telah tumbuh normal terutama akar primer dan
akar sekunder. Plumula berkembang dengan baik dan telah memiliki dua daun serta
terlepas dari kulit benih dan tidak mengalami kerusakan baik pada hipokotil maupun
plumula. Rumus untuk menghitung daya berkecambah adalah:
DB (%) =
∑ KN hitungan I + KN hitungan II x 100%
jumlah benih yang ditanam
IV (%) =
∑ KN hitungan pertama x 100%
∑ Benih yang ditanam
3.6.3 Keserampakan Tumbuh (Kst)
Keserampakan tumbuh menggambarkan vigor kekuatan tumbuh benih dapat
dihitung berdasarkan persentase kecambah normal kuat (KN) pada hari ke-10 setelah
tanam adalah hari antara pengamatan pengamatan pertama (I) dan pengamatan kedua (II).
Rumus untuk menghitung keserampakan tumbuh adalah:
Kst (%) =
∑ kecambah normal antara KN 1 dan KN 2 x 100%
∑ benih yang ditanam
3.6.4 Kecepatan Tumbuh Relatif (KCT-R)
Kecepatan tumbuh relatif menggambarkan vigor kekuatan tumbuh benih yang
merupakan perbandingan nilai KCT dengan KCT maksimum. KCT maksimum diperoleh dari
asumsi bahwa pada saat hitungan pertama berkecambah normal sudah mencapai 100%.
Kecepatan tumbuh dihitung berdasarkan total tambahan kecambah normal setiap hari.
Pengamatan dilakukan setap hari selama waktu perkecambahan 14 HST dengan rumus:
tn
N
KCT = ∑
0 t
100 100
KCTMaks = =
∑ hari hitungan pertama 7 = 14,286%/etmal
KCT
KCT-R = x 100
14,286
3.6.5 Waktu Yang Dibutuhkan untuk Mencapai 50% Perkecambahan Total Relatif
(T50)
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50% perkecambahan total relative
dihitung berdasarkan jumlah benih yang berkecambah setiap hari, hingga mencapai 50%
dari total perkecambahan relatif. Benih dikatakan telah bekecambah apabila plumula atau
radikula telah menembus kulit benih. Pengamatan dilakukan selama 14 HST. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai 50% perkecambah total relatif dihitung dengan rumus:
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, G. et al., 2012. Perlakuan Benih dengan Rizobakteri Meningkatkan Mutu Benih dan
Hasil Cabai (Capsicum annuum L.) Seed Treatment using Rhizobacterium
Improved Seed Quality and Yield of Hot Pepper (Capsicum annuum L.). J.
Agron. Indonesia, 40(2), pp. 125–131.
Badan Pusat Statistik., 2019. Kementerian Pertanian: Data Lima Tahun Terakhir.,
Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian 2019. Produktivitas
Sayuran di Indonesia.
Elango, R., Parthasarathi, R. and Megala, S., 2013. Field Level Studies on The
Associantion of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) in Gloriosa
Superba L. Rhizoosphere. Indian Streams Research Journal, 3(10), pp. 1–6.
Ernawati, E., Rahardjo, P., and Suroso, B., 2017. Respon Benih Cabai Merah (Capsicum
annuum L.) Kadaluarsa Pada Lama Perendaman Air Kelapa Muda Terhadap
Viabilitas, Vigor Dan Pertumbuhan Bibit. Agritrop, 15(1), pp. 71–83.
Harpenas, A. dan R. D., 2010. Budidaya Daya Cabai Ungu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ilyas, S., 2012. ‘Ilmu Dan Teknologi Benih: Teori dan Hasil-hasil Penelitian. Bogor: IPB
Press.
Kaymak, H. C. et al., 2008. The effect of inoculation with plant growth rhizobacteria
(PGPR) on root formation of mint (Mentha piperita L.) cuttings. African Journal
of Biotechnology, 7(24), pp. 4479–4483.
Kolo, E. and Tefa, A., 2016. Pengaruh Kondisi Simpan Terhadap Viabilitas dan Vigor
Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal pertanian Konservasi
Lahan Kering, 1(3), pp. 112–115.
Madyasari, I. et al., 2017. Efektivitas Seed Coating dan Biopriming dengan Rizobakteri
dalam Mempertahankan Viabilitas Benih Cabai dan Rizobakteri selama
Penyimpanan. Jurnal Hortikultura Indonesia, 8(3), pp. 192–202.
Pulungan, D. M. S., Haryati and Lahay, R. R., 2014. Pengaruh Periode Panen Terhadap
Viabilitas Benih Rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal Online
Agroekoteknologi, 2(2), pp. 878–883.
Shailendra Singh, G. G., 2015. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR): Current
and Future Prospects for Development of Sustainable Agriculture. Journal of
Microbial & Biochemical Technology, 07(02), pp. 96–102.
Syamsuddin, Hasanuddin and Hafiz Juanda., 2020. Efektivitas Invigorasi Benih Cabai
(Capsicum annuum L.) Kadaluarsa Menggunakan Rizobakteri Pemacu
Pertumbuhan Tanaman. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 5(2), pp. 183–194.
Syamsuddin and Ulim, M. A., 2013. Daya Hambat Rizobakteri Kandidat Agens Biokontrol
Terhadap Pertumbuhan Koloni Patogen Phytophthora Capsici Secara in Vitro.
Jurnal Floratek, 8(2), pp. 64–72.
Warisno and Kres Dahana., 2010. Peluang Usaha & Budidaya Cabai. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Yadegari, M. et al., 2010. Plant Growth Promoting Rhizobacteria Increase Growth, Yield
and Nitrogen Fixation In Phaseolus Vulgaris. Journal of Plant Nutrition, 33(12),
pp. 1733–1743.
LAMPIRAN
Penanaman
Pemeliharaan
Pemanenan
Pengamatan
Analisis data
Lampiran 2: Deskripsi Tanaman Cabai varietas PM 999 F1
Golongan : Hibrida
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 110 – 140 cm
Umur tanaman : Mulai berbunga 65 hari
Mulai panen : 90 Hari
Bentuk kanopi : Bulat
Warna batang : Hijau
Warna tangkai bunga : Hijau
Warna Kelopak bunga : Hijau
Warna mahkota bunga : Putih
Warna kepala putik : Putih
Warna kotak sari : Ungu
Jumlah helai mahkota :5-6
Jumlah helai daun :5–6
Bentuk buah : Ramping, ujung buah runcing
Kulit buah : Agak mengkilat
Tebal kulit buah : 1 mm
Warna buah muda : Hijau tua
Warna buah tua : Merah
Ukuran buah : Panjang 12,5 cm – 17 cm diaemeter 1,0 cm
Rasa buah : Pedas
Keterangan : Untuk dataran rendah
Ketahanan terhadap penyakit : Antraknosa
Pengusul/peneliti : HUNG NONG, KOREA
Sumber : Hung Nong, Korea