I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang penting
sebagai makanan pokok, bahan baku industri pangan maupun sebagai makanan
tambahan dalam rangka diversifikasi pangan. Kandungan gizi ubi jalar segar terdiri
dari pati 22,64%, gula reduksi 0,30%, lemak 0,94%, protein 0,77%, kadar air
70,46%, kadar abu 0,84%, serat 3,00%, vitamin C 21,43 mg/100g dan antosianin
jalar juga mempunyai berbagai manfaat, yaitu sebagai anti oksidan, anti kanker, anti
(Anonimus, 2013).
Data statistik di Riau menyatakan bahwa pada tahun 2018 produksi pangan
ubi jalar di Riau yaitu 3,780 ton, ketersediaan pangan untuk komoditi ubi jalar pada
tahun 2018 sebanyak 11,229 ton, kebutuhan konsumsi pangan untuk ubi jalar tahun
2018 sebanyak 12,267 ton sedangkan pasokan ubi jalar di Riau tahun 2018 sebanyak
7, 449 ton, (Badan Pusat Statistik Riau, 2019). Rendahnya produksi ubi jalar,
budidaya yang belum intensif, masih bersifat tradisional kesuburan tanah yang
Abu janjang kelapa sawit dapat memperbaiki kondisi tanah, karena pupuk abu
janjang kelapa sawit selain mengandung K yang cukup tinggi, abu janjang juga
mengandung unsur hara lain seperti P, Mg, Ca, Fe, Mn, Zn, Cu. Abu janjang kelapa
sawit memiliki kelebihan yaitu mengandung unsur hara lengkap baik makro maupun
mikro kecuali unsur N yang hilang akibat proses pembakaran. Kebutuhan N pada
2
tanaman ubi jalar dapat dipenuhi dengan penambahan pupuk yang mengandung
Selain abu janjang, untuk unsur hayati dapat menambahkan pupuk organik.
Salah satunya adalah pupuk organik cair (POC). POC adalah jenis pupuk yang
berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-
unsur penting guna kesuburan tanah. Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat
memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena
bentuknya yang cair, maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah dengan
Apabila diberikan dengan konsentrasi, waktu, dan cara kerja yang tepat,
pemupukan dengan cara disemprotkan ke daun, relatif lebih mudah diserap oleh
tanaman dengan sempurna dan menghindari kerusakan sifat fisik dan kimia tanah.
Pemupukan lewat daun berupa pupuk organik relatif dapat memperbaiki kulalitas
tanah. Salah satu pupuk cair organik (pupuk daun) yang dikenal petani adalah pupuk
organik Nasa yang terdiri atas pupuk POC Nasa (Herdian, 2013). Pupuk Nasa
merupakan pupuk yang diproduksi dari bahan-bahan alam seperti protein hewan,
campuran nutrisi yang benar-benar mudah diserap oleh tanaman dan dapat
judul “Pengaruh abu janjang kelapa sawit dan POC NASA terhadap pertumbuhan
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi abu janjang kelapa sawit dan POC
C. Manfaat Penelitian
ubi jalar.
janjang kelapa sawit dan POC NASA untuk pertumbuhan tanaman ubi
jalar.
D. Hipotesis
H0 :
1. Tidak ada pengaruh interaksi abu janjang kelapa sawit dan POC NASA
2. Tidak ada pengaruh utama abu janjang kelapa sawit terhadap pertumbuhan
3. Tidak ada pengaruh utama POC NASA terhadap pertumbuhan serta hasil
H1 :
1. Ada pengaruh interaksi abu janjang kelapa sawit dan POC NASA terhadap
2. Ada pengaruh utama abu janjang kelapa sawit terhadap pertumbuhan serta
Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih
berpaling?”
langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu
Nya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) berasal dari daerah tropik dan sub tropik
Amerika, yang menyebar ke daerah tropik dan sub tropik lainnya, termasuk
adalah tanaman merambat dengan batang yang bervariasi dalam ketebalan, panjang,
dan kebiasaan pertumbuhan. Umbi tanaman ubi jalar adalah akar yang membesar dan
sebagai makanan cadangan bagi tanaman, dengan bentuk antara lonjong sampai agak
bulat. Warna kulit umbi bervariasi, dari putih kotor, kuning, merah muda, jingga,
sampai ungu tua. Warna daging putih, krem, merah muda, kekuning-kuningan, dan
jingga tergantung jenis dan banyaknya pigmen yang terdapat dalam kulit. Pigmen
yang terdapat di dalam umbi ubi jalar adalah karotenoid dan antosianin (Latifah,
2010)
6
(berumur pendek) dan memiliki prospek cerah pada masa yang akan datang karena
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan penghasil karbohidrat dan juga sebagai
bahan industri. Ubi jalar sebenarnya sudah banyak dikenal di Indonesia, namun
potensinya belum berkembang optimal (Yosi, 2017). Pemanfaatan ubi jalar di dalam
negeri masih terbatas. Ubi jalar sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat dengan
cara direbus, digoreng dan diolah menjadi kripik, selain itu ubi jalar juga
sweet potatoes (Inggris), dan nama lain seperti Camote, Kamote, Man Thet, dan ubi
keladi. Beberapa sebutan ubi jalar yang digunakan di Indonesia diantaranya tela
rambat (Jawa), mantang (Banjar), Hui (Sunda) (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ubi jalar yang dikenal di Sumatera ada berbagai jenis, tetapi ubi jalar putih
yang paling umum dikenal, selain itu ada ubi jalar ungu dan ubi jalar kuning
beras, jagung dan ubi kayu (Irawan, 2014). Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis
ubi jalar memiliki warna ungu yang cukup pekat pada daging umbinya, sehingga
banyak menarik perhatian. Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh adanya
pigmen ungu antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai dengan daging
umbinya. Konsentrasi antosianin inilah yang menyebabkan beberapa jenis ubi ungu
Kedudukan dari tanaman ubi jalar dapat disajikan dalam sistematika seperti
(Tina, 2010).
Ubi jalar merupakan salah satu dari famili Convolvulaceae yang umum
dibudidayakan, selain itu adapula kangkung darat (Ipomoea reptans) dan kangkung
air (Ipomoea aquatica), kangkung pagar atau biasa disebut kangkung hutan (Ipomoea
fistulosa), Ipomoea triloba, dan rincik bumi (Ipomoea quamoqlit) yang tumbuh liar
(Tina, 2010).
Tanaman ini tumbuh menjalar pada permukaan tanah, dengan panjang tanaman yang
dapat mencapai 3 meter. Pada dasarnya akar ubi jalar ungu dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu akar penyerap hara di dalam tanah disebut akar sejati (akar serabut) dan
akar tunggang warna putih, penyimpan energi hasil fotosintesis, yang dapat
Bantuk batang ubi jalar adalah membulat. Warna batang dominan hijau,
kuning, ungu dan kombinasi dari ketiganya. Pada permukaan batang yang masih
muda terdapat rambut menyerupai bulu yang halus, tetapi cenderung rontok seiring
batang, diantaranya kesuburan tanah, suhu dan air. Tetapi faktor genetik merupakan
Bunga ubi jalar ungu termasuk bunga majemuk, yang berbentuk terompet
diketiak daun, kelopak bentuk lonceng, bertaju lima, daunnya berwarna hijau,
panjang daunnya 3-5 cm dan lebar bagian ujung antara 3-4 cm. Daun melekat pada
8
mahkota, mahkota bunga bentuk coron yang berwarna putih atau lembayung muda,
Ubi jalar dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Salah satu
faktor utama yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman ubi jalar adalah
keadaan tanah, letak geografi tanah, tofografi tanah dan sifat tanah (Handawi, 2010).
Ditinjau dari sisi permintaan, permintaan ubi jalar di pasar domestik terus
meningkat baik dalam bentuk konsumsi segar maupun olahan sebagai akibat
panen dan pengolahan berbahan baku ubi jalar. Di masa datang, permintaan industri
pengembangan pangan lokal. Dalam hal ini tepung serealia dan umbi-umbian lokal
dapat mensubtitusi terigu dan tepung beras sampai 20-50 persen untuk pembuatan
C (Js& Cahyono, 2012). Tetapi ubi jalar masih mampu tumbuh pada suhu toleran
minimum 16o C dan Maksimum 40o C tetapi dengan hasil yang kurang baik (Js &
Cahyono, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh (Gajanayake, et al., 2014) dalam
jurnal yang ditulis bahwa suhu dasar untuk ekspansi daun adalah 15.5 oC dan suhu
optimum untuk petumbuhan biomassa batang adalah 30.1 oC. Suhu yang rendah dapat
Pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses
9
rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Definisi tersebut
atau bahan organik dari pada kadar haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi
pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam
Pupuk organik juga dapat berbentuk limbah, salah satu limbah pertanian
adalah janjang kelapa sawit. Limbah tersebut dapat digunakan dengan berbagai
bentuk, misalnya berupa abu. Pemberian limbah pertanian dalam bentuk abu dapat
hara yang terkandung didalam abu relative lebih cepat tersedia bagi tanaman. Selain
Ikhsan, A. 2015).
Salah satu pupuk organik yang mengandung unsur K yang tinggi adalah abu
janjang kelapa sawit dapat digunakan sebagai salah satu ameliorant di tanah karena
mempunyai kandungan unsur hara yang lengkap baik makro maupun mikro,
diantaranya 40% K2O, 7% P205, 9% CaO, 3% MgO, 1. 200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn,
400 ppm Zn dan 100 ppm Cu, mampu meningkatkan pH tanah dan memiliki
kejenuhan basa yang tinggi (Rizal, S., Maftuh, K., Sutrisno. 2018). Abu janjang
kelapa sawit berasal dari limbah padat yang telah mengalami pembakaran pada suhu
tinggi (insenerasi pada suhu 6000c) didalam insenerator dipabrik kelapa sawit dan
10
juga bisa dilakukan melalui pembakaran secara manual (Ryadi, R., Sampoerno dan
Al Ikhsan, A. 2015).
Janjang kosong kelapa sawit merupakan limbah dengan volume yang paling
banyak dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada pabrik kelapa sawit
yang mencapai 21% dari TBS yang diolah. Janjang kosong kelapa sawit bila dibakar
akan menghasilkan abu sebanyak 1,65% dari janjang kosong. Abu hasil pembakaran
ini belum dimanfaatkan secara optimal karena masih belum besarnya keinginan
petani dalam memanfaatkan pupuk buatan pabrik dan juga harganya yang mahal,
Abu janjang kelapa sawit dapat meningkatkan kesuburan tanah terutama hara
tanah, karena unsur hara yang dikandungnya dapat terekstraksi dengan air sehingga
dapat mudah diserap oleh tanaman, sedangkat sifat alkalisnya dapat meningkatkan
pH tanah dan unsur lain, dapat meningkatkan kadar air garam yang terlarut dalam
tanah. Abu janjang kelapa sawit memiliki dua peran, yakni sebagai bahan organik
yang dapat menurunkan keasaman tanah dan kandungan hara yang dikandungnya
mudah tersedia bagi tanaman (Rizal, S., Maftuh, K., Sutrisno. 2018).
semusim pembagian dosisnya perlu di perhatikan. Abu janjang kelapa sawit juga
memudahkan ketersediaan unsur hara didalam tanah bagi tanaman, karena ekstrak
abu janjang kelapa sawit mudah larut didalam tanah apabila di introgasikan dengan
pupuk akan mempermudah dan mempercepat tanaman menyerap unsur hara ( Hayati
dkk, 2010).
pemberian abu janjang kelapa sawit sebanyak 3 kg/ plot (15ton/ha) berpengaruh
11
nyata terhadap jumlah umbi per tanaman, produksi umbi pertanaman, produksi umbi
pemberian abu janjang kelapa sawit dengan dosis 120 kg/ha dapat meningkatkan
Selain pupuk organik padat, pada penelitian ini juga menggunakan pupuk
organik berbentuk cair, pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini
adalah POC NASA yang merupakan pupuk organik lengkap. POC NASA digunakan
dengan cara disemprotkan pada bagian tanaman seperti, bagian bawah daun,
permukaan daun, ranting, dan batang tanaman hingga cukup basah (merata).
Kandungan unsur hara dalam pupuk organik cair POC NASA adalah N, P2O5, K2O
± 0,18 %, C organik lebih dari 4 % zn 41,04 ppm, Cu 8,43 ppm, Mn 2,42 ppm, Co
2,54 ppm, Fe 0,45 ppm, S 0,12 %, Ca 60,40 ppm, Mg 16,88 ppm, Cl 0,29 %, Na 0,15
%, B 60,84 ppm, Si 0,01 %, Al 6,38 ppm, NaCl 0.98 %, Se 0,11 ppm, Cr < 0,06
ppm, Mo < 0,2 ppm, V <0,04 ppm, So4 0,35%, pH 7,9 C/N, ratio 76,67 %, lemak
Pupuk organik cair POC NASA adalah pupuk organik cair hasil penemuan
yang luar biasa dalam dunia pertanian. Berdasarkan penelitian pupuk organic POC
NASA dapat memenuhi nutrisi pada tanaman antara lain : Unsur Hara Makro dan
Mikro, Zat Pengatur Tumbuh serta Mikro organisme tanah. Pupuk POC NASA
sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman seperti, sayuran, Buah-buahan, tanaman
hias, padi, palawija dan lain-lain dalam membantu proses fotosintesis tanaman
dulunya keras 3) Melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah, sehingga dapat
dimanfaatkan oleh tanaman 4) Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur
mikro lengkap bagi tanaman 5) Dapat mengurangi jumlah penggunaan Urea, Sp-36,
dan KCl ± 12,5 % -25 %. 6) Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara
POC NASA merupakan bahan organik murni berbentuk cair dari limbah
ternak dan unggas, limbah alam dan tanaman, beberapa jenis tanaman tertentu yang
di proses secara alamiah. POC NASA berfungsi multiguna yaitu selain terutama
dipergunakan untuk semua jenis tanaman pangan (padi, palawija, dll) hortikultura
(Sayuran, buah, bunga) dan tanaman tahunan (Coklat, kelapa sawit) juga untuk
ternak/unggas dan ikan/udang. Kandungan unsur hara mikro dalam 1 liter POC
NASA mempunyai fungsi setara dengan kandungan unsur hara mikro 1 ton pupuk
konsistensi (kegemburan) tanah yang keras serta melarutkan SP-36 dengan cepat
(Kardinan, A. 2011).
kerontokan bunga dan buah. Aroma khas POC NASA akan mengurangi serangan
hama (insek). POC NASA akan memacu perbanyakan senyawa untuk meningkatkan
13
daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Jika serangan hama penyakit
melebihi ambang batas pestisida tetap digunakan secara bijaksana POC NASA hanya
(Kardinan, A. 2011).
pupuk organik cair NASA (4 cc/liter air) dan zat pengatur tumbuh hormonik (2
cc/liter air) merupakan konsentrasi yang lebih untuk mendapatkan kualitas dan
Universitas Islam Riau, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya Perhentian
Marpoyan Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ubi jalar
varietas Bima (Lampiran 2), abu janjang kelapa sawit, POC NASA, Furadan,
Dithane M-45, EM4, Decis, paku, seng plat, tali rafia, cat dan kuas. Alat yang
C. Rancangan Percobaan
Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah dosis
abu janjang kelapa sawit (A) terdiri dari 4 taraf perlakuan dan pemberian POC
NASA (P) terdiri dari 4 taraf perlakuan, sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan
dengan 3 ulangan maka ada 48 unit percobaan. Masing-masing unit terdiri dari 4
192 batang.
15
Faktor pemberian abu janjang kelapa sawit (A) terdiri dari 4 taraf yaitu:
Faktor pemberian POC NASA Sawit (P) terdiri dari 4 taraf yaitu:
Kombinasi perlakuan abu janjang kelapa sawit dan POC NASA dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Kombinasi perlakuan abu janjang kelapa sawit dan POC NASA
diperoleh lebih besar dari F tabel, maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jalur (BNJ)
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan lahan
Lahan yang akan dijadikan untuk penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari
rumput dan kotoran lain seperti sampah dan ranting-ranting yang akan
2. Pembuatan guludan
guludan dibuat sebanyak 48 guludan dengan jarak antar plot yaitu 50 cm.
dengan cangkul agar tanah yang menggumpal menjadi remah dan gembur.
Abu janjang kelapa sawit yang akan digunakan pada penelitian ini
didapatkan dari PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk, di Jl. Riau Ujung No 5,
Pekanbaru, Riau.
b. POC NASA
Pekanbaru.
pada denah penelitian (Lampiran 3). Ukuran label yang digunakan yaitu 10 x
20 cm
5. Pemupukan Dasar
6. Pemberian Perlakuan
yaitu dua minggu setelah tanam dengan cara disebar ketanah kemudian
abu janjang kelapa sawit, A1 : Abu janjang kelapa sawit 300 g /plot, A2 :
Abu janjang kelapa sawit 350 g /plot, dan A3 : Abu janjang kelapa sawit
400 g /plot.
b. POC NASA
Pemberian POC NASA dilakukan dua selama penelitian, yaitu dua minggu
setelah tanam dan 4 minggu setelah tanam dengan cara disiram ketanah
NASA 2 cc/ liter air, P2 : POC NASA 4 cc/liter air, dan P3 : POC NASA 6
cc/liter air).
7. Penanaman
tanaman ubi jalar dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 2-3 cm.
18
8. Pemeliharaan
a. Penyiraman
b. Penyiangan
9. Panen
dikatakan berhasil jika tiap satu bibit yang ditanam minimal menghasilkan 1
kg umbi. Secara umum, tanaman ubi jalar yang baik dan tidak terserang hama
akan menghasilkan umbi lebih dari 25 ton per hektar. Bahkan pada ubi jalar
varietas tertentu seperti kalasan bisa menghasilkan hingga 30-40 ton per ha.
Setelah dipanen, ubi jalar dicuci dan disortil kemudian masukkan dalam
E. Parameter Pengamatan
Adapun parameter pengamatan yang diambil adalah sampel pada setiap plot,
parameter meliputi:
Pengamatan umur panen dilakukan pada saat 50% jumlah dari populasi
dengan cara menghitung jumlah hari penanaman sampai panen. Data hasil
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk
tabel.
dengan cara menghitung berat bekas tanaman sampel yang masih segar,
20
penelitian ini dengan mengunakan analisis statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Dimana :
Yijr = Hasil pengamatan dari faktor A pada taraf ke-i dan faktor P pada taraf ke-j
(AP)ij = Pengaruh Interaksi antara taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor P
Eijr = Pengaruh eror/sisa dari satuan percobaan dari faktor A taraf ke - i dan taraf
Keterangan :
r = Banyaknya ulangan.
Faktor Faktor P
Ulangan Jumlah Rerata
A P0 P1 P2 P3
1 Y001 Y011 Y021 Y031
A0 2 Y002 Y012 Y022 Y032
3 Y003 Y013 Y023 Y033
Jumlah J00. J01. J02. J03. J0..
Rerata Y00. Y01. Y02. Y03. Y0..
1 Y101 Y111 Y121 Y131
A1 2 Y102 Y112 Y122 Y132
3 Y103 Y113 Y123 Y133
Jumlah J10. J11. J12. J13. J1..
Rerata Y10. Y11. Y12. Y13. Y1..
1 Y201 Y211 Y221 Y231
A2 2 Y202 Y212 Y222 Y232
3 Y203 Y213 Y223 Y233
Jumlah J20. J21. J22. J23. J2..
Rerata Y20. Y21. Y22. Y23. Y2..
1 Y301 Y311 Y321 Y331
A3 2 Y302 Y312 Y322 Y332
3 Y303 Y313 Y323 Y333
Jumlah J30. J31. J32. J33. J3..
Rerata Y30. Y31. Y32. Y33. Y3..
Jumlah Besar J.0. J.1. J.2. J.3. J...
Rerata Besar Y.0. Y.1. Y.2. Y.3. Y...
23
( j …) ²
FK =
h .u . r
( J 0. . ) ²+ ( J 1. . )2+ ( J 2. . )2 +( J 3. .)²
JKA = - FK
n.r
JK Sisa = JKT-JKA-JKP-JKAP
KTK
F.Hit A =
KTS
KTN
F.Hit P =
KTS
KTKN
F.Hit AP =
KTS
KK =
√ KTS X 100 %
Y…
Keterangan :
FK : Faktor Koreksi
24
KK : Kofisiensi Keragaman
terhadap parameter yang diamati maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata
Keterangan :
DB : Derajat Bebas
KT : Kuadrat Tengah
V. ANGGARAN BIAYA
B. Biaya lain-lain
Harga Satuan Harga
No Nama Bahan Kuantitas
(Rp) Keseluruhan (Rp)
1 Sewa Lahan 1 unit 25.000 25.000
2 Biaya proposal 10 proposal 20.000 200.000
3 Biaya tak terduga. Lain-lain 200.000 200.000
Subtotal (Rp) 425.000
A+B+C Total Anggaran 1.271.000
Terbilang: “Satu Juta Dua Ratus tujuh puluh satu Ribu Rupiah”
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Keterkaitan produksi, Perdagangan, dan Konsumsi Ubi Jalar untuk
Meningkatkan 30 Persen Partisipasi Konsumsi Mendukung Program
Penganekaragaman Pangan dan Gizi. http://pse.litbang.deptan.go.id. Diakses
tanggal 6 Oktober 2020
Apriliyanti, Tina. 2010. Kajian Sifat Fisikokimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu
Dengan Variasi Proses Pengeringan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Asmara, V.T., 2014. Peningkatan Kualitas Pasta Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas
L.) Varietas Ayamurasaki Melalui Proses Hidrolisis Enzimatis. Tesis. Institut
Pertanian Bogor.
BPS Riau. 2019. Data Produksi Tanaman Ubi Jalar 2016-2018. Riau
Ginting, E., Joko, S., Utomo, Yulifianti, R dan Yusuf, M. 2011. Potensi Ubi Jalar
Ungu Sebagai Pangan Fungsional. Iptek Tan. Pang. 6(1)
Hanan2, R. Ruarita R.K1, dan Achmad W.A3. Respon Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt.) Akibat Pemberian
Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair. Jurnal Triagro Vol 2 No.1 Januari – Juni
2017. Palembang
Irawan, A., 2014. Karakteristik Minuman Fermentasi Sari Ubi jalar Kuning
(Ipomoea batatas L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Kardinan, A. 2011. Pupuk Organik Cair Nasa. POC NASA. Com. Febuari, 2011
Mulyawanti, I., 2015. Optimasi Formula Pasta Ubi Jalar Ungu dengan Mixture
Design dan Penentuan Umur Simpannya. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Nurahmi, E. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Kubis Bunga Akibat Pemberian Pupuk
Organik Cair Nasa Dan Zat Pengatur Tumbuh Hormonik. Jurnal Agrista. 14
(3) : 08-83.
Ryadi, R. Sampoerno,. dan Al Ikhsan Amri. 2015. Uji Penggunaan Jenis Abu
terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elais queneensis Jacq) di pembibitan
utama. jurnal. JOM FAPERTA VOL. 3. NO. 1 Februari 2015. Universitas
Riau. Riau.
Yosi, Sharmila. 2017. Pengaruh Jenis Ubi Jalar, Suhu Dan Lama Penyimpanan
terhadap Karakteristik Pasta Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.). Skripsi.
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sriwijaya.
Zuraida, N. dan Supriati, Y. 2011. Usaha Tani Ubi Jalar Sebagai Bahan Pangan
Alternatif dan Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Buletin Agro Bio. 4(1): 13-
23.
28
http://www.litbang.pertanian.go.id/varietas/377/.
30
50 cm 0.5 m
50 cm
A2P1 A3P1 A0P2 A1P3
a c a b
S