Latar Belakang
jenis sayur yang mudah di budidayakan adalah tanaman pakcoy. Pakcoy merupakan
tanaman asli dari luar negeri, tanaman ini masih jarang dijumpai di daerah pedesaan,
Pakcoy ini sebenarnya tanaman yang hampir sama dengan tanaman jenis sawi, tetapi
pakcoy ini mempunyai ciri khas yaitu daunya lebih lebar dan besar, warnanya lebih
hijau dibandingkan dengan jenis sawi lainnya dan batangnya lebih keras (Wibowo,
2013).
mengandung mineral, vitamin A 3600 SI, vitamin B1 0,1 mg, vitamin B2 0,1 mg
dan vitamin C 74 mg, protein 1,8 g dan kalori 21 kal. Saat ini pakcoy dengan
tinggi, namun kualitas dan kuantitas yang ada di pasar saat ini masih beragam.
Lahan gambut tropis meliputi areal seluas 40 juta ha dan 50% di antaranya
lahan gambut untuk pertanian, khususnya tanaman hortikultura (sayuran dan buah-
buahan) banyak dikenal pada wilayah transmigrasi dan secara terbatas pada
beberapa wilayah lokal yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi (Noor,
2001).
Gambut terbentuk dari akumulasi bahan organik yang berasal dari sisa-sisa
yang selalu jenuh air dengan drainase terhambat, sehingga proses dekomposisi
terjadi sangat lambat (Subagyo et. al, 2000 dalam CCFPI, 2003).
yaitu gambut fibrik, hemik dan saprik. Bila dilihat volume seratnya, fibrik memiliki
serat 2/3 volume, hemik 1/3 - 2/3 volume dan saprik kurang dari 1/3 volume (Noor,
2001).
Lahan gambut dicirikan oleh genangan karena pengaruh gerakan pasang surut
pada rawa pasang surut dan genangan akibat pengaruh curah hujan dan banjir
kiriman dari daerah terestarial khususnya pada rawa lebak. Oleh karena itu maka
lahan dan pengelolaan air. Penataan lahan dengan model surjan memberikan
peluang bagi pengembangan sayuran di lahan gambut. Bentuk dan ukuran surjan
disesuaikan dengan sifat-sifat tanah fisik lingkungan seperti tipe luapan, tipologi
3
lahan dan tinggi genangan pada lahan gambut serta kemampuan petani (Noor,
2001).
sifat kering tidak dapat balik (irreversible drying); kemasaman tanah yang tinggi
(pH rendah); rendahnya tingkat kesuburan dan pengaturan tata air. Menurut Noor et
al. (2013), apabila lahan gambut dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya maupun
melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akar dapat berupa pupuk organik
mupun anorganik dengan tujuan untuk menambah unsur hara ke dalam media
unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pemberian pupuk
daun dimaksudkan untuk melengkapi unsur hara yang diberikan melalui tanah
N, P, dan K yang cukup. Oleh karena itu pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya
4
atau dolomit, fosfat alam), pupuk organik dan anorganik (Noor, 2001).
utama penyusunnya, pupuk terbagi dua yaitu: pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik dapat berupa pupuk padat dan cair. Pupuk cair umumnya hasil
ekstrak bahan yang sudah dilarutkan dengan pelarut seperti air. Aplikasi pupuk cair
biasanya dilakukan dengan menyemprotkan pupuk ke daun tanaman dan dapat juga
organik cair antara lain mempunyai jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan
air lebih banyak, mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai
pengatur tumbuh. Pupuk organik cair lebih mudah tersedia, tidak merusak tanah dan
langsung digunakan oleh tanaman, selain itu dapat diberikan melalui akar maupun
daun tanaman karena unsur haranya sudah terurai sehingga mudah diserap oleh
tanaman.
aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara
tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah
tanaman. Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya adalah untuk
Salah satu bahan untuk pembuatan pupuk organik cair yang mudah didapat
dan berlimpah serta biaya relatif murah adalah limbah dari kulit nanas. Limbah kulit
Tengah yang memang sudah menjadi daerah sentra nanas sejak sekitar 50 tahun
yang lalu. Menurut Laporan Badan Restorasi Gambut (2016), di Kabupaten Kapuas
terdapat berbagai macam olahan berbahan dasar nanas, yaitu selai, kripik, dan
lainnya yang di produksi setiap hari. Banyak sekali kulit buah nanas hanya dibuang
dan dibiarkan begitu saja hingga menjadi tumpukan sampah. Limbah industri dari
kulit nanas ini juga dapat digunakan sebagai pupuk untuk pertanaman yang dapat
dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijana (1991), kulit nanas mengandung 81,72
% air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula
reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut
Penentuan dosis pupuk cair berdaarkan hasil dari penelitian Fadli (2017),
bahwa konsentrasi pupuk organik cair dari limbah cair nanas meningkatkan
pertumbuhan, hasil dan kualitas pakcoy dengan konsentrasi terbaik 150 ml/L air.
konsentrasi POC dari limbah kulit nanas pada tanaman pakcoy di lahan gambut.
6
Rumusan Masalah
1. Apakah pemberian beberapa konsetrasi pupuk cair kulit nanas akan berpengaruh
2. Apakah ada konsentrasi pupuk cair kulit nanas yang memberikan pertumbuhan
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
2. Ada konsentrasi pupuk cair kulit nanas yang memberikan pertumbuhan dan hasil
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi
kepada masyarakat bahwa limbah kulit nanas bisa dijadikan sebagai pupuk organik
cair khususnya tanaman pakcoy di tanah gambut dan diharapkan bisa dijadikan
termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih se
famili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di
2014).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Daun - daun pakcoy halus (tidak berbulu) dan tidak mampu membentuk
krop (telur). Daun Pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan
mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar,
tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun,
berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi
9
15–30 cm. Pakcoy mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanah di
jenis sayur sawi yang mudah diperoleh dan cukup ekonomis. Saat ini pakcoy
dalam polibag. Media tanam dapat dibuat dari campuran tanah dan kompos dari
Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang bersuhu panas maupun
bersuhu dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran
tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di
dataran tinggi (Setiawan 2014). Daerah yang baik ditanami pakcoy terletak pada
ketinggian 1.000 dpl walaupun secara umum sangat baik tumbuh di ketinggian
100 – 500 dpl. Tanaman Pakcoy umumnya sangat baik jika ditanam di daerah
yang berhawa sejuk dan lembab serta kisaran suhu antara 150 – 250 C (Rukmana,
1994). Pertumbuhan pakcoy yang baik membutuhkan suhu udara berkisar antara
19oC – 21oC. Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman pakcoy
berkisar antara 80% - 90%. Apabila lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap
hujan yang sesuai untuk budidaya tanaman pakcoy adalah 200 mm/bulan. Pakcoy
membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan, akan tetapi tanaman ini juga
tidak senang pada air yang tergenang, hal ini dapat menyebabkan tanaman mudah
nitrogen. Kebutuhan pupuk per hektar yaitu 300kg urea (138kg N), 200kg SP-36
Tanah Gambut
Secara alami, tanah gambut terdapat pada lapisan tanah paling atas. Di
bawahnya terdapat lapisan tanah aluvial pada kedalaman yang bervariasi. Disebut
sebagai lahan gambut apabila ketebalan gambut lebih dari 50 cm. Dengan
demikian, lahan gambut adalah lahan rawa dengan ketebalan gambut lebih dari 50
Secara umum, gambut yang berasal dari tumbuhan berbatang lunak lebih
subur dari pada gambut yang berasal dari tumbuhan berkayu. Gambut yang lebih
matang lebih subur dari pada gambut yang belum matang. Gambut yang mendapat
11
luapan air sungai atau air payau lebih subur dari pada gambut yang hanya
memperoleh luapan atau curahan air hujan. Gambut yang terbentuk di atas lapisan
liat/lumpur lebih subur dari pada gambut dalam (Najiyati et al., 2005).
Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah yang kaya bahan
penyusup tanah gambut terbentuk dari sisa – sisa tanaman yang belum melapuk
sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan miskin hara. Dalam klasifikasi,
tanah gambut dikelompokkan dalam ordo Histosol. Menurut sistem klasifikasi ini,
1. Jika dalam keadaan jenuh air dengan genangan dalam periode yang lama dan
a. 18% bobot karbon organik (setara dengan 30% bahan organik) atau lebih
b. 12% bobot karbon organik (setara dengan 30% bahan organik) atau lebih
c. 12% + (lempung dengan kelipatan 0,1 kali) persen bobot karbon organik
2. Jika tidak pernah tergenang, kecuali beberapa hari dan mengandung 20% bobot
Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk lanjut dan
bahan asalnya tidak dikenali, berwarna coklat tua sampai hitam, dan bila
bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas
asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas >75%
Gambut eutrofik adalah gambut yang subur yang kaya akan bahan mineral
dan basa-basa serta unsur hara lainnya. Gambut yang relatif subur
biasanya adalah gambut yang tipis dan dipengaruhi oleh sedimen sungai
atau laut.
Gambut oligotrofik adalah gambut yang tidak subur karena miskin mineral
dan basa-basa. Bagian kubah gambut dan gambut tebal yang jauh dari
Karakteristik Fisik
pertanian meliputi kadar air, berat isi (bulk density, BD) daya menahan beban
dengan konservasi tanah gambut adalah kadar air serta kapasitas memgang air.
Kadar air tanah gambut berkisar antara 100 – 1.300% dari berat keringnya (13 kali
kematangan dan kandungan bahan mineral, dimana semakin matang dan semakin
tinggi kandungan bahan mineral maka BD akan semakin besar dan tanah gambut
peralatan mekanisasi karena tanahnya yang empuk. Sifat fisik tanah gambut
lainnya adalah sifat mengering tidak balik. Gambut yang telah mengering, kadar
air <100% (berdasarkan berat), tidak bisa menyerap air lagi kalau
dibasahi.Gambut yang mengering ini sifatnya sama dengan kayu kering yang
mudah hanyut dibawa aliran air dan mudah terbakar dalam keadaan kering (Agus
et al., 2008).
14
Karakteristik Kimia
kandungan mineral, ketebalan, jenis mineral pada substratum (di dasar gambut),
umumnya kurang dari 5% dan sisanya adalah bahan organik. Fraksi organik
terdiri dari senyawa – senyawa humat sekitar 10 hingga 20% dan sebagian besar
kayuan, oleh karena itu komposisi bahan organiknya sebagian besar adalah lignin
nutrisi. Produk ramah lingkungan ini, selain mengandung unsur hara esensial,
penyakit, sehingga akar, batang, daun dan bunga akan tumbuh dan berkembang
15
secara baik dan optimal. Pupuk organik cair memiliki kandungan hara yang
bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa–senyawa organic
lain. Nutrisi yang terdapat dalam pupuk organik cair sebagian besar terdiri atas
gugus gula sederhana dan protein dengan reaksi lanjutan berupa asam amino,
asam organik, vitamin, hormon pertumbuhan (auxin dan giberlin) yang terdiri dari
unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk
lain.
16
9) Menekan biaya produksi dan penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50%.
Bahan pupuk organik cair yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah
berasal dari limbah kulit nanas yang banyak terbuang sia – sia oleh masyarakat.
Kulit Nanas
Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan tunas. Kulit nanas
13,65%, 0,02 % lemak, abu 0,48%, serat basah 1,66%, dan serat kasar 20,87%.
Kandungan karbohidrat dan gula cukup tinggi dalam kulit dan bongol nanas
(Wijana, 1991).
Secara ekonomi kulit nanas masih bermanfaat untuk diolah menjadi pupuk.
gula yang cukup tinggi. Pada limbah kulit nanas diduga terdapat senyawa
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik,
alkaloid. Selain pada daun, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji,
ranting, dan kulit kayu. Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum
17
pembuatan pupuk organik cair melalui proses pengomposan dan ekstraksi untuk
lainnya, yang diduga dapat berperan sebagai zat perangsang tumbuh (ZPT)
Menurut hasil penelitian Winarti (2013), pupuk organik cair yang berasal
dari 1 L larutan kulit nanas + EM4 10 ml + gula merah 100 gram merupakan
kandungan unsur hara tertentu. Lebih lanjut hasil penelitian Susi (2018), larutan
kulit nanas yang ditambahkan air kelapa, air cucian beras dan gula merah
adalah Phosphat (23,63 ppm), Kalium (8,25 ppm), Nitrogen (1,27 %). Menurut
kombinasi limbah kulit nanas dan eceng gondok maka semakin tinggi pula
parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot
Bahan
yang akan dijadikan sebagai bahan tanam. Deskripsi varietas dapat dilihat pada
lampiran 1.
pupuk organik cair yang di peroleh dari Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah.
Air cucian beras. Air cucian beras sbanyak 6 L digunakan sebagai bahan
Gula aren. Gula aren sebanyak 3,6 digunakan sebagai sebagai bahan
Air sumur. Air sumur digunakan sebagai pelarut pupuk organik cair kulit
nanas.
Tanah gambut. Tanah gambut digunakan sebagai bahan media tanam, yang
didapat di desa Sukamaju, Landasan ulin barat, Liang anggang kota Banjarbaru.
19
Alat
30x30cm.
Gelas ukur. Gelas ukur digunakan untuk mengukur dosis cairan pupuk
Pisau dan talenan. Pisau dan talenan digunakan untuk mencincang kulit
Kamera dan alat tulis. Kamera dan alat tulis digunakan untuk
Metode penelitian
dengan perlakuan konsentrasi pupuk organik cair kulit nanas sebanyak 6 (enam)
polybag (tanaman).
Adapun taraf perlakuan konsentrasi pupuk organik cair kulit nanas yang
terdiri dari :
p0 : Kontrol
Pelaksanaan penelitian
berlangsung dari bulan Juli sampai bulan September 2019,mulai dari persiapan
Larutan dari kulit nanas diperoleh dengan cara memblender kulit nanas
sampai menghasilkan larutan. Pada saat memblender limbah kulit nanas dibantu
dengan mencampur sedikit dengan air sumur agar mempermudah alat blender
dari bahan plastik. Hasil saringan ditempatkan pada wadah ember plastik sebagai
larutan penelitian. Kemudian ditambahkan EM4, air kelapa, air cucian beras dan
gula aren. Semua bahan diaduk sampai tercampur rata dan tutup wadah ember
dengan penutup dan diberi lubang untuk aerasi. Semua bahan kemudian
Sebelum ditanam, benih perlu disemai terlebih dahulu, proses semai diawali
dengan penyiapan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1. Masukkan media semai berupa campuran tanah dan pupuk
kandang kedalam tray semai kemudian siram air dengan cara di semprot secara
merata. Setelah itu buat lubang semai sedalam 0,5 cm, masukkan satu benih pada
Media tanam yang digunakan pada peneltian ini adalah tanah gambut yang
telah dicangkul, dibersihkan dan digunakan sebanyak 5kg pada masing – masing
seperti pupuk urea, SP-36 dan KCL diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan
dosis pupuk urea sebanyak 0,1725 g, SP-36 sebanyak 0,09 g, dan KCL sebanyak
Penanaman
HSS (Hari Setelah Semai) atau daunnya berjumlah sekitar 4-5 helai. Setelah
bibit yang dipilih yaitu bibit yang baik dengan batang yang tumbuh tegak, daun
yaitu pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 hari setelah tanam (HST) dengan cara
Pemeliharaan
penyulaman untuk menggantikan tanaman yang layu, mati atau tidak tumbuh.
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari disesuaikan dengan kondisi tanah
dan curah hujan. Sedangkan untuk penyiangan dilakukan apabila ada gulma di
sekitar tanaman dengan cara mencabut gulma yang berada diantara sela-sela
tanaman.
menangani hama ulat dan pengendalian hayati. Adapun hama yang biasa
menyerang pada tanaman pakcoy adalah ulat grayak (Spodoptera litura), ulat
perusak daun (Plutella xylostella), dan kutu daun (Aphids sp.). Penyakit yang
24
biasa menyerang pada tanaman pakcoy adalah penyakit busuk daun (Phytoptora
sp.)
Panen
Tanaman pakcoy dipanen pada umur 30 hari setelah pindah tanam (HSPT).
Ciri - cirinya yaitu daun pakcoy dewasa berbentuk oval melebar, tangkai daunnya
bewarna hijau cerah, bentuknya relatif pendek. Pakcoy dapat dipanen dengan
mencabut seluruh bagian tanaman. Tanaman pakcoy yang dipanen adalah yang
memiliki daun yang tumbuh subur dan bewarna hijau segar, serta pangkal daun
tampak sehat.
Pengamatan
hingga bagian ujung tanaman, dihitung dari hari ke 7, 14, 21, dan 28 hari setelah
tanam (HST).
banyaknya daun dari hari ke 7, 14, 21, dan 28 hari setelah tanam (HST) hingga
tanaman dipanen. Daun yang dihitung adalah daun yang pada saat kondisi
Bobot segar atas tanaman total (g). Bobot segar atas tanaman total
ditimbang mulai pangkal batang sampai ujung daun pada saat panen dengan
Bobot kering atas tanaman total (g). Bobot kering atas tanaman total
dihitung mulai dari pangkal batang sampai ujung daun setelah pengovenan
sampai berat konstan pada suhu 80ºC dengan menggunakan timbangan neraca
analitik.
Berat segar akar total (g). Berat segar akar total ditimbang pada saat panen
Berat kering akar total (g). Bobot kering akar total dihitung setelah
Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh beberapa dosis pupuk organik cair
kulit nanas terhadap variabel yang diamati digunakan analisis ragam, sebelumnya
dilanjutkan dengan analisis ragam Anova. Tetapi jika tidak homogen, maka
analisis ragam. Analisis ragam untul RAL 1 faktor dapat dilihat pada Tabel 1.
Dimana :
j = 1,2,3,4 (ulangan)
26
Yij = Respon satuan percobaan yang menerima perlakuan takaran POC kulit nanas
ke-i pada ulangan ke-j
Ɛij = Tambahan karena pengaruh galat acak pada perlakuan takaran POC kulit
nanas ke-I dan ulangan ke- j
dalam uji F perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata, maka akan
dilanjutkan denganuji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk mengetahui
software Minitab.
Lampiran 1. Deskripsi Varietas Pakcoy
Tinggi tanaman : 25 – 28 cm
Panjang daun : 17 – 20 cm
Lebar daun : 13 – 16 cm
Hasil : 37 – 39 ton/ha
Peneliti : Gung Won Hee (PT. East West Seed`Thailand), Tukiman Misidi,
Abdul Kohar (PT. East West Seed`Indonesia)
NOMOR : 390/Kpts/SR.120/1/2009
Fermentasi
U
20 P4(2) P2(1)
P0(2) P1(1) P5(3) P3(3)
25cm
P2(3) P4(4) P3(2) P0(4) P4(1) P0(1)
25cm
S
P2(2) P0(3) P3(1) P4(3) P5(4) P1(4)
P0 : Kontrol
Diketahui :
= 400.000.000 g 400.000 kg
5 kg
x 138 kg = 0,001725 kg 0,1725 g
400.000 kg
5 kg
x 72 kg=0,0009 Kg 0,09 g
400.000 kg
5 kg
x 100 kg=0,00125 kg 0,125 g
400.000 kg