Anda di halaman 1dari 5

BIOMA, Desember 2010 ISSN: 1410-8801

Vol. 12, No. 2, Hal. 44-48

Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk Organik Cair tehadap


Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L)

Setiyowati, Sri Haryanti dan Rini Budi Hastuti


Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan FMIPA Undip

Abstract

Shallot is one an important of vegetable comodity, both in economic value and nutrition ingredients. One of
an effort to support the increasing of shallot yield with plantation technology by giving organic liquid fertilizer. The
experiment we studied to find out the effect of organic liquid fertilizer with different consentration on yield of
shallot. The experiment used Completely Randomized Design consisted 6 consentration of organic liquid fertilizer 0
ml/L (P0), 1 ml/L (P1), 2 ml/L (P2), 3 ml/L (P3), 4 ml/L (P4), 5 ml/L (P5) with 4 replication. The results show that
consentration of 4 ml/L organic liquid fertilizer is increas the number of bulb and consentratin of 5 ml/L is increas in
tuber wet weight.

Key words : organic liquid fertilizer, production, shallot

Abstrak
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting, baik dilihat dari nilai
ekonomisnya yang tinggi maupun kandungan gizinya. Salah satu usaha untuk menunjang peningkatan produksi
bawang merah adalah melaui teknologi budidaya dengan pemberian pupuk organik cair. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap produksi bawang merah dengan konsentrasi yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 6 konsentrasi pupuk organik cair yaitu 0 ml/l (P0),
1 ml/l (P1), 2ml/l (P2), 3 ml/l (P3), 4 ml/l (P4), 5 ml/l (P5) masing-masing dengan 4 ulangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 4 ml/l dapat meningkatkan jumlah umbi, sedangkan konsentrasi
5 ml/l dapat meningkatkan berat basah umbi.

Kata kunci : pupuk organik cair, produksi, bawang merah

PENDAHULUAN Usaha peningkatan produksi pertanian


Bawang merah (Allium ascalonicum L) hortikultura tidak lepas dari peranan pupuk
merupakan salah satu komuditas sayuran yang sebagai bahan penyubur. Hal yang mungkin belum
mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik tercapai dengan baik adalah meningkatkan
dilihat dari nilai ekonomisnya maupun kandungan efisiensi penggunaannya. Pengunaan ini perlu
gizinya yang tinggi. Meskipun bukan merupakan ditingkatkan karena salah satu faktor yang
kebutuhan pokok namun tidak dapat dihindari oleh membatasi produksi tanaman adalah unsur hara.
konsumen bahwa keberadaaannya sebagai bumbu Pupuk dapat digunakan untuk mencapai
pelengkap sangat diperlulan karena banyak keseimbangan hara bagi pertumbuhan tanaman,
mengandung vitamin B dan C. selain itu bawang sehingga dapat mencapai produksi yang optimal
merah juga digunakan sebagai obat tradisionil (Setyamidjaja, l986). Pupuk cair merupakan
seperti menyembuhkan luka atau infeksi, pupuk yang dibuat ddari bahan baku kotoran
memperbaiki pencernaan dan menghilangkan ternak, kompos, limbah alam dengan kandungan
lendir di tenggorokan (Rukmana, l994). unsur hara lengkap. Pupuk ini mempunyai
Bawang merah di Indonesia telah lama kelebihan diantaranya adalah memperbaiki sifat
dibudidayakan oleh petani secara komersil, dimana fisik , kimia dan biologi tanah, meningkatkan
sebagian besar hasil produksinya ditujukan untuk kondisi lingkungan yang baik untuk pertumbuhan
memenuhi permintaan pasar. tanaman, mengurangi dosis pemakaian pupuk
Setiyowati, Sri Haryanti dan Rini Budi Hastuti

kimia sampai 25%, aman bagi petani dan ramah Menurut Sutejo (l995) produksi merupakan
lingkungan. hasil tanaman yang dapat dipanen per luasan tanah
Bawang merah selama pertumbuhannya tertentu. Produksi tanaman juga merupakan
memerlukan unsur hara seperti N, P, K, Ca, Mg biomasa yang dibentuk oleh tanaman selama masa
dan Na. Unsur hara tersebut dapat diperoleh hidupnya atau selama masa tertentu yang
dengan pemberian pupuk organik dan anorganik. digunakan untuk mempentuk bagian-bagian
Menurut Asandhi dan Koestoni (l990) dosis tubuhnya. Biomasa tanaman meliputi semua bahan
pemupukan bawanng merah di tingkat petani tanaman yang secara umum berasal dari hasil
cukup tinggi dan tanpa penggunaan pupuk fotosintesis, serapan unsur hara dan air yang diolah
anorganik. Penggunaan pupuk anorganik yang melalui proses biosintesis. Pengukuran biomasa
tinggi secara terus menerus jika tidak diimbangi total tanaman dengan penimbangan berat basah
pupuk organik akan merusak sifat fisik dan kimia dan berat kering tanaman merupakan parameter
tanah dan merusak kehidupan mikroorganisme paling baik digunakan sebagai indikator
tanah (Indriani, l999). pertumbuhan dan produksi. Selain itu bahan kering
Pupuk organik cair dapat dipergunakan tanaman dipandang sebagai manifestasi dari semua
untuk semua jenis tanaman hortikultura dengan proses dan peristiwa yang terjadi dalam
konsentrasi 1-2 cc yang dilarutkan dalam ½ pertumbuhan tanaman. Produksi bawang merah
sampai 1 liter air yang disiramkan lewat tanah atau diukur setelah dilakukan pemanenan dengan
daun setiap 2-4 minggu sekali (Anonim, 2000). parameter jumlah anakan dan berat basah umbi.
Dengan melihat beberapa kelebihan dari pupuk Kemasakan umbi dapat dilihat dari keadaan fisik
organik cair ini dimana salah satunya dapat tanaman maupun umbi. Umur tanaman yang sudah
mengurangi pupuk kimia, maka perlu dilakukan dapat dipanen adalah 60-70 hari setelah tanam.
inovasi teknologi pemakaiannya dengan biaya Pemupukan yang biasa dan kebanyakan
yang murah. dilakukan petani sampai sekarang hanya melalui
Sampai saat ini varietas bawang merah tanah, sehingga unsur hara tersebut diserap oleh
cukup banyak, bahkan telah menjadi tanaman likal akar tanaman dan ditransformasi menjadi bahan-
dan berkembang di berbagai daerah misalnya bahan yang berguna bagi pertumbuhan.
Bima Brebes, Sumenep, lampung, maja, Medan, Sesungguhnya tidak saja akar tetapi bagian
Ampenan, yang satu dan lainnya tampak tanaman lainpun seperti daun dan batang dapat
perbedaaanya pada bentuk dan warnanya, ukuran, menyerap unsur-unsur yang kita semprotkan. Jadi
kekenyalan, aroma, umur serta ketahanan tanaman pemupukan dapat dilakukan dengan jalan
terhadap penyakit dan hujan (Samadi dan menyemprotkan pupuk melalui daun yang
Cahyono, l996, Rahayu dan Berlian, l994). berbentuk cair. Masuknya unsur hara yang
Kualitasnya ditentukan oleh warna merah cerah, dikandung pupuk cair ke dalam tanaman melaui
kepadatan umbi serta bau yang sedap/harum. mikropores daun terutama lewat penetrasi kutikula
Bawang merah dapat tumbuh di dataran dan stomata. Keuntungan pemupukan lewat daun
rendah sampai tinggi yaitu 0-900 m dpl. Suhu adalah menghindari larutnya unsur hara sebelum
udara yang ideal untuk tanaman bawang merah didapat oleh akar, atau mengalami fiksasi dalam
adalah 250- 300C, namun masih toleran pada susu tanah yang berakibat tidak dapat diserap lagi oleh
220C, kelembaban udara nisbi 80%-90% akan tanaman, absorbsi hara oleh sel daun lebih cepat
memacu perkembangan produksinya. Curah hujan dan efektif unruk menanggulangi kekurangan
yang sesuai adalah 300-2500 mm per tahuun, unsur mikro (Tisdale and Nelson, 1975).
dengan intensitas sinar matahari penuh, dengan Pupuk organik cair mengandung 13 jenis
derajad keasaman tanahnya sekitar 5,5-6,5. Angin unsur makro dan mikro yang mutlak dibutuhkan
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap oleh semua tanaman. Pupuk ini dilengkapi juga
kondisi tanah dan secara tidak langsung asam humat dan fulvat. Menurut Rao (1994), asam
mempengaruhi pertumbuhannya. Pada tanah yang humat dan fulvat melupakan fraksi utama yang
becek pertumbuhan tanaman bawang merah akan diperoleh dari humus. Asam humat membentuk
kerdil sehingga produksi umbinya menjadi busuk. bagian terbesar dari kompleks humus dan
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk Organik Cair

dianggap sebagai polimer senyawa aromatik. (anova) dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan
Asam fulvat merupakan bagian yang terlarut dari taraf 5 %.
bahan organik tanah yang bersifat basa maupun
asam dan mengandung karbohidrat dan protein. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rata- rata jumlah umbi, diameter umbi, berat
BAHAN DAN METODE basah umbi dan berat kering umbi bawang
Penelitian ini menggunakan rancangan acak merah setelah pemberian pupuk organik cair.
Perlakuan
lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa Parameter
P0 P1 P2 P3 P4 P5
konsentrasi. Penelitian terdiri dari 6 perlakuan Jumlah a a a a b
7,00 7,00 7,00 7,50 10,5 9,75a
yaitu : konsentrasi pupuk organik cair 0 ml/l, 1 umbi
ml/l, 2 ml/l, 3 ml/l, 4ml/l dan 5 ml/l. Masing- Diameter
1,14a 1,08a 1,16a 1,21a 1,23a 1,22a
masing perlakuan dengan 4 ulangan. umbi
Berat
Bahan bibit tanaman bawang merah diambil basah 10,30a 10,00a 10,78a 11,33a 12,60ab 14,35b
dari KUD Brebes varietas Bima yang telah umbi
disimpan 3 bulan dan beratnya sekitar 5 g per Berat
umbi. Sehari sebelum tanan bibit dipotong kering 6,28a 6,68a 7,53a 8,10a 9,00a 10,60a
umbi
ujungnya untuk merangsang pertumbuhannya.
Keterangan : Angka rata-rata pada baris yang sama
Sehari sebelum tanam media pada polibag disiram
yang diikuti huruf yang sama
pupuk organik cair masing-masing sesuai dengan menunjukkan berbeda tidak nyata pada
konsentrasi tersebut, lalu bibit ditanam dengan uji Duncan taraf kepercayaan 95%.
cara dibenamkan. Pada saat tanaman umur 2, 4 dan
6 minggu setelah tanam dilakukan penyemprotan 16
14,35
pada daun sesuai konsentrasi di atas dengan 14
12,6
volume l00 ml/tanaman. Pemupukan dengan 12
10,3
10,78
11,33
10,5 10,6
10
pupuk anorganik dilakukan sama seluruh tanaman 10
8,1
9
9,75

dikurangi sebanyak 25% nya dari urea 2,5 8 7


6,28
7 6,68 7
7,53 7,5

g/tanaman (menjadi 1,9 g/tanaman), TSP 1,5 6

g/tanaman (menjadi 1,13 g/tanaman), KCl 1 4

2 1,14 1,16 1,21 1,23 1,22


g/tanaman (menjadi 0,75 g/tanaman). Perlakuan 1,08

0
tersebut menjadi sbb : P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
P0 : Pupuk anorganik 75% tanpa penmberian
Jumlah umbi Diameter umbi Berat basah umbi Berat kering umbi
pupuk organik cair
Pl : Pupuk anorganik 75% ditambah pupuk Gambar 1. : Histogram rata-rata jumlah umbi, diameter
umbi, berat basah umbi dan berat kering
organik cair konsentrasi 1 ml/l
umbi setelah diberi pelakuan pupuk cair.
P2 : Pupuk anorganik 75% ditambah pupuk
organik cair konsentrasi 2 ml/l Berdasarkan analisis sidik ragam terhadap
P3 : Pupuk anorganik 75% ditambah pupuk jumlah umbi bawang merah setelah perlakuan
organik cair konsentrasi 3 ml/l pupuk organik cair menunjukkan bahwa F hitung
P4 : Pupuk anorganik 75% ditambah pupuk > F tabel, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
organik cair konsentrasi 4 ml/l pupuk organik cair berpengaruh terhadap jumlah
P5 : Pupuk anorganik 75% ditambah pupuk umbi. Pemberian pupuk organik cair dapat
organik cair konsentrasi 5 ml/l meningkatkan jumlah umbi bawang merah dan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman konsentrasi 4 ml/l (P4) menunjukkan jumlah umbi
air dan penyiangan gulma. Pemenenan dilakukan terbanyak. Umbi bawang merah terbentuk dari
setelah tanaman umur 60 hari. Parameter yang pangkal daun yang membengkak berlapis-lapis
diamati adalah jumlah umbi, diameter umbi, berat membentuk batang semu sebagai umbi lapis yang
basah umbi dan berat kering umbi. Data yang berfungsi sebagai organ penyimpan cadangan
diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam makanan. Pada discus atau batang utama yang
Setiyowati, Sri Haryanti dan Rini Budi Hastuti

pendek terdapat mata tunas yang dapat membentuk pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata
rumpun tanaman baru atau anakan. Pemberian terhadap diameter umbi. Bentuk umbi yang kecil
pupuk organik cair dengan kandungan unsur hara sangat terpengaruh pada saat perkembangannya,
lengkap akan memacu fotosintesis dan hasilnya terutama pada energi yang dibutuhkan saat
yang berupa karbohidrat akan ditransport ke pengisian sel. Sel-sel umbi lapis mengandung
seluruh bagian organ tanaman. Hal ini didukung vakuola-vakuola yang berisi minyak atsiri (Fahn,
olel Dwidjoseputro (1988) yang menyatakan l992). Minyak atsiri adalah hasil metabolit
bahwa hasil fotosintesis akan ditransport dari daun sekunder yang termasuk dalam senyawa aromatik.
ke bagian meristem setelah melalui respirasi yang Akibat dari persaingan dalam memperoleh energi
menghasilkan ATP di titik tumbuh dan memacu tersebut maka metabolisme senyawa tersebut
pembelahan sel-sel primordia/tunas daun. Semakin terhambat, sehingga yang disimpan dalam sel-sel
banyak anakan yang tumbuh maka jumlah umbi pangkal daun hanya sedikit , walaupun berlapis-
semakin banyak. lapis tetapi secara relatif belum dapat menambah
Respon tanaman bawang merah dalam hal diameter umbi secara nyata (Robinson, l995).
jumlah umbi perumpun tehadap pemupukan Berdasarkan analisis sidik ragam terhadap
organik sejalan dengan peningkatan jumlah daun berat basah umbi bawang merah setelah perlakuan
perumpun. Peningkatan jumlah daun perumpun ini pupuk organik cair menunjukkan bahwa F hitung
disertai dengan penampilan daun yang berwarna > F tabel, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
hijau menandakan terjadi peningkatan kandungan pupuk organik cair berpengaruh terhadap berat
klorofil yang menghasilkan fotosintat untuk basah umbi. Konsentrasi 5 ml/l (P5) memberikan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman berat basah umbi bawang merah tertinggi. Berat
(Limbongan dan Monde, 1999). Walaupun jumlah basah umbi merupakan berat umbi pada saat
umbi yang dihasilkan normal seperti hasil tanaman masih hidup dan ditimbanag langsung
budidaya pada umumnya yaitu 2-20 umbi, tetapi seeaat setelah panen. Beukema (1979) dalam
umbi dari hasil penelitian ini ukurannya kecil- Ruminto dan Sugandi (1988) menyatakan bahwa
kecil. Hal ini dimungkinkan unsur hara dalam pembesaran umbi lapis diakibatkan oleh
pupuk cair memang mendukung fotosintesis dan pembesaran sel yang lebih dominan dari pada
menghasilkan karbohidrat, tetapi karena pembelahan sel. Peningkatan berat basah umbi
penggunaannya dikurangi 20% dan diberikan 1 dipengaruhi oleh banyaknya absorbsi air dan
kali selama penanaman, sementara pada budidaya penimbunan hasil fotosintesis pada daun untuk
umumnya pemberian 100% pupuk anorganik ditranslokasikan bagi pembentukan umbi. Jadi
dilakukan sebanyak 4 kali selama masa tanam perbedaan kadar air akan mempengaruhi berat
sehingga dimungkinkan suplai hara sedikit dan basah umbi yang dihasilkan. Namun berbeda
menghasilkan fotosintat yang juga sedikit, maka dengan berat basah, berdasarkan analisis sidik
pembelahan sel pada jaringan vegetatif yang ragam terhadap berat kering umbi bawang merah
terjadi tidak diimbangi dengan pembesaran sel dan setelah perlakuan pupuk organik cair menunjukkan
hasil fotosintat yang ditimbun pada umbi sedikit bahwa F hitung < F tabel, hal ini menunjukkan
akibatnya ukuran umbinya kecil. Semakin banyak bahwa perlakuan pupuk organik cair tidak
jumlah daun maka tidak efektif dalam proses berpengaruh nyata terhadap berat kering umbi.
metabolisme, karena jika sudah masuk fase Pada parameter berat kering umbi menunjukkan
generatif tetapi pertumbuhan vegetatif masih bahwa konsentrasi 0 ml/l (P0), 1 ml/l (P1), 2ml/l
berlangsung mengakibatkan terjadinya persaingan (P2), 3 ml/l (P3), 4 ml/l (P4), 5 ml/l (P5) berbeda
translokasi asimilat ke umbi atau bunga ,sehingga tidak nyata satu sama lain. Hal ini berarti berat
energi pengisian vakuola sel berkurang dan kering umbi yang dicapai relatif sama. Berat
akhirnya selnya tetap kecil-kecil. kering merupakan akumulasi senyawa organik
Berdasarkan analisis sidik ragam terhadap yang berhasil disintesis tanaman dari senyawa
diameter umbi bawang merah setelah perlakuan anorganik (Lakitan, 1996). Ukuran umbi yang
pupuk organik cair menunjukkan bahwa F hitung kecil merupakan indikasi bahwa kandungan
< F tabel, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan senyawa organik dalam umbi seperti karbohidrat,
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk Organik Cair

protein, lemak dan lain-lain sangat sedikit, Rahayu, E. dan N. Berlian. l994. Bawang Merah.
sehingga komponen berat kering yang diperoleh Penebar Swadaya, Jakarta
juga relatif sama dan sedikit. Rao, S. l994. Mikroorganisme dan Pertumbuhan
Tanaman. UI Press. Jakarta
KESIMPULAN Robinson, T. l995. Kandungan Organik Tumbuhan
1.Pupuk organik cair berpengaruh terhadap Tinggi. ITB Press. Bandung
peningkatan jumlah umbi dan berat basah umbi Rukmana, R. l994. bawang Merah, budidaya dan
bawang merah. Pengolahan Pascapanen. Penerbit Kanisius
2. Konsentrasi 4 ml/L menghasilkan jumlah umbi Yogyakarta
terbanyak dan konsentrasi 5 ml/L menghasilkan Ruminto, A. dan E. Sugandi. l988. Pengaruh
berat basah uumbi tertinggi. Pemberian Konsentrasi Zat Pengatur
Tumbuh Nitrofenol terhadap Inisiasi Umbi
DAFTAR PUSTAKA dan hasil Bawang Putih Varietas Lumbu
Anonim, 2000. Pupuk Organik cair Supra Alam Hijau. Fak Pertanian Universitas Satya
Lestari. PT Surya Pratama Alam. wacana Salatiga
Yogyakarta Samadi, B. Dan B. Cahyono. l996. Intensifikasi
Ashandi, A.A. dan Koestoni. l990.Efisiensi Budidaya bawang Merah. penerbit Kanisius,
Pemupukan pada Pertanaman Tumpang Gilir Yogyakarta
Bawang Merah – Cabai Merah. Bul.Penel. Setyamidjaja, D. l986 . Pupuk dan Pemupukan.
hort XIX CV Simplex Jakarta.
Dwidjoseputro, D. l988. Pengantar Fisiologi Sutejo, M.M. l995. Pupuk dan cara Pemupukan.
Tumbuhan. PT Gramedia Jakarta Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Fahn, A. l992. Anatomi Tumbuhan . PT Gramedia Tisdale, S.L. and W.L. Nelson. l975. Soil Fertility
Jakarta and Fertilizers. Third Edition. McMillan
Indriani, Y.H. l999. Membuat Koompos Secara Publishing Co Inc, New York.
Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lakitan, B. l996. Fisiologi Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai