Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111
ABSTRAK
Pemberian bahan organik dalam budi daya jahe berperan penting untuk meningkatkan hasil dan memperbaiki mutu
rimpang, terutama pada klon jahe besar. Pertumbuhan tanaman dan hasil rimpang yang tinggi dan bernas diperoleh
dari tanaman yang dibudidayakan pada tanah mineral berhumus tebal walaupun tanpa pemupukan. Pemberian
pupuk kandang dalam jumlah memadai juga memberikan hasil yang sama. Pemberian bahan organik menyebabkan
tanah menjadi subur dan gembur sehingga sesuai bagi pertumbuhan tanaman jahe. Selama ini sumber bahan organik
yang utama adalah pupuk kandang, terutama di Jawa. Namun, pemanfaatan pupuk kandang untuk budi daya jahe
harus bersaing dengan komoditas lain serta transportasi ke lokasi budi daya relatif mahal. Untuk mengatasi masalah
itu dapat dimanfaatkan sumber bahan organik lain seperti limbah kulit kopi yang ketersediaannya cukup melimpah
di beberapa sentra produksi jahe antara lain Rejang Lebong, serta pupuk hijau yang dapat dikembangkan secara in
situ di lokasi budi daya jahe. Pemanfaatan bahan organik tersebut sebagai pengganti sebagian atau keseluruhan
pupuk kandang dapat menghemat biaya Rp2Rp2,50 juta/ha. Penghematan tersebut antara lain berasal dari
pengurangan biaya pupuk kandang dan pupuk N, P, dan K, serta biaya penyiangan apabila pupuk hijau diberikan
sebagai mulsa. Upaya tersebut sekaligus dapat menghasilkan produk pertanian organik yang secara global
permintaannya cenderung meningkat. Secara umum, pemanfaatan bahan organik in situ dapat mendukung upaya
budi daya low external input sustainable agriculture (LEISA) dan zero waste agriculture.
Kata kunci: Zingiber officinale, budi daya, bahan organik, pupuk hijau
ABSTRACT
Utilization of in situ organic matter to support efficient and sustainable ginger cultivation
The role of organic matter application in adequate amount in ginger cultivation is significant to obtain high yield
and to improve rhizome quality, particularly for the big rhizome clones. The high bold rhizome yield was obtained
from ginger grown under natural soil fertility condition having thick humus like in Rejang Lebong, Bengkulu,
center of ginger production. The same result was obtained by application of an adequate amount of cattle dung
manure. Fertile and loose to friable soil, suitable for optimum growth of ginger, can be obtained by application of
organic fertilizer. Dung or farmyard manure, due to its availability, is often used for ginger cultivation in Java.
However its utilization for ginger production must compete with the requirement for the other commodities, and
its price and transportation costs to the cultivation sites are relatively high. Research result showed that the other
organic fertilizers such as waste of coffee coat available in the surrounding of ginger production center in Rejang
Lebong and green manure that can be planted in situ of ginger area are the promising sources for ginger cultivation,
particularly outside of Java. The potential cost reduction by using those organic matters is approximately Rp2
Rp2.50 million/ha. The organic fertilizer utilization reduced the cost of dung manure, the rate of N, P, K fertilizers,
and cost of weeding by using green manure as a mulch. Furthermore, it can support the fulfillment of increasing
global organic farming product demand. Generally, the application of in situ organic matter or fertilizer is to
support the aim of low external input sustainable agriculture (LEISA) and zero waste agriculture.
Keywords: Zingiber officinale, cultivation, organic matter, green manures