Anda di halaman 1dari 11

J. AMPIBI 1(3) hal.

( 47-55) November 2016

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)


LIMBAH SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
Febrianti Yunita1, Damhuri2, Hittah Wahi Sudrajat2
1
Alumni Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO, 2Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO
Email: febriantiyunita081@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian POC limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan
produksi cabai merah. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas (X) berupa
perlakuan POC limbah sayuran dengan konsentrasi 0%, 6%, 8%, 10%, 12%, 14%, dan variabel terikat (Y) yaitu
pertumbuhan dan produksi cabai merah dengan indikator tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter
batang (cm), jumlah buah (buah), dan berat basah buah (g) setelah diberikan perlakuan POC limbah Sayuran.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL),
masingmasing 4 kali ulangan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan
menggunakan uji F pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) serta dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Jarak Nyata
Duncan (BJND) dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisis sidik ragam diperoleh bahwa F hitung > Ftabel.
Pemberian POC limbah sayuran berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah
buah, dan berat buah. Perlakuan X2 (POC 8%) merupakan perlakuan yang paling baik di antara semua perlakuan
dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai merah.

Kata kunci: POC limbah sayuran, cabai merah (Capsicum annuum L.)
PENDAHULUAN sayuran yang terlalu lama dapat mengakibatkan
Pupuk organik cair (POC) merupakan pencemaran, tempat hama penyakit dan timbulnya
pupuk yang berbentuk cairan, diperoleh dengan bau yang tidak diinginkan. Oleh karena itu,
cara melarutkan bahan organik seperti kotoran pengolahan limbah padat berupa sayuran perlu
ternak, daun jenis kacang-kacangan, dan rumput dilakukan agar lebih bermanfaat yaitu dengan
jenis tertentu ke dalam air. Pupuk cair memprosesnya menjadi POC seperti hasil
mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk fermentasi limbah sayuran.
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan Kualitas hasil pembuatan pupuk organik
tanaman. Unsur hara tersebut terdiri dari unsur dapat ditingkatkan dengan menambahkan molase
nitrogen (N) untuk pertumbuhan tunas, batang, dan Effective Microorganism/ EM4 (Pardosi, dkk.,
dan daun, unsur fosfor (P) berguna untuk 2014). Hasil analisis laboratorium terhadap
merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji, limbah sayuran diperoleh bahwa pada hari ke-25
unsur kalium (K) meningkatkan ketahanan setelah fermentasi terhadap limbah sayuran
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. dengan penambahan EM4 300 ml dihasilkan POC
Pupuk cair memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kandungan unsur hara tertinggi yaitu 1%
dengan pupuk alam lain (pupuk kandang, pupuk N; 1.98% P; 0.85% K; dan rasio C/N 30 (Siboro,
hijau, dan kompos) yaitu unsur hara yang dkk., 2013).
terkandung dalam POC lebih cepat diserap Cabai merah (Capsicum annuum L.)
tanaman (Purwendro, 2009). merupakan salah satu komoditas sayuran penting.
Bahan dasar dalam pembuatan POC di Buahnya dikenal sebagai bahan penyedap dan
antaranya menggunakan limbah sayuran. Limbah pelengkap berbagai menu
sayuran hasil dari kegiatan pasar apabila tidak masakan khas
dilakukan pengelolaan dengan baik merupakan Indonesia. Hampir setiap hari produksi tanaman
limbah yang paling besar mencemari lingkungan. ini dibutuhkan. Kebutuhan akan komoditas ini
Penumpukan limbah padat yang berasal dari semakin meningkat sejalan dengan makin

47
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

bervariasinya jenis dan menu makanan yang Secara umum tanaman memerlukan unsur
memanfaatkan produk ini. Komoditas cabai hara untuk pertumbuhan dan produksi yang baik.
X1
Tanpa ketersediaan unsur hara yang cukup dalam
: POC 6 %

merah merupakan komoditas unggulan nasional METODE PENELITIAN


dan daerah, karena memiliki nilai ekonomi tinggi Variabel penelitian yaitu variabel bebas
(high economic value commodity). Cabai merah (X) berupa pemberian POC dengan 6 dosis
menduduki posisi bahan pangan nasional berbeda yang terdiri atas tanpa POC (Kontrol)
maksimal 4 kg/kapita/tahun, sumber pro-vitamin (X0); POC 6% (X1); POC 8% (X2); POC 10%
A dan vitamin C yang sangat baik. Cabai merah (X3); POC 12% (X4); dan POC 14% (X5); serta
juga digunakan sebagai obat dan beberapa variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan (tinggi
kultivar biasa digunakan sebagai tanaman hias tanaman, diameter batang, dan jumlah daun) dan
(Djarwaningsih, 2005). produksi cabai merah (jumlah total buah dan berat
Produksi cabai merah di Sulawesi segar buah).
Tenggara tahun 2014 sebesar 3.348 ton. Produksi Jenis penelitian adalah eksperimen dengan
terbesar di Kabupaten Konawe Selatan sebesar menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
1.559.2 ton, sedangkan produksi terkecil di sebanyak 6 taraf dosis yang berbeda-beda dengan
Kabupaten Wakatobi sebesar 0.2 ton. Produksi 4 kali ulangan sehingga total 24 unit perlakuan .
cabai merah Sulawesi Tenggara menurun drastis Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1
pada tahun 2013 sebesar 1.536 ton dan berikut.
mengalami peningkatan sebesar 503 ton pada Tabel 1. Desain Penelitian
tahun 2014 (BPS, 2015). Berdasarkan data
tersebut, dapat dilihat bahwa produksi cabai XoY1 X2Y4 X3Y2 X4Y2 X5Y4 X1Y4
merah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. X1Y2 X0Y2 X2Y1 X5Y1 X3Y1 X4Y1
Oleh karena itu, diperlukan suatu cara agar X2Y3 X1Y1 X0Y3 X3Y3 X4Y4 X5Y2
produksi cabai merah terus meningkat dan salah X3Y4 X5Y3 X1Y3 X0Y4 X2Y2 X4Y3
satu caranya ialah dengan pemupukan.
Keterangan:
X0 : Tanpa POC (kontrol)
tanah maka pertumbuhan tanaman akan struktur dan tekstur tanah, serta menyimpan air.
terhambat dan produksinya akan berkurang. Semakin baik kualitas tanah dan didukung
Agar tanaman cabai merah tumbuh dengan dengan unsur hara yang mencukupi, maka
optimal, maka cara pemupukan yang tepat dan tanaman akan menghasilkan pertumbuhan yang
benar sangat diperlukan. Pemupukan merupakan optimal.
paket teknologi yang mampu menaikkan Berdasarkan latar belakang tersebut maka
produksi tanaman dan salah satu jenis pupuk perlu diadakan penelitian tentang Pengaruh
yang baik digunakan sekaligus ramah Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Limbah
lingkungan ialah penggunaan pupuk organik. Sayuran terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Menurut Winarni, dkk., (2013) bahan organik Cabai Merah (Capsicum annuum L.).
yang terkandung dalam pupuk organik berperan X2 : POC 8 %
meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki X3 : POC 10 %
X4 : POC 12 %
sifat fisik tanah, serta sebagai penyangga
X5 : POC 14 %
persediaan unsur-unsur hara bagi tanaman. Y 1,2,3,4 : Pengulangan
Penggunaan POC dari limbah sayuran selain
digunakan sebagai upaya meningkatkan
Prosedur penelitian adalah sebagai berikut : 1.
pertumbuhan cabai merah, juga memiliki
Persiapan benih
manfaat bagi tanah. Pupuk organik dapat
a. Pemilihan biji
menambah unsur hara dan dapat memperbaiki

48
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

Merendam biji cabai merah yang akan Pemberian POC limbah sayur-sayuran
disemaikan terlebih dahulu dalam air hangat diberikan pada tanaman cabai merah besar
dengan suhu 50-550 oC selama 30 menit untuk seminggu sekali dengan dosis berbeda pada setiap
mempercepat proses perkecambahan. Benih yang tanaman. Pemberian pupuk organik cair mulai
tenggelam adalah benih yang digunakan untuk diaplikasikan setelah tanaman berumur 28 HST
disemaikan. dengan volume larutan 200 ml tiap tanaman.
b. Persemaian biji 5. Pemeliharaan
Menyemai biji dalam bak penyamaian Pemeliharaan meliputi penyiraman 1 kali
dengan cara, menaburkan biji cabai merah diatas sehari yaitu pada pagi hari menggunakan air
tanah. Tanah yang digunakan ialah tanah topsoil sebanyak 200 ml tiap tanaman, dan membersihkan
dan ditambahkan pupuk kandang dengan rumput liar jika ada yang tumbuh.
perbandingan 1:1. Memindahkan bibit ke b. Analisis menggunakan Analisis Of Variance
polybag setelah tanaman berumur 3 minggu atau
6. Pengambilan data
relatif sama. (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% (α=
2. Penanaman 0.05). Selanjutnya dilakukan uji lanjut
Melakukan penanaman benih cabai merah di berdasarkan nilai Koefisien Keragaman (KK)
polybag. Benih yang dimasukkan kedalam Dengan kriteria sebagai berikut :
polybag telah berumur 3 minggu dengan 1. Jika KK besar (> 10%) maka dilakukan uji
pertumbuhan relatif seragam yaitu jumlah daun BJND
dan tinggi tanaman yang relatif sama. Bibit cabai 2. Jika KK sedang (5=10%) maka dilakukan uji
merah besar yang disediakan sebanyak 24 BNT
polybag. Setiap polybag berisi 1 tanaman, 3. Jika KK kecil (<5%) maka dilakukan uji BNJ
sehingga berjumlah 24 tanaman untuk 4 kali (Hanafiah, 2010)
ulangan. 3. Aklimatisasi
Melakukan penyesuaian benih cabai merah HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
yang telah dipindah tanamkan di media tanam 1. Tinggi Tanaman (cm)
yang baru selama kurang lebih satu minggu baru Hasil pengamatan rerata tinggi tanaman
kemudian diberikan perlakuan agar tanaman tidak pada berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan
stress. disajikan pada Gambar 1 berikut:
4. Pemupukan
Data yang diambil dalam penelitian ialah 7. Pengolahan data dan analisis data
sebagai berikut : Data yang diperoleh selanjutnya diolah
a. Tinggi tanaman (cm), dengan mengukur dari dan dianalisis melalui dua tahap, yaitu :
pangkal batang diatas permukaan tanah sampai Teknik analisis data dalam penelitian ini
ujung daun tertinggi dimulai sejak umur 28 meliputi dua tahap, yaitu :
HST setiap 3 hari sekali hingga akhir a. Analisis deskriptif digunakan untuk
pertumbuhan vegetatif yang ditandai dengan menghitung rata-rata tinggi tanaman,
terbentuknya bunga pada umur 49 HST. diameter batang, jumlah daun, panjang daun,
b. Diameter batang (cm), dengan mengukur lebar daun, biomassa basah, dan
keliling batang setiap 3 hari sekali. biomassa kering cabai merah yang disajikan
c. Jumlah daun (helai), menghitung seluruh daun dalam bentuk tabel dan grafik.
yang terbentuk setiap 3 hari sekali.
d. Jumlah total buah per tanaman (buah),
menghitung jumlah total buah yang telah
masak pada masing-masing tanaman sejak
umur 99 HST.
e. Berat buah per tanaman (gr), menimbang
berat buah per tanaman.

49
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

daun yang terendah dari semua perlakuan adalah


perlakuan X0 (kontrol) yaitu sebesar 61.00 helai,
sedangkan jumlah daun tertinggi diperoleh pada
perlakuan X3 (POC 10%) yaitu sebesar 85.00
helai. Perbedaan rerata jumlah daun antar setiap
perlakuan menunjukkan bahwa dengan perlakuan
pemberian konsentrasi POC yang berbeda-beda
pada tanaman dapat menyebabkan perbedaan
jumlah daun cabai merah.

3. Diameter Batang (cm)


Gambar 1.Rerata Tinggi Tanaman Cabai Merah pada Setiap
Hasil pengamatan rerata diameter batang
Perlakuan Umur 49 HST
pada berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan
disajikan pada Gambar 3 berikut.
Berdasarkan grafik pada Gambar 1,
menunjukkan rerata tinggi tanaman cabai
merah setelah diberikan POC limbah sayuran.
Tinggi tanaman yang terendah dari semua
perlakuan adalah perlakuan X0 (kontrol) yaitu
sebesar 61.80 cm, sedangkan tinggi tanaman
tertinggi diperoleh pada perlakuan X3 (POC
10%) yaitu sebesar 70.68 cm. perbedaan
rerata tinggi tanaman antar setiap perlakuan
menunjukkan bahwa dengan perlakuan
pemberian konsentrasi POC yang berbeda-
beda pada tanaman dapat menyebabkan
perbedaan tinggi tanaman cabai merah. Gambar 3.Rata-rata Diameter Batang Cabai Merah pada
Setiap Perlakuan Umur 49 HST
2. Jumlah Daun (helai)
Hasil pengamatan rerata jumlah daun pada Berdasarkan grafik pada Gambar 3,
berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan menunjukkan rerata diameter batang cabai merah
disajikan pada Gambar 2 berikut : setelah diberikan POC limbah sayuran. Diameter
batang yang terendah dari semua perlakuan adalah
perlakuan X1 (POC 6%) yaitu sebesar 0.59 cm,
sedangkan diameter batang tertinggi diperoleh
pada perlakuan X3 (POC 10%) yaitu sebesar 0.71
cm. Perbedaan rata-rata besar diameter batang
antar setiap perlakuan menunjukkan bahwa
dengan perlakuan pemberian konsentrasi POC
yang berbeda-beda pada tanaman dapat
menyebabkan perbedaan besar diameter batang
cabai merah.

4. Jumlah Buah (buah)


Gambar 2. Rerata Jumlah Daun Cabai Merah pada Setiap
Hasil pengamatan total jumlah buah
Perlakuan Umur 49 HST
per tanaman pada berbagai konsentrasi untuk
tiap perlakuan disajikan pada Gambar 4
Berdasarkan grafik pada Gambar 2,
berikut.
menunjukkan rerata jumlah daun cabai merah
setelah diberikan POC limbah sayuran. Jumlah

50
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

Berdasarkan grafik pada Gambar 5,


menunjukkan jumlah total berat buah yang
tertinggi pada semua perlakuan ialah pada panen
ke enam. Total berat buah terendah dari semua
perlakuan adalah perlakuan X4 (POC 12%) yaitu
sebesar 339.31 gram. Sedangkan jumlah total
berat buah tertinggi diperoleh pada perlakuan X2
(POC 8%) yaitu sebesar 627.94 gram. Perbedaan
rerata jumlah total berat buah antar setiap
perlakuan menunjukkan bahwa dengan perlakuan
pemberian konsentrasi POC yang berbeda-beda
Gambar 5. Jumlah Total Buah Per Tanaman pada setiap
pada tanaman dapat menyebabkan perbedaan
perlakuan
jumlah buah cabai merah.
Berdasarkan grafik pada Gambar 4,
Pengujian Hipotesis 1. Tinggi Tanaman (cm)
menunjukkan jumlah total buah cabai merah
Analisis sidik ragam pengaruh pemberian
setelah diberikan POC limbah sayuran. Jumlah
POC limbah sayuran terhadap tinggi tanaman
total buah yang tertinggi pada semua
cabai merah disajikan pada Tabel 5.
perlakuan ialah pada panen ke enam. Jumlah
panen terendah dari semua perlakuan adalah
Tabel 5. Hasil Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman
perlakuan X4 (POC Sumber JK Db KT Fhitung Ftabel
12%) dan X5 (POC 14%) yaitu sebesar 37 Keragaman
buah. Sedangkan jumlah total buah tertinggi Perlakuan 184.52 5 36.90 2.84* 2.77
diperoleh pada perlakuan X2 (POC 8%) yaitu Galat 233.89 18 12.99
sebesar 60. Perbedaan rerata jumlah buah
Total 23
antar setiap perlakuan menunjukkan bahwa
dengan perlakuan pemberian konsentrasi POC Keterangan: * = berbeda nyata
yang berbeda-beda pada tanaman dapat KK = 6.79%
menyebabkan perbedaan jumlah buah cabai Tabel 5 menunjukkan bahwa POC limbah
merah. sayuran memberikan pengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman yang diketahui dari nilai Fhitung >
5. Berat Buah (g) Ftabel. Oleh karena nilai koefisien keragamannya
Hasil pengamatan total berat buah per adalah 5.42% maka untuk mengetahui perbedaan
tanaman pada berbagai konsentrasi untuk tiap pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap
perlakuan disajikan pada Gambar 5 berikut. tinggi tanaman, maka digunakan uji BNT pada
taraf kepercayaan 95%. Hasil uji BNT disajikan
pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian POC Limbah


Sayuran terhadap Tinggi Tanaman
Perlakuan Rerata Notasi BNT
X0 (Kontrol) 61.80 a
X1 (6%) 65.93 a
X2 (8%) 68.63 b
X3 (10%) 70.68 b
X4 (12%) 66.88 a
X5 (14%) 65.23 a
Keterangan: angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan
huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT α = 0,05
Gambar 6.Jumlah Total Berat Buah Per Tanaman pada setiap
perlakuan

51
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

Berdasarkan hasil uji BNT POC limbah Tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian
sayuran berbagai konsentrasi berbeda nyata POC limbah sayuran dengan berbagai konsentrasi
dengan kontrol, kecuali X5 (14%), X1 (6%), memberikan pengaruh yang nyata terhadap
dan X4 (12%). Perlakuan X2 (8%) tidak jumlah daun pada taraf kepercayaan 95%. Pada
berbeda nyata dengan X3 (10%) sehingga X2 perlakuan X0 (kontrol) menunjukkan perbedaan
merupakan perlakuan yang optimum untuk yang nyata dengan semua taraf perlakuan. Sesuai
diaplikasikan meskipun nilai rerata tertinggi dengan Tabel 8. maka perlakuan X2 (8%)
diperoleh pada X3 (10%). merupakan perlakuan optimum yang dapat
diaplikasikan.
2. Jumlah Daun (helai)
Analisis sidik ragam pengaruh 3. Diameter Batang (cm)
pemberian POC limbah sayuran terhadap Analisis sidik ragam pengaruh pemberian
jumlah daun disajikan pada Tabel 7. POC limbah sayuran terhadap diameter batang
cabai merah disajikan pada Tabel 9.
Tabel 7. Hasil Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun
Sumber JK Db KT Fhitung Ftabel Tabel 9. Hasil Analisis Sidik Ragam Diameter Batang
Keragaman Sumber JK Db KT Fhitung Ftabel
Perlakuan 1552.50 5 310.50 2.87* 2.77 Keragaman
Galat 1947.50 18 108.19 Perlakuan 0.039 5 0.007 3.88* 2.77
Galat 0.036 18 0.002
Total 23
Total 23
Keterangan: * = berbeda nyata
KK = 6.79% Keterangan: * = berbeda nyata
Tabel 7 menunjukkan bahwa POC limbah KK = 6.79%
sayuran memberikan pengaruh nyata terhadap Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian
tinggi tanaman yang diketahui dari nilai Fhitung > POC limbah sayuran memberikan pengaruh nyata
Ftabel. Selanjutnya, karena nilai terhadap diameter batang yang diketahui dari nilai
koefisien keragamannya adalah 14.35% maka Fhitung > Ftabel. Selanjutnya, karena nilai koefisien
untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari keragamannya adalah 6.79% maka untuk
masingmasing perlakuan terhadap jumlah daun, mengetahui perbedaan pengaruh dari
maka digunakan uji BJND pada taraf kepercayaan masingmasing perlakuan terhadap diameter
95%. batang, maka digunakan uji BNT pada taraf
Hasil uji BJND disajikan pada Tabel 8. kepercayaan 95%. Hasil uji BNT disajikan pada
Tabel 10.
Tabel 8. Hasil Uji BJND Pengaruh Pemberian POC Limbah Tabel 10. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Pupuk Organik
Sayuran terhadap Jumlah Daun Cair Limbah Sayuran terhadap Diameter Batang
Beda Real pada Jarak P BJND Perlakuan Rerata Notasi BNT
Perlakuan Rerata
X0 (Kontrol) 0.66 A
2 3 4 5 6 (0.05) X0 (Kontrol)
X1 (6%) 0.59 A
61.00 7 9 a 19.75* 24* 9.25
X2 (8%) 0.69 B
X1 (6%) 68.00 12.75 17* 2.25 2 - ab X3 (10%) 0.71 B
X2 (8%) 80.75 4.5 10.5 10.75 - - b X4 (12%) 0.68 B
X3 (10%) 85.00 14.75 15 - - - b X5 (14%) 0.64 A
X4 (12%) 70.25 0.25 - - - - ab Keterangan: angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan
X5 (14%) 70.00 - - - - - ab huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT α = 0,05
P(0.05).(p.20) 2.97 3.11 3.21 3.27 3.32
BJND(0.05)P.sy 15.45 16.18 16.70 17.00 17.27
Hasil uji BNT menunjukkan bahwa POC
limbah sayuran memberikan pengaruh terhadap
Keterangan: angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan
diameter batang dimana pada berbagai
huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BJND α = 0,05
* = berbeda nyata perlakuan berbeda nyata dengan kontrol,
kecuali perlakuan X1 dan X5, sehingga dapat

52
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

diketahui perlakuan yang terbaik (optimum)


adalah perlakuan X4 (12%). Tabel 12. Hasil Uji BJND Pengaruh Pemberian POC Limbah
Sayuran terhadap Jumlah Buah
Beda Real pada Jarak P BJND
Perlakuan Rerata
2 3
9.75* 4
4.75 52 6 (0.05)
X0 (Kontrol) 15.00 0.5 1 ab
X1 (6%) 15.00 10.25* 5.25 1.5 0.5 - ab
4. Jumlah Buah (buah) X2 (8%) 25.25 5 11.75* 10.75* - - c
X3 (10%) 20.25 6.75* 5.75 - - - bc
Analisis sidik ragam pengaruh X4 (12%) 13.50 1 - - - - a
pemberian POC limbah sayuran terhadap X5 (14%) 14.50 - - - - - ab
jumlah buah cabai merah disajikan pada Tabel P(0.05).(p.20) 2.97 3.11 3.21 3.27 3.32
BJND(0.05)P.sy 5.56 5 6.01 6.12 6.22
11.
Keterangan: angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan
Tabel 11. Hasil Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah
huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BJND α = 0,05
Sumber JK Db KT Fhitung Ftabel
* = berbeda nyata
Keragaman
Perlakuan 323.33 5 64.67 4.61* 2.77 Hasil uji BJND menunjukkan bahwa
Galat 252.50 18 14.03 pemberian pupuk organik cair limbah sayuran
dengan berbagai konsentrasi
Total 23 memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
Keterangan: * = berbeda nyata
daun pada taraf kepercayaan 95%. Perlakuan X4
KK = 6.79% (12%) menunjukkan perbedaan yang nyata
Tabel 11 menunjukkan bahwa POC dengan semua taraf perlakuan. Perlakuan X0
limbah sayuran memberikan pengaruh nyata (kontrol) tidak berbeda nyata dengan perlakuan X5
terhadap jumlah buah yang diketahui dari nilai (14%) dan X1 (6%), namun berdeba nyata dengan
Fhitung > Ftabel. Selanjutnya, karena nilai perlakuan X2 (8%) dan X3 (10%). Sesuai dengan
koefisien keragamannya adalah 21.92% maka Tabel 12. maka perlakuan X2 (8%) merupakan
untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari perlakuan optimum yang dapat diaplikasikan.
masingmasing perlakuan terhadap jumlah
buah, maka digunakan uji BJND pada taraf 5. Berat Buah (g)
kepercayaan 95%. Analisis sidik ragam pengaruh pemberian
Hasil uji BJND disajikan pada Tabel 12. POC limbah sayuran terhadap berat buah disajikan
pada Tabel 13.
mempengaruhi pertumbuhan vegetatif maupun
Tabel 13. Hasil Analisis Sidik Ragam Berat Buah
Sumber JK Db KT Fhitung Ftabel
generatifnya.
Keragaman
Perlakuan 46513.13 5 9302.63 4.61* 2.77 Hasil analisis deskriptif tinggi tanaman
Galat 26106.01 18 1450.33 cabai merah diperoleh hasil bahwa pada tanaman
dengan perlakuan konsentrasi 6%, 8%, 10%, 12%
Total 23
dan 14% lebih tinggi dibandingkan tinggi
Keterangan: * = berbeda nyata
KK = 6.79%
Tabel 13 menunjukkan bahwa POC limbah sayuran memberikan pengaruh secara nyata terhadap
berat buah yang diketahui dari nilai Fhitung > Ftabel. Selanjutnya, karena nilai koefisien keragamannya
adalah 21.80% maka untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap
berat buah, maka digunakan uji BJND yang hasilnya disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Uji BJND Pengaruh Pemberian POC Limbah


Sayuran terhadap Berat Buah

53
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

tanaman kontrol. Nilai rerata tinggi tanaman


tertinggi diperoleh pada perlakuan X3 (10%) yaitu
70.68 cm. Hasil uji inferensial menunjukkan
bahwa X2 (8%) adalah perlakuan yang paling baik
untuk diaplikasikan dalam meningkatkan tinggi
tanaman cabai merah. Peningkatkan tinggi
tanaman terjadi karena nitrogen memacu
pertumbuhan meristem apikal sehingga tanaman
bertambah panjang jika dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Menurut Lingga dan Marsono
(2001) dalam Prasetya (2014), pada fase
pertumbuhan vegetatif tanaman, nitrogen akan
bersenyawa dengan karbohidrat untuk
Perlakuan Rerata Beda Real pada Jarak P BJND membentuk protoplasma pada titik-titik tumbuh
2 3 4 5 6 (0.05)
90.77* 51.48 36.7 18.35 yang akan mempengaruhi pertambahan tinggi
X1 (6%) 152.75 99.63* 60.34* 27.84 9.49 - ab tanaman. Duaja dkk., (2012) juga menambahkan
X2 (8%) 252.38 39.29 127.47*10 9.12* - - c
X3 (10%) 213.09 88.18* 69.83* - - - bc bahwa kandungan nitrogen (N) dalam pupuk
X4 (12%) 124.91 18.35 - - - - a organik akan merangsang pembelahan dan
X5 (14%) 143.26 - - - - - a
perbesaran sel terutama di daerah meristem.
X0 (Kontrol) 161.61 8.86 ab

P(0.05).(p.20)BJND(0.05)P.sy 52.978.01 60.743.11 62.703.21 63.873.27 64.853.32


Pemberian POC limbah sayuran dengan

Keterangan: angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan diantara semua perlakuan dalam
huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BJND α = meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai
0,05 * = berbeda nyata
merah. Hal ini disebabkan karena unsur hara
yang terkandung di dalam POC konsentrasi 8%
Berdasarkan hasil uji BJND pupuk memiliki kandungan unsur hara seimbang yang
organik cair limbah sayuran berbagai konsentrasi dapat diserap dengan baik oleh tanaman cabai
berbeda nyata dengan kontrol. Perlakuan X2 merah sehingga berbagai konsentrasi
(8%) berbeda nyata dengan semua taraf berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai
perlakuan, sehingga X2 merupakan perlakuan merah dan menunjukkan hasil yang berbeda-
yang optimum untuk diaplikasikan. beda dari setiap perlakuan. Menurut Rahmah
dkk. (2014), perbedaan tinggi tanaman
Pembahasan disebabkan oleh kemampuan menyerap hara
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan yang berbeda pada setiap tanaman. Semakin
selama 109 hari, pemberian POC limbah sayuran tinggi konsentrasi pupuk yang diberikan maka
dengan berbagai konsentrasi memberikan akan lebih cepat meningkatkan perkembangan
pengaruh yang berbeda-beda terhadap 24 sampel organ seperti akar, sehingga tanaman dapat
tanaman dari masing-masing perlakuan. menyerap lebih banyak hara dan air yang ada di
Berdasarkan hasil uji inferensial, perlakuan X2 tanah yang selanjutnya mempengaruhi tinggi
(8%) merupakan perlakuan yang paling baik tanaman cabai merah. Akan tetapi tanaman juga

54
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

memiliki batas tertentu dalam menyerap hara. K yang terkandung dalam POC limbah sayuran
Hasil penelitian Ralahalu dkk., (2013), dapat mempercepat pembungaan, perkembangan
menyatakan bahwa pemberian konsentrasi biji dan buah, membantu pembentukan
pupuk organik cair yang terlalu tinggi akan karbohidrat, protein, lemak dan berbagai
menekan pertumbuhan tanaman dan sebaliknya persenyawaan lainya. Bagi tanaman bijibijian
jika konsentrasi yang diberikan terlalu rendah unsur P diperlukan untuk mendapatkan
juga akan menekan pertumbuhan atau tidak pertumbuhan tanaman dan hasil yang hasil panen
memacu pertumbuhan tanaman baik dalam fase yang optimal. Jika kandungan fosfor dan kalium
vegetatif maupun fase generatif. tidak optimal maka pembentukan buah akan
Tanaman cabai merah yang menjadi berkurang. Menurut Sutedjo (2008) dalam
sampel percobaan mempunyai rerata jumlah daun Prasetya (2014), bahwa untuk pertumbuhan
untuk semua perlakuan berkisar antara 61.00 – vegetatif dan generatif tanaman diperlukan
85.00 helai. Hasil uji inferensial menunjukkan unsurunsur hara terutama N, P dan K. Unsur N
bahwa X2 (8%) adalah perlakuan yang paling baik diperlukan untuk pembentukan karbohidrat,
untuk diaplikasikan dalam meningkatkan jumlah protein, lemak dan persenyawaan organik lainnya.
daun cabai merah. Hal ini dikarenakan adanya Unsur P berperan dalam pembentukan bagian
nitrogen yang dapat mempercepat proses generatif tanaman.
fotosintesis sehingga pembentukan organ daun Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menjadi lebih cepat. Berdasarkan hasil analisis pemberian POC limbah sayuran dengan berbagai
pupuk, kandungan unsur Nitrogen POC limbah konsentrasi dapat meningkatkan tinggi tanaman,
sayuran sebesar 0.47%, nilai ini sesuai dengan jumlah daun, diameter batang, jumlah buah, dan
kandungan nitrogen yang seharusnya terdapat berat buah tanaman cabai merah. Hal ini karena
pada pupuk yaitu sebesar 0.4% (Rahmah, dkk., unsur N, P, dan K serta unsur lain yang
(2014). terkandung di dalam POC limbah sayuran dapat
Hasil analisis deskriptif yang disajikan diserap oleh tanaman cabai merah sehingga proses
pada gambar 4.3 menunjukkan pertumbuhan fotosintesis dapat berjalan lebih optimal. Menurut
diameter batang tertinggi diperoleh pada Prasetya (2014), dengan semakin dewasanya
perlakuan X3 (POC 10%) yaitu sebesar 0.71 cm. tanaman maka sistem perakaran telah berkembang
hasil analisis sidik ragam yang dilakukan dengan dengan baik dan lengkap sehingga tanaman
uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan yang semakin mampu menyerap unsur hara yang
optimum adalah perlakuan X4 (12%). Hal ini mengandung N, P, dan K sehingga pertumbuhan
menunjukkan bahwa kandungan unsur hara yang dan perkembangan tanaman semakin meningkat.
terdapat pada POC dengan konsentrasi 12%
sangat tepat untuk pertumbuhan diameter batang KESIMPULAN
cabai merah dibandingkan dengan konsentrasi Berdasarkan rumusan masalah dan hasil
lainnya. penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh 1. Ada pengaruh yang signifikan pemberian POC
data bahwa jumlah buah dan jumlah total berat limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan
buah cabai merah pertanaman pada setiap produksi cabai merah .
perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata. 2. Pemberian POC limbah sayuran dengan
Perlakuan X2 (8%) merupakan perlakuan dengan konsentrasi 8% merupakan perlakuan yang
jumlah buah terbanyak yaitu 60 buah pada panen paling baik diantara perlakuan dalam
terakhir dengan jumlah total berat buah sebesar meningkatkan pertumbuhan dan produksi
627.94 gram. Hal ini berarti bahwa perlakuan X2 cabai merah.
(8%) memberikan sumbangan unsur hara yang
berasal dari pupuk organik cair, yaitu N, P, dan K, DAFTAR PUSTAKA
yang dibutuhkan oleh tanaman untuk Djarwaningsih T. 2005. Capsicum spp. (Cabai):
pertumbuhannya sehingga meningkatkan jumlah Asal, Persebaran dan Nilai Ekonomi.
buah dan berat buah per tanaman. Unsur N, P, dan Biodiversitas. 6(4): 292-296.

55
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

Duaja MD, Gusniawati ZF, Gani, dan Salim. terhadap Pertumbuhan dan
2012. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting
Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Varietas Arimbi (Capsicum annuum).
Dua Varietas Selada (Lactuca sativa). Jurnal AGRIFOR. 13(2).
1(3): 154-160. Rahmah A, Izzati M, dan Parman S. 2014.
Hanafiah KA. 2012. Rancangan Percobaan Teori Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan
dan Aplikasi Edisi Ketiga. Rajawali Pers. Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica
Jakarta. chinensis) terhadap
Handayani S, Hesti A, Yunus, dan Susilowati A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis
2015. Uji Kualitas Pupuk Organik Cair (Zea Mays).
dari Berbagai Macam Mikroorganisme Buletin Anatomi dan Fisiologi. 22(1).
Lokal (MOL). EL-VIVO. 3(1): 54-60. Ralahalu MA, Hehanussa ML, dan Oszaer LL.
2013. Respons Tanaman Cabai Besar
(Capsiccum annuum)
terhadap Pemberian Pupuk
Hasyim Z, Tambaru E, dan Latunra AI. 2014. Uji Organik Hormon
Penambahan Berbagai Dosis Tanaman Unggul. Agrologia. 2 (2):
Vermikompos terhadap Pertumbuhan 144150.
Vegetatif Cabai Merah Besar (Capsicum Rohmani YM. 2013. Faktor Pembatas. Jurnal
annuum L). Jurnal Alam dan Faktor Pembatas. 1(1): 1-6.
Lingkungan. 5(10): 18-24. Safuan TC, Rakian, dan Kardiansa E. 2013.
Hendaryono DPS dan Wijayani A. 1994. Teknik Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis
Dasar Kultur Jaringan Pengenalan dan Glikompos terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Cabai
Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara
Merah (Capsicum annuum). Jurnal
Vegetatif. Kanisius. Yogyakarta.
Agroteknos.
Muhakka A, Napoleon, dan Rosa P. 2014.
Pengaruh Pemberian Pupuk Cair 3(3): 127-132.
terhadap Produksi Rumput Gajah
Taiwan
(Pennisetum purpureum Schumach).
Prosiding Seminar Nasional Lahan
Suboptimal. 1-7.
Palupi NP. 2015. Karakter Kimia Kompos dengan
Dekomposer Mikroorganisme Lokal
Asal Limbah Sayuran. Ziraa’ah. 40(2):
54-60.
Pardosi AH, Irianto, dan Mukhsin.
2014. Response of Mustard to Liquid
Organic Fertilizer of Vegetable Waste on
Ultisol Dry land. Journal of
Agricultural Education. 77-83.
Pongarrang D, Rahman A, dan Iba. 2013.
Pengaruh Jarak Tanam dan Bobot Bibit
Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut
(Kappaphycus alvarezii) Menggunakan
Metode Vertikultur. Jurnal Mina Laut
Indonesia. 3(12): 94-12.
Prasetya ME. 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara
dan Pupuk Kandang Sapi

56
J. AMPIBI 1(3) hal. ( 47-55) November 2016

57

Anda mungkin juga menyukai