Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR AMPAS TAHU DAN

BONGGOL PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.)

THE EFFECT OF LIQUID ORGANIC FERTILIZER FROM TOFU CAKE AND


BANANA HUMP ON THE GROWTH AND
PRODUCTION OF CELERY (Apium graveolens L.)

Zainudin Maunte1, Muh. Iqbal Jafar2, M. Darmawan2,


1
Alumni Program Studi Agroteknlogi Fakultas Pertanian
Universitas Ichsan Gorontalo
2
Dosen di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Ichsan Gorontalo
Korespondensi:

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk


organik cair (POC) ampas tahu dan bonggol pisang untuk pertumbuhan dan
produksi seledri. yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April di
Kelurahan Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi
Gorontalo. Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan acak
kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan
sehingga 15 satuan percobaan, dengan dosis yang berbeda yaitu P0 sebagai
kontrol, P1 dengan dosis 30 ml/l air ampas tahu, P2 dengan dosis 60 ml/l air
ampas tahu, P3 dengan dosis 30 ml/l air bonggol pisang, 60 ml/l air bonggol
pisang. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk organik
cair ampas tahu dan bonggol pisang tidak memberikan pengaruh nyata pada
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun.

Kata kunci: Seledri, POC Ampas Tahu dan Bonggol Pisang.

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of liquid organic fertilizer from
tofu cake and banana hump to the growth and production of celery. This study
was conducted for 4 months in the village of Tenilo, sub-district of Limboto,
Gorontalo regency. The research was using a randomized block design (RAK)
consisted of 5 (five) treatment and 3 (three) replicates so that 15 units of the
experiment, with different doses, namely P0 was a control, P1 was a dose of 30
ml/l of water tofu cake, P2 was a dose of 60 ml/l of water tofu cake , P3 was a
dose of 30 ml/l water banana hump, and P4 was 60 ml/l water banana hump. The
results showed that the provision of liquid organic fertilizer tofu and banana hump
did not give any significantly effect on the plant height, number and the length of
leaves.

Keywords: celery, liquid organic fertilizer, tofu cake and banana hump.

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 70


PENDAHULUAN
sangat dianjurkan, yaitu dengan
Seledri merupakan alah satu menggunakan pupuk organik (Mulyani,
tanaman sayuran yang penting dan 2010).
memiliki nilai ekspor. Selain tanaman Akibat negatif penggunaan pupuk
sayuran, seledri juga di gunakan sebagai anorganik adalah timbulnya berbagai
bumbu yang digemari masyarakat, baik di masalah seperti leveling off (kelandaian
Indonesia maupun di negara-negara peningkatan produktivitas), rendahnya
Eropa, Amerika dan Asia. Tanaman ini keuntungan petani karena tingkat biaya
juga dimanfaatkan sebagai bahan obat- input tinggi, masalah-masalah lingkungan,
obatan dan kosmetik, karena dalam dan kesehatan serta ketidakseimbangan
daunnya banyak mengandung saponin, hara dan penyakit Akibat lain adalah tidak
flavonoida dan polifenol. Untuk obat- diaplikasikannya pupuk organik yang
obatan, misalnya untuk mengobat tekanan menyebabkan kerusakan fisik, kimia, dan
darah tinggi, urine keruh (Chyloria), biologi tanah. Penggunaan pupuk organik
pencegah masuk angin dan penghilang mampu menjadi solusi dalam
rasa mual (Permadi, 2006) tanaman mengurangi aplikasi pupuk anorganik
seledri digunakan sebagai pemacu enzim yang berlebihan dikarenakan adanya
pencernaan atau sebagai penambah bahan organik yang mampu memperbaiki
nafsu makan. Dan penurun tekanan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah
darah. Mengurangi rasa sakit pada (Minami, 1997).
rematik. Selebihnya daun dan batang Pupuk organik sangat bermanfaat
seledri digunakan sebagai dan lalap untuk bagi peningkatan produksi pertanian baik
penyedap masakan (Sudarsono, 1996). kualitas maupun kuantitas, mengurangi
Prospek seledri sangat cerah, baik pencemaran lingkungan, dan
dipasaran dalam negeri (domestik) meningkatkan kualitas lahan secara
maupun luar negeri sebagai komoditas berkelanjutan. Pupuk organik atau bahan
ekspor, namun dalam pembudidayaan organik tanah merupakan sumber nitrogen
seledri di Indonesia masih dalam skala tanah yang utama, selain itu peranannya
kecil yang di lakukan sebagai sambilan cukup besar terhadap perbaikan sifat
(sampingan). Beberapa bukti menunjukan fisika, kimia, biologi tanah serta
budidaya seledri di Indonesia belum lingkungan. Pupuk organik yang
dikelola secara komersial diantaranya ditambahkan ke dalam tanah akan
dapat merajuk pada data dari Badan mengalami beberapa kali fase
Pusat Statistik (BPS) tentang hasil survey perombakan oleh mikroorganisme tanah
tanaman sayuran di Indonesia pada tahun menjadi humus atau bahan organik tanah
2008, yang menunjukan belum (Sutanto, 2002).
ditemukan data luas panen dan produksi Penggunaan pupuk organik alam
seledri secara nasional. yang dapat dipergunakan untuk
Demikian dalam program penelitian membantu mengatasi kendala produksi
dan pengembangan hortikultura di pertanian yaitu POC. Pupuk organik ini
Indonesia pada pusat penelitian dan diolah dari bahan baku berupa kotoran
pengembangan (Puslitbang). Menunjukan ternak, kompos, limbah alam, hormon
tanaman seledri dari tahun 2003 hingga tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya
tahun 2004, ternyata belum mendapat yang diproses secara alamiah. Pupuk
perioritas penelitian, baik sebagai organik cair selain dapat memperbaiki sifat
komoditas utama, potensial maupun fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu
introduksi (Sutrisna, dkk., 2005). meningkatkan produksi tanaman,
Salah satu upaya yang bisa meningkatkan kualitas produk tanaman,
dilakukan meningkatkan hasil seledri mengurangi penggunaan pupuk anorganik
adalah dilakukan pemupukan. Saat ini dan sebagai alternatif pengganti pupuk
pemupukan ramah lingkungan dan aman kandang (Indrakusuma, 2000).
bagi kesehatan melalui sistem organik

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 71


Penggunaan pupuk bonggol pisang Rancangan Penelitian
dan ampas tahu pada tanaman seledri Penelitian ini dilakukan dengan
bisa menjadi alternative untuk menggunakan rancangan acak kelompok
pertumbuhan seledri. Melihat aktivitas (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3
manusia setiap hari diberbagai tempat ulangan :
menghasilkan banyak sekali limbah 1. P0 = Tanpa Pupuk.
khususnya limbah organik. Sampah dapat 2. P1 = 30 ml/l air POC Ampas Tahu
diolah menjadi bahan yang lebih berguna 3. P2 = 60 ml/l air POC Ampas Tahu
dan menguntungkan seperti kompos. 4. P3 = 30 ml/l air POC Bonggol
Pemakaian kompos pada lahan pertanian Pisang
akan mengurangi pemakaian pupuk kimia 5. P4 = 60 ml/l air POC Bonggol
dan obat-obatan yang berlebihan (Sriharti Pisang
dan Salim, 2008). Kandungan tersebut
antara lain zat pengatur tumbuh giberelin
dan sitokinin, karbohidrat 66,2% Variabel Pengamatan
(Wulandari, dkk., 2009). Variabel yang diamati dalam
Ampas tahu adalah bahan penelitian ini adalah:
makanan yang biasa dikonsumsi oleh 1. Tinggi tanaman seledri diukur (cm)
masyarakat Indonesia. Ampas tahu tiap 14 HST sampai tanaman berumur
mengandung protein kasar 22,36%, lemak 56 HST yang diambil pada tanaman
2,29%, serat kasar 17,28%, dan sampel. Batang diukur mulai dari
karotenoid monakolin 400,50 mg/ml permukaan sampai pada titik tumbuh
(Nuraini, dkk., 2009). tanaman.
Kendala yang ditemukan adalah 2. Jumlah daun diukur (helai) tiap 14
para petani belum mengenal atau HST sampai tanaman berumur 56
mengaplikasikan penggunaan pupuk HST diambil pada tanaman sampel.
organik cair yang bisa meningkatkan Tanaman seledri ini berdaun majemuk
pertumbuhan dan produksi tanaman maka yang dihitung adalah tangkai
seledri, karena selama ini sebagian dari daun yang telah lengkap helaian
para petani mengaplikasikan pupuk sesuai daunnya.
dengan apa yang pernah terapkan tanpa 3. Panjang daun diukur (helai) tiap 14
bisa mengetahui pengaruh pupuk tersebut HST sampai tanaman berumur 56
terhadap tanaman. HST diambil pada tanaman sampel,
Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah sampel sebanyak 2 sampel.
pengaruh dan dosis yang tepat perlakuan Panjang daun dihitung dari ujung
pupuk limbah ampas tahu dan bonggol tangkai sampai ujung daun yang
pisang terhadap pertumbuhan produksi tertinggi.
dan tanaman seledri. 4. Produksi (g) tanaman diambil pada
tanaman sampel dihitung pada saat
Waktu dan Tempat Penelitian panen.
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Desember 2015 sampai dengan
April 2016 dilaksanakan di Kelurahan Analisis Data
Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Menurut Matjik dan Sumertajaya
Gorontalo. (2006), data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan rumus model linear
dari perlakuan satu faktor dengan
Alat Dan Bahan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
Alat-alat yang digunakan dalam diabstraksikan melalui model persamaan
penelitian ini, terdiri dari: cangkul, papan berikut ini:
perlakuan, timbangan, meteran, ember,
kamera. Bahan-bahan yang digunakan Yij = µ + λ i + βj + ƹij
dalam penelitian ini, terdiri dari benih,
Seledri, pupuk organik cair (POC) limbah
bonggol pisang dan limbah ampas tahu. Keterangan :

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 72


Yij =Pengamatan pada perlakuan ke-i dan akuan P4 (42,57 cm) menghasilkan
kelompok ke-j tanaman tertinggi selanjutnya pada
µ = Nilai rata-rata perlakuan P0 (27 cm) menghasilkan tinggi
λi = Pengaruh perlakuan ke-i tanaman terendah.
βj = Pengaruh kelompok ke-j Hasil analistik statistik menunjukan
ƹij =Pengaruh acak pada perlakuan ke-i bahwa pemberian pupuk organik cair
dan kelompok ke-j (POC) bonggol pisang dan ampas tahu
tidak memberikan pengaruh yang berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN nyata terhadap parameter tinggi tanaman
pada umur 14 HST ,28 HST, 42 HST, 56
Tinggi Tanaman HST. Salah satu penyebabnya yaitu
Hasil analisis data secara statistik pengaruh lingkungan yaitu suhu dan
menunjukan bahwa perlakuan pupuk intensitas cahaya. Sesuai dengan
organik cair ampas tahu dan bonggol pernyataan Lugman (2013), suhu dan
pisang tidak memberikan pengaruh yang intensitas cahaya adalah faktor lingkungan
nyata terhadap parameter tinggi tanaman terbesar yang mempengaruhi
pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 pemanjangan batang. Suhu optimum
HST (Gambar 1). dalam pemanjangan batang tergantung
jenis tanamannya. Selain itu penyebab
45 P0 (Kontrol) lainnya yaitu tanaman kekurangan fosfor.
Tinggi Tanaman (Cm)

40
35 dengan kekurangan unsur P tersebut
30 P1 (30 dapat mengganggu proses pertumbuhan
25 ml/Liter air) khususnya pada fase vegetatif tanaman.
20 P2 (60
15 ml/Liter air)
Sesuai dengan pernyataan Syahfrudin
10 P3 (30 (2012) menjelaskan bahwa tanaman tidak
5 akan memberikan hasil yang maksimal
0 ml/Liter air)
14 28 42 56 P4 (60 apabila unsur hara yang diperlukan tidak
ml/Liter air) tersedia.
HST HST HST HST
Sumarni dan Rosliani (2001)
Hari Setelah Tanam (HST) menambahkan bahwa pertumbuhan
tanaman sangat ditentukan oleh Unsur
Gambar 1. Rata- rata Tinggi Tanaman Seledri hara. unsur hara tersebut akan diserap
oleh akar dan ditranslokasikan keseluruh
Gambar 1 menunjukkan bahwa
bagian tanaman sehingga terjadi
perlakuan pemberian pupuk organik cair
metabolisme dan membentuk
ampas tahu dan bonggol pisang memiliki
organ‐organ pada tanaman.
tinggi tanaman yang hampir sama.
Berdasarkan analisis statistik setiap
Jumlah Daun
perlakuan pada umur 14 HST, 28 HST,
Hasil anilisis statistik menunjukkan
42 HST, 56 HST tidak berbeda nyata pada
bahwa perlakuan pupuk organik cair yang
parameter tinggi tanaman.
diberikan pada tanaman seledri terhadap
Pada umur tanaman 14 HST tinggi
parameter jumlah daun pada umur 14
tanaman seledri tertinggi yakni pada
HST, 18 HST, 42 HST, 56 HST tidak
perlakuan P1 (15,03 cm) sedangkan yang
memberikan pengaruh yang nyata
terendah pada perlakuan P0 (11,9 cm)
terhadap parameter jumlah daun. Adapun
pada umur tanaman 28 HST pada
rata-rata jumlah daun dapat dilihat pada
perlakuan P1 (19,6 cm) menghasilkan
Gambar 2.
tanaman tertinggi selanjutnya pada
perlakuan P0 (12,6 cm) menghasilkan
tanaman terendah.
Pada umur tanaman 42 HST tinggi
tanaman seledri yang tertinggi yakni pada
perlakuan P3 (26,43 cm) sedangkan yang
terendah pada perlakuan P0 (17,93 cm)
pada umur tanaman 56 HST pada
perl
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 73
30 ah daun dan tidak tampak hijau segar

Jumlah Daun (Helai)


P0 (Kontrol)
25 melainkan agak kekuningan. Jika
20
P1 (30 ml/Liter kekurangan nitrogen terlalu banyak dan
15
10
air) terus menerus, maka daun-daun yang
P2 (60 ml/Liter
5 air)
dibawah menjadi kuning dan gugur.
0 P3 (30 ml/Liter Menurut Lingga (2007) pertumbuhan
14 28 42 56 air) tanaman dirangsang oleh Nitrogen.
HST HST HST HST Nitrogen berperan dalam pertumbuhan
Hari Setelah Tanam (HST) secara keseluruhan khususnya batang,
cabang dan daun.
Gambar 2. Rata-Rata Jumlah Daun Seledri Menurut Setyowati (2001),
Pada Umur 14 HST Hingga 56 HST pemberian konsentrasi yang lebih besar
akan melebihi kebutuhan akan unsur N.
Gambar 2 menunjukkan bahwa Unsur N dalam jumlah berlebihan tidak
perlakuan pemberian POC pada akan lagi merangsang tanaman
perlakuan 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 memberikan hasil yang lebih tinggi,
HST tidak memberikan pengaruh nyata kenyataannnya justru memberikan hasil
terhadap parameter jumlah daun. Pada yang kurang optimal.
umur tanaman 14 HST rata- rata jumlah
daun seledri tertinggi yakni pada Panjang Daun
perlakuan P2 (10,33 helai) sedangkan Hasil analisis statistik menunjukkan
yang terendah pada perlakuan P0 (7,33 bahwa perlakuan pupuk organik cair tidak
helai) pada umur tanaman 28 HST pada memberikan pengaruh yang nyata
perlakuan P2 (15,33 helai) menghasilkan terhadap parameter panjang daun pada
jumlah daun tanaman tertinggi selanjutnya umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
pada perlakuan P0 (11,33 helai) HST. Rata- rata panjang daun dapat
menghasilkan tanaman terendah. Pada dilihat pada Gambar 3.
umur tanaman 42 HST rata- rata jumlah
daun seledri yang tertinggi yakni pada P0 (Kontrol)
9.00
perlakuan P1 (17,33 helai) sedangkan
Panjang Daun (Cm)

8.00 P1 (30 ml/Liter


yang terendah pada perlakuan P0 (13,33 7.00 air)
helai) pada umur tanaman 56 HST pada 6.00 P2 (60 ml/Liter
perlakuan P2 (28 helai) menghasilkan 5.00 air)
4.00 P3 (30 ml/Liter
tanaman tertinggi selanjutnya pada 3.00 air)
perlakuan P0 (17,67 helai) menghasilkan 2.00
P4 (60 ml/Liter
1.00 air)
tanaman terendah.
0.00
Hasil analisis statistik menunjukan 14 HST 28 HST 42 HST 56 HST
bahwa pemberian POC bonggol pisang
dan ampas tahu tidak menunjukan Hari Setelah Tanam (HST)
pengaruh yang berbeda nyata terhadap
parameter jumlah daun pada umur 14 Gambar 3. Rata-Rata Panjang Daun Seledri
HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST hal ini
disebabkan dosisnya yang rendah Gambar 3 menunjukan bahwa
sehingga unsur hara yang dibutuhkan perlakuan pupuk organik cair ampas tahu
tanaman dalam POC kurang untuk dan bonggol pisang pada perlakuan 14
pertumbuhan dan perkembangan tanaman HST, 28 HST, 42 HST dan 56 HST tidak
seledri. Unsur N sangat berpengaruh pada memberikan pengaruh nyata pada
pertumbuhan daun, unsur N yang kurang parameter panjang daun. Pada umur
diduga menyebabkan daun menjadi tanaman 14 HST rata- rata panjang daun
kuning dan berwarna merah kecoklatan. seledri tertinggi yakni pada perlakuan P1
Edsu (2008), menambahkan (6,733 cm) sedangkan yang terendah
bahwa nitrogen berfungsi membuat enzim- pada perlakuan P0 (4,767 cm) pada umur
enzim, yang berperan dalam tanaman 28 HST pada perlakuan P4 (6,33
pembentukan daun, kekurangan unsur ini cm) menghasilkan rata- rata panjang daun
mengakibatkan kurang bertambahnya tanaman tertinggi selanjutnya pada
jum perl
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 74
akuan P0 (5,4 cm) menghasilkan tanaman g dihasilkan.
terendah. Pada umur tanaman 42 HST Nitrogen berperan penting sebagai
rata- rata panjang daun seledri yang penyusun protein sedangkan untuk unsur
tertinggi yakni pada perlakuan P3 (6,87 kalium berperan dalam memacu
cm) sedangkan yang terendah pada pembelahan jaringan meristem dan
perlakuan P0 (6,53 cm) pada umur merangsang pertumbuhan tanaman.
tanaman 56 HST pada perlakuan P4 (8,27 Sehingga jika pada tanaman kekurangan
cm) menghasilkan tanaman tertinggi unsur tersebut dapat menyebabkan
selanjutnya pada perlakuan P0 (6,93 cm) penyerapan unsur hara dan air serta
menghasilkan tanaman terendah. fotosintesis tidak optimal. Selain itu pula
Hasil analisis statistik menunjukkan kadar kalium (K) yang sedang, bahan
bahwa pemberian pupuk organik cair organik yang sedang, dan N yang
limbah ampas tahu dan bonggol pisang rendah, akan menyebabkan proses
tidak memberikan pengaruh yang berbeda metabolisme tanaman terganggu sehingga
nyata terhadap parameter panjang daun kurang dapat meningkatkan hasil panen
pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 tanaman (Parman, 2007).
HST. Arifin, dkk (2014) menambahkan
Hal ini disebabkan oleh kurangnya bahwa secara umum tinggi rendahnya
kandungan N dan Mg sehingga daun produksi suatu tanaman tergantung dari
tanaman seledri menguning Menurut varietas, cara bercocok tanam dan kondisi
Subhan (2004), kandungan Mg berperan lingkungan tempat tanaman itu ditanam.
pada pembentukan daun, hasil fotosintesis Tingkat kesesuaian suatu tanaman
mempengaruhi panjang daun dan warna budidaya terhadap lingkungan tumbuhnya
daun yang lebih hijau. sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
produktifitas tanaman tersebut.
Produksi
Hasil analisis statistik menunjukan
bahwa pemberian pupuk organik cair KESIMPULAN
ampas tahu dan bonggol pisang tidak 1. Pupuk organik cair bonggol pisang
memberikan pengaruh yang berbeda dan ampas tahu berdasarkan data
nyata terhadap produksi tanaman seledri penelitian tidak memberikan
Pada umur 14 HST ,28 HST, 42 HST, 56 pengaruh yang nyata terhadap
HST. Hal ini disebabkan kandungan unsur fase vegetative tanaman (tinggi
hara N, P, K dalam pupuk organik cair ini tanaman dan jumlah daun).
tidak dapat memenuhi kebutuhan hara 2. Pupuk organik cair bonggol pisang
yang dibutuhkan tanaman, pertumbuhan dan ampas tahu dengan dosis 30
akar tidak menjadi lebih baik. Unsur Hara ml/l dan 60 ml/l air setelah
yang penting untuk pertumbuhan dianalisis statistik. Tidak
tanaman adalah nitrogen dan fosfor. memberikan pengaruh nyata pada
Mason (1994) menyatakan bahwa unsur P prtumbuhan dan produksi tanaman
merangsang pertumbuhan akar sehingga seledri (Apium graveolens L.)
dapat menyerap hara yang terkandung
dalam tanah.
Prihmantoro dan Indriani (2001) DAFTAR PUSTAKA
Menjelaskan pula bahwa pertumbuhan Arifin, Hadirman Khair dan Muhamad A.
tanaman dipengaruhi juga oleh unsur Sirega. 2014. Respon
nitrogen. Nitrogen berfungsi memacu Pertumbuhan dan Produksi
pertumbuhan tanaman. Unsur nitrogen Kacang Hijau (Phaseolus radiates
yang diserap tanaman dalam jumlah yang L.) Akibat Penggunaan Pupuk
cukup akan memacu jaringan Organik Cair dan Pupuk TSP. Vol.
meristematik pada titik tumbuh batang 19..No 1. Fakultas Pertanian Umsu
makin aktif akibatnya ruas batang makin Medan.
banyak terbentuk dan jumlah daun
semakin banyak hal ini juga akan Edsu. 2008. Perkembangan Tanaman.
berpengaruh terhadap besarnya produksi Jogjakarta. Pustaka Belajar.
yan
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 75
Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Prihmantoro, H. dan Indriani, Y.H.
Organik Cair Supra Alam Lestari. 2001. Hidroponik Sayuran
PT. Surya Pratama Alam. Semusim untuk Bisnis dan
Yogyakarta Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lingga. 2007. Petunjuk Penggunaan Setyowati, E. 2001. Tugas Akhir Uji


Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Pemanfaatan Unsur N dan P
dalam Limbah Tahu Sebagai
Lugman. 2013. Pemanfaatan Limbah Pupuk Pada Tanaman Padi.
Saur-Sayuran Sebagai Pengganti Surabaya: Tugas Akhir, Teknik
Pupuk Kimia Pada Pertumbuhan Lingkungan, Ftsp, Its
Tanaman Semangka. (Citullus
Vulgaris L.) Universitas Sriharti dan Salim, T. 2008. Pemanfaatan
Muhamadiyah Surakarta. Limbah Pisang untuk Pembuatan
Kompos menggunakan Komposter
Minami, N. 1997. Low External Input For Rotary Drum. Prosiding Seminar
Sustainable Agriculture Proceeding Nasional Teknoin Bidang Teknik
Seminar Apo, 27 August-6 Sept Kimia dan Tekstil. Yogyakarta.
1996. Tokyo, Japan. 19-36 Hal
Subhan dan Nunung Nurtika. 2004.
Mulyani, S.M. 2010. Pupuk Dan Cara Penggunaan Pupuk Fosfat,
Pemupukan. Rineka Cipta. Kalium, Dan Magnesium Pada
Jakarta. Tanaman

Nuraini. 2009. Potensi Monascus Sudarsono. 1996. Pusat Penelitian Obat


purpureus untuk memproduksi Tradisional. UGM. Yogyakarta.
pakan kaya karotenoid monakolin
dan aplikasinya untuk Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik
menghasilkan telur rendah Kanisius. Yogjakarta.
kolesterol. Laporan HB strategis
nasional. Lembaga penelitian Sutrisna. N., S. Sastraatmadja dan L.
universitas andalas. Padang. Ishaq. 2005. Kajian System
Penanaman Tumpang Sari
Nuraini, Y dan Puspitasari, M. 2004. Kentang dan Seledri Dilahan
Pengaruh Pemberian Kombinasi Dataran Tinggi Rancabali,
Limbah Tahu, Pupuk Kandang, Kabupaten Bandung. Jurnal
dan Pupuk Hijau Dalam Pengkajian dan Pengembangan
Peningkatan Hara N, P, K, dan Teknologi Pertanian Vol.8. No. 1,
Pertumbuhan Tanaman Jagung Maret 2005.
(Zea mays L.) Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang Syahfrudin. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Parman, S. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Varietas Jagung Manis.
Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Wulandari D., D.N. Fatmawati, E.N.
Kentang (Solanum tuberosum L.). Qolbaini, K.E. Mumpuni, dan S.
Buletin Anatomi Dan Fisiologi. 15 Praptinasari. 2009. Penerapan Mol
(2). Hal: 5 – 7 (Mikroorganisme Local) Bonggol
Pisang Sebagai Biostarter
Permadi, A. 2006. 36 Resep Tumbuhan Pembuatan Kompos. Pkm-P.
Obat untuk Menurunkan Universitas Sebelas Maret.
Kolesterol. Penebar Swadaya. Surakarta.
Jakarta.

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 76


Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 77

Anda mungkin juga menyukai