Anda di halaman 1dari 31

Nama : Ulfia Asri

NIM : 1706103010012
Kelas : 03
MK : Seminar Botani

Journal 1

Hari/Tanggal Kamis/17 September 2020


Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Hasanuddin, M.Si
Kegiatan Kotrak Perkuliahan
Penyaji 1. Dr. Hasanuddin, M.Si

A. Pelaksanaan kegiatan :
B. Pertanyaan dan Tanggapan :
C. Tanggapan Pembina Matakuliah :
Buatkan jurnal belajar dari setiap pertemuan
D. Refleksi Diri :
Pertemuan pertama ini telah dilakukan, dosen menyampaikan peraturan-peraturan
selama perkuliahan dan memberikan apa saja yang akan dipelajari pada mata kuliah
seminar botani ini. Pada pertemuan kali ini ada beberapa mahasiswa yang telat masuk,
dikarenakan terkendala jaringan dan ada beberapa penjelasan yang tidak dapat saya
mengerti. Untuk pertemuan selanjutnya saya akan berusaha fokus sehingga apa yang
disampaikan dapat saya mengerti dan pahami.

Konsep yang sudah diketahui :


Setelah mengikuti perkuliahan ini ada beberapa konsep yang telah saya pahami, yaitu:
 Mahasiswa dianggap sah belajar matakuliah apabila memprogramkan di KRS dan
tercantum namanya pada Daftar Hadir;
 Mahasiswa diharapkan mengikuti seluruh proses perkuliahan mencapai 100%, namun
jika
 tidak terpenuhi diwajibkan hadir minimal 75% (12 kali pertemuan); konsep yang
belum dipahami
 Mahasiswa yang terlambat datang lebih dari 15 menit sesudah kuliah dimulai tidak
diperkenankan masuk ke ruang kuliah dan dianggap lalai mengikuti kuliah pada jam
kuliah yang bersangkutan;
 Mahasiswa yang mengikuti kuliah wajib mengisi daftar hadir. Mahasiswa yang lalai
tidak mengisi daftar hadir dianggap tidak mengikuti kuliah pada jam yang
bersangkutan.

Konsep yang belum diketahui :


Setelah mengikuti perkuliahan ini ada beberapa konsep yang belum saya pahami,
yaitu:
 Saya belum terlalu mengerti cara membuat jurnal belajar
 Saya belum mengerti tentang format makalah
Journal 2
Hari/Tanggal Kamis/8 Oktober 2020
Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Hasanuddin, M.Si
Kegiatan Presentasi Review Jurnal Internasional
Penyaji 1. Edi Hardiansyah
2. Sri Lestarina

A. Pelaksanaan kegiatan :

Penyaji 1
Presenter menjelaskan mengenai Keanekaragaman Anggrek Liar Di Lereng Selatan
Gunung Merapi, Yogyakarta, Delapan Tahun Setelah Letusan 2010. Diawali dengan
memaparkan profil dari jurnal seperti judul, tahun terbit, penulis, dan lain-lain. Lalu
dilanjutkan dengan menjelaskan tentang isi jurnal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
inventarisasi jenis anggrek di Tritis untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan
anggrek yang ada di daerah tersebut dengan menggunakan metode plot.
Studi ini mencatat 24 jenis jenis anggrek Liar di Tritis, lereng selatan Gunung Merapi,
Yogyakarta (Tabel 2).22 spesies atau91,67% termasuk dalam subfamili Epidendroideae, satu
spesiesdari subfamili Vanilloideae, dan satu spesies dari subfamilyOrchidoideae. Berdasarkan
jenis bentuk kehidupan, 15 spesies(62,5%) epifit, 6 spesies (25%) terrestrial, 2 spesies (8,3%)
adalahholomikotropik dan 1 spesies (4,2%) adalah semiterestrial. Sehingga didapat
kesimpulan bahwa habitat dan pepohonan di lokasi, sesuai dengan lingkungan hidup anggrek
epifit. Karena posisi anggrek epifit diatas pohon memiliki keunggulan yaitu mendapatkan
intensitas cahaya optimal yang menghasilkan suhu udara lebih tinggi dibandingkan di dasar
hutan.

Penyaji 2
Pada presentasi jurnal ini, presenter menjelaskan mengenai pertumbuhan, pembungaan
dan hasil cabai (Capsicum annuum L.) dipengaruhi oleh jarak dan kondisi tumbuh. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang dipengaruhi oleh
kondisi dan jarak tanam. Penelitian ini dilakukan di departemen Hortikultura, CCS Haryana
Agricultural yang terletak di India pada tahun 2011-2012 dan 2012-2013. Percobaan ini
disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan tiga kali ulangan yaitu 60x30cm,
60x45cm dan 60x60cm jarak tanam, bibit cabai ditanam di bawah terowongan rendah
(dilindungi) dan lapangan terbuka.
Penelitian ini menjelaskan pengaruh kondisi tumbuh dan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil cabai (tabel 1). Ditemukan jarak tanam terendah yaitu 60x30 cm
menghasilkan tanaman lebih tinggi dibandingkan jarak tanam yang lain. Jarak tanam 60x30
cm menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 48,33 dan jarak tanam 60x60 cm menghasilkan
tanaman terpendek yaitu 38,83 cm. Kemudian jumlah rata-rata cabang pada jarak tanam
60x60cm yaitu 16,17 per tanaman sedangkan jumlah cabang terendah (11,67) per tanaman
terjadi pada jarak tanam (60x30 cm). Jumlah buah per tanaman juga lebih tinggi di bawah
terowongan rendah (dilindungi) yaitu 103,84 dibandingkan kondisi di lapangan terbuka
(40,11). Jumlah rata-rata buah tertinggi (82,00) per tanaman tercatat dari jarak tanam terluas
(60x60 cm) yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan jarak tanam lainnya. Jumlah
buah terendah (57,50) per tanaman terdapat pada jarak tanam (60x30 cm). Hasil panen per
tanaman (300,45 g / tanaman) dan perkiraan hasil per hektar (111,53 q / ha) secara signifikan
lebih tinggi pada kondisi terowongan rendah (dilindungi) daripada di lahan terbuka. Hasil
maksimum (316,67 g / tanaman) dicatat dari jarak tanam terluas (60x60 cm). Hasil terendah
(163,67 g / tanaman) diperoleh dari jarak tanam tertutup (60x30 cm).

B. Pertanyaan dan Tanggapan


Penanya : Nadia Phonna
Pertanyaan : Apakah didalam jurnal ada data perbandingan antara keanekaragaman
anggrek sebelum dan sesudah letusan?

Penjawab : Edi Hardiansyah


Jawaban : Tidak ada, didalam jurnal para peneliti hanya berfokus pada keanekaragaman
anggrek setelah letusan, tidak ada data yang menjelaskan bahwa adanya data sebelum
letusan terjadi.

C. Tanggapan Pembina Matakuliah

D. Refleksi Diri

Penyaji 1
Saya telah mengetahui berbagai macam spesies anggrek di lokasi penelitian, hanya saja
untuk mencari hasil dari kerapatan penyaji masih bingung dan belum mengerti dari mana
didapat hasil yang terdapat pada tabel. Penyaji juga ingin mengetahui data perbandingan
spesies anggrek sebelum dan sesudah letusan.
Penyaji 2
Saya telah mengetahui bahwa jumlah cabang dan buah pertanaman lebih banyak di
bawah terowongan rendah (dilindungi) dibandingkan dilapangan terbuka, dan juga hasil
panen per hektar lebih tinggi pada kondisi terowongan rendah (dilindungi) daripada dilahan
terbuka. Hanya saja penyaji tidak mengetahui mengapa pertumbuhan cabai pada terowongan
rendah (dilindungi) lebih baik ditanam pada bulan-bulan musim dingin, sedangkan
pertumbuhan cabai pada kondisi terbuka baik ditanam pada bulan februari.

Journal 3
Hari/Tanggal Kamis/15 Oktober 2020
Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Hasanuddin, M.Si
Kegiatan Presentasi Review Jurnal Internasional
Penyaji 1. Ayu Islami Roza
2. Syarifah Syifaurrahmah
3. Erlinda

A. Pelaksanaan kegiatan :

Penyaji 1
Pada presentasi ini, presenter menjelaskan tentang perubahan morfologis dan fisiologis
selama pertumbuhan dan perkembangan apel (Feronia limonia (L.) Swingle) buah, penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari perubahan morfologi dan fisiologis selama tumbuh dan
berkembangnya buah apel kayu, sehingga dapat digunakan untuk menentukan waktu panen
buah agar diperoleh kualitas yang tinggi. Apel kayu (Feronia limonia (L.) Swingle)
merupakan tanaman buah yang memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai bahan minuman dan
makanan, obat, dan lainnya. Berbeda dengan buah pada umumnya, kematangan buahapel
kayu tidak diikuti dengan perubahan warna sebagai indikator kematangan. Pengamatan awal
menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan buah apel kayu membutuhkan waktu
kurang lebih 8 bulan setelah bunga mekar. Nitsch, menjelaskan tiga tahap pertumbuhan buah,
yaitu (1) pra-mekar: (2) Bunga mekar ( 3) Pasca pembuahan. Selama pertumbuhan dan
perkembangan buah akan terjadi mobilisasi dan pengangkutan bagian vegetatif untuk
perkembangan buah dan biji, sehingga terjadi perubahan morfologi dan fisiologis.
Pertumbuhan dan perkembangan buah apel kayu dari bunga mekar sampai buah matang
tepat terlepas dari pohon atau disebut buah matang yang tumbang membutuhkan waktu 238 ±
7 hari setelah bunga mekar atau 8,25-8,75 bulan setelah bunga mekar (MAA). Ukuran buah
pertambahan pertumbuhan dan perkembangan buah, dari antesis sampai 6 bulan tidak
bertambah lagi sampai buah matang tumbang. Kadar gula total dan total padatan terlarut
daging buah meningkat sejalan dengan bertambahnya umur buah dan mencapai maksimum
saat buah matang gugur. Sebaliknya kandungan fenol menurun dengan bertambahnya umur
buah dan mencapai minimum pada saat buah matang tumbang. Kematangan buah apel kayu
terjadi ketika buah yang matang tepat terlepas dari pohon atau disebut buah yang sudah
matang.

Penyaji 2
Pada presentasi ini, presenter menjelaskan tentang Karakterisasi Genetik dan Morfologi
MANGGA (Mangifera indica L.) yang tumbuh di Mesir. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji karakterisasi molekuler dan hortikultura dari beberapa kultivar mangga di Mesir dari
berbagai tempat berdasarkan penanda yang berbeda.Eksperimen dilakukan di Departemen
Botani Pertanian, Fakultas Pertanian, Saba Basha, Universitas Alexandria, Mesir dan
Departemen Botani dan Mikrobiologi, Fakultas Sains, Universitas KingSaud,
SaudiArabia.Total 243.028 feddans telah ditanami mangga. Dua puluh delapan kultivar
mangga (Mangifera indica L.) dimasukkan untuk analisis penanda hortikultura dan
molekuler. Delapan karakter hortikultura, diukur dalam 10 ulangan (buah) pada tahap
kematangan dan panen meliputi panjang buah (cm), lebar (cm), berat (g), kulit (%), daging
buah (%), panjang serat (mm), umur simpan (hari), dan bentuk buah.
Dalam penelitian ini, informasi rinci mengenai keragaman genetik plasma nutfah
mangga di Mesir menggunakan 13 penanda spesifik (SSR dan EST-SSR) telah dilaporkan.
Keragaman kultivar mangga yang tinggi ditegaskan sebagai pola morfologi dan genotipe.
Penanda molekuler (SSR dan EST-SSR) adalah alat yang ampuh untuk mengoptimalkan
pengelolaan plasma nutfah kultivar mangga di Mesir. Semua data yang terkumpul ini dapat
menjadi bahan referensi untuk penelusur saat mempelajari kultivar mangga di Mesir.

Penyaji 3
Pada presentasi ini, presenter menjelaskan tentang Keanekaragaman Pakis
(Pteridophyta) di Gua Jepang Pundong, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan
untukmengetahui varietas tumbuhan paku yang ditanam di kawasan Gua Jepang Pundong,
Bantul, Yogyakarta.Metode penelitian ini adalah eksplorasi, dengan melakukan eksplorasi-
investigasi tanpa plot. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan pada
bulan April sampai dengan September 2019. Pengumpulan spesimen dalam observasi ini
menggunakan metode eksplorasi tanpa plot, dengan menjelajahi lokasi pengujian secara
menyeluruh. Parameter lingkungan yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu,
kelembaban, intensitas cahaya, dan tingkat pH tanah.Lokasi penelitian ini bertempat di
kompleks Gua Jepang Pundong, Bantul Yogyakarta.Pemeriksaan sifat morfologi tumbuhan
paku-pakuan meliputi pengamatan pada akar (jenis, warna, dan permukaan), batang (bentuk,
warna, permukaan, rimpang, dan cabang), daun (daun tunggal / majemuk, panjang, lebar,
lingkar, folii puncak, folii dasar, kerangka, tepi, jenis, dan warna). Pengamatan terhadap sel
daun pakis dilakukan melalui slide mikroskop yang dibuat dengan metode pembersihan daun.
Pengamatan fitur sel diselesaikan menggunakan Optilab. Ciri-ciri yang diamati adalah bentuk
sel, panjang, lebar, stomata, dan trikoma. Pengamatan sorus dilakukan dengan melihat warna,
bentuk, dan letak sorus. Semua data dianalisis dengan metode deskriptif.
Terdapat 10 spesies tumbuhan paku yang tumbuh di dalam kawasan Gua Jepang
Pundong. Mereka adalah Pteris vittata., Adiantum philippense., Adiantum capillus-veneris.,
Pityrogramma calomelanos L., Thelypteris sp., Nephrolepis cordifolia, Pneumatopteris sp.,
Pyrrosia longifolia., Dynaria. quercifolia, Selliguea hastata.Kawasan Gua Jepang terdapat
tumbuhan paku yang termasuk dalam kelompok tumbuhan paku sejati, diperoleh 10 jenis
tumbuhan paku yang berbeda famili. Jenis yang termasuk dalam famili Pterydaceae paling
banyak ditemukan dibandingkan famili lainnya, yaitu Nephrolepidaceae, Thelypteridaceae,
dan Polypodiaceae.

B. Pertanyaan dan Tanggapan

C. Tanggapan Pembina Matakuliah

D. Refleksi Diri

Penyaji 1
Saya telah mengetahui perubahan morfologis dan fisiologis dari apel kayu ini selama
masa pertumbuhan dan perkembangannya. Apel kayu ini berbeda dengan buah pada
umumnya, kematangan buahapel kayu tidak diikuti dengan perubahan warna sebagai
indikator kematangan. Informasi ini sangat bermanfaat sekali untuk petani atau pekebun
sehingga dapat digunakan untuk menentukan waktu panen buah agar diperoleh kualitas yang
tinggi.

Penyaji 2
Saya telah mengetahui informasi rinci mengenai keragaman genetik plasma nutfah
mangga di Mesir menggunakan 13 penanda spesifik dan mengetahui bahwa lingkungan yang
sesuai dapat membantu keragaman yang lebih luas pada anakan semai dengan jenis yang jauh
lebih baik. Hanya saja penyaji tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan alat yang
ampuh untuk mengoptimalkan pengelolaan plasma nutfah kultivar mangga menggunakan
SSR dan EST-SSR.

Penyaji 3.
Saya telah mengetahui informasi mengenai jenis tumbuhan pakis (Pteridophyta) di Gua
Jepang Pundong, Bantul, Yogyakarta.Pterydophyes di Kawasan Wisata Gua Jepang Pundong
diperoleh 10 spesies yaitu Pteris vittata., Adiantum philippense., Adiantum capillusveneris.,
Pityrogramma calomelanos L., Thelypteris sp., Nephrolepis cordifolia, Pifneumatropteris
sp., Dynaria quercifolia, Selliguea hastata.

Journal 4
Hari/Tanggal Kamis/29 Oktober 2020
Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Hafnati Rahmatan, M.Si
Kegiatan Presentasi Review Jurnal Internasional
Penyaji 1. Laina Maqfirah
2. Irma Sulastri

A. Pelaksanaan kegiatan :

Penyaji 1
Pada presentasi jurnal ini, presenter menjelaskan mengenai spesies lumut paling
toleran terhadap polutan lalu lintas kendaraan di Batu Pahat. Diawali dengan memaparkan
profil dari jurnal seperti judul, tahun terbit, penulis, dan lain-lain. Lalu dilanjutkan dengan
menjelaskan tentang isi jurnal. Penelitian ini bertujuan untuk mendata dan mengidentifikasi
jenis-jenis lichen paling toleran terhadap polutan lalu lintas kendaraan di wilayah perkotaan
dan pinggiran kotaBatu Pahat. Penelitian dilakukan dengan metode Index of Atmospheric
Purity (IAP). Metodologi tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu teknik pengambilan
sampel dan uji identifikasi spesies yang meliputi uji bercak warna, profil kromatografi lapis
tipis, dan analisis morfologi. Penelitian dilakukan pada empat stasiun: dua stasiun terletak
dikota Batu Pahat yaitu Dataran penggaram dan BP Mall Extrance, satu stasiun dikawasan
pemukiman Bukit Soga dan satu stasiun lagi dipintu masuk utama kampus Universiti Tun
Hussein Onn Malaysia(UTHM).
Dalam penelitian ini, lumut dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara.
Dirinaria picta telah diidentifikasi sebagai spesies lumut yang paling toleran di daerah
penelitian karena keberadaannya di semua lokasi meskipun jumlah kendaraan bermotor yang
lewat di sekitar lokasi lebih tinggi. Dirinaria pictadikategorikan lumut dengan ketahanan
sedang terhadap pencemaran udara, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas udara di
kota/perkotaan Batu Pahat tergolong cukup bersih.

Penyaji 2
Pada presentasi jurnal ini, presenter menjelaskan tentang Pengaruh Stres Garam
pada Karakteristik Morfologi, Total Fenol dan Kandungan Antosianin Total Roselle
(Hibiscus sabdariffa L.). Diawali dengan memaparkan profil dari jurnal seperti judul, tahun
terbit, penulis, dan lain-lain. Lalu dilanjutkan dengan menjelaskan tentang isi jurnal. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi pengaruh perbedaan kadar salinitas terhadap
kandungan total anthosianin dan fenol, serta terhadap beberapa morfologi, fisiologi rep,
statistic menganalisis tanaman dan budaya. Metode penelitian ini menggunakan analisis
statistic program paket SPSS versi 23.0. analisis data dilakukan dengan UJI ANOVA satu
arah dan dibandingkan dengan uji jarak berganda (DMRT) Duncan pada fisiologi
tumbuhan. Penentuan kandungan total fenolik dan total antosianin Kandungan antosianin
total ditentukan menurut metode diferensial pH (Sutharut dan Sudarat 2012; Lee et al.
2005). Kandungan fenolik total dari ekstrak hidrokolik ditentukan dengan metode Folin
Ciocalteu pada 765 nm (Nic'iforovic 'et al. 2010). Kurva kalibrasi diplot menggunakan
jumlah asam galat yang berbeda (6,25, 12,5, 25, 50, 100 lg / ml). Kandungan fenolik dan
antosianin total ditentukan masing-masing sebagai mil ligram ekuivalen asam galat per
gram ekstrak dan miligram ekuivalen sianidin 3-glukosida per 100 g ekstrak. Biji rosella
direndam dalam natrium hipoklorit 1% selama 10 menit kemudian ditiriskan dan dicuci
dengan akuades sampai pH netral tercapai. Benih dibudidayakan dalam pot yang berisi
campuran tanah / humus (4: 1, v / v) dan ditanam di rumah kaca yang terletak di Sari, Iran
(lintang, 36).440N; bujur, 53070E), dalam kondisi lingkungan alami (25 C). Pot
direncanakan dalam Rancangan Acak Sederhana dengan 3 ulangan dan 6 sampel per
ulangan. Tiga puluh hari setelah menabur benih, stres garam diterapkan dan dilanjutkan
selama 10 hari setelah berbunga. Perlakuan meliputi: 0 mM NaCl (kontrol), 40 mM NaCl,
80 mM NaCl, 120 mM NaCl dan 160 mM NaCl. Lima tanaman diambil sampelnya dari
masing-masing perlakuan pada 60 hari setelah tanam dan dilakukan pengukuran
pertumbuhan dan karakteristik fitokimia yaitu tinggi tanaman, berat segar dan kering
pucuk, bobot segar dan kering bunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah daun, jumlah
tanaman. kandungan antosianin dan total kandungan fenolik.
Dalam penelitian ini menyatakan bahwa cekaman garam menyebabkan penurunan
tinggi tanaman yang signifikan pada 160 mM NaCl, yaitu sekitar 32% setelah 30 hari
perlakuan. Jumlah daun menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 26% antara
perlakuan control dan NaCl 120 dan 160 mM. bobot segar pucuk menunjukkan perbedaan
yang nyata antara perlakuan 0 dan 40 mM NaCl dengan 120 dan 160 mM NaCl, sedangkan
tidak ada perbedaan antara perlakuan berat keringat pucuk dengan cekaman garam.

B. Pertanyaan dan Tanggapan


Penanya : Nur Aiza Amalia
Pertanyaan : Apakah di dalam lichen yang sudah di temukan bisa diketahui jenis polutan
yang terkandung?
Penjawab : Laina Maqfirah
Jawaban : Tentu saja bisa, jenis polutan yang terkandung di dalam lichen bisa di ketahui
dengan pengamatan lebih lanjut di laboratoriun menggunakan uji tes dan sebagainya.

Penanya : Nadia Phonna


Pertanyaan : Apakah yang dimaksud dengan K, C, KC dan KC?

Penjawab : Laina Maqfirah


Jawaban : K, C, KC dan KC adaah singkatan pada hasil uji kimia tesbintikwarna. K
adalah kaliumhidroksida, C adalah natriumhipoklorit(C),KC adalah beberapateteslarutanK
diikutiolehC danCK adalah beberapateteslarutanC diikutioleh K.

Penanya : Ulfia Asri


Pertanyaan : Mengapa bobot segar pucuk dapat menunjukkan perbedaan yang nyata?
Penjawab : Irma Sulastri
Jawaban: Karena cekaman pada garam dapat menyebabkan penurunan tinggi tanaman yang
signifikan. Dapat dilihat saat proses osmosis dimana air pada tumbuhan itu dapat keluar dan
membuat tumbuhan itu kekurangan kadar garam dalam dirinya.

C. Tanggapan Pembina Matakuliah

D. Refleksi Diri

Penyaji 1
Saya telah mengetahui spesies lumut paling toleran terhadap polutan lalu lintas
kendaraan di kota Batu Pahat dan dengan adanya data tersebut penyaji mengetahui bahwa
kualitas udara di daerah perkotaan Batu Pahat masih tergolong bersih, namun penyaji ingin
mengetahui lebih jauh tata cara mengetahui jenis polutan yang terkandung dalam satu spesies
lichen.

Penyaji 2
Saya telah mengetahui bahwa salinitas cekaman abiotic dapat mempengaruhi sifat
morfologi dan anatomi pada tumbuhan. , salinitas mendorong beberapa perubahan fisiologi
dan biokimia pada tanaman Rosella termasuk penurunan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot
segar tunas, jumlah bunga per tanaman dan kandungan total fenolik, serta peningkatan total
kandungan antosianin dalam 40 mM NaCl. Ini dapat dibuktikan dalam praktik terhadap
beberapa parameter morfologi dan fisiologi di Roselle, dilakukan percobaan menggunakan
rancangan acak sederhana dengan tiga ulangan, dengan adanya penelitian tersebut membuat
penambahan ilmu terhadap penyaji. Selain itu, Teknik lingkungan telah menyebabkan
peningkatan yang signifikan dalam total kandugan fenol dan antosianin.

Journal 5
Hari/Tanggal Kamis/5 November 2020
Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Hafnati Rahmatan, M.Si
Kegiatan Presentasi Review Jurnal Internasional
Penyaji 1. Nadia Phonna
2. Asmaul Husna
3. Nur Aiza Amalia
4. Adhe Nadzirah Ulfa

A. Pelaksanaan kegiatan :

Penyaji 1
Presentasi review jurnal kali ini peresenter menjelaskan mengenai teknologi yang
dapat mengidentifikasi tumbuhan secara efisien. Penelitian ini mengusulkan pendekatan
identifikasi spesies tanaman otomatis yang digunakan dengan menggunakan visi komputer
dan teknik pembelajaran mesin untuk mengklasifikasikan gambar daun tanaman. Penelitian
dilakukan melalui tahapan-tahapan seperti pra-pemrosesan citra, segmentasi citra, ekstraksi
ciri, dan terakhir klasifikasi citra. Kombinasi fitur tekstur dan warna (masing-masing 5 dan 4)
diekstraksi dan kemudian klasifikasi SVM digunakan untuk klasifikasi. Sistem diuji pada
dataset Swedia dan mencapai akurasi rata-rata 93,26%. model tersebut dapat secara otomatis
mengklasifikasikan 15 spesies tumbuhan yang berbeda. Penelitian yang dipaparan presenter
bertujuan untuk mengatasi batasan dalam mencapai akurasi yang lebih tinggi dengan
mengekstraksi lebih banyak fitur yang dikembangkan dari semua jenis (bentuk, tekstur,
warna dan urat) dan menerapkan pengklasifikasi yang ditingkatkan atau gabungan
pengklasifikasi. Terakhir, tujuannya adalah untuk membuat ide identifikasi spesies tumbuhan
otomatis lebih realistis dengan mengerjakan kumpulan data langsung.

Penyaji 2
Pada presentasi jurnal ini, presenter menjelaskan tentang Pakis Pteridophyta yang
termasuk dalam divisi dan memiliki kormus. Artinya tubuh bisaterbagimenjadi tiga bagian
utama, yaitu akar, batang, dan daun.Pakis Pteridophyta yang merupakan salah satu kelompok
orang Indonesiatumbuhan dengankeanekaragaman tinggi dan sebaran luas 6 kita ketahui
bahwa pakis ditemukandi daerah tropis dansubtropis dengan ketinggian berbeda, dengan
habitatnyadi tanah,tanaman merambat, dan epifit 7 yang mana dalam kasus ini umumnya
tumbuhan paku ditemukan memiliki fungsi sebagaibahan baku obat-obatan, sebagai
sayurandikonsumsi oleh masyarakat dan banyak diantaranya pakisjuga bermanfaat sebagai
tanaman hias, mencari nafkahhabitat daerah tropis. Misalnya Helminthostachyszeylanica
(Linn.) Hook. Tanaman ini termasuk salah satu tumbuhan pakuyang telah lama digunakan
oleh masyarakat sebagai tradisionalobat. Sedangkan, pakis Cyathea memiliki peran
utamadalam keseimbangan ekosistem hutan, karena merekaberfungsi sebagai pencegah erosi
dan pengatur airgunakan perencanaan. Penyebaran dan keragaman pakissangat besar, begitu
pula dengan potensi dan manfaatnyacukup penting baik untuk tanaman hias,sayur mayur,
obat-obatan dan perannya sebagai penyeimbangekosistem dan juga pada jurnal ini presenter
menjelaskan 21 spesies Pteridophyta yang terdapat diLubuak Mato kucing Panjang Pandang,
Sumatera Barat.

Penyaji 3
Presentasi review jurnal kali ini peresenter menjelaskan mengenai protein 1 yang
terkait dengan Nck mempengaruhi sensitivitas kekeringan melalui keterlibatannya dalam
perkembangan epidermal daun dan penutupan stomata pada padi. Penelitian yang dipaparan
presenter bertujuan untuk mengetahui bagaimana DS8 mempengaruhi sensitivitas kekeringan
pada tanaman padi (Oryza sativa), dengan fokus pada dampak DS8 pada indikator yang
terkait dengan sensitivitas kekeringan, termasuk kutikula dan stomata. Seperti yang kita
ketahui kondisi iklim yang merugikan, seperti kekeringan, mengancam pertumbuhan dan
produksi padi (Oryza sativa). Untuk beradaptasi dengan cekaman kekeringan, tanaman telah
mengembangkan berbagai mekanisme yang melibatkan perubahan adaptif pada tingkat
morfologi, fisiologis, dan molekuler. Karakteristik epidermis daun merupakan indikator
penting toleransi tanaman terhadap kekeringan. Stomata berperan dalam pertukaran air dan
gas serta bertanggung jawab atas sekitar 90% kehilangan air yang terjadi pada epidermis
daun. Kepadatan stomata dan celah stomata merupakan indeks penting yang digunakan untuk
mengevaluasi ketahanan tanaman terhadap kekeringan.

Penyaji 4
Presentasi review jurnal kali ini peresenter menjelaskan mengenai curcumin,
komponen aktif dari kunyit dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kunyit digunakan dalam
berbagai bidang seperti kesehatan, kuliner dan kosmetik. Pada pengobatan tradisional, kunyit
digunakan sebagai anti inflamasi, antiseptic, antiiritansia, anoreksia, obat luka dan gangguan
hati. Kunyit (Curcuma longa) mengandung senyawa kurkumin yang dapat mempercepat
repitelisasi, proliferasi sel, dan sintesis kolagen. Keunggulan lain dari kunyit adalah
kemampuan sebagai anti radang dan penggumpal darah. Hal ini dipengaruhi oleh
pembentukan ecosanoids, zat kimia yang dapat mengatur penggumpalan darah, tekanan darah
dan kekebalan tubuh. Penelitian yang di paparkan presenter ini bertujuan dengan melakukan
penelitian ini kita dapat mengetahui senyawa kimia yang terdapat di dalam kandungan kunyit
(Curcuma longa) dan mengetahui kandungan kunyit dapat menekan penyakit jantung dan
kanker Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan piperine
dengan kurkumin. Telah terbukti bahwa piperin meningkatkan ketersediaan hayati kurkumin
pada manusia dan tikus dengan menurunkan glukuronidasi kurkumin. Penggunaan kurkumin
liposom, nanopartikel kurkumin, dan kompleks fosfolipid adalah beberapa metode lainnya.
Selain itu, penggunaan struktur analog kurkumin juga meningkatkan ketersediaan hayati.

B. Pertanyaan dan Tanggapan


Penyaji 1
Penanya:
1. Dr. HafnatiRahmatan, M.Si
Pertanyaan : Teknik apakah yang pertama sekali dilakukan dalam identifikasi tumbuhan
tersebut?
Jawaban/TanggapanPenyaji: Langkah pertama dalam proses identifikasi adalah
memperoleh citra tanaman. Gambar yang diambil dapat berupa seluruh tanaman, daun,
bunga, batang atau bahkan buahnya. Gambar tumbuhan diambil dari alam. Gambar scan
dan pseudo-scan sebagian besar digunakan oleh peneliti karena mudah untuk diperiksa.
Biasanya, daun yang dipilih sederhana, tumbuh sempurna dan tidak rusak

Penyaji 2
Penanya:
1. Hasnidar
Pertanyaan : Pada pakis Selaginellaceae di jurnal mengatakan berperan sebagai tanaman
obat, apa yang terkandung pada pakis sehinnga bisa dijadikan sebagai obat ?
Penjawab : Asmaul Husna
Jawaban : kandungan pada pakis yang dapat dijadikan obat adalah kalium dan fosfor
yang sangat baik pada tulang dan memperkuat nutrisi pada tubuh kita

2. Irma Sulastri
Pertanyaan : Kondisi optimal yang bagaimana pada pakis ?
Penjawab : Asmaul Husna
Jawaban : Kondisi optimal yang diluar habitat aslinya, pakis tersebut dapat hidup
meskipun bukan dikondisi optimal atau habitat sebenarnya

3. Ibu Hafnati
Pertanyaan : Apakah Pakis termasuk parasite ?dan mengapa pakis tersebut tidak
dimasukkan dalam kelompok parasite ?
Penjawab : Ibu Hafnati
Jawaban: Karena tubuhpakis dapat dibedakan artinya bisa terbagi menjadi tiga bagian
utama, yaitu akar, batang, dan daun.

Penyaji 3
Penanya:
1. Ulfia Asri
Pertanyaan : Kenapa mutasi/disfungsi DS8 meningkatkan kepadatan stomata dan
mengganggu aktivitas penutupan stomata?
Penjawab : Nur Aiza Amalia

Tanggapan : Disfungsi DS8 dapat meningkatkan kepadatan stomata dan mengganggu


aktivitas penutupan stomata karena keberadaan dari aktin filament abnormal di DS8.
Aktinfamen ini adalah komponen utama dari sitoskeleton kompleks, dan berpartisipasi
dalam berbagai peristiwa seluler yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Selama penutupan stomata, aktinflamen dalam sel penjaga menjalani proses
depolimerisasi-reintegrasi yang berfungsi ke hulu dari gerakan stomata. Penurunan
kandungan ABA dalam sel penjaga mengurangi respons stomata daun terhadap stimulasi
ABA yang menyebabkan berkurangnya penutupan stomata, sehingga dapat mengganggu
aktivitas penutapan stomata.

2. Laina Maghfirah
Pertanyaan : Apa yang menyebabkan kepadatan stomata pada daun ds8 menunjukkan
peningkatan yang nyata dibandingkan dengan tipe liar?
Penjawab : Nur Aiza Amalia

Tanggapan : Dari hasil pengamatan ultrastruktur daun menunjukkan bahwa pita sel
buliform pada epidermis daun bagian atas ds8 lebih keriput dibandingkan dengan jenis
liar. Sehingga pada potongan daun DS8 menunjukkan sel-sel buliform yang menyusut,
meninggalkan alur antara dua bundel vaskular dan menyebabkan eperdermisnya
memanjang, dengan memanjangnya epidermis maka stomata pun ikut bertambah.

3. Dr. HafnatiRahmatan, M.Si


Pertanyaan : Asam absisat (ABA) mempengaruhi membuka atau menutupnya stomata?
Bagaimana ABA (asam absisat) mempengaruhi membuka atau menutup stomata?
Penjawab : Nur Aiza Amalia
Tanggapan : Asam absisatmerangsang penutupan stomata pada epidermis daun dengan
menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan turgor sel. Akibatnya,
kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat
dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tubuh tumbuhan dengan membentuk
lapisan epikutikula atau lapisan lilin.

Penyaji 4
1. Erlinda
Pertanyaan : Bagaimana cara mengobati penyakit anoreksia dengan menggunakan kunyit?
Penjawab : Adhe Nadzirah Ulfa
Tanggapan : Anoreksia adalah suatu gangguan pola makan yang tidak sehat yang ditandai
dengan memiliki berat badan yang terlampau rendah untuk usia dan tinggi badan orang
tersebut. Orang-orang yang menderita gangguan emosi ini mengalami ketakutan yang
teramat sangat terhadap kenaikan berat badan, bahkan saat mereka sebenarnya sudah
sangat kurus. Cara mengobati penyakit anoreksia yaitu dengan mengkonsumsi pil yang
mengandung senyawa kunyit untuk meningkatkan nafsu makan.

2. Sri Lestarina
Pertanyaan : Salah satu metode ini adalah menggunakan piperine dengan kurkumin,
Jelaskan bagaimana metode yang menggunakan piperin dengan kurkumin ?
Penjawab : Adhe Nadzirah Ulfa
Tanggapan : Jadi kurkumin dan piperin dapat dilakukan dengan cara isolasi dengan
metode ekstrasi soxletasi. Pada kurkumin metode ekstrasi yaitu mengekstrak senyawa
kurkumin dan turunannya dalam sampel kunyit kering, kemudian dibungkus kertas saring
dan ditempatkan di timbel, kemudian rangkai peralatan ekstraksi soxhlet selanjutnya
cairan etanol yang berada dalam labu alas bulat ditambahkan batu didih dan dipanaskan
dalam suhu 600 C sehingga etanol menguap. Saat etanol menguap maka akan terjadi
kondensasi antara uap etanol dengan udara dingin. Sedangkan piperin merupakan
senyawa metabolit sekunder yang di peroleh dari buah lada hitam dengan cara di isolasi.
Isolasi dalam percobaan ini dengan mengambil senyawa piperin yang terdapat dalam lada
melalui ekstaksi soxletasi dengan menggunakan pelarut organik seperti etanol.

C. Tanggapan Pembina Matakuliah (Tidak Ada)

D. Refleksi Diri

Penyaji 1
Saya telah memahami bahwa dalam mengidentifikasi tumbuhan dapat menggunakan
teknologi komputer yang lebih canggih. Kali ini, teknik yang digunakan adalah identifikasi
spesies tanaman otomatis yang digunakan dengan menggunakan visi komputer dan teknik
pembelajaran mesin untuk mengklasifikasikan gambar daun tanaman. Tujuan dari
menggunakan teknik ini adalah mengatasi batasan-batasan atau halangan-halangan yang
timbul saat melakuan identifikasi tumbuhan. Selain itu tujuannya juga membuat ide
identifikasi spesies tumbuhan otomatis lebih realistis dan efisien dengan mengerjakan
kumpulan data langsung

Penyaji 2
Saya telah mengetahui spesies di Lubuak Mato Kuciang, Padang Panjang terdapat
terdapat 21 jenis tumbuhan paku diantaranya di 11 keluarga didirikan. Spesies berasal dari
keluarga Selaginellaceace, Keluarga Polypodiaceae, Keluarga Pteridaceae, Keluarga
Cyatheaceae dan Keluarga Nephrolepis dan Pteridophyta ini dikhawatirkan hilang saat
lokasinya berkembang menjadi kawasan wisata.

Penyaji 3
Saya telah memahami bahwa DS8 sensitif terhadap cekaman kekeringan, DS8
memepengaruhi kepadatan stomata, dari hasil pengamatan ultrastruktur daun menunjukkan
bahwa pita sel buliform pada epidermis daun bagian atas ds8 lebih keriput dibandingkan
dengan jenis liar dan DS8 juga terlibat dalam pengembangan kutikula daun, dimana
berdasarkan Analisis Transmission Electron Microscopy (TEM) menunjukkan bahwa lapisan
kutikula epidermis daun di ds8 secara signifikan lebih tebal.
Penyaji 4
Saya telah memahami berbagai manfaat kunyit bagi kesehatan, efek kurkumin pada
kesehatan agak kompleks seperti pada banyak produk alami lainnya. Kurkumin mungkin
efektif dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, terutama kanker, dengan
mempengaruhi berbagai target molekuler. Fakta bahwa kurkumin adalah produk alami yang
aman dan biayanya lebih rendah daripada obat dapat menimbulkan pemikiran bahwa
kurkumin dapat digunakan dalam pengobatan dan pencegahan penyakit.

Journal 6
Hari/Tanggal Kamis/26 November 2020
Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd
Kegiatan Presentasi Review Jurnal Internasional
Penyaji 1. Hasnidar

A. Pelaksanaan kegiatan :

Penyaji 1
Presentasi review jurnal kali ini peresenter menjelaskan mengenai sebaran dan
konservasi kekayaan spesies anggrek di Cina. Penelitian ini menerapkan regresi bertahap
untuk mengeksplorasi efek gabungan faktor lingkungan pada kekayaan anggrek dengan
langkah-langkah.Pertama, prediktor tunggal terbaik untuk kekayaan spesies disimpan,
kemudian semua faktor tunggal yang signifikan ditambahkan ke model, dan kriteria informasi
Akaike (AIC) diterapkan mengevaluasi kebaikan kesesuaian model. Juga menambah variasi
pendekatan partisi untuk membandingkan efek iklim vs. PLTN.
Penelitian yang dipaparan presenter bertujuan untuk mengetahui distribusi spesies
anggrek di China, mengetahui metode konservasi spesises anggrek di China dan mengetahui
sebaran dan konservasi spesies anggrek di China. Berguna untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya.

B. Pertanyaan dan Tanggapan


Penyaji 1
Penanya:
1. Erlinda
Pertanyaan : Bagaimana yang di maksud regresi bertingkat yang di gunakan dalam metode
penelitian tersebut?
Jawaban/TanggapanPenyaji:
Regesi bertingkat yang di gunakan dalam penelitian ini maksudnya, setiap spesies itu di
kelompokkan berdasarkan iklim yang mempengaruhi nya, seperti anggrek yang hidup di
musim panas, tentu berbeda dengan anggrek yang hidup di musim penghujan, oleh karena
itu diperlukan tingkatan dalam pengelompokkan tersebut.

C. Tanggapan Pembina Matakuliah (Tidak Ada)

D. Refleksi Diri

Penyaji 1
Saya telah memahami bahwa kekayaan anggrek di China, yang dapat di lihat dari
sebaran serta konservasi nya.Kali ini, teknik yang digunakan adalah dengan menepatakan
anggrek sesuai dengan pesebaran nya, seperti anggrek yang hidup di musim hujan berbeda
keanekaragaman nya yang hidup pada musim panas.Tujuan dari menggunakan teknik ini
adalah mengetahui distribusi spesies anggrek di China dengan menggunakan peta geografis,
mengetahui metode konservasi spesises anggrek di China dan mengetahui sebaran dan
konservasi spesies anggrek di China berdasarkan algoritma. Berguna untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.

Journal 7
Hari/Tanggal Kamis/3 Desember 2020
Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd
Kegiatan Presentasi Review Jurnal Internasional
Penyaji 1. Chairun Nisa
2. Indri Septiani Putri

A. Pelaksanaan kegiatan :

Penyaji 1
Pada presentasi jurnal ini, presenter menjelaskan mengenai keragaman Mangifera
indica kultivar di Subang Jawa Barat berdasarkan karakteristik morfologi dan anatomi.
Diawali dengan memaparkan profil dari jurnal seperti judul, tahun terbit, penulis, dan lain-
lain. Lalu dilanjutkan dengan menjelaskan tentang isi jurnal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan pondasi karakter vegetatif berdasarkan persamaan Derajat laritas kultivar
mangga berdasarkan anatomi dan morfologi daun. Penelitian dilakukan dengan metode
deskriptif untuk deskriptor mangga dan diberi skor sebagai data multivariat. Data morfologi
dan anatomi adalah dianalisis oleh Sistem Taksonomi Numerik (NTSys) PC versi 21.
Koefisien kesamaan adalah dengan diistilahkan oleh Pencocokan Sederhana sedangkan
cultivar diklasifikasikan oleh Kelompok Pasangan Tidak Berbobot dengan Rata-rata
aritmatika (UPGMA). Penelitian dilakukan pada sampel kultivar mangga dikumpulkan dari
tiga lokasi di sekitar Subang; Pamanukan, Subang dan Jalan Cagak.
Dalam penelitian ini, variasi intraspesifik berdasarkan morfologi Kultivar mangga
daun logis tergolong rendah kategori. Variasi ini diduga terkait dengan kondisi lingkungan,
seperti suhu, ketinggian, dan kelembapan. kepadatan stomata berbanding terbalik dengan
ukurannya dari stomata yang berarti daun yang lebih tinggi kepadatan stomata akan memiliki
stomata yang lebih kecil. Jenis stomata pada semua kultivar mangga bersifat aktinositik dan
hanya ditemukan di bagian abaksial (tipe hypostomatic). Keragaman variasi ini dapat dilihat
dari kepadatan stomata, ukuran dan indeks mangga kultivar, lalu keragaman kultivar mangga
berbahan dasar anatomi tangkai daun, serta klasifikasi kultivar mangga berdasarkan daun
anatomi dan morfologi. Di sisi lain, tiga jenis formulir berkas pembawa (Plano-cembung,
sangat cembung dan melingkar) dan ketersediaan oksalat kristal pada tangkai daun dapat
digunakan sebagai karakter untuk klasifikasi budidaya mangga. Selanjutnya, lebih banyak
sampel dari wilayah lain diperlukan untuk mengembangkan sistem taksonomi khusus untuk
lokal kultivar mangga.

Penyaji 2
Dari hasil bacaan dapat saya simpulkan bahwa tumbuhan Araceae merupakan salah
satu jenis tumbuhan herba yang hidup di darat, diperairan, dan merambat pada pohon. Suku
Araceae memiliki batang basah (herba), daun berbentuk perisai, pangkal daun berlekuk,
daging daun seperti kertas, susunan tulang menyirip, tipe batang basah berbentuk bulat
dengan arah tumbuh tegak lurus. dan bunga yang terdiri atas seludang (spathe) dan tongkol
(spadix). Umumnya hidup di tempat yang lembab dan terlindung. Ada yang hidup di darat
(terestrial), mengapung di perairan (akuatik), merambat pada pepohonan (epifit). Spesies
Araceae disurvei dengan plot strip selebar 10 m di sepanjang dua jalur alam di Taman
Nasional Mae Takhrai, Provinsi Chiang Mai di Thailand, 1) Jejak Alam Waduk Mae Takhrai
di Amphoe Mae On, jarak 4 kilometer (km), pada 500- 700 meter di atas permukaan laut rata-
rata (m amsl), dan 2) Jejak Alam Kantor Pusat Taman di Amphoe Doi Saket, jarak 3 km,
pada 400-700 m amsl, selama Januari 2016 hingga Februari 2018. Tercatat dua belas spesies
dari tujuh marga; Amorphophallus 4 spesies, Alocasia dan Rhaphidophora Masing-masing 2
spesies, Colocasia, Hapaline, Homalomena dan Lasia masing-masing hanya memiliki satu
spesies. Talas liar ( Colocasia esculenta ( L.) Schott) memiliki indeks nilai kepentingan
tertinggi sepanjang tahun. Lima spesies dapat ditemukan sepanjang tahun, tetapi tujuh spesies
lainnya punah di musim kemarau

B. Pertanyaan dan Tanggapan

Penyaji 1
Penanya : Hasnidar
Pertanyaan : Mengapa stomata pada kultivar mangga hanya ditemukan di bagian abaksial?

Penjawab : Chairun Nisa


Jawaban : Pada daun umumnya memiliki 2 bagian permukaan yaitu permukaan atas
disebut adaksial dan permukaan bawah disebut dengan abaksial. Di bagian abaksial lebih
banyak ditemukan stomata karena bagian abaksial tidak terkena sinar langsung sehingga
tidak banyak kehilangan air melalui proses penguapan. Karbon dioksida akan masuk ke daun
melalui stomata dan digunakan sebagai bahan fotosintesis, sebaliknya oksigen hasil
fotosintesis akan keluar dari daun juga melalui stomata.

Penyaji 2
Penanya : Edi Hardiansyah
Pertanyaan : Apakah dijurnal ada diejlaskan terdapat tumbuhan Araceae yang sama di
setiap tempat penelitian?
Penjawab : Indri Septiani Putri
Dijurnal tidak ada disebutkan seperti yang anda tanyakan, hanya dijelaskan terdapat 12 jenis
tumbuhan yang terdapat didalam penelitian, yaitu: Amorphophallus 4 spesies, Alocasia dan
Rhaphidophora Masing-masing 2 spesies, Colocasia, Hapaline, Homalomena dan Lasia
masing-masing hanya memiliki satu spesies. Talas liar ( Colocasia esculenta ( L.) Schott).

C. Tanggapan Pembina Matakuliah

Penyaji 1

Penyaji 2
Sangat bagus dalam pengambilan judul, andaikan kamu letakkan gambar langsung ibu
kasih nilai A untuk kamu.

D. Refleksi Diri

Penyaji 1
Saya telah memahami bahwa tumbuhan mangga memiliki distribusi yang luas dapat
menyebabkan variasi intraspesifik pada mangga hal ini menunjukkan adanya variasi berbagai
bentuk, ukuran, rasa, dan daun. Variasi ini berkaitan dengan kondisi lingkungan, seperti suhu,
ketinggian, dan kelembapan di setiap wilayah yang berbeda-beda. Variasi intraspesifik
berdasarkan morfologi Kultivar mangga daun logis tergolong rendah kategori, penyaji
mengetahui bahwa inkonsistensi dalam massa jenis, ukuran dan indeks stomata pada kultivar
yang sama yang berasal dari berbagai lokasi yang dibuat karakter tersebut tidak cocok untuk
digunakan sebagai karakter taksonomi, lebih banyak sampel dari wilayah lain diperlukan
untuk mengembangkan sistem taksonomi khusus untuk lokal kultivar mangga.

Penyaji 2
Dari hasil bacaan dapat saya simpulkan bahwa tumbuhan Araceae merupakan salah
satu jenis tumbuhan herba yang hidup di darat, diperairan, dan merambat pada pohon. Suku
Araceae memiliki batang basah (herba), daun berbentuk perisai, pangkal daun berlekuk,
daging daun seperti kertas, susunan tulang menyirip, tipe batang basah berbentuk bulat
dengan arah tumbuh tegak lurus. dan bunga yang terdiri atas seludang (spathe) dan tongkol
(spadix). Umumnya hidup di tempat yang lembab dan terlindung. Ada yang hidup di darat
(terestrial), mengapung di perairan (akuatik), merambat pada pepohonan (epifit).
Journal 8
Hari/Tanggal Kamis/10 Desember 2020
Mata Kuliah Seminar Botani
Dosen Pembina Dr. Cut Nurmaliah, M. Pd
Kegiatan Presentasi Review Jurnal Internasional
Penyaji 1. Ulfia Asri
2. Nan Humayrah Inayatuddin
3. Fermatasari

A. Pelaksanaan Kegiatan:

Penyaji 1
Presentasi review jurnal kali ini peresenter menjelaskan mengenai tinjauan kultur
jaringan tanaman, teknik penyebaran dan konservasi spesies tanaman yang terancam punah.
konservasi sumber daya alam adalah penggunaan sumber daya bumi secara bijaksana oleh
manusia. Kultur jaringan tanaman adalah metode modern penyebaran dan konservasi spesies
tanaman. Penyebab langsung atau tidak langsung dari sebagian besar kepunahan modern.
Ancaman utama terhadap spesies ini termasuk pembangunan perumahan dan komersial;
eksploitasi berlebihan; gangguan oleh manusia selama kegiatan kerja dan rekreasi; serta
polusi. Penelitian yang dipaparkan presenter bertujuan untuk mengetahui metode dari teknik
penyebaran dari kultur jaringan tumbuhan dan konservasi spesies tanaman yang hampir
terancam punah. Pelestarian keanekaragaman hayati melalui konservasi ex-situ dan
konservasi in-situ. Metode konservasi ex-situ adalah memindahkan seluruh atau sebagian
populasi tumbuhan dari habitat yang terancam dan ditempatkan di lingkungan baru yang
mungkin merupakan area liar atau dalam lingkungan kontrol manusia. Metode konservasi in-
situ melibatkan konservasi dan pelestarian spesies di habitat alami mereka di tempat-tempat
di mana spesies secara alami terjadi. Dengan metode ini seluruh ekosistem dilindungi dan
dipelihara sehingga semua spesies konstituen, baik yang diketahui maupun yang tidak
diketahui dilestarikan. Metode utama konservasi in-situ adalah: Cagar alam yang ketat
(SNR), Games Reserve dan Taman Nasional.
Beberapa teknik penyebaran dan konservasi tanaman dengan cara :
1. Kultur jaringan tanaman
2. Embriogenesis somatik
3. Organogenesis
4. Pertumbuhan tanaman berbudaya yang lambat
5. Cryopreservation tanaman berbudaya
6. Konservasi in-situ
7. Konservasi ex situ
Kesimpulannya penggunaan kultur jaringan tanaman dalam konservasi spesies
tanaman yang terancam punah membantu dalam konservasi sumber daya alam dan
perlindungan terhadap bencana alam yang dapat menyebabkan hilangnya spesies,
mengakibatkan pengurangan keanekaragaman hayati dan mempengaruhi ekosistem.

Penyaji 2
Presentasi review jurnal kali ini peresenter menjelaskan mengenai Etnobotani dari
Aloe L. (Aspgodelaceae) di Tanjania, Afrika. Diawali dengan memaparkan profil dari jurnal
seperti judul, tahun terbit, penulis, dan lain-lain. Lalu dilanjutkan dengan menjelaskan
tentang isi jurnal. Penelitian ini menjelaskan tentang penggunaan tanaman Aloe L. sebagai
pengobatan manusia, hewan, kosmetik dan lainnya. Serta Pengetahuan adat (IK “Indigenous
Knowledge = Pengetahuan Asli”) tentang tanaman obat terus menjadi salah satu jalur
penelitian yang mendorong penelitian fitokimia dan etnofarmakologi tanaman. Dengan
Metode; (1) Penelitian dilakukan di Tanzania dari Juli hingga Agustus (2) Empat lokasi
penelitian: Mbozi di wilayah Mbeya, Kigoma, Mkweni (Shinyanga) dan Morogoro (3)
Kelompok budaya di daerah ini adalah Nyiha, Ha, Sukuma dan Luguru (4) Menggunakan
wawancara semi-terstruktur (5) Responden yang mewakili jenis kelamin dan usia yang
berbeda di daerah di mana spesies Aloe ditemukan (6) Data yang dikumpulkan meliputi
nama-nama lokal spesies Aloe dalam bahasa Nyiha, Ha, Sukuma dan Luguru (7) Analisis
statistik menggunakan perangkat lunak GraphPadInStat 3.06. Data bagian tanaman dianalisis
menggunakan Microsoft Office Excel 2003.
Penelitian yang dipaparan presenter bertujuan untuk Mengeksplorasi IK (Indigenous
knowledge) terkait dengan spesies Aloe dan Menilai berbagai pengetahuan dari kelompok
usia dan jenis kelamin diantara kelompok budaya di Tanzania.

Penyaji 3
Presentasi review jurnal kali ini peresenter menjelaskan mengenai “Keragaman dan
distribusi liana di bawah berbagai rezim gangguan di hutan Afromontane kering Chilimo,
Ethiopia”. Presenter memaparkan bahwa Liana merupakan tanaman merambat berkayu
adalah kelompok tanaman yang beragam dan berlimpah yang berkontribusi pada keragaman
hutan, khususnya di hutan tropis. Tujuan dilakukannya penelitian ini berdasarkan yang
disampaikan oleh peresenter yaitu untuk menilai kelimpahan, keragaman, distribusi kelas
ukuran batang, mode pendakian dan pentingnya sosial ekonomi liana bagi masyarakat
setempat di hutan Chilimo, salah satu hutan Afromontane kering ethiopia, yang telah
dipengaruhi oleh deforestasi mulai ribuan tahun yang lalu.
Dari penelitian yang disampaikan oleh presenter bahwa jumlah spesies liana yang
relatif rendah ditemukan di hutan Afromontane kering Chilimo dibandingkan dengan hutan
tropis lainnya. Namun kepadatan liana di hutan yang diteliti lebih baik dibandingkan dengan
kepadatan liana di hutan tropis lainnya. Enam mode memanjat liana yang berbeda yang
paling dominan adalah kembar batang. Keanekaragaman liana tertinggi dicatat di lokasi
dengan gangguan sedang yang menyiratkan bahwa liana mendukung gangguan dan
kesenjangan sedang. Namun, kelimpahan spesies liana lebih tinggi di lokasi yang sangat
terganggu daripada lokasi dengan tingkat gangguan sedang dan jarang terganggu. Korelasi
positif signifikan dapat diamati antara kekayaan spesies liana dan kekayaan dan kelimpahan
spesies pohon yang menyiratkan bahwa liana membutuhkan ketersediaan pohon pendukung.
Liana adalah sumber daya yang sangat penting bagi masyarakat setempat. Semua
liana yang diterangi berharga bagi masyarakat setempat dan digunakan untuk tujuan yang
berbeda seperti kedokteran, dokter hewan, makanan, pagar, konstruksi rumah tradisional,
kayu bakar, penggembalaan, pekerjaan pengrajin, lebah madu, dan pakan ternak. Spesies
yang disebutkan memiliki relatif lebih berharga ternyata tidak terdapat di petak hutan yang
sangat terganggu

B. Pertanyaan dan Tanggapan


Penyaji 1
Penanya:
1. Sri Lestarina
Pertanyaan:
Jelaskan apa yang dimaksud dengan kultur jaringan tanaman yang disebut budaya aseptik
in vitro ?
Jawaban/Tanggapan Penyaji:
Kultur jaringan tanaman merupakan teknik pertumbuhan/perbanyakan sel, jaringan atau
organ tanaman dengan steril yaitu bebas kuman seperti bakteri dan virus pada medium
buatan yang disebut in vitro. Dikatakan in vitro berarti "di dalam kaca" karena jaringan
tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.

Penyaji 2
Penanya:
2. Ayu Islami Roza
Pertanyaan: Bagaimana cara pengaplikasian Aloe L. untuk menyususi dan acara ritual
tradisional?
Jawaban/Tanggapan Penyaji: Nan Humayrah Inayatuddin
Tumbuhan Aloe L. dalam jurnal yang telah direview, dalam kondisi menyusui getah daun
Aloe L. dioleskan pada puting susu untuk menghentikan proses menyusui dan pada acara
ritual traditional, penyaji 2 menjawab Aloe L. digunakan untuk ritual kepercayaan agar
mendapat kekayaan.

Penyaji 3
Penanya : Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd
Pertanyaan : Apakah yang dimaksud dengan liana, dan apasajakah contoh liana?
Penjawab : Fermatasari
Jawaban : Liana adalah suatu habitus tumbuhan yang memanjat atau merambat,
contohnya rotan.

C. Tanggapan Pembina Matakuliah

Penyaji 1
Presentasinya sudah bagus tetapi pemilihan jurnal yang di review kurang lengkap
karena dijurnal ini tidak dijelaskan tahapan pembuatan kultur jaringan tetapi hanya motode
yang digunakan dalam konservasi tanaman yaitu melalui konservasi in situ dan ex situ. Ex
situ adalah konservasi dari habitat asli ke habitat yang baru contohnya taman-taman,
sedangkan konservasi in situ adalah konservasi spesies dihabitat alami.

Penyaji 2
Pembina mata kuliah ini menanggapi bahwa, tumbuhan Aloe L. ini sangat banyak
jenisnya dan manfaatnya sebagai obat-obatan dan lainnya. Salah satunya tumbuhan Aloe L.
ini sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Afrika dan salah satu bagian yang
digunakan adalah bukan getah daun Aloe L. melainkan lendir pada daun Aloe L. tersebut.

Penyaji 3
Pembina mata kuliah menanggapi bahwa liana adalah salah satu habitus dari
bermacam jenis habitus tumbuhan lainnya seperti pohon, perdu, semak, dan herba.
Tumbuhan liana ini memanjat/menempel pada pohon lainnya atau pada penopangnya, liana
tersebut di aceh sendiri sangat banyak atau melimpah, contohnya di daerah meulaboh. Jadi
pembina matakuliah memberikan saran kepada mahasiswa yang beasal dari daerah tersebut
atau bagi mahasiswa yang ingin meneliti liana ini bagus untuk dijadikan sebagai objek
penelitian baik dari segi keanekaragamnya, kelimpahan, dan peranannya bagi masyarakat.

D. Refleksi Diri

Penyaji 1
Saya telah memahami tentang tinjauan kultur jaringan tanaman, teknik penyebaran
dan konservasi spesies tanaman yang terancam punah. Adapun metode pelestarian
keanekaragaman hayati melalui konservasi ex-situ dan konservasi in-situ. Kultur jaringan
tanaman adalah metode modern penyebaran dan konservasi spesies tanaman dan ultur
jaringan tanaman adalah budaya aseptik in vitro sel, jaringan, organ atau seluruh tanaman di
bawah kondisi gizi dan lingkungan terkontrol.

Penyaji 2
Saya telah memahami bahwa sangat banyak manfaat untuk khidupan dari tumbuhan
Aloe L. salah satu penggunanya dalah masyarakat yang ada di Afrika. Dengan menetapkan 4
daerah yang ada di Afrika dan dilakukan wawancara semi-terstruktur. Tujuan dari wawancara
ini untuk mengeksplorasi IK atau Indigenous Knowledge atau Pengetahuan asli dari spesies
Aloe L. agar tidak terjadinya kepunahan ilmu untuk generasi muda dari para tetua yang
terdata di 4 lokasi wilayah Afrika.

Penyaji 3
Saya telah memahami bahwa liana ini sangat banyak manfaatnya seperti di hutan
Afromontane, Ethiopia ini bahwa tumbuhan liana ini memiliki nilai-nilai tradisional, dan
beberapa spesies liana menunjukkan nilai-nilai ekonomi bukan hanya dapat dijadikan sebagai
kerajinan, tetapi liana juga dapat dijadikan sebagai obat, makanan, pagar, konstruksi rumah
tradisional, kayu bakar, penggembalaan, dan pakan ternak.

Anda mungkin juga menyukai