Kata kunci: Pupuk organik cair, jumlah buah per tanaman, hidroponik substrat
ISSN : 2549-9386
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of giving Liquid Organic Fertilizer (LOF) based
on vinasse with the number of fruits per plant on the yield of melon plants with
hydroponic drops in a polybag. This research has been carried out in the Greenhouse
of the Faculty of Agriculture, Sarjanawiyata Tamansiswa University, Yogyakarta, on
January 15 - April 11, 2020. The altitude is around 100 meters above sea level; the
average temperature is 25,6oC. Experiment with 3 x 2 factorial arranged in a Complete
Randomized Block Design (RCBD). The first factor is the type of nutrient solution
formula which consists of 3 levels: P0 (control), P1 (vinasse+water fern+glicidia), P2
(vinasse+goat feses). The second factor is the number of fruits per plant consisting of
2 levels: B1 (1 fruit per plant) and B2 (2 fruits per plant). Repeated 4 times. Observation
variables included plant height, number of leaves, leaf width, plant fresh weight, plant
dry weight, fruit diameter 1, fruit weight 1, and total fruit weight. Data were analyzed
using variance at 5% level and then further analysis was done using Least Square
Mean (LSMEANS) or Least Significant Differences (LSD) at α = 5% level. The results
showed that there was an intraction between the combination of the type of nutrition
formula treatment with the number of fruits per plant on plant height and leaf width,
while the other variables were the number of leaves, plant fresh weight, plant dry
weight, first fruit diameter, first fruit weight, and total fruit weight did not indicate any
interaction. The treatment of nutrient solution type factors (P0, P1, P2) showed a
significant effect on the variables of plant height, first fruit diameter, first fruit weight,
and total fruit weight. The factor treatment on the number of fruits per plant (B1 and
B2) had no significant effect on all variables except for the plant fresh weight variable.
METODE PENELIITIAN
Lokasi dan Periode
Penelitian telah dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Ketinggian tempat 1000 mdpl, dengan suhu
sedang 25,6°C. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2020.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bak penampung, daun pisang,
sprayer, batang besi, tali kasur, pengait, timbangan, meteran kain, penggaris, gelas
ukur, TDS meter dan instalasi hidroponik. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu,
Tabel 1. Interaksi perlakuan jenis larutan nutrisi dan jumlah buah per tanaman terhadap
tinggi tanaman dan jumlah buah per tanaman terhadap tinggi tanaman dan
lebar daun.
Variabel Kombinasi perlakuan
Pengamatan P0B1 P0B2 P1B1 P1B2 P2B1 P2B2
Tinggi tanaman 242,33 a 219,83 ab 197,00 b 210,66 ab 144,83 c 197,58 b
(cm)
Lebar daun (cm) 11,46 b 13,80 a 13,74 ab 11,95 ab 10,60 abc 11,45 c
Keterangan : Angka rerata pada baris diikuti huruf yang sama menunjukan tidak ada beda
nyata pada LSD taraf 5%
Tabel 2. Pengaruh jenis larutan nutrisi dan jumlah buah per tanaman terhadap jumlah
daun, bobot segar dan bobot kering tanaman.
Perlakuan Jumlah daun Bobot segar Bobot kering tanaman
(helai) tanaman (g) (g)
P0 35,70 a 169,89 a 21,51 a
P1 34,58 a 148,08 ab 20,15 ab
P2 33,87 a 120,54 b 16,73 b
p>F 0,7416 ns 0,1176 ns 0,0583 ns
B1 33,02 p 125,16 q 18,99 p
B2 36,41 p 167,18 p 19,93 p
p>F 0,0872 ns 0,0324 s 0,5699 ns
Keterangan : Angka rerata pada kolom diikuti huruf yang sama menunjukan tidak ada beda
nyata pada LSD taraf 5%
s : signifikan
ns : non signifikan
Pada Tabel 2 pengaruh pemberian jenis larutan nutrisi menunjukkan tidak ada
interaksi pada veriabel jumlah daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman.
Pada perlakuan jumlah buah per tanaman menunjukkan tidak adanya interaksi pada
variabel jumlah daun dan bobot kering tanaman, kecuali pada variabel bobot segar
tanaman pegaruh jumlah buah per tanaman menunjukkan adanya interaksi. Hasil bobot
segar dengan perlakuan B1 (1 buah per tanaman) dan B1 (2 buah per tanaman)
menunjukkan angka pada perlakuan B2 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
B1. Bobot segar tanaman diambil setelah panen sebelum tanaman layu dan kehilangan
kandungan airnya kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya. Besar kecilnya
bobot segar tanaman dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan jumlah daun, semakin
banyaknya jumlah buah pada tanaman akan mengasilkan cabang-cabang baru yang
mana pada cabang baru tersebut terdapat daun dan juga buah, kemudian setelah buah
dipanen tetap akan menyisakan cabang tersebut, hal tersebutlah yang diduga
Tabel 3. Pengaruh perlakuan jenis larutan nutrisi dan jumlah buah per tanaman
terhadap diameter buah pertama, bobot buah pertama, dan total bobot buah
pertanaman 105 hari setelah tanaman.
Perlakuan Rerata Diameter Buah Rerata Bobot Buah Total Bobot Buah
Pertama (cm) Pertama (g) Per Tanaman(g)
P0 9,33 a 397,56 a 449,99 a
P1 6,54 b 191,76 b 220,23 b
P2 6,33 b 153,50 b 200,88 b
p>F 0,0259 s 0,0028 s 0,0075 s
B1 7,83 p 289,39 p 289,39 p
B2 7,97 p 205,83 p 291,35 p
p>F 0,3183 ns 0,0874 ns 0,9717 ns
Keterangan : Angka rerata pada kolom diikuti huruf yang sama menunjukan tidak ada beda
nyata pada LSD taraf 5%
s : signifikan
ns : non signifikan
Komponen hasil yang terdiri dari diameter buah pertama, bobot buah pertama,
dan total bobot buah menunjukkan ada beda nyata pada perlakuan jenis formula (P0,
P1, dan P2). Pada perlakuan jumlah buah per tanaman tidak menunjukkan ada beda
nyata. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jenis nutrisi pupuk memeliki
pengaruh terhadap pertumbuhan generatif tanaman. Terjadinya interaksi pada hasil
generatif tanaman berupa buah diduga karena kandungan unsur hara yang terkandung
pada masing-masing pembentukan buah melon. Perlakuan dengan menggunakan P1
memberikan hasil yang cukup baik hal tersebut diduga karena unsur hara yang
terkandung pada P1 dan kualitas P1 selama pengaplikasian. Pada unsur hara P1 yang
terdiri dari vinasse + azolla + gliriside diduga mengandung unsur hara makro dan
mikro, vinasse sendiri mengandung unsur hara N, P, K, Ca, dan Mg (Kusumaningtyas
et al., 2015), daun gliriside juga mengandung unsur hara N, P, K, Ca, Mg (Jayadi,
2009), sementara azolla mengandung unsur hara N, P, Si, Fe, Mg, Zn, Mn (Indarmawan
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani. 2006. Uji Stabilitas 7 Hibrida Harapan Melon (Cucumis melo L.) Hasil
Rakitan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika (PKBT) IPB pada 2 Musim.
Skripsi. Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Astuti, W dan Widhi. M. 2017. Pembuatan Pupuk Fermentasi Cair Berbasis Limbah
Vinasse. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang. 15 (1): 55-58.
Chidankumar, C.S., dan S. Chandraju. 2008. Impact Of Irrigation Of Distillery
Spentwash On The Nutrient Of Pulses In Untreated And Treated Soil.
Sugar Technology, 10: 314-318.
Hartatik, W dan L. R. Widowati. 2006. Kotoran Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Organic Fertilicer and Biofertilizer. Balai Besar Litbang Sumberdaya.