Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Zat Pengatur Tumbuh Giberelin Terhadap
Serapan N, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 10
ABSTRAK
Penelitian ini untuk mengetahui (1). Pengaruh dari pemberian pupuk nitrogen dan zat
pengatur tumbuh giberelin pada tanaman padi kultivar Inpari 10 yang di beri Nitrogen dan
konsentrasi ZPT Giberelin yang berbeda, dan (2) takaran pupuk dan ZPT Giberelin yang yang
bisa meningkatkan pertumbuhan, serapan N dan hasil tanaman padi Inpari 10 yang maksimal.
Penelitian dilakukan di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka
dari bulan Juni sampai Oktober 2012.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari kombinasi
perlakuan pupuk Nitrogen dan konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Giberelin dan diulang tiga
kali. Kombinasi Perlakuan tersebut adalah : A (90 kg N/ha dan 0 ppm Giberelin), B (90 kg
N/ha dan 10 ppm Giberelin), C (90 kg N/ha dan 20 ppm Giberelin), D (120 kg N/ha dan 0 ppm
Giberelin), E ( 120 kg N/ha dan 10 ppm Giberelin), F (120 kg N dan 20 ppm), G ( 150 kg N/ha
dan 0 ppm Giberelin), H ( 150 kg N/ha dan 10 ppm Giberelin), I 150 kg N/ha dan 20 ppm
Giberelin).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : ( 1) kombinasi takaran pupuk nitrogen dan
konsentrasi Giberelin berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, serapan N tanaman dan hasil
tanaman padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 10, dan (2) takaran pupuk nitrogen 90 kg/ha
yang dikombinasikan dengan konsentrasi Giberelin 10 ppm memberikan jumlah anakan per
rumpun, jumlah anakan produktif per rumpun, panjang akar, jumlah gabah per malai, jumlah
gabah isi per malai, dan bobot gabah per pot terbaik.
Kata Kunci: Pupuk Nitrogen, ZPT Giberelin, Serapan N, dan Tanaman Padi Kultivar Inpari 10
71
Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin 72
butir gabah isi dan bobot gabah kering giling dari golongan teki-tekian, meliputi teki
per pot. jekeng (dan babadotan (Ageratum. Untuk
Model linier dari Rancangan Acak mengurangi persaingan dengan tanaman
Kelompok Lengkap (RAL) sebagai berikut pokok, maka dilakukan penyiangan dengan
(sumber Vincent Gaspersz, 1994): cara dicabut langsung dengan tangan pada
Yij = µ + tj + ɛij setiap kali tampak pertumbuhan gulma.
Jika hasil analisis sidik keragaman Selama percobaan tidak terdapat
menunjukkan pengaruh yang nyata, maka uji serangan hama pada pertanaman, oleh karena
dilanjutkan dengan menggunakan uji scoot itu tidak dilakukan pengendalian hama.
knnot pada taraf 5%. Sedangkan penyakit yang menyerang
tanaman padi selama percobaan adalah hawar
HASIL DAN PEMBAHASAN daun jingga yang menyerang pada tanaman
Pengamatan Penunjang padi umur 60 hari setelah tanam. Intensitas
Hasil analisis tanah sesudah percobaan serangan penyakit tersebut relatif ringan dan
menunjukkan bahwa pada semua perlakuan dapat dikendalikan.
pemberian pupuk N terjadi peningkatan Masa primordia tanaman padi kultivar Inpari
kandungan N-total. Sebelum percobaan N- 10 pada umur 53 hari setelah tanam, dan
total 0,11% dan memimgkat menjadi 0,18% berbunga pada umur 60 hari setelah tanam.
sampai dengan 0,19% N. Peningkatan N-total Tanaman padi dipanen pada umur 90 hari
terendah diperoleh pada pemberian pupuk N setelah tanam, dengan menggunakan sabit
90 kg/ha (A), yaitu sebesar 1,38% N, dan bergerigi, kemudian dirontokkan.
peningkatan kandungan N-total tertinggi Karakteristik fisik gabah kultivar Inpari 10,
terjadi pada perlakuan pupuk N 120 kg/ha dengan kadar air awal 24,06%, panjang 9,82
yaitu sebesar 1,72 % N. Kandungan P mm, lebar 3,05 mm, tebal 2,28 mm.
tersedia awal (sebelum percobaan) sebesar
23,73 mg/100 g meningkat menjadi 24,77, Pengamatan Utama
25,20 dan 26,43 mg/100 g. Peningkatan 1. Tinggi Tanaman
tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan Hasil analisis varian, menunjukkan
pemberian pupuk nitrogen 90 kg/ha. bahwa kombinasi pupuk nitrogen dan zat
Kandungan K tersedia awal (sebelum pengatur tumbuh giberelin berpengaruh nyata
percobaan) sebesar 0,83 mg/100 g meningkat terhadap tinggi tanaman pada setiap periode
menjadi 1,96, 2,19 dan 2,72 mg/100 g. KTK pengamatan. Untuk lebih jelasnya dapat
tanah awal (sebelum percobaan) sebesar dilihat pada Tabel 1.
21,28 mg/100 g meningkat menjadi 22,87 - Pada umur 60 hari setelah tanam
23,94 mg/100 g perlakuan kombinasi pupuk nitrogen 90 kg
Besarnya nilai KTK tanah beragam N/ha dengan konsentrasi giberelin 10 ppm
untuk setiap jenis tanah, tergantung antara dan 20 ppm (B dan C) memberikan tinggi
lain pada tekstur tanah, pH tanah dan macam tanaman tertinggi (104 cm dan 102,33 cm)
koloid tanah (liat dan gumus). Menurut dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Nurhayati Hakim dkk. (1986) pemberian Hal ini disebabkan karena pengaruh dari
bahan organik pada tanah akan pupuk nitrogen yang diberikan mampu
menyumbangkan sekitar 30% - 70% dari total memacu pertumbuhan tanaman padi dengan
KTK tanah. Penurunan KTK sejalan dengan baik, namun apabila pupuk nitrogen
penurunan bahan organik tanah. Suhu dan ditambah sampai 120 kg N/ha atau lebih
kelembaban ruangan rumah plastik selama dapat menghambat pertumbuhan tanaman,
percobaan mempunyai kisaran suhu antara sehingga tanaman menjadi relatif lebih
23,500C sampai 30,400C, kelembaban udara pendek. Sesuai dengan pendapat Agustina
rata-rata 60,00% - 76,50%. (1990), bahwa hubungan dosis pupuk dengan
Gulma yang tumbuh di sekitar areal hasil tanaman mengikuti pola kuadratik, yaitu
pertanaman selama percobaan ditemui adalah pemberian pupuk sampai dosis tertentu dapat
Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin 74
Tabel 1. Pengaruh Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin terhadap Tinggi Tanaman pada Umur
45 dan 60 HST
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
45 HST 60 HST
A (90 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 72,00 a 96,00 a
B (90 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 73,00 a 104,00 b
C (90 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 73,00 a 102,23 b
D (120 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 72,33 a 98,67 a
E (120 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 72,33 a 98,33 a
F (120 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 72,67 a 97,33 a
G (150 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 73,33 a 98,00 a
H (150 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 82,33 b 96,67 a
I (150 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 80,67 b 99,67 a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Gugus Scott-Knott pada taraf nyata 5 %
2. Jumlah Anakan per Rumpun
Hasil analisis varian, menunjukkan terhadap jumlah anakan per rumpun pada
bahwa kombinasi pupuk nitrogen dan zat setiap periode pengamatan. Untuk lebih
pengatur tumbuh giberelin berpengaruh nyata jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin terhadap Jumlah Anakan pada Umur
45 dan 60 HST
Jumlah anakan (buah)
Perlakuan
45 HST 60 HST
A (90 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 34,00 a 38,33 a
B (90 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 40,00 b 53,67 b
C (90 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 35,33 a 40,33 a
D (120 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 34,33 a 38,33 a
E (120 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 35,33 a 44,33 b
F (120 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 34,67 a 42,00 a
G (150 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 34,57 a 39,67 a
H (150 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 35,67 a 45,67 b
I (150 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 34,77 a 45,67 b
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Gugus Scott-Knott pada taraf nyata 5 %
Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin 75
Kombinasi pupuk nitrogen dan zat berbeda nyata bila dibandingkan dengan
pengatur tumbuh giberelin berpengaruh nyata perlakuan lainnya.
terhadap jumlah gabah dan gabah isi per Jumlah gabah per malai dan gabah isi
malai. Perlakuan pupuk nitrogen 90 kg N/ha per malai terendah diperoleh pada perlakuan
dan konsentrasi giberelin 10 ppm, konsentrasi 0 ppm dan 20 ppm giberelin yang
memberikan jumlah gabah dan gabah isi per dikombinasikan dengan pupuk nitrogen 90
malai tertinggi, yaitu 120,00 butir dan 96,90 kg/ha, 120 kg/ha dan 150 kg/ha. Hal ini
butir per malai, dan berbeda nyata dengan berkaitan dengan fungsi nitrogen dan zat
perlakuan lainnya. Perlakuan pupuk nitrogen pengatur tubuh giberelin, dimana fungsi
120 kg/ha dan 150 kg/ha yang nitrogen bagi tanaman sebagai penyusun dari
dikombinasikan dengan konsentrasi 10 ppm semua protein dan asam amino nukleik dalam
giberelin tidak berbeda nyata tetapi keduanya proses pertumbuhan tanaman dan
pembentukan gabah.
6. Bobot 1000 Butir Gabah Gabah Isi
Hasil analisis varian, menunjukkan terhadap bobot 1000 butir gabah. Untuk lebih
bahwa kombinasi pupuk nitrogen dan zat jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
pengatur tumbuh giberelin berpengaruh nyata
Tabel 6. Pengaruh Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin terhadap Bobot 1000 Butir Gabah Isi
Perlakuan Bobot 1000 Butir Gabah Isi (g)
A (90 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 21,9 a
B (90 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 25,7 b
C (90 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 25,3 b
D (120 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 23,0 a
E (120 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 24,7 b
F (120 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 24,6 b
G (150 kg N/ha, dan 0 ppm giberelin) 22,8 a
H (150 kg N/ha, dan 10 ppm giberelin) 24,9 b
I (150 kg N/ha, dan 20 ppm giberelin) 24,4 a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Gugus Scott-Knott pada taraf nyata 5 %
Pada konsentrasi giberelin 0 ppm yang tanah, seperti N dalam tanah meningkat.
dikombinasikan dengan takaran pupuk Perlakuan konsentrasi 10 ppm giberelin
nitrogen 90 kg N/ha, 120 kg N/ha dan 150 kg memberikan pengaruh baik terhadap bobot
N/ha, memberikan bobot 100 butir gabah 1000 butir gabah. Hal ini disebabkan zat
terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan pengatur tumbuh giberelin merupakan zat
lainnya, kecuali dengan perlakuan pengatur tumbuh yang memiliki daya kerja
konsentrasi giberelin 20 ppm yang sebagai auksin. Dengan demikian adanya
dikombinasikan dengan takaran 150 kg N/ha. peningkatan kandungan giberelin yang sesuai
Sedangkan bobot 100 butir gabah tertinggi dapat menyebabkan jumlah klorofil di dalam
diperoleh pada perlakuan konsentrasi tanaman menjadi bertambah yang pada
giberelin 10 ppm dan 20 ppm yang akhirnya proses fotosintesis pada setek
dikombinasikan dengan pupuk nitrogen 90 meningkat. Hasil fotosintesis (fotosntat)
kg N/ha dan 120 kg/N/ha, serta perlakuan tersebut selanjutnya oleh tanaman kedelai,
konsentrasi giberelin 20 ppm yang yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
dikombinasikan dengan pupuk nitrogen 150 padi, seperti halnya bertambahnya bobot
kg N/ha. Perbedaan bobot 100 butir gabah 1000 butir gabah isi.
tersebut disebabkan tingkat ketersediaan hara
Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin 78
Perlakuan pupuk nitrogen 90 kg N/ha, malai, jumlah gabah isi per malai, dan
120 kg N/ ha dan 150 kg N/ha yang bobot gabah per plot terbaik.
dikombinasikan tanpa pemberian zat
pengatuur tumbuh giberelin memberikan SARAN-SARAN
serapan N tanam relatif kecil dan ber beda Berdasarkan kesimpulan tersebut,
nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan maka dapat dikemukakan saran sebagai
takaran pupuk nitrogen 90 kg N/ha, 120 kg N/ berikut:
ha dan 150 kg N/ha yang dikombinasikan 1. Untuk meningkatkan produksiviatas
tanpa pemberian zat pengatuur tumbuh tanaman padi, disarankan menggunakan
giberelin 10 ppm dan 20 ppm memberikan pupuk nitrogen dengan takaran 90 kg N/ha
serapan N yang banyak. Hal ini disebabkan dan dikombinasikan dengan pemberian
pemberian pupuk nitrogen dengan dosis giberelin, dengan konsentrasi 10 ppm.
rendah belum mampu meningkatkan bobot 2. Untuk memperoleh gambaran yang lebih
gabah per pot. Pupuk nitogen dengan dosis luas tentang pengaruh pupuk nitrogen dan
tinggi akan menghambat pertumbuhan zat pengatur tumbuh giberelin terhadap
tanaman dan dapat menurunkan hasil pertumbuhan, serapan hara tanaman dan
tanaman padi, seperti halnya bobot gabah per hasil tanaman padi, perlu dilakukan
pot. penelitian lanjutan antara lain percobaan
Hasil penelitian ampir serupa di lapangan dengan beberapa kultivar padi
dilakukan Triny S. Kadir dkk. (2008), dan perlakuan pupuk nitrogen serta
pemberian pupuk Urea prill mampu pemberian giberelin dengan takaran atau
meningkatkan pertumbuhan (tinggi tanaman, konsentrasi yang lebih bervariatif
maupun jumlah anakan per rumpun), serta
komponen hasil (hasil gabah, berangkasan DAFTAR PUSTAKA.
kering bobot 1000 butir) serta serapan Abidin, Z., 1982. Dasar-dasar Pengeta-huan
kandungan N gabah dan brangkasan. Tentang Zat Pengatur Tumbuh, Penerbit
Pemberian urea pril cukup dengan takaran 90 Angkasa Bandung.
kg/ha karena pemberian melampaui takaran Agustina, L. 1990. Dasar Nutrisi Tanaman.
tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang Rineka Cipta, Jakarta.
nyata terhadap hasil tanaman padi. Semakin Dobermen, A. and T. Fairhustt, 2009. “Rice:
banyak takaran pupuk N yang diberikan Nutrient Disoider and Nutrient
semakin besar kandungan N dalam Management”. International Rice
brangkasan. Intitute Potash & Phosphate Institute
(PPI) Potash & Phosphate Institute of
KESIMPULAN Canada (PPIC)
Berdasarkan hasil penelitian dan Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi
pembahasan yang telah diuraikan dimuka, Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
maka dapat ditarik kesimpulan : Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Michell.
1. Takaran pupuk nitrogen dan konsentrasi 1991. Physiology of Crop Plants
ZPT giberelin berpengaruh nyata terhadap (Terjemahan Susilo, H. Dan Subiyanto).
pertumbuhan, serapan N tanaman dan UI Press, Jakarta.
hasil tanaman padi (Orryza sativa L) Gaspersz, V. 1991. Teknik Analisis Dalam
Kultivar Inpari 10. Penelitian Percobaan. Tarsito, Bandung
2. Takaran pupuk nitrogen 90 kg N/ha yang Matsubayashi, M., R. Ito, T. Nomoto, T.
dikombinasikan dengan konsentrasi Takase, and N. Yamada (eds.). 1993.
giberelin 10 ppm menunjukkan pengaruh Theory and practice of growing rice.
jumlah anakan per rumpun, jumlah Fuji Publishing Co., Tokyo. Noguchi, Y.
anakan produktif per rumpun, panjang Mul Mulyani Sutejo, 1977. Pupuk dan Cara
akar, volume akar, jumlah gabah per Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Pupuk Nitrogen dan ZPT Giberelin 80