Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Agro 8(1), 2021

PENGARUH KONSENTRASI Si BIOGENIK DAN N-TOTAL TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN KONSENTRASI NITRAT TANAMAN SELADA HIDROPONIK

EFFECT OF Si-BIOGENIC AND N-TOTAL CONCENTRATIONS TO THE GROWTH AND


NITRATE CONCENTRATION OF HYDROPONIC LETTUCE

Salamet Ginandjar, Budy Frasetya Taufik Qurrohman*, Panji Rahmatullah

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati
Jl. A.H. Nasution No. 105 Bandung 40614

Korespondensi : budyftq1682@gmail.com

Diterima : 11 Maret 2021 / Disetujui : 19 Juli 2021

ABSTRAK

Tanaman selada merupakan sayuran yang dikonsumsi dalam bentuk segar. Karakteristiknya
sebagai tanaman akumulator nitrat perlu diimbangi pemupukan N dan aplikasi Silika (Si) sesuai
kebutuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi ekstrak silika sekam
padi (ESSP) dan N-total, serta memperoleh konsentrasi ESSP dan N-total yang tepat untuk
menghasilkan panen selada yang tinggi tetapi aman bagi kesehatan. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial, faktor pertama adalah konsentrasi ESSP
(0 ppm, 30 ppm, 60 ppm, 90 ppm) dan faktor kedua adalah konsentrasi N-total (100 ppm, 200
ppm, 300 ppm), setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati yaitu tinggi
tanaman 35 hari setelah tanam (HST), luas daun, berat kering tanaman, berat segar tanaman,
kandungan nitrat pada daun selada. Data dianalisis dengan analisis varians taraf 5% dilanjutkan
dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%, sedangkan parameter kandungan nitrat
dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis varians konsentrasi ESSP dan konsentrasi
N-total berinteraksi pada tinggi tanaman dan berpengaruh mandiri terhadap berat kering
tanaman dan berat segar tanaman. Aplikasi ekstrak silika sekam padi 30 ppm meningkatkan hasil
panen 28% lebih tinggi dan menurunkan 12% kandungan nitrat tanaman selada pada N total
100-300 ppm.

Kata kunci: efisiensi nitrogen, fotosintat, silika

ABSTRACT

Lettuce is a freshly consumed vegetable. Its characteristics as a nitrate accumulator plant


need to be balanced with N fertilization and Silica (Si) applications according to the plant
required. This research aimed to study the interaction between rice husk silica extract (ESSP)
and total N to obtain the right ESSP and total N concentrations to produce high yield lettuce and
safely consumed it. This study used a factorial completely randomized design. The first factor
was ESSP concentrations (0 ppm, 30 ppm, 60 ppm, 90 ppm) and the second factor was total N
concentrations (100 ppm, 200 ppm, 300 ppm). Each treatment combination was repeated 3
times. The parameters observed were plant height in 35 days after planting, leaf area, plant dry
weight, fresh plant weight, and nitrat e content in lettuce leaves. The data were analyzed by

ISSN : 2407-7933 130


Cite this as: Ginandjar, S., Qurrohman, B.F.T. & Rahmatullah, P. (2021). Pengaruh konsentrasi Si
biogenic dan N-total terhadap pertumbuhan dan konsentrasi nitrat tanaman selada hidroponik.
Jurnal Agro, 8(1), 130-141. https://doi.org/10.15575/10959
Jurnal Agro 8(1), 2021

analysis of variance at the 5%, and post-test by DMRT at the 5% significant level, the nitrate
content used descriptive analysis. Based on the analysis of variance, ESSP concentration and
total N concentration interacted on plant height. The ESSP concentration and total N
concentration independently affected plant dry weight and fresh plant weight. Application of 30
ppm rice husk silica extract increased 28% higher yield and decreased 12% nitrate content of
lettuce plants at N-total of 100-300 ppm.

Keywords: nitrogen efficiency, photosynthate, silica

PENDAHULUAN konsentrasi nitrat pada daun (Fu et al.,


2012). Unsur Silika (Si) merupakan unsur
Tanaman selada merupakan tanaman fungsional yang dapat meningkatkan
yang umumnya dikonsumsi dalam bentuk pertumbuhan tanaman selada. Hasil
segar. Untuk menjaga kualitas produksi dan penelitian Gottardi et al. (2012)
kesehatan konsumen sistem budidaya menunjukkan bahwa tanaman selada yang
selada secara hidroponik menjadi pilihan diberi tambahan unsur Si kualitas dan
(Frasetya et al., 2018). Budidaya secara kuantitas hasil panen lebih tinggi
hidroponik memungkinkan setiap aspek dibandingkan dengan tanpa aplikasi Si.
yang berpengaruh terhadap produktivitas Aplikasi Si selain dapat meningkatkan
dikelola dengan baik. Tanaman selada pertumbuhan dan hasil panen tanaman
merupakan tanaman yang memiliki selada juga dapat menurunkan kandungan
akumulasi nitrat sangat tinggi (hyper nitrat pada tanaman selada. Peran unsur Si
accumulator) > 2500 mg kg-1 (ppm). Negara dalam menurunkan kandungan nitrat
di Eropa seperti Jerman dan Belgia menurut Xie et al. (2014) karena unsur Si
mensyaratkan nitrat dalam daun selada mampu meningkatkan metabolisme
tidak melebihi 2500-3500 mg kg-1. tanaman sehingga efisiensi unsur hara N
Konsentrasi nitrat yang berlebihan dalam selama proses fotosintesis meningkat
tubuh manusia dapat menyebabkan (photosynthetic nitrogen use efficiency).
gangguan kesehatan (Ikemoto et al., 2002). Sumber Si yang tersedia cukup banyak di
Konsentrasi nitrat pada tanaman selada Indonesia adalah sekam padi. Sekam padi
dipengaruhi oleh pupuk nitrogen merupakan sumber Si yang berasal dari
(pemupukan N) dan intensitas cahaya tanaman (Si biogenik). Si biogenik memiliki
(Anjana et al.,2007). Akumulasi nitrat pada sifat 102 sampai 104 kali mudah larut
tanaman selada tidak hanya terjadi pada dibandingkan dengan mineral silikat
tanaman selada yang dibudidayakan secara (Haynes, 2017). Potensi Si dalam sekam padi
hidroponik. Kandungan nitrat pada tanaman menurut Dobermann and Fairhurst (2000)
selada yang dibudiayakan di tanah adalah 10% dari biomassa tanaman padi.
(konvensional) kandungan nitratnya akan Kandungan Si pada sekam padi dapat
tinggi apabila diberikan pemupukan N secara dimanfaatkan oleh tanaman setelah
berlebihan. Strategi pengaturan pemupukan mengalami proses dekomposisi
N dalam nutrisi hidropnik dapat dilakukan (pengomposan) ataupun dengan metode
namun konsentrasi nitrat pada tanaman ekstraksi.
tidak hanya dipengaruhi pemupukan N.
Intensitas cahaya mempengaruhi

131
Jurnal Agro 8(1), 2021

Metode ekstraksi merupakan metode Peralatan yang digunakan dalam


yang lebih cepat dibandingkan dengan penelitian ini yaitu: electrical conductivity
pengomposan. Selain pertimbangan waktu meter (EC meter), pH meter, gelas ukur,
dengan metode ekstraksi aplikasi Si dapat timbangan, panci, kompor, saringan, ember,
dilakukan dengan cara disemprotkan aerator dan bak nutrisi hidroponik. Bahan-
maupun dilarutkan ke dalam nutrisi tanaman bahan digunakan yaitu: larutan hara A
tanpa mengganggu sistem hidroponik. (KNO3, CaNO3.NH4,CaCO3, dan Fe-EDTA),
Metode ekstraksi silika yang dapat larutan hara B (K2SO4, KH2PO4, MgSO4,
digunakan mengacu pada prosedur dari Suka MnSO4, CuSO4, Zn-Edta, H3BO3, dan
et al. (2008) dan Frasetya et al. (2019) hasil (NH4)6MO7O24.4H2O,), sekam padi, KOH,
dari proses ekstraksi ini menghasilkan pupuk asam salisilat, aquades, benih selada Varitas
Si yang dikenal dengan ekstrak silika sekam Grand Rapid dan rockwool.
padi (ESSP). Metode penelitian yang digunakan
Perbaikan manajemen pemupukan adalah metode penelitian eksperimen.
tanaman selada hidroponik dengan Rancangan percobaan yang digunakan
pemberian ekstrak silika sekam padi (ESSP) merupakan rancangan acak lengkap
dan konsentrasi N total dalam nutrisi faktorial. Faktor pertama yaitu konsentrasi
hidroponik diharapkan dapat meningkatkan Ekstrak Silika Sekam Padi (ESSP) terdiri dari
produktivitas hasil panen dan kualitas hasil empat taraf perlakuan yaitu: s0= 0 ppm
panen tanaman selada yang dapat diterima (tanpa ESSP), s1= 30 ppm, s2=60 ppm dan
oleh pasar domestik maupun Internasional. s3=90 ppm. Faktor kedua yaitu konsentrasi
Konsentrasi N-total dalam formulasi nutrisi N-total yaitu n1=100 ppm, n2= 200 ppm dan
hidroponik merupakan unsur hara makro n3= 300 ppm. Terdapat 12 kombinasi
yang digunakan sebagai dasar penentu percobaan dan setiap kombinasi diulang
konsentrasi unsur hara makro lainnya sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 36 unit
(Frasetya et al., 2021). Penelitian ini satuan percobaan. Satu unit percobaan
bertujuan untuk mempelajari interaksi terdiri dari empat tanaman selada, sehingga
aplikasi ESSP dan konsentrasi N total, dan total populasi tanaman adalah 144 tanaman.
memperoleh konsenstrasi ESSP dan N total Parameter pertumbuhan yang diamati
untuk menghasilkan produktivitas lebih dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman 35
tinggi dengan kandungan nitrat sesuai hari setelah tanam (HST), luas daun 35 HST,
dengan ambang batas kemanan pangan Uni berat kering tanaman, berat segar tanaman
Eropa 2500-3500 mg kg-1. dan satu komponen kualitas yaitu
kandungan nitrat pada daun selada. Metode
BAHAN DAN METODE analisis yang digunakan adalah analisis
varians pada α=5%. Hasil analisis varians
Penelitian dilaksanakan pada bulan kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan
Februari – Maret 2019 di screen house pada taraf 5%. Komponen kualitas yaitu
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, konsentrasi nitrat pada daun selada
Ciparanje, Jatinangor, Kabupaten Sumedang dianalisis secara deskriptif dalam bentuk
Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian berada grafik.
+ 700 m diatas permukaan laut (dpl). Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan
tahapan berikut yaitu:

132
Jurnal Agro 8(1), 2021

1. Pembuatan ekstrak silika sekam padi sebagai larutan pekat A menjadi larutan
sesuai dengan prosedur yang sebanyak 5 liter. Larutan pekatan B
dilaksanakan oleh Suka et al. (2008) dan terdiri dari KH2PO4, (NH4)2SO4, K2SO4,
Frasetya et al. (2019) sekam padi MgSO4.7H2O, MnSO4.7H2O, CuSO4.5H2O,
ditepungkan terlebih dahulu atau ZnSO4.7H2O, H3BO3,(NH4)6Mo7O24.4H2O
dihaluskan dengan menggunakan mesin semua bahan larutan pekatan B
penepung kemudian ke dalam panci kemudian dilarutkan sampai diperoleh
dimasukkan 50 g sekam padi, volume 5 liter.
ditambahkan 100 ml air dan KOH 1,5%, 4. Tahap penyemaian dilaksanakan pada
selanjutnya dipanaskan sampai media tanah, pupuk kandang dan sekam
mendidih kemudian diangkat dan bakar dengan perbandingan 1:1:1.
didinginkan, setelah dingin disaring Setelah 14 hari penyemaian, bibit
untuk memisahkan butiran tepung agar dipindah tanam ke media rockwool. Bibit
nosel sprayer tidak tersumbat pada saat selada dibersihkan akarnya dengan
aplikasi. menggunakan air bersih. Pemberian
2. Pembuatan bak nutrisi hidroponik rakit nutrisi hidroponik AB mix berdasarkan
apung dengan ukuran bak pada penelitian Frasetya et al. (2018) 1-
20 x 15 x 10 cm dengan jarak tanam 14 HST EC=1,7 mS cm-1 dan 14-35 HST
10 x 15 cm setiap bak terdiri dari 4 buah EC= 2,4 mS cm-1.
tanaman. Bak kemudian ditutup dengan 5. Aplikasi ESSP disesuaikan dengan
styrofoam yang telah dilubangi sesuai konsentrasi perlakuan dan diberikan
dengan jarak tanam yang ditentukan pada 7 HST, 21 HST dan 28 HST dengan
10cm x 15 cm. dosis 2,8 ml per tanaman.
6. Pengukuran suhu dan kelembaban
udara di dalam screen house
dilaksanakan pada pada pukul 07.00,
13.00 dan 18.00 WIB. Pengukuran
intensitas cahaya matahari dengan lux
meter dilaksanakan di awal penelitian.
7. Pemeliharaan dilakukan sampai dengan
panen pada 35 HST.
Gambar 1 Instalasi hidroponik rakit apung yang 8. Total populasi tanaman pada penelitian
digunakan dalam penelitian
ini adalah 144 tanaman, sebanyak 48
3. Pembuatan nutrisi AB mix sesuai tanaman digunakan sebagai sampel
perlakuan dengan N total 100 ppm, 200 analisis nitrat pada tanaman dan sisanya
ppm dan 300 ppm. P (75 ppm), K(325 sebanyak 96 tanaman digunakan untuk
ppm), Ca(175 ppm), Mg(62 ppm), S(129 analisis berat kering tanaman.
ppm), Fe(5 ppm), Mn(2ppm), Cu(0,1
ppm), Zn(0,3 ppm), B(0,7 ppm) dan HASIL DAN PEMBAHASAN
Mo(0,05 ppm). Pembuatan AB mix
diawali dengan proses penimbangan Hasil analisis varians pada taraf α=5%
senyawa kimia CaCO3, KNO3 dan Fe- diperoleh hasil bahwa interaksi antara faktor
EDTA ketiga bahan ini dicampurkan ekstrak silika sekam padi (ESSP) dan

133
Jurnal Agro 8(1), 2021

konsentrasi N total terjadi pada parameter tanaman (BKT) dan berat segar tanaman
tinggi tanaman 35 hari setelah tanam (HST). (BST). Pada parameter luas daun kedua
Sedangkan pengaruh mandiri kedua faktor faktor tidak berpengaruh mandiri maupun
terjadi pada parameter berat kering pengaruh interaksi.

Tabel 1 Hasil analisis varians pada setiap parameter pertumbuhan tanaman selada
Nilai Probabilitas (p-value)
Parameter KK (%)
S N SxN
Tinggi Tanaman 35 HST 0,00* 0,43tn 0,03* 9,46
tn tn
Luas Daun 35 HST 0,36 0,32tn 0,39 4,24
tn
Berat Kering Tanaman 0,04* 0,00* 0,63 14,34
tn
Berat Segar Tanaman 0,04* 0,00* 0,07 6,23
Keterangan: KK= Koefisien keragaman S= Faktor ekstrak silika sekam padi, N=faktor konsentrasi N=total,
SxN=interaksi antara faktor S dan faktor N. *= berpengaruh nyata (p < 0,05), tn= tidak nyata (p > 0,05)

Tinggi Tanaman (cm) yang diaplikasikan ESSP pada taraf N-total


Hasil analisis varians menunjukkan faktor 100-300 ppm menghasilkan rata-rata tinggi
konsentrasi N total dan konsentrasi ESSP tanaman 32,92-49 cm sedangkan rata-rata
berinteraksi mempengaruhi parameter tinggi tanaman tanpa aplikasi ESSP 34-
tinggi tanaman (Tabel 2). Hasil pengamatan 39,42 cm.
tinggi tanaman menunjukkan tinggi tanaman

Tabel 2 Hasil uji Duncan rata-rata tinggi tanaman 35 HST


Konsentrasi Konsentrasi N-Total
ESSP n1 (100 ppm) n2 (200 ppm) n3 (300 ppm)
s0 (0 ppm) 34 a 39,5 a 37,5 a
A A AB
s1 (30 ppm) 49 b 39,5 a 40,33 a
B A B
s2 (60 ppm) 35,75 a 39,5 a 35,75 a
A A AB
s3 (90 ppm) 35,25 a 33,25 a 32,91 a
A A A
Keterangan: Angka yang diikuti huruf Kapital yang sama arah horisontal (baris) dan angka yang diikuti
huruf kecil yang sama arah vertikal (kolom) tidak berbeda nyata berdasarkan hasil Uji Duncan taraf nyata
5%.

Tinggi tanaman menurut Sitompul (2016) pertumbuhan tinggi tanaman yang


lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan berlebihan. Tanari & Vita (2017) menyatakan
diantaranya cahaya dan air. Berdasarkan tanaman selada yang diberi naungan 50%
deskripsi varietas tanaman selada TW LGR 14 lebih tinggi, tapi terkena etiolas. Etiolasi ini
memiliki tinggi rata-rata 19-21 cm. Hasil dipengaruhi oleh hormon auksin, di tempat
pengamatan tinggi tanaman dibandingkan rendah cahaya, auksin akan memacu
dengan deskripsi varietasnya menunjukkan pertumbuhan batang lebih tinggi namun
gejala etiolasi. tinggi tetapi menunjukan tanaman menjadi lemah, batang tidak
gejala etiolasi yang dicirikan dengan kokoh, daun kecil, dan tumbuhan tampak

134
Jurnal Agro 8(1), 2021

pucat. Gejala etiolasi terjadi karena konsentrasi N 90-120 ppm. Tanaman yang
ketiadaan atau kekurangan cahaya matahari. terpenuhi kebutuhan N-nya dapat menjaga
Hasil pengukuran rata-rata intensitas proses fotosintesis agar tetap berjalan.
cahaya di dalam screen house yaitu 328 µmol
m-2s-1 intensitas cahaya yang masuk ke
a
dalam screen house lebih rendah dari a a
kebutuhan intensitas cahaya matahari yang a a a a
diperlukan oleh tanaman selada antara 400-
600 µmol m-2s-1 (Fu et al., 2012). Intensitas
matahari yang kurang terpenuhi selama
pertumbuhan menyebabkan gejala etiolasi
yaitu penambahan tinggi secara berlebihan.
Hasil penelitian Olle (2017) menunjukkan
pemberian pupuk Si pada tanaman selada
dapat meningkatkan tinggi tanaman
dibandingkan tanpa penambahan pupuk Si. Keterangan: s0= 0 ppm, s1=30 ppm, s2= 60 ppm,
Aplikasi ESSP 30 ppm pada konsentrasi N s3= 90 ppm ESSP; n1= 100 ppm, n2=200 ppm,
n3=300 ppm N total. kolom batang yang ditandai
total 100 ppm menunjukkan tinggi tanaman
huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata
tertinggi. Pada konsentrasi N total lebih berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
rendah (100 ppm) penambahan pupuk Si Gambar 2 Grafik rata-rata luas daun pada
dapat meningkatkan pertumbuhan setiap taraf perlakuan
tanaman. Pertumbuhan tinggi tanaman
tanpa aplikasi Si akan menurun apabila
Berat kering Tanaman (g)
diberikan N total >= 300 ppm.
Hasil analisis varians (Tabel 1)
menunjukkan bahwa Konsentrasi Si yang
Luas daun (cm2)
berasal dari ESSP (30-90 ppm) tidak
Hasil analisis varians (Tabel 1)
berinteraksi dengan konsentrasi N total pada
menunjukkan parameter luas daun tidak
taraf 100-300 ppm. Faktor ESSP dan Faktor
dipengaruhi faktor ESSP dan faktor N total
N-total berpengaruh secara mandiri
secara mandiri maupun pengaruh interaksi.
terhadap peningkatan berat kering tanaman.
Rata-rata luas daun yang dihasilkan semua
Berat kering tanaman merupakan indikator
taraf perlakuan yaitu 762 cm- 1.012 cm
yang digunakan untuk mengukur hasil proses
(Gambar 2).
fisiologis tanaman dalam membentuk
Peningkatan konsentrasi N total 100-300
biomassa selama fase pertumbuhannya
ppm tidak berpengaruh nyata meningkatkan
(Sitompul, 2016).
luas daun. Kondisi ini diduga konsentrasi N
Interaksi yang diharapkan antara
total 100 ppm pada formulasi nutrisi
konsentrasi ESSP dan N-total terhadap
hidroponik masih dapat memenuhi
peningkatan biomassa pada penelitian ini
kebutuhan unsur N tanaman. Menurut
tidak terjadi diduga karena intensitas cahaya
Mason (2014) tanaman dapat tumbuh pada
yang kurang dari kebutuhan minimum 400
N total minimum 50 ppm. Hasil penelitian
µmol m-2s-1. Menurut Saito et al. (2010)
Mahlangu et al. (2016) menunjukkan bahwa
intensitas cahaya mempengaruhi berat
peningkatan luas daun terjadi pada
kering tanaman. Berat kering terbentuk dari

135
Jurnal Agro 8(1), 2021

proses fotosintesis ketersediaan sinar Berat Segar Tanaman (g)


matahari, air dan unsur hara yang cukup Berat segar tanaman merupakan
akan meningkatkan hasil fotosintat. indikator pertumbuhan tanaman sekaligus
Hasil analisis Duncan pada taraf α=5% komponen hasil panen tanaman selada.
(Gambar 3) pengaruh aplikasi ESSP 30 ppm Hasil analisis varians (Tabel 1) menunjukkan
berbeda nyata dengan perlakuan tanpa tidak terdapat interaksi antara konsentrasi
aplikasi ESSP. Taraf perlakuan konsentrasi N ESSP dan N-total terhadap berat segar
total 200 ppm berbeda nyata dengan tanaman.
perlakuan N total 100 ppm. Secara mandiri
masing-masing taraf mempengaruhi b
b
b
b
pembentukan biomassa tanaman. ab
a
Konsentrasi N-total 200 ppm dapat a
memenuhi kebutuhan tanaman selama fase
pertumbuhan. Unsur N dibutuhkan tanaman
dalam pembentukan asam amino, protein
dan klorofil (Aini & Azizah, 2018).
Penambahan Si melalui pemberian ESSP
30 ppm secara nyata meningkatkan
pembentukan biomassa tanaman
dibandingkan tanpa pemberian ESSP. Unsur Keterangan: s0= 0 ppm, s1=30 ppm, s2= 60 ppm,
s3= 90 ppm ESSP; n1= 100 ppm, n2=200 ppm,
Si dapat meningkatkan serapan N tanaman n3=300 ppm N total. kolom batang yang ditandai
dan memberikan tambahan unsur N, P dan K huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata
yang terkandung dalam ESSP (Greger, et al., berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
2018). Gambar 4 Grafik rata-rata berat segar pada
setiap taraf perakuan

b b
ab b
ab Aplikasi konsentrasi ESSP dan konsentrasi
a
a N-total berpengaruh secara mandiri. Hasil uji
Duncan (Gambar 4) mulai menunjukkan
peningkatan berat segar terjadi pada
kosentrasi ESSP 30 ppm dan konsentrasi N-
total 200 ppm. Hasil penelitian
mengonfirmasi hasil penelitian sebelumnya
dari Egilla & Ikem (2010) bahwa peningkatan
N-total 200 ppm pada tanaman selada
meningkatkan berat segar tanaman.
Keterangan: s0= 0 ppm, s1=30 ppm, s2= 60 ppm, Penambahan ESSP 30 ppm meningkatkan
s3= 90 ppm ESSP; n1= 100 ppm, n2=200 ppm, berat segar tanaman karena Si berperan
n3=300 ppm N total. kolom batang yang ditandai dalam meningkatkan serapan hara tanaman
huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata
(Greger, Landberg & Vaculík, 2018). Secara
berdasarkan uji Duncan taraf 5%.
Gambar 3 Grafik Rata-rata Berat Kering visual tampilan tanaman pada konsentrasi
Tanaman pada Masing-masing 30 ppm dan N 200 ppm (Gambar 5 g, h dan
Taraf Perlakuan i).

136
Jurnal Agro 8(1), 2021

s3

Arah kenaikan konsentrasi ESSP


s2

s1

s0

n1 n2 n3

Arah kenaikan konsentrasi N total


Keterangan: s0= 0 ppm, s1=30 ppm, s2= 60 ppm, s3= 90 ppm ESSP; n1= 100 ppm, n2=200 ppm, n3=300
ppm N total.
Gambar 5 Grafik konsentrasi nitrat pada daun selada berdasarkan taraf masing-masing faktor
konsentrasi ekstrak silika sekam padi dengan konsentrasi N total AB Mix

Hubungan berat kering dan berat segar


tanaman (Gambar 6) ditunjukkan oleh
diagram pencar dua sumbu taraf perlakuan
lainnya selain taraf perlakuan yang ditandai
lingkaran merah berat segar dan berat kering
berada dalam satu titik berdekatan yang
artinya peningkatan berat segar berbanding
lurus dengan pembentukan biomassa
tanaman kondisi tersebut sesuai dengan
pernyataan Sitompul (2016) yang Keterangan: s0= 0 ppm, s1=30 ppm, s2= 60 ppm,
menyatakan berat segar dapat digunakan s3= 90 ppm ESSP; n1= 100 ppm, n2=200 ppm,
untuk mengambarkan berat kering tanaman n3=300 ppm N total.
Gambar 6 Diagram pencar dua sumbu berat
apabila hubungannya linier.
segar tanaman dan berat kering
tanaman pada setiap taraf
perlakuan

137
Jurnal Agro 8(1), 2021

Berat kering yang terbentuk pada (PNUE) (Durand & Goldstein, 2001; Nguyen
perlakuan tanpa aplikasi ESSP dan N-total et al., 2003).
100 ppm adalah +8% dari berat segarnya
sedangkan taraf perlakuan lainya berat Konsentrasi Nitrat
kering yang terbentuk rata-rata +7%. Hasil analisis kandungan nitrat (NO3-)
Peningkatan berat kering tanaman dalam pada daun selada (Gambar 6) diperoleh hasil
kondisi ketersediaan N terbatas merupakan kandungan nitrat tertinggi 2.642 ppm pada
anomali namun kondisi ini pernah terjadi perlakuan N-total 300 ppm tanpa aplikasi
pada penelitian Tolley and Mohammadi ESSP dan terendah pada N-total 100 ppm
(2020) varietas gandum Opta pada kondisi tanpa aplikasi ESSP. Beberapa negara di
ketersediaan hara N rendah berat kering Eropa seperti negara Jerman memiliki
tajuknya 1,80 g tidak menurun melainkan batasan untuk produk selada segar yang
lebih tinggi dibandingkan dengan varietas dipasarkan kandungan nitrat tidak melebihi
yang ditanam dengan ketersediaan hara N 2.500 ppm sedangkan negara Belgia
tinggi (1,74 g). Peningkatan berat kering membatasi kandungan nitrat pada selada
pada tanaman yang kondisi N tersedianya tidak melebihi 3.500 ppm (Santamaria,
rendah diduga disebabkan oleh peningkatan 2006).
photosynthetic nitrogen use efficiency

Keterangan: s0= 0 ppm, s1=30 ppm, s2= 60 ppm, s3= 90 ppm ESSP; n1= 100 ppm, n2=200 ppm, n3=300
ppm N total.
Gambar 7 Grafik konsentrasi nitrat terhadap berat segar tanaman pada setiap taraf perlakuan

Kandungan nitrat pada penelitian ini Konsentrasi N-total 300 ppm yang
sebagian besar lebih rendah dari ambang dikombinasikan dengan aplikasi ESSP 30-90
batas 2.500 ppm kecuali perlakuan N-total ppm dapat menurunkan kandungan Nitrat
300 ppm tanpa aplikasi ESSP. Menurut Selada. Konsentrasi nitrat terendah 1.887
Gairola et al. (2009) peningkatan pupuk ppm dengan N total 300 ppm dapat
Nitrogen meningkatkan konsentrasi nitrat diperoleh dengan mengaplikasikan 60 ppm
pada jaringan tanaman. Faktor lainnya yang ESSP namun dengan aplikasi ESSP 30 ppm
mempengaruhi kandungan nitrat pada rata-rata kandungan nitrat yaitu 2.076 ppm.
jaringan tanaman adalah intensitas cahaya.

138
Jurnal Agro 8(1), 2021

Hasil analisis nitrat ini memberikan Hidroponik. Malang: UB Press.


rekomendasi konsentrasi N total apabila
budidaya hiroponik tanpa aplikasi ESSP N Anjana, Umar, S. and Iqbal, M. (2007)
‘Nitrate accumulation in plant, factors
total yang direkomendasikan 200 ppm.
affecting the process, and human health
Sedangkan dengan aplikasi ESSP 30 ppm impacts. A review’, Agronomy for
pada tanaman selada konsentrasi N-total Sustainable Development, 27(1), pp. 45–
yang digunakan pada tanaman hidroponik 47. doi: 10.1051/agro.
lebih lebar intervalnya yaitu 100-300 ppm.
Dengan mempertimbangkan parameter Dobermann, A. and Fairhurst, T. (2000) Rice:
nutrient disorders & nutrient
pertumbuhan tanaman lainnya tinggi
management, Handbook Series. Available
tanaman, luas daun, berat kering, berat at:
segar tanaman dan kandungan nitrat. http://books.google.com/books?id=V-
Aplikasi ESSP 30 ppm pada N-total 200 ppm kJxfFhkaUC&pgis=1.
merupakan rekomendasi pemberian nutrisi
Durand, L. Z. and Goldstein, G. (2001) ‘Photo-
hidroponik yang dapat memenuhi kualitas
synthesis, photoinhibition, and nitrogen
hasil panen dan standar keamanan pangan
use efficiency in native and invasive tree
bagi konsumen. ferns in Hawaii’, Oecologia, 126(3), pp.
345–354. doi: 10.1007/s004420000535.
SIMPULAN
Egilla, J. N. and Ikem, A. (2010) ‘Influence of
1. Interaksi konsentrasi ekstrak silika Nutrient Source and Growing
sekam padi (ESSP) dan konsentrasi N Environment on Tissue Elemental
Concentration and Yield of Cos Lettuce in
total hanya terjadi pada parameter
Hydroponic Culture’, International
tinggi tanaman sedangkan parameter Journal of Vegetable Science, 17(1), pp.
berat kering, berat segar tanaman 83–103. doi:
dipengaruhi secara mandiri oleh masing- 10.1080/19315260.2011.536070.
masing faktor perlakuan. Parameter luas
daun tidak dipengaruhi oleh kedua Frasetya, B. et al. (2019) ‘Utilization of rice
husk silicate extract to improve the
faktor perlakuan.
productivity of paddy Ciherang cultivar’,
2. Aplikasi ESSP 30 ppm dapat Bulgarian Journal of Agricultural Science,
meningkatkan hasil panen 28% lebih 25(3), pp. 499–505.
tinggi dan kandungan nitrat 12% lebih
rendah pada N total 100-300 ppm. Frasetya, B. et al. (2021) ‘The Effect of
Various Total Nitrogen ( Total-N )
Concentrations in Hydroponic Nutrient
UCAPAN TERIMAKASIH
on The Growth of Kailan Crop ( Brassica
oleraceae L .)’, in Proceedings of the 1st
Penulis ucapkan terima kasih ke pada dan
International Conference on Islam,
semua pihak yang telah membantu dalam Science and Technology, ICONISTECH
penyelesaian penelitian ini. 2019, 11-12 July 2019, Bandung,
Indonesia. Bandung, West Java, pp. 1–6.
DAFTAR PUSTAKA doi: http://dx.doi.org/10.4108/eai.11-7-
2019.2297416.
Aini, N. and Azizah, N. (2018) Teknologi
Budidaya Tanaman Sayuran Secara Frasetya, B., Taofik, A. and Firdaus, R. K.

139
Jurnal Agro 8(1), 2021

(2018) ‘Evaluasi Variasi Nilai Electrical Ikemoto, Y., Teraguchi, M. and Kobayashi, Y.
Conductivity Terhadap Pertumbuhan (2002) ‘Plasma Levels of Nitrate in
Tanaman Selada ( Lactuca sativa L .) pada Congenital Heart Disease: Comparison
Sistem NFT’, Jurnal Agro, 5(2), pp. 95– with Healthy Children’, Pediatric
102. Cardiology, 23(2), pp. 132–136. doi:
10.1007/s00246-001-0036-9.
Frasetya, B., Taofik, A. and Sholehah, M.
(2019) ‘The evaluation of various nutrient Mahlangu, R. I. S. et al. (2016) ‘Lettuce
formulation on the growth of lettuce ( (Lactuca sativa L.) growth, yield and
Lactuca sativa Var . Arista ) in hydroponic quality response to nitrogen fertilization
raft system at tropic region’, Journal of in a non-circulating hydroponic system’,
Physics: Conference Series, 1402(3), pp. Journal of Plant Nutrition, 39(12), pp.
1–7. doi: 10.1088/1742- 1766–1775. doi:
6596/1402/3/033025. 10.1080/01904167.2016.1187739.

Fu, W. et al. (2012) ‘Effects of different light Nguyen, N. T. et al. (2003) ‘Effect of nitrogen
intensities on anti-oxidative enzyme deficiency on biomass production,
activity, quality and biomass in lettuce’, photosynthesis, carbon partitioning, and
Horticultural Science, 39(3), pp. 129–134. nitrogen nutrition status of Melaleuca
doi: 10.17221/192/2011-hortsci. and Eucalyptus species’, Soil Science and
Plant Nutrition, 49(1), pp. 99–109. doi:
Gairola, S., Umar, S. and Suryapani, S. (2009) 10.1080/00380768.2003.10409985.
‘Nitrate accumulation, growth and leaf
quality of spinach beet (Beta vulgaris Olle, M. (2017) ‘the Effect of Silicon on the
Linn.) as affected by NPK fertilization with Organically Grown Iceberg Lettuce
special reference to potassium’, Indian Growth and Quality’, Agraarteadus,
Journal of Science and Technology, 2(2), 28(2), pp. 82–86. doi:
pp. 35–40. doi: https://dx.doi.org/10.15159/jas.17.06.
10.17485/ijst/2009/v2i2/29390.
Saito, Y. et al. (2010) ‘The effect of light
Gottardi, S. et al. (2012) ‘Beneficial effects of quality on growth of lettuce’, IFAC
silicon on hydroponically grown corn Proceedings Volumes (IFAC-
salad (Valerianella locusta (L.) Laterr) PapersOnline). IFAC, 3(PART 1). doi:
plants’, Plant Physiology and 10.3182/20101206-3-JP-3009.00052.
Biochemistry. Elsevier Masson SAS, 56,
pp. 14–23. doi: Santamaria, P. (2006) ‘Nitrate in vegetables:
10.1016/j.plaphy.2012.04.002. Toxicity, content, intake and EC
regulation’, Journal of the Science of Food
Greger, M., Landberg, T. and Vaculík, M. and Agriculture, 86(1), pp. 10–17. doi:
(2018) ‘Silicon influences soil availability 10.1002/jsfa.2351.
and accumulation of mineral nutrients in
various plant species’, Plants, 7(2), pp. 1– Sitompul, S. M. (2016) Analisis Pertumbuhan
16. doi: 10.3390/plants7020041. Tanaman. Malang: UB Press.

Haynes, R. J. (2017) ‘The nature of biogenic Suka, I. G. et al. (2008) ‘Karakteristik silika
Si and its potential role in Si supply in sekam padi dari provinsi lampung yang
agricultural soils’, Agriculture, diperoleh dengan metode ekstraksi’,
Ecosystems and Environment. Elsevier, MIPA, 37(1), pp. 47–52.
245(April), pp. 100–111. doi:
10.1016/j.agee.2017.04.021. Tanari, Y,. & Vita, V. (2017). Pengaruh

140
Jurnal Agro 8(1), 2021

naungan dan berbagai media tanam


terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman selada (Lactuca sativa L.). Jurnal
AgroPet 14 (2).

Tolley, S. and Mohammadi, M. (2020)


‘Variation in root and shoot growth in
response to reduced nitrogen’, Plants,
9(2), pp. 1–16. doi:
10.3390/plants9020144.

Xie, Z. et al. (2014) ‘Effects of silicon on


photosynthetic characteristics of maize
(Zea mays L.) on alluvial soil’, Scientific
World Journal, 2014. doi:
10.1155/2014/718716.

141

Anda mungkin juga menyukai