Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No.

01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

PERLAKUAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT DAN PERENDAMAN FUNGISIDA


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.)

CLEAVAGE BULBS SEED TREATMENT FUNGICIDE and IMMERSION to


GROWTH and PRODUCTION POTATO (Solanum tuberosum L.)

Oleh :
Riduan Sembiring dan Jhon Alvin Ginting2
1

1)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality
2)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Quality
Email : riduan.keloko@yahoo.com

Abstrak
Penelitian dengan judul “Perlakuan Pembelahan Umbi Bibit dan Perendaman
Fungisida Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kentang (Solonum tuberosum
L.)yangtelah dilaksanakan di BIH Kuta Gadung Berastagi, Penelitian dilakukan sejak
bulan Maret – Juni 2014. Bertujuan Mengetahui pengaruh pembelahan umbi bibit
kentang, perendaman larutan Fungsida terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
kentang dan untuk mengetahui interaksi antar pembelahan umbi bibit dengan larutan
Fungsida pada pertumbuhan dan produksi. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah
dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah pengujian
pembelahan umbi bibit kentang (B) terdiri dari Yo (tanpa pembelahan), B1 (pembelahan
menjadi 2), B2 (pembelahan menjadi 4). Faktor II adalah pengujian dosis fungisida (K)
terdiri dari Ko (tanpa fungisida), K1 (1g/lt air), K2 (3 g/lt air) dan K3 (6 g/lt air). Hasil
penelitian pembelahan umbi bibit memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p > 0.05)
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada 5 dan 6 mst, Produksi (per sampel dan plot)
dan sebagai bibit yang terbaik adalah tanpa pembelahan (Yo . Penggunaan dosis fungisida
(K) juga memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p > 0.05) terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman (5 dan 6 mst) dan Produksi. Pengaruh kombinasi perlakuan berdasarkan
analisa tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (p < 0.05) dan sebagai dosis
anjuran digunakan adalah kombinasi bibit tanpa pembelahan dan penggunaan fungisida
pada 3 g/liter air (BoK2).
Kata Kunci: Kentang, Pembelahan umbi, Fungisida

Abstract
The study entitled "Cleavage Bulbs Seed Treatment Fungicide and Immersion To
Growth And Production Potato (Solonum tuberosum L.) wherewith implemented in BIH
Kuta Gadung Berastagi, research conducted since the month from March to June 2014.
Aiming to know the effect cleavage of potato seed tubers, soaking solution fungsida the
growth and production of potato and to understand the interaction between the cleavage
of seed tubers with a solution fungsida on growth and production. The experimental
design is by randomized block design (RAK) factorial. The first factor is the testing
division of potato seed tubers (B) consists of Yo (no cleavage), B1 (splitting into two), B2
(division into 4). The second factor is the testing of dose fungicide (K) consists of Ko
(without fungicide), K1 (1g / liter of water), K2 (3 g / liter of water) and K3 (6 g / liter of
water). The results of the research division of seed tubers provide a significantly different

Hal 60
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

effect (p> 0.05) on the growth of plant height at 5 and 6 mst, Production (per sample and
plot) and as the seed is best without cleavage (Yo. The use of a dose of fungicide (K) also
gives a significantly different effect (p> 0.05) on the growth of plant height (5 and 6 mst)
and production. the effect of combined treatment based on the analysis did not show a
significantly different effect (p <0.05) and a recommended dosage used is a combination
bibt without cleavage and fungicide at 3 g / liter of water (BoK2).
Keywords: potato, tuber cleavage, fungicide

I. Pendahuluan Pertumbuan Dan Produksi


Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang(Solonum tuberosum L.)”
adalah tanaman suku Solanaceae yang Perendaman dengan larutan
memiliki umbi batang yang dapat Fungisida bertujuan untuk menmbunuh
dimakan. Tanaman ini merupakan dan mencegah serangan patogen,
tanaman pendek, tidak berkayu, dimana Fungsida adalah bahan untuk
semusimdanmenyukaiiklim yang sejuk. meracuni atau mematikan jamur yang
Cocokditanam di dataran tinggi merupakan penyakit tanaman. Tujuan
(Samadi, 2007). Petani biasanya penelitian ini adalah a) Untuk
membuat bibit dengan cara menyisihkan mengetahui pengaruh pembelahan umbi
hasil produksiyang berukuran antara 30- bibit terhadap pertumbuhan dan
50 gr, ti dak cacat, bentuk umbi baik dan produksi tanaman kentang, b) Untuk
dipanen cukup umur. Gudang mengetahui pengaruh perendaman
penyimpanan yang terbaik adalah larutan fungsida terhadap pertumbuhan
dengan kelembapan udara 80-95%, lama dan produksi tanaman kentang, c) Untuk
penyimpanan 6-7 bulan pada suhu 25ºc. mengetahui interaksi antar pembelahan
Lakukan pengontrolan dan seleksi setiap umbi bibit kentang dengan larutan
bulan, buang yang rusak atau busuk. fungsida pada pertumbuhan dan
Dengan menggunakan jarak tanam produksi. Sedangkan hipotesis penelitian
70 x 30 cm maka kebutuhan bibit adalah Ada pengaruh pembelahan umbi
adalah 1.300 - 1.700 kg/hektar, umbi bibit dan perendaman larutan fungsida
bibit siap ditanam dengan panjang tunas terhadap pertumbuhan dan produksi.
2 cm dan dapat ditanam lansung. Data
dari departemen pertanian menunjukkan, II. Metode Penelitian
kebutuhan benih kentang mencapai
2.1. Tempat Dan Waktu Penelitian
120.000 ton untuk total lahan sekitar
Penelitian ini telah dilaksanakan
80.000 hektar, sedangkan tingkat
pada bulan Maret – Juni 2014 di UPT
pemindahan bibit bersertifikat baru
BIH Kuta Gadung Berastagi Kecamatan
mencapai 4,9 % (Anonim, 2008).
Berastagi Kabupaten Karo. Dengan
Selama empat tahun terakhir
ketinggian ±1250 – 1500 meter dari
jumblah benih kentang selalu kurangdan
permukaan laut, jenis tanah andosol.
harganya pun melambung tingi,hal ini
disebabkan kurangnya produksi bibit 2.2. Alat Dan Bahan
dari Balai Benih Kentang (BBK) di Alat yang digunakan pada
Indonesia.Pembelahan umbi bibit penelitian ini adalah; a) Pisau cuter; b)
mampu menekan kebutuhan bibit Cangkul; c) Parang; d) Sprayer.
kentang,oleh sebab itu penulis Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
melakukan penelitian berjudul adalah a) Umbi bibit kentang G4
”Perlakuan Pembelahan Umbi Bibit dan Granola, b) Mabar Fine Kompost, c)
Perendaman Fungisida Terhadap Pupuk N P K (Urea, Sp-36, KCl), d)
Fungsida ( Dithane M-45), e) Alkohol

Hal 61
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

2.3. Desain Penelitian c. Berat umbi per sampel (kg)


Rancangan yang digunakan Umbi yang telah dipanen, bersihkan
didalam penelitian ini adalah Rancangan dari tanah lalu ditimbang.
Acak Kelompok (RAK) factorial dengan d. Berat umbi per plot (kg)
3 ulangan, adapun perlakuan yang akan Hasil produksi pada masing-masing
diuji adalah sebagai berikut: plot ditimbang , agar mengetahui
Faktor I : Pembelahan umbi bibit jumlah produksi semua tanaman plot.
dengan simbol “B” dengan 3 taraf
B0 : Tanpa dibelah (kontrol) III. Hasil Dan Pembahasan
B1 : Dibelah 2
3.1. Hasil
B2 : Dibelah 4
Hasil pengujian pengaruh
Perlakuan pembelahan umbi bibit dan
Faktor II : Pemberian Fungsida
perendaman fungisida terhadap
dengan simbol “K” dengan 4 taraf
pertumbuhan dan produksi tanaman
KO : Tanpa perendaman fungisida
kentang untuk setiap parameter yang
K1 : Konsentrasi 1 gr/liter
diamati dilihat sbb:
K2 : Konsentrasi 3 gr/liter.
K3 : Konsentrasi 6 gr/liter 3.1.1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman
Pertumbuhan tinggi tanaman
2.4. Model Analisis Data kentang dari pengujian pembelahan bibit
Metode analisa yang digunakan kentang dan pemberian fungisida
adalah sebagai berikut : dilakukan sejak tanaman berumur 2
Yijk = + i + αj + βk + (αβ)i j + Єijk minggu setelah tumbuh (mst) sampai
umur 6 mst dengan interval 1 minggu.
2.5. Parameter Yang Diamati Hasil pengukuran tiap pengamatan
a. Tinggi tanaman (cm) dilakukan analisa statistik menunjukkan
Pengukuran tinggi tanaman adanya perbedaan yang tidak nyata (p <
dilakukan 2 minggu setelah 0.05) sejak tanaman 2 mst sampai 4mst,
tumbuh.Pengukuran dimulai dari akan tetapi pengaruh dari perlakuan
permukaan tanah sampai daun terlihat dan menunjukkan perbedaan
tertinggi dengan interval 7 hari yang nyata (p > 0.05) setelah tanaman
sekali. berumur 5 mst seperti yang terlihat pada
b. Jumlah cabang utama Tabel 1.
Dihitung pada umur45 hari setelah
tanam dengan interval 7 hari sekali.

Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman dari pengaruh pembelahan bibit kentang
dan penggunaan Fungisida 2, 3, 4, 5 dan 6 minggu setelah tumbuh (mst).
Perlakuan 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Bo 10.24 a 18.53 a 26.52 a 36.53 a 49.94 a
B1 10.17 a 18.20 a 25.83 a 35.68ab 49.08ab
B2 9.74 a 17.45 a 25.36 a 34.90 b 48.32 b
Ko 9.77 a 17.13 a 25.14 a 34.73 c 48.23 c
K1 10.59 a 18.14 a 25.71 a 35.02 b 48.52bc
K2 9.94 a 17.72 a 26.44 a 36.43ab 49.56ab
K3 9.90 a 19.26 a 26.32 a 36.64 a 50.14 a
Keterangan : Huruf pada kolom rata-rata yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %.

Hal 62
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

Hasil analisa dari pengamatan air (K1) dengan tinggi rata-rata 48.52
pertumbuhan tinggi tanaman (Tabel 1) cm.
memperlihatkan sejak pengamatan 2 mst Perlakuan kombinasi antara
dengan pertumbuhan masing-masing penggunaan pembelahan umbi dijadikan
perlakuan dengan rata-rata antara 9.74 bibit terhadap pertumbuhan tinggi
dengan 10.24 cm, pengaruh tanaman memberikan pengaruh yang
pembelahan bibit dengan pertumbuhan berbeda tidak nyata (p < 0.05).
tinggi tanaman terus bertambah sesuai Penggunaan pembelahan umbi menjadi
dengan kemampuan perlakuannya 2 (B1) dan dosis fungisida pada 3 g/l air
sampai pada 6 mst. Pengaruh (K2) seperti terlihat pada Tabel 1 (B 1K2)
pembelahan bibit umbi kentang terlihat memberikan pertumbuhan tinggi
jelas pada 6 mst. Penggunaan bibit tanaman yang optimum, walaupun
dibagi dua (B1) merupakan penyediaan penggunaan dosis masing-masing puouk
bibit yang masih dapat digunakan secara ditingkatkan dengan rata-rata tinggi
maksimal dengan tinggi tanaman pada 6 tanaman yang lebih tinggi, namun tidak
mst rata-rata 49.08 cm dengan tidak berbeda nyata (p < 0.05). Pertumbuhan
berbeda nyata terhadap bibit utuh (Bo) akan menurun apabila salah satu faktor
rata-rata 49.94 cm (p < 0.05) dan dosis fungisida atau pembelahan umbi
terhadap bibit dibelah 4 (B2) dengan semakin banyak.
rata-rata 48.32 cm. Akan tetapi
3.1.2. Jumlah Cabang Utama
perlakuan Bo berbeda nyata terhadap B2
Hasil pengamatan jumlah cabang
(p > 0.05).
utama tanaman kentang selama
Tabel 1 juga memperlihatkan
pertumbuhan dari pengaruh pembelahan
pertumbuhan tinggi tanaman
umbi yang dijadikan bibit dan
dipengaruhi oleh penggunaan
penggunaan dosis fugisida yang
konsentrasi fungisida. Pengaruh
dilakukan saat menjelang panen dengan
konsentrasi fungisida terhadap
data dianalisa diperoleh perbedaan yang
pertumbuhan tinggi tanaman sejak 2
nyata (p < 0.05). Hasil rata-rata jumlah
mst memperlihatkan tinggi tanaman
cabang utama dari pengaruh pembelahan
yang berbeda tidak nyata antar
umbi dan penggunaan dosis fungisida
konsentrasi yang digunakan (p < 0.05).
dapat dilihat Tabel 2.
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan
Perlakuan pembelahan umbi
sampai pada 6 mst dapat dilihat (Tabel
dijadikan bibit (B) memberikan
1) terdapat berbedaan yang nyata (p >
pengaruh yang tidak nyata terhadap
0.05) dari pengaruh penggunaan
pembentukan jumlah cabang utama
konsentrasi fungisida yang berbeda.
tanaman kentang, akan tetapi bibit yang
Pengamatan 6 mst tinggi tanaman
komplek (B0) merupakan jumlah cabang
dapat dilakukan dengan dosis fungisida
utama yang paling banyak rata-rata 1.94
3 gr/liter air (K2) dengan tinggi tanaman
cabang dan penggunaan perlakuan
rata-rata 49.56 cm, dengan berbeda tidak
pembelahan yang semakin banyak
nyata dibandingkan dengan dosis yang
memberikan hasil yang tidak nyata
lebih tinggi pada perlakuan K 3 (6 gr/l
terhadap jumlah cabang utama. Seperti
air) rata-rata tinggi tanaman yang lebih
yang terlihat pada bibit dibelah 4 (B2)
tinggi 50.14 cm tetapi tidak berbeda
merupakan jumlah cabang paling rendah
nyata (p < 0.05). Tanpa fungisida
rata-rata 1.58 cabang.
memberikan pengaruh negative terhadap
pertumbuhan tingi tanaman dengan rata-
rata 48.23 cm dengan berbeda tidak
nyata terhadap penggunaan dosis 3 gr/l

Hal 63
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

Tabel 2. Rata-rata Jumlah cabang utama tanaman kentang dari pengaruh pembelahan
umbi dan penggunaan dosis fungisida.
Perlakuan Yo Y1 Y2 Jumlah Rata-rata
Do 1.92 1.50 1.33 4.75 1.58 a
D1 2.25 1.83 1.17 5.25 1.75 a
D2 1.75 1.83 2.00 5.58 1.86 a
D3 1.83 2.00 2.08 5.92 1.97 a
Total 7.75 7.17 6.58 21.50
Rata-rata 1.94 a 1.79 a 1.65 a 1.79
Keterangan : Huruf pada kolom dan baris rata-rata yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 %.

Fungisida dalam berbagai dosis penggunaan fungisida terhadap produksi


yang berbeda terlihat bahwa semakin jumlah cabang utama berdasarkan hasil
tinggi dosis yang digunakan nalisa secara statistik tidak memberikan
memberikan jumlah cabang utama yang interaksi yang berbeda nyata (p < 0.05).
semakin banyak. Hal ini terlihat pada
penggunaan dosis 6 gr/l air (K3) dengan 3.1.3. Produksi Umbi per sampel (gram)
jumlah cabang utama rata-rata Hasil pengamatan berat umbi per
1.97cabang, manakala tanpa fungisida sampel dari pengaruh bibit yang dibagi
(K0) merupakan jumlah cabang utama (B) dan pemberian dosis fungisida (K)
yang paling sedikit dengan rata-rata 1.58 pada tanaman kentang dan analisanya
cabang, namun keduanya berbeda tidak dapat dilihat berikut ini:
nyata (p < 0.05).
Kombinasi perlakuan antara perlakuan
pembelahan bibit umbi kentang dan

Tabel 3. Rata-rata berat umbi per sampel (g) dari pengaruh pembelahan umbi dan
fungisida saat panen pada tanaman Kentang.

Perlakuan Bo B1 B2 Jumlah Rata-rata


Ko 487.75 493.39 440.79 1421.92 473.97 c
K1 502.55 471.88 489.40 1463.83 487.94 b
K2 511.60 490.87 492.73 1495.20 498.40 ab
K3 520.62 498.72 493.18 1512.52 504.17 a
Jumlah 2022.51 1954.85 1916.11 5893.47
Rata-rata 505.63 a 488.71 b 479.03 b 491.12
Keterangan : Huruf pada kolom dan baris rata-rata yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 %

Hasil pengamatan produksi 505.63 g, diikuti dengan produksi lebih


tanaman kentang untuk berat umbi per tinggi dengan perlakuan tanpa
sampel, pengaruh pembelahan bibit pembelahan umbi (B0) rata-rata 488.71 g
kentang (B) terdapat perbedaan yang dengan tidak berbeda nyata (p < 0.05).
nyata (p > 0.05). Hal ini terlihat bahwa Dibandingkan dengan bibit yang berasal
berat umbi yang per sampel diperoleh dari pembelahan menjadi 4 bibit (B2)
pada perlakuan pembelahan menjadi 2 menghasilkan umbi / tanaman paling
(B1), berat umbi/tanaman rata-rata sedikit dengan rata-rata 479.03 g,

Hal 64
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

dengan berbeda tidak nyata terhadap B1 g/tanaman dengan berbeda nyata


tetapi berbeda nyata terhadap B2. terhadap perlakuan penggunaan
Pemberian beberapa peringkat fungisida pada K1, K2 dan K3(p < 0.05).
konsentrasi fungisida (K) terhadap Hasil pengamatan dan analisa terdapat
produksi dengan berat umbi per sampel interaksi yang berbeda tidak nyata
memberikan pengaruh yang nyata (p > antara perlakuan pembagian umbi untuk
0.05). Hal ini terlihat bahwa produksi bibit (B) dan fungisida (K) terhadap
yang optimum diperoleh pada penghasilan jumlah umbi per tanaman.
penggunaan konsentrasi3 g/lt air (K2) Namun demikian untuk mendapatkan
dengan rata-rata 498.40 g/tanaman, berat produksi per tanaman dihasilkan
dengan berbeda tidak nyata terhadap optimum dengan menggunakan bibit
konsentrasi yang lebih tinggi (p > 0.05) tanpa pembelahan dengan fungisida
pada 6 g/lt air (K3) dengan rata-rata pada 3 g/lt air (BoK2).
504.17 g/tanamanjuga penggunaan
3.1.4. Produksi Umbi/Plot (kg)
konsentrasi 1 g/lt air (K1) menghasilkan
Hasil pengamatan berat umbi/plot
produksi dengan rata-rata 487.94
dari pengaruh bibit dengan pembelahan
g/sampel berbeda tidak nyata (p < 0.05).
(B) dan pemberian dosis fungisida (K)
Tanpa penggunaan fungisida (Ko)
pada tanaman kentang dan analisanya
merupakan penghasilan produksi umbi
dapat dilihat pada tabel berikut:
kentang paling rendah rata-rata 473.97

Tabel 4. Rata-rata berat umbi per plot (kg) dari pengaruh pembelahan umbi dan fungisida
saat panen pada tanaman Kentang.

Perlakuan Bo B1 B2 Rata-rata
Ko 5.37 5.43 4.85 5.21 c
K1 5.53 5.19 5.38 5.37 b
K2 5.63 5.40 5.42 5.48 ab
K3 5.64 5.49 5.43 5.52 a
Rata-rata 5.54 a 5.38 b 5.27 b 5.40
Keterangan : Huruf pada kolom dan baris rata-rata yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 %

Hasil pengamatan produksi Pemberian beberapa tingkat


tanaman kentang untuk berat umbi per konsentrasifungisida (K) terhadap
plot, bahwa pengaruh pembelahan bibit produksi dengan berat umbi per plot
kentang (B) terdapat perbedaan yang memberikan pengaruh yang nyata (p >
nyata (p > 0.05). Hal ini terlihat bahwa 0.05). Hal ini terlihat bahwa produksi
berat umbi/plot paling tinggi diperoleh yang tinggi dengan sebagai konsentrasi
pada perlakuan penggunaan bibit yang anjuran diperoleh pada penggunaan
bulat tanpa pembelahan (Bo), rata-rata konsentrasi3 g/lt air (K2) dengan rata-
berat 5.54 kg/plot dengan berbeda nyata rata 5.48kg/plot, dengan berbeda tidak
terhadap perlakuan dengan pembelahan nyata (p <0.05) terhadap konsentrasi
umbi dijadikan bibit (B1 dan B2). yang lebih tinggi (p > 0.05) pada 6 g/lt
Pembelahan umbi menjadi 2 (B2) air (K3) dengan rata-rata 5.52
dengan produksi 5.38 kg/plot, tetapi kg/plotjuga penggunaan konsentrasi 1
berbeda tidak nyata (p < 0.05) terhadap g/lt air (K1) menghasilkan produksi
B3 (bibit dibagi 4) dengan rata-rata 5.27 dengan rata-rata 5.37 kg/plotberbeda
kg/plot. tidak nyata (p < 0.05). Tanpa
penggunaan fungisida (Ko) merupakan

Hal 65
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

penghasilan kentang paling rendah rata- kelembapan yang tinggi mengakibatkan


rata 5.21 kg/plot dengan berbeda nyata mudahnya tanaman baik masih bibit
terhadap perlakuan penggunaan maupun dalam pertumbuhan
fungisida pada K1, K2 dan K3(p < 0.05). terkontaminasi dengan jamur yang
Hasil pengamatan dan analisa terdapat menimbulkan penyakit (Soelarso. 1997)
interaksi yang berbeda tidak nyata Bibit atau umbi yang dipotong
antara perlakuan pembagian umbi untuk mengakibatkan terganggunya hormone
bibit (B) dan fungisida (K) terhadap yang ada selama pertumbuhan. Hal ini
penghasilan jumlah umbi per tanaman. didukung oleh Setiadi (2000) yang
Namun demikian untuk mendapatkan menyatakan untuk menentukan
berat produksi per tanaman dihasilkan pertumbuhan dan produksi tergantung
optimum dengan menggunakan bibit hormone sebagai perangsang
tanpa pembelahan dengan fungisida pertanaman disamping factor lain yang
pada 3 g/lt air (Bo K2). tidak mendukung selama pertumbuhan
tanaman (Bukit. 2008;Soewito, 1990).
3. 2. Pembahasan Setiadi (2000) menyatakan bahwa
salah satu faktor pembatas dalam
3.2.1. Pengaruh Pembelahan umbi
pertumbuhan dan perkembangan
terhadap pertumbuhan dan
tanaman adalah penyerapan hara yang
Produksi Tinggi Tanaman
penting (esensial). Dalam proses
Kentang
pertumbuhan tanaman menyerap unsur
Dari data pengamatan dilapangan hara sehingga terjadi proses
dan hasil analisis secara statistika metabolisme antara lain pertumbuhan
diperoleh bahwa pengaruh perlakuan sel dipenuhi.
pembelahan umbi menjadi bibit (B) Dengan adanya pembelahan bibit
menunjukkan perbedaan yang nyata (p > mengakibatkan tunas - tunas apical pada
0.05) terhadap tinggi tanaman pada 5 tanaman dapat menghambat
dan 6 mst, jumlah umbi per plot, berat pertumbuhan tunas lateralyang
umbi per tanaman dan produksi/plot. mengurang tumbuh sehingga jumlah
Tetapi perlakuan yang tidak berbeda batang berkurang (Holmes et al., 1970,
nyata terhadap tinggi tanaman pada 2, 3 Sekhon dan Singh, 1984).
dan 4 mst.
3.2.2. Pengaruh dosis fungisida
Produksi per plot dihasilkan paling
Terhadap Pertumbuhan dan
penting dalam penanaman tanaman
Produksi Tanaman Kentang.
kentang adalah dengan menggunakan
bibit kentang yang bulat (100 % atau Hasil analisis data secara statistika
B0). Hal ini disebabkan cadangan dari pengaruh pemberian fungisida
makanan tunas tidak terganggu akibat dengan beberapa dosis berpengaruh
dari luka potong yang dilakukan. Selain nyata terhadap tinggi tanaman (5 dan 6
dari pada itu luka yang disebabkan mst), jumlah umbi per tanaman (knol),
potongan mengakibatkan terjadinya berat umbi per tanaman (g), Produksi
pengeluaran air yang tidak terkontrol. umbi/plot (kg). Tetapi perlakuan yang
Selain dari pada itu dengan tidak nyata (p < 0.05) terhadap tinggi
pemotongan umbi semakin udahnya tanaman (2, 3 dan 4 mst). Secara
tanaman terinfeksi pad penyakit yang keseluruhan bahwa dengan semakin
disebabkan oleh jamur yang tinggi dosis fungisida yang diberikan
menyebabkan pertumbuhan tanaman pada tanaman akan menekan
menjadi terganggu. Hal ini terjadi akibat kelembapan yang dapat mengundang
dari bibit yang mengandung banyak air terinfeksinya umbi dan akibat
sehingga kelembapan tinggi. Dengan kesempurnaan pertumbuhan dapat

Hal 66
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

meningkatkan pertumbuhan dan dan fungisida memberikan pengaruh


produksi kentang yang dapat dihasilkan yang tidak nyata terhadap semua
pada tanaman kentang. Penambahan parameter yang diamati. Hal ini
fungisida dalam ubi terutama umbi yang menunjukkan bahwa antara pembelahan
terpotong adalah untuk menambah umbi bibit dan fungisida tidak saling
kekuatan untuk tumbuh yang dapat mempengaruhi satu sama lain. Bila salah
terganggunya tanaman adalah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari
mengkonsumsi zat hara dari dalam faktor lain sehingga faktor lain tersebut
tanah. Suplai zat hara dapat ditingkatkan tertutupi dan masing-masing faktor
dengan melakukan tindakan yang mempunyai sifat yang jauh berbeda
optimum akan meningkatkan potensi pengaruhnya dan sifat kerjanya, maka
produksi tanaman. Sedangkan tingkat akan menghasilkan hubungan yang
pemberian fungisida yang terlalu rendah berbeda dalam mempengaruhi
atau terlalu tinggi akan mengakibatkan pertumbuhan suatu tanaman. Hal ini
terhambatnya terhambatnya proses terlihat pada perlakuan B0K2 adalah
fisiologis pertumbuhan tanaman. perlakuan optimum sesuai digunakan
Pemberian fungisida untuk mencegah pada pupuk dengan pertumbuhan dan
umbi bibit yang di belah (B1 B2). produksi. Akan tetapi dengan
Ada pengaruh tidak nyata terhadap meningkatnya pembelahan umbi bibit
permulaan pertumbuhan tinggi tanaman dan fungisida salah satu faktor pupuk
dari 2 sampai 4 mst diduga karena akan menurunkan tingkat pertumbuhan
peran fungisida dalam menekan dan produksi.
penyakit belum terlihat, sedangkan
setelah 5 minggu terlihat pengaruh IV. Simpulan Dan Saran
fungisida dalam menekan beberapa
4.1. Simpulan
penyakit sehingga menghasilkan
1) Pembelahan umbi (B1,B2) sangat
produksi yang berbeda.
berpengaruh terhadap pertumbuhan
Sesuai dengan pendapat Lingga
dan produksi dibandingkan dengan
(2007), bahwa bila komponen produksi
bibit yang tidak mengalami
meningkat, maka pada suatu saat
pembelahan (B0) dan yang terbaik
peningkatannya akan menurun, dimana
adalah tanpa di belah (B0).
dengan penambahan dosis melebihi
2) Dosis fungisida untuk menghindari
maksimum, tidak memaksimalkan hasil
infeksi penyakit dapat mengubah
produksi. Dengan pemberian dosis yang
pertumbuhan dan produksi
berbeda menyebabkan adanya pengaruh
Tanaman kentang dianjurkan
terhadap semua parameter yang diamati.
dengan penggunaan dosis 3 gr/liter
Salah satu faktor lebih lebih dominan
air (K2), dibandingkan dengan
dari pada faktor lain, maka faktor lain
penggunaan dosis 1 g/liter air (K1),
tersebut akan tertutupi dan tidak
dan dengan dosis 6 g/liter air (K3).
berpengaruh terhadap tanaman,
3) Kombinasi perlakuan pembelahan
(Gomez, 1995).
umbi bibit dan dosis fungisida tidak
3.2.3. Perlakuan kombinasi menunjukkan interaksi yang
pembelahan umbi bibit dan berbeda nyata.
fungisida terhadap
perkembangan dan produksi 4.2. Saran
kentang Penelitian ini menggunakan dosis
fungisida 3 g/liter air, dan tanpa
Dari hasil analisis data secara
pembelahan umbi bibit memberikan
statistik, diperoleh bahwa interaksi
pertumbuhan dan produksi tanaman
antara perlakuan pembelahan umbi bibit
kentang yang baik (B0), dibandingkan

Hal 67
Jurnal Agroteknosains | Vol. 01 | No. 01 | Mei 2017 | p-ISSN : 2598-6228 | e-ISSN : 2598-0092

dengan perlakuan pembelahan (B1, B2) Samadi, 2007. Kentang dan Anlisis
oleh karena itu perlu dilakukan Usaha Tani. Kanisus.
penelitian lebih lanjut dengan Yogyakarta.
menggunakan metode yang berbeda. Setiadi, 2009. Budidaya Kentang,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Soelarso, B., R. 1997. Budidaya
Daftar Pustaka Kentang Bebas Penyakit.
Kanisius, Yogyakarta.
Bukit, A. 2008. Pengaruh besar umbi
Bibit dan Dosis Pupuk KCL Internet
Terhadap Pertumbuhan dan http://winnamags.blogspot.com/2013/04
Produksi Kentang (Solonum /peningkatan-produktivitas-
Tuberosum L.). Tesis tanaman.html
Universitas Sumatera Utara http://pupuknasa-
(USU) Medan. organik.blogspot.com/2009/03/c
Bangun,M,K.1989. Perancang ara-pemupukan-kentang.html
Percobaan. Medan :Fakultas http://pengertian-definisi.blogspot.com/
Pertanian Universitas Sumatera 2013/03/pengertian-dan-fungsi-
Utara. fungisida.html
Fakultas Pertanian Udayana, 2008.
Bioteknologi. Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, Bali.
Gomez, K. A. Dan A. A. Gomez., 1995.
Prosedur Statistik untuk
Penelitian Pertanian.
Universitas Indonesia , Jakarta.
Julkarnain, 2013. Budidya Sayuran
Teropis, Bumi Aksara, Jakarta.
Muchjidin, MS. 2006. Buku Tahunan
Hortikultura Seri Tanaman
Sayuran. Direktorat Budidaya
Tanaman Sayuran dan
Biofarmaka. Direktorat Jenderal
Hortikultura, Departemen
Pertanian, Jakarta.
Setiadi, 1999. Kentang Varietas dan
Pembudidayaan. Penebar
Swadaya, Bogor.
Sunaryono, 2007. Petunjuk Peraktis
Budidaya Kentang, Agro Media,
Jakarta.
Rukmana, H., R. 2002. Usaha Tani
Kentang Di Dataran Medium.
Kanisius. Yogyakarta.
Setiadi dan Nurulhuda, S., S., F. 2008.
Kentang: Varietas dan
Pembudayaan. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Hal 68

Anda mungkin juga menyukai