Nama : Hadili
NIM : C1011141074
Judul Penelitian : Pengaruh Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Hijau Pada
Tanah Podsolik Merah Kuning
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis biochar sekam padi yang terbaik
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung hijau pada tanah PMK. Penelitian
ini dimulai dari 24 Agustus sampai 9 Desember 2019. Penelitian dilaksanakan di
Jl. Purnama Agung VII, Komplek Pondok Agung Permata, Kelurahan Parit
Tokaya, Pontianak Selatan. Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terdiri dari 5 perlakuan, 5 ulangan dan setiap ulangan terdapat 4 sampel
tanaman. Perlakuan sebagai berikut : (b1) 40 g/polybag, (b2) 80 g/Polybag, (b3)
120 g/polybag, (b4) 160 g/polybag dan (b5) 200 g/polybag. Variabel yang diamati
pada penelitian ini adalah Klorofil Daun (SPAD Unit), Volume Akar (cm3), Luas
Daun (cm2), Berat Kering Tanaman (g), Jumlah Buah Pertanaman, Bobot Buah
Perbuah (g) dan Bobot Buah Pertanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman terung hijau yang terbaik ditunjukkan
dengan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 120 g/polybag dan 160
g/polybag.
ABSTRACT
This research aimed to obtain the best dose of rice husk biochar for the growth
and yield of green eggplant on ultisol. This research began from 24 August to 9
December 2019. Research was carried out in the Jl. Purnama Agung VII, Pondok
Agung Permata Complex, Parit Tokaya Village, South Pontianak. The
methodology that was in study used Completely Randomized Design (CRD)
consisted of 5 treatments, 5 replications and each replication there were 4 plant
samples. The Treatment is as follows: (b1) 40 g / polybag, (b2) 80 g / Polybag, (b3)
120 g / polybag, (b4) 160 g / polybag and (b5) 200 g / polybag. The variables
observed in this study were Leaf Chlorophyll (SPAD Unit), Root Volume (cm3),
Leaf Area (cm2), Plant Dry Weight (g), Number of Planted Fruits, Fruit Weight
(g) and Planted Fruit Weight (g). The research results show that growth and result
of green eggplant the best shown by the provision of rice husk biochar with doses
120 g / polybag and 160 g / polybag.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dimulai dari 24 Agustus sampai 9 Desember 2019.
Penelitian dilaksanakan di Jl. Purnama Agung VII, Komplek Pondok Agung
Permata, Kelurahan Parit Tokaya, Pontianak Selatan. Bahan yang digunakan
adalah benih terung hijau varietas salero F1, polybag ukuran 40 cm x 50 cm, tanah
PMK, kapur dolomit, pupuk dasar (urea, SP-36 dan KCL), pestisida. Alat yang
digunakan adalah cangkul, parang, sekop, ember, gembor, tali rafia, drum,
meteran, gunting, papan sampel, timbangan analitik, kalkulator, alat tulis, oven,
pH meter, klorofil meter, Leaf Area Meter, corong, gelas ukur, jerigen, jangka
sorong, gelas ukur, termohigrometer, kamera, dan karung.
Hasil uji BNJ (Tabel 1) menunjukkan bahwa volume akar tanaman terung
hijau dengan pemberian biochar sekam padi dosis 120 g/polybag berbeda nyata
dibandingkan dengan volume akar pada pemberian biochar sekam padi dosis
lainnya (40 g/polybag, 80 g/polybag, 160 g/polybag dan 200 g/polybag). Volume
akar yang tertinggi dihasilkan oleh tanaman terung hijau dengan pemberian
biochar sekam padi dosis 120 g/polybag yaitu 15,96 cm3.
Hasil uji BNJ (Tabel 1) menunjukkan bahwa luas daun tanaman terung
hijau dengan pemberian biochar sekam padi dosis 160 g/polybag berbeda nyata
dibandingkan dengan luas daun pada pemberian biochar sekam padi dosis 40
g/polybag, 80 g/polybag dan 120 g/polybag tetapi berbeda tidak nyata jika
dibandingkan dengan luas daun dengan pemberian biochar sekam padi dosis 200
g/polybag. Daun yang paling luas dihasilkan oleh tanaman terung hijau dengan
pemberian biochar sekam padi dosis 160 g/polybag yaitu 734,60 cm2 .
Hasil uji BNJ (Tabel 1) juga menunjukkan bahwa berat kering tanaman
terung hijau dengan pemberian biochar sekam padi dosis 120 g/polybag berbeda
nyata dibandingkan dengan berat kering tanaman pada pemberian biochar
sekam padi dosis lainnya (40 g/polybag, 80 g/polybag, 160 g/polybag dan 200
g/polybag). Berat kering tanaman yang tertinggi dihasilkan oleh tanaman terung
hijau dengan pemberian biochar sekam padi dosis 120 g/polybag yaitu 13,78 g.
Pembahasan
Hasil analisis keragaman pengaruh biochar sekam padi berpengaruh nyata
terhadap variabel volume akar, luas daun dan berat kering tanaman. Namun
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah klorofil daun, jumlah buah per tanaman
dan bobot per buah.
Pemberian berbagai dosis biochar sekam padi dosis 120 g/polybag
menghasilkan volume akar tanaman yang tertinggi yaitu 15,96 cm3 dan berbeda
nyata jika dibandingkan dengan volume akar tanaman terung hijau dengan
pemberian biochar sekam padi dosis lainnya (40 g/polybag, 80 g/polybag, 160
g/polybag dan 200 g/polybag) (Tabel 1).
Hal ini disebabkan pemberian biochar sekam padi dapat memperbaiki sifat
fisik tanah. Sifat fisik tanah yang baik maka ketersediaan unsur hara di dalam
tanah menjadi lebih baik. Kondisi ini menyebabkan perakaran tanaman terung
hijau mampu untuk menyerap air dan unsur hara dalam tanah sehingga
pertumbuhan tanaman terung hijau juga baik. Akar sebagai organ vegetatif
tanaman sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
merupakan alat penyalur nutrisi dari tempat serapan kemudian disalurkan ke
bagian tanaman lainnya yang membutuhkan sehingga berpengaruh pada proses
fisiologis tanaman.
Biochar sekam padi dapat meningkatkan produktivitas lahan karena mampu
memperbaiki sifat kimia tanah. Biochar sekam padi dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah sehingga akar mudah menyerapnya.
Menurut Hardjowigeno (1997), bahwa biochar dapat meningkatkan kemampuan
tanah mengadsobsi unsur hara, sehingga ketersediaan unsur hara yang akan
diserap oleh tanaman semakin meningkat pula.
Ketersediaan hara juga dipengaruhi oleh pH tanah. pH tanah selama
penelitian yaitu berkisar antara 6,00 - 6,15 Menurut Pracaya (2001) derajat
keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman terung hijau adalah pH
antara 6,0 – 6,5. Ini berarti pH tanah selama penelitian cocok untuk pertumbuhan
tanaman terung hijau sehingga unsur hara menjadi tersedia.
Daun merupakan organ utama tanaman karena proses fotosintesis tanaman
berlangsung pada daun. Kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis
sangat ditentukan oleh luas daun tanaman karena semakin besar luas daun
semakin besar pula cahaya yang dapat ditangkap oleh tanaman. Pada Tabel 1
menunjukkan bahwa pemberian biochar sekam padi dosis 160 g/polybag
menghasilkan daun yang paling luas yaitu 734,60 cm2 dan berbeda nyata jika
dibandingkan dengan luas daun dengan pemberian biochar sekam padi dosis 40
g/polybag, 80 g/polybag dan 120 g/polybag, akan tetapi jika dibandingkan
dengan luas daun dengan pemberian biochar sekam padi dosis 200 g/polybag
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Hal ini akibat pemberian biochar sekam padi dapat menjadi penyedia dan
penahan air, unsur hara terutama N, P, K dan unsur hara lainnya sehingga proses
fotosintesis dapat berlangsung dengan optimal. Menurut Salisbury, dkk (1995)
semakin luas daun tanaman, maka cahaya matahari yang dapat ditangkap oleh
tanaman untuk melakukan fotosintesis semakin banyak juga selama daun tanaman
tidak saling menaungi.
Selain itu proses fotosintesis juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
suhu dan kelembaban udara. Rata-rata suhu harian selama penelitian berkisar
antara 23,57 (°C) – 25,5 (°C) Sedangkan rata-rata kelembaban udara harian
selama penelitian berkisar antara 77,46 (%) – 80,37 (%). Syarat tumbuh tanaman
terung agar dapat tumbuh dan berproduksi baik memerlukan suhu antara 22ºC-
30ºC, dengan kelembaban udara harian berkisar antara 60% - 70%. Ini artinya
kondisi lingkungan selama penelitian mendukung untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terung hijau.
Menurut Setyati (1988), pertumbuhan tanaman ditunjukkan dengan
bertambahnya ukuran dan berat kering tanaman yang mencerminkan
bertambahnya protoplasma yang mungkin terjadi karena bertambahnya ukuran
dan jumlah sel dalam tubuh tanaman. Bertambahnya ukuran sel dan berat kering
tanaman disebabkan oleh pembelahan sel di daerah meristematik pucuk dan ujung
akar. Menurut Agustina (2004), bahwa berat kering tanaman sebagian besar
ditentukan oleh karbohidrat karena sebagian besar dinding sel tersusun dari
karbohidrat.
Tanaman terung hijau yang diberi biochar sekam padi dengan berbagai dosis
menghasilkan berat kering tanaman yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
1 bahwa tanaman terung hijau dengan pemberian biochar sekam padi dosis 120
g/polybag menghasilkan berat kering tanaman yang paling banyak yaitu 13,78 g
dan berbeda nyata jika dibandingkan dengan berat kering tanaman dengan
pemberian biochar sekam padi dosis lainnya (40 g/polybag,80 g/polybag 160
g/polybag dan 200 g/polybag).
Berat kering tanaman merupakan indikator berlangsungnya pertumbuhan
tanaman yang merupakan hasil fotosintesis tanaman. Proses fotosintesis yang
terjadi pada bagian daun yang mengandung klorofil menghasilkan fotosintat yang
selanjutnya ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Selain itu, berat kering
tanaman berbeda nyata juga disebabkan pemberian biochar sekam padi yang
mampu memperbaiki sifat fisik tanah sehingga unsur hara P sebagai sumber
energi kegiatan metabolisme dapat tersedia dan mampu diserap oleh akar tanaman
sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung.
Pemberian biochar sekam padi dengan berbagai dosis memberikan pengaruh
yang tidak nyata terhadap klorofil daun. Hal ini disebabkan pencahayaan yang
kurang optimal dikarenakan kondisi lingkungan penelitian yang sedang dilanda
kabut asap saat penelitian berlangsung sehingga mengurangi intensitas cahaya
yang masuk bagi tanaman terung hijau. Menurut Dwidjosoeputro (1992), Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan klorofil pada tumbuhan
seperti faktor pewarnaan, faktor cahaya, faktor oksigen, faktor air, faktor
karbohidrat, dan faktor temperatur. Hal ini membuktikan bahwa cahaya sangat
berpengaruh dalam pembentukan klorofil pada tanaman hijau. Tanaman yang
asupan cahayanya lebih banyak akan menghasilkan klorofil yang banyak pula
pada tanaman, begitu juga sebaliknya. Selain itu, dapat juga disimpulkan bahwa
kandungan klorofil pada tiap daun tidak sama.
Klorofil berperan penting dalam proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan
proses penting untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
produksi (Li dkk, 2006). Peran cahaya dalam pembentukan klorofil melalui proses
fotosintesis sangat berpengaruh terhadap fotosintat. Pada penelitian ini fotosintat
yang dihasilkan hanya mampu ditranslokasikan pada pertumbuhan vegetatif
tanaman terung hijau sehingga memberikan pengaruh yang nyata, sedangkan
fotosintat untuk pertumbuhan generatif hanya sedikit sehingga memberikan
pengaruh yang tidak myata terhadap variabel hasil tanaman terung hijau.
Data hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian biochar sekam padi
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah buah pertanaman, bobot
buah perbuah dan bobot buah pertanaman. Jumlah buah dan bobot buah
dipengaruhi oleh asupan fotosintat yang dihasilkan dari proses fotosintesis yang
terjadi di daun. Kadar klorofil yang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan
penambahan biochar sekam padi menyebabkan banyaknya fotosintat yang
dihasilkan daun juga relatif sama sehingga jumlah buah dan bobot buah juga tidak
berbeda. Menurut Makmur (2003) suatu kultivar yang mempunyai kemampuan
memberikan hasil yang tinggi (potensi hasil tinggi), tetapi jika keadaan
lingkungan tidak sesuai maka kultivar itu tidak dapat menunjukkan potensi hasil
yang dimilikinya. Hal ini dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan penelitian
yang sedang dilanda kabut asap sehingga klrofil daun yang terbentuk sedikit
karena intensitas cahaya yang masuk sedikit.
Ketika memasuki masa generatif, tanaman akan secara terus-menerus dan
bertahap menghasilkan bunga, bakal buah, dan buah sehingga asupan energi yang
dibutuhkan lebih banyak. Pertumbuhan daun yang baik pada fase vegetatif
berpengaruh terhadap fase generatif tanaman karena hasil fotosintesis dari daun
yang baik mampu menyuplai fotosintat untuk perkembangan buah yang optimal
(Wahyudi,2012). Pertumbuhan daun pada penelitian ini baik yang ditunjukkan
dengan luas daun yang berbeda. Namun pigmen klorofil yang terbentuk sedikit
sehingga fotosintat yang dihasilkan sedikit. Sesuai dengan pernyataan Saiful
(2007) yang menyatakan bahwa jumlah klorofil dapat dipengaruhi oleh pigmen
dan luas daun tanaman.
Rerata bobot buah perbuah dan bobot buah pertanaman tertinggi pada
penelitian ini dengan pemberian biochar sekam padi dosis 120 g/polybag yaitu
31,59 g, jika dibandingkan dengan deskripsi bobot per buah tanaman terung hijau
varietas salero F1 yaitu 35-36 g maka hasil tersebut masih rendah dibandingkan
dengan deskripsi.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman terung
hijau yang terbaik ditunjukkan dengan pemberian biochar sekam padi dengan
dosis 120 g/polybag.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. Bogor: IPB Press.
Naikofi, K. Irna Sari., Neonbeni dan E. Yosef. 2016. Pengaruh Biochar Sekam
Padi yang diperkaya Hara dan ketealan Mulsa terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Selada Darat. Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering. Savana
Cendana. 1(4) 116-117.
Pracaya, H. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.
Saiful. 2007. Klorofil Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. Lampung:
Universitas Lampung.