Anda di halaman 1dari 6

&lrerta: Respon Bibit Kopi Arabika pada Beberapa Takaran PujJuk Kandang Ayam

ISSN 1412-5838

RESPON BIBIT KOPI ARABIKA PADA BEBERAPA TAKARAN PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM

Baherta

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat

Abstract

Respond.seedliTlg of Arabic coffee on some dosage of manum. This research was conducted in Batipuh ViUage, Tanah Datar District on September 2001 to February 2002. The location about 1200 m above sea /evel and soil type ia Andosot. The objective this research is to find the best seedling of Arabica Coffee. The design of the experiment is completely randomized block design with six treatments and four repJication.treatment was dosage manure: A=O gram, C=200 gram,D=IOO gram and F=500 gram manure/1.B kg soil. Media culture of seedling was Andosol soil and sand equal 2:1. This material was gift curater about 3 gram to /all pest insect. The result showed that treatments F (SOO/gram manurel1,8 kg soil) gin the best peTformance of seedling with the best growth, amount leaf. diameter trees, long root, weigh seedling, and other criteria.

Keywords: Arabic coffea, Media culture, Andosol.

PENDAHULUAN

Tanaman kopi Arabika merupakan tanaman tahunan yang sangat penting, karena sebagian masyarakat

memanfaatkannya sebagai bahan minuman yang cukup digemari. Disamping itu, kopi juga merupakan komoditi ekspor. Tidak semua negara didunia sebagai produsen kopi yang dapat mengembangkan komoditi ini (Aksi Agraris Kanisius, 2000). Perolehan devisa dari ekspor kopi menempati urutan ke 4 setelah kayu, karet, dan kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan dan tahun 1997, bahwa volume ekspor kopi mencapai 312.649 ton, dengqn nilai US$ 10.730.000,atau 1,2% dati pendapatan nasional. Kopi juga merupakan komoditi strategis bagi masyarakat pedesaan di Indonesia, karena mampu memberikan penghidupan terhadap 1,7 juta kepala keluarga ± 9 juta jiwa (AAK, 2000). Khusus untuk Sumatera Barat berdasarkan laporan Kanwil Departemen Perdagangan dan Perindustrian Sumatera Barat tahun 1999 bahwa ekspor kopi telah mencapai 1.314.000 kg dengan nilai devisa sebesar 1.615.246.81 US$.

Dalam rangka pengembangan kopi saat ini, upaya yang banyak dilakukan adalah menciptakan dan mengembangan varietas dan klon kopi yang memiliki produktivitas tinggi. Salah satu diantaranya kopi Arabika rontas kartika dan Andong Sari, kedua j enis kopi ini tahan terhadap hama dan penyakit,

467

dan menghasilkan lebih cepat (± 24 bulan) sesudah tanam dengan produktifitas 4,762 kg kopilhalth, dan dqapat ditanam pada ketinggian 1200 m dpl (Retno dan Mawardi, 1996).

Untuk memperluas areal tanam dan peremajaan kebun yang sudah ada diperlukan bibit yang cukup banyak, sedangkan untuk mendapatkan bibit kopi yang baik dan mampu berproduksi balk dan berkualitas dalam waktu yang singkat sangat tergantung pada bibit yang digunakan. Salah satu eara untuk mendapatkan bibit yang baik adalah dengan meneiptakan media tanam yang eukup bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit kopi.

Media pembibitan yang dianjurkan adalah media tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 :2: 1. Pemberian pupuk kandang pada media pembibitan disamping sebagai sumber hara juga memperbaiki struktur tanah. dan menjadikan tanah gembur serta sangat baik bagi pertumbuhan akar bibit tanaman kopi (Dinas Hutbun Kota Bupkittinggi, 1995).

Pemberian pupuk organik kedalam tanah lebih ditujukan untuk mempertahankan kesuburan tanah, antara lain: 1) Memperbaiki sifat fisik tanah (menahan air, meningkatkan gradasi agregat dan menurunkan kohesi tanah serta sifat-sifat buruk dari liar; 2) mempengaruhi sifat kimia seperti meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar

Jurnal Rmioh Tambua, Vol. VIII, No.3, September-Desember 20Q9: 467-472 hIm.

ISSN 1412-5838

kation (KTK) dan dapat menaikan pH tanah; dan 3) Dapat mempengaruhi sifat biologis tanah seperti jumlah aktifitas metabolic organisme tanah akan meningkat (Hakim, dkk,1981).

Pupuk kandang yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman adalah pupuk kandang ayam. Berdasarkan hasil penelitian Elisma (2001) bahwa pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah sehingga tanah amenjadi Iebih gembur, memberikan kontribusi hara yang mampu mencukupi pertumbuhan bibit tanaman, karena pupuk kandang kotoran ayam mengandung ham yang Iebih tinggi dari pupuk kandang kotoran hewan lainnya. Kandungan kotoran ayam tiap tonnya 10 kg N, 8 kg P20S, dan 4 kg K20. (Linna, 1998). Jumlah pemberian pupuk kandang rata-rata yang biasa diberikan di Indonesia berkisar 20-30 tJha (Hakim, dkk, 1998). Di Indonesia sangat banyak j ellis tanah dengan tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda. Jenis tanah AndosoI Iebih banyak berada dilereng pegunungan dan merupakan tanah yang cukup baik dengan pH 5-7, kandungan bahan organik 10-30%, dan kandungan hara sedang sampai tinggi (Hardjo Wigeno, 1987).

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan takaran pupuk kandangayrun yang terbaik bagi petumbuhan bibit kopi Arabika.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di

Kenagarian Batipuh Atas, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, dengan keiinggian tempat 1200 m dpl dengan jenis tanah Andosol, pH 6,5. Dilaksanakan dari bulan September 2001 sampai Februari 2002. Bahan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah: Bibit kopi Arabika varietas Kartika 1, pada stadium kepelan sebanyak 240 batang, kantong polybag dengan ukuran 30x20 em dengan diameter 12,5 cm. Tanah Andosol, pasir, pupuk kandang kotoran ayam, kayu bambu, atap daun kelapa, kawat, paku, tali raffia dan insektisida Miotbirin 50E8, serta Curater 3G, Fungisida Dithane M45.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Adapun sebagai perlakuan adalah pupuk kandang kotoran ayam, yaitu: 0 g, 100 g, "200 g, 300 g, 400 g, dan 500 g

Pelaksanaan kegiatan dimulai dari persiapan laban, kemudian dibuat petakan dengan ukuran 212,5x85 cm. Petakan tanah diratakan untuk menyusun polybag yang telah di isi dengan media. Pada penelitian ini diperlukan 24 petak, dimana satu petak terdapat 10 bibit kopi, setiap petak diambil 5 sampel. Naungan dibuat dengan tinggi 1,75 em, dengan atap daun kelapa. Intensitas cahaya diusahakan ± 60%.

Persiapan media pembibitan terdiri dari tanah Andosol dan pasir dengan perbandingan 2:1. Untuk menghilangkan mikro organisma parasit diberi Curater 3 G sebanyak 4 gr/kg media, kemudian di inkubasi selama 15 hari, setelah itu barn dimasukkan kedalam polybag sebanyak 1,8 koligram. Bibit yang ditanam dalam polybag adalah bibit stadium kepelan dengan dua helm daun atau telah berumur enam minggu dipendederan. Perlakuan pemberian kotoran ayam dilaksanakan 3 hari sebelum bibit ditanam di polybag dengan eara mencampur sebagian media bagian atas yang ada dalam polybag.

Pemeliharaan bibit dalam polybag meliputi penyiranam, penyiangan, dan pengendalian hama dan penyakit. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi bibit, jumlah daun, total luas daun, lingkaran batang, diameter batang, panjang akar tunggang, jumlah akar cabang primer, berat segar bibit, berat brangkasan segar, berat segar akar, berat kering bibit, berat kering akar dan berat brangkasan kering.

HASIL DAN PEMSAHASAN Tinggi Sibit

Sidik ragam dari tinggi bibit kopi pada berbagai takaran pupuk kandang kotoran ayam memberikan pengaruh berbeda nyata (Tabel 1).

468

BDIIm£ Respon Bibit Kopi ArahiJ:a pada Beberapa Takaran Pupuk KmuJong Ayam

Pemberian pupuk kandang kotoran ayam 500 glpolybag menghasilkan total luas daun terluas yaitu 360,50 em, berbeda tidak nyata dengan pemberian 400; 300; 200; 100 g/polybag (Tabel 3). Dengan makin berkurangnya takaran pupuk kotoran ayam yang diberikan, total luas daun yang dihasilkan semakin keeil. Hal ini disebabkan pemberian pupuk kandang kotoran ayam berpengaruh terhadap sifat tanah pada media tumbuh, diantaranya memberikan dukungan terdahap sifat fisik dan kimia tanah. Menurut

Pemberian berbagai takaran pupuk Lingga (1998), unsur Nitrogen diperlukan

kandang kotoran ayam menghasilkan jwnlah oleh tanaman dalam mendorong

daun yang hamper sarna yaitu antara 12-14 pertumbuhan vegetatif seperti daun, batang

heJai. Hal ini disebabkan pertumbuhan daun dan akar, karena nitrogen merupakan

baru terdapat pada batang saja, sementara penyusun asarn-asam amino dan protein yang

eabang dan ranting belum tumbuh karena fungsinya menyusun sel-sel pada tanaman

umur bibit masih muda (16 MST). Elisman sehingga ukuran sel pada daun akan

(2001) mengatakan bahwa Jumlah daun bibit bertambah puJa.

469

Tabell. Tinggi bibit kopi Arabika pada beberapa takaran pupuk kandang kotoran ayam pada umur 16 minggu setelah tanam (MS1).

Pukan kotoran Tinggi bibit (em)
ayam (wpolybag)
500 18,23 a
400 17,45 ab
300 17,35 ab
200 16,93 ab
100 16,03 b
0 12,03 e
KK(%) 8,19
. . . Angka-angka pada 18JUf yang diikuti huruf kecil yang sarna berbeda tidak nyata menurut DNrv1RT pada taraf 5%.

Pada takaran 500 g/polybag

menghasil pertumbuhan bibit tertinggi yaitu

. 18,23 em (Tabel I), tetapi tidak nyata pengaruhnya dibandingkan pemberian 400, 300, 200 glpolybag. Berkurangnya takaran yang diberikan mengakibatkan pertumbuhan bibit semakin rendah. Seeara fisik penambahan pupuk kandang mampu menciptakan kondisi tanah yang Iebih baik bagi pertumbuban bibit, karena pupuk kandang dapat meningkatkan bahan organic tanah dan ketersediaan unsur ham sehingga sangat berpengaruh terhadap tinggi bibit. Menurut Mangunsong (1991) bahwa pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan tekstur tanah, agregat tanah, tata udara tanah, daya pegang air, kapasitas tukar kation dan meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumalah daun bibit kopi pada berbagai takaran pupuk. kandang kotoran ayrun, memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (Tabel 2).

ISSN 1412-5838

kopi pada umur 13 minggu rata-rata berkisar 6-8 helai. Sedangkan menurut Sutedjo (l991)~ daun kopi melekar berpasangan pada bagian batang, eabang dan ranting yang tersusun secara berdampingan. Bibit kopi yang berumur 16 minggu memiliki batang yang pendek, karena pada umumnya pada fase pembibitan pertumbuhan belum seoptimal pada tanaman yang ditanam di lapangan. Hal ill1 dipengaruhi oleh terbatasnya media tanam, baik dari volume maupun dari ketersediaan unsur hara.

Tabel2. Jumlah daun bibit kopi arabika

pada berbagai takaran pupuk kandang kotoran ayarn umur 16 MST.

Pupuk Jumlah daun (helai)
kandang Data Transformasi
kotoran ayam asli dengan Vx
(g/polybag)
500 14,00 3,74
400 14,00 3,74
300 13,50 3,67
200 13,50 3,67
100 12,90 3,69
0 12,00 3,46
KK(%) 3,88 Total Luas Daun

Jurnal Ilmiah Tambua, Vol. VHf, No.3, September-Desember 2009; 467·472 him.

ISSN 1412-5838

Tabel3. Total luas daun bibit kopi arabika pada berbagai takaran pupuk kandang kotoran ayam umur 16 MST.

Pupuk kandang Total luas daun
kotoran ayam (em)
(g/polybag)
500 360,50 a
400 329,75 a
300 297~50a
200 283,50 a
100 276,50 a
0 142,50 b
KK(%) 20,96
.. . Angka-angka pada laJur yang di ikuti huruf kecil yang sarna berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada tarafnyata 5%.

Lingkaran dan Diameter Satang

Hasil sidik ragam lingkaran batang bibit kopi pada berbagai takaran pupuk kandang kotoran ayam, memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata, sedangkan pada diameter batang tidak berbeda nyata (Tabel 4). Pemberian pupuk kandang kotoran ayam dari takaran 200-500 g/polybag memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata yaitu dari 1,33-1,50 em. Lingkaran batang paling tinggi terdapat pada takaran kotoran ayam 500 g/polybag (1,50 em) dan terendah pada takaran 0 g kotoran ayam (1,00 em) (Tabel 4). Pemberian pupuk kandang kotoran ayam yang lebih banyak mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Menurut AAk (2000), unsur utama yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif adalah unsur Nitrogen untuk perkembangan akar, batang dan daun dan juga ditunjang oleh unsur P dan K.

Panjang Akar Tunggang

Pemberian pupuk kandang kotoran ayam berpengaruh nyata pada panjang akar tunggang. Kisaran panjang akar tunggang bibit kopi antara 13,70 sampai 24,60 em (Tabel 5). Panjang akar tung gang terpanjang terdapat pada pemberian pupuk kandang kotoran ayam 500 g/polybag (24,60 em), dan terendah pada tanpa pupuk kandang (13,70

470

em). Dapat dilihat bahwa semakin banyak pemberian pupuk kandang pertumbuhan akar tunggang semakin lebih baik dan lebih luas bergerak untuk meneari unsur hara.

Tabel 4. Lingkaran batang dan diameter batang bibit kopi pada berbagai takamn pupuk kandang kotoran ayam umur 16 MST.

Pupuk Lingkaran Diameter
kandang batang (em) batang
kotoran ayam (em)
(g1polybag)
500 1,50 a 0,48 a
400 1,45 a 0,46 a
300 0 1,38 a 0,44 a
200 1,33 ab 0,42 a
100 1,15 be 0,36 a
0 1,00e 0,32 a
KK(%} 10,88 Angka pada lajur yang di ikuti huruf kecil yang sarna tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf5%.

Tabel 5. Panjang akar tung gang bibit kopi pada berbagai takaran pupuk kandang kotoran ayam umur 16 MST.

Pupuk kandang Panjang akar
kotoran ayam tunggang (em)
(g/polybag)
500 24,60 a
400 21,30 ab
300 19,50 abe
200 18,35 be
100 17,90 be
0 13,70 e
KK5% 10,07 Abgka-angka pad a lajur yang di ikuti huruf keeil yang sarna berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada tarafnyata 5%

Jumlah Akar Cabang Primer

Pemberian pupuk kandang kotoran ayam berpengaruh nyata pada jumlah eabang primer, dimana kisaranjumlah akar cabagng primer pada bibit kopi antara 7,82-9,22 buah (Tabel 6). Jumlah akar cabang primer paling banyak terdapat pada pemberian pukan 500

BahDIIJ: Respon Bibit Kopi Arabika pada Beberopa Takar'an Pupuk Kandang Ayam

ISSN 1412-5838

gr/polybag (9,22 buah) dan terendah pada pemberian tanpa pupuk kandang. Hal ini terlihat dengan penambahan pupuk kandang kotoran ayam menambah kandungan bahan organic pada media, dengan sendirinya tanah jadi gembur, subur dan kandungan air tanahnya juga meningkat sebingga mudah diserap oleh akar tanaman dan beIpengaruh terhadap pertumbuhan akar bibit kopi.

Menurut Sutejo dan Kartasapoetra (1990) bahwa peranan pupuk kandang adalah memperbaiki sifat fisik tanah sehingga tanah jadi gembur serta sifat kimia tanah seperti ketersediaan unsure P sangat penting untuk pertumbuhan akar tanaman. Sedangkan Djafaruddin (1990) mengatakan bahwa unsur P sangat berfungsi dalam mendorong pertumbuhan akar tanaman. Komposisi hara yang terkandung dalan pupuk kandang kotoran ayam adalah 1 % Nitrogen, 0,8% P205 dan 0,4% K20 (Lingga, 1998).

Tabel 6. Jumlah akar cabang primer pada berbagai takaran pupuk kandang

k 16MST

otoran ayam umur .
Pupuk Jumlah akar cabang
kandang primer (buah)
kotoran ayam Data Transformasi
(glpolybag) asli dengan Vx
500 87,50 9,22 a
400 85,00 9,29 a
300 82,50 9,06 a
200 81,00 9,00 a
100 75,00 8,66 a
° 61,25 7,82 b
KK5% 7,16
. . . Angka angka pada lajur yang di ikuti huruf keeil yang sarna berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.

KES'MPULAN DAN SARAN

1. Pemberian pupuk kandang kotoranayam dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kopi jika dibandingkan dengan tanpa pupuk.

2. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam 500 glpoIybag memperlihatkan pertumbuhan paling baik, bahkan umur

14 minggu sesudah tanam dapat disebarkan kelapangan

3. Dengan didapatkan jumlah pupuk kandang kotoran ayam paling baik pada penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan instansi terkait dalam mengambil kebijakan serta dapat sebagai bahan kajian oleh peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aksi Agraris Kanisus. 2000. Budidaya kopi. Kansius. Yogyakarta. 84 hal.

2. Dinas Perkebunan Kodya Bukittinggi. 1995. Petunjuk teknis perkembangan kopi arabika Bukittinggi. 41 hal.

3. Dinas Perkebunan Propinsi Dati 1 Sumatera Utara, 2000. Pedoman praktis teknis budidaya kopi arabika varietas Kartika 1 dan Kartika 2. Pusat Penilitian Kopi Kakao. 35 hal

4. Djafarudin. 1970. Pupuk dan pemumukan.

Fakultas pertanian Uneversitas Andalas. Padang.31 hal

5. Dwijosoeputro. D. 1982. Pengantar fisiologi tumbuhan, Gramdeia. Jakarta. 200 hal

6. Elisman. R. 2001. Pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk kandang terhadap perturnbuhan bibit kopi arabika. (Coffea arabika Var. kartika 1). Fak. Pertanian Universitas Tamansiswa Padang.45 hal.

7. Hakim.N,M,Y, Nyakpa, A.M. Lubis, S. G.

Nugroho, M.r. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong dan H. H. bayley • 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Universitas Lampung. Larnpung.488 hal.

8. Hardjowigono. S. 1987. Ilmu tanah.

Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233 hal.

9. James, F.S. 1990. Komoditi kopi peranannya dalam perekonomian Indonesia kansius. Yogyakarta. 268 hal

10. Kanwil Departemen perdagangan dan perindustrian Sumatera Barat per komoditas berdasarkan PEM yang diterima Bea Cukai di Pelabuhan Muat Teluk Bayur. Padang 1 hal.

11. Lakian. B. 1994. Pengantar fisiologi tumbuhan. Rajawali. Jakarta. 134 hal.

12. Lingga P .1998. Petunjuk Penggunaan pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.

471

Jurnal Ilmiah Tombua, Vol. VIII, No.3, September-Desember 2009: 467-472 hIm.

ISSN 1412-5838

13. ManguDSODg. A. 1990. Bahan organik.

Diktat PoJiteknik Pertanian Unand Tanjung Patio 81 hal.

14. Mukti. A.N., P.Rahardjo, H. Retno, S.

Adoellab, G. Sufrijadji, Bangbang. O.M., Saidi, S. Wiryadiputra, dan C Ismayadi. 1998. Pedoman teknis budidaya tanaman kopi (Cooffea sp). Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jember, 96 hal.

15. Prawiranata, W.S Harran, dan P.

Tjondronegoro. 1981. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan jilid 2. Departemen Botani Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 226 hal.

16. Pusat Penelitian Perkebunan Jember. 1992. Varietas dan klon kopi anjuran. Pusat Penelitian Perkebunan Jember. 1990-1992. Jember 4 hal.

17. Retno, H., dan S. Mawardi. 1996.

Pengenalan bahan tanaman unggul anjuran

kopi Arabika dan Robusta. Pusat penelitian Kopi dan Kakao. Jember 61 hal.

18. Sarief. S.E. 1986. Kesuburan tanah dan pemumukan tanah pertanian. Pustaka Buana. Bandung. 182 hal.

19. Shierlaw, J and A.M. Alston, 1984. Effect of soil compaction on growth and uptake of phosphorous. Plant Soil. 343 p.

20. Soemmerfeldt, T.G, and C. Chang. 1985.

Change in soil properties under annual application of feedlot manure and different tillage practice. Soil. Sci. Soc. Am. 983 - 987 p.

21. Soegiman. S. 1982. IImu tanah.Bharatara Karya Aksara. Jakarata. 788 hal.

22. Soepardi. G. 1983. Sifat dan ciri tanah.

Saduran dari The Natuer and Properties of Soil. 591 hal.

23. Soetejo, M.M, dan A.G. Kartasapoetra. 1988. Pupuk dan cara pemupukan. Bina Aksara. Jakarta. 177 hal.

472

Anda mungkin juga menyukai