Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Pemberian Bokashi Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Pada Tanah Aluvial

The Effect Of Giving Palm Oil Empty Bunch Bokashi To Growth And
Production Corn In Alluvial Soil

Syarifah Asmar Safitri1), Mulyadi Safwan 2) dan Nurjani 2)


1)
Mahasiswa 2) Staf pengajar Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura

ABSTRACT
Corn (Zea mays L.) is one of the second crop after rice that was developed
to improve common people nutrition because of its high nutrient content. This
study aimed to determine the effects of palm oil empty bunch bokashi and find
the best dose for the growth and yield of corn palnt on alluvial soil. The
experimental units were arranged in a Completely Random Design (CRD
consisting of one factor with six tretments. Each treatment was repeated 4 times
and each replication consists of 3 samples of crops. The treatment consist of, 0 g/
polybag, 54 g / polybag, 355 g/ polybag, 656 g/ polybag, 957 g/ polybag and 1257
g/ polybag. The results showed that treatment significantly affect plant height
week 2, 3, 4, 5, 6, and 7, the upper part of plant dry weight, root volume, and
weight of 100 seeds dried shelled, but did not significantly affect long-cob, heavy
cob, and cob diameter. Giving palm oil empty bunch bokashi at a dose 656
g/polybag delyver the best results to the corn crop on aluvial soil.

Keywords: Alluvial, bokashi palm oil empty bunches , maize.

ABSTRAK
Tanaman Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan
kedua setelah padi yang dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan gizi
masyarakat karena kandungan gizinya yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian bokasi tankos kelapa sawit serta mencari
dosis yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada tanah
aluvial. Rancangan yang digunakan adalah metode ekperimen lapangan dengan
pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor dengan 6 taraf
perlakuan. Masing – masing taraf perlakuan diulang sebanyak 4 kali dan setiap
ulangan terdiri dari 3 sampel tanaman. Adapun taraf perlakuan yang dimaksud
adalah tanpa pemberian bokashi tankos kelapa sawit, 54 g/polybag, 355
g/polybag, 656 g/polybag, 957 g/polybag dan 1.257 g/polybag.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
minggu ke-2, 3, 4, 5, 6, dan 7 , berat kering bagian atas tanaman, volume
akar,dan berat 100 biji pipilan kering, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
panjang tongkol, berat tongkol, dan diameter tongkol. Pemberian bokashi tandan
kosong kelapa sawit dengan dosis 656 g/polybag memberikan hasil yang terbaik
terhadap tanaman jagung pada tanah aluvial.

Kata Kunci : Aluvial, Bokashi tandan kosong kelapa sawit, Jagung.


.

1
PENDAHULUAN pemanfaatan tanah aluvial ini
dihadapkan pada berbagai masalah
Tanaman Jagung (Zea mays terutama sifat fisik, kimia dan
L.) merupakan salah satu tanaman biologi yang kurang mendukung
pangan kedua setelah padi yang untuk pertumbuhan tanaman.
dikembangkan sebagai usaha untuk Menurut Sarief (1986),
meningkatkan gizi masyarakat bahwa permasalahan pada tanah
karena kandungan gizinya yang aluvial antara lahan miskin unsur
cukup tinggi. Komoditi ini adalah hara, reaksi tanah masam hingga
sumber karbohidrat yang penting, basa dan kandungan bahan organik
sehingga dapat dijadikan alternatif rendah hingga rendah sekali. Reaksi
pengganti makanan pokok setelah tanah yang masam pada tanah aluvial
padi. Jagung dapat dikonsumsi dalam dapat menyebabkan unsur hara
berbagai bentuk antara lain beras terutama P dan Ca kurang tersedia
jagung, berondong jagung, bahan sedangkan unsur hara Fe, Al dan Mn
sayuran dan tepung jagung. Selain berada dalam jumlah berlebihan
itu jagung banyak dijadikan pakan sehingga menjadi racun bagi
ternak sehingga meningkatkan tanaman. Keadaan tanah yang tidak
agribisnis jagung di Kalimantan menguntungkan ini menyebabkan
Barat. tanaman jagung tidak dapat tumbuh
Produksi jagung di dengan baik karena ketersediaan air,
Kalimantan Barat pada tahun 2009 udara tanah dan unsur hara rendah
mencapai 166,833 ton dengan luas sehingga pertumbuhan akar
panen 41.302 ton dan rata-rata terhambat dan dapat menyebabkan
produksi 40,39 kw/ha(Dinas terganggunya penyerapan air dan
Pertanian Kalimatan Barat, 2009). unsur hara, yang pada akhirnya
Produksi jagung tersebut masih jauh tongkol jagung tidak dapat
lebih rendah dibandingkan dengan berkembang dengan baik. Usaha
produksi nasional yang bisa untuk mengatasi permasalahan pada
mencapai 6 ton/ha. Sedangkan tanah aluvial adalah dengan
produksi jagung pada tahun 2010 penambahan bahan organik.
mengalami peningkatan menjadi Menurut Indriani (2001),
168,273 ton dengan luas panen bahan organik ( bokashi tankos
45,014 Ha tetapi rata-rata kelapa sawit) mempunyai peranan
produksinya mengalami penurunan yang sangat penting terutama pada
menjadi 37,38 kw/ha (Dinas perbaikan sifat fisik tanah yaitu
Pertanian Kalimantan Barat, 2010) meningkatkan kemampuan tanah
Menurut Badan Pusat Statistik menahan air, memperbaiki drainase
Kalimantan Barat (2003), luas tanah dan tata udara tanah. Peranan
aluvial mencapai 15.112 km2 atau terhadap perbaikan sifat kimia tanah
10.29% dari keseluruhan wilayah dapat meningkatkan unsur hara dan
Kalimantan Barat. Tanah aluvial pH tanah serta perbaikan terhadap
memiliki potensi yang cukup baik sifat biologi dapat meningkatkan
untuk dikembangkan sebagai lahan jumlah dan aktivitas mikroorganisme
pertanian, akan tetapi dalam di dalam tanah. Tanah aluvial agar

2
dapat dikembangkan untuk tanaman bokasi TKKS 12% bahan organik
jagung dan menjadi lahan produktif tanah setara dengan 656 g/polybag),
harus disertai dengan pengolahan b4 (dosis bokasi TKKS 14% bahan
tanah yang tepat sehingga lebih organik tanah setara dengan 957
sesuai untuk pertumbuhan tanaman. g/polybag), b5 (dosis bokasi TKKS
Penelitian ini bertujuan untuk 16% bahan organik tanah setara
mengetahui dosis serta pengaruh dengan 1257 g/polybag).
pemberian bokashi tankos kelapa Data hasil penelitian
sawit yang terbaik bagi pertumbuhan dianalisis dengan metode uji F uji
dan hasil tanaman jagung ( Zea mays 5% .Untuk mengetahui pengaruh
L ). perlakuan. Jika hasil penelitian
berpengaruh nyata maka dilanjutkan
METODE PENELITIAN dengan Uji beda nyata jujur (BNJ)
dengan taraf uji 5% (Gasperz,1991).
Penelitian ini dilaksanakan di
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Tanjungpura dengan
lama penelitian 6 bulan. 1. Hasil
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: Benih jagung Hasil analisis keragaman
hibrida varietas Pioneer 21, tanah menunjukkan bahwa pemberian
aluvial, bokashi tankos kelapa sawit, bokashi tankos kelapa sawit
tembakau, bionik, matador, furadan berpengaruh nyata terhadap variabel
dan racun siput berbutir, kapur pengamatan tinggi tanaman minggu
dolomit , Urea, SP36, dan ke-2, 3, 4, 5, 6, dan 7, berat kering
KCl,polybag dengan ukuran 40 x 50 bagian atas tanaman, volume akar,
cm. dan berat 100 biji pipilan kering.
Alat yang digunakan dalam Tetapi tidak berpengaruh nyata pada
penelitian ini adalah : karung, sekop, variabel penamatan panjang tongkol,
cangkul, termometer, penggaris, diameter tongkol, dan berat tongkol.
meteran, parang, pisau, gembor, Hasil ini menunjukkan bahwa
ember, timbangan, perlengkapan pemberian bokashi tankos kelapa
dokumentasi dan alat tulis menulis. sawit dengan dosis 1257 g/polybag
Rancangan penelitian memberikan hasil yang terbaik
menggunakan metode eksperimen terhadap tinggi tanaman minggu ke-
lapangan dengan pola rancangan 3, 4, 5, 6, berat kering bagian atas
acak lengkap, dengan satu faktor tanaman dan volume akar.
terdiri dari 6 taraf perlakuan.Tiap Selanjutnya, pemberian bokashi
perlakuan diulang 4 kali, tiap tankos kelapa sawit dengan dosis 957
ulangan terdiri dari 3 sampel g/polybag memberikan hasil yang
sehingga terdapat 72 sampel terbaik tinggi tanaman minggu ke-7,
pengamatan. Adapun perlakuan panjang tongkol, diameter tongkol,
sebagai berikut, b0 (0 g/polybag), b1 berat tongkol, dan berat 100 biji
(dosis bokasi TKKS 7% bahan pipilan kering. Sedangkan pemberian
organik tanah setara dengan 54 bokashi tankos kelapa sawit dengan
g/polybag),b2 (dosis bokasi TKKS dosis 656 g/ polybag memberikan
9% bahan organik tanah setara hasil yang terbaik terhadap tinggi
dengan 355 g/polybag), b3(dosis tanaman minggu ke-2. Hasil

33
penelitian dari pengaruhpemberian cepat (Murbandono dalam Ibnu
bokashi tankos kelapa sawit terhadap Taufik 2010).
semua variabel pengamatan dapat Berdasarkan hasil analisis
dilihat pada Tabel 1. keragaman padapenelitian
menunjukkan bahwa perlakuan
2. Pembahasan pemberian bokashi tankos kelapa
sawit berpengaruh nyata terhadap
Berdasarkan hasil analisis berat kering bagian atas tanaman.
keragaman pada penelitian Dari hasil uji BNJ menunjukkan
menunjukkan bahwa pemberian bahwa pemberian dengan dosis 1257
bokashi tankos kelapa sawit g/polybag berbeda nyata
berpengaruh nyata terhadap tinggi dibandingkan dengan dosis 656 g/
tanaman minggu ke-2, 3, 4, 5, 6, dan polybag, 54 g/ polybag, dan 0 g/
7. Dari hasil uji BNJ dan semua rata- polybag tetapi tidak berbeda nyata
rata variabel yang diamati pada dibandingkan dengan dosis 957 g/
penelitian bahwa dengan dosis 656 polybag. Berat kering bagian atas
g/polybag memberikan hasil terbaik tanaman dipengaruhi oleh akar yang
terhadap tinggi tanaman minggu ke- berkembang, sehingga penyerapan
2, Pemberrian dosis 1257 g/polybag hara yang baik, adanya
memberikan hasil yang terbaik keseimbangan antara unsur hara
terhadap tinggi tanaman minggu ke esensial dalam tanah , pH tanah
3, 4, 5, 6. Sedangkan dosis 957 mendekati netral, sirkulasi air dan
g/polybag memberikan hasil yang udara yang seimbang yang
terbaik terhadap tinggi tanaman mendukung berat kering bagian atas
minggu ke-7. dosis 957 g/polybag tanaman. Salah satu contoh bila
dan 1257 g/polybag merupakan unsur hara esensial berada dalam
perlakuan dengan dosis yang keseimbangan, berarti cukup tersedia
tertinggi diantara perlakuan lainnya, dalam tanaman. Misalnya unsur P.
sehingga semakin tinggi dosis Unsur P dapat merangsang
bokashi tankos kelapa sawit maka pertumbuhan akaryang selanjutnya
pertumbuhan tanaman semakin baik. berpengaruh pada bagian berat
kering bagian atas tanaman.
Pemberian amelioran seperti Hasil analisis keragaman
bokashi tankos kelapa sawit juga menunjukkan bahwa perlakuan
sangat membantu dalam penyediaan pemberian bokashi tankos kelapa
sumber hara makro dan mikro secara sawit berpengaruh nyata terhadap
lengkap walaupun dalam jumlah volume akar. Dari hasil uji BNJ
relative kecil (N, P, K, Ca, Mg, Zn, menunjukkan bahwa pemberian
Cu, B, Mo, dan Si), selain itu dengan dosis 1257 g/polybag
bokashi tankos kelapa sawit ke berbeda nyata terhadap dosis 0 g/
dalam tanah akan memacu polybag, 54 g/ polybag , dan 355 g/
perkembangan mikro organisme agar polybag, tetapi berbeda tidak nyata
tetap bertahan hidup yang akan terhadap dosis 656 g/ polybag dan
membantu dalam penyerapan sumber 957 g/ polybag. Bokashi tankos
makanan yang akan digunakan untuk kelapa sawit sebagai perlakuan pada
fotosintesis makanan, sehingga penelitian merupakan pupuk organik
pertumbuhan tanaman akan lebih yang baik bagi pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung. Peranannya

44
sebagai pupuk organik selain sebagai mengalami penghambatan pada fase
penambah unsur hara makro dan generatifnya.
mikro di dalam tanah juga terbukti
sangat baik dalam memperbaiki Unsur hara yang berperan
struktur tanah pertanian (Lingga dalam pertumbuhan generatif
dkk : 2007). Ditambahkan Musnamar tanaman adalah unsur hara N dan P.
(2007), pemberian pupuk organik Marschner (1986) mengungkapkan
menyebabkan terjadinya perbaikan bahwa unsur hara N ikut berperan
struktur tanah akibatnya sifat fisik dalam pembungaan, namun peranan
dan kimia tanah ikut diperbaiki. N tidak terlalu besar seperti halnya
Daya ikat air menjadi tinggi, daya peran unsur hara P dalam
ikat tanah terhadap unsur hara pembentukan bunga. Peran unsur
meningkat serta drainase dan tata hara P dalam pembentukan bunga
udara tanah dapat diperbaiki. Tata mempengaruhi pembentukan dan
udara tanah yang baik dengan ukuran tongkol, karena tongkol
kandungan air yang cukup akan merupakan perkembangan dari
menyebabkan suhu tanah lebih stabil bunga betina. Hal ini didukung oleh
serta aliran air dan aliran udara tanah pernyataan Sutejo (1995) bahwa
lebih baik. Pada sifat biologi dapat untuk mendorong pembentukan
meningkatkan aktifitas bunga dan buah sangat diperlukan
mikroorganisme di dalam tanah.Hal unsur P. Hal ini sesuai dengan
ini terutama disebabkan organisme pernyataan Anonim (1992) bahwa
dalam tanah yang memanfaatkan kekurangan unsur hara P tersedia
bahan organik dalam tanah sebagai dapat menyebabkan ukuran tongkol
makanan, semakin banyak pupuk yang kecil. Hakim dkk (1986)
organik yang diberikan maka menambahkan bahwa kekurangan
semakin banyak jasad renik dalam unsur hara P tersedia menyebabkan
tanah.Perakaran tanaman jagung produksi merosot.
termmasuk perakaran dangkal, Berdasarkan hasil analisis
sehingga untuk perkembangan akar keragaman menunjukkan bahwa
diperlukan tanah yang mempunyai perlakuan bokashi tankos kelapa
struktur yang baik. sawit berpengaruh tidak nyata
Berdasarkan hasil analisis terhadap diameter tongkol.
keragaman menunjukkan bahwa Pemberian dengan dosis 957
perlakuan pemberian bokasi tankos g/polybag merupakan perlakuan
kelapa sawit berpengaruh tidak nyata yang terbaik terhadap diameter
terhadap panjang tongkol. Pada tongkol. Hal ini menunjukkan
pemberian dengan dosis 957 bahwa pemberian bokashi tankos
g/polybag merupakan rerata tertinggi kelapa sawit dengan dosis 975
dari semua perlakuan yaitu 18,73 , g/polybag telah memenuhi
karena pada perlakuan ini kebutuhan kebutuhan akan unsur hara seperti H,
akan unsur hara tercukupi menurut P dan K yang diperlukan oleh
kebutuhan jagung, sedangkan dengan tanaman untuk pertumbuhan dan
dosis 656 g/polybag merupakan pembentukan tongkol jagung.
rerata terendah yaitu 17,79 hal ini Diameter tongkol
dikarenakan salah satu dari tanaman berhubungan erat dengan
taraf perlakuan 656 g/polybag ketersediaan nitrogen. Menurut
Effendi (1986 )pembentukan tongkol

55
sangat dipengaruhi oleh unsur hara tertinggi yaitu 227,569 , hal ini
terutama unsur nitrogen. Nitrogen diduga karena adanya pengaruh
berperan dalam memperbeasar pemberian bahan organik bokashi
butiran prosentasi protein.Untuk tankos kelapa sawit. Bokashi ini
pembentukan tongkol, serapan N dapat berperan untuk memperbaiki
maksimum sebesar 70% yaitu pada sifat-sifat biologi, kimia dan fisik
umur 75 HST.Dengan demikian tanah (Hakim,1966).Bokashi juga
jumlah nitrogen sangat dapat mempengaruhi pertumbuhan
mempengaruhi diameter tanaman dengan menyediakan unsur-
tongkol.Nitrogen yang cukup dapat unsur hara seperti N, P, K, Ca dan
meningkatkan karbohidrat sehingga Mg, sedangkan pemberian dengan
pertumbuhan sel-sel baru meningkat, dosis 0 g/polybag merupakan rerata
dan ini akan menunjang pembesaran terendah 179,266 , hal ini
diameter tongkol. Sebagian besar dipengaruhi karena ketersediaan
berat buah jagung didominasi oleh unsur hara yang tidak tercukupi yaitu
tongkol, sehingga diameter tongkol tidak diberikannya bahan organik.
juga menentukan berat Salah satu faktor yang
tongkol.Selain unsur N, unsur P juga mempengaruhi berat tongkol adalah
sangat mempengaruhi pembentukan curah hujan dan suhu selama
tongkol dan merupakan unsur yang penelitian yaitu berkisar 27-30oC
dibutuhkan dalam jumlah Mendukung proses fotosintesis pada
besar.Unsur P dapat memperbesar jagung yang mebuthuhkan suhu
pembentukan buah , selain itu optimum 23-27oC. Hasil fotosintesis
ketersediaan P sebagai pembentuk kemudian ditranslokasikan ke
ATP akan menjamin ketersediaan seluruh bagian tanaman termasuk
energi bagi pertumbuhan sehingga pembentukan tongkol dan pengisian
pembentukan asimilat dan biji. Proses ini akan semakain cepat
pengangkutan ke tempat jika ditunjang dengan ketersediaan
penyimpanan dapat berjalan dengan air, selain sebagai pelarut unsur hara
baik. Tanaman menyerap P selama di dalam tanah dan bagian tanaman,
siklus pertumbuhan, dengan semakin air juga berfungsi sebagai bahan
dewasanya tanaman, banyak dari P baku fotosintesis..
ditranslokasikan dari bagian vegetatif Berdasarkan hasil analisis keragaman
ke bagian buah. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
menyebabkan buah yang dihasilkan pemberian bokasi tankos kelapa
berdiameter besar..Kalium berperan sawit berpengaruh nyata terhadap
dalam memperkuat tubuh tanaman berat 100 biji pipilan kering. Hasil
agar daun, bunga dan buah tidak uji BNJ menunjukkan bahwa dengan
mudah gugur.Tanaman kekurangan dosis 957 g/polybag berbeda nyata
kalium masih mampu berbuah, tetapi terhadap dosis 0 g/polybag, 54
tongkol yang dihasilkan kecil dan g/polybag, 1257 g/polybag, tetapi
ujungnya meruncing. berbeda tidak nyata terhadap dosis
Berdasarkan hasil analisis 656 g/polybag dan 355 g/polybag.
keragaman menunjukkan bahwa Biji dari sebuah tongkol
perlakuan pemberian bokasi tankos jagung memiliki ukuran , bobot dan
kelapa sawit berpengaruh tidak nyata bentuk yang bervariasi . keragaman
terhadap berat tongkol. Pada dosis ini terjadi disebabkan waktu
957 g/polybag merupakan rerata terjadinya fertilisasi yang bergantung

66
pada proses biji di tongkol. Biji yang disebabkan oleh proses respirasi
berada di sekitar 1- 2 inci dari yang masih terus berlangsung dan
pangkal adalah yang pertama terjadi perombakan zat makanan,
terbentuk. Biji pada ujung tongkol sedangkan transfer zat makanan ke
baru terbentuk 4- 6 hari setelah biji penyimpanan telah dihentikan (
pada tongkol terbentuk (Azrai,2003). Efendi, 2010).
Berat kering biji jagung Biji jagung mencapai masak
perlahan meningkat setelah fisiologi spade kadar air yang
terjadinya fertilisasi , semakin lama berkisar dari 20- 35 % , sejalan
semakin cepat, dan akan mencapai dengan pemasakan, biji terus
maksimum pada saat masak mengering sampai masak panen,
fisiologis, dimana pada saat yaitu sampai kadar air yang aman
fisiologis transfer zat makanan telah bagi biji untuk dipanen. Kondisi-
dihentikan. Setelah masak fisiologis, kondisi iklim selama periode
berat kering ini hanya dipengaruhi pematangan ini mempunyai
oleh keadaan lingkungan, terutama pengaruh yang besar terhadap mutu
oleh kelembaban udara selama biji yang dipanen.Dan langsung atau
penelitian yaitu berkisar antara 65- tidak langsung produksi bahan
81%, sedangkan kelembaban udara kering dipengaruhi oleh
yang dikehendaki oleh jagung adalah pertumbuhan akar dan serapan hara.
80%. Turunnnya berat kering biji ini

7
Tabel 1. Tabulasi Hasil Penelitian dari Pengaruh Pemberian Bokasi Tankos Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung pada Tanah Aluvial.
RERATA

DOSIS TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 TT 6 TT 7 BKBA VA PT DT BT BB
MST MST MST MST MST MST (g) (cm3) (cm) (cm) ( g) ( g)
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
0 g/ polybag a a a a a a a a 17,98 5,005 179,266 a
39,75 53,90 126,92 104,66 128,25 154,92 47,88 76,25 35,291

54 g/polybag a ab b b a b a a 18,08 5,055 181,763 a


39,75 60,41 142,85 113,24 137,56 164,84 60,62 127,50 34,763

355 g/ polybag ab bc bc b b c a b 17,99 5,231 217,109 ab


44,19 68,32 151,76 120,04 146,82 179,96 70,84 176,25 38,329

656 g/polybag b c d c b c ab b 17,79 5,109 212,418 ab


45,67 74,97 167,86 130,07 155,62 182,10 78,16 227,50 36,895

957 g/polybag ab c cd c b c b b 18,73 5,274 227,569 b


44,42 72,91 162,16 128,20 154,08 185,76 84,32 200,00 41,453

1257 g/polybag ab c d c b c b b 18,44 5,106 216,296 a


44,83 75,30 168,30 131,28 156,12 184,91 103,20 240,00 35,461

Rata-rata 43,10 67,63 153,31 121,25 146,41 175,41 74,17 174,58 18,17 5,130 205,737 37,032

F Hitung 3,65* 12,09* 8,33* 12,44* 23,66* 37,10* 5,71* 11,82* 0,79 tn 1,00 tn 2,52 tn 4,26*
KK % 6,42 7,43 4,59 4,98 3,19 2,35 21,68 20,86 4,29 3,89 12,36 6,60

BNJ 5% 5,92 10,75 15,07 12,92 10,00 8,85 34,42 77,95 - - - 5,22

Sumber : Hasil Analisis Data, 2012.


Keterangan :
tn : tidak nyata
* : Berpengaruh nyata
TT : Tinggi Tanaman (cm)
BKBA : Berat Kering Bagian Atas (gram)
VA : Volume Akar (cm3)
PT : Panjang Tongkol (cm)
DT : Diameter Tongkol (cm)
BT : Berat Tongkol (gram)
BB : Berat 100 biji (gram)

8
PENUTUP 2. Pemberian bokashi tandan
kosong kelapa sawit dengan
A. Kesimpulan dosis 656 g/ polybag
memberikan hasil yang terbaik
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tanaman jagung pada
dan pembahasan maka dapat diambil tanah aluvial
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian bokashi tankos B. Saran
kelapa sawit berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil Untuk melihat pengaruh
yang optimum terhadap tinggi pemberian bokashi tandan kosong
tanaman jagung minggu ke-2 kelapa sawit terhadap pertumbuhan
sampai minggu ke-7, berat dan hasil tanaman jagung (Zea mays
kering bagian atas tanaman L) pada tanah aluvial maka perlu
volume akar, dan berat 100 biji dilakukan penelitian lanjutan di
pipilan kering , tetapi tidak lapangan dengan musim tanam yang
berpengaruh nyata terhadap berbeda dengan dosis 656 g/polybag.
panjang tongkol, diameter
tongkol, dan berat tongkol.

DAFTAR PUSTAKA Marschner, H. 1986. Mineral


Nutrition in Higher Plants.
Anonim, 1992. Sweet Corn Baby Academis Press. London
Corn. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murbandono. 2004. Kompos.
Dinas Pertanian Kalimantan Barat. Penebar Swadaya. Bogor
2009-2010. Data Produksi
Jagung. Dinas pertanian Musnamar, E.I. 2006. Pupuk
Propinsi Kalimantan Barat. Organik Padat. Penebar
Pontianak. Swadaya. Jakarta.

Gaspersz, V. 1991. Metode Sarief, G.S. 1986. Sifat-Sifat dan Ciri


Perancangan Percobaan. Armico. Tanah. Institut Pertanian Bogor.
Bandung. Bogor

Hakim, Nyakpa dan A.M Lubis. Sutejo, M.M. 1995. Pupuk dan Cara
1986. Dasar-dasar Ilmu Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.

Indriani, H. Y. 2001. Membuat


Kompos Secara Kilat.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk


Penggunaan Pupuk. Penebar
Swadaya. Jakarta

9
10

Anda mungkin juga menyukai