2, Oktober 2017
ABSTRAK
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dosis blotong tebu terhadap
pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery pada berbagai jenis tanah telah dilaksanakan di
Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP-2) Institut Pertanian Stiper Yogyakarta yang terletak di
Maguwoharjo Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada
ketinggian 188 m dpl pada bulan Desember 2016 s/d Maret 2017. Penelitian ini menggunakan
metode percobaan dengan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor yang disusun dalam
Rancangan Acak Lengkap dan terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis blotong tebu yang
terdiri dari 6 aras dosis (% volume) yaitu; 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Sedangkan faktor
kedua adalah jenis tanah, yang terdiri dari 3 jenis yaitu; tanah regusol, tanah latosol dan tanah
grumusol. Dari kedua faktor diperoleh 18 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan
dilakukan 4 ulangan. Hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan uji Duncan pada jenjang
nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian blotong tebu dosis 0, 10, 20, 30, 40 dan
50% memberikan pengaruh yang sama baiknya terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre
nursery, sedangkan penggunaan jenis tanah regusol, latosol dan grumosol sebagai media tanam
memberikan pengaruh yang sama baiknya terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery.
Kata kunci : Bibit Tanaman Kelapa Sawit, Blotong Tebu, Jenis Tanah
menjamin proses respirasi dengan lancar, yaitu 4-5%. Kotoran nira ini terdiri dari
tetapi kemampuannya menyediakan unsur kotoran yang dipisahkan dalam proses
hara dan air bagi tanaman sangat rendah. penggilingan tebu dan pemurnian gula.
Rendahnya ketersediaan unsur hara dan air Persentase kotoran nira ini cukup tinggi yaitu
menjadi faktor penghambat pertumbuhan 9-18% dari tebu basah, dan sangat cepat
bibit. terdekomposisi menjadi kompos. Pada
Tanah latosol didominasi oleh umumnya blotong ini diakumulasi di
lempung kaolinite, pH masam, aerasi kurang lapangan terbuka di sekitar pabrik gula,
baik sehingga kurang mendukung kelancaran sebelum dimanfaatkan untuk pertanian
proses respirasi akar di dalam tanah, tapi (Lahuddin, 1996). Limbah pabrik tersebut
kemampuan menyediakan airnya cukup dapat dimanfaatkan menjadi salah satu
tinggi. Tanah grumosol didominasi oleh alternatif solusi sebagai pupuk kompos dalam
lempung montmorikomite, sukar diolah, budidaya tanaman kelapa sawit guna
aerasi buruk, kemampuan menahan airnya meningkatkan pertumbuhan tanaman itu
tinggi tapi kemampuan menyediakan airnya sendiri.
rendah, dan pH tanah umumnya netral sampai Percobaan penggunaan kompos
alkalis, kesuburan kimianya tinggi, tapi blotong sebagai pupuk organik telah banyak
kesuburan fisikanya buruk. dilakukan dalam mempelajari peranannya
Pemberian bahan organik pada tanah pada sifat-sifat tanah maupun efeknya pada
regusol (pasir) akan meningkatkan tanaman. Pemberian blotong dapat
kemampuan tanah dalam menahan air dan meningkatkan kandungan hara dalam tanah
sekaligus meningkatkan kapasitas tukar terutama unsur N, P, dan Ca serta unsur mikro
kation tanah dan menambah unsur hara dari lainnya. Peranan kompos blotong pada tanah
hasil dekomposisi bahan organik. dapat dipastikan sama dengan peranan
Penambahan bahan organik pada tanah kompos atau pupuk organik lainnya dalam
lempung latosol akan meningkatkan aerasi memperbaiki sifat-sifat kesuburan tanah.
tanah sehingga respirasi akar berlangsung
lebih lancar. Sedangkan penambahan bahan METODE PENELITIAN
organik pada tanah grumosol, selain Waktu dan Tempat Penelitian
memperbaiki aerasi tanah juga meningkatkan Penelitian dilaksanakan di Kebun Pendidikan
ketersediaan air bagi tanaman. dan Penelitian (KP-2) Institut Pertanian Stiper
Pertanian organik sebagai bagian Yogyakarta yang terletak di Maguwoharjo,
pertanian akrab lingkungan perlu segera Depok, Sleman, Yogyakarta, pada ketinggian
dimasyarakatkan atau diingatkan kembali 118 mdpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan
sejalan makin banyaknya dampak negatif Desember 2016 sampai Maret 2017.
terhadap lingkungan yang terjadi akibat dari
penerapan teknologi intensifikasi yang Alat dan Bahan
mengandalkan bahan kimia pertanian. Pupuk 1. Alat yang digunakan adalah
organik merupakan bahan pembenah tanah timbangan analitik, cangkul, ember,
yang paling baik dan alami daripada bahan meteran, martil, paku, kawat, kertas
pembenah tanah buatan/sintetis. Penempatan label, gembor, paranet, bambu,
pupuk organik ke dalam tanah dapat penggaris dan alat tulis.
dilakukan seperti pupuk kimia, misalkan 2. Bahan yang digunakan adalah
untuk kompos, limbah agroindustry seperti kecambah benih kelapa sawit, blotong
blotong tebu, ampas tahu, dsb. tebu, polybag ukuran 18 x 18, plastik,
Blotong atau disebut “filtermud” bambu, tanah regosol, gromusol, dan
adalah kotortan nira tebu dari proses latosol.
pembuatan gula yang disebut sebagai
byproduct. Persentase blotong yang
dihasilkan dari tiap hektar pertanaman tebu
JURNAL AGROMAST , Vol.2, No.2, Oktober 2017
25,00
Tinggi Bibit (cm)
20,00 0%
10%
15,00
20%
10,00 30%
40%
5,00
50%
0,00
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Minggu ke-
Gambar 1. Laju pertumbuhan tinggi bibit yang dipengaruhi oleh dosis blotong tebu (cm).
25,00
Tinggi Bibit (cm)
20,00
15,00 Regusol
Latosol
10,00
Grumusol
5,00
0,00
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Minggu ke-
Gambar 2. Laju pertumbuhan tinggi bibit yang dipengaruhi oleh jenis tanah (cm).
JURNAL AGROMAST , Vol.2, No.2, Oktober 2017
Tabel 2. Pengaruh dosis blotong tebu pada berbagai jenis tanah terhadap jumlah daun bibit
kelapa sawit di pre nursery (helai).
Dosis Jenis Tanah
Blotong Rerata
(% vol.) Regusol Latosol Grumosol
0 5.00 4.25 4.50 4.58 A
10 4.50 4.25 4.25 4.33 A
20 4.25 4.75 4.00 4.33 a
30 4.75 4.25 4.75 4.58 a
40 4.25 4.25 4.50 4.33 a
50 4.50 4.25 4.50 4.42 a
4.54p 4.33p 4.42p
Rerata (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf yang sama dalam kolom
atau baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang
nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi nyata.
Tabel 3. Pengaruh dosis blotong tebu pada berbagai jenis tanah terhadap berat segar tajuk bibit
kelapa sawit di pre nursery (gr).
Dosis Jenis Tanah
Blotong Rerata
(% vol.) Regusol Latosol Grumosol
0 4.31 3.58 3.50 3.80 a
10 4.77 3.54 3.47 3.93 a
20 3.78 3.67 3.09 3.51 a
30 4.31 3.40 4.13 3.95 a
40 4.11 4.02 4.00 4.04 a
50 5.01 4.04 3.88 4.31 a
4.38p 3.71p 3.68p
Rerata (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf yang sama dalam kolom
atau baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang
nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi nyata.
JURNAL AGROMAST , Vol.2, No.2, Oktober 2017
Tabel 4. Pengaruh dosis blotong tebu pada berbagai jenis tanah terhadap berat kering tajuk bibit
kelapa sawit di pre nursery (g).
Dosis Jenis Tanah
Blotong Rerata
(% vol.) Regusol Latosol Grumosol
0 1.04 0.81 0.80 0.88 a
10 1.11 0.80 0.79 0.90 a
20 0.92 0.86 0.72 0.83 a
30 1.23 0.63 1.00 0.96 a
40 1.03 0.95 1.04 1.00 a
50 1.28 1.03 0.97 1.09 a
1.10p 0.85p 0.89p
Rerata (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf yang sama dalam kolom
atau baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang
nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi nyata.
Tabel 5. Pengaruh dosis blotong tebu pada berbagai jenis tanah terhadap panjang akar bibit
kelapa sawit di pre nursery (cm).
Dosis Jenis Tanah
Blotong Rerata
(% vol.) Regusol Latosol Grumosol
0 22.25 c 24.63 bc 25.13 bc 24.00
10 25.50 bc 25.50 bc 26.13 bc 25.71
20 26.50 bc 26.88 bc 26.88 bc 26.75
30 27.10 bc 27.63 bc 28.00 bc 27.59
40 28.38 abc 28.38 abc 29.75 abc 28.84
50 29.88 abc 30.13 ab 37.25 a 32.42
Rerata 26.61 27.19 28.86 (+)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf yang sama dalam kolom
atau baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang
nyata 5%.
(+) : ada interaksi nyata.
Tabel 5 menunjukkan bahwa Regusol dan Latosol, serta dosis 40% pada
pemberian blotong dengan dosis 50% pada semua jenis tanah. Sedangkan pemberian
tanah Grumusol menghasilkan panjang akar blotong dosis 0 – 30% pada semua jenis tanah
terpanjang tapi tidak berbeda nyata dengan menghasilkan panjang akar yang tidak
pemberian blotong dosis 50% pada tanah
JURNAL AGROMAST , Vol.2, No.2, Oktober 2017
berbeda nyata dan lebih rendah dibandingkan jenis tanah serta interaksi diantara keduanya
dosis 50% pada tanah Grumusol. tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar
Berat segar Akar akar. Hasil analisis disajikan pada Tabel 6.
Hasil sidik ragam (Lampiran 6)
menunjukkan bahwa dosis blotong tebu dan
Tabel 6. Pengaruh dosis blotong tebu pada berbagai jenis tanah terhadap berat segar akar bibit
kelapa sawit di pre nursery (gr).
Dosis Jenis Tanah
Blotong Rerata
(% vol.) Regusol Latosol Grumosol
0 2.15 1.85 1.35 1.78 a
10 2.16 1.88 1.38 1.80 a
20 1.78 1.59 1.35 1.57 a
30 2.14 1.51 1.78 1.81 a
40 1.89 1.73 1.88 1.83 a
50 2.16 1.86 1.69 1.90 a
2.05p 1.73p 1.57p
Rerata (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf yang sama dalam kolom
atau baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang
nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi nyata.
Tabel 7. Pengaruh dosis blotong tebu pada berbagai jenis tanah terhadap berat kering akar bibit
kelapa sawit di pre nursery (gr).
Dosis Jenis Tanah
Rerata
Blotong Regusol Latosol Grumosol
0% 0.53 0.47 0.37 0.46 a
10% 0.50 0.45 0.37 0.44 a
20% 0.46 0.44 0.40 0.44 a
30% 0.57 0.33 0.50 0.47 a
40% 0.45 0.44 0.48 0.45 a
50% 0.52 0.51 0.48 0.50 a
0.51p 0.44p 0.43p
Rerata (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf yang sama dalam kolom
atau baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang
nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi nyata
JURNAL AGROMAST , Vol.2, No.2, Oktober 2017
tidak terlalu rendah, sehingga masih menghasilkan panjang akar yang lebih
mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. baik.
Diduga bahwa tanah yang digunakan sebagai
media tanam adalah tanah yang pernah DAFTAR PUSTAKA
digunakan untuk budidaya intensif, sehingga Agustina, Lily. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman.
residu pupuk dan bahan organik masih cukup PT.Rineka Cipta. Jakarta.
tersedia. Selain itu karena bibit yang diteliti Anonim. 2007. Pedoman Teknis Pemanfaatan
adalah bibit pada pre nursery sehingga Limbah Perkebunan Menjadi Pupuk
kebutuhan unsur haranya masih sangat Organik. Direktorat Jenderal
rendah. Perkebunan, Departemen Pertanian,
Hasil analisis menunjukkan bahwa Jakarta.
pemberian blotong tebu 40% dan 50% pada Anonim. 2008. Aspek Manfaat Bahan
semua jenis tanah menghasilkan panjang akar Organik pada Budidaya Tebu.
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis <http://www.ratoonjatim.co.cc/bahan
0 – 30% pada semua jenis tanah. Hal ini _organik>. Diakses pada tanggal 1
karena dengan semakin tinggi dosis bahan Juni 2016.
organic membuat tanah menjadi semakin Anonim, 2014. Buku Statistik Kelapa Sawit.
gembur dan remah yang memberikan Direktorat Jenderal Perkebunan.
lingkungan yang optimum untuk Departemen Pertanian. Jakarta.
perkembangan dan perpanjangan akar. Buol, S. W., Hole, F. D., and McCracken, R.
Menurut Soepardi (1983), komposisi tanah J. 1980. Soil Genesis and
ideal untuk media pertumbuhan per satuan Classification. Iowa State University
volume terdiri atas 50% bahan padat mineral, Press. Ames, Iowa. 406 pp.
25% berisi air, 20% berisi udara, dan sisanya Dames, T. W. G. 1955. The Soils of East
berupa bahan organik. Bahan organik yang Central Java. C. G. A. R. S. B. No.
dimaksud secara kimia harus tidak kurang 141 69-94.
dari 2% sehingga dikatakan sebagai tanah Darmawijaya, I. 1990. Klasifikasi Tanah.
subur (Tisdale et al., 1985). Gadjah Mada Univ.Press
Hardon, Favejee. 1939. Soils in the Humid
KESIMPULAN Tropics and Monsoon Region of
Berdasarkan hasil penelitian dan Indonesia. p 239.
analisis yang telah dilaksanakan maka dapat Harjadi, Sri Setyati. 1979. Pengantar
disimpulkan sebagai berikut : Agronomi. Penerbit PT. Gramedia.
1. Pemberian berbagai blotong tebu dosis Jakarta
0, 10, 20, 30, 40 dan 50% memberikan Kellog, C. E. 1949. Preliminary Suggestions
pengaruh yang sama baiknya terhadap for the Classification and
pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre Nomenclature of Great Soil Groups
nursery. in Tropical and Equatorial Regions.
2. Penggunaan jenis tanah regusol, latosol Commonwealth Bur. Of Soil Sci..
dan grumosol sebagai media tanam Tech. Communication no 46 p. 79.
memberikan pengaruh yang sama Kuswurjo R. 2009. Blotong dan
baiknya terhadap pertumbuhan bibit Pemanfaatannya. <
kelapa sawit di pre nursery. http://www.risvank.com/tag/blotong/
3. Tidak terjadi interaksi nyata antara dosis >. Diakses pada tanggal 2 Juni 2016.
blotong tebu dengan jenis tanah Lahuddin. 1996. Pengaruh kompos blotong
terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit terhadap beberapa sifat fisik dan
di pre nursery, kecuali pada panjang kandungan unsur hara tanah serta
akar, yaitu pemberian pada dosis 50% hasil tanaman jagung. Jurnal
dan 40% di semua jenis tanah Penelitian Pertanian 1 : 13-18.
JURNAL AGROMAST , Vol.2, No.2, Oktober 2017