Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 2

SURVEY DAN EVALUASI LAHAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK


TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI NAGARI RAMBATAN
KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

OLEH :

NAMA : DITA IMRAATUL KHAIRAT

NO BP : 1810232041

KELAS : TANAH A

DOSEN : Dr. JUNIARTI, SP., MP

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Jagung merupakan tanaman lahan kering yang menjadi komoditas pangan
kedua setelah padi di Indonesia. Jagung selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan
juga dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Proporsi penggunaan jagung
oleh industri pakan telah mencapai 50% dari total kebutuhan nasional dan setelah
tahun 2020 penggunaan jagung untuk kebutuhan pakan diperkirakan lebih dari
60% dari total kebutuhan nasional (Ditjentan, 2010). Produksi jagung nasional
setiap tahun selalu meningkat, namun hingga kini belum mampu memenuhi
kebutuhan domestik sekitar 11 juta ton per tahun, sehingga masih mengimpor
dalam jumlah besar yaitu hingga 1 juta ton.
Rendahnya hasil rata-rata jagung nasional disebabkan oleh berbagai faktor
terutama karena kondisi lingkungannya belum sesuai dengan persyaratan tumbuh
tanaman jagung. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Anda (1993) kondisi tanah
yang dibutuhkan tanaman terdiri dari iklim, sifat tanah dan topografi yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Hal ini sejalan dengan potensi lahan yang dimiliki. Keberhasilan suatu jenis
tanaman sangat bergantung kualitas tanaman, lingkungan tempat tumbuh, tempat
melakukan budidaya tanam dan pengelolaan yang dilakukan oleh petani.Sehingga
memberikan dampat berupa meningkatkan hasil produksi tanaman tersebut.untuk
itu dalam rangka pengembangan suatu komoditas tanaman, pertama kali yang
harus dilakukan adalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan
dikembangkan dan kemudian mengidentifikasi serta menganalisis wilayah mana
yang memiliki potensi tempat tumbuh yang sesuai.
Kenagarian Rambatan termasuk daerah sentra produksi jagung yang
terdapat di Kecamatan Rambatan.adalah. Namun produksinya bervariasi dari tahun
ke tahun bahkan tiga tahun terakhir mengalami penurunan berturut-turut. Kendala
utama pada budidaya jagung di Kenagarian Rambatan diduga karena belum
sesuainya kondisi lahan dengan karakteristik lahan yang optimal untuk
pertumbuhan jagung.
Pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan kesesuain lahan akan
berpengaruh pada hasil produksi yang tidak maksimal. Evaluasi tingkat kessuain
lahan untuk tanaman jagung bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dan
mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkesinambungan. Sehingga untuk
mencapai hal tersebut perlu dilakukan pengkajian terhadap lahan yang ada agar
dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam rangka meningkatkan produktifitas
lahan untuk pengembangan jagung di daerah ini maka suatu sistim evaluasi lahan
sangatlah dibutuhkan.

B. Tujuan
Mengevaluasi dan menetapkan kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial
serta usaha perbaikan yang dapat dilakukan untuk tanaman Jagung (Zea mays L.)
di Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kondisi Tanah
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai
kandungan hara yang cukup. Tersedianya zat makanan di dalam tanah sangat
menunjang proses pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan atau berproduksi
(Sudjana dkk., 1991). Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus,
hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Di
samping itu drainase dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan
membantu keberhasilan usaha pertanaman jagung (AAK,1993). Menurut Harniati,
2000, hal yang harus diperhatikan tentang tanah sebagai syarat yang baik untuk
pertanaman jagung adalah pH tanah optimal yaitu pH 5,5 - 6,5.
Tekstur tanah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kapasitas tanah dalam menahan air dan permeabilitas tanah maupun sebagai sifat
fisik dan kimia tanah lainnya. Variabel tekstur tanah akan sangat mempengaruhi
nilai permeabilitas tanah. Tanah bertekstur pasir akan cepat meloloskan air
sehingga permeabilitasnya tinggi. Tekstur tanah yang baik untuk lahan pertanian
adalah tekstur geluh dimana perbandingan antara fraksi pasir, debu, dan lempung
seimbang. Tekstur tanah sangat berhubungan dengan jenis tanah. Menurut Sudjana
dkk., (1991) tekstur tanah yang paling sesuai bagi tanaman jagung adalah tekstur
yang halus atau tanah lempung. Lempung berdebu atau lempung berpasir.
Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah yang masih dapat
ditembus oleh akar tanaman. Kedalaman efektif perakaran mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan akar, drainase dan sifat fisik tanah. Tanah dengan
kedalaman efektif perakaran dalam (≥ 60 cm untuk tanaman palawija) mampu
menyongkong pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman sehingga dapat
tumbuh dengan baik (Hardjowigeno, 2007).
Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau
keadaan tanah yang menunjukkan lamanya atau seringnya jenuh air. Suprapto
(2001), menyebutkan bahwa untuk tanaman jagung yang ditanam pada tanah berat
dengan kondisi drainase yang buruk perly dibuat saluran drainase yang cukup dekat
letaknya dengan tanaman, karena tanaman jagung tudak tahan terhadap genangan
air dana dapat membuat akar tanaman jagung busuk apabila tidak dibuatkan sistem
drainase yang baik.
Kapasitas tukar kation (KTK) menunjukkan kemampuan tanah untuk
menahan kation tersebut. KTK sebagai petunjuk dalam ketersediaan unsur hara.
Tanah dengan KTK sedang hingga sangat tinggi akan mempunyai kelas kesesuaian
lahan tertinggi untuk tanaman semusim. Besarnya nilai KTK dipengaruhi oleh
kadar dan jenis liat. Tekstur liat mempunyai nilai KTK yang tinggi. Semakin tinggi
jumlah liat suatu jenis tanah yang sama, KTK juga bertambah besar
(Mukhlis,2014).
Reaksi tanah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan reaksi asam basa
dalam tanah atau sering dikenal dengan istilah pH. Kemasaman tanah digunakan
untuk mencirikan suatu kesesuaian tanaman terhadap tanah untuk tumbuh secara
optimal. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh reaksi asam basa dalam
tanah, baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsungnya terhadap
tanaman adalah melalui pengaruhnya terhadap kelarutan dan ketersediaan hara
tanaman. Secara langsung, ion H+ dilaporkan mempunyai pengaruh beracun
terhadap tanaman jika terdapat dalam konsentrasi tinggi (Tan, 1998).
Kandungan bahan organik berperan sangat penting untuk kesuburan tanah
karena dapat mempengaruhi sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologi tanah.
Kandungan bahan organik dalam tanah berdasarkan jumlah C-organik yang
terkandung. Kandungan bahan organik ini perlu dijaga agar tidak menurun karena
proses dekomposisi mineralisasi akibat aktivitas diatas permukaan tanah. Bahan
organik menjadi kunci tingkat kesuburan tanah. Tanah yang mengandung bahan
organik yang tinggi cenderung lebih subur dibandingkan tanah dengan kandungan
bahan organik rendah. Kandungan bahan organik yang tinggi menyebabkan
porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga aerasi udara meningkat
(Winarso,2005)

B. Iklim
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar
peranannya dalam mendukung ketersediaan air. Tanaman yang kekurangan air
dapat menyebabkan kekeringan dan gagal panen, sedangkan tanaman yang
kelebihan air dapat menurunkan hasil panen dan kuantitas produksi. Tanaman
jagung cukup adaptif dilahan kering dan tidak menyukai terlalu banyak air
(Sukarman dkk, 1998)
Iklim merupakan salah satu karakteristik lahan yang digunakan dalam
penilaian kesesuaian lahan. Unsur iklim yang digunakan antara lain : temperatur
udara, curah hujan dan kelembaban udara. Data iklim yang digunakan biasanya
bersumber dari hasil pengumpulan data selama 10 tahun atau lebih. Saat ini, didunia
sedang terjadi perubahan iklim, yang salah satu kejadiannya adalah adanya
perubahan onset musim hujan dan musim kemarau yang berpengaruh terhadap
penyediaan air bagi tanaman. Peningkatan intensitas dan durasi hujan berpengaruh
terhadap peningkatan erosi, pencucian hara, dan banjir. Musim kemarau yang
panjang berakibat pada terbatasnya pilihan tanaman yang dapat ditanam, bahkan
dapat menyebabkan kekeringan, gagal panen dan peningkatan bahaya kebakaran
terutama di lahan gambut. Peningkatan suhu udara dapat menurunkan produksi
pertanian dan meningkatkan serangan hama dan penyakit tanaman. Dengan
demikian sebenarnya sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi korban
(victim) dari perubahan iklim. Oleh karena itu dalam perencanaan pertanian
termasuk penilaian kesesuaian lahan, dampak perubahan iklim akan menjadi faktor
penghambat yang harus dipertimbangkan (Sukarman dkk, 1998).
Data temperatur udara yang digunakan sebagai karakteristik lahan adalah
temperatur udara rata-rata tahunan. Temperatur udara merupakan unsur iklim yang
berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman yang menentukan produktivitas
tanaman. Oleh karena itu temperatur udara dijadikan karakteristik lahan yang
berkaitan dengan persyaratan tumbuh tanaman. Data temperatur udara tidak selalu
tersedia pada setiap tempat karena keterbatasan stasiun pencatat. Oleh karena itu
temperatur udara dapat diduga dari ketinggian tempat (elevasi) dari permukaan laut
menggunakan rumus Braak (1928 dalam Ritung et al. 2011). Temperatur udara
merupakan unsur yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, oleh karena itu
unsur ini perlu dilakukan prediksi-prediksi untuk menduga kemungkinan terjadinya
kenaikan suhu udara. Temperatur sangat mempengaruhi perkembangan profil
tanah, faktor tersebut menentukan sifat kimia dan sifat fisik di dalam tanah.
Temperatur rata-rata yang tinggi cenderung menambah kecepatan pelapukan dan
pembentukan liat (Sukarman, 2015).
Curah hujan merupakan karakeristik lahan yang digunakan sebagai salah
satu persyaratan tumbuh tanaman, karena curah hujan merupakan salah unsur yang
menentukan ketersediaan air di dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Data
curah hujan yang digunakan adalah curah hujan rata-rata tahunan dan jumlah bulan
basah dan bulan kering. Bulan basah yang digunakan adalah data berdasarkan
kriteria dari Oldeman (1975) yaitu bulan yang mempunyai rata-rata curah bulanan
lebih dari 200 mm/bulan, sedangkan bulan kering adalah bulan yang mempunyai
rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm/bulan. Namun demikian seringkali data
curah hujan di suatu tempat tidak tersedia karena tidak adanya stasiun pengamat
curah hujan atau pengamat iklim (Sukarman, 2015).

C. Jagung
Tanaman jagung dalam bahasa ilmiah disebut Zea mays L. adalah salah satu
tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Graminaceae) yang sudah
populer di seluruh dunia. Klasifikasi tanaman jagung menurut Pursengloves (1975)
yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae,
Subkelas : Commelinidae
Subkingdom : Traceobionta
Ordo : Cyperales
Superdivisio : Spermatophyta,
Famili : Poaceae
Divisio : Magnoliophyta
Genus : Zea L
Kelas : Liliopsida
Spesies : Zea mays L.

Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di


Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah
padi. Di daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman
dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Jagung memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan karena jagung merupakan sumber serat dan kaya akan
nutrisi penting bagi tubuh. Kandungan-kandungan yang terdapat didalam jagung
memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.
Kandungan serat yang tinggi berperan dalam pencegahan penyakit yang menyerang
pencernaan seperti sembelit dan wasir serta kanker kolorektal. Antioksidan pada
jagung juga berperan sebagai agen anti-kanker. Limbah kulit jagung juga
bermanfaat sebagai bahan pakan ternak oleh masyarakat dan dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan kertas, sedangkan batang jagung digunakan sebagai
bahan kayu bakar (Ariyani, 2013).
BAB III
METODA

a. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan di lapangan untuk keperluan survey seperti : Bor tanah,
kompas, sekop/cangkul, meteran, abney level, altimeter, buku munsell warna tanah
munsell, pisau dan alat laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah peta topografi Kecamatan Rambatan (Lembar Solok) skala 1:50.000, Peta
Geologi Kenagarian Rambatan skala 1: 250.000, Peta Administrasi Kenagarian
Rambatan pada skala 1:100.000 dan peta lainnya.

b. Metoda
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei deskriptif.
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada profil tanah. Untuk menentukan okasi
profil tanah terlebih dahulu dilakukan rintisan pada daerah penelitian setiap jarak
500 meter. Sekaligus untuk memcek jenis tanah pada daerah penelitian. Analisis
sifat fisika tanah dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Tanah dan
Laboratorium P3IN. Analisa tanah yang dilakukan berupa N total, P tersedia, pH
tanah, KTK tanah, Kation Basa, Tekstur tanah, C- Organik dan unsur lainnya.
Sedangkan sistim klasifikasi tanah yang dipergunakan adalah sistim Soil Taxonomy
(Soil Survey Staff, 1999).
Penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan cara “maching” antara
kualitas atau karakteristik lahan dengan syarat tumbuh tanaman jagung. Kriteria
penilaian menggunakan metode FAO/UNESCO (Sys et al, 1991). Hasil dari
pengolahan data pengamatan di lapangan dan analisis dilaboratorium akan
dicocokkan (Matching) dengan kriteria kesesuaian lahan tanaman Jagung (Zea
Mays L) sehingga didapatkan data kesesuaian lahan aktual dan data kesesuaian
lahan potensial di Nagari Rambatan dan faktor pembatasnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan


Persyaratan Penggunaan Lahan Jagung Pakan Ternak

Persyaratan penggunaan/ Kelas kesesuaian lahan


karakteristik lahan S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rata-rata (°C) 20 - 26 26 - 30 16 - 20 < 16
30 - 32 > 32
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan tahunan (mm) 900 - 1.200 1.200 - 1.600 > 1.600
500 - 900 300 - 500 < 300
Kelembaban (%) > 42 36 - 42 30 - 36 < 30
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase baik, sedang agak cepat, terhambat sangat
agak terhambat terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Tekstur halus, agak halus, agak agak kasar kasar
halus, sedang halus, sedang
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 60 40 - 60 25 - 40 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 50 50 - 100 100 - 150 >150
Kematangan saprik saprik, hemik hemik fibrik
Retensi hara (nr)
KTK tanah (cmol) > 16 5 - 16 <5 -
Kejenuhan basa (%) > 50 35 - 50 < 35 -
pH H2O 5,8 - 7,8 5,5 - 5,8 < 5,5 -
7,8 - 8,2 > 8,2
C-organik (%) > 1,2 0,8 - 1,2 < 0,8 -
Hara Tersedia (na)
N total (%) sedang rendah sgt rendah -
P2O5 (mg/100 g) tinggi sedang rendah -sgt -
rendah
K2O (mg/100 g) tinggi sedang rendah -sgt -
rendah
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) <4 4-6 4-8 >8
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 15 15 - 20 20 - 25 > 25
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) <3 3-8 8 - 15 > 15
Bahaya erosi sangat ringan ringan - berat -
sedang sangat berat
Bahaya banjir/genanganpada
masa tanam (fh)
- Tinggi (cm) - - 25 >25
- Lama (hari) - - <7 >7
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 5 - 15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) <5 5 - 15 15 - 25 > 25
Sumber : Djaenuddin, 1994
Data curah hujan di wilayah ini berkisar antara 1.661 mm dan 2.016 mm.
Rata-rata curah hujan
Bulan Rata-rata hari hujan
(mm)
Januari 202 16.8
Februari 170 12.4
Maret 96 21.1
April 153 15.1
Mei 166 13.4
Juni 77 8.0
Juli 113 9.6
Agustus 116 11.3
September 147 12.3
Oktober 102 12.2
November 205 15.4
Desember 143 15.1
Total 1690 162.7
Sumber : Stasiun Klimatologi Sicincin (2002).

Hasil pengamatan curah hujan dan hari hujan selama 10 tahun pada Nagari
Rambatan (1992-2001) dapat dilihat pada tabel bahwa rata rata curah hujan tahunan
yaitu 1690. Menurut Schmidht dan Fergusson tipe iklimnya termasuk tipe B dengan
jumlah kering berkisar 1-4 bulan setahun dan rata rata bulan kering (BK) 1,3.
Sedangkan bulan basah berkisar antara 5 sampai 9 bulan setahun dan rata rata
tahunan bulan basah 5.7.

Hasil karakteristik lahan serta penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman


jagung pada satuan lahan dapat dilihat pada tabel.

Parameter Iklim Data Kelas Level Rating


Curah Hujan (mm) 1690 mm S1 0 100
Suhu rata-rata tahunan (oC) 23.83 oC S1 0 95
Bulan Kering 1-3 bulan S1 0 95
Kelembaban Udara 81 S1 0 100
Indek Iklim Metode Storie /Metode Square Root 95/99
Kelas Iklim S1/S1 S1
Penilaian Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Jagung Nagari Rambatan
Kecamatan Rambatan

Level
Simbol Parameter Lahan Nilai Kelas Rating
Limit
t Regim Suhu
Suhu rata-rata Tahunan
23.83 S1 0 95
(oC)
w Ketersediaan
Air Curah Hujan
1690 S1 0 100
(mm) Bulan
1-3 S1 0 95
Kering
81 S1 0 100
Kelembaban Udara (oC)
r Media Perakaran
Drainase Baik S1 0 100
Tekstur Lempung Berpasir S2 2 85
Kedalaman Efektif 65 S1 0 100
Gambut 0 S1 0 100
p Kemudahan Pengolahan
Tekstur Lempung Berpasir S1 0 100
m Potensi Mekanisasi
Lereng (%) 9 S3 3 57
Batuan Permukaan (%) 1 S1 0 100
Singkapan Batuan(%) 1 S1 0 100
f Retensi Hara
12.22 (R) S2 2 76
KTK me/100 g
6.27 S1 0 100
pH
n Ketersediaan Hara
N Total (%) 0,13 (R) S2 2 68
P Tersedia Bray 2 (ppm) 26 (T) S2 2 61
K2O mg/100 g 28 (S) S1 0 87
e Tingkat Bahaya Erosi R S1 0 85
o Bahaya Banjir F0 S1 0 100
Indek Lahan Metode Storie /Metode Square Root 16/33
Kelas Kesesuaian Lahan aktual S3m

Pembahasan
Secara administratif daerah penelitian terletak di Kenagarian Rambatan
Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Secara geografis terletak antara 0o
28’ –0o 32’ LS dan 100o 31’ – 100o 38’ BT. Secara umum kenagarian Rambatan
terletak pada topografi pergunungan bukit barisan. Posisi lokasi daerah penelitian
ini adalah di bagianUtara Danau Singkarak.
a. Topografi
Kondisi topografi wilayah studi mempedomani Peta Topografi skala
1:50.000, Helai 1323-IV dan 1324-III yang dipublikasikan oleh JANTOP TNI-AD
(1984). Pada peta topografi diperoleh informasi mengenai elevasi dan kemiringan
lahan. Berdasarkan peta topografi tersebut elevasi wilayah berkisar antara 500
sampai 569 meter diatas permukaan laut. Kemiringan lahan di Nagari Rambatan
mempunyai kemiringan lahan agak landai (3-8%), landai (8-15%), agak curam (15-
30%) dan curam (30-45%).
b. Landform dan bahan induk tanah
Nagari Rambatan, Kabupaten Tanah Datar secara keseluruhan merupakan
bagian dari landform vulkanik disebelah barat dan perbukitan sebelah timur.
Berdasarkan hasil interpretasi menggunakan peta topografi dan didukung oleh Peta
Geologi Bersistem, Sumatera Lembar Solok (5/VII), skala 1:250.000 yang
dipublikasikan Direktorat Geologi (Silitonga dan Kastowo,1975), lokasi studi
dikelompokkan atas 2 grup landform yaitu vulkanik dan perbukitan.
Bahan induk tanah untuk landform vulkanik terdiri dari batuan endosit dan
tufa dari erupsi Gunung Marapi yang berumur kuarter (Qama). Landform
perbukitan didominasi oleh batuan sedimen formasi anggota bawah Ombilin
berumur tersier (Tmol).
c. Tanah
Rambatan terdapat 2 ordo tanah, yaitu Inceptisols dan Ultisols. Pada
kategori subgroup unttuk ordo Inceptisols terdiri sari Typic Dystrudepts, Aquic
Dystrudepts, Humic Dystrudepts, Andic Dystrudepts dan Lithic Dystrudepts,
sedangkan ordo Ultisols hanya terdiri dari Typic Hapludults.
d. Kondisi Iklim
Diwilayah studi tidak terdapat stasiun klimatologi. Stasiun Klimatologi
terdekat yaitu di Batusangkar dan Solok. Berdasarkan pada sistem klasifikasi iklim
Schmidht dan Fergusson (1951) yaitu menggunakan tipe hujan berdasarkan pada
ratio rata rata jumlah bulan kering dan rata-rata jumlah bulan basah yang dinyatakan
dalam % dan dikenal dengan Q. Berdasarkan nilai Q tersebut daerah Batusangkar
dan Solok termasuk tipe hujan B dengan nilai Q berkisar antara 14,33 % dan
33,33%.
Curah hujan rata rata di Kecamatan Rambatan ini adalah 1690 mm/ tahun
sehingga termasuk kedalam kelas kesesuaian lahan S3, akan tetapi pada data iklim
penelitian ini menggunakan metode kalkulasi indeks iklim dan lahan dengan
metode Storied an Square Root, dari kalkulasi rating indeks diatas maka didapatkan
nilai indek untuk masing masing karakteristik/ kualitas lahan. Dari kalkulasi rating
indeks diatas didapatkan rating indek 100 maka kelas kesesuaian lahan untuk data
iklim termasuk kelas S1. Curah hujan rata rata 1690 mm/tahun ini, sangat sesuai
untuk pertumbuhan tanaman jagung. Untuk parameter iklim lainnya seperti suhu,
bulan kering dan kelembaban udara juga termasuk pada kategori sangat sesuai
untuk pertumbuhan tanaman jagung.
Rata rata suhu udara di Nagari Rambatan yaitu 23.83˚C kelas kesesuaian
S1 (sangat sesuai). Kelembaban udara 81 % . Kecepatan angin rata rata tahunan
maksimum 107.04 km/hari, minimum 3.87 km/hari dan rata-rata 16.70 km/hari.
Kecepatan angin tersebut tergolong rendah sampai sedang.
Media perakaran dalam evaluasi lahan dipengaruhi oleh karakteristik lahan
berupa kedalaman tanah dan tekstur. Kedalaman tanah pada lokasi ini adalah 65 cm
sehingga termasuk pada kelas kesesuaian lahan S1. Tekstur tanah pada lokasi ini
termasuk kelas kesesuaian S1. Kemampuan tanah menahan unsur hara dipengaruhi
oleh empat karakteristik lahan yaitu KTK, Kejenuhan Basa, pH dan Kadar C-
Organik. Hasil pada tabel menunjukkan bahwa nilai KTK termasuk kelas S2, nilai
pH kelas S1, nilai N-total kelas S2, nilai P tersedia kelas S2, dan nilai K2O termasuk
kelas S1. Tingkat bahaya erosi dapat dilihat dari kelas bahaya erosi di lapangan dan
kelerengan lahan. Pada lokasi tanaman jagung di Nagari Rambatan, kategori kelas
bahaya erosi yaitu rendah. Sedangkan kemiringan lereng pada lokasi ini berada
pada angka 9% dengan kategori S3.
Setelah dilakukan evaluasi kesesuaian lahan aktual pada lokasi ini, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jagung pada Nagari Rambatan Kecamatan
rambatan termasuk kedalam kelas S3m.
Faktor pembatas merupakan kualitas lahan yang dominan membatasi
kemampuan tumbuh dengan baik suatu jenis tanaman. Faktor pembatas ini muncul
akibat ketidaksesuaian antara sifat fisik yang ada pada setiap satuan lahan dengan
persyaratan tumbuh tanaman jagung. Usaha untuk meningkatkan kelas kesesuaian
lahan ke tingkat yang lebih tinggi lagi dilakukan dengan memberikan perlakuan-
perlakuan perbaikan sesuai dengan pembatasnya.
Parameter lahan yang mempunyai pembatas berat (S3) pada potensi
mekanisasi (m) adalah lereng 9% sehingga termasuk kelas S3 (Sesuai Marginal)
untuk ditanami jagung. Faktor pembatas sedang terdapat pada Media Perakaran (r)
terutama tekstur tanahnya lempung berpasir, Retensi Hara (n) yaitu nilai KTK
hanya 12.22 me/100gr, Ketersediaan Hara (n) yakni kandungan N total (0.13 %)
dan P2O5 (26 ppm). Sedangkan parameter tingkat erosi dan bahaya banjir sudah
memberikan kelas sangat sesuai untuk tanaman jagung.
Menurut Wirosoedarmo et al. (2011) Karakteristik lereng ini berhubungan
dengan sifat morfologi lahan. Topografi landai memiliki agregat tanah lebih mantap
daripada yang berlereng curam, sebab pada topografi yang berlereng curam sering
terjadi erosi sehingga bahan organik yang merupakan perekat-perekat agregat
hilang sehingga kemantapan agregat tanah menjadi lemah.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Potensial Tanaman Jagung Kecamatan
Rambatan

Kesesuaian Kesesuaian
Simbol Parameter Lahan Perbaikan
Lahan Aktual Lahan Potensial
Regim Suhu
S1 S1
t Suhu rata-rata Tahunan -
S1 S1
(oC)
Ketersediaan Air S1 - S1
Curah Hujan (mm) S1 - S1
w
Bulan Kering S1 - S1
Kelembaban Udara (oC) S1 - S1
Media Perakaran S2 - S2
Drainase S1 - S1
r Tekstur S2 - S2
Kedalaman Efektif S1 - S1
Gambut S1 - S1
Kemudahan Pengolahan S1 S1
p Tekstur -
S1 S1
Potensi Mekanisasi S3 S2
Lereng (%) S3 + S2
m
Batuan Permukaan (%) S1 - S1
Singkapan Batuan (%) S1 - S1
Retensi Hara S2 S1
f KTK me/100 gpH S2 + S1
S1 - S1
Ketersediaan Hara S2 S1
N Total (%) S2 + S1
n
P Tersedia Bray 2 (ppm) S2 + S1
K2O mg/100 g S1 - S1
e Tingkat Bahaya Erosi S1 - S1
o Bahaya Banjir S1 - S1
Kesesuaian Lahan Aktual / Indek
S3m/ 26
Lahan
Kesesuaian Lahan Potensial/ Indek
S2m
Lahan

Keterangan
S1 = Sangat Sesuai
+ = Usaha Perbaikan dapat dilakukan dan akan menghasilkan
kenaikan sebesar 1 kelas lebih tinggi
S2 = Cukup Sesuai
S3 = Sesuai Marginal
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman jagung di Kecamaran Rambatan Kabupaten Tanah Datar dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kesesuaian lahan aktual tanaman jagung termasuk kelas S3 (sesuai
marginal) dengan sub kelas S3m, dengan faktor pembatasnya
kemiringan lereng 9% dengan luas sekitar 920.74 ha (36.83%), jumlah
rating indek lahan yaitu 26.
2. Faktor pembatas lereng dapat diperbaiki dengan pembuatan bedengan,
teras, dengan pengolahan tanah sesuai dengan metode konservasi tanah
dan air midalnya dengan melakukan penanaman jagug searah garis
kontur dan pembuatan terasering.
3. Kesesuaian Lahan Potensial dilakukan dengan menaikkan 1 tingkat
faktor pembatas dari kesesuaian lahan aktual yang semuala kelas
kesesuaian lahan aktualnya S3m, setelah diperbaiki maka kelas
kesesuaian lahan potensialnya menjadi S2m (cukup sesuai) dengan 1
pematas yaitu faktor lereng.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian kesesuaian lahan tanaman jagung Kecamatan
Rambatan, maka disarankan agar dalam pengolahan tanah untuk budidaya jagung
harus diiringi dengan tindakan konservasi tanah dan air misalnya dengan
melaksanakan penanaman jagung searah dengan kontur, pembuatan terasering dan
penambahan organik.
DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius (AAK). 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius
Yogyakarta
Anda, Markus. 1993. Keterpaduan Antara Unsur Iklim dan Sifat Tanah dalam
Penilaian Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kapas Di NTB. Pusat
Penelitian tanah dan Agroklimat Bogor. Dalam jurnal Agronomi volume IX
No 1 1993.
Ariyani, N.I. 2013. Definisi Jagung dan Manfaatnya.
definisijagung.blogspot.co.id/2013/11. Diakses tanggal 12 Mei 2016
Ditjentan Pangan, 2010. Mempertahankan Swasembada Jagung Menuju
Kemandirian Pangan. Sinar Tani Edisi 20-28 Oktober 2010. No.3376
Tahun XLI
Hardjowigeno, S. , Widiatmaka, dan A.S Yogaswara. 2007. Klasifikasi Tanah dan
Pedogenesis. Akademia Pressindo. Jakarta
Mukhlis. 2014. Analisis Tanah Tanaman. Edisi Kedua. USU Press, Medan.
Oldeman LR 1975. Agroclimatic Map Java and Madura, scale 1:1,000,000. Central
Research Institute of Agriculture, Bogor Indonesia.
Pursengloves, J.W. 1975. Tropical Crops Monocotyledons. Longman. Singapore
Ritung S, Nugroho K, Mulyani A, Suryani E. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi
Lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi Revisi 2011. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. 166
hlm
Soil Survey Staff. 1999. Kunci taxonomi tanah. Tim Alih Bahasa. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Dept Petanian Edisi Ke Kedua. Cetakan I: 716 Hal.
Sudjana, A, A. Rifin, dan M. Sudjadi. 1991. Jagung. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor
Sukarman, Bachri S, Wiganda S. 1998. Karakteristik tanah salin dan kualitas air
irigasi di Dataran Mbay, Flores Nusa Tenggara Timur. Jurnal Tanah dan
Iklim No. 16, 1998 : 10 ² 20.
Sukarman. 2015. Evaluasi lahan sebagai instrumen perencanaan pembangunan
pertanian berbasis ekoregional. Dalam Pasandaran et al. (eds)
Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregional. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Hlm. 140- 153.
Tan , K , H , 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah , Terjemahan Didiek Hadjar Goenadi.
Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media, Yogyakarta.
Wirosoedarmo, R., Tunggul, S. A., Evi, K, dan Rizky, W. 2011. Evaluasi
Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung Menggunakan Metode Analisis
Spasial. Jurnal Agritech 31(1) : 71-78.
Dokumentasi Komoditi Jagung di Kecamatan Rambatan

Anda mungkin juga menyukai