Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dekan Rahmat W.

NIM : 175040207111009
Kelas : F
TUGAS TUTORIAL MANAJEMEN KESUBURAN TANAH
RESUME FAKTOR KESUBURAN TANAH ALAMI DA BUATAN

Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah untuk dapat menyediakan hara dalam
jumlah yang cukup dan tersedia untuk pertumbuhan dan hasil tanaman (Kadarwati, 2016).
Kesuburan tanah dibagi menjadi dua yaitu alami dan buatan. Kesuburan tanah alami adalah
kesuburan tanah yang tergantung dari jumlah dan jenis mineral mudah lapuk yang terdapat di
dalam tanah atau cadangan mineralnya. Intensifnya penggunaan lahan tanpa adanya pergiliran
tanaman dapat menyebabkan terkurasnya unsur hara esensial dari dalam tanah pada saat panen
dan kesuburan tanah akan menurun secara terus menerus. Maka dari itu sangat penting untuk
mengetahui faktor apa saja yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kesuburan tanah. Menurut
Purnomo (2006), Faktor-faktor yang Mempengaruhi kesuburan tanah alami ialah:
a. Bahan Induk
Bahan induk merupakan bahan pembentuk utama pada tanah. Dimana bahan induk
merupakan kondisi ketika tanah belum mengalami pelapukan sama sekali ataupun baru sedikit
mengalami pelapukan (Alam et al., 2012). Kandungan kesuburan tanah dipengaruhi oleh adanya
kandungan tanah ketika telah mengalami pelapukan dan terangkut. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kesuburan tanah dipengaruhi dari struktur kimia bahan induk pembentuknya. Contohnya
pada wilayah yang memiliki bahan induk berupa batuan vulkanik akan menjadikan kandungan
tanah yang didominasi oleh kandungan bahan mineral.
b. Topografi
Topografi sebagai sekelompok tanah yang berkembang dari bahan yang pada awalnya
sama dan tidak menutup kemungkinan berbeda pada singkapan berlereng tunggal
karena perbedaan geologi. Sedangkan Pinatih (2015) menuliskan bahwa topografi adalah faktor
pasif pembentuk tanah yang mendorong proses erosi dan perpindahan materian dari satu
tempat ke tempat lain. Topografi mempengaruhi proses hidrologi. Semakin besar kemiringan
lereng maka limpasan permukaan juga semakin besar. Pengaruh topografi terhadap kesuburan
tanah yaitu semakin besar limpasan yang dihasilkan akan membuat tanah banyak terkikis unsur-
unsur dan humusnya. Contohnya seperti kasus pada lahan yang berada pada kelerangan yang
tinggi serta memilki sedikit tutupan di permukaan tanahnya, akan lebih rentan terjadi erosi. Hal
ini membuat tanah kurang subur dan produktivitas tanaman juga akan berkurang.
c. waktu
Proses pembentukan tanah memerlukan waktu yang lama dalam pembentukannya. Waktu
akan mempengaruhi umur dari bahan yang dibentuk serta akan mempengaruh ke tingkat
kesuburan dari tanah, karena waktu akan memepengaruhi tingkat perkembangan dari tanah
yang ada (Priyono dan Priyana, 2016). Contoh tanah yang cenderung tua seperti Oxisol
memeiliki kandungan hara yang rendah sehingga diperlukan pegelolaan yang baik agar dapat
dimaksimalkan dalam kegiatan pertanian. Sedangkan tanah yang cenderung muda seperti tanah
gambut juga kurang baik untuk pertanian karena proses dekomposisi bahan organik masih
belum matang sepenuhnya.
d. Iklim
Iklim akan mempengaruhi terhadap pembentukan dari tanah terutama iklim mikro berkaitan
dengan laju pembentukan tanah. Pada wilayah tropis dengan kondisi suhu yang cukup hangat
serta kelembaban yang cukup tinggi menjadikan proses dekomposisi atau pembentukan tanah
semakin cepat. Faktor suhu dan kelembaban yang dipengaruhi oleh terjadinya hujan sangat
menentukan keberagaman aneka organismetanaha. Sehingga akan mempengaruhi adanya
pasokan hara dan bahan organik dalam tanah (Devianti dan Tjahjaningrum, 2017). Iklim yang
terdapat diwilayah Indonesia merupakan iklim tropis yang mendukung proses dekompoisi yang
akan mempengaruhi ketersediaan bahan organik dan hara yang akan mempengaruhi kesuburan
tanah.
e. Organisme
Keberadaan organisme tanah terutama akan berpengaruh langsung terhadap pembentukan
bahan organik tanah sehingga mampu mempengaruhi kesuburan tanah. Aktifitas organisme
mampu memperbaiki sifat fisika, biologi dan kimia termauk tingkat sesuburan tanah
(LITBANG,2019). Organisme tanah akan membantu pembentukan bahan organik dan unsur hara
yang terkandung dalam tanah. Selain itu organisme juga ikut membantu menambat usnur hara
seperti rhizobium sp., asphergilus sp. dan lainnya. Salah satu contohnya adalah penggunaan
PGPR yang digunakan untuk penambatan N oleh rhizobacter. Tak hanya ada bahan alami
melainkan bahan buatan yang juga mempengaruhi tingkat kesuburan tanah itu sendiri. Faktor-
faktor yang Mempengaruhi kesuburan tanah buatan ialah:
a. Genangan
Pada kondisi air yang ada dilahan juga dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Namun
kuantitas air ini dapat dilakukan pengaturan melalui metode-metode yang diterapkan. Seperti
contohnya pada daerah gambut yang mengandung banyak air, terbukti bahwa dengan tanah
yang tergenang air mampu menurunkan pH tanah sehingga bersifat asam. Karakteristik kimia
tanah gambut yang utama adalah kemasaman tanah, kapasitas pertukaran kation, kadar hara
makro dan mikro dan juga kadar keasaman tanahnya (BALITTANAH, 2019). Berbeda dengan
tanah di daerah dataran yang tidak ada genangan maka pH tanah cenderung ke netral. Dari
perbedaan ini dapat dikatakan bahwa adanya genangan air dapat mempengaruhi kesuburan
tanah. Sehingga untuk mengatasi adanya hal tersebut dapat dilakukan pengaturan kondisi air,
seperti pada teknik aerasi, irigasi, maupun drainase.
b. Pola tanam
Untuk menunjang kesuburan tanah dapat dilakukan dengan melakukan pengaturan pada
pola tanam yang diterapkan. Umumnya lahan yang ditanami dengan pola tanam campuran atau
tumpangsari dapat memiliki kesuburan tanah yang lebih terjaga, terutama jika salah satu
tanamannya terdiri dari tanaman yang mampu meningkatkan unsur hara tanaman seperti
leguminose. Menurut Arsyad (2013), penerapan vegetasi yang bermacam-macam akan
memberikan perlindungan dan usaha konservasi tanah dan air yang lebih efektif dalam
mengurangi kemungkinan terjadinya bencana alam seperti erosi. Akan lebih baik jika penanaman
dilakukan dengan tajuk yang berlapis-lapis, sehingga dapat lebih melindungi permukaan tanah
dari adanya terpaan air hujan. Sehingga kondisi tanah dapat lebih terjaga yang juga berpengaruh
pada kesuburan tanah.
c. Keberadaan zat berbahaya dalam tanah
Bahan organik merupakan faktor yang sangat mampu mempengaruhi tingkat kesuburan
tanah. Hal ini berkaitan dengan unsure hara tanah, dimana dapat dilihat pada tanah yang
dilakukan penambahan pupuk rata-rata memiliki kesuburan tanah yang lebih tinggi daripada
tanah yang hanya dilakukan penanaman tanpa dilakukan penambahan pupuk. Dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi bahan organik atau unsure hara yang terkandung didalam tanah, akan
memiliki tingkat kesuburan tanah yang semakin tinggi.
d. Pemupukan
Pupuk adalah proses menambahkan bahan untuk menambah hara bagi tanah. Pemberian
pupuk ini bertujuan untuk memperbaiki berbagai sifat, seperti sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk hijau dari tanaman legum atau berupa pupuk
organik. Keberadaan input pupuk ini mampu memperbaiki keadaan lingkungan tanaman untuk
menyerap hara pupuk meningkatkan kesuburan tanah. Contohnya seperti pemberian pupuk
kandang pada lahan sawah akan menjadikan tanaman padi akan lebih baik dalam menyerap
unsur hara pada pupuk itu. Hal ini dikarenakan pupuk hijau atau pupuk kandang mampu
berfungsi ganda yaitu sebagai menambah hara dan sekaligus mengamandemenkan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Kadarwati, Fitriningdyah. 2016. Evaluasi Kesuburan Tanah Untuk Pertanaman Tebu di
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
Purnomo, E. 2006. Peranan Bahan Organik untuk Menyuburkan Tanah. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (Info Teknologi Pertanian No.7) [online].
www.Jatim.litbag.deptan.go.id/penyuluhan/pertanian organik. Diakses pada tanggal 16
September 2019
Alam, S., B. H. Sunarminto Dan S. A. Siradz. 2012.Karakteristik Bahan Induk Tanah Dari Formasi
Geologi Kompleks Ultramafik Di Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroteknos. 2(2):112-120.
Priyono, K. D. dan Y. Priyana. 2016. Kajian Tingkat Perkembangan Tanah Pada Kejadian
Bencana Longsor Lahan Di Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa
Yogyakarta. ISSN 2407-9189:489
Pinatih, I Dewa Ayu Sri Purnami, Tati Budi Kusmiyarti, dan Ketut Dharma Susila. 2015. Evaluasi
Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. Vol. 4(4).
Arsyad, S. 2013. Konservasi Tanah dan Air Edisi kedua. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
Balittanah.2019.http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/juknis/panduan%20ga
mbut%20terdegradasi/03ai_karakteristik.pdf
Litbang. 2019. Organisme Tanah Untuk Peningkatan Kesuburan Tanah. Diakses melalui
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/pemberdayaan-organisme-tanah/BAB-V.pdf

Anda mungkin juga menyukai