Anda di halaman 1dari 4

MORFOLOGI DAN FISIKA TANAH

Morfologi tanah mempelajari bentuk, struktur, dan tekstur tanah.


Penelitian terbaru dalam bidang ini telah menghasilkan pemahaman yang
lebih baik tentang bagaimana faktor-faktor seperti iklim, vegetasi, dan
aktivitas manusia mempengaruhi pembentukan horizon tanah.Salah satu
temuan penting dalam bidang morfologi tanah adalah identifikasi horizon
tanah baru yang disebut "kambic horizon". Horizon ini terbentuk di bawah
kondisi iklim yang panas dan lembab, dan memiliki karakteristik yang
berbeda dari horizon tanah lainnya.Penelitian lain menunjukkan bahwa
vegetasi dapat memainkan peran penting dalam pembentukan struktur
tanah. Akar tanaman dapat membantu agregat tanah dan meningkatkan
porositas tanah.
Fisika tanah mempelajari sifat-sifat fisik tanah, seperti tekstur,
struktur, kepadatan, dan permeabilitas. Penelitian terbaru dalam bidang ini
telah menghasilkan metode baru untuk mengukur sifat-sifat tanah dan
mengembangkan model untuk memprediksi perilaku tanah.Salah satu
temuan penting dalam bidang fisika tanah adalah pengembangan metode
baru untuk mengukur permeabilitas tanah. Permeabilitas adalah
kemampuan tanah untuk mentransmisikan air dan udara.Penelitian lain
menunjukkan bahwa kepadatan tanah dapat dikurangi dengan
menambahkan bahan organik ke tanah. Bahan organik membantu
meningkatkan porositas tanah dan meningkatkan infiltrasi air.
Penelitian terbaru dalam bidang morfologi dan fisika tanah memiliki
implikasi penting untuk pengelolaan tanah. Pemahaman yang lebih baik
tentang pembentukan horizon tanah dapat membantu dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tanah dengan lebih
akurat.Informasi tentang bagaimana vegetasi mempengaruhi struktur
tanah dapat membantu dalam mengembangkan praktik pengelolaan tanah
yang lebih berkelanjutan.Metode baru untuk mengukur sifat-sifat fisik
tanah dapat membantu dalam memantau kesehatan tanah dan
mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Morfologi tanah merupakan sifat tanah yang dapat diamati
langsung di lapang yang menunjukkan profil tanah ke arah dalam tanah.
Morfologi yang diamati dalam penelitian ini yaitu kedalaman lapisan tanah,
warna, struktur dan konsistensi dan struktur tanah. Tanah pada kebun
campuran bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan tanah ubi kayu
karena tanah pada ubi kayu lebih sering diolah. Tanah sebagai media atau
tempat hidupnya makhluk hidup memiliki karakteristik tertentu yang
dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor-faktor, yaitu bahan induk, iklim,
organisme, topografi, dan lamanya waktu pembentukan (Yulipriyanto,
2010). Perbedaan antar lokasi tanah mampu menyebabkan perbedaan ciri
khas dan sifat-sifat tanah. Suatu hal yang mampu menyebabkan terjadinya
perbedaan sifat-sifat tanah yaitu adalah tipe penggunaan lahan.
Tumbuhnya vegetasi dalam suatu penggunaan lahan mampu mengurangi
terjadinya erosi, sehingga jumlah tanah permukaan yang hilang menjadi
berkurang.
Profil tanah yang berkembang di Formasi Peniron dengan bahan
induk andesit piroksen memiliki horizon argilik dan KB < 35% pada
kedalaman 125 cm di bawah batas atas horizon argilik maka termasuk
ordo Ultisol. Tanah memiliki kandungan C-organik lebih dari 0,9% di dalam
15 cm bagian atas horizon argilik sehingga termasuk dalam sub ordo
Humult. Tanah tidak memiliki kontak densik, litik, atau petroferik di dalam
150 cm dari permukaan tanah mineral dan tidak terjadi penurunan fraksi
lempung sebesar 20% atau lebih sehingga termasuk dalam grup
Palehumult. Regim kelembapan yang dimiliki udik maka berdasarkan
Taxonomy USDA tanah masuk ke dalam sub grup Typic Palehumult.
Firdaus et al. (2014) menjelaskan bahwa posisi kelerengan dapat
berpengaruh terhadap proses pelapukan, perkembangan, dan pencucian.
Faktor inilah yang berpengaruh terhadap perubahan morfologi tanah.
Kondisi aktual wilayah DAS umumnya memiliki tingkat variabilitas yang
tinggi, sehingga tahap pengamatan lapangan dapat terdiri atas kegiatan
fisiografi lokasi, deskripsi profil tanah, serta pengambilan sampel tanah.
Data sifat morfologi dan klasifikasi tanah berdasarkan toposekuen akan
bermanfaat untuk mengetahui kecocokan pengolahan tanah bagi para
petani di wilayah DAS.
Sifat fisik tanah adalah sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan
kesuburan tanah dan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman,
sehingga sifat fisik tanah dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya
degradasi tanah pada lahan kering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sifat fisik tanah sebagai indikator degradasi tanah pada lahan
kering. Pengumpulan data dilakukan melalui survei tanah dengan metode
fisiografi terpilih pada beberapa penggunaan lahan kering di Pulau
Nunukan. Sampel tanah tidak terganggu diambil untuk menganalisis bulk
density, porositas dan permeabilitas, sedangkan sampel tanah terganggu
diambil untuk menganalisis tekstur tanah. Data penelitian dianalisis
dengan metode deskriptif, yaitu dengan membandingkan kriteria ambang
batas kritis degradasi tanah untuk produksi biomassa menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
degradasi tanah terjadi pada penggunaan lahan kering di Pulau Nunukan.
Variasi karakteristik lahan berupa bentuk topografi, iklim,
geologi, tanah dan vegetasi yang meliputi tanah di daerah aliran sungai
(DAS) akan mempengaruhi sifat fisik tanah. Selain itu,vegetasi bisa
membuat kondisi tanah jadi lebih gembur danmemperhalus
agregat.Tanah yang lebih halus akan menyebabkan bobot isi
tanahberkurang dan porositas tinggi. Hal ini akan menghasilkan
banyak makropori dan mikropori, yang akan membuat penetrasi lebih
cepat dan meningkatkan kelembabantanah. Sifat fisik tanah
menentukan penetrasi akar tanaman, retensi air, drainase, aerasiserta
nutrisi tanaman (Asdak, 2018).Sifat fisik tanah pada penggunaan lahan
sawah, lahan tegalan,lahan kebun campuran dan lahan yang mengalami
gangguan seperti kebakaran hutan dengan masing-masing kelerengan
yang berbeda, mempunyai sifat fisik yang bervariasi, tekstur tanah
didominasi fraksi debu dan pasir dengan kelas tekstur lempung
berdebu, mempunyai bahan organik sedang, permeabilitas sedang.
Inventarisasi jenis dan morfologi tanah adalah kegiatan
pengumpulan berupa data-data tanah yang akan di gunakan dalam
pengelolaan kebun percobaan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan
Serat. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan survei pada
tanah yang akan di teliti. Tujuan utama dari survei tanah yaitu dapat
menyediakan keteranganketerangan atau informasi tentang berbagai jenis
tanah, penyebarannya dan dapat menjadi bahan untuk mengevaluasi lahan
yang berpotensi untuk suatu penggunaan tertentu. Tanah merupakan
perwujudan yang terjadi akibat adanya interaksi faktor-faktor pembentuk
tanah yaitu berupa bahan induk, topografi, organisme, dan waktu. Proses
pembentukan tanah tidak luput dari peran faktor pembentuk tanah untuk
menciptakan kondisi yang berubah-ubah pada tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Adhikari, K., & Hartemink, A. E. (2016). ). Pedogenesis, soil taxonomy and


classification. CRC Press.
Brady, N. C., & Weil, R. R. (2016). ). The nature and properties of soils (15th
ed.). Pearson. Lal, R. (2015). ). Soil health and carbon
management. CRC Press.
McBratney, A., Minasny, B., Cattle, S. R., & Hartemink, A. E. (2014). )
Siwi, R. S., Nurcholis, M., & Virgawati, S. (2023). Morfologi dan Klasifikasi
Tanah Pada Formasi Waturanda Dengan Penggunaan Lahan Hutan
dan Tegalan di Desa Lebakwangi, Banjarnegara, Jawa
Tengah. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 10(2), 307-318.
Delfianto, R., Rayes, M. L., & Agustina, C. (2021). Morfologi Dan Klasifikasi
Tanah Pada Toposekuen Lereng Barat Gunung Kelud, Kediri, Jawa
Timur. J. Tanah dan Sumberd. Lahan, 8(2), 539-552.
Nurhartanto, N., Zulkarnain, Z., & Wicaksono, A. A. (2022). Analisis
Beberapa Sifat Fisik Tanah Sebagai Indikator Kerusakan Tanah
Pada Lahan Kering. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab, 4(2),
107-112.
Naharuddin, N., Sari, I., Harijanto, H., & Wahid, A. (2020). Sifat fisik tanah
pada lahan agroforestri dan hutan lahan kering sekunder di sub
DAS Wuno, DAS Palu. Jurnal Pertanian Terpadu, 8(2), 189-200.
Ramadhan, M. H. (2018). Inventarisasi Morfologi Dan Jenis Tanah Pada Penggunaan
Lahan Di Kebun Percobaan Balittas Karangploso, Malang (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).

Anda mungkin juga menyukai