Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH DAN PEMUPUKAN


PENGAMBILAN DAN PERSIAPAN CONTOH TANAH

KELAS C
KELOMPOK 4 :

1. MURNI ANGGLIANI (1904072)


2. TEO ARBIMA GARA (1904074)
3. ANDRE UTAMA (1904076)
4. FITRAH KHOLIL HARAHAP (1904096)
5. WILDAH ADHWIYAH HASIBUAN (1904098)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanah adalah bagian dari permukaan bumi yang mengandung dan
menopang kehidupan atau mampu sebagai media tumbuh tanaman. Batas atas
tanah adalah udara atau air yang dangkal, batas bawah tanah sulit ditentukan atau
sampai batuan dibawahnya. Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas
komponen padatan yang berintraksi dengan cairan, dan udara. Komponen
pembentuk tanah berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi
keseimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi diatas permukaan
tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.
Tanah berbentuk lapisan-lapisan diatas batuan terkonsolidasi sebagai
akibat interaksi dari bahan induk, iklim, mahluk hidup, topografi, dan pada
periode waktu tertentu. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah
diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi.
Tanah berbeda dari batuan induknya karena interaksi antara hidrosfer, atmosfer,
litosfer, dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic yang
dalam keadaan padat, gas, dan cair.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah dilaboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada
satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobann atau penetapan sifat
fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan polygon atau jenis
tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Adapun praktikum ini dilakukan agar
praktikan mengetahui cara pengambilan contoh tanah, mengetahui perbedaan
pengambilan contoh tanah yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah yang akan
disidik, agar tidak adanya data error pada saat melakukan penganalisaan tanah.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pengambilan contoh tanah.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara persiapan contoh tanah sebelum
digunakan untuk analisa.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Semua mahluk hidup sangat tergantung dengan tanah, sebaliknya suatu


tanah pertanian yang baik ditentukan juga oleh sejauh mana manusia itu cukup
terampil mengolahnya. Tanah dapat digunakan untuk media tumbuh tanaman
yang mampu menghasilkan berbagai macam makanan dan keperluan lainnya.
Maka dari berbagai macam tanah beserta macam-macam tujuan penggunaannya
itu perlu dilakukan suatu pembelajaran lebih lanjut mengenai tanah agar kita
benar-benar memahami tanah itu sendiri (Novita Evamas, 2014).
Menurut Hardjowigeno (1993), pengolahan tanah adalah setiap usaha
manipulasi usaha secara mekanis. Secara terperinci, tujuan pengolahan tanah
adalah menyiapkan media untuk pertumbuhan benih atau bibit, memperbaiki sifat
kesuburan tanah, memberantas gulma dan memotong daur hama dan penyakit
tanaman. Dalam upaya meningkatkan kualitas sifat fisik, kimia, serta biologi
tanah, sebaiknya dipilih bahan pembenah dari bahan yang sulit terdekomposisi
agar dapat bertahan lama dalam tanah. Bahan yang mudah diperoleh dan relatif
murah adalah penggunaan limbah pertanian seperti serasah jagung dan serasah
tebu. Serasah tebu dan jagung bisa dimanfaatkan dalam bentuk segar maupun
dalam bentuk biochar (Tambunan Sonia et al, 2014).
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar agregat. Tanah tersusun
dari tiga fase yaitu, fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fase cair dan gas mengisi
ruang antar agregat. Struktur tanah tergantung dari timbangan ketiga factor
penyusunnya. Ruang antar agregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur
tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar terisi air. Tanah yang
gembur memiliki agregat yang cukup besar ( Hanafiah, 2005).
Salah satu upaya perbaikan kualitas tanah yang dapat ditempuh adalah
penggunaan bahan-bahan yang tergolong sebagai bahan pembenah tanah. Dalam
upaya meningkatkan kualitas sifat fisik, kimia, serta biologi tanah, sebaiknya
dipilih bahan pembenah dari bahan yang sulit terdekomposisi agar dapat bertahan
lama dalam tanah (Jasmin Sutrisno, et al, 2017).
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun pada saat pengambilan sampel tanah dilakukan pada hari jum’at,
28 Februari 2020, pada pukul 15.00 – 15.45 WIB di Panjatan, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya, Praktikum Dasar Ilmu Tanah dan Pemupukan dengan acara
Persiapan Contoh Tanah dilakukan pada hari jum’at, 13 Maret 2020, pada pukul
13.00 – 14.40 WIB di Laboratorium Tanah dan Pupuk, Politeknik LPP
Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
Plastik, Kardus, Tampah, Baskom, Ayakan 0,5 mm dan 2 mm, Arit, Tumbukan,
Plastik sample, Bolpoin, Spidol, dan Kertas.
C. Prosedur Kerja
Untuk pengambilan tanah terusik dilakukan dengan cara memilih tempat
terlebih dahulu dengan kriteria tempat tidak tergenang air, tidak terkena sinar
matahari langsung, permukaan tanah datar, dan mewakili tempat di sekitarnya.
Kemudian membersihkan bagian permukaan tanah dari batuan dan benda alam
lainnya, sehingga tubuh tanah terlihat. Lalu, mengambil tanah sekitar 1 – 2 Kg,
setelah itu masukkan ke dalam plastic.
Kemudian untuk pengambilan tanah tidak terusik cara pengambilannya
dilakukan setelah pengambilan tanah terusik, yaitu dengan menusukkan bagian
ujung arit ke dalam tubuh tanah dengan kedalaman 20 cm, lalu mengambil
bongkahan tanah tersebut dengan hati-hati agar tidak terjadi pecahnya bongkahan
tanah tersebut. Kemudian masukkan ke dalam plastic, lalu membawa sampel
tanah tersebut ke laboratorium tanah dan pupuk dengan hati-hati.
Sampel tanah yang sudah diambil, selanjutnya dilakukan pengeringan
dengan 2 wadah yang berbeda antara tanah yang terusik dengan tanah yang tidak
terusik. Metode pengeringan sampel tanah ini dilakukan dengan cara
meletakkannya pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, namun
terkena oleh angin, selama kurang lebih 1 minggu lamanya. Setelah tanah sudah
kering, untuk tanah yang terusik dilakukan penumbukan menggunakan wadah
tampah sampai tanah tersebut menjadi parikel-partikel yang kecil. Lalu partikel
tanah yang sudah kecil tersebut lakukan pengayakan dengan dua ukuran tanah
yaitu 2mm dan 0,5mm. Setelah pengayakan selesai masukkan sampel tanah
tersebut kedalam plastic sampel yang telah diberi tanda ukuran partikel tanah
tersebut. Untuk tanah yang tidak terusik bias langsung di masukkan kedalam
plastic sampel tanpa dilakukan pengayakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Jenis Tanah Vertisol


Gambar 2. Proses Pemindahan Sampel Tanah

Gambar 3. Proses Pengambilan Sampel Tanah

Gambar 4. Daerah Sekitar Pengambilan Sampel Tanah


Gambar 5. Foto Bersama Pemilik Lahan

Gambar 6. Proses Pengeringan Sampel Tanah

Gambar 7. Penumbukan Sampel Tanah


Gambar 8. Proses Pengayakan Sampel Tanah

Gambar 9. Proses Memasukkan Sampel Tanah Kedalam Plastik Sampel

B. Pembahasan
Tanah merupakan suatu bagian yang terdapat pada kerak bumi dan
memiliki kandungan mineral dan bahan – bahan organik didalamnya. Kandungan
mineral dan bahan – bahan organic dalam tanah berfungsi sebagai alat pendukung
suatu aktivitas biologi dan juga keaneka ragaman hayati. Proses pembentukan
tanah terjadi berawal dari letusan gunung merapi yang nantinya membentuk suatu
batuan yang mengalami pelapukan baik pelapukan fisika, kimia dan biologi.
Sehingga menjadi bahan induk dan berubah bentuk berupa tanah. (Aak, 1983).
Tanah juga memiliki sifat fisik yang meliputi tekstur, struktur, warna dan
kerapatan. Tekstur suatu tanah berpengaruh penting pada tanah itu sendiri seperti
berperan dalam tingkat penyerapan air, kesuburan suatu tanah hingga
pengudaraan yang ada ditanah.
Pengambilan contoh tanah mewakili sifat dan ciri-ciri tanah lokasi tersebut
yang mempertimbangkan profil yang dibutuhkan dalam pengambilan contoh
tanah, letak profil yang ditentukan secara acak atau grid, mengambil masing –
masing secara horizontal. Dalam pengambilan tanah diambil menggunakan pisau
atau ring. Pengambilan sampel tanah dibedakan menjadi pengambilan contoh
tanah terusik ,pengambilan contoh tanah tidak terusik. Dalam distribusi pori padaa
berbagai permeabelitas pengambilan sample tanah yaitu menentukan titik suatu
lahan untuk pengambilan sample. (Sulistyaningrum dkk., 2014)
Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
tertentu dalam keadaan tidak terganggu sehingga kondisinya hamper menyamai
kondisi lapangan. (Kurnia dkk, 2006). Pengambilan sample tanah utuh tersebut
digunakan penetapan atau mengukur sifat fisik tanah seperti tekstur, berat volume
tanah, porositas dan air yang tersedia. Pengambilan sample tanah utuh dapat padat
menggunakan ring, pada saat melakukannya harus berhati –hatidan sebisanya
pada ring sample tidak terdapat benda lain seperti batu ,akardan hewan, karena itu
dapat merusak tanah pada ring ssmple dan membuat berat volume tanah akan
tidak sesuai dengan semestinya.
Tanah terusik merupakan tanah yang diambil dengan cara mencungkil dari
lapisan tanah dan digunakan untuk mengetahui struktur, tekstur dan
mikoorganisme tanah. Tanah ini sebagai penetapan sifat fisika tanah dan sifat
kimia, sifat fisika ini seperti kadar air, tekstur, kerapatan partikel, konsistensi dan
kapilaristas sedangkan sifat kimia seperti ph, bahan organik, dan kadar unsur hara.
Dalam penyesuaiann bahan sampel tanah yang diambil sangat bergantung
terhadap kesesuaian dengan tujuan utama dari praktikum dasar ilmu tanah. Hal
tersebut memungkinkan untuk keselarasan antara instruksi yang disampaikan oleh
asisten pengampu praktikum dengan kesesuaian panduan praktikum yang tersedia,
karena memperlancar dan mempermudah praktikan dalam melakukan analisa di
Laboratorium.
Dalam dilaksanakannya praktikum memungkinkah terjadi hal eror ketika
pengambilan data analisa. Hal tersebut dipengaruhi oleh langkah awal dalam
pengambilan sampel dan preparasi tanah yang tidak sesuai dengan prosedur yang
sudah dianjurkan. Pada saat pengambilan sampel tanah harus dilakukan dengan
pedoman yang ada dibuku panduan praktikum, karena pada saat awal tersebutlah
yang akan menentukan kesuksesan dalam praktikum selanjutnya.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengambilan sampel tanah harus dilakukan dengan sesuai prosedur dalam
pengerjaannya, agar pada saat dilakukan identifikasi tanah tidak terjadi
kesalahan dalam penyimpulan data.
2. Persiapan tanah yang digunakan untuk menganalisis tanah di Laboratorium
dilakukan dengan sesuai tahapan yang sesuai pada buku panduan
praktikum, mengingat pada proses persiapan sampel tanah memerlukan
ketelitian yang baik agar tidak terjadi kesalahan pada saat dilakukan
penganalisisan tanah.

B. Saran
Pada praktikum kali ini saran yang dapat praktikan berikan yaitu pada
proses pengambilan sampel tanah sampai pada saat proses pengayakan tanah
harus sesuai dengan panduan yang sudah disampaikan oleh asisten dosen
pengampu, agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum berjalan.
Mengingat pada acara praktikum kali ini merupakan awal dari acara praktikum
selanjutnya dan jika terjadi kesalahan pada awal maka untuk kelanjutan acara
praktikum selanjutnya akan mengalami kesalahan juga.
DAFTAR PUSTAKA

AAK (Aksi Agraris Kanisius). 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius.


Yogyakarta: 215 halaman.
Hanafiah A. K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hardjowigeno S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika
Pressindo, Jakarta.
Jasmin Sutrisno, dkk. Identifikasi Sifat Fisik Tanah Alih Fungsi Lahan Hutan
Menjadi Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.) di Desa
Parigimpu’u Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong. J.
Agroland. Vol 24 No 3 : 214 - 221, Desember 2017.
Kurnia Undang,dkk. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya,Bogor.
Novita Evamas. 2014. Sifat Fisik Tanah di Bawah Tegakan Eboni pada Kawasan
Cagar Alam Pani Binangga Kabupaten Parigi Maulong. Vol 2. Hal
111
Sulistyaningrum. 2014. Pengaruh Karakteristik Fisika dan kimia Terhadap
Tanah. https://jsal.ub.ac.id.index.php/jsal/article/view/121. Diakses
pada tanggal 16 Maret 2020.
Tambunan Sonia, dkk. 2014. Pengaruh Aplikasi Bahan Organik Segar dan
Biochar Terhadap Ketersediaan P Dalam Tanah di Lahan Kering
Malang Selatan. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. Vol 1 No 1 : 89-
98, 2014.

Anda mungkin juga menyukai