Oleh:
Nim : 210311100066
Kelas :B
FAKULTAS PERTANIAN
BANGKALAN
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Nim : 210311100066
Kelas :B
FAKULTAS PERTANIAN
BANGKALAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman, tanah memiliki sifat yang kompleks.
Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cairan dan udara jarang mengalami
kondisi setimbang dan selalu dipengaruhi oleh keadaan diatas permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh suhu, udara, angin, dan matahari. Tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman adalah tanah yang dapat menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara,
unsur hara, dan terbebas dari unsur-unsur yang beracun bagi tanaman.
Sifat-sifat tanah terdiri dari sifat fisika, kimia dan biologi. Sifat fisika tanah tersusun oleh
tiga fase utama, yaitu: fase padatan, cair dan gas. Dalam tanah juga terdapat bahan-bahan
kimia yang sangat beragam seperti senyawa organik dan anorganik. Sifat biologi tanah
mencakup seluruh kehidupan yang ada dipermukaan tanah maupun yang ada dalam tanah
baik hewan maupun tumbuhan yang berperan dalam menyediakan unsur-unsur hara dan
zat-zat aditif yang diperlukan tanaman. Pengetahuan mengenai sifat-sifat tanah bertujuan
untuk mengenali sifat tanah yang dapat membantu menentukan untuk apa tanah tersebut
digunakan. Pengetahuan tentang sifat-sifat tanah juga dapat membantu petani dalam
mengolah lahan pertanian. Untuk mengetahui sifat tanah dapat dilakukan dengan cara
pengambilan sampel tanah.
Sampel tanah secara umum dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1.) sampel tanah utuh
(tidak terganggu), 2.) sampel tanah agregat utuh, 3.) sampel tanah biasa (contoh tanah
terganggu). Untuk mengambil sampel-sampel tanah tersebut tentunya dibutuhkan metode
atau cara yang khusus dan tidak boleh sembarangan. Namun, pada praktikum kali ini
hanya akan didikenalkan pada metode pengambilan sampel utuh dan tanah biasa.
1.2.Tujuan
Melihat latar belakang diatas, maka tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui apa itu sampel tanah utuh, agregat utuh, dan biasa
2. Mengetahui cara pengambilan sampel tanah yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanah
Tanah adalah benda alam yang ada di permukaan bumi, yang tersusun atas mineral-
mineral hasil pelapukan batuan dan bahan-bahan organik sisa pelapukan tumbuhan dan
hewan yang merupakan akibat dari pengaruh kombinasi faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya proses pembentukan (Yuliprianto (2010) dalam
Husnaeni 2020). Tanah merupakan medium dari tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat
tertentu.
2.2.Sifat-Sifat Tanah
2.2.1. Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah merupakan sifat-sifat tanah yang ditentukan menurut bahan
penyusunnya yang mencakup tekstur, struktur, porositas, dan warna tanah. Tekstur tanah
merupakan besar kecilnya ukuran partikel pembentuk tanah. Menurut besar kecilnya
partikel pembentuknya, tanah dibedakan menjadi antara lain Tanah pasir, tanah liat dan
tanah lempung. Tanah pasir memiliki ukuran partikel yang paling besar yaitu antara 2-0,
05 mm.
Sifat kimia tanah antara lain terdiri dari pH tanah dan kandungan unsur hara. Kandungan
unsur hara terdiri atas kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan bahan organik (Dotulong,
dkk: 2015). pH menunjukkan jumlah konsentrasi ion hidrogen dalam tanah. Semakin
tinggi kadar ion H+ yang ada dalam tanah, maka semakin asam tanah tersebut.
Sebaliknya, semakin tinggi kadar OH- dalam suatu tanah, maka akan semakin basa sifat
tanah tersebut. Apabila kadar H+ dan OH- seimbang, maka tanah tersebut bersifat netral
(Sulistyowati:2018). Unsur hara merupakan mineral-mineral yang terkandung dalam
tanah yang dibutuhkan tumbuhan untuk ber fotosintesis.
Sifat biologi tanah mencakup semua habitat yang hidup dipermukaan dan didalam tanah
baik tumbuhan maupun hewan. Aktifitas organisme yang ada dalam tanah dipengaruhi
secara langsung oleh faktor iklim, tingkat keasaman, dan vegetasi. Organisme tanah
banyak ditemukan ditanah dengan curah hujan dan suhu tinggi, baik dari segi jumlah
maupun keragamannya. Organisme ini berperan aktif dalam menyediakan unsur hara dan
zat-zat aditif bagi tanaman (Sulistyowati:2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat-Alat
1) Ring baja
2) Sekop
3) Pisau ynag tajam dan tipis
4) Tabung pendorong
5) Pendorong
6) Palu
7) Plastik
8) Spidol
1) Bor tanah
2) Cangkul
3) Pisau
4) Plastik untuk menyimpan sampel tanah
5) Spidol
B. Bahan-bahan
1) Tanah
1 Pisau
2 Tabung Pendorong
3 Pendorong
4 Ring Baja
5 Palu
6 Bor Tanah
4.2. Foto Kegiatan
4.2. Hasil
Menurut KBBI sampel merupakan sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat
suatu kelompok yang lebih besarbesar; bagian kecil yang mewakili kelompok atau
keseluruhan yang lebih besar. Jadi, penulis menyimpulkan bahwa sampel tanah
merupakan sebagian kecil tanah yang diambil untuk mengetahui sifat sekumpulan atau
keseluruhan tanah yang berada di suatu wilayah tertentu. Secara umum menurut
Jayawora dan Mutiara (2020), sampel tanah dibedakan menjadi:
1. Sampel tanah utuh (tidak terganggu), yaitu sampel tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu,sehingga kondisinya hampir
menyamai kondisi di lapangan. Pengambilan sampel tanah utuh bertujuan untuk
menganalisis limbak/isi susunan pori tanah dan porositas total, dan permeabelitas
2. Sampel tanah agregat utuh, yaitu merupakan sampel tanah yang Berupa
bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah. Pengambilan sampel tanah
agregat utuh bertujuan untuk mengamati bentuk dan kemantapan agregat.
3. Sampel tanah biasa (terganggu), keadaan sampel tanah biasa tidak sama dengan
keadaan tanah di lapangan karena sudah terganggu saat kegiatan pengambilan
sampel tanah.
Cara pengambilan sampel biasa menggunakan bor tanah. Caranya dengan menekan bor
tanah kedalam tanah dengan memutarnya searah jarum jam sampai kedalaman 20 cm.
Setelah berada dalam kedalaman yang diinginkan, bor tanah diambil dengan cara
memutar berlawanan dengan jarum jam. Kemudian sampel diambil menggunakan pisau
dan dimasukkan kedalam plastik. Kemudian disimpan dengan penanganan yang tepat.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tanah adalah benda alam yang ada di permukaan bumi, yang tersusun atas
mineral-mineral hasil pelapukan batuan dan bahan-bahan organik sisa pelapukan
tumbuhan dan hewan yang merupakan akibat dari pengaruh kombinasi faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya proses
pembentukan
Tanah memiliki sifat kimia, fisika, dan biologi
Jenis sampel tanah secara umum ada tiga, yaitu sampel tanah utuh, agregat utuh,
dan sampel tanah biasa (terganggu)
Pada praktikum ini, hanya melaksanakan pengambilan 2 jenis sampel yaitu
sampel tanah utuh dan sampel tanah biasa
Pengambilan sampel tanah utuh menggunakan ring baja, tabung pendorong,
pendorong, palu, plastik dan pisau
Pengambilan sampel tanah biasa menggunakan bor tanah, pisau dan plastik.
5.2. Saran
Husaeni., Monde, R., Ramlan. 2020. DISTRIBUSI NITROGEN PADA LAPISAN TOP
SOIL DAN SUB SOIL PADA EMPAT PENGGUNAAN LAHAN YANG
BERBEDA DI DESA PETIMBE. AGROTEKBIS: E-JURNAL ILMU
PERTANIAN. 8(2). 375-379.
Oleh:
Nim : 210311100066
Kelas :B
FAKULTAS PERTANIAN
BANGKALAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Keasaman tanah adalah suatu kondisi di mana material -material penyusun tanah
berkontribusi terhadap ionisasi H+ dan OH- dengan hadirnya air dalam tanah.
Derajat keasaman tanah atau pH tanah. terdapat hubungan pH dengan ketersediaan
unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan serta
sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh pencampuran satu bagian
tanah dengan dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam
netral), Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati
kesetimbangan, dan kemudian, Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa
komponen dalam tanah yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah. Keadaan
dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian
ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH
pada sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4
biasanya dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat.
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion dalam tanah, ion yang terdapat
dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion yang terjerap. Akibat dari
proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman
potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion di dalam larutan tanah, sedangkan
kemasaman potensial disebabkan oleh ion dan Al yang terjerap pada permukaan
kompleks jerapan.
Menurut Londo & Kushla adalah ukuran aktifitas ion H+ atau OH-dalam larutan
air tanah, yang melembabkan atau merendam tanah. Tanaman dapat tumbuh pada
tanah dengan rentang pH berkisar 3 –9. Nilai pH asam atau basa dari tanah sama
dengan nilai pH pada air, yaitu tanah asam dengan pH ≤ 6,5; tanah netral memiliki
pH 6,5 –7,5; tanah basa dengan pH ≥ 7,5. Nilai pH tanah menentukan
kandungan hara tanah bagi tumbuhan terutama unsur hara mikro.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Bahan :
1. Tanah kering
2. Air destilata
4.1 Hasil
4. 1.1 Tabel Dokumentasi Alat dan Bahan Praktikum
No Gambar Nama Alat Fungsi
1
Mengukur Volume larutan
Gelas Ukur dan zat cair dengan tepat
pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur
dengan skala pH antara 0 hingga 14. Tanah dapat dikatakan bersifat asam jika
memiliki pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala pH lebih dari 7. Jika pH
adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral, tidak asam maupun basa. Kondisi
tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah
yang bersifat netral. Terkecuali beberapa jenis tanaman yang mampu hidup
dilingkungan basa atau asam.
b. Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk mengukur ph suatu
benda, adapun cara kerja penggunaan kertas lakmus yakni : Masukkan kira-kira 5
g tanah dalam tabung bekas film, tambahkan 10 ml air destilata, kocok selama 10
menit dan kemudian diamkan 5 menit. Celupkan dengan hati-hati kertas lakmus
pada cairan bening di atas lumpur tanah, usahakan agar jangan sampai lakmus
terbenam dalam lumpur atau kotor oleh lumpur. Sesuaikan warna lakmus dengan
daftar warna di kotak lakmus dan catat pH (bandingkan dengan pengukuran dari
pH meter). Penggunaan metode ini hanya bisa mengetahui benda tersebut bersifat
asam atau basa tanpa mengetahui tingkat keasaman atau kebasahannya secara
akurat.
c. Menggunakan Indikator
adapun cara penggunaan indikator , yakni : Masukkan kira-kira 1 g tanah
dalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml air destilata, kocok selama 10 menit dan
kemudian diamkan selama 5 menit. Pindahkan cairan ke piring porselain,
tambahkan indikator tetes demi tetes dan aduk, pergunakan indikator yang
mempunyai selang perubahan warna rendah terlebih dahulu. Sesuaikan warna
larutan tanah dengan daftar warna indikator dan catat pH
5.2 Saran
Untuk praktikum kali ini cukup baik, semoga kedepannya efford nya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhayat, N., Ciptadi, P. W., & Hardyanto, R. H. (2021, May). Sistem Monitoring
pH Tanah, Intensitas Cahaya Dan Kelembaban Pada Tanaman Cabai (Smart
Garden) Berbasis IoT. In Seri Prosiding Seminar Nasional Dinamika
Informatika (Vol. 5, No. 1).
Prabowo, R., & Subantoro, R. (2018). Analisis tanah sebagai indikator tingkat
kesuburan lahan budidaya pertanian di Kota Semarang. Cendekia Eksakta,
2(2).
Oleh
NIM : 210311100066
Kelas : B
FAKULTAS PERTANIAN
BANGKALAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum pengukuran kadar air tanah ini bertujuan untuk mengetahui
hasil dari pengukuran kadar air yang terdapat pada tanah menggunakan metode
gravimetri dan volumetri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan satu dari kebutuhan dasar manusia dan mahluk hidup lainnya
untuk hidup. Air dengan kualitas yang paling baik dapat ditemukan di bawah permukaan.
Air bawah permukaan terbagi menjadi dua yaitu air tanah dan air bawah tanah (Sadjab et
al., 2012). Air tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, baik untuk
kebutuhan air minum maupun untuk berbagai keperluan lainnya. Kebutuhan terhadap air
semakin lama semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan
industry (Satrio et al., 2016).
Air tanah merupakan salah satu komponen yang penting dalam siklus hidrologi di
bagian bawah permukaan tanah (Sen, 2015). Menurut Sadjab et al. (2012) air tanah
tersimpan dalam suatu wadah (akuifer), yaitu formasi geologi yang jenuh air yang
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah cukup dan
ekonomis. Menurut Prayogo (2014), ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh kondisi
geologi pada masing-masing daerah, yakni litologi, struktur, dan porositas batuan (sistem
bukaan). Hasil analisis geologi menunjukkan karakteristik cekungan air tanah atau non-
cekungan. Karakeristik tersebut sangat mempengaruhi besar nilai porositas dan
permeabilitas batuan penyusun akuifer air tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman (Hakim dkk.,
198 6 dalam Wahyudi et al,. 2014). Air tanah secara alamiah akan memiliki sifat unik.
Karakter ini di antaranya tercermin dari kondisi hidrogeokimianya. Hidrogeokimia
didefinisikan sebagai ilmu yang membahas tentang komposisi dan karakteristik dari
airtanah (Tikhomirov, 2016). Kandungan unsur dalam air tanah dapat dianalisis dengan
membandingkan nilai atau jumlah unsur yang biasa terdapat dalam airtanah tawar
(Cahyadi, A., & Hidayat, W. (2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Tang krus
b. Neraca analitik
c. Eksikator
d. Oven
e. Tabung poselen / botol timbang
f. Tanah (± 10 g)
4.1 Hasil
3 Untuk mendinginkan
3. botol dan menimbang
Eksikator
isinya sampai mencapai
suhu kamar
4
.4
Sampel 1
Diketahui :
Bi = 1,85
Ditanya :
= 193,32 – 147,52
= 45,8
= 147,52 – 49,69
= 97,83
= × 100 %
= 46,81 %
= 46,81 % × 1,85
= 86,59 %
4.2. Pembahasan
Kadar air tanah dapat dihitung menggunakan metode gravimetri dan volumetri.
Praktikum kali ini didapatkan data yang digunakan untuk menghitung kadar air tanah.
Diketahui bobot botol 49,69,berat tanah basah beserta botolnya sebesar 193,32, kemudian
tanah tersebut dikeringkan menggunakan oven. Sehingga didapat berat kering beserta
botolnya sebesar 147,52, dan diketahui kerapatan isi tanah tersebut adalah 1,85.
Menghitung bobot air dalam tanah dilakukan dengan mengurangi bobot basah (bobot
tanah beserta botolnya) dengan bobot kering (bobot tanah beserta botolnya) yaitu 193,32
– 147,52 maka akan mendapatkan bobot air sebesar 45,8.
Kemudian, untuk menghitung bobot tanah kering dilakukan dengan berat kering
dikurangi bobot botol, 147,52 – 49,69 maka akan mendapatkan hasil 97,83. Setelah
mendapatkan nilai bobot tanah kering dan bobot air, maka dapat dilakukan perhitungan
menggunakan rumus gravimetri dan volumetri. Rumus menghitung kadar air tanah
menggunakan gravimetri adalah bobot air dibagi berat tanah kering kemudian dikalikan
dengan 100%. Jadi (45, 8/97, 83) x100% di dapat hasil 46,81 %. Perhitungan volumetri
menggunkan hasil gravimetri dikalikan dengan berat isi tanah, jadi 46,81% x 1,85 di
dapat hasil 86,59%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Manrulu, R. H., Nurfalaq, A., & Hamid, I. D. (2018). Pendugaan sebaran air tanah
menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner dan
schlumberger di kampus 2 universitas cokroaminoto palopo. Jurnal Fisika
Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat, 15(1), 6-12.
Wahyudi, A., Indriyanto, I., & Riniarti, M. (2014). Upaya Perbaikan Pertumbuhan
Tanaman Jabon (Anthocephalus Cadamba) Dengan Pemberian Pupuk
Kompos Kotoran Sapi Pada Beberapa Ketinggian Tempat. Jurnal Sylva
Lestari, 2(2), 17-24.
LAPORAN PRAKTIKUM
“MORFOLOGI TANAH”
Oleh:
Nim : 210311100066
Kelas :B
FAKULTAS PERTANIAN
BANGKALAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sifat-sifat tanah dapat
dibedakan satu sama lain dan tanah dapat diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas
tertentu berdasarkan kesamaan sifat-sifatnya (Hardjowigeno, 2003). Klasifikasi tanah
dalam kaitannya dengan pengelolaan tanah dilakukan dengan mengetahui nama-nama
jenis tanah tertentu, mengetahui sifat-sifat tanah sehingga dapat memaksimalkan
manusia dalam pemanfaatannya. Menurut (Damanik, 2015), klasifikasi tanah dapat
menyediakan suatu susunan yang sistematis mengenai hubungan tanah dengan
tanaman, baik mengenai produksi maupun kesuburan tanah.
Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang. sehingga dapat memberikan gambaran tentang perubahan atau
perkembangan tubuh tanah melalui deskripsi dan interpretasi sifat-sifat profil tanah,
hal ini dapat digunakan sebagai informasi awal untuk klasifikasi tanah. Menanggai
hal tersebut, maka praktikum kali ini perlu dilakukan supaya kita dapat mengerti
bagaimana memaksimalkan pemanfaatan lahan khususnya dalam bidang pertanian.
1.6.Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tanah mulai dari struktur tanah, warna tanah dan
konsistensi tanah.
2. Untuk mengetahui perkembangan tanah yang berkaitan dengan podologi tanah
dan untuk memperkirakan potensi apa saja yang dimiliki oleh tanah dalam bidang
pertanian berdasarkan karakteristik horison yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari
dilapang. Morfologi tanah meliputi pengamatan yang membedakan lapisan-lapisan tanah
atau horizon-horizon melalui tekstur, warna, konsistensi, struktur dan sifatsifat lain
(Hardjowigeno,(2003) dalam Rahayu (2022)).
Struktur tanah merupakan susunan atau agregasi partikel tanah yang terbentuk
secara alami. Setiap bagian pada struktur tanah saling berkaitan satu sama lain yang
disebabkan oleh bahan organik dan zat alami lain yang terkandung dalam setiap lapisan
tanah tersebut. Kondisi struktur tanah berhubungan dengan tingkat kegemburan dan
keremahan tanah. Menurut bentuknya, struktur tanah dibagi menjadi lempeng, prismatik,
tiang, gumpal bersudut, butiran, dan remah. (Welianto, 2019).
Warna tanah adalah warna yang melekat pada tanah, biasanya warna tanah menunjukkan
kondisi yang ada di dalam tanah seperti jenis dan kadar bahan organik, pengatusan dan
aerasi tanah yang berhubungan dengan hidrasi, oksidasi dan proses pencucian tanah,
tingkat perkembangan tanah, kadar air tanah, dan adanya zat-zat tertentu. (Rajamuddin,
2009). Warna tanah dipengaruhi oleh senyawa besi, senyawa mangan dan magnesium,
kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. Warna tanah dapat digunakan untuk
membedakan horizon-horizon tanah dari suatu profil tanah secara cepat. warna tanah
dibedakan menjadi tiga yaitu hue, value, dan kroma. Warna spektrum yang dominan dan
dan sesuai dengan panjang gelombang adalah hue, sedangkan value menunjukkan gelap
terangnya warna dan sesuai dengan jumlah cahaya yang dipantulkan, kemudian kroma
menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. (Ramadhan (2018)).
Konsistensi tanah adalah ukuran ketahanan tanah saat mendapat gaya atau
tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya adhesi dan kohesi dengan
berbagai kelembaban tanah. Kondisi konsistensi tanah yang gembur dapat memudahkan
pengelolaan tanah baik secara tradisional maupun mekanik (Pioh, 2016).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
a. Munsell colorchart
b. Cetok
c. Pisau
d. Blangko pengamatan
e. Meteran
3.1.2 Bahan
a. Sampel tanah
3.2 Prosedur Kerja
a. Mencari lahan dimana akan melakukan praktikum ( usahakan yang vertikal agar
memudahkan praktikum )
b. Bersihkan rerumputan yang menyelimuti tanah
c. Ratakan secara vertikal
d. Membagi tanah dalam tiga tingkatan
e. Melakukan kegiatan pengamatan tekstur tanah, struktur tanah, warna tanah, dan
konsistensi tanah pada masing-masing tingkatan
a. Ambil segumpal tanah (bentuk aslinya) lalu bandingkan warnanya dengan warna
yang terdapat pada "Munsell Colorcart". Kondisi air tanah perlu dicatat apakah
kering, lembab, dan basah
b. Catat satuan yang terdapat yaitu hue, value, dan kroma
b. Ambil segenggam sampel tanah utuh dengan cangkul atau cetok, pada kedalaman
tertentu atau pada lapisan tertentu di profil tanah
c. Pecahkan gumpalan tanah dengan tangan atau tekan dengan tenaga ringan dari tangan
hingga memperoleh bentuk struktur tanah tertentu
d. Amati bentuk struktur tanah yang diperoleh, amati sumbu tegak dan datar dan
tentukan klas struktur tanah yang didapat.
a. Massa tanah kering atau lembab dibasahi secukupnya, kemudian dipijat antara ibu jari
dan telunjuk sehingga membenarkan bola lembab.
b. Sambil memperhatikan adanya rasa kasar atau licin di antara ibu jari tersebut, bola
tanah yang lembab itu kemudian digulung-gulung dan amatilah adanya daya tahan
terhadap tekanan dan kelekatan masa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari
direnggangkan.
c. Dari rasa kasar atau licin. Gejala piridan, gulungan dan kelekatan, tentukanlah klas
tekstur lapang.
BAB IV
4.1 Hasil
NO Dokumentasi Keterangan
Praktikum acara morfologi dan sifat tanah dilakukan di lapang dengan mengamati
tekstur tanah, struktur tanah, warna tanah dan konsistensi tanah.
Adapun cara kerja penetapan konsistensi tanah yaitu dengan memijit antara
ibu jari dan telunjuk apabila contoh tanah berkadar air lebih tinggi dari kapasitas
lapang, tentukan konsistensi dalam keadaan basah yaitu kelekatannya. Tentukan
pula plastisitasnya dengan memirid tanah antara ibu jari dan telunjuk. Contoh
tanah yang berkadar air antara titik layu permanen dan kapasitas lapang diremas
dengan telapak tangan kemudian menentukan konsistensi dalam keadaan lembab
dengan mengamati ketahanannya terhadap remasan. Contoh tanah yang berkadar
air kurang dari titik layu permanen diremas atau ditekan dengan telapak tangan.
Menentukan ketahanannya terhadap penekanan dengan menggunakan telapak
tangan.
Tekstur tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara debu, liat dan pasir. Tekstur
tanah erat kaitannya dengan kekerasan, permeabilitas, plastisitas, kesuburan dan
produktivitas tanah pada suatu daerah tertentu. Adapun cara penetapan tekstur
tanah dimulai dengan massa tanah kering atau lembab dibasahi secukupnya,
kemudian dipijat diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk bola lembab.
Sambil memperhatikan adanya rasa kasar atau licin diantara ibu jari tersebut, bola
tanah yang lembab kemudian digulung-gulung dan mengamati adanya daya tahan
terhadap tekanan dan kelekatan masa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari
direnggangkan. Dari rasa kasar atau licin, gejala piridan, gulungan, dan kelekatan,
praktikan dapat menentukan tekstur tanah.
Struktur tanah
Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sifat-sifat tanah dapat
dibedakan satu sama lain dan tanah dapat diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas tertentu
berdasarkan kesamaan sifat-sifatnya (Hardjowigeno, 2003). Klasifikasi tanah dalam
kaitannya dengan pengelolaan tanah dilakukan dengan mengetahui nama-nama jenis
tanah tertentu, mengetahui sifat-sifat tanah sehingga dapat memaksimalkan manusia
dalam pemanfaatannya. Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan
dipelajari dilapang. Morfologi tanah meliputi pengamatan yang membedakan lapisan-
lapisan tanah atau horizon-horizon melalui tekstur, warna, konsistensi, struktur dan
sifatsifat lain (Hardjowigeno,(2003) dalam Rahayu (2022)).
Praktiikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanah mulai dari struktur
tanah, warna tanah dan konsistensi tanah. Serta mengetahui perkembangan tanah yang
berkaitan dengan podologi tanah dan untuk memperkirakan potensi apa saja yang
dimiliki oleh tanah dalam bidang pertanian berdasarkan karakteristik horison yang ada.
5.2 Saran
Agustin, Z., A., Novita, E., Widodo, S. 2016. KAJIAN EFISIENSI PENYIMPANGAN
AIR DARI BERBAGAI TEKSTUR TANAH. Berkala Ilmiah TEKNOLOGI
PERTANIAN. 1(1). 1-4
Aminuddin, A., Iryanti, M., Nusantara, W., dkk. 2019. KARAKTERISASI TEKSTUR
TANAH GAMBUT DI LAHAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT.
Prosiding Seminar Nasional 5.0.1(1). 405-408.
Pioh, D., D., Karamoy, L., T., Tewu, R., WG. 2016. KAJIAN SIFAT FISIK DAN
KIMIA TANAH PADA TANAH BERPASIR DI DESA NOONGAN
KECAMATAN LANGOWAN BARAT. Cocos.7(2).
Rahayu, P., V., Thaha, A., R., Zainuddin, R. 2022. IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA
TANAH DALAM PROFIL PADA LAHAN PERKEBUNAN KAKAO
(Theobroma cacao L.) DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI
SELATAN KECAMATAN PARIGI MOUTONG. AGROTEKBIS: EJURNAL
ILMU PERTANIAN. 10(3). 155-165