Anda di halaman 1dari 51

PEMBUKUAN LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Oleh:

Nama : Mochamad Fahmi Arifuddin

Nim : 210311100066

Kelas :B

Asisten Praktikum : Mesi Khodijah Murtadlo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022
LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

“ACARA 1 : PENGAMBILAN SAMPEL TANAH ”

Oleh:

Nama : Mochamad Fahmi Arifuddin

Nim : 210311100066

Kelas :B

Asisten Praktikum : Mesi Khodijah Murtadlo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman, tanah memiliki sifat yang kompleks.
Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cairan dan udara jarang mengalami
kondisi setimbang dan selalu dipengaruhi oleh keadaan diatas permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh suhu, udara, angin, dan matahari. Tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman adalah tanah yang dapat menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara,
unsur hara, dan terbebas dari unsur-unsur yang beracun bagi tanaman.

Sifat-sifat tanah terdiri dari sifat fisika, kimia dan biologi. Sifat fisika tanah tersusun oleh
tiga fase utama, yaitu: fase padatan, cair dan gas. Dalam tanah juga terdapat bahan-bahan
kimia yang sangat beragam seperti senyawa organik dan anorganik. Sifat biologi tanah
mencakup seluruh kehidupan yang ada dipermukaan tanah maupun yang ada dalam tanah
baik hewan maupun tumbuhan yang berperan dalam menyediakan unsur-unsur hara dan
zat-zat aditif yang diperlukan tanaman. Pengetahuan mengenai sifat-sifat tanah bertujuan
untuk mengenali sifat tanah yang dapat membantu menentukan untuk apa tanah tersebut
digunakan. Pengetahuan tentang sifat-sifat tanah juga dapat membantu petani dalam
mengolah lahan pertanian. Untuk mengetahui sifat tanah dapat dilakukan dengan cara
pengambilan sampel tanah.

Sampel tanah secara umum dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1.) sampel tanah utuh
(tidak terganggu), 2.) sampel tanah agregat utuh, 3.) sampel tanah biasa (contoh tanah
terganggu). Untuk mengambil sampel-sampel tanah tersebut tentunya dibutuhkan metode
atau cara yang khusus dan tidak boleh sembarangan. Namun, pada praktikum kali ini
hanya akan didikenalkan pada metode pengambilan sampel utuh dan tanah biasa.

1.2.Tujuan

Melihat latar belakang diatas, maka tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui apa itu sampel tanah utuh, agregat utuh, dan biasa
2. Mengetahui cara pengambilan sampel tanah yang baik dan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanah

Tanah adalah benda alam yang ada di permukaan bumi, yang tersusun atas mineral-
mineral hasil pelapukan batuan dan bahan-bahan organik sisa pelapukan tumbuhan dan
hewan yang merupakan akibat dari pengaruh kombinasi faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya proses pembentukan (Yuliprianto (2010) dalam
Husnaeni 2020). Tanah merupakan medium dari tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat
tertentu.

2.2.Sifat-Sifat Tanah
2.2.1. Sifat Fisika Tanah

Sifat fisika tanah merupakan sifat-sifat tanah yang ditentukan menurut bahan
penyusunnya yang mencakup tekstur, struktur, porositas, dan warna tanah. Tekstur tanah
merupakan besar kecilnya ukuran partikel pembentuk tanah. Menurut besar kecilnya
partikel pembentuknya, tanah dibedakan menjadi antara lain Tanah pasir, tanah liat dan
tanah lempung. Tanah pasir memiliki ukuran partikel yang paling besar yaitu antara 2-0,
05 mm.

Struktur tanah merupakan sifat tanah yang menggambarkan susunan ruangan


partikelpartikel-partikel yang bergabung membentuk gumpalan kecil. Jenis-jenis struktur
tanah antara lain: granular, gumpal, prisma, tiang dan lempeng. Porositas tanah
merupakan besar kecilnya kemampuan tanah dalam menyerap air yang berkaitan dengan
tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah, maka akan semakin susah untuk menyerap
air (porositas kecil). Semakin gelap warna tanah maka akan semakin banyak kandungan
bahan organik dalam tanah tersebut (Sulistyowati: 2018).

2.2.2. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah antara lain terdiri dari pH tanah dan kandungan unsur hara. Kandungan
unsur hara terdiri atas kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan bahan organik (Dotulong,
dkk: 2015). pH menunjukkan jumlah konsentrasi ion hidrogen dalam tanah. Semakin
tinggi kadar ion H+ yang ada dalam tanah, maka semakin asam tanah tersebut.
Sebaliknya, semakin tinggi kadar OH- dalam suatu tanah, maka akan semakin basa sifat
tanah tersebut. Apabila kadar H+ dan OH- seimbang, maka tanah tersebut bersifat netral
(Sulistyowati:2018). Unsur hara merupakan mineral-mineral yang terkandung dalam
tanah yang dibutuhkan tumbuhan untuk ber fotosintesis.

2.2.3. Sifat Biologi Tanah

Sifat biologi tanah mencakup semua habitat yang hidup dipermukaan dan didalam tanah
baik tumbuhan maupun hewan. Aktifitas organisme yang ada dalam tanah dipengaruhi
secara langsung oleh faktor iklim, tingkat keasaman, dan vegetasi. Organisme tanah
banyak ditemukan ditanah dengan curah hujan dan suhu tinggi, baik dari segi jumlah
maupun keragamannya. Organisme ini berperan aktif dalam menyediakan unsur hara dan
zat-zat aditif bagi tanaman (Sulistyowati:2018).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

A. Alat-Alat

Pengambilan sampel tanah utuh

1) Ring baja
2) Sekop
3) Pisau ynag tajam dan tipis
4) Tabung pendorong
5) Pendorong
6) Palu
7) Plastik
8) Spidol

Pengambilan sampel tanah biasa (terganggu)

1) Bor tanah
2) Cangkul
3) Pisau
4) Plastik untuk menyimpan sampel tanah
5) Spidol
B. Bahan-bahan
1) Tanah

3.2. Prosedur Kerja

a) Pengambilan Sampel Tanah Utuh


1. Ratakan tanah, bersihkan dari pengganggu (rumput dll)
2. Letakkan tabung pendorong diarea yang sudah dibersihkan
3. Masukkan ring baja kedalam lubang tabung pendorong (yang tajam ada
dibawah)
4. Masukkan pendorong kedalam tabung, tekan menggunakan palu
5. Tekan sampai ring baja masuk kedalam tanah sepenuhnya
6. Gali tanah disekeliling, perhatikan jangan sampai mengganggu sampel
tanah yang ada dalam ring baja.
7. Bersihkan tanah disekeliling ring baja menggunakan pisau dengan hati-
hati.
8. Masukkan sampel tanah yang ada didalam ring baja kedalam plastik
9. Tandai sampel supaya memudahkan dalam pengamatan selanjutnya.
b) Pengambilan Sampel Tanah Biasa (Terganggu)
1. Bersihkan tanah dari pengganggu seperti rumput sampah dan sejenisnya
2. Gunakan bor dengan cara menekannya dan memutarnya searah jarum jam
3. Tekan sampai ke kedalaman yang diinginkan (kelompok kami hingga ke
kedalaman 20 cm)
4. Tarik kembali bor dengan cara memutarnya berlawanan jarum jam
5. Ambil sampel tanah menggunakan pisau
6. Masukkan kedalam plastik dan tandai dengan spidol untuk memudahkan
pengamatan selanjutnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Foto Pengamatan

NO NAMA ALAT GAMBAR

1 Pisau

2 Tabung Pendorong

3 Pendorong
4 Ring Baja

5 Palu

6 Bor Tanah
4.2. Foto Kegiatan

Perataan Tanah Pengambilan sampel biasa (terganggu)

Penjelasan Praktik Pengambilan Pengambilan Sampel Tanah Utuh


Sampel Tanah Utuh
4.3. Foto Pengamatan

Sampel Tanah Biasa (terganggu) Sampel Tanah Utuh

4.2. Hasil

4.2.1. Pengertian Sampel Tanah

Menurut KBBI sampel merupakan sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat
suatu kelompok yang lebih besarbesar; bagian kecil yang mewakili kelompok atau
keseluruhan yang lebih besar. Jadi, penulis menyimpulkan bahwa sampel tanah
merupakan sebagian kecil tanah yang diambil untuk mengetahui sifat sekumpulan atau
keseluruhan tanah yang berada di suatu wilayah tertentu. Secara umum menurut
Jayawora dan Mutiara (2020), sampel tanah dibedakan menjadi:

1. Sampel tanah utuh (tidak terganggu), yaitu sampel tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu,sehingga kondisinya hampir
menyamai kondisi di lapangan. Pengambilan sampel tanah utuh bertujuan untuk
menganalisis limbak/isi susunan pori tanah dan porositas total, dan permeabelitas
2. Sampel tanah agregat utuh, yaitu merupakan sampel tanah yang Berupa
bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah. Pengambilan sampel tanah
agregat utuh bertujuan untuk mengamati bentuk dan kemantapan agregat.
3. Sampel tanah biasa (terganggu), keadaan sampel tanah biasa tidak sama dengan
keadaan tanah di lapangan karena sudah terganggu saat kegiatan pengambilan
sampel tanah.

4.2.2. Cara Pengambilan Sampel


Praktikum ini hanya melakukan pengambilan sampel tanah utuh dan sampel tanah biasa.
Cara pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah
menggunakan ring baja yang ditancapkan kedalam tanah sampai ring tersebut masuk
sepenuhnya kedalam tanah. Cara pengambilannya tidak boleh sembarangan, harus
dengan hati-hati. Sampel tanah yang berada dalam ring tidak boleh terganggu dengan
aktifitas pengambilan sampel.

Cara pengambilan sampel biasa menggunakan bor tanah. Caranya dengan menekan bor
tanah kedalam tanah dengan memutarnya searah jarum jam sampai kedalaman 20 cm.
Setelah berada dalam kedalaman yang diinginkan, bor tanah diambil dengan cara
memutar berlawanan dengan jarum jam. Kemudian sampel diambil menggunakan pisau
dan dimasukkan kedalam plastik. Kemudian disimpan dengan penanganan yang tepat.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

 Tanah adalah benda alam yang ada di permukaan bumi, yang tersusun atas
mineral-mineral hasil pelapukan batuan dan bahan-bahan organik sisa pelapukan
tumbuhan dan hewan yang merupakan akibat dari pengaruh kombinasi faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya proses
pembentukan
 Tanah memiliki sifat kimia, fisika, dan biologi
 Jenis sampel tanah secara umum ada tiga, yaitu sampel tanah utuh, agregat utuh,
dan sampel tanah biasa (terganggu)
 Pada praktikum ini, hanya melaksanakan pengambilan 2 jenis sampel yaitu
sampel tanah utuh dan sampel tanah biasa
 Pengambilan sampel tanah utuh menggunakan ring baja, tabung pendorong,
pendorong, palu, plastik dan pisau
 Pengambilan sampel tanah biasa menggunakan bor tanah, pisau dan plastik.

5.2. Saran

 Diharapkan saat praktikum lebih disiplin lagi


 Anggota kelompok diharapkan lebih kompak lagi
DAFTAR PUSTAKA

Husaeni., Monde, R., Ramlan. 2020. DISTRIBUSI NITROGEN PADA LAPISAN TOP
SOIL DAN SUB SOIL PADA EMPAT PENGGUNAAN LAHAN YANG
BERBEDA DI DESA PETIMBE. AGROTEKBIS: E-JURNAL ILMU
PERTANIAN. 8(2). 375-379.

Sulistyowati, Susi, E. 2018. ENSIKLOPEDIA GEOGRAFI TANAH. Cempaka Putih:


Klaten
LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

“ACARA 6 : REAKSI TANAH (pH tanah) ”

Oleh:

Nama : Mochamad Fahmi Arifuddin

Nim : 210311100066

Kelas :B

Asisten Praktikum : Mesi Khodijah Murtadlo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.3. Latar Belakang


Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tanah atau alkalitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
H+ (hidrogen) dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H+ dalam tanah, makasemakin
tinggi kemasaman tanah tersebut. Nilai pH berkisar 0-4 dengan pH =7 disebut netral,
sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut basa.
Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, sebab menunjukkan
adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungan antara pH
dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah
mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh
bahan-bahan tanah yang lain.
Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ dalam larutan, sedangkan kemasaman potensial
disebabkan oleh ion H+ dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks
jerapan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu melakukan percobaan reaksi tanah
(pH) untuk mengetahui jenis reaksi dan nilai pH tanah pada berbagai lapisan tanah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari
tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan
sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah. pH yang
dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan anatomi dan
fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah agar sesuai
kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada penghambat yang
disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam-
basa dan garamnya. Oleh karena itu, praktikum ini sangat penting dilakukan guna
menambah wawasan dan pengalaman kita akan pengukuran dan pengaturan pH tanah,
sehingga kita dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada tanaman akan media
tanah yang dibutuhkan.
1.4. Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :

3. Mengetahui maksud reaksi tanah dan macam-macamnya .


4. Mengetahui alat bahan yang digunakan untuk mengukur ph tanah.
5. Mengetahui bagaimana cara dan langkah kerja pengukuran pH tanah
menggunakan pH meter.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Keasaman tanah adalah suatu kondisi di mana material -material penyusun tanah
berkontribusi terhadap ionisasi H+ dan OH- dengan hadirnya air dalam tanah.
Derajat keasaman tanah atau pH tanah. terdapat hubungan pH dengan ketersediaan
unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan serta
sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh pencampuran satu bagian
tanah dengan dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam
netral), Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati
kesetimbangan, dan kemudian, Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa
komponen dalam tanah yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah. Keadaan
dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian
ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH
pada sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4
biasanya dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat.
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion dalam tanah, ion yang terdapat
dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion yang terjerap. Akibat dari
proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman
potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion di dalam larutan tanah, sedangkan
kemasaman potensial disebabkan oleh ion dan Al yang terjerap pada permukaan
kompleks jerapan.
Menurut Londo & Kushla adalah ukuran aktifitas ion H+ atau OH-dalam larutan
air tanah, yang melembabkan atau merendam tanah. Tanaman dapat tumbuh pada
tanah dengan rentang pH berkisar 3 –9. Nilai pH asam atau basa dari tanah sama
dengan nilai pH pada air, yaitu tanah asam dengan pH ≤ 6,5; tanah netral memiliki
pH 6,5 –7,5; tanah basa dengan pH ≥ 7,5. Nilai pH tanah menentukan
kandungan hara tanah bagi tumbuhan terutama unsur hara mikro.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat-Alat :
1. Botol fillem
2. Spatula
3. Timbangan analitik
4. pH meter
5. Pipet
6. Gelas ukur

Bahan :

1. Tanah kering
2. Air destilata

3.2 Langkah Kerja


Praktikum kali ini adalah penetapan pH tanah dengan menggunakan pH
meter. Adapun tahap-tahap pengerjaannya sebagai berikut :
1. Timbang 10 g tanah, masukkan kedalam botol fillem dan tambahkan
10 ml air destilata
2. Kocokkan selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok,
atau 120 kali kocokan bila dengan menggunakan tangan. Lalu
diamkan selama 1 menit.
3. Ukur dengan menggunakan pH meter.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4. 1.1 Tabel Dokumentasi Alat dan Bahan Praktikum
No Gambar Nama Alat Fungsi

1
Mengukur Volume larutan
Gelas Ukur dan zat cair dengan tepat

2 Mengukur Volume Larutan


Teko dan zat cair secara tepat
dengan skala lebih besar

3 Pipet Memindahkan cairan /


larutan dengan volume kecil

4 Tabung Fillem Tempat pengadukan sampel


dengan air destilata
5 Sampel Tanah Bahan yang digunakan untuk
praktikum

6 pH meter Mengukur pH tanah

7 Timbangan Menimbang benda bermassa


Analitik kecil

4. 1.2 Tabel Dokumentasi Langkah-Langkah Praktikum


No Dokumentasi Keterangan
1

Siapkan Alat dan Bahan Praktikum

Timbang sampel tanah seberat 5 gram dengan


menggunakan timbangan analitik
3

Masukkan tanah yang telah ditimbang ke tabung


fillem dan ambil air destilata sebanyak 10 ml

Campurkan Air destilata dengan tanah pada


tabung fillem

Kocok tabung fillem sebanyak 120 kali

Diamkan selama 1 menit

Lakukan pengukuran menggunakan pH meter


4.2 Pembahasan
4. 2.1 Pengertian pH Tanah

pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur
dengan skala pH antara 0 hingga 14. Tanah dapat dikatakan bersifat asam jika
memiliki pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala pH lebih dari 7. Jika pH
adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral, tidak asam maupun basa. Kondisi
tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah
yang bersifat netral. Terkecuali beberapa jenis tanaman yang mampu hidup
dilingkungan basa atau asam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang


terkandung tanah, konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan dan bahan
induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan
mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen
renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain
itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya
serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak
reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat
mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation
yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi
menimbulkan reaksi masam.¬_Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
kemasaman tanah, yaitu kejenuhan basa, sifat misel, bahan organik tanah, bahan
induk tanah, vegetasi, pertumbuhan tanaman, dan curah hujan.

4. 2.2 Metode Penetapan pH Tanah


Pengukuran ph meter dapat dilakukan dengan 3 metode, yakni :
a. Menggunakan Ph Meter
ph meter dalah alat untuk mengukur ph suatu benda dengan akurat dan
otomatis. Adapun cara menggunakan ph meter, yakni : Timbang 10 g tanah,
masukkan ke dalam botol kocok dan tambahkan 20 ml air destilata, lalu kocok
selam 30 menit dengan mempergunakan mesin pengocok kemudian Diamkan
sebentar dan terakhir Ukur dengan pH-meter

b. Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk mengukur ph suatu
benda, adapun cara kerja penggunaan kertas lakmus yakni : Masukkan kira-kira 5
g tanah dalam tabung bekas film, tambahkan 10 ml air destilata, kocok selama 10
menit dan kemudian diamkan 5 menit. Celupkan dengan hati-hati kertas lakmus
pada cairan bening di atas lumpur tanah, usahakan agar jangan sampai lakmus
terbenam dalam lumpur atau kotor oleh lumpur. Sesuaikan warna lakmus dengan
daftar warna di kotak lakmus dan catat pH (bandingkan dengan pengukuran dari
pH meter). Penggunaan metode ini hanya bisa mengetahui benda tersebut bersifat
asam atau basa tanpa mengetahui tingkat keasaman atau kebasahannya secara
akurat.

c. Menggunakan Indikator
adapun cara penggunaan indikator , yakni : Masukkan kira-kira 1 g tanah
dalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml air destilata, kocok selama 10 menit dan
kemudian diamkan selama 5 menit. Pindahkan cairan ke piring porselain,
tambahkan indikator tetes demi tetes dan aduk, pergunakan indikator yang
mempunyai selang perubahan warna rendah terlebih dahulu. Sesuaikan warna
larutan tanah dengan daftar warna indikator dan catat pH

4. 2.3 Analisis Hasil Ph


Ph tanah yang diperoleh pada sampel tanah kelompok kami adalah 12,4. Hal
ini menunjukkan bahwa tanah yang kami ambil buat sampel bersifat basa,
sehingga jika digunakan untuk menanam tanaman budidaya kurang cocok,
kecuali tanah tersebut telah diolah terlebih dahulu. kecuali untuk tanaman
yang toleran kepada tanah dengan basa tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tanah atau alkalitas tanah
yang dinyatakan dengan nilai pH. Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman
aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ dalam
larutan, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al yang
terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Perhitungan kemasaman tanah dapat
dilakukan dengan 3 metode yakni : penggunaan kertas lakmus, penggunaan
indicator, dan penggunaan Ph meter.

5.2 Saran

Untuk praktikum kali ini cukup baik, semoga kedepannya efford nya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Mukhayat, N., Ciptadi, P. W., & Hardyanto, R. H. (2021, May). Sistem Monitoring
pH Tanah, Intensitas Cahaya Dan Kelembaban Pada Tanaman Cabai (Smart
Garden) Berbasis IoT. In Seri Prosiding Seminar Nasional Dinamika
Informatika (Vol. 5, No. 1).

Prabowo, R., & Subantoro, R. (2018). Analisis tanah sebagai indikator tingkat
kesuburan lahan budidaya pertanian di Kota Semarang. Cendekia Eksakta,
2(2).

Salam, A.K. 2020. ILMU TANAH. Global Madani Press : Lampung.

Sari, Vega Kartika.(2020). Efektifitas dolomoit dalam mempertahankan Ph tanah


incepticol perkebunan tebu belimbing djatiroto. Jember : Unej.

Utomo, M. 2016. ILMU TANAH DASAR-DASAR DAN PENGELOLAAN. Prenada


Media group : Jakarta timur.
LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

“KADAR AIR TANAH”

Oleh

Nama : Mochamad Fahmi Arifuddin

NIM : 210311100066

Kelas : B

Asisten Praktikum : Mesi Khodijah Murtadlo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberadaan Air dimuka bumi memiliki manfaat yang sangat besar bagi makhluk
hidup di muka bumi. Permukaan bawah merupakan tempat penyimpanan air dengan
kualitas terbaik. Air bawah permukaan terbagi menjadi dua jenis yaitu air bawah
tanah dan juga air tanah. Air bawah permukaan merupakan air yang berada pada
bawah permukaan bumi yang apabila dikumpulkan menjadi sumur, terowongan serta
juga drainase atau yang secara alami meresap kedalam tanah yang kemudian menjadi
air tanah dan ada juga yang mengalir ke laut maupun sungai atau juga secara
langsung meresap kedalam tanah. Kemudian untuk air tanah sendiri adalah suatu hal
yang menjadi kebutuhan pokok dalam kebutuhan makhluk hidup seperti untuk
dikonsumsi sebagai air minum dan lain sebagainya. Air tanah berada pada
permukaan bawah tanah tepatnya di ruang pori antar butir, retakan, atau pada lorong
pelarutan.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman
(Hakim dkk., 198 6). Oleh karena itu mengingat betapa pentingnya peranan air di
muka bumi ini maka diperlukan pula adanya pengukuran terhadap kadar air yang ada
dalam tanah. Menaggapi hal tersebut, pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran
kadar air ini menggunakan metode pengukuran gravimetri dan volumetri. Kedua
metode pengukuran tersebut digunakan untuk mengetahui serta menganalisis
seberapa banyak kandungan air yang ada didalamnya.

1.2 Tujuan
Praktikum pengukuran kadar air tanah ini bertujuan untuk mengetahui
hasil dari pengukuran kadar air yang terdapat pada tanah menggunakan metode
gravimetri dan volumetri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan satu dari kebutuhan dasar manusia dan mahluk hidup lainnya
untuk hidup. Air dengan kualitas yang paling baik dapat ditemukan di bawah permukaan.
Air bawah permukaan terbagi menjadi dua yaitu air tanah dan air bawah tanah (Sadjab et
al., 2012). Air tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, baik untuk
kebutuhan air minum maupun untuk berbagai keperluan lainnya. Kebutuhan terhadap air
semakin lama semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan
industry (Satrio et al., 2016).

Air tanah merupakan salah satu komponen yang penting dalam siklus hidrologi di
bagian bawah permukaan tanah (Sen, 2015). Menurut Sadjab et al. (2012) air tanah
tersimpan dalam suatu wadah (akuifer), yaitu formasi geologi yang jenuh air yang
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah cukup dan
ekonomis. Menurut Prayogo (2014), ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh kondisi
geologi pada masing-masing daerah, yakni litologi, struktur, dan porositas batuan (sistem
bukaan). Hasil analisis geologi menunjukkan karakteristik cekungan air tanah atau non-
cekungan. Karakeristik tersebut sangat mempengaruhi besar nilai porositas dan
permeabilitas batuan penyusun akuifer air tanah.

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman (Hakim dkk.,
198 6 dalam Wahyudi et al,. 2014). Air tanah secara alamiah akan memiliki sifat unik.
Karakter ini di antaranya tercermin dari kondisi hidrogeokimianya. Hidrogeokimia
didefinisikan sebagai ilmu yang membahas tentang komposisi dan karakteristik dari
airtanah (Tikhomirov, 2016). Kandungan unsur dalam air tanah dapat dianalisis dengan
membandingkan nilai atau jumlah unsur yang biasa terdapat dalam airtanah tawar
(Cahyadi, A., & Hidayat, W. (2017).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

a. Tang krus
b. Neraca analitik
c. Eksikator
d. Oven
e. Tabung poselen / botol timbang
f. Tanah (± 10 g)

3.2 Langkah Kerja


a. Masukkan contoh tanah (± 10 g) ke dalam botol timbang yang bersih dan
kering, kemudian timbang tepat.
b. Keringkan contoh tanah tersebut dalam oven (tutup botol terbuka pada suhu
105°C sampai bobotnya tetap (± 24 jam)
c. Dinginkan botol, timbang dan isinya dalam eksikator sampai mencapai suhu
kamar (bobot timbang tertutup), kemudian timbang tepat.
d. Hitung kadar airnya atas dasar bobot tanah kering oven 105°C dengan
persamaan sebagai berikut:
a. Bobot air = Bobot botol berisi tanah lembab – bobot botol berisi tanah
kering 105°C
b. Bobot tanah kering 105°C = Bobot botol berisi tanah kering 105 °C –
bobot botol
c. % Kadar Air Gravimetri = × 100 %

d. % Kadar Air Volumetri = θ g × BI


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Dokumentasi Alat dan Bahan

No Gambar Alat Nama Alat Fungsi

1 Sebagai alat yang


. digunakan untuk
mengambil tabung
1
Tang krus poselen / botol timbang
tanah dari dalam oven

2 Untuk mengukur massa


suatu zat yang memiliki
2
tingkat ketelitian sangat
2 Neraca Analitik hinggi, hingga ukuran
milligram.

3 Untuk mendinginkan
3. botol dan menimbang
Eksikator
isinya sampai mencapai
suhu kamar

4
.4

Oven Untuk mengeringkan


contoh sampel tanah
yang digunakan hingga
mencapai suhu 105°C

5 Sebagai wadah sampel


.5 tanah yang akan
Tabung poselen /
digunakan
Botol timbang

4.1.2 Tabel Hasil Perhitungan Kadar Air Tanah


Sampel BB (g) BK (g) KAG (%) KAV (%)
1 193,32 147,52 46,81 % 86,59%

Cara perhitungannya sebagai berikut :

Sampel 1

Diketahui :

Bobot botol = 49,69

Bobot Basah (BB) = 193,32

Bobot Kering (BK) = 147,52

Bi = 1,85
Ditanya :

1) Kadar Air Gravimetri?


2) Kadar Air Volumetri?
1. Bobot Air ( BA ) = Berat Basah (BB) – Berat Kering (BK)

= 193,32 – 147,52
= 45,8

2. Berat Tanah Kering ( BTK ) = Berat Kering (BK) – Bobot Botol

= 147,52 – 49,69
= 97,83

3. % Kadar Air Gravimetri = × 100 %

= × 100 %

= 46,81 %

4. % Kadar Air Volumetri = θ g × BI

= 46,81 % × 1,85
= 86,59 %
4.2. Pembahasan

4.2.1. Interpretasi data

Kadar air tanah dapat dihitung menggunakan metode gravimetri dan volumetri.
Praktikum kali ini didapatkan data yang digunakan untuk menghitung kadar air tanah.
Diketahui bobot botol 49,69,berat tanah basah beserta botolnya sebesar 193,32, kemudian
tanah tersebut dikeringkan menggunakan oven. Sehingga didapat berat kering beserta
botolnya sebesar 147,52, dan diketahui kerapatan isi tanah tersebut adalah 1,85.
Menghitung bobot air dalam tanah dilakukan dengan mengurangi bobot basah (bobot
tanah beserta botolnya) dengan bobot kering (bobot tanah beserta botolnya) yaitu 193,32
– 147,52 maka akan mendapatkan bobot air sebesar 45,8.
Kemudian, untuk menghitung bobot tanah kering dilakukan dengan berat kering
dikurangi bobot botol, 147,52 – 49,69 maka akan mendapatkan hasil 97,83. Setelah
mendapatkan nilai bobot tanah kering dan bobot air, maka dapat dilakukan perhitungan
menggunakan rumus gravimetri dan volumetri. Rumus menghitung kadar air tanah
menggunakan gravimetri adalah bobot air dibagi berat tanah kering kemudian dikalikan
dengan 100%. Jadi (45, 8/97, 83) x100% di dapat hasil 46,81 %. Perhitungan volumetri
menggunkan hasil gravimetri dikalikan dengan berat isi tanah, jadi 46,81% x 1,85 di
dapat hasil 86,59%.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengukuran kadar air tanah berdasarkan tabel di


atas maka dapat disimpulkan bahwa kadar air gravimetri pada sampel tersebut
sebesar 46,81, sedangkan kadar air volumetrinya sebesar 86,59%.

5.2 Saran

Pelaksanaan praktikum selanjutnya diharap lebih teliti dalam melakukan


pengukuran dan perhitungan kadar air tanah dengan tepat menggunakan metode
gravimetri dan volumetri agar hasil yang didapatkan benar-benar akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, A., & Hidayat, W. (2017). Analisis Karakteristik Hidrogeokimia


Airtanah Di Pulau Koral Panggal, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Jurnal
Geografi, 9(2), 99-108.

Kristanto, W. A. D., Astuti, F. A., Nugroho, N. E., & Febriyanti, S. V. (2020).


Sebaran Daerah Sulit Airtanah Berdasarkan Kondisi Geologi Daerah
Perbukitan Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Sains &
Teknologi Lingkungan, 12(1), 68-83.

Manrulu, R. H., Nurfalaq, A., & Hamid, I. D. (2018). Pendugaan sebaran air tanah
menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner dan
schlumberger di kampus 2 universitas cokroaminoto palopo. Jurnal Fisika
Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat, 15(1), 6-12.

Satrio, S., Hendarmawan, H., Hadian, M. S. D., & Pujiindiyati, E. R. (2016).


Karakteristik air tanah dangkal Kota Semarang pada musim penghujan
berdasarkan pendekatan isotop stabil (18O, 2H) dan Kimia Air. Jurnal
Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 11(1), 73-86.

Wahyudi, A., Indriyanto, I., & Riniarti, M. (2014). Upaya Perbaikan Pertumbuhan
Tanaman Jabon (Anthocephalus Cadamba) Dengan Pemberian Pupuk
Kompos Kotoran Sapi Pada Beberapa Ketinggian Tempat. Jurnal Sylva
Lestari, 2(2), 17-24.
LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

“MORFOLOGI TANAH”

Oleh:

Nama : Mochamad Fahmi Arifuddin

Nim : 210311100066

Kelas :B

Asisten Praktikum : Mesi Khodijah Murtadlo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang


Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman, tanah memiliki sifat yang
kompleks. Tanah terdiri dari horison di atas batuan dasar, yang terbentuk oleh
interaksi berbagai faktor pembentuk tanah seperti iklim, organisme, batuan dasar, dan
relief yang terbentuk dari waktu ke waktu. Proses yang berbeda dalam pembentukan
tanah menyebabkan tanah memiliki sifat dan karakteristik sesuai dengan faktor yang
mempengaruhinya. Perbedaan sifat dan karakteristik tanah dikelompokkan dalam
klasifikasi tanah guna mempermudah manusia dalam mengelolah tanah.

Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sifat-sifat tanah dapat
dibedakan satu sama lain dan tanah dapat diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas
tertentu berdasarkan kesamaan sifat-sifatnya (Hardjowigeno, 2003). Klasifikasi tanah
dalam kaitannya dengan pengelolaan tanah dilakukan dengan mengetahui nama-nama
jenis tanah tertentu, mengetahui sifat-sifat tanah sehingga dapat memaksimalkan
manusia dalam pemanfaatannya. Menurut (Damanik, 2015), klasifikasi tanah dapat
menyediakan suatu susunan yang sistematis mengenai hubungan tanah dengan
tanaman, baik mengenai produksi maupun kesuburan tanah.

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang. sehingga dapat memberikan gambaran tentang perubahan atau
perkembangan tubuh tanah melalui deskripsi dan interpretasi sifat-sifat profil tanah,
hal ini dapat digunakan sebagai informasi awal untuk klasifikasi tanah. Menanggai
hal tersebut, maka praktikum kali ini perlu dilakukan supaya kita dapat mengerti
bagaimana memaksimalkan pemanfaatan lahan khususnya dalam bidang pertanian.

1.6.Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis tanah mulai dari struktur tanah, warna tanah dan
konsistensi tanah.
2. Untuk mengetahui perkembangan tanah yang berkaitan dengan podologi tanah
dan untuk memperkirakan potensi apa saja yang dimiliki oleh tanah dalam bidang
pertanian berdasarkan karakteristik horison yang ada.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi tanah

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari
dilapang. Morfologi tanah meliputi pengamatan yang membedakan lapisan-lapisan tanah
atau horizon-horizon melalui tekstur, warna, konsistensi, struktur dan sifatsifat lain
(Hardjowigeno,(2003) dalam Rahayu (2022)).

2.2. Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan distribusi besar butir-butir tanah atau perbandingan


secara relatif dari besar butir-butir tanah yang dibagi menjadi pasir, debu, dan liat.
(Haridjadja (1980) dalam Aminudin (2019)). Tekstur tanah adalah salah satu dari sifat
fisik tanah yang menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. (Agustin, 2016).

2.3. Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan susunan atau agregasi partikel tanah yang terbentuk
secara alami. Setiap bagian pada struktur tanah saling berkaitan satu sama lain yang
disebabkan oleh bahan organik dan zat alami lain yang terkandung dalam setiap lapisan
tanah tersebut. Kondisi struktur tanah berhubungan dengan tingkat kegemburan dan
keremahan tanah. Menurut bentuknya, struktur tanah dibagi menjadi lempeng, prismatik,
tiang, gumpal bersudut, butiran, dan remah. (Welianto, 2019).

2.4. Warna Tanah

Warna tanah adalah warna yang melekat pada tanah, biasanya warna tanah menunjukkan
kondisi yang ada di dalam tanah seperti jenis dan kadar bahan organik, pengatusan dan
aerasi tanah yang berhubungan dengan hidrasi, oksidasi dan proses pencucian tanah,
tingkat perkembangan tanah, kadar air tanah, dan adanya zat-zat tertentu. (Rajamuddin,
2009). Warna tanah dipengaruhi oleh senyawa besi, senyawa mangan dan magnesium,
kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. Warna tanah dapat digunakan untuk
membedakan horizon-horizon tanah dari suatu profil tanah secara cepat. warna tanah
dibedakan menjadi tiga yaitu hue, value, dan kroma. Warna spektrum yang dominan dan
dan sesuai dengan panjang gelombang adalah hue, sedangkan value menunjukkan gelap
terangnya warna dan sesuai dengan jumlah cahaya yang dipantulkan, kemudian kroma
menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. (Ramadhan (2018)).

2.5. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah adalah ukuran ketahanan tanah saat mendapat gaya atau
tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya adhesi dan kohesi dengan
berbagai kelembaban tanah. Kondisi konsistensi tanah yang gembur dapat memudahkan
pengelolaan tanah baik secara tradisional maupun mekanik (Pioh, 2016).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

a. Munsell colorchart
b. Cetok
c. Pisau
d. Blangko pengamatan
e. Meteran

3.1.2 Bahan

a. Sampel tanah
3.2 Prosedur Kerja
a. Mencari lahan dimana akan melakukan praktikum ( usahakan yang vertikal agar
memudahkan praktikum )
b. Bersihkan rerumputan yang menyelimuti tanah
c. Ratakan secara vertikal
d. Membagi tanah dalam tiga tingkatan
e. Melakukan kegiatan pengamatan tekstur tanah, struktur tanah, warna tanah, dan
konsistensi tanah pada masing-masing tingkatan

Cara kerja penetapan warna tanah :

a. Ambil segumpal tanah (bentuk aslinya) lalu bandingkan warnanya dengan warna
yang terdapat pada "Munsell Colorcart". Kondisi air tanah perlu dicatat apakah
kering, lembab, dan basah
b. Catat satuan yang terdapat yaitu hue, value, dan kroma

Cara kerja penetapan konsistensi tanah :


a. Contoh tanah yang berkadar air lebih tinggi dari kapasitas lapang dipijat antara ibu
jari dan telunjuk, tentukan konsistensi dalam keadaan basah yaitu kelekatannya.
Tentukan pula plastisitasnya dengan memirid tanah antara ibu jari dan telunjuk.
b. Contoh tanah yang berkadar air antara titik layu permanen dan kapasitas lapang
diremas dengan telapak tangan. Tentukan konsistensi dalam keadaan lembab dengan
mengamati ketahanannya terhadap remasan.
c. Contoh tanah yang berkadar air kurang dari titik layu permanen diremas atau ditekan
dengan telapak tangan. Tentukanlah konsistensi dalam keadaan kering dengan
mengamati ketahananya terhadap penekanan oleh telapak tangan.

Cara kerja pengamatan struktur tanah :

b. Ambil segenggam sampel tanah utuh dengan cangkul atau cetok, pada kedalaman
tertentu atau pada lapisan tertentu di profil tanah
c. Pecahkan gumpalan tanah dengan tangan atau tekan dengan tenaga ringan dari tangan
hingga memperoleh bentuk struktur tanah tertentu
d. Amati bentuk struktur tanah yang diperoleh, amati sumbu tegak dan datar dan
tentukan klas struktur tanah yang didapat.

Cara kerja penetapan tekstur di lapang

a. Massa tanah kering atau lembab dibasahi secukupnya, kemudian dipijat antara ibu jari
dan telunjuk sehingga membenarkan bola lembab.
b. Sambil memperhatikan adanya rasa kasar atau licin di antara ibu jari tersebut, bola
tanah yang lembab itu kemudian digulung-gulung dan amatilah adanya daya tahan
terhadap tekanan dan kelekatan masa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari
direnggangkan.
c. Dari rasa kasar atau licin. Gejala piridan, gulungan dan kelekatan, tentukanlah klas
tekstur lapang.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Dokumentasi Warna Tanah Disetiap Lapisan

NO Dokumentasi Keterangan

1 Sampel tanah pada lapisan A di


kedalaman 60 cm merujuk pada warna
10 YR 5/6

2 Sampel tanah pada lapisan B di


kedalaman 30 cm merujuk pada warna
10 YR 4/4
3 Sampel tanah pada lapisan C di
kedalaman > 30 cm merujuk pada warna
2,5 Y 5/6
4.1.2 Blangko Pengamatan
4.2 Pembahasan

Praktikum acara morfologi dan sifat tanah dilakukan di lapang dengan mengamati
tekstur tanah, struktur tanah, warna tanah dan konsistensi tanah.

 Penetapan warna tanah


Penetapan warna tanah dilakukan dengan cara mengambil tanah lalu
memcocokan warnanya dengan warna yang terdapat pada Munsell Colorchart.
Catat satuan yang terdapat seperti hue (kilep), nilai ( value ), dan kroma.
 Konsistensi tanah

Adapun cara kerja penetapan konsistensi tanah yaitu dengan memijit antara
ibu jari dan telunjuk apabila contoh tanah berkadar air lebih tinggi dari kapasitas
lapang, tentukan konsistensi dalam keadaan basah yaitu kelekatannya. Tentukan
pula plastisitasnya dengan memirid tanah antara ibu jari dan telunjuk. Contoh
tanah yang berkadar air antara titik layu permanen dan kapasitas lapang diremas
dengan telapak tangan kemudian menentukan konsistensi dalam keadaan lembab
dengan mengamati ketahanannya terhadap remasan. Contoh tanah yang berkadar
air kurang dari titik layu permanen diremas atau ditekan dengan telapak tangan.
Menentukan ketahanannya terhadap penekanan dengan menggunakan telapak
tangan.

 Tekstur tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara debu, liat dan pasir. Tekstur
tanah erat kaitannya dengan kekerasan, permeabilitas, plastisitas, kesuburan dan
produktivitas tanah pada suatu daerah tertentu. Adapun cara penetapan tekstur
tanah dimulai dengan massa tanah kering atau lembab dibasahi secukupnya,
kemudian dipijat diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk bola lembab.
Sambil memperhatikan adanya rasa kasar atau licin diantara ibu jari tersebut, bola
tanah yang lembab kemudian digulung-gulung dan mengamati adanya daya tahan
terhadap tekanan dan kelekatan masa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari
direnggangkan. Dari rasa kasar atau licin, gejala piridan, gulungan, dan kelekatan,
praktikan dapat menentukan tekstur tanah.
 Struktur tanah

Adapun cara kerja penetapan struktur tanah dilakukan dengan mengambil


sampel tanah utuh menggunakan cetok, pada lapisan di profil tanah. Memecah
gumpalan tanah dengan tangan atau tekan dengan tenaga ringan dari tangan
hingga memperoleh bentuk struktur tanah tertentu. Mengamati bentuk tanah yang
diperoleh, serta sumbu tegak dan datar kemudian menentukan klasifikasi struktur
tanah yang didapat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sifat-sifat tanah dapat
dibedakan satu sama lain dan tanah dapat diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas tertentu
berdasarkan kesamaan sifat-sifatnya (Hardjowigeno, 2003). Klasifikasi tanah dalam
kaitannya dengan pengelolaan tanah dilakukan dengan mengetahui nama-nama jenis
tanah tertentu, mengetahui sifat-sifat tanah sehingga dapat memaksimalkan manusia
dalam pemanfaatannya. Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan
dipelajari dilapang. Morfologi tanah meliputi pengamatan yang membedakan lapisan-
lapisan tanah atau horizon-horizon melalui tekstur, warna, konsistensi, struktur dan
sifatsifat lain (Hardjowigeno,(2003) dalam Rahayu (2022)).

Praktiikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanah mulai dari struktur
tanah, warna tanah dan konsistensi tanah. Serta mengetahui perkembangan tanah yang
berkaitan dengan podologi tanah dan untuk memperkirakan potensi apa saja yang
dimiliki oleh tanah dalam bidang pertanian berdasarkan karakteristik horison yang ada.

5.2 Saran

Saran mengenai praktikum lebih di pertimbangkan lagi mengenai penyampaian


peralatan yang dibutuhkan sehingga persiapan untuk praktikum lebih matang lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Z., A., Novita, E., Widodo, S. 2016. KAJIAN EFISIENSI PENYIMPANGAN
AIR DARI BERBAGAI TEKSTUR TANAH. Berkala Ilmiah TEKNOLOGI
PERTANIAN. 1(1). 1-4

Aminuddin, A., Iryanti, M., Nusantara, W., dkk. 2019. KARAKTERISASI TEKSTUR
TANAH GAMBUT DI LAHAN LIDAH BUAYA DI KALIMANTAN BARAT.
Prosiding Seminar Nasional 5.0.1(1). 405-408.

Damanik, B., M., Madjid., Jamilah., Panjaitan, F. 2015. KLASIFIKASI TANAH


BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2014 DI DESA SEMBAHE
KECAMATAN SIBOLANGIT. Jurnal Online Agrorkoteknologi. 3(4). 1447-1458

Pioh, D., D., Karamoy, L., T., Tewu, R., WG. 2016. KAJIAN SIFAT FISIK DAN
KIMIA TANAH PADA TANAH BERPASIR DI DESA NOONGAN
KECAMATAN LANGOWAN BARAT. Cocos.7(2).

Rahayu, P., V., Thaha, A., R., Zainuddin, R. 2022. IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA
TANAH DALAM PROFIL PADA LAHAN PERKEBUNAN KAKAO
(Theobroma cacao L.) DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI
SELATAN KECAMATAN PARIGI MOUTONG. AGROTEKBIS: EJURNAL
ILMU PERTANIAN. 10(3). 155-165

Rajamuddin, U., A., Sanusi I. 2014. KARAKTERISITIK MORFOLOGI DAN


KLASIFIKASI TANAH INCEPTISOL PADA BEBERAPA SISTEM LAHAN
DI KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. J. Agroland. 21(2).
81-85

Anda mungkin juga menyukai