Anda di halaman 1dari 52

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (7 Oktober 2021)

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOGRAFI TANAH

ACARA :

PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

Oleh :

Nama : Wildan Akbar Alfiansyah

NIM : 3211420072

Nama Dosen : 1. Dr. Ir Ananto Aji, M. S.


2. Dr. Heri Tjahjono, M. Si.

Nama Asisten : 1. Nabila K.


2. Anugrah Tunjung Aulia

LABORATORIUM GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
A. JUDUL
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis alat-alat survey tanah dan alat uji
laboratorium tanah
2. Mahasiswa dapat mengetahui Mahasiswa dapat mengetahui apa itu
tanah dan komponen komponennya
3. Mahasiswa dapat menganalisis proses pembentukan tanah
4. Mahasiswa dapat mengetahui fraksi tanah dan analisis jaringan
5. Mahasiswa dapat mengetahui jenis alat–alat survei tanah dan alat
praktikum laboratorium tanah.
6. Mahasiswa dapat mengetahui bagian, fungsi, dan cara kerja alat-alat
praktikum geografi tanah.
7. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja setiap alat–alat praktikum
geografi tanah serta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan alat-
alat praktikum geografi tanah.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat Survey Tanah e. Termometer batang
a. Soil Teskid f. Erlenmeyer,
1. H2O2 10% (Uji Pemanas Lampu
Organik) Spritus, Kasa
2. H2O2 3% (Uji Kawat, Tripot, dan
Femn) Tabung Spritus
3. HCl 10% (Uji g. Timbangan Analisis
Kapur) Digital
b. Skop h. Oven Tanah
c. Bor Tanah i. Cassagrande
d. Bor Permeabilitas j. Ayakan+kuas
e. Ring Sampel k. Eksikator
f. Soil Taster l. Seperangkat Alat
g. Roll Mater Permeabilitas
h. PH Meter m. Tabung Ukur
i. Pnetrometer n. Tabung Sedimentasi
j. Termometer Tanah o. Peptisator
2. Alat Laboratorium p. Munsell Soil Color
a. Cawan Porselen Chart
b. Gelas Ukur q. Cawan Sampel
c. Corong kaca r. Pipetisasi
d. Picknometer

3. Bahan
a. Kertas Cover
b. Video pengenalan alat
c. Power point alat praktikum
D. DASAR TEORI
1. Definisi Tanah
Pengertian tanah secara umum merupakan materi yang terbentuk
dari pelapukan batuan induk dan pembusukan bahan organik.
Sedangkan menurut beberapa ahli, tanah dapat di artikan seperti :
a. Dokuchaev (1870) dalam Fauizek dkk (2018)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material
induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami
di bawah pengaruh air, udara, dan macam-macam organisme baik
yang masih hidup maupun yang telah mati
b. Berzelius (1803)
Tanah merupakan laboratorium kimia alam dimana proses
dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara tenang
(Isa Darmawijaya, 1990:4).
c. Marbut (1927)
Marbut merupakan seorang ahli tanah dari Amerika Serikat
membuat definisi tanah sebagai berikut lapisan paling luar kulit
bumi yang biasanya bersifat tak padu (unconsolidated),
mempunyai tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih dari tiga
meter yang berbeda dengan bahan di bawahnya, biasanya dalam
hal warna, sifat fisik, susunan kimia, mungkin juga proses-proses
kimia yang sedang berlangsung, sifat biologi, reaksi dan
morfologinya (Isa Darmawijaya, 1990:8)
d. Verhoef (1994)
Tanah adalah kumpulan – kumpulan dari bagian – bagian yang
padat dan tidak terikat antara satu dengan yang lain (di antaranya
mungkin material organik) rongga- rongga di antara material
tersebut berisi udara dan air.
e. James (1995)
Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem
bumi lainnya, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi
perubahan dan kemantapan ekosistem.
Dari pengertian dari beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan
jika suatu lapisan di permukaan bumi yang mengandung unsur kimia
(proses dekomposisi) dan memiliki lapisan yang berbeda tiap
kedalaman.

2. Komponen Tanah
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan
batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau tempat
tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari
pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup,
bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto, 2010).
Bahan padat mineral terdiri atas bibir batuan dan mineral primer,
lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat
organik terdiri atas sisa dan rombakan jasad, terutama tumbuhan, zat
humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan
hidup (Darusman, 2006). Air mengandung berbagai zat terlarut
sehingga disebut juga larutan tanah. Secara umum bahan padatan
menyusun sekitar 50% bahan tanah, dan 50% lagi berupa cairan dan
gas. Bahan padatan terbagi menjadi sekitar 45% bahan mineral dan 5%
bahan organik. Bahan cairan (air) dan gas (udara) secara bersam-sama
dan bergantian mengisi pori-pori tanah, masing-masing dengan kisaran
20- 30% (Darusman, 2006). Secara umum, tanah tersusun atas 4
komponen utama, keempat komponen penyusun tanah tersebut adlah
bahan mineral, bahan organik, air, dan udara. Perbandingan banyak
sedikitnya masing-masing komponen tanah (persentasenya), secara
diagramatis dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Bahan Mineral
Bahan mineral merupakan komponen penyusun tanah dengan
persentase tertinggi, yakni kisaran 45%. Komponen ini terbentuk
dari proses pelapukan batuan yang berlangsung dalam jangka
waktu sangat lama. Batuan yang melapuk pada proses
pembentukan tanah akan sangat mempengaruhi jenis tanah yang
dihasilkan. Secara umum ada 3 jenis batuan yang dapat melapuk
dan berubah menjadi tanah, yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan malihan. Batuan volkanik di Indonesia umumnya
terdiri dari mineral-mineral yang banyak mengandung unsure hara
tanaman, sedangkan batuan endapan, terutama endapan yang
umurnya tua dan batuan metamorfose umumnya mengandung
mineral-mineral yang rendah kadar unsur haranya. Bahan mineral
di dalam tanah terdapat dalam berbagai ukuran, yaitu: Pasir,
dengan ukuran 2mm – 50 mikron, Debu, dengan ukuran 50
mikron – 2 mikron, Lempung, dengan ukuran < 2 mikron, Bahan
mineral yang lebih besar dari 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal
atau batu.
b. Bahan Organik
Pada umumnya, bahan organik dapat ditemukan dipermukaan
tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Berikut merupakan
pengaruh bahan-bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan
pertumbuhan tanaman seperti :
• Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah
• Sumber unsur hara N, P, S, unsure mikro dan lain-lainnya.
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur
hara (kapasisas tukar kation tanah menjadi tinggi).
• Sumber energi bagi mkroorganisme.
Bahan organik dalam tanah terdiri dari (1) bahan organik kasar
dan (2) bahan organik halus atu humus. Humus terdiri dari bahan
organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar
serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan
organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah.
Humus merupakan senyawa yang resisten.(tidak mudah hancur)
berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan
unsure hara yang tinggi. Tingginya daya menahan (menyimpan)
unsure hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari
humus, karena humus mempunyai beberapa gugus yang aktif
terutama gugus karboksil.
Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organic
adalah tanah-tanah lapisan atas atau Top Soil. Semakin ke lapisan
bawah, maka kandungan bahan organic tanah semakin berkurang,
sehingga tanah semakin kurus. Oleh karena itu top soil perlu
dipertahankan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pada
daerah rawa-rawa, seperti di daerah rawa pasang- surut sering
dijumpai tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari
20 % (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30 % untuk tanah
lempung dan tebalnya lebih dari 40 cm maka tanah tersebut
disebut tanah gambut.
c. Air
Air yang terdapat dalam tanah bersama bahan-bahan yang
terlarut di dalamnya. Dalam larutan tanah, terkandung bahan-
bahan terlarut berupa kation, anion ataupun molekul, termasuk di
dalamnya unsur-unsur hara. Sumber utama air tanah adalah air
hujan atau air irigasi yang ditahan oleh partikel tanah secara
adhesi dan kohesi. Air juga dapat tertahan di dalam tanah karena
adanya lapisan yang tidak dapat ditembus (lapisan kedap) air pada
lapisan bawah, atau karena drainase tanah yang buruk. Air pada
lapisan bawah dapat menjadi air tanah karena gaya kapiler.
Kandungan air dalam tanah disebut sebagai kadar air tanah.
Tingginya kadar air dalam tanah dipengaruhi oleh tekstur, bahan
organik, jenis vegetasi penutup tanah, dan tinggi muka air tanah.
Selain ditahan oleh partikel tanah, larutan tanah juga mengisi
ruang pori mikro tanah, yaitu ruang pori yang berada di dalam uni-
unit struktur tanah.
Air dapat berada di dalam tanah karena beberapa penyebab :
(1) diserap oleh masa tanah, (2) tertahan oleh lapisan kedap air,
dan (3) karena keadaan drainase yang kurang baik. Kondisi
kelebihan atau kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Air berguna bagi pertumbuhan tanaman. Kegunaannya
antara lain adalah:
a. Sebagai unsure hara tanaman. Tanaman memerlukan air dari
tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan
karbohidrat dalam proses fotosintesis.
b. Sebagai pelarut unsur hara. Unsur hara yang terlarut di dalam
air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
c. Sebagai bagian dari sel-sel tanaman. Air merupakan bagian dari
protoplasma.
Untuk menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman, ada
beberapa istilah yang perlu dipahami:
a. Kapasitas Lapang, adalah kondisi tanah yang cukup lembab
yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan
oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan
oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar
tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin
kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi
menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik
layu permanan).
b. Titik layu permanen, adalah kandungan air tanah di mana akar-
akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah,
sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik
pada siang ataupun malam hari.
c. Air tersedia, adalah selisih antara kadar air pada kondisi
kapasitas lapang dikurangi kadar air pada titik layu
permananen.
d. Udara
Pada umumnya selain air, yang juga mengisi pori tanah adalah
bahan gas. Bahan gas menempati ruang pori makro (pori > 10
μm), yaitu ruang yang ada di antara unit-unit struktur tanah.
Susunan gas yang terdapat dalam udara tanah ditentukan oleh
hubungan antara tanah-air-tanaman. Gas utama penyusun udara
tanah sama dengan gas-gas penyusun udara atmosfir, yaitu CO₂,
O₂ dan gas-gas nitrogen. Namun demikian dikarenakan adanya
proses respirasi akar dan mikroba tanah, serta dekomposisi bahan
organik kandungan CO₂ udara tanah lebih tinggi 7 dari kandungan
CO₂ atmosfir; sebaliknya kandungan O₂ udara tanah lebih rendah
dari kandungan O₂ atmosfir. Pada tanah yang tergenang atau
dalam kondisi air berlebih, kandungan O₂ bahkan dapat lebih
rendah lagi. Pada kondisi anaerob (kekurangan oksigen), udara
tanah dapat mengandung gas CH₄ dan H₂S. Adapun kandungan
gas-gas nitrogen pada keduanya relatif sama. Selain itu udara
tanah memiliki kandungan uap air lebih tinggi daripada di atmosfir
(kelembaban nisbi dapat mencapai 100%). Bahan gas dalam tanah
selain berasal dari difusi gas atmosfir juga berasal dari aktivitas
akar maupun organisma tanah (Anwar, et al., 2014).

3. Proses Terbentuknya Tanah


Proses terbentuknya tanah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
namun secara umum proses terbentuknya tanah terbagi menjadi 4
tahapan. 4 tahapan tersebut merupakan proses pelapukan (weathering),
pencucian (leaching), Transformation and Illuviation (Perubahan dan
Iluviasi), Podsolisation and Translocations (Podsolisasi dan
Translokasi).
a. Weathering (Pelapukan)
Terjadi di lapisan atas tanah yaitu adanya aktivitas memecahkan
dan dekomposisi dari bahan induk (batuan dan mineral) yang
dilakukan oleh unsur iklim (udara, air hujan, sinar matahari, atau
salju) dalam hal ini terjadi dua proses pelapukan yaitu:
 Pelapukan fisik, yaitu memecah batuan menjadi partikel yang
lebih kecil
 Pelapukan kimiawi, yaitu melibatkan perubahan komposisi
kimia dari mineral batuan
b. Leaching (Pencucian)
Adanya perubahan pada komposisi fisik dan kimia pada bahan
induk akibat pelapukan. Hasil pelapukan tersebut terakumulasi
oleh tanaman dan membentuk partikel baru seperti tanah liat,
bahan organik, lanau, atau senyawa kimia
c. Transformation and Illuviation (Perubahan dan Iluviasi)
Transformasi ini berkaitan dengan pelapukan kimia pada lumpur
dan pasir, proses transformasi dibantu oleh tanaman dan hewa.
Dengan adanya transformasi ini dapat meningkatkan kondisi
drainase dan komposisi nutrisi. Selain itu pada tahap ini
terjadinya pembentukan mineral tanah liat dan pembentukan
bahan organik yang resisten terhadap pembusukan, hasil tanah
liat tersebut kemudian mengalami pencucian dan disimpan di
bagian bawah horizon.
d. Podsolisation and Translocations (Podsolisasi dan Translokasi)
Proses ini terjadi ketika larutan asam kuat menghancurkan
mineral lempung proses tersebut memicu adanya pembentukan
bahan mineral dari aluminium, silika, dan besi yang terakumulasi
bersama dengan senyawa organik di dalam tanah. Bahan tersebut
kemudian mengalami pemindahan di antara lapisan pada profil
tanah sehingga menghasilkan warna yang berbeda-beda pada
profil tanah.
Namun pada beberapa sumber, proses pembentukan tanah juga
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti :
a. Proses Pelunakan Struktur
Proses dimana batu yang telah pecah menjadi pecahan yang
lebih kecil akan mengalami pelunakan. Hal ini disebabkan oleh air
dan udara saling mengikis batuan kecil-kecil tersebut. Dalam
proses ini air dan udara akan masuk melewati celah-celah batuan
yang akan melunakan batuan kecil tersebut. Dalam proses
pelunakan akan menciptakan sebuah tempat hidup bagi mikroba
dan lumut. Hal ini dikarenakan rongga dan permukaan batuan
yang terkikis oleh air dan udara akan menjadi tempat makhluk
hidup untuk tumbuh. Proses dari pelunakan batuan kecil ini
membutuhkan waktu yang cukup lama, akan tetapi lebih cepat dari
pada proses pelapukan batuan.
b. Proses Tumbuhan Tanaman Perintis
Setelah melewati proses pelunakan dari struktur batuan yang
lebih kecil. Tahapan selanjutnya adalah proses tumbuhnya
keanekaragaman hayati tenaman perintis. Tumbuhan yang hidup
disini adalah tanaman yang ukurannya lebih besar dari pada lumut.
Tumbuhan sudah mempunyai akar yang masuk melalui celah
batuan yang lunak. Hal ini disebabkan batuan yang lunak tersebut
kaya akan kondisi air yang ada di dalam batuan tersendiri. Asam
humus yang ada di dalam batuan akan mengalir melalui celah
batuan dan akan membuat batuan tersebut menjadi lapuk
sempurna. Pada proses ini biasanya sering disebut dengan
pelapukan biologis.
c. Proses Penyuburan
Proses penyuburan adalah suatu proses dimana batuan yang
telah menjadi tanah mendapatkan bahan-bahan organik dari
organisme di atasnya. Tanah yang semula hanya mempunyai
kandungan mineral saja, dalam proses ini akan mengalami
penggemburan, yaitu proses dimana tanah akan bertambah subur
seiring adanya pelapukan organik. Organisme tanah juga akan
berpengaruh terhadap proses terbentuknya tanah.

4. Fraksi Tanah
Tekstur tanah bisa juga disebut butiran tanah atau fraksi tanah,
termasuk salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini
disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan
air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas
permukaan spesifik, kemudahan tanah memadat dan lainya. Tekstur
tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm,
berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat
(Hardjowigeno, 2003). Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan
induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi tekstur
dan penggunaan tanah. Tekstur suatu tanah merupakan sifat yang
hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan konsistensi.
Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka
tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur
yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan
fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah
(Darmawijaya,1990).
Klasifikasi partikel partikel tanah digolongkan sebagai berikut:
diameter fraksi pasir sangat kasar berukuran 2,0 mm – 1,00 mm, pasir
kasar 1,00 – 0,50 mm, pasir sedang 0,50 – 0,25 mm, pasir halus 0,25 –
0,10 mm, pasir sangat halus 0,10 – 0,05 mm, fraksi debu 0,05 mm –
0,002 mm dan fraksi liat < 0,002 mm. Ketujuh komposisi ini sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat fisika tanah, sifat-sifat kimia tanah.
Pasir kasar sampai pasir sangat halus merupakan kerangka tanah atau
penyokong tanah dalam terbentuknya struktur tanah sedangkan debu
dan liat sebagai bahan pengisi diantara partikel pasir. Pasir mempunyai
luas permukaan jenis antara 11 – 227 cm2/g, debu 454 cm2/g dan liat
8 juta cm2/g sehingga fraksi pasir tidak banyak menentukan sifat
kimia tanah. Luas permukaan fraksi tanah (pasir, debu dan liat) sangat
penting artinya dalam peristiwa reaksi fisik dan kimia dalam tanah
sebab kedua proses tersebut merupakan peristiwa permukaaan.
Umumnya makin halus butiran tanah makin intensif reaksi tersebut.
Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-
sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah,
porositas dan lainlain.Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat,
diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga
tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila
komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah
seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah
(semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut
memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu
tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan
menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga
bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah
berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu
kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan 8
demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah
mengalami kekeringan dan kekurangan hara. Tekstur tanah ditetapkan
secara kualitatif di lapangan, tanah yang bisa diletakkan diantara ibu
jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling ditekan dan dirasakan.
Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan
tetapi, tetapi kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan
perkembangan tanah sampai batas batas tertentu. Tekstur tanah
menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan
perbandingan antara butir-butir pasir debu dan liat. Teksur tanah
dibedakan berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat
(Hadjowigeno, 2002).
Pembagian Ukuran Fraksi-Fraksi Tanah ( Tekstur) Menurut
Sistem Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA)

Klasifikasi Tekstur Tanah menurut USDA


1. Liat (Clay)
2. Liat Berdebu (Silty Clay)
3. Liat Berpasir (Sandy Clay)
4. Lempung Liat berdebu (silty Clat Loam)
5. Lempung berliat (Clay Loam)
6. Lempung (loam)
7. Lempung liat berpasir (sandy clay loam)
8. Lempung berpasir (sandy lam)
9. Lempung berapasir (sandy loam)
10. Debu (silt)
11. Pasir Berlempung (loamy sang)
12. Pasir (sand)

5. Analisis Jaringan
Analisis tanah adalah merupakan cara paling baik untuk
mengevaluasi kesuburan lahan dan sifat-sifat lainnya. Namun
ketepatan hasil analisis akan sangat tergantung antara lain pada faktor
cara pengambilan contoh tanah. Penyaringan adalah metode yang
digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut
dalam cairan dengan melewatkannya pada saringan berpori.
Umumnya, campuran disaring menggunakan kertas saring yang
ditaruh dalam corong gelas. Padatan dengan ukuran partikel besar
yang tidak larut akan tertinggal di kertas saring sedangkan cairan
dengan ukuran partikel lebih kecil dari pori-pori kertas saring akan
melewati kertas saring. Padatan yang tertinggal di kertas saring disebut
residu dan cairan yang dapat melewati kertas saring disebut filtrate.
Sifat-sifat tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirnya.
Maka dari itu pengukuran besarnya butir tanah sering dilakukan di
laboratorium mekanika tanah. Dengan mengetahui pembagian
besarnya butir dari suatu tanah, maka kita dapat menentukan
klasifikasi terhadap suatu macam tanah tertentu atau dengan kata lain
dapatmengadakan deskripsi tanah
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan Asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan untuk
praktikum geografi tanah.
2. Mahasiswa mengunduh materi dan sistematika penulisan yang
diberikan oleh asisten praktikum
3. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dan pengarahan dari asisten
praktikum geografi tanah.
4. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari video youtube mengenai
alat praktikum geografi tanah.
5. Mahasiswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan alat-alat
praktikum oleh aissten praktikum geografi tanah dalam video youtube.
6. Mahasiswa mengambil foto dari masing-masing alat praktikum
geografi tanah.
7. Mahasiswa mengamati dan mengidentifikasi alat-alat praktikum
geografi tanah.
8. Mahasiswa mencari referensi dari buku dan internet untuk menyusun
laporan geografi tanah.
9. Mahasiswa menganalisis hasil identifikasi alat-alat praktikum geografi
tanah.
10. Mahasiswa membuat laporan praktikum sesuai format laporan
praktikum geografi tanah.
11. Mahasiswa membuat kesimpulan dari apa yang dilakukan praktikum
geografi tanah.
12. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum dengan tepat waktu
kepada asisten praktikum.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Alat Survei Tanah
1. Soil Teskit

7 6

10
1
11 5

8 4

32
Bagian Alat :
1. Badan Alat 7. Pipet
2. H2O2 10% 8. Tabung Reaksi
3. H2O2 3% 9. Rak Tabung
4. HCl 10% 10. Plastik Sampel
5. KCL 11. Karet
6. Akuades

Fungsi Alat :
Terdapat tiga cairan dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu
untuk mengukur kandungan organik dalam tanah, mengukur
kandungan kapur dalam tanah, jika pada waktu di test muncul
buih yang dihasilkan banyak maka tanah tersebut mengandung
banyak kapur, menguji kandungan Fe dan Mg, mengukur pH
tanah aktual dan potensi dalam tanah.

Cara Kerja Alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menentukan tempat yang akan diuji kandungan
organic, kapur, Fe dan Mg, pH tanah aktual dan potensial
3. Mahasiswa membersihkan tempat yang akan diuji apabila
terdapat vegetasi yang menutupi tanah
4. Mahasiswa mengambil masing-masing larutan
menggunakan pipet yang berbeda kemudian teteskan ke
tanah dengan jarak tertentu antar larutan
5. Mahasiswa mengamati perubahan warna pada tanah
6. Mahasiswa membersihkan pipet
7. Mahasiswa mengambil sampel tanah, lalu memasukannya
ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan
akuades
8. Mahasiswa menutup tabung dengan ibu jari lalu di gojok.
Setelah di gojok masukan pH stick kemudian cocokan
warna pada skala warna yang terdapat pada pH stick
9. Mahasiswa mencatat hasil dan merapikan alat
2. Sekop

4
1

Bagian Alat :

1. Badan alat
2. Mata alat
3. Pegangan alat
4. Tangkai alat

Fungsi Alat :
Untuk mengambil sampel tanah

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menentukan wilayah yang akan diambil
sampel tanahnya
3. Mahasiswa menancapkan skop ke dalam tanah kemudia
tanah tersebut dikerok
4. Mahasiswa memasukan sampel tanah ke plastik sampel
5. Mahasiswa merapikan alat.
3. Bor Tanah

Bagian Alat :
1. Badan alat
2. Pegangan alat
3. Tangkai alat
4. Mata alat

Fungsi Alat :
Bor tanah ini memiliki fungsi untuk pengambilan sampel

Cara Kerja Alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menentukan lokasi pengambilan sampel
3. Mahasiswa membersihkan tempat yang akan diuji apabila
terdapat vegetasi yang menutupi tanah
4. Mahasiswa menancapkan mata alat lalu putar alat sambal
ditekan secara perlahan
5. Mahasiswa mengangkat alat sembari diputar
6. Mahasiswa mengambil tanah yang terdapat pada mata alat
untuk sampel
7. Mahasiswa membersihkan alat dari sisa tanah yang masih
menempel
8. Mahasiswa merapikan alat
4. Bor Permeabilitas
2

4
5

Bagian Alat :
1. Badan alat
2. Pegangan alat
3. Tangkai alat
4. Ring sampel
5. Mata alat

Fungsi Alat :
Bor permeabilitas digunakan untuk mengambil sampel tanah

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menentukan lokasi yang akan diambil untuk
sampel
3. Mahasiswa membersihkan tempat yang akan diuji apabila
terdapat vegetasi yang menutupi tanah
4. Mahasiswa memasang ring sampel pada mata alat
5. Mahasiswa menancapkan mata alat yang sudah dipasangi
ring sampel kemudian putar putar alat sambal ditekan
secara perlahan
6. Mahasiswa mengangkat alat sembari diputar
7. Mahasiswa mengambil tanah yang terdapat pada ring
sampeL
5. Ring Sample

Bagian Alat :
1. Badan Alat
2. Mulut alat atas
3. Mulut alat bawah

Fungsi Alat :
Berfungsi untuk mengambil sampel tanah yang belum
terganggu

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menentukan tanah yang akan diambil
3. Mahasiswa membersihkan tanah dari vegetasi
4. Mahasiswa menancapkan alat kedalam tanah
5. Mahasiswa memutar ring sampel
6. Mahasiswa mengambil alat yang sudah terisi oleh sampel
tanah
7. Mahasiswa merapikan alat
6. Roll Meter

1 6
3

Bagian-bagian alat:

1. Keseluruhan badan alat


2. Mata alat
3. Pita meteran
4. Pegangan
5. Skala (meter dan kaki)
6. Tuas

Fungsi alat:
untuk mengukur jarak antar objek

Cara Kerja alat :

1. Mahasiswa menyiapkan alat dan menentukan titik yang


akan diukur jaraknya
2. Mahasiswa menancapkan mata alat pada titik pertama dan
menarik pita meteran ke titik kedua
3. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
4. Mahasiswa menyimpan dan merapikan alat
7. PH Meter

4
5

Bagian – bagian alat :


1. Keseluruhan badan alat
2. Tangkai alat
3. Mata alat
4. Pengait
5. Layar monitor

Fungsi alat :
untuk mengukur pH tanah dan suhu tanah

Cara kerja alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat dan menetukan lokasi yang
akan diukur
2. Mahasiswa membersihkan tanah dari vegetasi yang
mengganggu
3. Mahasiswa mengaktifkan dan menetralkan alat
4. Mahasiswa menancapkan mata alat kedalam tanah
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
6. Mahasiswa membersihkan alat, kemudian simpan dan
rapikan kembali
8. Soil Tester

1
5

Bagian – bagian alat :


1. Keseluruhan badan alat
2. Mata alat
3. Tangkai alat
4. Tombol pengunci dan penetral
5. Skala luar (pH)
6. Skala dalam (kelembapan(%))

Fungsi alat :
Untuk mengukur pH dan kelembaban

Cara kerja alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat dan menentukan tempat yang
akan dukur pH dan kelembabanya
2. Mahasiswa membersihkan vegetasi yang menutupi tanah
3. Mahasiswa menetralkan alat
4. Mahasiswa menancapkan alat pada tanah yang telah
dibersihkan dari vegetasi yang menutupi
5. Mahasiswa menunggu hingga 10 menit kemudian tekan
tombol pengunci
6. Mahasiswa mencatat hasil pengukiran yang ditunjukan
oleh skala
7. Mahasiswa mencabut alat yang tertancap di tanah
8. Mahasiswa membersihkan alat dari tanah yang menempel
9. Pnetrometer

7
6
5
4
3
1

Bagian Alat :
1. Badan alat 5. Detector
2. Mata alat 6. Jarum penunjuk
3. Tangkai alat 7. Pegangan
4. Skala (kg/cm2)

Fungsi Alat :
Pnetrometer digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menentukan tanah yang akan diukur daya dukungnya
3. Mahasiswa membersihkan tanah yang akan diukur daya
dukungnya dari vegetasi yang menggangu
4. Mahasiswa memposisikan benda pada posisi tegak
5. Mahasiswa menancapkan alat ke dalam tanah tanpa ditekan
6. Mahasiswa memposisikan lengan lurus dengan alat
7. Mahasiswa menunggu hinga skalanya stabil
8. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
9. Mahasiswa membersihkan alat
10. Termometer Tanah

5
4

6
1
2

Bagian – bagian alat :


1. Keseluruhan badan alat
2. Tangkai alat
3. Mata alat
4. Sakal (0C)
5. Pegangan
6. Tombol on off

Fungsi alat :
Untuk mengukur suhu

Cara kerja alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat yang akan digunakan
2. Mahasiswa menentukan tanah yang akan diukur suhunya
3. Mahasiswa membersihkan tanah yang akan diukur dari vegetasi
4. Mahasiswa menancapkan mata alat ke dalam tanah
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
6. Mahasiswa membersihkan alat, kemudian simpan dan rapikan
kembali
b. Alat Laboratorium
1) Cawan Porselen

3
2

Bagian Alat :
1. Badan alat
2. Tangkai penumbuk
3. Mata penumbuk
4. Mulut cawan porselen
5. Alas cawan porselen

Fungsi Alat :
alat ini berfungsi untuk menumbuk bongkahan tanah menjadi halus
atau berukuran lebih kecil

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa membersihkan alat yang akan digunakan
3. Mahasiswa menyiapkan tanah yang akan ditumbuk
4. Mahasiswa memasukan tanah kedalam cawan porselen
5. Mahasiswa menumbuk tanah, tapi jangan terlalu ditekan
6. Mahasiswa memindahkan hasil tumbukan ke cawan sampel
7. Mahasiswa merapikan alat
2. Gelas Ukur

2 3

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Mulut alat
3. Lubang alat
4. Skala

Fungsi Alat :
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume cairan, sampel tanah
atau bahan kimia serta tempat untuk memanaskan tanah yang akan
di teliti.

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa memasukan cairan yang ingin diukur volumenya
3. Mahasiswa melihat hasil pengukuran pada skala
4. Mahasiswa mencatat hasil
5. Mahasiswa merapikan alat
3. Corong Kaca

3
1

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Mata corong
3. Batang corong
4. Mulut corong

Fungsi Alat :
Corong kaca digunakan untuk membantu memasukan tanah atau air
ke suatu tempat

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan tanah atau cairan yang akan dimasukan
3. Mahasiswa memasukan mata alat ke mulut picknometer
4. Mahasiswa memasukan tanah ke dalam mulut corong
5. Mahasiswa membersihkan alat
6. Mahasiswa merapikan alat.
4. Picknometer

1
4

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Tutup alat
3. Mulut alat
4. Pengaduk
5. Alas alat

Fungsi Alat :
Picknometer berfungsi untuk menyimpan atau meletakan sampel
tanah yang sudah cair yang digunakan untuk praktikum

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa membersihkan alat yang akan digunakan bisa
menggunakan kain kering atau tissue
3. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah yang sudah tercampur air
4. Mahasiswa memasukan sampel tanah cair kedalam
picknometer menggunakan corong kaca
5. Mahasisiwa menutup picknometer rapat-rapat
6. Mahasiswa mengocok picknometer sampai tanah dan air
tercampur
7. Mahasiswa memasukan cairan ke dalam wadah lain
8. Mahasiswa membersihkan alat
5. Termometer Batang

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Skala alat (0C)
3. Mata alat
4. Tabung air raksa

Fungsi Alat :
Termometer batang berfungsi untuk mengukur suhu

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan sampel larutan tanah yang akan
digunakan
3. Masiswa memasukan termometer batang kedalam larutan
4. Mahasiswa menunggu sampai tabung air raksa menunjukan
skala yang stabil
5. Mahasiswa mencatat hasil
6. Mahasiswa membersihkan alat
7. Mahasiswa merapikan alat
6. Erlenmeyer , Pemanas Lampu Spriritus, Kasa Kawat, Tripot dan
Tabung Spiritus

8
9
5

4 1
3
6

2
Bagian-bagian alat :
1. Keseluruhan 7. Alat tabung
badan alat spiritus
2. Tripot 8. Mulut tabung
3. Kaki tripot spiritus
4. Penyangga tripot 9. Sumbu tabung
5. Kaki kawat spiritus
6. Tabung spiritus
Fungsi alat :
Untuk meletakkan sampel tanah dan memenaskan atau membuat
larutan seperangkat pemanas spiritus, untuk memanaskan sampel
tanah yang telah dilarutkan

Cara kerja alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat yang digunakan
2. Mahasiswa membersihkan Erlenmeyer menggunakan corong
kaca
3. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah
4. Mahasiswa memasukkan sampel tanah kedalam Erlenmeyer
5. Mahasiswa mencampur tanah dengan cairan kimia
6. Mahasiswa mengaduk tanah dengan memutar-mutar secara
perlahan tabung Erlenmeyer
7. Mahasiswa menyusun seperangkat pemanas spiritus seperti
gambar diatas
8. Mahasiswa memanaskan sampel tanah di dalam Erlenmeyer
dengan melepaskannya diatas pemanas spiritus
7. Timbangan Analisis Digital

4 10
66 1

3 7

8 5
2
Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat 6. Tombol print
2. Kabel adaptor 7. Tombol range
3. Monitor 8. Tombol mode
4. Tombol on/off 9. Pintu timbangan
5. Tombol re-zero 10. Tempat menaruh
ditimbang benda yang akan

Fungsi Alat :
Timbangan analisis digital ini berfungsi untuk mengukur masa
sampel tanah secara digital

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah yang akan diukur
3. Mahasiswa menancapkan kabel adaptor ke stopkontak,
kemudian menekan tombol on untuk menghidupkan alat
4. Mahasiswa menekan tombol re-zero untuk menetralkan alat
5. Mahasiswa membuka pintu timbangan lalu memasukan dan
meletakan sampel tanah ke tempat khusus timbangan tersebut
6. Mahasiswa menutup pintu timbangan
7. Mahasiswa melihat hasil pengukuran yang tertera di monitor
8. Mahasiswa mencatat hasil
9. Mahasiswa mengeluarkan sampel tanah yang telah diukur
10. Mahasiswa menetralkan alat, kemudian mematatikan alat
dengan menekan tombol off
11. Mahasiswa mencabut kabel adaptor dari stopkontak
12. Mahasiswa merapikan alat.
8. Oven Tanah

5
7

6
2
1

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Tombol on/off
3. Pegangan pintu
4. Kabel adaptor
5. Cerobong
6. Monitor
7. Tombol set

Fungsi Alat : Oven tanah berfungsi untuk memanaskan sampel


tanah dan atau menghilangkan kandungan uap air dalam tanah

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah yang akan di oven
3. Mahasiswa menancapkan kabel adaptor pada stopkontak
4. Mahasiswa menghidupkan oven dengan menekan tombol on
5. Mahasiswa mengatur suhu (1050C) lalu tunggu sampai suhu
oven mencapai suhu tersebut
6. Mahasiswa memasukan sampel tanah yang akan di oven
kemudian tunggu selama 4 jam agar kandungan air dalam tanah
menghilang
7. Mahasisea mengeluarkan sampel tanah setelah 4 jam kemudian
masukan ke eskikator untuk didinginkan
8. Mahasiswa mematikan oven kemudia mencabut kabel dari
stopkontak
9. Mahasiswa merapikan alat.
9. Cassagrande

8
6

4
7

5 1

9
2
3

Bagian Alat :
1. Badan alat
2. Spatula cassagrande
3. Spatel
4. Tuas penggerak
5. Cawan cassagrande
6. Skrup pengatur ketinggian
7. Pencatat putaran cassagrande
8. Skrup penetral angka putaran
9. Alas

Fungsi Alat :
Cassagrande berfungsi untuk mengukur batasan cairan

Cara Kerja :
1. Mahasiswa mempersiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah
3. Mahasiswa membersihkan cawan cassagrande
4. Mahasiswa membuat pasta tanah, kemudian memasukannya ke
cawan dan pipihkan 1/3 hingga cawan terisi
5. Mahasiswa membelah pasta tanah menggunakan spatula secara
vertikal
6. Mahasiswa memutar tuas penggerak hingga pasta tanah
menyatu
7. Mahasiswa mencatat hasil pengamatan
8. Mahasiswa membersihkan alat
9. Mahasiswa merapikan alat
10. Ayakan+kuas

4
5

3
1

Bagian Alat :
1. Badan alat 4. Penampang
2. Penyaring 5. Pegangan kuas
3. Mulut alat 6. Kuas

Fungsi Alat :
alat ini berfungsi untuk mengayak atau menyaring tanah yang sudah
ditumbuk atau dihaluskan

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah yang sudah ditumbuk
3. Mahasiswa menuangkan tanah ke ayakan
4. Mahasiswa menyapu perlahan tanah pada penyaring
menggunakan kuas
5. Mahasiswa mengambil tanah hasil ayakan
6. Mahasiswa membersihkan alat
7. Mahasiswa merapikan alat.
11. Eskikator

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Tutup alat
3. Lubang uap
4. Lubang air
5. Alas

Fungsi Alat :
Eskikator digunakan untuk mendinginkan sampel tanah setelah di
oven sehingga suhunya sama dengan suhu ruangan

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah yang telah di oven
3. Mahasiswa membuka tutp eskikator kemudian memasukan
sampel tanah yang sudah di oven ke eskikator
4. Mahasiswa menutup kembali eskikator kemudian menunggu
kurang lebih 5-10 menit
5. Mahasiswa mengeluarkan sampel tanah dari eskikator
6. Mahasiswa membersihkan alat
7. Mahasiswa merapikan alat
12. Seperangkat Alat Permeabilitas

5
2 9

7 1
3
8
4
6 10

Bagian Alat :
1. Badan alat 6. Selang air
2. Bak penampungan air 7. Kran air
3. Peyangga bak penampung air 8. saringan
4. Meja peyangga tabung 9. Ring sampel
5. Tabung penyalur air 10. Peyangga ring
sampel

Fungsi Alat :
Alat ini digunakan untuk mengukur permeabilitas secara vertikal
dan horizontal

Cara Kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyambung ring sampel yang terisi sampel tanah
dengan peyangga ring sampel menggunakan lakban
3. Mahasiswa mengalasi ring sampel dengan saringan agar sampel
tanah tidak terjatuh atau terlepas dari ring
4. Mahasiswa meletakan gelas ukur di corong dari tabung
penampung air
5. Mahasiswa membuka kran air agar dapat mengalir
6. Mahasiswa melakukan pengukuran selama 60 menit
7. Mahasiswa mengamati air yang keluar pada masing-masing
gelas ukur
8. Mahasiswa mencatat hasil pengamatan
9. Mahasiswa melepaskan ring sampel
10. Mahasiswa membersihkan alat
11. Mahasiswa merapikan alat.
13. Tabung Ukur

Bagian-bagian alat :

1. Keseluruhan badan alat


2. Alas alat
3. Mulut alat
4. Skala

Fungsi alat :
Untuk mengukur volume suatu cairan dan tanah

Cara Kerja alat :

1. Mahasiswa menyiapkan alat yang akan digunakan


2. Mahasiswa membersihkan alat menggunakan tisu atau kain
kering
3. Mahasiswa menyiapkan air dan sampel tanah
4. Mahasiswa memasukkan air ke dalam tabung ukur
5. Mahasiswa memasukkan sampel tanah
6. Mahasiswa mengamati dan menghitung perubahan
7. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
8. Mahasiswa membersihkan alat, kemudian simpan dan rapikan
kembali
9. Mahasiswa merapikan alat
14. Tabung sedimentasi

Bagian-bagian alat :
1. Keseluruhan badan alat
2. Alas alat
3. Mulut alat
4. Skala (ml)

Fungsi alat :
Alat ini digunakan untuk mengetahui sedimentasi larutan

Cara kerja alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Mahasiswa membersihkan alat yang akan diggunakan
3. Mengisi tabung sedimentasi dengan air maksimal 900 ml
4. Mahasiswa memasukkan sampel tanah
5. Mahasiswa menambahakan cairan H2SO4
6. Mahasiswa menutup tabung dengan menggunakan plastik dan
karet gelang
7. Mahasiswa mengocok tabung sedimentasi
8. Mahasiswa mendiamkan tabung sedimentasi hingga sedimen
dalam tabung mengendap
9. Mahasiswa mengamati volume hasil endapan dan catat hasil
pengamatan
10. Mahasiswa membersihkan alat
11. Mahasiswa merapikan alat
15. Peptisator

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Tutup wadah
3. Alas
4. Kristal peptisator

Fungsi alat :
Alat ini digunakan untuk memisahkan fraksi debu dengan lempung

Cara kerja :
1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa membuat larutan peptisator (komposisi 1 gram
ditambahkan dengan akuades 1000 ml)
3. Mahasiswa memasukan sampel tanah ke dalam tabung
sedimentasi, kemudian di tambahkan air hingga volume
menjadi 975 ml
4. Mahasiswa menambahkan 25 ml larutan peptisator agar
volumenya menjadi 1000ml
5. Mahasiswa menutup tabung sedimentasi dengan plastic dan
diikat dengan karet agar tidak lepas
6. Mahasiswa menggojok tabung sedimentasi yang berisi larutan
tanah 3-4 kali ojokan
7. Mahasiswa mendiamkan larutan agar tersedimentasi dan
terpisah fraksi debu dengan lempungnya.
16. Munsell Soil Color Chart

2
3

1
4
6

Bagian-bagian alat :
1. Keseluruhan abadan alat
2. Cover buku
3. Hue
4. Value
5. Chroma
6. Sampel Warna

Fungsi alat :
Alat ini digunakan untuk mengukur atau menentukan warna tanah

Cara kerja alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat
2. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah yang akan diukur
tanahnya
3. Mahasiswa mencocokkan warna sampel tanah yang ada di
buku
4. Mahasiswa melihat hasil pengukuran pada chart keterangan
warna
5. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
6. Mahasiswa menyimpan dan merapikan alat pada tempat semula
17. Cawan Sampel

Bagian -bagian alat :


1. Keseluruhan badan alat
2. Alas alat
3. Mulut alat

Fungsi alat :
Untuk meletakkan sampel tanah untuk ditimbang, dioven,
didinginkan atau dipanaskan

Cara kerja alat :


1. Mahasiswa menyiapkan alat yang akan digunakan
2. Mahasiswa membersihkan alat menggunakan tissue atau kain
kering
3. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah
4. Mahasiswa meletakkan sampel tanah kedalam cawan sampel
5. Mahasiswa menimbang cawan sampel berisi tanah ke dalam
TAD
6. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
7. Mahasiswa membersihkan alat, kemudian simpan dan rapikan
kembali
18. Pipetisasi

E
2
1

Bagian-bagian Alat :
1. Badan alat
2. Tangkai alat
3. Mata alat (lubang jalur air)
4. Bola penghisap
5. Skala (ml)

Fungsi Alat :
Alat ini digunakan untuk memipet larutan

Cara Kerja :
1. Mahasiswa mempersiapkan alat
2. Mahasiswa mengempiskan bola penghisap dibarengi dengan
menekan bagian yang bertuliskan huruf A
3. Mahasiswa memasukan mata alat ke dalam wadah berisi
larutan kemudian tekan bagian yang bertuliskan huruf S agar
larutan dapat terhisap kedalam pipet
4. Mahasiswa mengeluarkan larutan dengan cara mengempiskan
bola hisap dan dibarengi menekan bagian yang bertuliskan
huruf E
5. Mahasiswa merapikan alat
2. Analisis
a. Alat Survey Tanah
1) Soil Teskit
Soil teskid adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui
kadar kapur yang ada didalam tanah. Soil teskit memiliki kelebihan
yaitu mudah digunakan hanya mengambil cairan lalu letakkan ke
dalam sampel dan tunggu hasilnya, alat ini juga mudah dibawa
kemana-mana karena bentuknya yang kecil dan simple, alat ini juga
memiliki wadah yang dapat menampung ketiga cairan dan alat bantu
sehingga mudah untuk melakukan penyimpanan. Kekurangan alat ini
adalah mudah tumpah karena bentuk dari barang ini berupa cairan,
penggunaan alat ini juga harus membutuhkan kehati-hatian karena
dapat menyebakan gatal-gatal atau iritasi jika cairannya terkena kulit.
Untuk menghindari hal tersebut maka dalam penggunaannya harus
menggunakan alat bantu berupa pipet atau tabung kecil untuk
mengambil cairan. Prinsip kerja soil teskit ini dengan cara
mengambil larutan masing-masing dengan pipet yang berbeda lalu
teteskan pada tanah dengan jarak tertentu antar larutan.
2) Sekop
Sekop adalah alat yang berfungsi untuk untuk mengambil
tanah yang masih terganggu oleh vegetasi, digunakan untuk
mengambil sampel tanah. Sekop sendiri memiliki kelebihan yaitu
mudah digunakan karena hanya menggali tanah dan dapat
mengambil sampel tanah dengan cukup banyak dan penggunaanya
sangat simpel hanya memerlukan tenaga tangan. Kelemahan alat ini
adalah bentuknya yang besar sehingga tidak praktis dibawa kemana-
mana dan memerlukan ruang yang relatif besar dalam hal
penyimpanan, selain itu membutuhkan tenaga ekstra untuk
menggunakan alat ini karena masih manual. Prinsip kerja sekop yaitu
dengan cara menancapkan sekop ke dalam tanah lalu kemudian
lakukan seperti menggali tanah pada umumnya.
3) Bor Tanah
Bor tanah adalah alat yang berfungsi untuk mengambil
sampel tanah tertanggu, tanah yang akan diambil harus dipilah
terlebih dahulu. Bor tanah memiliki kelebihan yaitu mudah
digunakan hanya dengan menekankan bor tanah ke dalam tanah
dan dapat mengambil sampel tanah sesuai yang akan dilakukan
pengambilan sampel. Kekurangan dari alat ini adalah bentuknya
dari bor tanah yang bisa dibilang besar dan juga bobotnya yang
tidak ringan sehingga sulit ketika akan dibawa kemana-mana dan
alat ini harus menggunakan tenaga ekstra dalam menekannya
apabila tektur tanah teresebut padat dan keras karena alat ini juga
masih manual atau dalam artian masih mutlak menggunakan
tenaga manusia, alat ini juga sangat mudah berkarat apabila
perawatan yang dilakukan tidak baik. Prinsip kerja bor tanah yaitu
dengan menancapkan mata alat kemudian putar alat dengan
ditekan secara perlahan.
4) Bor Permeabilitas
Bor permeabilitas merupakan alat yang berfungsi untuk
mengambil sampel tanah dengan jumlah sedikit maupun banyak.
Bor permeabiltas memiliki kelebihan yaitu mudah digunakan
dalam mengambil sampel tanah. Kekurangan alat ini adalah harus
memasang ring dengan alat yang memiliki ukuran besar sehingga
kurang efisien jika dibawa kemana-mana, alat ini juga mudah
berkarat apabila sering terkena air dan jika dalam selesai
penggunaannya tidak dilakukan secara baik dan berkala, dalam
penggunaannya, alat ini membutuhkan tenaga yang banyak dan
ekstra. Prinsip kerja dari bor permeabilitas yaitu hampir sama
dengan bor tanah, prinsip kerjanya dengan menancapkan mata alat
yang telah terpasang ring sampel kemudian putar alat sambil
ditekan secara perlahan.
5) Ring Sample
Ring taster adalah alat yang berfungsi untuk mengambil
sampel tanah yang belum terganggu. Ring sample memiliki
kelebihan yaitu mudah digunakan dan mudah dibawa kemana-
mana karena ukurannya kecil dan ringan, hal ini sangat efisien
tempat bahkan penggunaanya. Kekurangan dari alat ini yaitu
mudah rusak dan bentuknya dapat berubah jika terkena benturan
yang terlalu keras. Prinsip kerja ring sample yaitu dengan memutar
ring sampel yang sudah dimasukan kedalam tanah.
6) Roll Meter
Roll meter adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
mengukur jarak antar objek. Roll meter memiliki kelebihan yaitu
mudah digunakan, praktis dikarenakan penggunaanya hanya
dengan menarik pita meteran sampai objek, hasil yang diberikan
akurat karena sudah tertera dalam pita meteran dan alat ini juga
tidak mudah rusak, selain itu bentuknya yang tidak terlalu besar
juga dapat memperkecil penggunaan ruang penyimpanan di
laboratorium. Kelemahan dari alat ini adalah jarak yang dapat di
ukur terbatas dikarenakan roll meter hanya memiliki panjang
tertentu dan memerlukan lebih dari satu orang dalam
pengukurannya. Prinsip kerja rol meter yaitu dengan cara
menancapkan mata alat pada satu titik dan dengan menarik pita
meteran ke titik lainnya.
7) PH Meter
Ph Meter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur
tingkat asam dan basa suatu tanah. PH meter tanah memiliki
kelebihan yaitu dapat mengukur pH dan suhu tanah sekaligus, alat
ini juga memiliki ukuran yang kecil dan mudah digunakan serta
sangat mudah dibawa dan menyimpannya tidak memerlukan ruang
yang sangat banyak. Kelemahan alat ini adalah tangkai alat ini
yang panjang sehingga rentan patah jika tertindih, dan alat ini
harus dikalibrasi setiap penggunaannya. Prinsip kerja pH meter
yaitu dengan cara menancapkan mata alat ke dalam.
8) Soil Tester
Soil tester adalah alat yang berfungsi untuk mengukur
kelembapan dan Ph tanah. Soil tester memiliki kelebihan yaitu
mudah digunakan yaitu dengan menancapkan alat pada tanah,
bentuknya yang kecil sehingga mempermudah penggunaannya
dan dapat dimasukan ke dalam saku atau ruang penyimpanan yang
kecil. Kekurangan dari alat ini adalah jika digunakan terlalu lama
maka hasil tidak terlalu akurat sehingga harus di kalibrasi terlebih
dahulu sebelum alat ini digunakan. Prinsip kerja soil tester yaitu
dengan cara menancapkan mata alat ke dalam tanah yang sudah
dibersihkan dari vegetasi atau material pengganggu lainnya.
9) Pnetrometer
Pnetrometer adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
mengukur daya dukung tanah. Pnetrometer memiliki kelebihan
yaitu mudah digunakan, hanya dengan menekan alat ke dalam
tanah. Kekurangan alat ini adalah bentuknya yang besar dan juga
bobotnya yang berat sehingga tidak efisien untuk dibawa kemana-
mana. Alat ini juga memberikan hasil yang tidak tentu tergantung
tekanan yang diberikan oleh orang yang menekan, alat ini juga
mudah berkarat dikerenakan alat ini berbahan dasar besi. Prinsip
kerja pnetrometer adalah dengan cara menancapkan alat kedalam
tanah tanpa ditekan.
10) Termometer Tanah
Termometer tanah merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur temperatur tanah. Termometer tanah memiliki
kelebihan yaitu alatnya yang mudah digunakan dan mudah dibaca
hasil pengukurannya. Kelemahan dari alat ini yaitu bentuknya
yang besar dan juga bobotnya yang bisa dibilang berat
mengakibatkan alat ini sulit dibawa dan memakan banyak ruang
penyimpanan. Prinsip kerja termometer tanah adalah dengan cara
menancapkan mata alat ke dalam tanah.

b. Alat Laboratorium
1) Cawan Porselen
Cawan porselen merupakan alat untuk menumbuk bongkahan
tanah menjadi halus atau berukuran lebih kecil. Cawan porselen dan
penumbuk memiliki kelebihan yaitu mudah digunakan dengan cara
memasukan sampel tanah ke dalam cawan dan kemudian tumbuk
sampel secara perlahan menggunakan penumbuk, hasil yang mudah
didapatkan karena dalam alat ini, tanah yang ditumbuk
menggunakan penumbuk dapat langsung dioperasikan oleh tangan
langsung. alat ini memiliki kekurangan yaitu bahan dasarnya yang
terbuat dari keramik sehingga mudah pecah apabila jatuh atau tidak
hati-hati dalam penggunaan maupun penyimpanannya, dalam hal
penggunaannya juga tidak boleh terlalu keras dalam menumbuk
dikarenakan dapat membuat alat pecah. Prinsip kerja cawan porselin
dan penumbuk yaitu dengan cara menumbuk tanah yang sudah di
letakan di cawan porselin dengan penumbuk.
2) Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat untuk mengukur volume cairan,
sampel tanah. Gelas ukur sendiri memiliki kelebihan yaitu dalam
penggunaannya, gelas ukur sangat mudah digunakan karena hanya
dengan cara menuangkan cairan yang dibutuhkan sampai batas yang
diinginkan, alat ini juga memiliki berat yang ringan karena alat ini
terbuat dari plastik sehingga mudah dibawa kemana-mana. Alat ini
memiliki kekurangan seperti jika alat ini sudah sering digunakan,
skala pada alat akan pudar dan hilang dan alat ini tidak bisa dibaca
hasil pengukuran cairan yang memiliki suhu tinggi dikarenakan
dapat meleleh. Prinsip kerja gelas ukur ini dengan memasukkan
sampel kemudian melihat skala pada gelas ukur.
3) Corong Kaca
Corong kaca merupakan alat untuk membantu memasukkan tanah
atau air ke tempat tertentu. Corong kaca memiliki kelebihan yaitu
mudah digunakan dikarenakan hanya dengan memasukan tanah atau
cairan ke dalam corong kaca, dapat mempermudah menuangkan cairan
atau sampel tanah ke wadah yang kecil serta bentuknya yang kecil
sehingga mudah dibawa kemana saja, cairan atau tanah yang ada di
dalam corong kaca mudah diamati dikarenakan wadah yang terbuat
dari kaca dan memiliki warna transparan atau bening. Alat ini
memiliki kekurangan seperti terbuat dari kaca sehingga mudah pecah
dan mata alatnya yang kecil sehingga sulit untuk memasukan sampel
atau memasukan cairan apabila tidak menggunakan alat bantu dan
tanah yang besar harus dihaluskan terlebih dahulu sebelum
dimasukkan. Prinsip kerja corong kaca yaitu dengan cara memasukkan
sampel ke dalam wadah melalui mulut corong.
4) Picknometer
Picknometer merupakan alat praktikum yang digunakan untuk
menyimpan alat atau meletakkan sampel tanah yang sudah cair untuk
digunakan dalam praktikum. Kelebihan dari Picknometer ini yaitu
mudah digunakan karena hanya penggunaanya hanya dengan
meletakkan sampel tanah yang sudah cair ke dalam alat picknometer,
bentuknya yang kecil sehingga mudah dibawa dan efisien, hasil yang
ada di dalam alat ini mudah diamati dan dilihat karena berbahan dasar
kaca dan transparan, alat ini dalam pengambilan sampel tanah cair juga
mudah dilakukan karena alat ini dilengkapi dengan alat bantu berupa
pipet. Alat ini memiliki kekurangan yaitu mudah rusak atau pecah
karena bahan dari alat ini berupa kaca apabila jatuh begitu pula dengan
masalah penyimpananya harus hati-hati agar tidak pecah. Prinsip kerja
picknometer yaitu dengan mengocok alat picknometer hingga tanah
dan air tercampur menjadi satu dalam picknometer.
5) Termometer Batang
Thermometer batang adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui
temperatur sautu larutan. Thermometer batang memiliki kelebihan
yaitu mudah digunakan dan ukuranya yang kecil sehingga mudah
dibawa dan efisien. Kelemahan dari alat ini yaitu alat ini menggunakan
air raksa sehingga berbahaya apabila pecah dan mengenai kulit bisa
terjadi hal yang tidak diinginkan. Prinsip kerja termometer batang
yaitu dengan memasukan thermometer batang ke dalam larutan dan
membaca hasil pengukuran melalui skalanya.
6) Erlenmeyer, Pemanas Lampu Spiritus, Kasa Kawat, Tripot dan
Tabung Spirtus
Tabung erlenmayer adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
meletakkan sampel tanah dan memanaskanya dengan air.
Erlenmeyer, Pemanas Lampu Spiritus, Kasa Kawat, Tripot dan
Tabung Spirtus yang merupakan satu paket alat praktikum memiliki
kelebihan yaitu dapat mengetahui hasil uji secara langsung, cara
penggunaanya juga mudah dan mendapatkan hasil secara langsung
dengan akurat dan valid. Alat ini memiliki kekurangan dalam
penggunaanya karena alai tini menggunakan bahan yang mudah
terbakar berupa spirtus yang sangat mudah terbakar dan dapat
beresiko menimbulkan kebakaran sehingga harus hati-hati saat
menggunakan, pada saat memakai alat ini terdapat campuran bahan
kimia sehingga harus hati-hati dalam penggunaan alat ini. Prinsip
kerja Erlenmeyer, Pemanas Lampu Spiritus, Kasa Kawat, Tripot dan
Tabung Spirtus yaitu dengan memanaskan sampel tanah di dalam
erlenmayer dengan melepaskanya di atas pemanas spirtus.
7) Timbangan Analisis Digital
Timbangan analisis digital adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk mengukur massa sampel tanah secara digital. Timbangan
analisis digital memiliki kelebihan yaitu hasil perhitungan dari
timbangan ini mudah didapat karena berbentuk digital, dan cara
penggunaanya cukup mudah dikarenakan hanya dengan meletakkan
objek ke atas timbangan dan tunggu hasilnya keluar. Selain kelebihan
alat ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari alat ini yaitu
terdapat pada ukurannya yang besar sehingga sulit dibawa, alat ini
juga terbuat dari bahan kaca sehingga berpotensi pecah apabila jatuh
dan asal-asalan dalam penyimpanannya, hasil yang dihasilkan tidak
terlalu akurat karena alat ini juga bisa menghitung massa udara yang
tergabung di dalam objek atau udara yang masuk saat objek
dimasukkan dalam timbangan, timbangan analisis digital juga
menggunakan energi listrik, sehingga saat listrik padam alat ini tidak
bisa digunakan karena tidak ada sumber energi yang menghidupkan
alat. Prinsip kerja dari timbangan analisis digital yaitu dengan
memasukan tanah ke dalam alat dan memastikan alat sudah tercolok
ke stopkontak.
8) Oven Tanah
Oven tanah adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memanaskan
dan menguapkan sampel tanah. Oven tanah memiliki kelebihan yaitu
dapat mengeringkan tanah secara cepat dan maksimal, penggunaan
oven tanah sangat mudah yaitu hanya dengan meletakkan sampel
tanah ke dalam alat dan tunggu hingga waktu yang ditentukan. Alat
ini memiliki kekurangan yaitu ukurannya yang besar sehingga sulit
dipindahkan dan dibawa, alat ini juga memakan banyak ruang dalam
masalah penyimpananya, dalam mengambil sampel tanah dalam oven
tanah harus menggunakan alat bantu supaya tidak merasakan
panasnya oven tanah. Prinsip kerja oven tanah yaitu dengan mengatur
tingkat suhu dan lama waktu untuk mengeringkan tanah.
9) Cassagrande
Cassagrande adalah alat yang berfungsi untuk mengukur batas
cair tanah. Cassagrande memiliki kelebihan yaitu dalam
pengoperasian atau pengunaannya tidak membutuhkan tenaga listrik
sehingga dapat digunakan kapan saja tanpa harus mencari sumber
listrik terlebih dahulu. Cara penggunaan alat ini hanya dengan
meletakkan sampel tanah kemudian putar tuas penggerak.
Kekurangan dari alat ini yaitu sulit untuk dibawa karena ukurannya
yang cukup besar dan berat, alat ini juga mudah rusak apabila
digunakan secara tidak benar. Prinsip kerja dari Cassagrande yaitu
dengan memutar tuas penggerak hingga pasta tanah menyatu.
10) Ayakan dan kuas
Ayakan dan Kuas adalah alat yang berfungsi untuk mengeringkan
atau mengayak tanah yang sudah ditumbuk atau dihapuskan. Ayakan
dan kuas memiliki kelebihan yaitu mudah digunakan dikarenakan
hanya dengan meletakan sampel tanah pada ayakan dan saring
menggunakan alat bantu kuas, alat ini juga memiliki bobot yang
ringan sehingga mudah dibawa, efisien, dan tidak memakan ruang
yang banyak saat penyimpanan. Alat ini memiliki kekurangan seperti
mudah rusak di bagian saringan jika penggunaannya terlalu kasar
atau sudah lama digunakan, bulu kuasnya yang mudah rontok dan
mudah tercampur ke sampel tanah, dan alat ini hanya bisa menyaring
tanah dengan tingkat kehalusan tertentu. Prinsip kerja alat ini yaitu
dengan meletakan tanah ke ayakan lalu disaring dengan bantuan kuas.
11) Eksikator
Eksikator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mendinginkan
sampel tanah yang sudah di oven. Eksikator memiliki kelebihan yaitu
mudah digunakan dikarenakan hanya meletakkan sampel tanah ke
dalam wadah eksikator, dan sampel yang diletakan dalam eksikator
mudah diamati dikarenakan eksikator berbahan kaca dan berwarna
transparan. Alat ini memiliki kekurangan seperti mudah pecah
apabila jatuh dikarenakan eksikator terbuat dari material berbahan
dasar kaca, dalam hal menyimpan alat ini harus lebih hati hati dan
jangan sembarangan untuk menyimpannya karena takut tertumbuk
dengan barang lain sehingga pecah. Prinsip kerja eksikator yaitu
dengan memasukan sampel tanah yang telah di oven ke dalam
eksikator.
12) Seperangkat Alat Permeabilitas
Alat permeabilitas sangat dibutuhkan dalam menganalisi tanah,
hal ini dikarenakan alat tersebut memiliki fungsi untuk mengukur
kecepatan permeabilitas tanah secara horizontal maupun vertikal.
Seperangkat alat permeabilitas memiliki kelebihan yaitu dapat
digunakan untuk mengukur permeabilitas tanah secara kuantitatif dan
hasilnya yang akurat dan bisa dikatakan sempurna, dan alat ini mudah
dalam penggunaanya. Alat ini memiliki kekurangan yaitu sulit untuk
dibawa karena alat ini terdiri dari beberapa alat yang memiliki ukuran
cukup besar dan juga jumlahnya yang tidak sedikit, dalam hal
perakitan alat ini juga bisa dikatakan cukup membutuhkan banyak
membuang waktu dikarenakan komponen dalam alat ini terlalu
banyak. Prinsip kerja seperangkat alat permeabilitas yaitu
mengalirkan air dengan debit yang kecil.
13) Tabung Ukur
Tabung ukur adalah suatu alat yang biasanya terdapat di
laboratorium, tabung ukur ini memiliki fungsi yaitu untuk mengukur
suatu volume sampel tanah. Tabung Ukur memiliki kelebihan yaitu
mudah digunakan karena alat ini dapat digunakan hanya dengan
memasukan cairan atau tanah ke dalam tabung lalu hasil bisa
langsung diketahui. Alat ini memiliki kekurangan seperti bahan alat
ini berupa kaca sehingga rentan pecah dan bila sudah lama digunakan
tulisan skala di tabung dapat menghilang seiring lamanya
penggunaan. Prinsip kerja tabung ukur yaitu dengan memasukan
sampel ke dalam tabung ukur kemudian melihat skala.
14) Tabung Sedimentasi
Tabung sedimentasi adalah alat yang berfungsi untuk mengukur
kadar sedimentasi larutan. Tabung Sedimentasi memiliki kelebihan
yaitu mudah digunakan, efisien, dan praktis. Alat ini memiliki
kekurangan seperti pada penggunaanya harus menunggu selama
beberapa saat sampai sedimentasi dari sampel benar-benar
mengendap. Prinsip kerja tabung sedimentasi yaitu dengan cara
memasukan sampel tanah ke dalam tabung lalu menambahkan
cairan H2SO4.
15) Peptisator
Peptisator yaitu alat yang berfungsi untuk memisahkan fraksi-
fraksi tanah. Peptisator miliki kelebihan yaitu mudah dibawa karena
ukuranya yang kecil dan dalam penyimpananya alat ini tidak
memerlukan ruang yang banyak. Kekurangan dari alat ini adalah
diperlukan ketelitian dalam hal takaran karena alat ini harus
digunakan sesuai takaran yang ada penggunaan alat ini juga harus
berhati hati, dan cara penggunaanya cukup rumit karena harus
menuangkan dan mencampur cairan dengan takaran yang pas.
Prinsip kerja peptisator yaitu dengan menggojok tabung sedimentasi
yang berisi larutan tanah 3-4 kali ojokan
16) Munssel Soil Color Chart
Munsoll Colour Chart adalah alat yang berfungsi untuk
mengetahui dan mengidentifikasi warna tanah. Munsell Soil Colour
Chart Book memiliki kelebihan yaitu mudah dibawa kemana-mana
dikarenakan ukurannya yang tidak terlalu besar, dalam hal
penggunaannya juga cukup mudah dikarenakan sampel tanah hanya
di letakkan pada bulatan yang sesuai dengan warna tanah. Kelemahan
alat ini yaitu mudah rusak apabila dalam penggunaanya tidak berhati
hati karena alat ini berbahan kertas (mudah sobek), dan alat ini juga
tidak tahan terhadap air. Prinsip kerja dari Munsell Soil Colour Chart
Book yaitu dengan cara mencocokan warna sampel tanah dengan
warna yang ada di buku kemudian melihat klasifikasi dari tanah yang
diteliti.
17) Cawan Sampel
Cawan sampel adalah alat yang berfungsi untuk meletakkan
sampel tanah. Cawan sampel memiliki kelebihan yaitu sangat mudah
digunakan yaitu tinggal menaruh sampel pada cawan. Alat ini
memiliki kekurangan pada bagian bahan dasar yang terbuat dari
bahan keramik sehingga bisa dikatakan gampang pecah. Prinsip kerja
cawan sampel yaitu dengan cara meletakan sampel tanah kedalam
cawan sampel.
18) Pipetisasi
Alat ini digunakan untuk mengambil larutan. Pipetisasi memiliki
kelebihan yaitu mudah dalam hal penggunaan, dikarenakan cara kerja
pipet ini hanya mengambil cairan kemudian meneteskannya kembali,
bentuknya yang kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana dan
tidak memakan ruang yang banyak saat menyimpannya. Kekurangan
dan kelemahan dari alat ini yaitu alat ini sebagian besar terbuat dari
kaca sehingga rentan pecah apabila jatuh atau tertekan, alat ini juga
mudah untuk hilang karena memang ukurannya yang kecil. Prinsip
kerja pipetisasi yaitu dengan cara menekan bagian bola penghisap
untuk mengambil atau menaruh cairan.
G. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum “PENGENALAN
ALAT-ALAT PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH” adalah sebagai berikut :
1. Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) padat
yang tersemenyasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan organik
yang telah melapuk (yang berpartikel padat)disertai dengan zat cair dan gas
yang mengisi ruang ruang kosong diantara partikel partikel padat tersebut.
2. Dalam tanah terdapat 4 komposisi penyusun antara lain Bahan mineral 45% ,
Bahan organik 5% namun, Air 25% dan udara 25%. Dalam proses
pembentukan tanah terdapat beberapa tahapan seperti tahap Pelapukan,
Pencucian, Podsolisasi dan Translokasi
3. Tanah juga mempunyai berbagai ukuran, hal ini bisa dilihat dalam tabel
Pembagian Ukuran Fraksi-Fraksi Tanah ( Tekstur) Menurut Sistem
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) Tahun 1938. Dalam
praktikum pengenalan alat geografi tanah ini terdapat 28 alat yang dibagi
kedalam 2 jenis yaitu alat survai lapangan dan juga alat laboratorium.
4. Untuk alat survai lapangan sendiri terdiri dari beberapa alat seperti Soil
teskid, Soil taster, Bor tanah, Bor permeabilitas, Roll meter, Skop, Ring
sampel. Ph meter, Pnemometer dan Termometer tanah. Alat laboratorium
seperti Munsell soil color chart book, Timbangan analisis digital, Alat
permeabilitas, Cassagrade, Eksikator, Oven, Peptisator, Gelas ukur, Corong
kaca, Cawan sampel, Ayakan, Tabung ukur, Cawan porselen dan penumbuk,
Picknometer, Cawan sampel, Termometer batang, Ayakan dan kuas, Tabung
ukur, Tabung sedimentasi, Tabung Erlenmayer, pemanas lampu spirtus, kasa
kawat, tripot dan tabung spirtus.
5. Alat-alat tersebut pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
yang dimiliki rata-rata yaitu mudah digunakan, simpel, ukuran alat yang
kecil seperti corong kaca, ring sampel, picknometer, dan lain-lain, hasilnya
yang akurat seperti soil taster, gelas ukur, ph meter.
6. Kekurangan yang diiliki alat-alt seperti ukuranya yang besar sehingga tidak
efektif untuk dibawa kemana-mana seperti oven, bor tanah, skop, bor
permeabilitas, termometer tanah, cassagrade, timbangan analisis digital dan
alat lain yang berukuran besar. Selain itu terdapat beberapa alat yang harus
digunakan dengan hati-hati karena mengandung unsur kimia dan mudah
terbakar yang membahayakan seperti soil teskid, tabung spirtus.
7. Ada juga beberapa alat yang terbuat dari kaca sehingga mudah pecah seperti
corong kaca, cawan porselen, cawan sampel, tabung erlymayer. Alat
laboratorium digunakan didalam ruangan laboratorium, sedangkan alat
survei dapat digunakan diluar ruangan seperti mengambil sampel tanah
dilapangan dan meneliti suatu tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Alex. (2021). Pengertian Tanah. https://pengajar.co.id/pengertian-tanah/.

(Diakses Pada 3 Oktober 2021)

Azqiara. (2020). 13+ Pengertian Tanah Menurut Para Ahli Terlengkap.

https://www.idpengertian.net/pengertian-tanah/. (Diakses pada 3

Oktober 2021).

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.

Jakarta.

Kumalasari, S. W., Syamsiyah, J., & Sumarno, S. (2013). Studi Beberapa Sifat

Fisika dan Kimia Tanah pada Berbagai Komposisi Tegakan


Tanaman di Sub DAS Solo Hulu. Sains Tanah-Journal of Soil
Science and Agroclimatology, 8(2), 119-124.

Setyowati, D. L. (2007). Sifat fisik tanah dan kemampuan tanah meresapkan air

pada lahan hutan, sawah, dan permukiman. Jurnal Geografi: Media


Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 4(2).

Tjahjono, heri. 2007. Dasar-dasar Geogarfi tanah. Semarang : UNNES

Anda mungkin juga menyukai