Disusun oleh:
Muhamad Vito Ananta
235001516001
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mempelajari pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap sifat-sifat lapisanlapisan tanah
dalam profil.
2. Menentukan lokasi/lapisan tanah yang akan diambil untuk pengukuran/analisa sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
3. Pengabilan contoh tanah.
4. Mampu mengenali klasifikasi tanah-tanah di Indonesia serta karakteristiknya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Justus von Liebig (1840) seorang pakar kimia Jerman dianggap sebagai pelopor dan
melandasi konsep ilmu tanah. Teori yang dikembangkan mengenai keseimbangan menyatakan
bahwa tanah merupakan tempat cadangan hara yang setiap saat dapat diserap tanaman, yang
harus selalu digantikan dengan menggunakan pupuk kandang, kapur, dan pupuk kimia. Teori ini
dikenal sebagai hukum minimum Liebig. Implikasi dari teori tersebut adalah bahwa unsur hara
yang paling sedikit jumlahnya akan menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan hasil panen yang
akan diperoleh.
Ramman (1917) mendefinisikan tanah sebagai batuan yang sudah dirombak menjadi
partikel kecil yang sudah diubah secara kimiawi bersama sisa tumbuhan dan binatang yang hidup
di dalam dan di atasnya. Joffee (1917) memberikan batasan tentang tanah, yaitu merupakan
kombinasi sifat fisik, kimia, dan biologi. Tanah merupakan bangunan alam yang tersusun atas
horison yang terdiri dari bahan mineral dan organik, tidak padu, dan mempunyai ketebalan yang
beragam. Tanah memiliki perbedaan sama sekali dengan bahan induk di bawahnya yang meliputi
beda morfologi, sifat, susunan fisik, bahan kimiawi, dan komponen biologinya.
Pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat fisik tanah dapat dilakukan
dengan beberapa metode tergantung tujuannya. Menurut Kurnia et.al. (2006) ada
beberapa* jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh (undisturbed soil
sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh
(disturbed soil sample).
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir
menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan
angka berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami
yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini digunakan untuk analisis
indeks kestabilitas agregat (IKA).
Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat- sifat
-kimia tanah., Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di
lapangan, karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Sampel tanah
diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman
tertentu. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan
air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.
BAB III
BAHAN DAN METODE
4.1 Hasil
Tabel data praktikum yang di dapat
No Keterangan Hasil
1. Diameter luar 8,7 cm
2. Diameter dalam 8,4 cm
3. Tinggi ring 4,8 cm
4. Berat ring kosong 135,05 gram
5. Berat ring dan tanah 739,76 gram
6. Jenis zarah 2,65
7. Kadar air 20%
Perhitungan
1. Nisbah Luas :
2 2
D l−D d
NL = 2
D l
2 2
8 ,7 −8 , 4 75 ,69−70 , 56 5 ,13
NL = 2 = 70 , 56
= 70 ,56
= 0,072
8,4
3. Kerapatan Limbak
Bobot keringtanah
Kerapatan Limbak =
isi tanah
22 2
Isi tanah = ×r ×t
7
22 2 22
Isi tanah = ×8 , 4 ×4 , 8 = ×70 , 56 × 4 , 8
7 7
22
×338,688=1.064,448
7
503,925
Kerapatan Limbak = =2,112
1064,448
80
70
60
ruang pori
50
40
30
20
10
0
1,64g/cm2 1,470g/cm2 0,051g/cm2 1,26g/cm3 1,046g/cm3
kerapatan limbak
4.2 Pembahasan
Kumpulan dari partikel-partikel atau butiran-butiran yang tidak terikat satu dengan yang
lain, sebagai hasil pelapukan batuan secara kimia atau fisika dan terdapat rongga-rongga di
antara bagian tersebut yang berisi air dan atau udara, baik pada tempat aslinya maupun yang
telah terangkut.
tanah bawaan (transportation soil). Media pengangkut tanah berupa gravitasi, angin, air,
dan gletsyer. Pada saat akan berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel dapat berubah dan
terbagi dalam beberapa rentang ukuran. Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari
batuan terjadi secara fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin,
pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan es dalam
batuan, sedangkan proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan mineral batuan asal.
Salah satu penyebab adalah air yang mengandung asam alkali, oksigen dan karbondioksida
(Wesley, 1977).
Sampel tanah standar (reference soil samples) merupakan sampel tanah yang digunakan
sebagai acuan untuk mengevaluasi reliabilitas (reliability) hasil analisis (kimia) suatu seri sampel
tanah yang dilakukan oleh suatu laboratorium analisis tanah.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Tujuan dilakukannya sebuah uji lab atau praktikum ini ialah untuk mengambil
sampel tanah berupa tanah biasa dan tanah agregat yang ditujukan untuk menghitung dan
menentukan diameter dalam, diameter luar, tinggi ring, Berat ring kosong, Berat ring dan tanah,
Jenis Zarah dan Kadar air.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat saya sampaikan dalam praktikkum ini yaitu agar didalam
melakukan suatu praktikum, praktikan harus kompak dalam setiap kelompok agar hasil
praktikum berjalan sesuai apa yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Joffe. (1949). The ABC of Soils.
Kurnia. (2006). Sifat Fisika Tanah dan Metode Analisisnya.
Ramman. (1917). Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelola.
Von, J. L. (1840). Die Organische Chemie In Hirer Anwedung auf Agricultur und Phsysiologie.
Wesley. (1840). Mekanika Tanah.
LAMPIRAN
Gambar Keterangan
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Meletakan ring pertama diatas tanah dan
3
ditekan hingga dengan bantuan cangkul.
4
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.6