Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

“PENGAMBILAN CONTOH TANAH UTUH UNTUK ANALISIS FISIK,


BERAT JENIS TANAH, DAN RUANG PORI TANAH”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang diampu
oleh: ir Inkorena G. S. Sukartono, M.Agr.

Disusun oleh:
Muhamad Vito Ananta
235001516001
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Salah satu faktor penunjang tumbuhnya tanaman adalah tanah. Tidak semua tanah sesuai
untuk ditanamai semua jenis tanaman. Ada tanaman tertentu yang hanya bisa tumbuh jika
ditanaman pada tanah yang memiliki jenis dan kandungan mineral tertentu. Tanah merupakan
suatu tubuh alam yang memiliki morfologi sebagai hasil dari iklim, organisme hidup, bahan
induk, rlief dan waktu.
Setiap tanah yang ada di Indonesia pasti memiliki karakteristik dan klasifikasi yang
berbeda-beda. Dalam mengenali menentukan klasifikasi dan karakteristik suatu tanah kita harus
paham mengenai morfologi tanah itu sendiri. Morfologi dari setiap tanah itu sendiri bisa dikenali
dari irisan vertikal tanah tersebut. Dengan mengiris tanah secara vertikal akan nampak lapisa-
lapisan tanah yang biasa disebut dengan horison.
tanah merupakan suatu media yang digunakan untuk menanam tumbuhan dan juga
tempat hidupnya jasad hidup yang ada di dalam tanah seperti makroorganisme dan
mikroorganisme. Ketersediaan tanah saat ini mulai berkurang, hal ini disebabkan oleh banyaknya
gedung-gedung yang dibangun dan mengakibatkan unsur-unsur yang terdapat dalam tanah tidak
lagi asli atau merupakan tanah campuran. Jenis tanah dibagi menjadi 3 yaitu jenis tanah basah,
tanah lembab, dan tanah kering, ketiga jenis tanah tersebut memiliki sifat atau karakteristik
masing-masing.
Terbentuknya suatu tanah untuk mengembangkan lapisan-lapisan didasari oleh 4 faktor
yaitu iklim, bahan induk, organisme, dan relief. Tanah memiliki susunan horison yang berbeda-
beda setiap jenisnya sehingga hal tersebut dapat mengindentifikasikan tanah berdasarkan sifat
biologi, fisika dan kimianya dengan cara mengambil beberapa sampel tanah. Secara morfologi,
tanah dapat dibedakan berdasarkan tekstur, warna, dan kepadatan tanah.
Horison memiliki kecenderungan untuk berkembang pesat saat berada di dalam kondisi
panas, lembab, dan di kondisi hutan yang menyediakan cukup air untuk memindahkan koloid
dan menyebab bahan-bahan organik mudah dirombak. Pengambilan sampel tanah perlu
dilakukan untuk mengetahui jenis tanah apa yang ada pada suatu daerah dan mengetahui susunan
horison yang terdapat pada daerah tersebut. Berdasarkan analisis pengambilan tanah terdapat
beberapa contoh tanah yang diambil seperti contoh tanah utuh, contoh tanah biasa, dan contoh
tanah agregat utuh.
Profil tanah merupakan suatu penampang yang melintang vertikal dari suatu tanah.
Faktor yang dapat menghambat perkembangan profil tanah antara lain curah hujan rendah,
memiliki kandungan kapur yang tinggi, meiliki kemiringan lereng yng curam, temperatur yang
rendah, dan juga memiliki kelembapan yang relatif rendah. Setiap daerah me iliki tipe tanah yang
berbedabeda, perbedaan tersebut didapatkan dari proses alami.

1.2 Tujuan
1. Mempelajari pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap sifat-sifat lapisanlapisan tanah
dalam profil.
2. Menentukan lokasi/lapisan tanah yang akan diambil untuk pengukuran/analisa sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
3. Pengabilan contoh tanah.
4. Mampu mengenali klasifikasi tanah-tanah di Indonesia serta karakteristiknya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Justus von Liebig (1840) seorang pakar kimia Jerman dianggap sebagai pelopor dan
melandasi konsep ilmu tanah. Teori yang dikembangkan mengenai keseimbangan menyatakan
bahwa tanah merupakan tempat cadangan hara yang setiap saat dapat diserap tanaman, yang
harus selalu digantikan dengan menggunakan pupuk kandang, kapur, dan pupuk kimia. Teori ini
dikenal sebagai hukum minimum Liebig. Implikasi dari teori tersebut adalah bahwa unsur hara
yang paling sedikit jumlahnya akan menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan hasil panen yang
akan diperoleh.
Ramman (1917) mendefinisikan tanah sebagai batuan yang sudah dirombak menjadi
partikel kecil yang sudah diubah secara kimiawi bersama sisa tumbuhan dan binatang yang hidup
di dalam dan di atasnya. Joffee (1917) memberikan batasan tentang tanah, yaitu merupakan
kombinasi sifat fisik, kimia, dan biologi. Tanah merupakan bangunan alam yang tersusun atas
horison yang terdiri dari bahan mineral dan organik, tidak padu, dan mempunyai ketebalan yang
beragam. Tanah memiliki perbedaan sama sekali dengan bahan induk di bawahnya yang meliputi
beda morfologi, sifat, susunan fisik, bahan kimiawi, dan komponen biologinya.
Pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat fisik tanah dapat dilakukan
dengan beberapa metode tergantung tujuannya. Menurut Kurnia et.al. (2006) ada
beberapa* jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh (undisturbed soil
sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh
(disturbed soil sample).
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir
menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan
angka berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami
yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini digunakan untuk analisis
indeks kestabilitas agregat (IKA).

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat- sifat
-kimia tanah., Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di
lapangan, karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Sampel tanah
diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman
tertentu. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan
air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan


1. Dua ring sample, untuk pengambilan contoh tanah utuh
2. Jangka sorong, untuk mengukur diameter ring dan tinggi ring
3. Timbangan gram, untuk mmengukur berat ring sampel
4. Cangkul atau sekop, untuk mencangkul tanah
5. Pisau, untuk memisahkan atau memotong kedua ring sampel
6. Air, untuk melunakkan tanah
7. Label, untuk memberi keterangan

3.2 Cara Kerja


1. Pertama ukur diameter ring sampel, tinggi ring sampel, dan berat ring sampel sebelum
terisi tanah.
2. Setelah mendapatkan hasil, lalu hitung Nisbah Luasnya dengan rumus
2 2
D l−D d
NL = 2
D l
3. Tentukan lokasi pengambilan contoh tanah
4. Ratakan dan bersihkan lapisan atas tanah yang akan diambil, kemudian letakkan tabung
tegak pada lapisan tanah tersebut.
5. Tekan atau injak ring sampel dengan alas cangkul, agar ring sampel terkubur ke dalam
tanah
6. Setelah terkubur sekitar ¾, lalu letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama,
kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari tabung kedua masuk ke dalam tanah kira
– kira 1 cm.
7. Tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop/cangku.
8. Pisahkan kedua tabung dengan hati – hati, kemudian potonglah tanah kelebihan yang ada
pada bagian atas dan bagian bawah tabung sampai rata.
9. Lalu timbang ring sempel pertama yang berisikan tanah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel data praktikum yang di dapat
No Keterangan Hasil
1. Diameter luar 8,7 cm
2. Diameter dalam 8,4 cm
3. Tinggi ring 4,8 cm
4. Berat ring kosong 135,05 gram
5. Berat ring dan tanah 739,76 gram
6. Jenis zarah 2,65
7. Kadar air 20%

Perhitungan
1. Nisbah Luas :
2 2
D l−D d
NL = 2
D l
2 2
8 ,7 −8 , 4 75 ,69−70 , 56 5 ,13
NL = 2 = 70 , 56
= 70 ,56
= 0,072
8,4

2. Bobot Kering Tanah


( A−Y ) ×100
Bobot kering tanah =
P+100
A : Ring dan tanah
Y : Ring kosong
P : kadar air
( 739 ,76−135 , 05 ) ×100 604 , 71× 100
Bobot kering tanag = = 120
= 503, 925
20+100

3. Kerapatan Limbak
Bobot keringtanah
Kerapatan Limbak =
isi tanah

22 2
 Isi tanah = ×r ×t
7
22 2 22
Isi tanah = ×8 , 4 ×4 , 8 = ×70 , 56 × 4 , 8
7 7
22
×338,688=1.064,448
7
503,925
 Kerapatan Limbak = =2,112
1064,448

4. Ruang Pori Total

Ruang Pori Total = [ 1−Kerapatan Limbak


Jenis Zarah ]
×100 %

Ruang Pori Total = [ 1−2,112


2 ,65 ]×100 %

Ruang Pori Total = [ 1−0 , 79 ] ×1 = 0,21

Data Grafik Kelas


90

80

70

60
ruang pori

50

40

30

20

10

0
1,64g/cm2 1,470g/cm2 0,051g/cm2 1,26g/cm3 1,046g/cm3
kerapatan limbak

kerapatan limbak Column2 Column1

4.2 Pembahasan
Kumpulan dari partikel-partikel atau butiran-butiran yang tidak terikat satu dengan yang
lain, sebagai hasil pelapukan batuan secara kimia atau fisika dan terdapat rongga-rongga di
antara bagian tersebut yang berisi air dan atau udara, baik pada tempat aslinya maupun yang
telah terangkut.
tanah bawaan (transportation soil). Media pengangkut tanah berupa gravitasi, angin, air,
dan gletsyer. Pada saat akan berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel dapat berubah dan
terbagi dalam beberapa rentang ukuran. Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari
batuan terjadi secara fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin,
pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan es dalam
batuan, sedangkan proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan mineral batuan asal.
Salah satu penyebab adalah air yang mengandung asam alkali, oksigen dan karbondioksida
(Wesley, 1977).
Sampel tanah standar (reference soil samples) merupakan sampel tanah yang digunakan
sebagai acuan untuk mengevaluasi reliabilitas (reliability) hasil analisis (kimia) suatu seri sampel
tanah yang dilakukan oleh suatu laboratorium analisis tanah.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Tujuan dilakukannya sebuah uji lab atau praktikum ini ialah untuk mengambil
sampel tanah berupa tanah biasa dan tanah agregat yang ditujukan untuk menghitung dan
menentukan diameter dalam, diameter luar, tinggi ring, Berat ring kosong, Berat ring dan tanah,
Jenis Zarah dan Kadar air.

5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat saya sampaikan dalam praktikkum ini yaitu agar didalam
melakukan suatu praktikum, praktikan harus kompak dalam setiap kelompok agar hasil
praktikum berjalan sesuai apa yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Joffe. (1949). The ABC of Soils.
Kurnia. (2006). Sifat Fisika Tanah dan Metode Analisisnya.
Ramman. (1917). Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelola.
Von, J. L. (1840). Die Organische Chemie In Hirer Anwedung auf Agricultur und Phsysiologie.
Wesley. (1840). Mekanika Tanah.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan

Pengukuran diameter dalam, luar dan tinggi


ring menggunakan jangka sorong.

Gambar 1.1

Menimbang berat ring kosong.

Gambar 1.2
Meletakan ring pertama diatas tanah dan
3
ditekan hingga dengan bantuan cangkul.
4

Gambar 1.3

Meletakkan ring kedua dan dicangkul di


sekitarnya.

Gambar 1.4

Hasil tanah pada ring.


Gambar 1.5

Gambar 1.6

Menimbang tanah + ringnya / berat akhir


menggunakan timbangan digital.

Anda mungkin juga menyukai